Peningkatan Peran dan Performan Inovator untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia Pedesaan

Peningkatan Peran dan Performan Inovator untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia Pedesaan

Asep Suryana

ABSTRAK The methodology used in this study was survey. Interview and observation were executed on

100 respondents (innovaators) in Kabupaten Bandung, selected randomly. The unit sampling was 50 respondents on rural area, and 50 respondents on urban area. The result of the study showed that: in the general, there was not significantly different between rural and urban areas

in factors of human resources deveopment for innovators’ role and performance; all of respondents needed training and education program in leadership, effective communication, enterpreneurships, management of organization, skill of agriculture, skills of breeding, technology, rural economics, and human resources development; the man or institution hoped by respondents to involve in the program were agriculture instructure, nonformal organizations (non government organization), and university; on cognitive domain: respodents in rural area preferred science and skills of agriculture, breeds, and simple technology, whereas respondents in urban area preferred managerial and startegic aspects, like science of enterpreneurship, human resources development, leadership, and rural economics.

1. Pendahuluan

peringkat ke-102 dari 126 negara yang termasuk Human Development Indeks-nya (HDI) kategori

1.1 Latar Belakang Masalah menengah dengan nilai 0,641 (HDI tertinggi adalah

0,927 dan terendah 0,331). Namun demikian, “Manusia merupakan kekayaan yang tak meskipun Indonesia termasuk peringkat yang ternilai dari suatu bangsa. Tujuan dasar rendah, United Nation for Development pembangunan adalah untuk menciptakan Programme (UNDP, 1996) menilai bahwa Indone- lingkungan yang memberdayakan manusianya sia merupakan salah satu negara yang cukup agar bisa menikmati kehidupan yang panjang, berhasil mencapai pertumbuhan yang tinggi, baik sehat, dan kreatif. ……… Pembangunan manusia dalam GNP maupun pengangguran. merupakan proses memperbesar pilihan-pilihan

Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia”. (“Human Development Report” dalam manusia, aspek-aspek intern dan ekstern yang ada Kompas, 1996:17). Dengan kata lain, pada diri manusia perlu diperhatikan. Menurut memberdayakan manusia merupakan aspek yang Munandar (1981:9), aspek-aspek intern yang perlu crusial bagi kemajuan suatu bangsa.

didorong dan dikembangkan adalah motivasi serta Laporan pembangunan manusia (Human De- semangat kuat untuk mengubah hambatan- velopment Report/HDR) yang ke-7 tahun 1996 hambatan yang ada di dalam diri individu dan mengungkapkan bahwa Indonesia menempati masyarakat menjadi kekuatan-kekuatan

Asep Suryana. Peningkatan Peran dan Performan Inovator untuk Pengembangan SDM Pedesaan

Salah satu strategi yang diajukan agar membantu dalam peningkatkan kualitas masyarakat pedesaan mau “belajar” adalah melalui sumberdaya manusia adalah peningkatan orang desa itu sendiri, yang dalam hal ini adalah pemerataan memperoleh pendidikan dan melalui pemuka masyarakat yang inovatif pengajaran dalam arti yang luas, termasuk (inovator), karena masyarakat pedesaan masih peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap menghormati dan menurut kepada pemuka masyarakat pedesaan dalam hal peningkatan masyarakatnya. kualitas diri dan masyarakatnya.

Konsekuensi logis dari strategis tersebut, Dalam upaya pengembangan sumber daya maka dalam rangka pembangunan masyarakat desa manusia dan masyarakat pedesaan, pendidikan perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan merupakan salah satu faktor yang sangat peran dan performan inovator, sehigga mereka dibutuhkan. Schramm (1964:252) mengemukakan dapat menjalankan perannya dengan sebaik- bahwa tidak ada sesuatu pun untuk masa depan baiknya, dalam arti, mereka dapat “mendidik” kecuali pendidikan, yang memiliki potensi untuk masyarakatnya, baik untuk peningkatan membawa gagasan dan keterampilan baru untuk pendapatan maupun motivasi untuk berpartisipasi membangun pedesaan serta membangun semangat dalam pembangunan. kebangsaan di suatu negara.

Dalam rangka peningkatan peran dan Suryana dan Pasandaran (1993:66-67), dengan performan inovator, sebelumnya perlu diketahui mengacu pada kerangka berpikir dalam The Den bagaimana karakteristik individu pemuka Bosch Declaration and Agenda for Action on masyarakat inovator, aspek-aspek apa saja yang Sustainable Agriculture and Rural Development dipertimbangkan dalam mengadopsi inovasi, (1992:7-8), menegaskan bahwa langkah-langkah bagaimana peran dan performan mereka apa pun yang akan dilakukan untuk membangun didaerahnya masing-masing, serta bagaimana masyarakat pedesaan, sumber daya manusia pengaruh tingkat peran dan performan mereka haruslah merupakan titik pusat dari pembangunan. terhadap tingkat kualitas SDM di daerahnya. Hal

Salah satu faktor yang sangat penting dalam tersebut merupakan “data base” untuk menentukan upaya pembangunan masyarakat desa adalah masalah, tujuan, dan cara mencapai tujuan atau pengembangan SDM mereka melalui pendidikan, kegiatan yang akan direncanakan. Pertanyaan- pelatihan, dan penyuluhan (Suryana dan pertanyaan tersebut telah dijawab melalui Pasandaran, 1993), sehingga mereka menjadi sadar penelitian Tahap I (Suryana, 1996). akan perlunya melaksanakan pembangunan di

Selain faktor-faktor yang telah diteliti dalam daerahnya. Namun demikian, agar individu dan tahap I, tentu saja perlu dipertimbangkan bagaiman masyarakat pedesaan ‘mau’ belajar, diperlukan upaya-upaya meningkatkan SDM inovator adanya strategi yang luwes. Hal ini bertolak dari tersebut, karena inovator tersebut merupakan hasil penelitian Koentjaraningrat (1964), Wolf ujung tombak bagi peningkatan SDM pedesaan. (1956), Firth (1956), Kroeber (1948), Foster (1962), Apa saja yang perlu dilakukan agar inovator yang Rogers (1976), Scott (1981), dan Shanin (1987), potensial tersebut menjadi inovator yang berdaya yang pada dasarnya menyimpulkan bahwa guna dan berhasil guna, selain menanamkan sikap masyarakat pedesaan sangat sulit untuk berubah. percaya diri pada merekea, bahwa mereka itu “guru” Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor: bersikap bagi masyarakat di sekitarnya. curiga, perceived limited good, bargantung dan sekaligus memusuhi otoritas pemerintah, familiisme, keinofativan yang rendah, fatalisme,

1.2 Perumusan Masalah

aspirasi yang terbatas, lack of deffered gratifica- Masalah untuk penelitian ini dapat dirumuskan 128

M EDIA T OR, Vol. 2 No.1 2001 M EDIA T OR, Vol. 2 No.1 2001

1. Program-program pendidikan yang kegiatan, waktu yang direncanakan, dan biaya bagaimanakah yang diperlukan untuk

yang diperlukan).

peningkatan peran dan performan inovator

4. Media pembelajaran yang diperlukan untuk dalam pengembangan SDM pedesaan?

mencapai tujuan program peningkatan peran

2. Materi pendidikan apa saja yang perlu dan performan inovator dalam pengembangan diberikan untuk peningkatan peran dan

SDM pedesaan.

