KEPATUHAN PELAKSANAAN KEGIATAN HAND HYGIENE PADA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT X SURABAYA COMPLIANCE IMPLEMENTATION HAND HYGIENE TO HEALTH CARE WORKERS IN X HOSPITAL SURABAYA Dwi Bagus Susilo

200

KEPATUHAN PELAKSANAAN KEGIATAN HAND HYGIENE PADA
TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT X SURABAYA
COMPLIANCE IMPLEMENTATION HAND HYGIENE
TO HEALTH CARE WORKERS IN X HOSPITAL SURABAYA
Dwi Bagus Susilo
Info Artikel

Abstrak

Sejarah Artikel :
Diterima 16 November
2015
Disetujui 30 November
2015
Dipublikasikan 16
Desember 2015
Kata Kunci:
Kepatuhan,
hygiene,

kesehatan

hand
tenaga

Keywords :
compliance,
hand
hygiene, health workers

Latar belakang: Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya
angka kesakitan dan kematian di dunia. Perilaku hand hygine merupakan salah
satu faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap pencegahan terjadinya
infeksi nosokomial (INOS) di rumah sakit. Tujuan: Penelitian ini untuk
mengetahui tingkat kepatuhan pelaksanaan kegiatan hand hygiene terhadap
petugas tenaga kesehatan di Rumah Sakit X Surabaya. Metode: Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sedangkan pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian evaluasi (evaluation study).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini teknik sampling
jenuh yaitu mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Hasil: Hasil dari

penelitian ini adalah petugas kesehatan di Rumah Sakit X Surabaya belum tepat
dan patuh melakukan kegiatan Hand Hygiene. Simpulan dan saran: Tenaga
kesehatan belum mematuhi pelaksanaan kegiatan hand hygiene. Sebaiknya
dilakukan edukasi kepada tenaga kesehatan terkait pentingnya kegiatan hand
hygiene.

Abstract
Background: The infectious disease is still the main factor of morbidity and
mortality in the world. Hand hygine application is on of the possible ways to
prevent nosocomial infection (INOS) in the hospital. Objectives: The goal of this
research is to find out the compliance level in implementation of hand
hygiene against medical officers at “X” Hospitals in Surabaya. Methods: The
research type that used in this research is descriptive. And the research
approach that used in this study is the evaluation study. The sampling
technique that used in this study is“jenuh sampling technique” which is takes
all the members of the population being sampled. Results: The results of this
research are the medical officers at “X” Hospitals in Surabaya is not correct yet
and compliance in implementation of Hand Hygiene. Conclusions and
suggestions: The health worker has not complied with the implementation of hand
hygiene. Should be done to educate health workers about the importance of hand

hygiene activity.

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 2442-6555

Korespondensi :
Staf Rekam Medis RS. HVA Tulungrejo Pare. E-mail: dwibagus@gmail.com

201
Dwi Bagus Susilo | Kepatuhan Pelaksanaan Kegiatan Hand …..
Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

PENDAHULUAN
Keselamatan (safety) telah menjadi isu
global termasuk juga rumah sakit. Ada lima
isu penting yang terkait dengan keselamatan
di rumah sakit yaitu keselamatan pasien
(patient safety), keselamtan pekerja atau
petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan
di rumah sakit yang bisa

berdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas,
yang
berdampak
terhadap
pencemaran lingkungan dan keselamatan
rumah sakit terkait dengan kelangsungan
hidup rumah sakit. Namun harus diakui
kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan
apabila ada pasien. Karena itu keselamatan
pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan
isu mutu dan citra perumahsakitan1.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang
keselamatan pasien, terdapat 6 sasaran

keselamatan pasien salah satunya adalah
pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan2. Pencegahan dan pengendalian
infeksi merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan
biaya untuk mengatasi infeksi yang
berhubungan dengan pelayanan kesehatan
merupakan keprihatinan besar bagi pasien
maupun para profesional pelayanan kesehatan.
Infeksi biasanya dijumpai dalam semua
bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi
saluran kemih, infeksi pada aliran darah, dan
pneumonia (sering kali dihubungkan dengan
ventilasi mekanis).
Penyakit infeksi masih merupakan
penyebab utama tingginya angka kesakitan
dan kematian di dunia. Salah satu jenis infeksi
adalah infeksi nosokomial (INOS). Infeksi ini
menyebabkan 5000 kematian dan menjadi
beban nasional jutaan dolar. Infeksi ini

