PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM INFORMASI, REGULASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP MANAJEMEN ASET (Studi Pada Satuan Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia)
PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM INFORMASI,
(Studi Pada Satuan Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia) Mita Arlini, Darwanis, Syukriy Abdullah
Universitas Syiah Kuala - Banda Aceh
Abstract: This study purpose is to examine the influence of human resources competence, information
systems, regulation, and compensations (either simultaneously or partially) on the asset management
of BKKBN in Indonesia. This is a hypothesis testing research which is based on the data that collected
by questionnaires and analyzed using multiple linear regressions. The population comprised a total of
41 BMN operators from all over the Satker. The data analysis is carried out using SPSS (Statistical
Package for Social Science) version 18.0. The results indicate that (1) Competence of human
resources, information systems, regulation, and compensation simultaneously affects the asset
management; (2) Competence of human resources affects the asset management; (3) Information
system affects the assets management; (4) regulatory affects the asset management; and (5)
compensation affects the asset management.
Keywords: Competence of Human Resources, Information Systems, Regulatory, Compensation, and
Asset Management.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi sumber daya manusia, sistem
informasi, regulasi, dan kompensasi (baik secara simultan maupun parsial) terhadap manajemen aset pada satuan kerja (satker) BKKBN di Indonesia. Penelitian ini merupakan hypothesis testing research dengan pengujian menggunakan regresi linier berganda dari dat a yang dikumpulkan melalui kuesioner. Populasi penelitian merupakan 41 operator BMN seluruh Satker BKKBN. Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 18.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Kompetensi SDM, Sistem informasi, regulasi, dan kompensasi secara simultan berpengaruh terhadap manajemen aset (2) kompetensi SDM berpengaruh terhadap manajemen aset (3) sistem informasi berpengaruh terhadap manajemen aset (4) regulasi berpengaruh terhadap manajemen aset (5) kompensasi berpengaruh terhadap manajemen aset.
Kata kunci: Kompetensi SDM, Sistem Informasi, Regulasi, Kompensasi, dan Manajemen Aset.
mengelola aset, sesuai dengan pasal 1 pada
I. PENDAHULUAN
Reformasi dalam bidang keuangan ditandai undang-undang tersebut dijelaskan bahwa dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 17 keuangan negara adalah semua hak dan Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, kewajiban negara yang dapat dinilai dengan dengan lahirnya undang-undang tersebut uang, serta segala sesuatu baik berupa uang tuntutan terhadap pengelolaan keuangan maupun berupa barang yang dapat dijadikan negara secara tertib, efesien, ekonomis, efektif, milik negara berhubung dengan pelaksanaan transparan, dan bertanggung jawab dengan hak dan kewajiban tersebut. Dari pemaparan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan tersebut jelas sudah bahwa aset sebagai barang dilaksanakan. Hal ini tidak terkecuali dalam yang merupakan milik negara merupakan
84.044.150,- dikarenakan SIMAK-BMN belum dapat menyajikan nilai wajar akumulasi penyusutan dan aset tetap yang digunakan/dikuasai oleh pihak lain. Terdapat berbagai variabel yang diduga berpengaruh terhadap manajemen aset, diantaranya: kompetensi sumber daya manusia, sistem informasi, regulasi dan kompensasi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kompetensi SDM, sistem Informasi, regulasi, dan kompensasi baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap manajemen aset pada Satker BKKBN di Indonesia.
