RINGKASAN CARA PELAKSANAAN JENAZAH

RI NGKASAN CARA PELAKSANAAN JENAZAH
Oleh
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Ham id
Tulisan ini hanya ringkasan dan t idak m em uat dalil- dalil sem ua perm asalahan secara
t erperinci. Maka barangsiapa di ant ara pem baca yang ingin m enget ahui dalil- dalil
set iap pem bahasan dipersilahkan m em baca kit ab aslinya " Ah k a a m ul Ja na a iz w a
Bid'ih a a " karya Syaikh Muham m ad Nashiruddin Al- Albani rahim ahullah

I.

PAD A SAAT SAKI T
1. Orang yang sakit waj ib m enerim a qadha ( ket ent uan) Allah, bersabar
m enghadapi sert a berbaik sangka kepada Allah, sem ua ini baik baginya.
2. I a harus m em punyai perasaan t akut sert a harapan, yait u t akut akan siksaan
Allah karena adanya dosa- dosa yang t elah ia lakukan, sert a harapan akan
rahm at Allah.
3. Bagaim ana parahnya penyakit nya, ia t idak boleh m engangan- angan
kem at ian, kalaupun t erpaksa, m aka hendaknya ia berdoa : -Alla h um m a
a h ya n ii m a a k a n a t i a l- ha ya t u k h a ir a n lii w a t a w a ffa n iy idza a k a na t i
a l- w a fa a t u k h a ir a n lii- " Art inya : Ya Allah hidupkanlah akau j ika kehidupan
lebih baik bagiku, m at iknalah aku j ika kem at ian lebih baik bagiku"

4. Jika ia m em punyai kewaj iban yang m enyangkut hak orang lain, hendaknya
m enyelesaikan secepat m ungkin. Jika t idak m am pu, hendaknya berwasiat
unt uk penyelesaiannya.
5. I a harus bersegera berwasiat

II.

M EN JELAN G M ATI
1. Menj elang m at i, m aka orang- orang yang ada di sekit arnya harus m elakukan
hal- hal berikut :
a. Ment alqin ( m enunt un) m engucapkan - La a I la h a I lla l- lla h- " Art inya :
Tiada yang berhak disem bah selain Allah"
b. Mendo'akan
c.

Mengucapkan perkat aan yang baik.

2. Adapun m em bacakan surat Yaa sin di sisi orang yang m eninggal at au
m enghadapkan ke kiblat m aka am alan t ersebut t idak ada dalilnya.
3. Seorang m uslim boleh m enghadiri kem at ian orang non- m uslim unt uk

m enganj urkan kepadanya supaya m asuk I slam ( sebelum m eninggal dunia) .

III.

KETI KA M EN I N GGAL D UN I A

Jika sudah m eninggal dunia m aka orang- orang yang ada disekit arnya harus
m elakukan hal- hal berikut :
1. Mem ej am kan m at a m ayyit
2. Mendo'akan
3. Menut upnya dengan kain yang m eliput i sem ua anggot a t ubuhnya. Tapi j ika
yang m eninggal sedang m elakukan ihram , m aka kepala dan waj ahnya t idak
dit ut upi
4. Bersegera m enyelenggarakan j enazahnya set elah yakin bahwa ia sudah
bet ul- bet ul m eninggal
5. Menguburkan di kam pung t em pat ia m eninggal, t idak m em indahkan ke
daerah lain kecuali dalam kondisi darurat . Karena m em indahkan m ayat ke
daerah lain berart i m enyalahi perint ah m em percepat pelaksanaan j enazah.
6. Bersegera m enyelesaikan ut ang- ut angnya sem uanya dari hart a si m ayyit
sendiri, m ekipun sam pai habis hart anya, m aka negaralah yang m enut upi

ut ang- ut angnya set elah ia sendiri sudah berusaha m em bayarnya. Jika negara
t idak m elakukan hal it u dan ada yang berbaik budi m elunasinya, m aka hal it u
dibolehkan.

I V.

YAN G BOLEH D I LAKUKAN PARA KERABATN YA D AN ORAN G
LAI N

1. Boleh m em buka waj ah m ayyit dan m encium nya, m enangisi - t a n pa r a t a pa ndalam kurung t iga hari
2. Tat kala berit a kem at ian sam pai kepada kerabat m ayyit , m ereka harus :
a. Bersabar sert a redha akan ket ent uan Allah
b. Berist irj aa' yait u m em baca : - I n na Lilla h i w a I n n a a I la ih i
Ra a j i'u u n- " Art inya : Sesungguhnya kam i adalah m ilik Allah, dan
kepada- Nya- lah kit a akan kem bal"
3. Tidaklah m enyalahi kesabaran j ika ada wanit a yang t idak berhias sam a sekali
asal t idak m elebihi t iga hari set elah m eninggalnya ayahnya at au selain
ayahnya. Kecuali j ika yang m eninggal adalah suam inya, m aka ia t idak berhias
selam a em pat bulan sepuluh hari, karena hal ini ada dalilnya.
4. Jika yang m eninggal selain suam inya, m aka lebih afdhal j ika t idak

m eninggalkan perhiasannya unt uk m eredlakan/ m enyenangkan suam inya
sert a m em uaskannya. Dan diharapkan adanya kebaikan di balik it u.

V.