5. Ranah (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) SDM pedesaan?

performan inovator dalam pengembangan

yang perlu ditekankan dalam program

3. Cara-cara apa saja yang perlu dilakukan untuk peningkatan peran dan performan inovator mencapai tujuan program peningkatan peran

dalam pengembangan SDM. dan performan inovator dalam pengembangan

6. Ada tidaknya perbedaan secara signifikan SDM pedesaan (metode, bahan dan peralatan,

program peningkatan peran dan performan jumlah unit kegiatan, waktu yang

inovator untuk pengembangan SDM direncanakan, dan dana yang diperlukan)?.

pedesaan pada desa rural dan desa urban.

4. Media pembelajaran apa yang diperlukan Manfaat Penelitian. Hasil penelitian ini untuk mencapai tujuan program peningkatan diharapkan dapat memberi kontribusi pada

peran dan performan inovator dalam pengembangan ilmu pengetahuan, terutama Ilmu pengembangan SDM pedesaan?

Komunikasi Pembangunan, Sosiologi Pedesaan,

5. Ranah mana (pengetahuan, sikap, Sosiologi Pembangunan, serta ilmu-ilmu lainnya, keterampilan) yang perlu ditekankan dalam yang berkaitan dengan inovasi dan perubahan program peningkatan peran dan performan dalam sistem masyarakat pedesaan. Selain itu, hasil inovator dalam pengembangan SDM penelitian ini dapat pula dijadikan pijakan dan atau pedesaan?

referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya.

6. Adakah perbedaan yang signifikan progam Selain bermanfaat untuk pengembangan ilmu peningkatan peran dan performan inovator pengetahuan, hasil penelitian ini pun diharapkan

dalam pengembangan SDM pedesaan pada dapat bermanfaat bagi pembangunan manusia desa rural dan desa urban?

pedesaan, termasuk pemberdayaan potensi,

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian kompetensi dan berbagai kemampuan manusia

pedesaan yang selama ini belum mengemuka. Oleh Tujuan Penelitian. Bertolak dari latarbelakang karena itu, manfaat bagi pengambil kebijakan, yang permasalahan yang telah dikemukakan, maka dalam hal ini pemerintah, hasil penelitian ini dapat tujuan penelitian ini dipusatkan pada upaya untuk merupakan masukan dan sekaligus bahan bahan mendapatkan penjelasan tentang:

bagi perencanaan pembangunan di pedesaan yang

1. Jenis program pendidikan yang diperlukan sumbernya berasal dari bawah (bottom-up), untuk untuk mengembangkan peran dan performan masa yang akan datang. inovator dalam pengembangan SDM pedesaan.

2. Tinjauan Pustaka

2. Materi pendidikan yang perlu diberikan peningkatan peran dan performan inovator

Dalam penelitian Tahap I, telah dikemukakan dalam pengembangan SDM pedesaan.

beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan

3. Cara-cara yang perlu dilakukan untuk konsep-konsep penelitian, seperti konsep peran, mencapai tujuan program peningkatan peran performan, inovator, dan pengembangan dan performan inovator untuk pengembangan sumberdaya manusia pedesaan. Dalam penelitian SDM pedesaan (metode, bahan, dan Tahap II, konsep-konsep dasar yang akan dikaji peralatan, jumlah unit kegiatan, frekuensi dan diteliti antara lain: konsep belajar, perubahan

Asep Suryana. Peningkatan Peran dan Performan Inovator untuk Pengembangan SDM Pedesaan

manusia. Secara horisontal, apa yang dipelajari

dalam proses belajar, diintegrasikan dan “Belajar” merupakan sifat kodrati manusia diorganisasikan sebagai suatu bagian unit yang

1.1. Belajar

dalam kehidupannya, yang kegiatan tersebut berfungsi memperluas dan memperkaya dilakukan semenjak lahir hingga akhir hayatnya. pengalaman (Crow dan crow, 1989:276). Guthrie (1935:3) menjelaskan bahwa belajar pada

Bertolak dari uraian yang dikemukan, dapat hakekatnya merupakan sifat jiwa manusia. Ia disimpulkan bahwa akibat dari proses belajar, akan

mengatakan: “The ability to learn, that is to re- timbul berbagai perubahan pada diri orang yang spond differently to a situation because of past belajar tersebut, seperti perubahan sikap dan response to the situation, is what distinguishes tingkah laku, perubahan potensial dan aktual, baik those living creatures which commonsense secara kualitatif maupun kuantitatif. Perubahan ondows with mind. This is the practical descrip- tersebut pada prinsipnya adalah didapatkannya tion use of the term ‘mind’.”

kecakapan baru, atau aktivitas yang lebih baik dari Hakekat belajar menyangkut semua aktivitas sebelumnya, dimana hal tersebut diperoleh dari

manusia yang dilakukan dalam kehidupan sehari- usaha yang disengaja untuk memperoleh hari, yang merupakan pengalaman yang perubahan tersebut. dialaminya. Cronbach (1954:47) menegaskan “Learning is shown by a change in behavior as a

2.2. Perubahan Berencana

result of experience”. Dalam menjalani pengalaman Perubahan (change) adalah segala sesuatu tersebut, manusia mempergunakan seluruh yang terlihat atau terasa berbeda dalam suatu pancaindranya untuk mengobservasi, membaca, jangka waktu tertentu (Slamet, 1986:7). Perubahan meniru, mencoba hal-hal yang baru, yang terjadi di dalam masyarakat pada dasarnya mendengarkan, mengikuti petunjuk, serta dapat terjadi secara evolusi atau revolusi; bisa melakukan aktivitas-aktivitas lainnya (Spears, berupa perubahan yang berskala besar, bisa pula 1955). Dari hasil pengalaman inderawi manusia, berskala kecil; dapat berupa perubahan yang timbullah perubahan-perubahan yang dialami disengaja (intended change), ataupun tidak manusia, yang merupakan hasil proses belajar sengaja (unintended change); dapat berupa yang diperoleh dari kebiasaan, pengetahuan, dan perubahan yang direncanakan (planned change), sikapnya.

ataupun perubahan yang tidak direncanakan (un- Dengan belajar, seseorang akan memperoleh planned change). cara-cara baru untuk melakukan suatu aktivitas