II. KAJIAN KEPUSTAKAAN Manajemen Aset
Beberapa alasan utama mengapa pemerintahan wajib memperhatikan manajemen aset negaranya: pertama, karena aktiva tetap memiliki umur yang panjang. Kedua, aktiva tetap memiliki nilai yang material terhadap sumber daya pemerintahan. Ketiga, karena aset tetap bersifat noncurrent. Selain itu juga karena aset tetap rentan terhadap penyusutan yang cepat jika tidak terawat dengan baik selama siklus hidup mereka, dan operasional pemeliharaan aset tetap sepanjang siklus hidupnya menghabiskan sejumlah dana yang jauh lebih besar daripada pengeluaran awal untuk kepemilikan aset tetap tesebut (Lu, 2011). Manajemen aset terdiri atas 5 (lima) tahap kerja yang satu sama lainnya saling berhubungan dan terintegrasi, yang terdiri dari: inventarisasi, Manajemen aset membutuhkan kompetensi yang sesuai dengan tugas, termasuk pengetahuan yang sesuai, keterampilan, pengalaman, perilaku, sikap, dan sifat (Hastings, 2010:23). SDM dalam konteks pemerintahan biasanya disebut dengan aparatur negara. Terkait kompetensi aparatur negara pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara menyebutkan jenis-jenis kompetensi aparatur negara, yakni: (a) kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis; (b) kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan (c) kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan. Kementerian Keuangan dalam artikel yang ditulis oleh Kharismawan (2013) menyatakan bahwa pengurus aset pada tingkat Satker atau petugas operator SIMAK BMN sekarang bukanlah sekadar operator biasa, namun merupakan manajer aset. Operator harus dapat pengambilan kebijakan yang tepat. Operator, insinyur, dan manajer aset sebagai para pengambil keputusan dalam manajemen aset bertanggung jawab untuk memastikan bahwa aset bermanfaat secara maksimal dan pada saat yang sama dapat mempertahankan modal serta menurunkan biaya pemeliharaan (Ouertani, et al., 2008). Oleh karena itu, kompetensi SDM diduga berpengaruh terhadap manajemen aset.
Sistem Informasi Teknologi informasi digunakan dalam
Kompetensi SDM
manajemen aset untuk menghasilkan gambaran informasi siklus aset yang terintegrasi, tidak hanya menjadi pengawasan terhadap manajemen aset, tetapi juga memungkinkan untuk mendukung informasi dalam pengambilan keputusan (Haider, 2011). Komponen dari sistem informasi tidak hanya mencakup hal-hal yang bersifat fisik (hardware) seperti komputer atau laptop, tetapi juga mencakup hal yang tidak terlihat secara fisik seperti software, dan yang tidak kalah penting yaitu orang atau pengguna (brainware) sebagai komponen penentu keberhasilan sistem informasi, karena tanpa komponen ini hardware dan software menjadi tidak berguna sama sekali (Kadir, 2005:9). Sesuai dengan Amanah UU Nomor 1 Tahun 2004 pemerintah menyelenggarakan
- legal audit, penilaian, optimalisasi, pengawasan dan pengendalian (Siregar, 2004:518). pengetahuan terhadap tiga aspek penting, yaitu: aset apa saja yang tersedia, kondisi aset, dan beban keuangan untuk mempertahankan aset pada kondisi yang ditargetkan (Cagle, 2003).
Regulasi Kegiatan manajemen aset pada sektor
publik bergantung pada keberadaan serta kualitas kerangka pelaporan dan regulasi keuangan (Grubisic, et al., 2009). Mentalitas Indonesia dalam memelihara dan menjaga aset negara dapat terlihat dari masih kurangnya komitmen dalam menyusun peraturan dan pengelolaan aset. Sehingga hal ini berdampak terhadap rendahnya budaya “memelihara” aset, kurangnya pemahaman di bidang manajemen aset, kekurangan SDM dalam bidang manajemen aset, dan yang terpenting adalah kurang lengkapnya regulasi dan kebijakan manajemen aset negara. Oleh karena itu, dibutuhkannya reformasi besar-besaran dan menyeluruh dalam mengimplementasikan seperangkat kebijakan dan regulasi baru (Mardiasmo, et al., 2012).
Menurut Bastian (2010:33) regulasi publik merupakan ketentuan yang harus dijalankan dan publik, baik pada organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai politik, yayasan, LSM, organisasi keagamaan/tempat peribadatan, maupun organisai sosial masyarakat lainnya. Terdapat tiga hambatan utama dalam konseptualisasi dan implementasi kebijakan baru manajemen aset yang diidentifikasi oleh Wittwer, et al. (2002) dalam Mardiasmo, et al. (2011), yaitu: anggaran yang terbatas tetapi harus melakukan banyak hal, masalah akuntabilitas ketika terjadi ketidakjelasan penanggungjawab, dan teknologi yang membawa serta potensi besar dalam manajemen aset, tetapi juga mejadi beban jika pemahaman yang dimiliki terbatas.