H AL- H AL YAN G TERLARAN G

Rasulullah t elah m elarang/ m engharam kan hal yang selalu dilakukan oleh banyak
orang disaat ada yang m eninggal, hal- hal yang dilarang t ersebut waj ib diket ahui
unt uk dihindari, di ant aranya :
1. Merat ap, yait u m enangis berlebih- lebihan, bert eriak, m em ukul waj ah,
m erobek- robek kant ong pakaian dan lain- lain.
2. Mengacak- acak ram but
3. Laki- laki m em perpanj ang j enggot selam a beberapa hari sebagai selam a
beberapa hari sebagai t anda duka at as kem at ian seseorang. Jika duka sudah
berlalu m aka m ereka kem bali m encukur j enggot lagi.
4. Mengum um kan kem at ian lewat m enara- m enara at au t em pat lain, karena cara
m engum um kan yang sepert i it u t erlarang dan syariat

VI


CARA M EN GUM UM KAN KEM ATI AN YAN G D I BOLEH KAN
1. Boleh m enyam paikan berit a kem at ian t anpa m enem puh cara- cara yang
diam alkan pada zam an j ahiliyah dahulu. Bahkan t erkadang m enyam paikan
berit a kem at ian hukum nya m enj adi waj ib j ika t idak ada yang
m em andikannya, m engkafani, m enshalat i dan lain- lain.
2. Bagi yang m enyam paikan berit a kem at ian dibolehkan m em int a kepada orang
lain supaya m endo'akan m ayyit , karena hal ini ada landasannya di dalam
sunnah

VI I

TAN D A- TAN D A H USN UL KH ATI M AH

Telah sah pej elasan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau m enyebut kan
beberapa t anda husnul khat im ah ( kem at ian/ akhir hidup yang baik) . Jika seseorang
m eninggal dunia dengan m engalam i salah sat u di ant ara t anda- t anda it u m aka it u
m erupakan kabar gem bira.
1. Mengucapkan syahadat di saat m eninggal
2. Mat i dengan berkeringat pada dahi

3. Mat i pada hari Jum 'at at au pada m alam Jum 'at
4. Mat i Syahid di m edan j ihad
5. Mat i t erkena penyait t haa'uun
6. Mat i t erkena penyakit perut
7. Mat i t enggelam
8. Mat i t erkena rerunt uhan

9. Mat i seorang wanit a ham il karena j aninnya
10. Mat i t erkena penyakit paru
11. Mat i m em bela agam a at au diri
12. Mat i m em bela/ m em pert ahankan hart a yang akan diram pok
13. Mat i dalam ket erikat an dengan j alan Allah
14. Mat i dalam suat u am alan shalih
15. Mat i t erbakar

VI I I

PUJI AN ORAN G TERH AD AP M AYYI T

1. Puj ian baik t erj adap m ayyit dari sekelom pok orang- orang m uslim yang benarbenar, paling kurang dua orang di ant ara t et angga- t et angganya yang arif,

shalih dan berilm u dapat m enj adi penyebab m asuknya m ayyit ke dalam
surga.
2. Jika kem at ian seseorang bert et apan dengan gerhana m at ahari at au bulan,
m aka hal it u t idak m enunj ukkan sesuat u. Sedangkan anggapan bahwa hal it u
m erupakan t anda- t anda kem uliaan si m ayyit adalah khurafat j ahiliyah yang
bat hil

IX

M EM AN D I KAN M AYYI T
1. Jika sudah m eninggal, m aka orang- orang yang ada di sekit arnya harus
segera m em andikannya
2. Dalam m em andikan m ayyit , harus diperhat ikan hal- hal sebagai berikut :
a. Mem andikan t iga kali at au lebih, sesuai dengan yang dibut uhkan
b. Mem andikan dengan j um lah ganj il
c.

Mencam pur sebagian dengan sidr, at au yang bisa m enggant ikan
fungsinya sepert i sabun


d. Mencam pur m andi t erakhir dengan wangi- wangian sepert i kapur
barus/ kam per dan ini lebih afdhal. ( t erkecuali j ika yang m eninggal
sedang m elakukan ihram m aka t idak boleh diberi wangi- wangian)
e. I kat an ram but harus dibuka, lalu ram but dicuci dengan baik.
f.

Menyisir ram but

g. Mengikat m enj adi t iga bagian unt uk ram but wanit a, lalu
m em bent angkan ke belakangnya
h. Mem ulai m em andikan dari bagian kanannya dan anggot a wudhunya
dan anggot a wudhunya
i.

Laki- laki dim andikan oleh laki- laki j uga, dan wanit a dim andikan oleh
wanit a j uga. ( Terkecuali bagi suam i- ist ri, boleh saling m em andikan,
karena ada dalil sunnah yang m em perkuat am alan ini)

j.


Mem andikan dengan pot ongan- pot ongan kain dalam keadaan t erbuka
dengan kain di at as t ubuhnya set elah m em buka sem ua pakaiannya

k.