Perubahan berencana (planned change) serta dapat mengatasi berbagai persoalan, adalah suatu macam perubahan yang dengan demikian pula dapat beradapatasi dengan situasi sengaja ditimbulkan dan hasilnya diinginkan yang baru (Crow dan Crow, 1989:275). Jadi, dengan (Slamet, 1986:8). Bennis dkk (1976) mendefinisikan melakukan aktivitas belajar seseorang dapat perubahan yang direncanakan sebagai suatu memenuhi kepentingan atau tujuan yang ingin usaha secara sadar, sengaja, dan bersama-sama dicapainya.

diupayakan untuk meningkatkan pelaksanaan Secara vertikal, dengan belajar akan sistem manusiawi, baik melalui sistem pribadi, bertambah ketelitian dalam perbuatan serta sistem sosial, maupun sistem kultural, dengan bertambahnya informasi tentang apa yang telah memanfaatkan pengetahuan yang tepat. Lippit dipelajari (Crow dan crow, 1989:275). Hal senada (1958) mendefinisikan perubahan berencana dikemukakan oleh Munn (Gunarso 1973:103) yang sebagai perubahan yang telah ditetapkan terlebih mengatakan bahwa belajar merupakan proses dahulu dengan tujuan untuk mempercepat laju modifikasi, sedikit banyak menetap oleh sesuatu perubahan secara efisien dan efektif.

130 M EDIA T OR, Vol. 2 No.1 2001

Lewin (Dyer, 1984) mengemukakan dasar- pengganggu (interfering forces), yang bersumber dasar proses perubahan yang direncanakan melalui dari: (a) adanya persaingan di dalam masyarakat Model Analisis Kekuatan Medan (Force-Field yang menimbulkan perpecahan, sehingga Analysis Model). Di dalam menjelaskan proses mengakibatkan terganggunya perubahan yang perubahan, Lewin memperlihatkan situasi yang ada direncanakan , (b) kompleksnya perubahan, dalam suatu keadaan seimbang sementara antara sehingga masyarakat lambat dalam menerima dua peringkat kekuatan, yakni kekuatan penahan perubahan yang dilakukan, dan (c) adanya (restraining forces) dan kekuatan pendorong kekurangan sumberdaya yang diperlukan, baik (driving forces). Kekuatan pendorong adalah pengetahuan, tenaga ahli, keterampilan, perubahan yang diinginkan, sedangkan kekuatan pemahaman, dana, sarana, dan lain-lain. penahaan merupakan penghalang bagi perubahan.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, Menurut Lewin (Lippit, dkk, 1958), perubahan maka dapat disimpulkan bahwa perubahan meliputi proses pencairan (unfreezing) dengan berencana pada prinsipnya merupakan suatu menggerakkan situasi yang ada ke arah situasi proses yang dinamis, dimana di dalam proses yang diinginkan. Akibatnya, terjadi tersebut, terlibat berbagai pihak, dengan tujuan ketidakseimbangan antara jumlah kekuatan untuk mengantisipasi keadaan-keadaan di masa pendorong dengan sejumlah kekuatan penahan. mendatang melalui pengumpulan data serta Apabila kedua kekuatan ini menjadi seimbang lagi, menganalisisnya, yang selanjutnya merancang situasi akan membeku kembali (freezing) selama suatu serta menetapkan cara penyampaian tujuan ketidakseimbangan terjadi melalui sejumlah tersebut. kekuatan baru.

Untuk terjadinya perubahan berencana, terdapat

2.3. Perencanaan Program

mempengaruhinya (Slamet, 1986, Lippit, 1958), Davis (1983) menjelaskna bahwa rencana yaitu: (1) kekuatan pendorong (motivational (planning) adalah satu arah tindakan yang sudah forces), yang merupakan kekuatan yang berasal ditentukan terlebih dahulu. Dengan demikian, dari dalam masyarakat, yaitu segala aspek situasi perencanaan mengungkapkan tujuan-tujuan yang merangsang kemauan untuk melakukan keorganisasian dan kegiatan-kegiatan yang perubahan yang dianjurkan. Kekuatan ini diperlukan guna mencapai tujuan tersebut. Terry bersumber dari: (a) ketidakpuasan terhadap situasi (1960) memberi batasan perencanaan sebagai suatu yang ada, (b) adanya pengetahuan tentang proses pemilihan dan menghubung-hubungkan perbedaan antara yang ada dan yang seharusnya fakta, serta menggunakannya untuk menyusun bisa ada (c) adanya tekanan dari luar sistem sosial, asumsi-asumsi yang diduga akan terjadi di masa dan (d) adanya kebutuhan untuk meningkatkan depan, untuk kemudian merumuskannya. Hal ini efisiensi; (2) Kekuatan bertahan (resistance dibuat untuk dicapai sesuai dengan yang forces), yang juga kekuatan yang ada di dalam diharapkan. masyarakat, yakni pertahanan terhadap adanya

Dalam perencanaan, secara eksplisit perubahan yang akan dilakukan. Sumber kekuatan terkandung rangkaian tindakan yang akan bertahan adalah: (a) ketidakyakiann masyarakat dilakukan, yang merupakan hasil pengambilan terhadap perubahan yang ditawarkan; (b) yang keputusan. Dalam hal ini, Dror (Togotorop, 1985:5) ditentang hanya perubahan-perubahan tertentu mengemukakan bahwa perencanaan merupakan saja; (c) adanya kepuasan terhadap keadaan yang proses dalam menyiapkan seperangkat keputusan sudah ada; (d) sumber perubahan dianggap tidak mengenai tindakan untuk yang akan datang, yang tepat; dan (e) tidak tersedia atau kekurangan ditujukan untuk mencapai tujuan dengan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan menggunakan cara-cara yang optimal. perubahan yang diinginkan; (3) Kekuatan

Boyle (1981) mengartikan program sebagai

Asep Suryana. Peningkatan Peran dan Performan Inovator untuk Pengembangan SDM Pedesaan

3. Metode Penelitian

pencapaian tujuan yang disusun dalam bentuk dan sistematika yang teratur.