menyebabkan pasien harus dirawat 2.5 kali

lebih
lama dari
yang seharusnya3.
Pencegahan
dan
pengendalian
INOS
merupakan
pelayanan
yang
wajib
diselenggarakan oleh rumah sakit. Saat ini,
angka INOS telah dijadikan salah satu tolok
ukur mutu pelayanan rumah sakit. Angka
kejadian INOS tidak boleh lebih dari 1,5%.
Ijin operasional rumah sakit di negara maju
dapat dicabut karena tingginya angka INOS
bahkan pihak asuransi tidak mau membayar

biaya yang ditimbulkan akibat INOS sehingga
pihak penderita sangat dirugikan1.
INOS terjadi karena transmisi mikroba
patogen. Pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial diartikan sebagai upaya mencegah
dan mengendalikan infeksi dengan cara
menghambat pertumbuhan transmisi mikroba
yang berasal dari sumber di sekitar penderita
yang sedang dirawat. Upaya tersebut
dilakukan dengan menerapkan kewaspadaan
standar yang mampu melindungi petugas
kesehatan dari infeksi.
Perilaku hand hygiene merupakan salah
satu faktor yang mempunyai pengaruh besar
terhadap pencegahan terjadinya INOS di
rumah
sakit.
Beberapa
penelitian
menunjukkan bahwa hand hygiene bisa

menurunkan kejadian INOS. Kepatuhan
petugas kesehatan dalam melakukan kegiatan
hand hygiene dapat menurunkan angka INOS
sebanyak 40%4. Beberapa studi juga
menunjukkan adanya hubungan antara hand
hygiene dengan berkurangnya infeksi. Pada
penelitian
metaanalisis
dari
beberapa
penelitian disimpulkan bahwa hand hygiene
mampu menurunkan angka INOS .
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka peneliti ingin mengetahui bagaimana
kepatuhan petugas tenaga kesehatan dan
tenaga keperawatan terhadap kegiatan hand
hygiene di Rumah Sakit X Surabaya dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan
petugas tenaga kesehatan dan tenaga


P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 2442-6555

202
Dwi Bagus Susilo | Kepatuhan Pelaksanaan Kegiatan Hand …..
Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015
keperawatan di Rumah Sakit “X” di Surabaya
terhadap kegiatan hand hygiene.
METODE PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan
adalah survei deskriptif. Teknik pengambilan
sampel menggunakan sample jenuh yaitu
dengan mengambil semua anggota populasi
menjadi sampel5. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 21 responden.
HASIL PENELITIAN
Kegiatan hand hygiene terdiri atas 12
6
langkah . Ketepatan langkah-langkah hand
hygiene disajikan dalam Tabel 1.
Tabel


1.

Ketepatan langkah-langkah
kegiatan hand hygiene

Observasi
Basuh tangan dengan air
Tuangkan sabun secukupnya
Ratakan dengan telapak tangan
Gosok punggung dan sela-sela jari
Gosok telapak tangan dan selasela jari
Jari-jari dalam saling mengunci
Gosok ibu jari memutar
Gosok ujung jari memutar dalam
telapak tangan
Bilas tangan dengan air
Keringkan dengan handuk sekali
pakai
Gunakan handuk untuk menutup

kran air
Lakukan prosedur dalam 40-60
detik

%
100
100
100
100
100
95
61
27
100
100

Tabel 2. Kepatuhan petugas kesehatan
terhadap kegiatan hand hygiene
pada setiap momen
Momen

%

Sebelum kontak dengan pasien
Sesudah kontak dengan pasien
Sebelum tindakan asepsis
Sesudah terkena cairan tubuh pasien
Sesudah kontak dengan area sekitar
pasien

9,5
100
0
23
9,5

Kepatuhan

0

Tabel 2 menunjukkan bahwa tingkat
kepatuhan petugas kesehatan pada setiap
momen masih rendah. Semua responden
(100%) melakukan kegiatan hand hygiene
hanya pada momen sesudah kontak dengan
pasien. Kegiatan hand hygiene tidak pernah
dilakukan saat momen sebelum tindakan
aseptis.