Yang m em andikan m ayyit adalah orang yang lebih m enget ahui cara
penyelenggaraan m ayat / j enazah sesuai dengan sunnah Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam , lebih- lebih j ika t erm asuk kerabat keluarga
m ayyit

3. Yang m em andikan m ayyit akan m endapat kan pahala yang besar j ika
m em enuhi dua syarat berikut
a. Menut upi kekurangan yang ia dapat i dari m ayyit dan t idak
m encerit akan kepada orang lain
b. I khlas karena Allah sem at a dalam m enj alankan urusan j enazah t anpa
m engharapkan pam rih dan t erim a kasih sert a t anpa t uj uan- t uj uan
duniawi. Karena Allah t idak m enerim a am alan akhirat t anpa keikhlasan
sem at a- m at a kepada- Nya.
4. Dianj urkan bagi yang m em andikan j enazah supaya m andi. ( Tidak diwaj ibkan)
5. Tidak disyariat kan m em andikan orang yang m at i syahid di m edan perang,

m eskipun ia gugur dalam keadaan j unub

X

M EN GAFAN I M AYAT
1. Set elah selesai m em andikan m ayat , m aka waj ib dikafani
2. Kain kafan sert a biayanya diam bil dari hart a si m ayyit sendiri, m eskipun
hart anya sam pai habis, t idak ada yang t ert inggal lagi
3. Seharusnya kain kafan m enut upi sem ua anggot a t ubuhnya
4. Jika seandainya kain kafan t idak m encukupi sem ua t ubuhnya, m aka
diut am akan m enut upi kepalanya sam pai ke sebagian t ubuhnya, adapun yang
m asih t erbuka m aka dit ut upi dengan daun- daunan yang wangi. ( Hal yang
sepert i ini j arang t erj adi pada zam an kit a sekarang ini, t et api ini adalah
hukum syar'i)
5. Jika kain kafan kurang, sem ent ara j um lah m ayat banyak, m aka boleh
m engkafani m ereka secara m assal dalam sat u kafan, yait u dengan cara
m em bagi- bagi j um lah t ert ent u di kalangan m ereka dengan m endahulukan
orang- orang yang lebih banyak m enget ahui dan m enghafal Al- Qur'an ke arah
kiblat
6. Tidak boleh m em buka pakaian orang yang m at i syahid yang dipakainya

sewakt u m at i, ia dikuburkan dengan pakaian yang dipakai syahid
7. Dianj urkan m engkafani orang yang m at i syahid dengan selem bar kain kafan
at au lebih di at as pakaian yang sedang di pakai
8. Orang yang m at i dalam keadaan ber- ihram dikafani dengan kedua pakaian
ihram yang sedang dipakainya

9. Hal- hal yang dianj urkan dalam pem akaian kain kafan :
a. Warna put ih
b. Menyiapkan t iga lem bar
c.

Sat u diant aranya bergaris- garis ( I ni t idak bert ent angan dengan bagian
( a) ) karena dua hal:
-

Pada um um nya kain put ih bergaris- garis put ih,

-

Di ant ara ket iga lem bar kafan t adi, sat u yang bergaris- garis
sedangkan yang lainnya put ih

d. Mem berikan wangi- wangian t iga kali.
10. Tidak boleh berfoya- foya dalam pem akain kain kafan, dan t idak boleh lebih
dari t iga lem bar, karena hal it u m enyalahi cara kafan Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam , dan t erlebih lagi perbuat an it u dianggap m enyia- nyiakan
hart a
11. Dalam cara m engkafani t adi, m engkafani wanit a sam a caranya dengan
m engkafani pria karena t idak adanya dalil yang m enj elaskan perbedaan it u.

XI

M EM BAW A JEN AZAH SERTA M EN GAN TARN YA
1. Waj ib m em bawa j enazah dan m engant arnya, karena hal it u adalah hak
seorang m uslim yang m at i t erhadap kaum m uslim in yang lain.
2. Mengikut i j enazah ada dua t ahap :
a. Mengikut i dari keluarganya sam pai dishalat i
b. Mengikut i dari keluarganya sam pai selesai penguburannya, dan inilah
yang lebih ut am a
3. Mengikut i j enazah hanya dibolehkan bagi laki- laki, t idak dibolehkan bagi
wanit a, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam m elarang wanit a m engikut i
j enazah
4. Tidak dibolehkan m engikut i j enazah dengan cara- cara sam bil m enangis,
begit u pula m em bawa wangi- wangian dan sebagainya. ( Term asuk dalam
kat egori ini am alan orang awam sam bil m em baca : " Wahhiduul - I laaha" at au
j enis dzikir- dzikir lainnya yang dibuat - buat )
5. Harus cepat - cepat dalam m em bawa j enazah dalam art i t idak berlari- lari
6. Boleh berj alan di depan j enazah, di belakangnya ( ini yang lebih afdhal) , boleh
j uga di sam ping kanannya at au kirinya dengan posisi dekat dengan j enazah,
kecuali yang berkendaraan m aka m engikut i dari belakang. ( Perlu diket ahui
bahwa berj alan lebih afdhal dari pada berkendaraan)
7. Boleh pulang berkendaraan set elah m enguburkan m ayat , t idak m akruh

8. Adapun m em bawa j enazah di at as keret a khusus at au m obil am bulance,
kem udian orang- orang yang m engant arnya j uga m em akai m obil, m aka hal ini
t erm asuk t idak disyari'at kan, karena ini adalah kebiasaan orang- orang kafir,
sert a m enghilangkan nilai- nilai yang t erkandung dalam pengant aran j enazah
yait u m engingat - ingat akhirat , lebih- lebih lagi karena hal it u m enj adi
penyebab t erkuat berkurangnya pengant ar j enazah dan hilang kesem pat an
orang- orang yang ingin m endapat kan pahala. ( Kecuali dalam keadaan darurat
m aka boleh m em akai m obil)
9. Berdiri unt uk m enghorm at i j enazah hukum nya m ansukh ( dihapuskan) , oleh
karena it u t idak boleh lagi diam alkan.
10. Dianj urkan bagi yang m em bawa j enazah supaya berwudhu, t api ini t idak
waj ib