3.1. Metode

Menurut Pesson (1966), perencanaan program Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu proses pembuatan keputusan adalah metode survei yang bersifat komparatif,

tentang arah dan intensitas arah pendidikan. yakni selain mengumpulkan data melalui angket Venugopal (1957) mendefinisikan perencanaan atau kuesioner, juga berupaya untuk program sebagai suatu prosedur kerja bersama- membandingkan seragam tidaknya program sama masyarakat dalam upaya untuk merumuskan peningkatan peran dan performan inovator untuk masalah (keadaan-keadaan yang belum pengembangan SDM pedesaan pada desa rural memuaskan) dan upaya pemecahan masalah yang dan desa urban. mungkin dapat dilakukan demi tercapainya tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Demikian pula Mueller (Dahama dan Bhatnagar, 1980)

3.2. Teknik Pengumpulan Data

mengartikan perencanaan program sebagai upaya Data yang diperlukan dalam penelitian ini sadar yang dirancang atau dirumuskan guna meliputi data primer dan data sekunder. Data primer tercapainya tujuan (kebutuhan, keinginan, dan diperoleh dari responden melalui angket yang minat) masyarakat untuk siapa program tersebut disebarkan. Data sekunder diperoleh dari data-data ditujukan.

penelitian tahap I dan dari instansi-instansi yang Martinez (Mardikanto, 1993:282-283) secara berkaitan dengan tema penelitian ini, seperti lengkap memberi batasan perencanaan program Direktorat Pembangunan Desa Provinsi Jawa Barat, sebagai: (1) upaya perumusan, pengembangan, kantor kecamatan, dan kantor desa/kelurahan dan pelaksanaan program-program; (2) proses tempat penelitian ini dilaksanakan. yang berkelanjutan dan terintegrasi, yang di

Pengkajian atas buku-buku, jurnal/majalah dalamnya terlibat semua warga masyarakat, ilmiah, informasi aktual dari media massa dilakukan penyuluh, dan ilmuwan, serta berbagai keputusan untuk memantapkan kajian terhadap studi ini. yang telah dipertimbangkan; (3) hasil berbagai pertimbangan yang menyangkut apa, kapan, dan

3.3. Operasionalisasi Variabel

bagaimana kegiatan-kegiatan yang direncanakan itu dilaksanakan; (4) pernyataan tertulis tentang

Untuk keperluan pengujian hipotesis, kegiatan-kegiatan yang akan dikembangkan secara diperlukan definisi operasional, indikator, dan alat

bersama-sama oleh masyarakat, penyuluh, ukur variabel-variabel yang akan diuji, yang dalam pembina spesialis, serta unsur-unsur lainnya; (5) penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan. proses berkelanjutan, di mana warga masyarakat

Variabel - variabel yang dioperasionalisasikan merumuskan kegiatan-kegiatan yang berupa adalah: serangkaian aktivitas yang diarahkan untuk

1. Perencanaan program, dioperasionalkan tercapainya tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan

sebagai suatu proses pembuatan keputusan masyarakat setempat.

tentang arah dan intensitas arah pendidikan. 132

M EDIA T OR, Vol. 2 No.1 2001

Indikator yang digunakan, meliputi: (a) jenis rural dan desa urban. Indikator yang pendidikan yang dikehendaki sasaran; (b)

digunakan adalah: (a) jenis pendidikan yang materi pendidikan yang diperlukan; (c) metode

diperlukan (b) materi yang cocok untuk pembelajaran yang diperlukan; (d) media

pengembangan peran dan performan inovator pembelajaran yang diperlukan; (e) alat-alat dan

dalam pengembangan SDM pedesaan di desa bahan yang sesuai; (f) jumlah unit kegiatan;

rural dan desa urban; (c) media pembelajaran (g) frekuensi kegiatan; (h) pihak-pihak yang

yang tepat; (d) cara-cara pencapaian tujuan dilibatkan; (i) lokasi kegiatan; (j) waktu yang

program yang terbaik untuk peningkatan peran direncanakan; dan (k) biaya yang diperlukan.

dan performan inovator dalam pengembangan

2. Ujicoba program, dioperasionalkan sebagai SDM pedesaan di desa rural dan desa urban. upaya yang dilakukan untuk mengetahui

Hal ini meliputi metode, bahan dan peralatan, validitas dan reliabilitas program yang dibuat.

jumlah unit kegiatan, frekuensi kegiatan, pihak- Indikator yang digunakan adalah: (a) tingkat

pihak yang dilibatkan, lokasi kegiatan, waktu validitas di desa rural; (b) tingkat validitas di

yang direncanakan, dan biaya yang diperlukan. desa urban; (c) tingkat realibilitas program di

Berdasarkan indikator-indikator pada masing- desa rural; (d) tingkat reliabilitas di desa ur- masing variabel, maka akan dibuat alat ukur yang

ban. akan dijabarkan dalam kusioner, pedoman

3. Ranah perubahan perilaku, dioperasionaliasi- observasi dan pedoman wawancara. kan sebagai aspek-aspek perilaku yang ingin dirubah dalam kegiatan pendidikan. Indikator

3.4. Analisis Data

yang digunakan adalah: (a) parameter Data-data yang telah terkumpul, perlu pengetahuan, yakni pada level mana aspek dianalisis. Sebelum analisis dilakukan, terlebih pengetahuan tepat diberikan pada inovator; dahulu ditabulasi, dan disajikan dalam bentuk tabel. (b) parameter sikap, yakni jenjang sikap yang Data-data yang berkaitan dengan hipotesis bagaimana, yang tepat untuk inovator yang penelitian dikelompokkan sesuai dengan variabel akan dibentuk; (c) parameter keterampilan, yang akan disajikan. Selanjutnya, dilakukan yakni keterampilan yang bagaimana dan pada pengujian statistik untuk hipotesis penelitian. Uji level mana yang akan dimiliki oleh inovator.

perbedaan dilakukan dengan Uji Dua Sample

4. Implementasi program, dioperasionalkan Independen U Man-Whitney. sebagai rekomendasi operasional yang terbaik yang dapat dilaksanakan untuk program

4. Kerangka Berpikir

peningkatan peran dan performan inovator Dengan mengacu pada latar belakang dalam pengembangan SDM pedesaan di desa masalah, kerangka teoretis (tinjauan pustaka),

Uji Coba Program CIRI-CIRI INDIVIDU

Pembuatan Program

Perubahan Perilaku

CIRI-CIRI INDIVIDU INOVATOR

PENGETAHUAN

INOVATOR DESA RURAL

PERTIMBANGAN PERTIMBANGAN IMPLEMENTASI ADOPSI INOVASI

ADOPSI INOVASI

SIKAP PROGRAM

TINGKAT PERAN

TINGKAT PERAN DAN PERFORMAN

DAN PERFORMAN

KETERAMPILAN

DESA URBAN

Gambar 1. Paradigma Penelitian Peningkatan Peran dan Performan Inovator untuk Pengembangan Sumberdaya Manusia Pedesaan

Asep Suryana. Peningkatan Peran dan Performan Inovator untuk Pengembangan SDM Pedesaan

133

M EDIA T OR, Vol. 2 No.1 2001 134 Vol. 2 No.1 2001

tujuan penelitian, dan operasionalisasi variabel yang telah dikemukakan, maka kerangka berfikir untuk penelitian tahap II ini terlihat pada paradigma penelitian seperti yang terlihat pada Gambar 1.

5. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bagian hasil dan pembahasan ini, akan dikemukakan temuan-temuan penelitian beserta pembahasannya, yang menyangkut: Gambaran umum karakteristik responden, deskriptif tentang jenis program pendidikan yang diperlukan untuk pengembangan peran dan performan inovator, materi pendidikan yang perlu diberikan untuk peningkatan peran dan performan inovator, media pembelajaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan program peningkatan peran dan performan inovator. Selain unsur-unsur karakteristik individu dan deskripsi tentang program pengembangan inovator, juga akan dibahas hasil pengujian hipotesis tentang ada tidaknya perbedaan secara signifikan program peningkatan peran dan performan inovator untuk pengembangan sumberdaya manusia pedesaan, beserta sub-sub hipotesisnya.

Penelitian ini dilaksanakan di dua kecamatan terpilih, yakni kecamatan Bale Endah dan kecamatan Cicalengka. Masing-masing kecamatan diwakili oleh dua klasifikasi desa, yaitu Kecamatan Baleendah terdiri dari Desa Rancamanyar (tipe desa rural), dan Desa Baleendah (tipe desa urban), sedangkan Kecamatan Cicalengka, masing-masing terdiri dari Desa Cicalengka Kulon (tipe desa ur- ban), dan Desa Panenjoan (tipe desa rural).

5.1.Gambaran Karakteristik Demografi Responden

Tingkat Pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenjang pendidikan SLTA/ Aliyah merupakan presentase terbesar untuk masing-masing tipe desa, yakni untuk desa rural

32 persen, dan desa urban 54 persen. Hanya sebagian kecil yang berpendidikan SD dan perguruan tinggi.

Status Sosial. Hasil riset memperlihaatkan bahwa status sosial responden di masyarakat, menunjukkan adanya variasi. Untuk desa rural, pemuka agama, pedagang, petani kaya, dan guru agama, menempati jumlah yang besar, yang paling sedikit adalah pemuka politik, guru SLTA, dan aparat kecamatan. Di desa urban, jumlah terbesar ditepati oleh guru SD, pemuka politik, pemuka agama, dan guru SLTP, dan posisi yang paling sedikit ditempati oleh guru agama dan pemuka adat. Selian itu, tampak pula bahwa pemuka masyarakat yang inovatif itu berasal dari berbagai status sosial yang ada di masyarakat, dan keragaman tersebut terjadi di kedua tipe desa yang teliti.

Perlu tidaknya Penyelenggaraan Diklat.

Pendidikan dan pelatihan bagi inovator merupakan pendidikan orang dewasa yang berpusat pada persoalan atau berpusat pada karya (Soemartono, 1993). Asumsi pokok pendidikan orang dewasa adalah: (1) konsep diri orang dewasa bergeser dari konsep tentang seorang pribadi yang tergantung ke arah konsep tentang pribadi yang mandiri; (2) orang dewasa mengumpulkan sediaan pengalaman yang selalu bertambah dan menjadi sumber belajar yang semakin kaya; (3) kesiapan belajar orang dewasa makin berorentasi kepada tugas-tugas perkembangan yang berkaitan dengan peranan sosial mereka; dan (4) perspektif waktu orang dewasa berubah dari penundaan penerapan pengetahuan menjadi penerapan segera, dan karena itu orientasi mereka kepada belajar berubah dari berpusat kepada mata pelajaran menjadi berpusat pada karya atau prestasi (Soemartono, 1993). Berangkat dari konsep tersebut, maka langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui terlebih dahulu keinginan, kebutuhan, dan motivasi mereka terhadap kegiatan belajar.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ternyata bahwa responden sangat memerlukan kegiatan tersebut. Baik responden untuk desa ru- ral maupun urban, 90 persen menyatakan perlu, dan hanya 10 persen menyatakan ragu-ragu.

Bertolak dari kebututhan, keinginan, dan motivasi responden, maka masalah berikutnya yang perlu diketahui manfaat apa yang diinginkan Bertolak dari kebututhan, keinginan, dan motivasi responden, maka masalah berikutnya yang perlu diketahui manfaat apa yang diinginkan

Tabel 1 memperlihatkan kebutuhan dan Alasan Diperlukannya Penyelenggaraan keinginan responden terhadap berbagai program Diklat. Hampir seluruh responden menyatakan pendidikan untuk meningkatkan kinerja mereka bahwa diperlukan adanya pendidikan dan dalam upaya pengembangan sumberdaya manusia pelatihan bagi inovator untuk pengembangan pedesaan. Berdasarkan tabel tersebut, tampak sumberdaya manusia pedesaan. Alasan diperlukan bahwa hampir semua jenis program pendidikan kegiatan tersebut adalah (1) untuk memperluas mereka perlukan, baik untuk responden di desa pengetahuan dan wawasan; (2) meningkatkan rural maupun desa urban. Untuk jenis pendidikan keterampilan; (3) meningkatkan kualitas lainnya, berupa keterampilan-keterampilan khusus, kepemimpinan; (4) mampu berkomunikasi secara seperti membuat sabun, emping, tahu, tempe, efektif; (5) bertukar pikiran; (6) mengembangkan usaha pewarungan, pengolahan lahan pekarangan, organisasi; (7) mendapatkan pengalaman dalam dan lain-lain. menyelenggarakan pelatihan dan (8) menjalin

Materi Pendidikan yang Perlu Diberikan.

hubungan yang lebih baik dan erat dengan sesama Materi pendidikan yang perlu diberikan merupakan inovator.

rincian dari program pendidikan yang disajikan Jenis Program Pendidikan yang Diperlukan. dalam Tabel 4. Materi pendidikan, menurut Program pendidikan yang dimaksud dalam Mardikanto (1993) adalah segala pesan yang akan penelitian ini adalah paket pendidikan yang dikomunikasikan dalam suatu kegiatan pendidikan. diinginkan dan dibutuhkan oleh inovator untuk Dalam penelitian ini, materi pendidikan yang meningkatkan kinerjanya dalam upaya diinginkan oleh responden sebagian besar bersifat pengembangan sumberdaya manusia pedesaan. praktis, artinya informasi yang ada di dalamnya Jenis pendidikan yang diinginkan dan dibutuhkan mudah dipahami oleh mereka. Hal ini dapat berupa

Tabel 1

Jenis Program Pendidikan yang Dibutuhkan di Desa Rural dan Desa Urban

No Jenis Program Pendidikan

Desa Urban

Desa Rural

F % 1. Kepemimpinan

40 80 35 70 2. Komunikasi Efektif

29 58 31 62 3. Kewirausahaan

48 96 48 96 4. Manajemen Organisasi

34 68 30 60 5. Keterampilan teknis pertanian

19 38 45 90 6. Keterampilan teknis peternakan

15 30 47 94 7. Keterampilan Teknologi Tepat Guna

41 82 45 90 8. Ekonomi Pedesaan

29 58 40 80 9. Pengembangan SDM

45 90 40 80 10. Lainnya

penelitian ini adalah paket pendidikan yang petunjuk teknis yang langsung dapat digunakan diinginkan dan dibutuhkan oleh inovator untuk oleh pengguna.

