Penyebab dan Dampak Pencemaran Air Oleh

MANUSIA VS TANAMAN
Dimas Prastowo Fournanda Halim / 13225
Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Penyebab dan dampak pencemaran air oleh limbah rumah tangga sepertinya menjadi
salah satu sumber utama dan penyebab pencemaran air yang memberikan dampak paling
kentara terutama pada masyarakat perkotaan di Indonesia. Limbah rumah tangga yang menjadi
salah satu penyebab pencemaran air diakibatkan oleh aktivitas manusia itu sendiri. Dan pada
akhirnya pencemaran air ini juga memberikan dampak dan akibat merugikan bagi manusia itu
pula. pencemaran air merupakan suatu perubahan keadaan tempat penampungan air yang
mengakibatkan menurunnya kualitas air sehingga air tidak dapat dipergunakan lagi sesuai
peruntukannya. Perubahan ini diakibatkan oleh aktivitas manusia. Limbah rumah tangga. Salah
satu penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang kemudian menciptakan limbah
(sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga mengandung limbah
domestik berupa sampah organik dan sampah anorganik serta deterjen. Sampah organik
adalah sampah yang dapat diuraikan atau dibusukkan oleh bakteri seperti sisa sayuran, buahbuahan, dan daun-daunan. Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau
kaca, kain, kayu-kayuan, logam, karet, dan kulit sampah organik dan anorganik, deterjen
merupakan limbah pemukiman yang paling potensial mencemari air. Padahal saat ini hampir
setiap rumah tangga menggunakan deterjen. Dampak pencemaran air yang disebabkan oleh
limbah pemukiman mendatangkan akibat atau dampak diantaranya:



Berkurangnya jumlah oksigen terlarut di dalam air karena sebagian besar oksigen
digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pembusukan sampah.



Sampah anorganik ke sungai, dapat berakibat menghalangi cahaya matahari sehingga
menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang menghasilkan oksigen.



Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk jangka
waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai organisme air.



Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air
sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok
(Eichhornia crassipes).




Tumbuhan air (eceng gondok dan ganggang) yang mati membawa akibat proses
pembusukan tumbuhan ini akan menghabiskan persediaan oksigen.
Suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupuan manusia. Hal ini dikarenakan

dimana seseorang hidup maka akan tercipta suatu lingkungan yang berbeda dan sebaliknya.

Akhir-akhir ini sering kali ditemukannya suatu pengrusakan lingkungan oleh manusia dengan
alasan pemanfaatan untuk menghasilkan materi yang lebih, secara tidak langsung tindakan ini
akan mengakibatkan terkikisnya lingkungan dan mengancam pada kelangsungan hidup
manusia. Disamping itu keteloderan manusia dalam pendirian bangunan dengan tanpa
memperhatikan dampak dari usaha atau industri yang akan berlangsung dibangunan tersebut
juga akan merusak lingkungan fisik dan biologis secara perlahan dan tidak langsung. Oleh
sebab itu perlu dilakukan suatu usaha untuk melestarikan kualitas lingkungan yang dapat
dilakukan dengan berbagai cara, sejak mulai penyusunan rencana pembangunan daerah
sampai setelah proyek-proyek pembangunan dijalankan, misalnya penyusunan rencana
penggunaan tata ruang, rencana pembangunan ekonomi suatu daerah, penetapan proyekproyek yang akan dibangun, sampai pada waktu proyek-proyek telah berjalan. Dengan adanya
perencanaan hal-hal yang mungkin bisa mengantisipasi timbulnya dampak buruk pada
lingkungan sekitar maka kerusakan lingkungan akan dapat dikurangi atau bahkan dicegah

sama sekali. Dari alasan inilah maka perlu dibuat sebuah rencana pengelolaan lingkungan demi
terciptanya

keseimbangan

antara

kepentingan

manusia

dan

kelestarian

lingkungan

disekitarnya.
PETI (Pertambangan Emas Tanpa Ijin) di Jawa Timur terdapat di Desa Pesanggaran,
Kec. Genteng, Kabupaten Banyuwangi yang beroperasi secara illegal sejak tahun 2009. Tailing

adalah material sisa dari proses pengelolaan dan tailing mempunyai sifat yang kurang
menguntungkan serta akan menimbulkan dampak negatif karena mengandung logam berat
yang bersifat toksik dan sedikit unsur hara. Salah satu dampak negatif tersebut adalah
menyebabkan pencemaran terhadap tanah yang terjadi karena akumulasi logam berat. Teknik
untuk mengatasi pencemaran logam berat yaitu dikurangi dan dinetralisir dengan teknologi
alternatif pembersihan lahan yang dikenal dengan fitoremediasi. Fitoremediasi adalah teknologi
yang menggunakan Caladium bicolor, Paspalum conjugatum, dan Comelina nudiflora sebagai
fitoremediator tanah tercemar tailing. (Lia et al., 2014)
Limbah padat kelapa sawit (sludge) adalah benda padat yang mengendap di dasar bak
pengendapan dalam sarana pengolahan limbah dan harus dibuang atau dikelola untuk
mengurangi pencemaran lingkungan. Tetapi sludge yang dihasilkan dari Pengolahan Minyak
Sawit (PMS) mengandung unsur hara nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, dan kalsium yang
cukup tinggi sehingga dapat digunakan sebagai pupuk.5 Komponen utama limbah padat kelapa
sawit ialah selulosa dan lignin, sehingga limbah ini disebut sebagai limbah lignoselulosa.
(Darmawati et al., 2014)

DAFTAR PUSTAKA
Darmawati, J. S., dan R. S. Abdul. 2015. Pengaruh pemberian limbah padat (sludge) kelapa
sawit dan pupuk organic cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis ( Zea
mays saccharata). Jurnal Ilmu Pertanian 19:1.

Lia, N. T., H. Eko., dan S. R. Utami. 2014. Penggunaan caladium bicolor, paspalum conjugatum
dan comelina nudiflora untuk remediasu tanah tercemar merkuri (hg) limbah tailing tambang
emas serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays
L.). Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 1:72-82.