XI I

SH ALAT JEN AZAH

1. Menshalat i m ayat m uslim hukum nya fardhu kifayah
2. Yang t idak waj ib hukum nya dishalat i ( t api boleh) :
a. Anak yang belum baligh ( Boleh dishalat i m eskipun lahir karena
keguguran, yait u yang gugur dari kandungan ibunya sebelum
sem purna um ur kandungan. I ni j ika um urnya dalam kandungan
ibunya sam pai em pat bulan. Jika gugur sebelum em pat bulan m aka ia
t idak dishalat i) .
b. Orang yang m at i syahid
3. Disyariat kan m enshalat i :
a. Orang yang m eninggal karena dibunuh dalam pelaksaanaan huhud hukum
Allah
b. Orang yang berbuat dosa dan m elakukan hal- hal yang haram . Orang ahlul
ilm i dan ahlul diin t idak m enshalat i supaya m enj adi pelaj aran bagi orangorang yang sepert i it u
c.

Orang yang berut ang yang t idak m eninggalkan hart a yang bisa m enut upi
ut ang- ut angnya, m aka orang yang sepert i ini dishalat i

d. Orang yang dikuburkan sebelum dishalat i ( at au sebagian orang sudah
m enshalat i sem ent ara yang lainnya belum m enshalat i) m aka m ereka
boleh m enshalat i di kuburnya.
e. Orang yang m at i di suat u t em pat dim ana t idak ada seorangpun yang
m enshalat i di sana, m aka sekelom pok kaum m uslim in m enshalat inya
dengan shalat gaib. ( Karena t idak sem ua yang m eninggal dishalat i dengan
shalat gaib)

4. Diharam kan m enshalat i, m em ohonkan am punan dan rahm at unt uk orangorang kafir dan orang- orang m unafik ( m ereka bisa diket ahui dari sikap
m ereka m em perolok- olokkan sert a m em usuhi hukum dan syari'at I slam ,
dengan ciri- ciri yang lain) .
5. Berj am aah dalam shalat j enazah hukum nya waj ib, sepert i halnya dengan
shalat - shalat waj ib yang lainnya. Jika m ereka shalat j enazah sat u
persat u/ sendiri- sendiri m aka kewaj iban shalat j enazah sudah t erpenuhi,
t et api m ereka berdosa karena m eninggalkan j am a'ah, wallahu 'alam
6. Jum lah m inim al j em aah yang t ersebut kan dalam pelaksanaan shalat j enazah
adalah t iga orang
7. Lebih banyak j um lah j em aah lebih afdhal bagi m ayyit
8. Disukai m em buat shaf/ baris di belakang im am t iga shaf ke at as
9. Jika yang shalat dengan im am hanya sat u orang, m aka orang it u t idak berdiri
pas di sam ping im am sej aj ar sepert i halnya dalam shalat - shalat lain, t api ia
berdiri di belakang im am . ( Dari sini anda m enget ahui kesalahan banyak
orang bahkan orang- orang t erpelaj ar yait u dalam shalat - shalat biasa lainnya
j ika hanya berdua m aka yang m a'm um m undur sedikit dari posisi yang
sej aj ar im am )
10. Pem im pin um at at au wakilnya lebih berhak m enj adi im am dalam shalat , j ika
keduanya t idak ada m aka yang lebih pant as m engim am i adalah yang lebih
baik bacaan/ hafalan Qur'an- nya, kem udian yang selanj ut nya t ersebut kan
dalam sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
11. Jika kebet ulkan banyak sekali j enazah t erdiri dari j enazah laki- laki dan
j enazah wanit a, m aka m ereka dishalat i sekali shalat . Jenazah laki- laki
( m eskipun m asih anak- anak) dilet akkan lebih dekat dengan im am , sedangkan
j enazah wanit a di arah kiblat .
12. Boleh j uga dishalat i sat u persat u, karena ini adalah hukum asalnya
13. Lebih afdhal j ika shalat j enazah di luar m asj id, yait u di suat u t em pat yang
disiapkan unt uk shalat j enazah, dan boleh j uga di m asj id karena sem uanya
ini pernah diam alkan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam .
14. Tidak boleh shalat j enazah di ant ara pekuburan ( Bagi yang m encerm at i baikbaik, hal ini t idak bert ent angan dengan yang disebut kan di Bagian XI I No.3
bagian [ d] )
15. I m am berdiri di posisi kepala m ayat laki- laki dan di posisi pert engahan m ayat
wanit a
16. Bert akbir 4 kali inilah yang paling kuat at au 5 sam pai 9 kali, sem ua ini sah
dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam . Lebih ut am a j ika diragam kan, kadangkadang m engam alkan yang sat u dan kadang- kadang m engam alkan yang lain.
17. Disyariat kan m engangkat kedua t angan pada t akbir yang pert am a saj a.
18. Lalu m elet akkan t angan kanan di at as t angan kiri lalu m enem pelkan di dada.