Asep Suryana. Peningkatan Peran dan Performan Inovator untuk Pengembangan SDM Pedesaan

Hampir seluruh materi pendidikan diperlukan banyaknya program pendidikan yang dilaksanakan responden. Hal ini terlihat dari tingginya presentase dalam satu kesatuan waktu. Hasil riset pada masing-masing materi. Yang berbeda adalah menunjukkan bahwa sebagian besar responden, pada penekanan materi, yaitu responden desa ru- baik di desa rural maupun di esa urban, ral cenderung pada aspek teknis pertanian, menginginkan kegiatan yang sifatnya terpadu atau perternakan, teknologi tepat guna, sedangkan mix, yaitu berbagai jenis program pendidikan responden desa urban cenderung menekankan dilakukan dalam satu paket. aspek kewirausahaan, manajemen organisasi, dan

Frekuensi Kegiatan dalam. Frekuensi pengembangan SDM. Aspek-aspek komunikasi kegiatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah efektif, dan kepemimpinan masing-masing banyaknya pelaksanaan pendidikan dan pelatihan cenderung sama-sama ditekankan.

dalam jangka waktu satu tahun. Hasil survei Metode. Metode cara yang dalam fungsi memperlihatkan, responden menginginkan kegiatannya merupakan alat untuk mencapai pengadaan pendidikan dan pelatihan untuk kegiatan, atau merupakan tingkatan kegiatan yang inovataor lebih dari lima kali dalam setahun. Hal ini digunakan untuk mencapai tujuan tertentu berarti bahwa mereka menganggap kegiatan (Samsudin, 1987). Dalam penelitian ini, yang tersebut penting dan diperlukan bagi peningkatan dimaksud dengan metode adalah cara-cara yang kualitas diri mereka. perlu dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan

Pihak-pihak yang Dilibatkan. Yang dimaksud latihan bagi inovator menurut keinginan dan dengan pihak-pihak yang dilibatkan dalam kebutuhan mereka. Hasil penelitian menunjukkan penelitian ini adalah orang dan/atau organisasi bahwa baik di desa rural maupun di desa urban tertentu yang diinginkan terlibat langsung dalam responden menginginkan semua metode kegiatan pendidikan dan pelatihan inovator pendidikan dan pelatihan bagi peningkatan kinerja menurut responden. Tabel 2 memperlihatkan mereka. Metode tersebut adalah anjangsana, pendapat responden tentang siapa saja yang perlu demonstrasi, pertemuan, kelompencapir, pameran, dilibatkan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan role-playing, radio-cassette, televisi, film strip, inovator. media cetak, kampanye, dan kontak tani. Metode

Dalam Tabel 2 terlihat bahwa responden tersebut diperlukan secara bervariasi. Anjangsana, menginginkan adanya pihak-pihak tertentu yang demonstrasi, dan petemuan, baik bagi responden ikut terlibat dalam kegiatan pendidikan dan di desa rural maupun desa urban, merupakan pelatihan inovator. Data-data tersebut metode yang paling diperlukan dengan persentase menunjukkan bahwa LSM, penyuluh pertanian, yang paling tinggi.

dan perguruan tinggi merupakan pihak-pihak yang Bahan dan Peralatan. Dalam penelitian ini, sangat diinginkan keterlibatannya. Sedangkan bahan dan alat yang dimaksud adalah segala aparat desa, LKMD, dan Juru Penerang menempati perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan posisi presentase yang rendah (masing-masing 2 pendidikan dan pelatihan menurut keinginan dan persen untuk desa rural, dan 4 persen untuk desa kebutuhan responden. Dari survei, diperoleh data urban. Lebih jelasnya, pada desa rural, penyuluh bahwa ternyata responden telah menyadari akan pertanian menempati urutan teratas, disusul pentingnya bahan dan peralatan untuk kegiatan dengan perguruan tinggi dan LSM. Pada desa ur- pendidikan dan pelatihan bagi mereka sendiri. ban, perguruan tinggi berada di posisi tertinggi, Dalam hal ini, kurikulum merupakan bahan yang yang disusul dengan penyuluh pertanian dan LSM. sangat/paling diperlukan, di samping

Lokasi Kegiatan. Lokasi kegiatan yang perlengkapan ruangan, alat bantu, alat tulis, lembar dimaksud adalah tempat yang diinginkan persiapan materi, dan papan tulis/papan penempel. responden untuk mengadakan pendidikan dan

Jumlah Unit Kegiatan. Jumlah unit kegiatan latihan inovator. Menurut responden, lokasi ideal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk melaksanakan kegiatan tersebut adalah balai

136 M EDIA T OR, Vol. 2 No.1 2001

Tabel 2

Pihak-pihak yang dilibatkan dalam Pendidikan dan Pelatihan Inovator di Desa Rural dan Desa Urban

No. Pihak-pihak yang dilibatkan

Desa Urban

Desa Rural

1. Tidak perlu ada yang dilibatkan

2. Aparat Desa

3. Lembaga Swadaya Masyarakat

4. LKMD

5. Penyuluh Pertanian

6. Penyuluh Lapangan KB

7. Juru Penerang

8. Perguruan Tinggi

pertemuan, lapangan terbuka, masjid, dan tempat- dana bagi penyelenggaraan pendidikan dan tempat lainnya.

latihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Waktu yang Direncanakan. Waktu yang sumber dana yang diharapkan adalah berasal dari direncanakan dalam penelitian ini adalah saat-saat pemerintah dan bantuan luar negeri. Namun yang tepat yang diinginkan responden untuk demikian, sumber dana yang lainnya pun, seperti menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan dana dari swasta, swadana, donatur, dan lain-lain, inovaator. Bagi responden, waktu pelaksanaan mereka perhitungkan pula. kegiatan tidak terlalu masalah. Hal ini terlihat dari

Media Pembelajaran. Sebagai suatu sistem persentase untuk masing-masing waktu yang pendidikan nonformal, kegiatan pendidikan dan menunjukkan jumlah yang besar (hari Minggu jam pelatihan inovator mutlak memerlukan berapa pun; selain haari Minggu, sore; hari selain perencanaan yang jelas mengenai program Minggu, malam). Jadi, kapan pun pelatihan itu pendidikan yang akan dilaksanakan. Oleh karena diadakan, mereka siap untuk mengikuti.

itu, selain topik materi dan metode yang akan

Tabel 3 Media Pembelajaran dalam Pendidikan dan Pelatihan Inovator

di Desa Rural dan Desa Urban

No Media Pembelajaran

Desa Urban

Desa Rural

F % 1. Media Visual

42 84 40 80 2. Media audio

35 70 32 64 3. Media audio visual

35 70 35 70 4. Media tempat meragakan

34 68 35 70 5. Media pengalaman nyata

45 90 40 80 6. Media Cetak

Sumber Dana. Yang dimaksud dengan sumber digunakan, juga perlu dipersiapkan media dana adalah pihak-pihak tertentu, baik orang pembelajaran yang sesuai dengan materi dan maupun lembaga, yang bersedia untuk memberikan metode yang akan digunakan.