Regulasi, kebijakan, dan prosedur sangatlah penting dalam pengelolaan BMN sebagai pedoman yang merupakan prinsip kerja dan petunjuk secara luas maupun spesifik tentang bagaimana aktiva tetap seharusnya dikelola (Lu, 2011:161). Oleh karena itu, regulasi diduga berpengaruh terhadap manajemen aset.
Kompensasi
Kompensasi merupakan perpaduan spesifik yang bersifat finansial dan nonfinansial yang diberikan pada para pegawai oleh pemberi kerja (Igalens dan Roussel, 1999 dalam Andersen, et al., 2010). Para pakar juga menggunakan istilah yang berbeda untuk merepresentasikan balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai insentif dilakukan dalam rangka mempertahankan prilaku, integritas, dan ketekunan SDM (Raveenthiran, 2011). Oleh sebab itu kompensasi juga diduga berpengaruh terhadap manajemen aset.
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis
(hypothesis testing) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Jenis investigasi yang dilakukan adalah kausalitas, dengan unit analisis organsiasi studi lapangan (field experiment) dan diharapkan dapat dilakukan dalam kurun waktu sampai dengan satu tahun, maka metode pengembangannya adalah dengan cara cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengurus/operator BMN pada satker BKKBN di seluruh indonesia yang berjumlah 41 Satker yang terdiri atas 32 Satker perwakilan provinsi dan 9 Satker pada kantor pusat. Maka penelitian ini menggunakan metode sensus. Sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder, peneliti menggabungkan informasi yang diperoleh dari buku dan institusi terkait dengan pengumpulan data yang dilakukan melalui kuesioner. Analisis data pada penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Package for
Social Science). Data yang diperoleh dari
responden melalui kuesioner perlu untuk diuji, baik validitas maupun reliabilitas. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji atau untuk mengetahui apakah konsep yang diukur tepat (Sekaran, 2006b:39). Sementara reliabilitas merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (error free). Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (mutiple regression analysis). Persamaan regresi linier berganda yang digunakan untuk meneliti pengaruh X 1,
III. METODE PENELITIAN
X
2 , X 3,
dan X
4 terhadap Y adalah sebagai berikut:
- dengan maksud yang sama, seperti imbalan dan kompensasi (Simanungkalit, 2012:46). United menggunakan istilah insentif yang sering dianggap sebagai bentuk motivasi, dan diklasifikasikan menjadi finansial dan nonfinansial. Kompensasi yang diberikan masih dominan pada kompensasi ekstrinsik atau finansial dan belum ada rumusan yang jelas dalam memberikan kompensasi nonfinansial atau intrinsik, padahal kompensasi intrinsik tidak kalah penting dengan kompensasi ekstrinsik (Simanungkalit, 2012:187).. Perhatian pimpinan dan kesempatan untuk memimpin suatu tugas juga dapat menjadi motivator yang lebih efektif daripada insentif finansial karena membuat pegawai merasa lebih dihargai di tempat kerjanya (UNDP, 2014). Pemerintah menggunakan kompensasi dalam memotivasi pegawai publik, sehingga dapat memberikan layanan yang berkualitas tinggi kepada warga negara (Lewin, 2003). Sementara, dalam manajemen aset pemberian
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε
Dimana Y adalah Manajemen Aset, α adalah Konstanta, β β β β adalah Koefisien regresi, X adalah Kompetensi SDM, X 2 adalah Sistem
Informasi, X 3 adalah Regulasi, dan X4 adalah Kompensasi dan ε adalah Error.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Kompetensi SDM, Sistem Informasi, Regulasi, dan Kompensasi terhadap Manajemen Aset. Untuk menguji pengaruh kompetensi SDM,
sistem informasi, regulasi, dan kompensasi secara bersama-sama terhadap manajemen aset dilakukan dengan melihat koefesien regresi (β) masing-masing variabel, dengan kriteria apabila paling sedikit terdapat satu β i (i=1,2,3,4) ≠ 0, maka hipotesis tidak dapat ditolak/diterima. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan bantuan software SPSS dapat dilihat pada Tabel
1. Tabel 1
Hasil Uji Regresi Nama Variabel
Koefisien Regresi (β) R R
Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui hasil penelitian konstanta sebesar 1,214 bermakna bahwa jika kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi dianggap konstan, maka besarnya nilai yang diperoleh dari variabel manajemen aset adalah sebesar 1,214 pada satuan skala Likert. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,652 menunjukkan bahwa kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi memiliki hubungan (korelasi) terhadap manajemen aset sebesar 65,2%. Koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,425 bermakna bahwa manajemen aset dipengaruhi oleh kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi sebesar 42,5%, sedangkan sebesar 57,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Berdasarkan persamaan juga diperoleh koefesien regresi ( β 1,2,3,4 ) untuk semua variabel independen ≠ 0, dimana β 1 = 0,246, β 2 = 0,199, β 3 = 0,099, dan β 4 = 0,183. Artinya hipotesis pertama diterima, yaitu kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap manajemen aset.