19. Set elah t akbir yang pert am a m em baca surah Al- Fat ihah dan sat u surah.
( Disini t idak ada penj elasan yang m enyebut kan adanya do'a ist ift aah)
20. Bacaan dalam shalat j enazah sifat nya sir ( pelan)
21. Lalu t akbir yang kedua kem udian m em baca shalawat kepada Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam
22. Lalu bert akbir unt uk t akbir selanj ut nya, dan m engikhlaskan doa unt uk m ayyit
23. Berdoa dengan doa yang sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam , sepert i :
" Ala h um m a 'a bdu k a w a bna a m a t ik a a h ya a j a ila a r a h m a t ik a w a a n t a
gh a n iyyi a n 'a dza bih i in k a n a m u h sina n fa r id fii h a sa n a a t ih i, sa a yyia n
fa t a j a w a j a 'a n sa yyia t ih i" Art inya : " Ya Allah, ini adalah ham ba- Mu, anak
ham ba- Mu, ia m em erlukan rahm at - Mu, Engkau berkuasa unt uk t idak
m enyiksanya, j ika ia baik m aka t am bahlah kebaikannya, j ika ia j ahat m aka
m aafkanlah kej ahat annya"
24. Berdoa ant ara t akbir yang t erakhir dengan salam disyariat kan
25. Kem udian salam dua kali sepert i halnya pada shalat waj ib yang lain, yang
pert am a ke kanan dan yang kedua ke kiri, boleh j uga salam hanya sat u kali,
karena kedua cara ini t ersebut kan dalam sunnah.
26. Menurut sunnah salam pada shalat j enazah dengan cara sir ( pelan) , bagi
im am dan orang- orang yang ikut di belalakangnya
27. Tidak boleh shalat pada wakt u- wakt u t erlarang, kecuali karena darurat .
( wakt u- wakt u t erlarang; saat t erbit nya m at ahari, t at kala m at ahari pas
dipert engahan dan t at kala t erbenam )

XI I I

M EN GUBURKAN M AYYI T

1. Waj ib m enguburkan m ayyit , m eskipun kafir
2. Tidak boleh m enguburkan seorang m uslim dengan seorang kafir, begit u pula
sebaliknya, harus di pekuburan m asing- m asing
3. Menurut sunnah Rasul, m enguburkan di t em pat penguburan, kecuali orangorang yang m at i syahid m ereka dikuburkan di lokasi m ereka gugur t idak
dipindahkan ke penguburan. ( Hal ini m em uat bant ahan t erhadap sebagian
orang yang m ewasiat kan supaya dikuburkan di m asj id at au di m akam khusus
at au di t em pat lainnya yang sebenarnya t idak boleh di dalam syariat Allah
Subhanahu wa Ta'ala)
4. Tidak boleh m enguburkan pada wakt u- wakt u t erlarang ( Lihat Bagian XI I No
27) at au pada wakt u m alam , kecuali karena dalam keadaan darurat ,
m eskipun dengan cara m em akai lam pu dan t urun di lubang kubur unt uk
m em udahkan pelaksanaan penguburan.
5. Waj ib m em perdalam lubang kubur, m em perluas sert a m em perbaiki
6. Penat aan kubur t em pat m ayat ada dua cara yang dibolehkan :

a. Lahad : yait u m elubangi liang kubur ke arah kiblat ( ini yang afdhal)
b. Syaq : Melubangi ke bawah di pert engahan liang kubur
7. Dalam kondisi darurat boleh m enguburkan dalam sat u lubang dua m ayat at au
lebih, dan yang lebih didahulukan adalah yang lebih afdhal di ant ara m ereka.
8. Yang m enurunkan m ayat adalah kaum laki- laki ( m eskipun m ayat nya
perem puan)
9. Para wali- wali si m ayyit lebih berhak m enurunkannya
10. Boleh seorang suam i m engerj akan sendiri penguburan ist rinya
11. Dipersyarat kan bagi yang m enguburkan wanit a; yang sem alam it u t idak
m enyet ubuhi ist erinya.
12. Menurut sunnah: m em asukkan m ayat dari arah belakang liang kubur
13. Melet akkan m ayat di at as sebelah kanannya, waj ahnya m enghadap kiblat ,
kepala dan kedua kakinya m elent ang ke kanan dan kekiri kiblat
14. Orang yang m elet akkan m ayat di kubur m em baca : "bism illa h i w a 'a la a
su n na t i r a su u lilla h i sh a lla lla h u 'a la ih i w a sa lla m a " - Art inya: '( Aku
m elet akkannya) dengan nam a Allah dan m enurut sunnah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam " at au : "bism illa h i w a 'a la a m illa t i r a su lilla h i
sh a lla lla h u 'a la ih i w a sa lla m a " - Art inya: " ( Aku m elet akkan) dengan nam a
Allah dan m enurut m illah ( agam a) Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam " .
15. Set elah m enim bun kubur disunnahkan hal- hal berikut :
a. Meninggikan kubur sekit ar sej engkal dari perm ukaan t anah, t idak
dirat akan, supaya dapat dikenal dan dipelihara sert a t idak dihinakan
b. Meninggikan hanya dengan bat as yang t ersebut t adi
c.