Asep Suryana. Peningkatan Peran dan Performan Inovator untuk Pengembangan SDM Pedesaan

Dalam Tabel 3, disajikan data-data tentang me- aspek teknis dan pengetahuan yang berkaitan dia pembelajaran yang diinginkan responden dengan bidang pertanian, peternakan, dan untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan inovator teknologi tepat guna. Responden di desa urban dalam upaya pengembangan SDM pedesaan.

lebih cenderung pada aspek manajerial dan Tabel 3 memperlihatkan data media strategis, seperti pengetahuan tentang pembelajaran yang diinginkan responden dalam kewirausahaan, pengembangan SDM, kegiatan pendidikan dan penyuluhan inovator kepemimpinan, dan ekonomi pedesaan. dalam upaya peningkatan SDM pedesaan.

Pada ranah afektif, responden di kedua tipe Berdasarkan data tersebut, tampak bahwa desa menunjukkan sikap yang positif pada responden menginginkan semua media penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi pembelajaran digunakan dalam kegiatan tersebut. inovator. Lebih lanjut, media pengalaman nyata menempati

Pada ranah keterampilan, responden di desa persentase tertinggi pada desa rural dan desa ur- rural cenderung pada aspek-aspek keterampilan ban, dan disusul dengan media visual. Media-me- teknis pertanian, peternakan, dan teknologi tepat dia yang lain, seperti: media audio, audio-visual, guna yang sesuai dengan kondisi lokal. media tempat meragakan, dan media cetak juga Responden di desa urban lebih cenderung pada menunjukkan presentase yang tinggi untuk kedua keterampilan-keterampilan dalam kewirausahaan, tipe desa walaupun tidak setinggi media diklat, dan manajemen praktis. pengalaman nyata.

Tabel 4

Ranah yang Ditekankan dalam Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan

No. Ranah yang ditekankan

Desa Urban

Desa Rural

F % 1. Pengetahuan dan wawasan

5.2 Pengujian Hipotesis

Ranah yang Ditekankan. Ranah atau domain

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini aspek-aspek yang berkaitan dengan arah adalah “ada perbedaan yang signifikan program

perubahan perilalku yang diinginkan sebagai peningkatan peran dan performan inovator dalam akibat dari kegiatan pendidikan dan pelatihan pengembangan Sumberdaya Manusia Pedesaan inovator dalam upaya pengembangan SDM pada desa rural dan desa urban”. Untuk menguji pedesaan. Ranah tersebut terdiri dari aspek kognitif hipotesis tersebut, maka akan digunakan uji atau pengetahuan/wawasan, aspek afektif atau statistik nonparametik Mann-Whitney U, dengan sikap, dan aspek konatif atau psikomotor atau tingkat  =0,005. keterampilan.

Dalam Tabel 4, disajikan data tentang Hipotesis 1

keinginan dan kebutuhan responden mengenai Hipotesis penelitian yang diajuka adalah “Ada ranah yang perlu ditekankan dalam kegiatan perbedaan yang signifikan jenis-jenis pendidikan tersebut. yang diperlukan dalam peningkatan peran dan Ranah kognitif walaupun presentasenya performan inovator dalam pengembangan SDM tinggi, tapi ada perbedaan dalam penekanan. pedesaan di desa rural dan desa urban”. Untuk Responden di desa rural cenderung menekankan

138 M EDIA T OR, Vol. 2 No.1 2001 138 M EDIA T OR, Vol. 2 No.1 2001

mencapai tujuan program dalam peningkatan peran Setelah dilakukan pengujian, diperoleh harga dan performan inovator dalam pengembangan U=1432 dan Harga z =1.25, Harga z=1,25 SDM pedesaan di desa rural dan desa urban”. Hasil mempunyai kemungkinan di bawah Ho sebesar p pengujian statistik diperoleh harga U=1394, dan < 0,1826, sedangkan  = 0,05. Karena p < a, maka z=0,993. Harga z=0,993 mempunyai kemungkinan Ho diterima, hal ini berarti tidak ada perbedaan di bawah Ho sebesar p<0,2444. Telah ditetapkan yang signifikan jenis-jenis pendidikan yang  =0,05, karena p>a=0,05, maka dapat disimpulkan diperlukan dalam peningkatan peran dan performan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam inovator untuk pengembangan SDM di desa rural cara-cara mencapai tujuan program dalam dan desa urban.

peningkatan peran dan performan inovator dalam

Hipotesis 2

pengembangan SDM pedesaan di desa rural dan desa urban”.

Hipotesis penelitian yang diajuka adalah “Ada perbedaan yang signifikan materi program

Hipotesis 5

yang diperlukan untuk pengembangan peran dan performan inovator dalam pengembangan SDM

Hipotesis kerja yang diajukan adalah ada pedesaan di desa rural dan desa urban”.

perbedaan yang signifikan bahan dan alat yang Hasil pengujian menunjukkan bahwa harga U dibutuhkan untuk mencapai tujuan program dalam diperoleh sebesar 1518, dan z hitung sebesar 6,204. peningkatan peran dan performan inovator dalam Harga z=6,204 mempunyai kemungkinan di bawah pengembangan SDM pedesaan di desa rural dan Ho sebesar p<0,0001, sedangkan  =0,05. Karena desa urban. p<q, maka Ho ditolak, hal tersebut menunjukkan

Hasil pengujian statistik diperoleh harga bahwa ada perbedaan yang signifikan materi pro- U=1394, dan harga z=0,993. Harga z=0,993 gram yang diperlukan untuk pengembangan peran mempunyai kemungkinan di bawah Ho sebesar dan performan inovator dalam pengembangan p<0,2444, dan  =0,05. karena p>  =0,05, maka SDM pedesaan di desa rural dan desa urban.

dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk

Hipotesis 3

mencapai tujuan program dalam peningkatan peran Hipotesis penelitian yang akan diuji adalah dan performan inovator dalam pengembangan “Ada perbedaan yang signifikan media SDM pedesaan di desa rural dan desa urban. pembelajaran yang diperlukan untuk peningkatan

pean dan performan inovator dalam pengembangan Hipotesis 6

SDM pedesaan di desa rural dan desa urban”. Hipotesis kerja yang diajukan adalah “Ada Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh harga perbedaan yang signifikan pihak-pihak yang