2 Konstanta 1,214
X
X
3 Regulasi 0,099
X
4 Kompensasi 0,183
Sumber: Data Primer Diolah (2015) Berdasarkan Tabel 1, diperoleh persamaan regresi liner berganda sebagai berikut:
Y=1,214+0,246X 1 +0,199X 2 +0,099X 3 +0,183X 4 + ε
1 Kompetensi SDM 0,246 0,652 0,425
Pengaruh Kompetensi SDM terhadap Manajemen Aset.
Koefisen regresi (β) variabel kompetensi SDM diperoleh sebesar 0,246 atau β ≠ 0. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis kedua diterima, artinya kompetensi SDM berpengaruh terhadap manajemen aset atau dengan kata lain setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel
X
2 Sistem Informasi 0,199
(2013) yang menyatakan bahwa kualitas SDM tidak berpengaruh terhadap manajemen aset.
Pengaruh Sistem Informasi terhadap Manajemen Aset.
Koefisen regresi (β) variabel sistem informasi diperoleh sebesar 0,199 atau β ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga diterima, artinya sistem informasi berpengaruh terhadap manajemen aset. Dengan kata lain setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel sistem informasi secara relatif akan menaikkan 19,9% variabel manajemen aset. Maka, semakin baik sistem informasi yang digunakan akan menghasilkan manajemen aset yang andal, akurat dan tepat waktu. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Azhar (2013) yang menyatakan bahwa sistem informasi berpengaruh terhadap manajemen aset. Aslan (2014) juga menyimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pengelolaan aset adalah sistem informasi manajemen aset.
Pengaruh Regulasi terhadap Manajemen Aset.
Koefisen regresi (β) variabel regulasi diperoleh sebesar 0,099 atau β ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis keempat diterima, artinya regulasi berpengaruh terhadap manajemen aset. Dengan kata lain setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel regulasi secara relatif akan menaikkan 9,9% variabel manajemen aset. Maka semakin lengkap dan mudah suatu regulasi untuk diimplementasikan dan dipahami akan menghasilkan manajeman aset yang semakin tertib dan teratur. Azhar (2013) mengemukakan bahwa regulasi berpengaruh terhadap manajemen aset. Sejalan dengan penelitian tersebut, Lase (2012) menyimpulkan bahwa salah satu strategi peningkatan dalam pelaksanaan manajemen aset adalah dengan memaksimalkan fungsi peraturan yang telah ada. Rendahnya pengaruh regulasi terhadap manajemen aset apabila dibandingkan dengan variabel lainnya dapat disebabkan oleh lemahnya sanksi pada regulasi pengelolaan aset terhadap K/L sebagai pelaksana (Media Edukasi dan Informasi Keuangan, 2012). Hal lainnya dinyatakan oleh Haryono (2008) sebagai wakil ketua Komisi Pemberantasan
- kompetensi SDM secara relatif akan menaikkan 24,6% manajemen aset. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki SDM sebagai Pengurus/Operator BMN maka manajemen aset pada satker juga akan semakin baik dan tertib. Hal senada disimpulkan Lase (2012), bahwa salah satu strategi demi meningkatkan pelaksanaan manajemen aset adalah dengan meningkatkan SDM aparatur pelaksana manajemen aset. Oleh sebab itu, Jamaludin (2013) juga merekomendasikan perlunya pelatihan secara berkesinambungan demi pengembangan SDM guna menambah knowledge dan skill bagi para pengelola aset. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Azhar
Pengaruh Kompensasi terhadap Manajemen Aset.