Mem beri t anda dengan bat u at au selain bat u supaya dikenali

d. Berdiri di kubur sam bil m endoakan dan m em erint ahkan kepada yang
hadir supaya m endoakan dan m em ohonkan am punan j uga. ( I nilah yang
t ersebut kan di dalam sunnah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam , adapun
t alqin yang banyak dilakukan oleh orang- orang awam pada zam an ini
m aka hal it u t idak ada dalil landasannya di dalam sunnah)
16. Boleh duduk saat pem akam an dengan m aksud m em beri peringat an orangorang yang hadir akan kem at ian sert a alam set elah kem at ian. ( Hadit s AlBarra bin 'Aazib) .
17. Menggali kuburan sebagai persiapan sebelum m at i, yang dilakukan oleh
sebagian orang adalah perbuat an yang t idak dianj urkan dalam syari'at ,
karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam t idak pernah m elakukan hal it u, para
sahabat beliaupun t idak m elakukannya. Seorang ham ba t idak m enget ahui di
m ana ia akan m at i. Jika ia m elakukan hal it u dengan dalih supaya bersiap-

siap m at i at au unt uk m engingat kem at ian m aka it u dapat dilakukan dengan
cara m em perbanyak am alan shaleh, berziarah ke kubur, bukan dengan cara
m elakukan hal- hal yang hanya dibikin- bikin oleh orang

XI V

TAKZI YAH

1. Disyariat kan bert akziyah pada keluarga m ayyit , yait u m enganj urkan supaya
m ereka bersabar, m engharapkan pahala sert a m endo'akan m ayyit
2. Bert akziyah dengan m enyenangkan m ereka sert a m eringankan kesedihan
m ereka, m em buat m ereka ridha dan sabar sesuai dengan yang t eriwayat kan
dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam . ( Sepert i : " Sesungguhnya m ilik Allah
apa yang Dia am bil, m ilik Allah apa yang Dia berikan, segalanya sudah
dit ent ukan di sisi Allah bersifat sem ent ara, m aka hendaklah bersabar dan
m engharapkan sepenuhnya kepada Allah") . I ni dibaca j ika ia m asih ingat
yang sah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam , j ika lupa m aka cukup dengan
kat a- kat a yang baik dan bisa m em bawa kepada t uj uan t akziyah dengan cara
yang t idak m enyalahi syari'at ) .
3. Takziyah t idak dibat asi t iga hari, kapan sem pat saat it upun dapat dilakukan
4. Harus m enghindari dua hal berikut ini, m eskipun sudah dilakukan secara
t urun- t em urun oleh banyak orang :
a. Berkum pul unt uk bert akziyah pada suat u t em pat khusus, sepert i rum ah,
kuburan at au m asj id.
b. Keluarga m ayyit sengaj a m enyiapkan m akanan unt uk orang- orang yang
dat ang bert akziyah. ( Sepert i pada hari ket iga, ket uj uh, keem pat puluh
at au wakt u yang lain yang sam a sekali t idak ada landasannya di dalam
syari'at ) .
5. Yang ada di dalam sunnah: Para kerabat m ayyit dan t et angganya
m em buat kan m akanan unt uk keluarga m ayyit supaya m ereka kenyang.
6. Disukai m engusap kepala anak yat im , m em uliakan sert a berlem ah lem but
kepadanya

XV

YAN G D APAT BERM AN FAAT BAGI M AYYI T
1. Do'a orang m uslim unt uknya
2. Wali m ayyit m engqadla/ m enut upi puasa nadzar m ayyit
3. Ut ang m ayyit dibayar oleh seseorang, walinya at au selain walinya. ( Lihat
bagian I I I , F)

4. Am alan shaleh dari anak shaleh dari sang m ayyit , karena Ayahnya m endapat
pahala sepert i pahala anaknya t anpa m engurangi pahala si anak sedikit pun.
5. Sem ua peninggalan baik sang m ayyit , begit u pula am al j ariyah

XVI ZI ARAH KUBUR
1. Disyariat kan berziarah ke kubur unt uk m engam bil pelaj aran sert a m engingat
akhirat , dengan syarat t idak m elakukan hal- hal yang m engundang m urka
Allah Subhanahu wa Ta'ala, sepert i berdo'a ( m em int a) kepada m ayyit ,
m em int a pert olongan dengan perant araan m ayyit ( bukan langsung kepada
Allah) , berlebih- lebihan di dalam m em uj i m ayyit ( t akziyah) , sert a m em ast ikan
bahwa dia m asuk surga. [ Sepert i : " Syahid fulan ...." ini m erupakan yang
dilarang. Sepert i yang di babkan oleh I m am Al- Bukhari dalam kit ab " Shahih"
nya, Bab Tidak boleh berkat a: Si Fulan Syahid) , lihat Fat hul Baariy 6/ 89]
2. Wanit a dalam hal berziarah kubur sam a dengan pria dianj urkan ziarah,
dengan syarat m enghindari ikht ilaat h ( bercam pur baur dengan laki- laki) ,
m erat ap, t abarruj ( m em perlihat kan aurat / perhiasan) , dan sem ua j enis
kem ungkaran yang m em enuhi kuburan pada zam an ini.
3. Tapi t idak boleh bagi wanit a benyak berziarah kubur, karena hal ini bisa
m enj adi penyebab t erj adinya pelanggaran- pelanggaran yang disebut kan t adi.
4. Boleh berziarah ke kubur orang yang m at i di luar I slam unt uk sekedar
m engam bil pelaj aran
5. Tuj uan berziarah ke kubur ada dua :
a. Manfaat bagi yang berziarah, yait u unt uk m engingat m at i dan m engenang
orang- orang yang sudah m at i, bahwa t em pat kem bali m ereka hanya ada
dua kem ungkinan, yait u surga at au neraka, hal ini berlaku bagi sem ua
orang.
b. Mem beri m anfaat bagi m ayyit dan berbuat baik kepada m ereka dengan
cara m em beri salam kepada m ereka, m endo'akan sert a m em ohonkan
am punan, ini berlaku hanya bagi orang m uslim . ( Tidak disyariat kan
m em baca surat Al- Fat ihah at au surah lainnya di kuburan, bahkan yang
sah sunnah adalah m em baca doa- doa yang sah dari nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam sepert i bacaan : " As- sa la a m u 'a la a hli a d- dia a r i
m ina lm u 'm in iina w a l m u slim iin a , w a ya r h a m u a l- lla h u a lm u qa ddim in n a m inna a w a lm u t a 'a k hir in na w a - inn a a in sya a a llla h u bik um la - a h iqun a " Art inya " Keselam at an at as kalian para enghuni
di t em pat ini di ant ara orang- orang m ukm in dan orang- orang m uslim ,
sem oga Allah m erahm at i orang- orang yang m endahului si ant ara kit a dan

