MATA KULIAH FILSAFAT ILMU

MATA KULIAH
FILSAFAT ILMU

1

MENGAPA HARUS BELAJAR
FILSAFAT?
 Untuk mengetahui sejak kapan
munculnya ilmu pengetahuan
 Agar mampu berpikir sistematis, kritis
untuk memperoleh kebenaran.

2

PENGERTIAN FILSAFAT
1. Dari sisi kebahasaan
 Kata filsafat berasal dari bahasa
Yunani, yaitu philosophia. Philo=cinta
Sophia= kebijaksanaan/kebenaran. Jadi
philosophia adalah orang yang
mencintai kebenaran, sehingga

berupaya memperoleh dan memilikinya.
3

lanjutan
 Kata philosophia ditransformasikan ke
berbagai bahasa. Dalam bahsa arab
disebut falsafah. Dalam bahsa
Indonesia disebut falsafat/filsafat.
Dalam bahsa Belanda dan Jerman
disebut Philosophie.

4

lanjutan
Dari sisi filsafat sebagai ilmu
 Plato, fisuf besar Yunani mengatakan,
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha mencapai kebenaran yang asli,
karena kebenaran mutlak di tangan
Tuhan. Atau dengan singkat dikatakan

pengetahuan tentang segala yang ada.
5

lanjutan
 Aristoteles, murid Plato mengatakan,
filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran yang terkandung di
dalamnya ilmu matafisika, logika,
retorika, politik, sosial budaya dan
estetika.

6

 Alfarabi, Filsuf besar muslim dengan
gelar Aristoteles ke 2, mengatakan
Filsafat adalah pengetahuann tentang
yang ada menurut hakikatnya yang
sebenarnya.

7


lanjutan
 Immanuel Kant, Filsuf barat dengan
gelar raksasa pemikir Eropa,
mengatakan filsafat adalah ilmu
pokok dan pangkal segala
pengetahuan yang mencakup di
dalamnya empat persoalan:

8

lanjutan
1. apa dapat kita ketahui, dijawab oleh
metafisika
2. apa yang boleh kita kerjakan,
dijawab oleh etika
3. apa yang dinamakan manusia,
dijawab oleh antropologi.
4. sampai dimana harapan kita,
dijawab oleh agama.

9

lanjutan
 Hasbullah Bakry, filsafat adalah ilmu
yang menyelidiki segala sesuatu dengan
mendalam mengenai Ketuhanan, alam
semesta, dan manusia sehingga dapat
melahirkan pengetahuan tentang
bagaimana hakikatnya sejauh yang
dicapai manusia.
10

lanjutan
3. Filsafat dari sisi benda
 Titus dkk, mengajukan dua pengertian
filsafat.
- filsafat adalah sekumpulan problemproblem yang langsung dan mendapat
perhatian dari manusia yang dicarikan
jawabannya oleh ahli filsafat.
11


lanjutan
Filsafat adalah sekumpulan
sikap dan kepercayaan
terhapadap kehidupan dan alam
yang biasanya diterima secara
tidak kritis.
12

lanjutan
4. Filsafat sebagai suatu aktifitas
 Filsafat adalah sebagai suatu proses berpikir
untuk memperoleh jawaban-jawaban dari
berbagai problem.
 Titus dkk, memberikan 3 pengertian filsafat sbg
aktifitas:
- Filsafat adlah suatu proses kritik atau pemikiran
terhadap kepercayaan diri dari sikap yang
sangat kita junjung tinggi.
13


lanjutan
- Filsafat adalah sebagai analisi logis dari
bahasa serta penjelasan tentang arti kata
dan konsep.
- Filsafat adalah suatu usaha untuk
memperoleh gambaran keseluruhan

14

BERDASARKAN KONSEP DAN TEORI
TERSEBUT PROSES BERFILSAFAT
TERSEBUT MELALUI EMPAT TAHAP
1. LOGIS, yaitu berpikir dengan menggunakan
logika (undang-undang berpikir) yaitu melalui
tiga tahap; pemahaman, keputusan dan
argumentasi
contoh;:
- Alam berubah-ubah (premis minor)
- Setiap berubah-ubah baru (premis mayor)

- Alam baru (simpulan)
15

lanjutan
2. SISTEMATIS, yaitu berpikir melalui alur yang
sistemik sehingga ditemukan adanya koheren
(saling runtut), diantara satu pertanyaan
dengan pertanyaan lainnya.
3. RADIKAL, berpikir sampai kepada akar
masalah.
4. UNIVERSAL, berpikir secara umum bukan
khusus. Disini perbedaannya ilmu berpikir
secara khusus, filsafat berpikir secara umum.
16