Koefisen regresi (β) variabel kompensasi diperoleh sebesar 0,183 atau β ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kelima diterima, artinya kompensasi berpengaruh terhadap manajemen aset. Dengan kata lain setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel kompensasi secara relatif akan menaikkan 18,3% variabel manajemen aset. Respon terhadap pernyataan variabel ini rata-rata menunjukkan kurang setuju, hal ini sejalan dengan penelitian Mustika (2012) bahwa kompensasi pengurus aset yang kurang memadai merupakan kendala yang mempengaruhi penatausahaan aset. Jawaban dominan kurang setuju mengindikasikan pilihan jawaban aman oleh responden atau keragu- raguan dalam menjawab. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dwihartono (2010) dan Dhermawan (2012) yang menyatakan bahwa kompensasi PNS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai, kenyataan ini menunjukkan bahwa kinerja yang tinggi tergantung kepada kompensasi yang diberikan.
Seluruh variabel yang diuji dalam penelitian ini, yaitu: kompetensi SDM, sistem informasi, regulasi, dan kompensasi berpengaruh terhadap lingkungan BKKBN se Indonesia baik secara simultan maupun parsial. Penelitian ini tentunya memiliki keterbatasan, antara lain: pertama, penelitian ini hanya menggunakan variabel kompetensi sumber daya manusia, sistem informasi, regulasi dan kompensasi, sehingga diduga masih banyak variabel lain yang mempengaruhi manajemen aset. Kedua, Peneliti tidak melihat langsung pengisian kuesioner oleh responden, dikarenakan lokasinya yang berbeda-beda, sehingga kemungkinan adanya ketidakseriusan responden dalam menjawab pernyataan. Ketiga, Penelitian hanya dilakukan pada operator BMN sebagai pengurus aset.
Dari simpulan dan keterbatasan penelitian tersebut, maka saran praktis untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan manajemen aset pemerintah diantaranya dengan melengkapi atau memperkuat sanksi dalam regulasi manajemen aset negara dan lebih memperhatikan kompensasi yang diterima para pengurus BMN baik yang bersifat finansial maupun nonfinansial. Sementara secara akademis yang dapat direkomendasikan untuk pengembangan penelitian berikutnya adalah dengan menggunakan variabel lain seperti komitmen, budaya kerja, dan sense of
stewardship. Selain itu, penelitian selanjutnya
V. KESIMPULAN DAN SARAN
juga dapat menambah responden seperti pengurus/penyimpan BMN dan Kasubbag Dwihartono, Didik. 2010. Analisis Pengaruh
DAFTAR PUSTAKA
Kompensasi, Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.
Pengenalan Teknologi Informasi.
Kadir, Abdul dan Terra Ch, Triwahyuni. 2005.
Pemanfaatan Aset Tetap (Tanah dan Bangunan) Studi Pada Pemda Provinsi NTB. Tesis. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
2: 97-114. Jamaludin. 2013. Optimalisasi Pengelolaan dan
Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Vol. 6, No.
Isti’anah. 2011. Sistem Informasi Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara dalam penerapan Akuntansi Berbasis Akrual.
Haryono. 2008. KPK Usulkan Amandemen Peraturan Pengelolaan Aset Negara. Diakses 21 Mei 2015. Hastings, Nicholas A.J. 2010. Physical Asset Management. Melbourne: Springer.
and Infrastructure Sustainability: 299-313 Springer-Verlag London Limited.
Haider, Abrar. 2011. Information and Operational Technologies Governance Framework for Engineering Asset Management in Mathew, Joseph, Lin Ma, Andy Tan, Margot Weijnen, Jay Lee (2011) Engineering Asset Management
Financial Theory and Practice.Vol. 33, No. 3: 329-361.