orang- orang dat ang kem udian, dan sesungguhnya kam i past i akan
m enyusul kalian insya Allah"
6. Boleh m engangkat kedua t angan saat berdoa unt uk m ayyit pada saat
berziarah kubur karena hal ini sah dalam sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam , hal ini dilakukan t idak m enghadap ke kubur t api m enghadap ke
kiblat saat berdoa
7. Jika berziarah ke kubur orang kafir t idak boleh salam kepadanya t idak j uga
m endo'akan, bahkan m em berinya berit a siksa akan neraka.
8. Tidak berj alan di ant ara kuburan m uslim dengan alas kaki, t api dibuka.
9. Tidak disyariat kan m enaruh wangi- wangian dan kem bang di at as kubur,
karena hal ini t ida ada dasar am alannya dari ulam a salaf t erdahulu, andaikan
hal ini baik niscaya m ereka lebih dahulu m elaksanakannya dari pada kit a.
( Begit u j uga m enancapkan pelepah kurm a di at as kubur, pengam alan yang
ada dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam t ent ang hal it u m erupakan
kekhususan bagi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaim ana yang
dij elaskan oleh banyak ulam a)
10. Saat di kubur, haram m elakukan hal- hal berikut ini :
a. Menyem belih
b. Meninggikan kuburan m elebihi kadar t anah yang ada sepert i yang t elah
dij elaskan
c.

Mencat kuburan

d. Mem bangung di at asnya
e. Duduk diat asnya
f.

Shalat m enghadap kubur

g. Shalat si kubur m eskipun t idak m enghadap kubur
h. Mem bangun m asj id di at as kubur
i.

Menyalakan lam pu diat asnya

j.

Menghancurkan t ulang m ayat orang m uslim . ( Adapun m ayat orang kafir
m aka boleh, karena t idak ada nilai kehorm at an unt uknya)

k.

Menggali kuburan orang I slam , kecuali j ika ada sebab yang dibolehkan
oleh syari'at

11. Boleh m enggali kubur orang- orang kafir, karena t idak ada nilai kehorm at an
baginya

XVI I BEBERAPA KESALAH AN YAN G BERTEN TAN GAN D EN GAN
SYARI 'AT
Banyak orang awam , t erlebih lagi yang m em besar- besarkan para Syaikh, m elakukan
banyak kesalahan yang bert ent angan dengan syari'at , khususnya yang m enyangkut
j enazah dan hukum - hukum pelaksanaannya ( sebagian sudah disebut kan) . Mereka
m enyangka hal it u bersum ber dari agam a I slam , padahal t idak, karena bert ent angan
dengan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam at au karena m em ang t idak
ada dalilnya at au karena berasal dari adat kebiasaan orang- orang kafir, at au t idak
sah dalilnya, yang m ana sem ua sebab t adi t idak sam ar bagi orang yang m enunt ut
ilm u dan konsekwen, diant aranya
1. Mem baca surah ( Yaa Siin) unt uk orang yang sakarat ul m aut
2. Menghadapkan orang yang sakarat ul m aut ke kiblat
3. Mem asukkan kapas di pant at m ayyit , t enggorokan sert a hidungnya
4. Keluarga m ayyit t idak m akan sam pai m ereka selesai m enguburkan
5. Mereka m em anj angkan j enggot sebagai t anda sedih t erhadap m ayyit ,
kem udian dicukur lagi
6. Mengum um kan berit a kem at ian lewat m enara- m enara
7. Mereka m em baca saat seorang m em berit akan kem at ian : Al- Fat ihah 'ala
ruuh....
8. Yang m em andikan m ayat m em baca bacaan t ert ent u saat m em basuh set iap
anggot a t ubuh m ayat
9. Mengeraskan dzikir saat m em andikan m ayat at au saat m engant ar j enazah
10. Menghias j enazah
11. Melet akkan selendang di at as keranda
12. Keyakinan bahwa j ika m ayat baik m aka j enazahnya ringan dibawa,
sebaliknya j ika j ahat m aka j enazahnya berat
13. Pelan- pelan dalam m em bawa j enazah
14. Mengangkat suara saat m enghadiri j enazah, at au sibuk bercanda dengan
orang lain
15. Mem uj i- m uj i j enazah saat m enghadirinya di m asj id sebelum di shalat i at au
sesudahnya, begit u pula sebelum dan m enj elang pem akam an
16. Kebiasaan m em bawa j enazah dengan m em akai m obil, sert a m engant ar
dengan m em akai m obil
17. Shalat ghaib, padahal sudah diket ahui bahwa sudah dishalat i di t em pat
m eninggalnya
18. I m am berdiri lurus pada posisi t engah m ayat laki- laki, at au posisi lurus
dengan dada m ayat wanit a