0
0

Tabel 1 menunjukkan petugas
kesehatan belum melakukan semua langkah
hand hygiene. Langkah yang tidak pernah
dilakukan adalah menggunakan handuk untuk
menutup kran air dan melakukan semua
prosedur dalam 40-60 detik. Selain dilakukan
observasi terhadap langkah-langkah hand
P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 2442-6555

hygiene, dilakukan pula penilaian kepatuhan
petugas kesehatan melakukan kegiatan hand
hygiene di setiap momen. Momen yang
dinilai dalam penelitian ini terdiri atas
sebelum kontak dengan pasien, sebelum
tindakan asepsis, sesuah terkena cairan tubuh
pasien, sesudah kontak dengan area sekitar
pasien, dan sesudah kontak dengan pasien.
Kepatuhan petugas kesehatan melakukan
hand hygiene pada setiap momen disajikan
dalam Tabel 2.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi di IGD
Rumah Sakit “X” dengan menggunakan
lembar observasi dan check list, hampir semua
pelaksanaan langkah-langkah dan momen cuci
tangan belum dilaksanakan dengan tepat.
Untuk pelaksanaan langkah-langkah cuci
tangan, persentase ketepatannya hanya 67 %,
sedangkan untuk momen cuci tangan
persentasenya adalah 0%. Rendahnya

203
Dwi Bagus Susilo | Kepatuhan Pelaksanaan Kegiatan Hand …..
Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

ketepatan langkah-langkah kegiatan hand
hygiene mungkin disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan petugas kesehatan terkait
langkah-langkah kegiatan hand hygiene
Rendahnya tingkat kepatuhan petugas
kesehatan terkait kegiatan hand hygiene dalam
penelitian ini sesuai dengan beberapa
penelitian yang lain. Observasi pada salah satu
rumah sakit di Thailand menunjukkan bahwa
tingkat kepatuhan petugas kesehatan terkait
kegiatan hand hygiene masih di bawah 50%7.
Hal yang sama ditunjukkan oleh observasi di
salah satu rumah sakit di Kota Bandung, yaitu
tingkat kepatuhan petugas kesehatan dalam
kegiatan hand hygiene hanya 48.3%8.
Hal ini didasari dengan berbagai
alasan salah satunya adalah karena terlalu
sibuk dan cuci tangan sangat menghabiskan
banyak waktu. Penanganan cepat terhadap
pasien adalah hal yang terpenting, maka
hampir semua responden melakukan cuci
tangan setelah menangani beberapa pasien
dengan alasan untuk mempersingkat waktu.
Beban kerja tenaga kesehatan seperi kondisi
yang perlu segera ditangani (urgent care)
merupakan salah satu alasan utama
ketidakpatuhan petugas kesehatan dalam
melakukan kegiatan hand hygiene9. Faktor
banyaknya pasien dalam waktu yang
bersamaan dan aktivitas yang banyak
merupakan faktor yang mempengaruhi masih
rendahnya tingkat kepatuhan pelaksanaan
hand hygiene10.
Faktor
sarana
juga
dapat
mempengaruhi kepatuhan petugas kesehatan
dalam kegiatan hand hygiene7. IGD Rumah
Sakit “X” di Surabaya memiliki dua cara
mencuci tangan yaitu dengan handwash
(dengan menggunakan sabun dan air
mengalir)
dan
handrub
(dengan
menggunakan gel berbasis alkohol). Tetapi
yang sering digunakan adalah handwash
karena letaknya yang berdekatan dengan meja

petugas, sedangkan handrub letaknya ada di
depan pintu IGD, sehingga petugas di sana
lebih sering menggunakan handwash.
Penambahan sarana baik sarana handwash
maupun handrub penting dilakukan untuk
meningkatkan motivasi petugas kesehatan
dalam melakukan kegiatan hand hygiene10.
Momen-momen pelaksanaan cuci
tangan dalam penelitian ini kurang
diperhatikan. Petugas kesehatan kurang
memperhatikan momen cuci tangan sebelum
kontak dengan pasien dan lebih sering
mencuci tangan setalah menangani pasien.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan di salah satu rumah sakit di Malang
yang menunjukkan bahwa kepatuhan petugas
kesehatan dalam kegiatan hand hygiene yang
paling jarang dilakukan adalah saat sebelum
kontak dengan pasien11. Penelitian lainnya
juga menyatakan bahwa kepatuhan petugas
kesehatan tampak rendah saat momen
sebelum kontak pasien dan sesudak kontak
dengan lingkungan sekitar pasien12.
Alasan tidak pernah dilakukanya
momen sebelum kontak dengan pasien adalah
karena akan menghambat penanganan pasien.
Pasien yang datang harus segera ditangani dan
apabila tidak langsung ditangani terlebih
dahulu tetapi harus melakukan cuci tangan
dengan standart waktu yang ditentukan itu
akan membahayakan nyawa pasien, sehingga
petugas tenaga kesehatan di IGD Rumah Sakit
“X” sangat jarang melakukan momen sebelum
kontak dengan pasien. Pelaksanaan kegiatan
hand hygiene sebelum kontak dengan pasien
sangat penting karena dapat mencegah cross
colonization antara pasien dengan lingkungan
luar13.
SIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 2442-6555