U=1520, z hitung=1,861, harga z=1,861 mempunyai dilibatkan dalam peningkatan peran dan performan kemungkinan di bawah Ho sebesar p < 0,0707, inovator untuk pengembangan SDM pedesaan di sedangkan  =0,05. Karena p>a, maka dapat desa rural dan desa urban. disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang

Berdasarkan hasil pengujian statistik, signifikan media pembelajaran yang diperlukan diperoleh harga U=1623, dan harga z=2,571. harga

untuk peningkatan peran dan performan inovator z=2,571 mempunyai kemungkinan di bawah Ho dalam pengembangan SDM pedesaan di desa ru- sebesar p<0,0147. Karena p<  =0,005, maka Ho ral dan desa urban”.

ditolak, dan H1 dierima, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan

Hipotesis 4

pihak-pihak yang dilibatkan dalam peningkatan Hipotesis yang akan diuji adalah “Ada peran dan performan inovator untuk

Asep Suryana. Peningkatan Peran dan Performan Inovator untuk Pengembangan SDM Pedesaan

desa urban. Hipotesis penelitian yang diajukan adalah “Ada perbedaan yang signifikan tingkat

Hipotesis 7

keterampilan inovator dalam pengembangan SDM Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini Pedesaan di desa rural dan desa urban”. adalah ada perbedaan yang signifikan tempat

Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa untuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Harga U=1975, dan z=4,998. Harga z=4,998 inovator dalam upaya pengembangan SDM mempunyai kemungkinan di bawah Ho sebesar p< pedesaan di desa rural dan desa urban.

0,0001. karena p<  =0,05, maka berarti ada

Hasil pengujian statistik diperoleh harga perbedaan yang signifikan tingkat keterampilan U=1536,5 dan harga z=1,975. Harga z=1,975 inovator dalam pengembangan SDM Pedesaan di mempunyai kemungkinan di bawah Ho sebesar desa rural dan desa urban.

p<0,0573. Karena p>  =0,05, maka Ho diterima, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian

yang signifikan tempat untuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan inovator dalam upaya

Berdasarkan hasil analisis data, baik secara pengembangan SDM pedesaan di desa rural dan deskriptif maupun statistik, maka ada beberapa desa urban.

faktor yang perlu dibahas untuk memperjelas hasil penelitian.

Hipotesis 8

Peranan dan kedudukan inovator dalam masyarakat pedesaan sangat penting. Ia

Hipotesis penelitian yang diajukkan adalah merupakan sekelompok kecil manusia yang “Ada perbedaan yang signifikan tingkat “menentukan” langkah dan arah dinamika pengetahuan inovator dalam pengembangan SDM pembangunan di pedesaan. Menurut Samsudin pedesaan di desa rural dan desa urban”.

(1987), jumlah inovator yang ada disuatu daerah Hasil pengujian statistik menunjukan bahwa hanya 2,5%. Mereka merupakan orang-orang yang

harga U=2025,5, dan harga z=5,346. Harga z=5,346 paling cepat dalam mengadopsi inovasi. Muhadjir mempunyai kemungkinan di bawah Ho sebesar p (1984) menjelaskan bahwa di pedesaan, <  =0,05, maka Ho ditolak, sehingga dapat kepemimpinan yang dibutuhkan adalah yang dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan memiliki ciri-ciri: (1) mampu membina; (2) mampu tingkat pengetahuan inovator dalam mengarahkan; dan (3) tanggap terhadap inovasi. pengembangan SDM pedesaan di desa rural dan

Berkatian dengan ketiga ciri pemimpin desa urban.

pedesaan, maka inovator merupakan sosok yang memenuhi aspek tersebut. Namun demikian,

Hipotesis 9

menurut syamsudin (1987), inovator yang Hipotesis penelitian yang akan diuji adalah jumlahnya sedikit itu, dalam hal mendinamikakan “Ada perbedaan yang signifikan sikap inovator pembangunan pedesaan masih harus ditingkatkan. dalam pengembangan SDM pedesaan di desa ru-

“….golongan ini tidak begitu banyak ral dan desa urban”.

peranannya, mereka tidak begitu dekat Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa hubungannya dengan petani-petani kebanyakan. harga U=1520, dan z=1,861 mempunyai Tidak aktif dalam membantu menyebarkan hal-hal kemungkinan di bawah Ho sebesar p < 0,0707. yang baru kepada tetangganya. Apa yang telah Karena P >  =0,05, maka Ho diterima, yang berarti diterima atau diketahui hanya memanfaatkan untuk tidak ada perbedaan yang signifikan sikap inovator kepentingan sendiri atau terbatas kepada teman- dalam pengembangan SDM pedesaan di desa ru- teman terdekatnya (1987:21) ral dan desa urban.

Pembangunan desa sebagai suatu kegiatan 140

M EDIA T OR, Vol. 2 No.1 2001 M EDIA T OR, Vol. 2 No.1 2001

dan intimidasi. Komponen-komponen tersebut Dalam konteks pembangunan bottom up, adalah: (1) kualitas kehidupan fisik, yang ditandai yakni pembangunan yang dilaksanakan dengan meningkatnya mutu lingkungan fisik, pola berdasarkan kebutuhan, keinginan, dan nurani konsumsi, pemenuhan konsumsi fisik, serta rasa masyarakat, peranan inovator untuk aman dari gangguan fisik; (2) mata pencaharian, mengelaborasi, mengungkap, menumbuhkan, serta yang ditandai dengan luasnya lapang untuk menggerakkan masyarakat dalam membangun diri mencari nafkah dan jumlah pengangguran yang dan daerahnya sangat strategis.

minim; (3) individualitas dan kebebasan memilih, Oleh karena itu, peningkatan peran dan yang dicirikan oleh meningkatnya bagian besar performan inovator dalam upaya pengembangan penduduk untuk menentukan nasibnya sendiri dan sumberdaya manusia pedesaan merupakan upaya menentukan hari depan anak-anaknya; (4) yang sangat tepat. Melalui proses ini, inovator pengembangan diri, dicirikan oleh tingkat selain dapat menambah pengetahuan atau kesadaran lingkungan yang besar, berupaya wawasannya, keterampilan, juga akan membentuk sendiri dalam meningkatkan keterampilan, serta sikap mereka terhadap keberadaan dirinya di solidaritas anggota masyarakat yang semakin tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan. berkembang; (5) pemekaran kehidupan sosial Para inovator akan semakin menyadari tentang politik, dicirikan oleh peningkatan jumlah keadaan masyarakat di sekitarnya, yang menurut penduduk yang ikut serta aktif dalam pembuatan Maschab (1994:59):

keputusan yang menyangkut nasib mereka. “Pada umumnya penduduk desa dililit berbagai keterbatasan, bukan saja modal tetapi juga

6. Kesimpulan dan Saran

pengetahuan dan keterampilan, di samping juga belenggu adat dan kebiasaan yang ada kalanya

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24