19. Set elah shalat j enazah, ada yang bert anya dengan suara yang keras:
" Bagaim ana kesaksian kalian t erhadap si m ayyit ini ?" Lalu para hadirin
m enj awab : " Dia adalah orang shaleh" .
20. Sengaj a m em asukkan m ayyit dari arah liang kubur
21. Menyebar pasir di bawah m ayat t anpa ada alasan darurat
22. Mem ercikkan bant al unt uk m ayyit at au j enis lain di bawah kepalanya di dalam
liang kubur
23. Mem akaikan air kem bang ke m ayat di dalam kuburnya
24. Talqin dengan kat a- kat a : " Wahai fulan ....." j ika dat ang kepadam u dua
m alaikat .... dst
25. Takziyah di kuburan, dengan cara berdiri berbaris- baris
26. Berkum pul pada suat u t em pat unt uk bert akziyah
27. Mem bat asi t akziyah dengan t iga hari
28. Bert akziyah dengan kat a- kat a : " Sem oga Allah m em perbanyak pahalam u"
sebagai prasangka bahwa cara it u yang ada sunnahnya, padahal it u t idak ada
dalam sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
29. Penyiapan hidangan m akanan dari keluarga m ayyit di beberapa hari t ert ent u
30. Mem buat m akanan t ert ent u at au m em belinya pada hari ke t uj uh
31. Keluar pagi- pagi m enuj u ke m ayyit yang t elah m ereka kuburkan kem arin,
bersam a kerabat keluarga dan t em an- t em an
32. Merayakan puj ian unt uk m ayyit pada m alam ke em pat puluh, at au set ahun
set elah m eninggal. ( Abdur Razzaq Naufal dalam kit abnya Al- Hayaat Al- Ukhraa
hal. 156 berkat a : " Sesungguhnya peringat an ke em pat puluh ini berasal dari
adat raj a- raj a Fir'aun, sebab m ereka sibuk dengan pengawet an m ayat ,
persiapan sert a perj alanan ke kuburan selam a em pat puluh hari, lalu set elah
it u m ereka m enj adikan perayaan pem akam an)
33. Menggali kubur sebelum wafat sebagai t anda kesiapan m at i
34. Mengkhususkan ziarah kubur pada hari I dul Fit ri
35. Mengkhususkan ziarah kubur pada hari Senin dan Kam is
36. Mem baca Al- Fat ihah at au Yaa Siin di kuburan
37. Mengirim salam kepada para nabi m elalui m ayat yang di ziarahi di kuburan
38. Menghadiahkan pahala ibadah sepert i shalat dan bacaan Al- Qur'an kepada
orang- orang m uslim yang sudah m at i
39. Menghadiahkan pahala am alan- am alan kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam
40. Mem berikan gaj i kepada orang yang m em baca Al- Qur'an dan
m enghadiahkannya unt uk m ayyit
41. Pendapat m ereka: Bahwa do'a di sekit ar kubur para nabi dan orang- orang
shalih m ust aj ab ( dikabulkan)
42. Menghiasi kubur

43. Bergant ung di kubur nabi dan m encium nya
44. Bert awaf ( berkeliling) di kubur para nabi dan orang- orang shalih.
( Sebagaim ana yang dilakukan orang- orang j ahil di sebagian negara I slam
sepert i: Mesir, sayang sekali m ereka m enem ukan orang yang m em fat wakan
kepada m ereka bolehnya hal it u, yait u dari kesesat an para syaikh- syaikh
bid'ah)
45. Mem int a pert olongan dari m ayyit , at au m em int a doanya
46. Mem pert inggi dan m em bangun kubur
47. Menulis nam a m ayyit sert a t anggal wafat nya di at as kubur
48. Menguburkan m ayyit di m asj id, at au m em bangun m asj id di at as kubur
49. Sengaj a bepergian j auh unt uk berziarah ke kubur para nabi
50. Mengirim t ulisan yang berisi perm ohonan haj at kepada nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam saat berziarah
51. Anggapan m ereka: " Bahwa t idak ada perbedaan ant ara sem asa hidup dan
sesudah m at i nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam m enyaksikan
um m at nya, sert a m enget ahui keadaan dan urusan m ereka.
Dem ikianlah yang dapat saya ikht isarkan t ent ang hukum j enazah di dalam fiqh
I slam i, Alham dulillah at as pet unj uk- Nya
Disalin dari kit ab Muht asar Kiat ab Ahkaam ul Janaaiz wa Bid'auha, karya Syaikh
Muham m ad Nashiruddin Al- Albany, diringkas oleh Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Ham id
dan dit erj em ahkan oleh Muham m ad Dahri Kom aruddin