Grubisic, Michaela, Mustafa Nusinovic dan Gorana Roje. 2009. Towards Effecient Public Sector Asset Management.
iakses 30 Mei 2015.
Strategi Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.6, No.2: 173-184.
Andersen, Lotte Bogh, Tor Eriksson, Nicolai Kristensen dan Lene Holm Pedersen.
Pengaruh Motivasi, Lingkungan Kerja, Kompetensi dan Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali. Jurnal Manajemen,
Dhermawan, Anak Agung Ngurah Bagus. 2012.
AACE International Transaction; Accounting & Tax: 21-26.
Cagle, Ron F. 2003. Infrastucture Asset Management: An Emerging Direction.
BPK. 2013. Laporan Hasil Pemeriksaan.
Jakarta: Erlangga. BPK. 2012. Laporan Hasil Pemeriksaan.
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik.
Aparatur Daerah, Sistem Informasi dan Regulasi terhadap Manajemen Aset (Studi Pada SKPD Pemerintah Kota Banda Aceh). Tesis. Banda Aceh: Program
Gajah Mada. Azhar, Iqlima. 2013. Pengaruh Kualitas
Aset Tanah dan Bangunan (Studi Pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintah Kota Tarakan). Tesis. Yogyakarta: Universitas
France, 8-1 September. Aslan. 2014. Evaluasi Kinerja Pengelolaan
2010. Attracting Public Service Motivated Employee: How to Design Compensation Packages in Diverse Societies. 32nd EGPA Annual Conference in Toulouse France.
- Keuangan dan BMN.
Pelaksanaan Manajemen Aset Tetap (Tanah dan Bangunan) dan Strategi Peningkatan Pelaksanaan Manajemen Aset Pemerintah Daerah Kabupaten Nias.
Journal of Computer Science and Applications. Vol. 5, No. 3b: 25-44.
Services Officials – Insights for Practitioners. Singapore: UNDP Global
(UNDP). 2014. Motivation of Public
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. United Nations Development Programme
Siregar, Doli D. 2004. Manajemen Aset.
Sipil di Indonesia. Disertasi. Depok: Universitas Indonesia.
2012. Sistem Kompensasi Pegawai Negeri
Empat. Simanungkalit, Janry Haposan Uli Panusunan.
Business: Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Buku 2 Edisi 4. Jakarta: Salemba
, Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. , Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Sekaran, Uma. 2006b. Reserach Methods for
17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Springer-Verlag London Limited. Republik Indonesia, Undang-undang Nomor
Raveenthiran, Appiah. 2011. Human Dimensions in Integrated Asset Management in Mathew, Joseph, Lin Ma, Andy Tan, Margot Weijnen, Jay Lee (2011) Engineering Asset Management and Infrastructure Sustainability: 759-772.
Approach to Select an Asset Information Management Strategy. International
Abstrak Tesis. Yogyajarta: Universitas Gajah Mada. Lewin, David. 2003. Incentive Compensation In The Public Sector: Evidence and Potential.
Gajah Mada. Ouertani, Mohamed Zied, Ajith Kumar Parlikad dan Duncan Mcfarlane. 2008. Towards an
Mustika, R. 2012. Evaluasi Penatausahaan Aset Tetap Milik Pemerintah Kota Padang.
Diakses 21 Mei 2015.
11 Tahun 2012.
Media Edukasi dan Informasi Keuangan Edisi No.
International Schumpete Society Conference (ISS). Brisbane, 2-5 July 2012.
Scenes in Indonesia’s Reformed State Asset Management Policies. 14th
Springer-Verlag London Limited. , 2012. Why Stagnant? Behind the
Paul Barnes. 2011. The Exemplification of Governance Principles within State Asset Management Laws and Policies: The Case of Indonesia in Mathew, Joseph, Lin Ma, Andy Tan, Margot Weijnen, Jay Lee (2011) Engineering Asset Management and Inrastucture Sustainability: 613-631.
Disertasi. Florida: Florida Atlantic University. Mardiasmo, Diaswati, Charles Sampford dan
Empirical Evidence from the State Governments in the United State.
Lu, Yaotai. 2011. Public Asset Management:
Journal of Labor Research. Vol. XXIV, No. 4: 597-619.
Centre for Public service excellence