204
Dwi Bagus Susilo | Kepatuhan Pelaksanaan Kegiatan Hand …..
Jurnal Wiyata, Vol. 2 No. 2 Tahun 2015

a. Tingkat
ketepatan
langkah-langkah
kegiatan hand hygiene petugas kesehatan
belum dapat dikatakan tepat karena masih
banyak langkah-langkah yang belum
dilaksanakan dengan benar.
b. Petugas kesehatan yang melaksanakan
kegiatan hand hygiene masih belum
dapat dikatakan patuh karena hanya satu
momen yang dilakukan dengan tepat
dengan persentase 100% yaitu momen
sesudah kontak dengan pasien.
SARAN
Pemberian edukasi media audio
visual kepada petugas tenaga kesehatan di
Rumah Sakit X Surabaya perlu dilakukan
untuk memberikan roleplay tentang kegiatan
hand hygiene serta langkah-langkah yang
benar.
REFERENSI
1. Departemen Kesehatan RI. 2007.
Standart Pelayanan Minimal Rumah
Sakit. Departemen Kesehatan. Jakarta.
2. Kementerian Kesehatan RI. 2011.
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691 Tahun 2011.
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
3. Inweregbu K.., J. Dave, dan A. Pittard.
2005. Nosocomial Infections. Continuing
Education in Anesthesia, Critical Care &
Pain 5(1).
4. Kampf, G., H. Loffler, dan P. Gastmeier.
2009. Hand Hygiene for the Prevention
of Nosocomial Infections. Dtsch Arztebl
Int 106(40).
5. Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknis Analisis Data.
Salemba Medika. Jakarta.
6. World Health Organization. 2009. WHO
Guidelines on Hand Hygiene in Health
Care: A Summary. WHO. Geneva.

P-ISSN 2355 – 6498 |E-ISSN 2442-6555

7. Patarakul, K., A. Tan-Khum, S. Kanha,
D. Padungpean, dan O.O. Jaichaiyapum.
2005. Cross-sectional Survey of HandHygiene Compliance and Attitudes of
Health Care Workers and Visitors in The
Intensive
Care
Units
at
King
Chulalongkorn Memorial Hospital. J
Med Assoc Thai 88 Suppl 4.
8. Damanik, S.M. 2012. Kepatuhan Hand
Hygiene di Rumah Sakit Immanuel
Bandung. Jurnal Universitas Padjajaran
1(1).
9. Jang, J.H., S. Wu, D. Kirzner, C. Moore,
G. Youssef, dan A. Tong. 2010. Focus
Group Study of Hand Hygiene Practice
among Healthcare Workers in A
Teaching Hospital in Toronto, Canada.
Infect Control Hosp Epidemiol 31 (2).
10. Widyanita, A., dan E. Listiowati. 2014.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Hand
Hygiene dengan Kepatuhan Pelaksanaan
Hand Hygiene pada Peserta Program
Pendidikan Profesi Dokter. Biomedika
6(1).
11. Ernawati, E., A. Tri, dan S. Wiyanto.
2014. Penerapan Hand Hygiene Perawat
di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit.
Jurnal Kedokteran Brawijaya 28.
12. Randle, J., A. Arthur, dan N. Vaughan.
2010. Twenty Four Hour Observational
Study of Hospital Hand Hygiene
Compliance. J Hosp Infect 76(3).
13. Sax, H., B. Allergranzi, I. Uckay, E.
Larson, J. Boyce, dan D. Pittet. ‘My Five
Moments for Hand Hygiene’: A User –
Centred Design Approach to Understand,
Train, Monitor, and Report Hand
Hygiene. Journal of Hospital 67.
14. Jones, E., A. Mabota, dan D. W. Larson.
2008. Farmers’ knowledge of health risks
and protective gear associated with
pesticide use on cotton in Mozambique.
The Journal of Developing Areas 42(2).