SEJARAH TIMBULNYA
FILSAFAT
 KAPAN MUNCULNYA FILSAFAT?
Filsafat muncul sejak manusia ada dan sejak
adanya pembicaraan manusia. Maka sejarah

lahirnya filsafat dimana-mana Yunani, India,
Persia. Karena filsafat memiliki kualifikasi
tertentu, maka lahirnya filsafat diidentikan
dengan Yunani. Hal ini sesuai dengan karakter
orang yunani ialah Rasional
17

APA YANG MENYEBABKAN
LAHIRNYA FILSAFAT?
1. PERTENTANGAN ANTARA MITOS DAN
LOGOS
Dikalangan masyarakat Yunani dikenal
adanya mitos, sebagai suatu keyakinan lama
yang berkembang dengan pesat misalnya
mite kosmologi yang melukiskan kejadian
alam. Lama-lama mitos hilang dikalahkan
oleh logos, maka logos penyebab pertama
lahirnya filsafat.
18


lanjutan
2. RASA INGIN TAHU
Karena mite hanya bersifat dongeng
belaka, maka orang mulai berpikir
rasional, untuk mencari jawaban-jawaban
yang logis. Keingintahuan terhadap alam
semesta, keingintahuan terhadap
penciptanya dsb.
19

lanjutan
3. RASA KAGUM
Menurut Plato, filsafat lahir adanya
kekaguman manusia tentang dunia dan
lingkungannya. Para filsuf atas
kekagumannya mencoba merumuskan
asal mula alam semesta.
Thales bapak filsafat Yunani, mengatakan
alam semesta berasal dari air.
20


lanjutan
 Anaximandros, alam berasal dari
apairon (api)
 Democrios, alam berasal dari atom
 Empedokles, alam berasal dari empat
unsur; air, api, angin, tanah.
4. PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN
Faktor lain yang menyebakan lahirnya
filsafat adalah kesusastraan.
21

KARAKTERISTIK FILSAFAT
1. SKEPTISIS
Skeptisis adalah keraguan terhadap suatu
kebenaran sebelum mendapat argumen
yang kuat terhadap kebenaran tersebut.
Dikelompokan;
-bersifat Gradasi , dari ragu ke yakin
-bersifat degradasi, dari yakin ke ragu

-bertahan sophisme, terus menurus ragu.
22

Lanjutan
 Sifat gradasi diungkapkan oleh RENE
DECARTES Filsuf Prancis cagito ergo sum
(saya berpikir maka saya ada)
2.KOMUNALISME
Hasil pemikiran filsafat dimiliki masyarakat
umum tidak memandang ras, kelas, ekonomi,
dan keyakinan. Misalnya hasil pemikiran
Yunani bermanfaat untuk orang Eropa, Asia
Afrika dsb.
23

lanjutan
3. DISENTERESTEDNESS
YANG BERASAL DARI KATA INTEREST,
yaitu suatu kegiatan filsafat yang tidak
dimotivasi untuk suatu kepentingan tertentu.
4. UNIVERSALISME
Filsafat bersifat umum, berati filsafat adalah
hak seluruh umat manusia secara umum atau
sifatnya internasional. Semua umat manusia
berhak mengadakan kajian filsafat.
24

APA GUNANYA FILSAFAT BAGI
MANUSIA?
 Filsafat mampu memberikan
pemahaman yang menyeluruh
(general) terhadap suatu wujud
(ontologi) sekaligus memberikan
konsep kebenaran
( justifikasi) terhadap wujud tersebut.
Dengan kebenaran manusia akan
bertindak bijaksana (wesdom)
25

lanjutan
 Filsafat dapat memberikan kepuasan
bagi filsuf/seseorang karena
kemampuannya dalam
menggambarkan problem kehidupan
yang sedang dan akan dihadapi sesuai
dengan leluasan pemahamannya.
Plato mengatakan, berpikir dan memikirkan itu suatu
kenikmatan yang luar biasa dan kebahagian yang paling
berharga.
26

lanjutan
 Filsafat dapat dijadikan sebagai bahan
pijakan untuk merubah dunia.
Karl Marx mengatakan, filsafat tidak
hanya hanya menjelaskan pada
dunia(interferd the world) melainkan juga
merubahnya.

27

PROBLEMATIKA FILSAFAT
 Secara Umum terbagi menjadi tiga;
1. ONTOLOGI, yaitu mengkaji hakikat
segala
sesuatu, terbagi 2:
1. Kualitas;
- Monisme, asal lam terdiri dari satu
unsur (mono=satu). Thales dari air,
Anaximandros dari apairon, Anaximenes
dari udara, Democritos dari tanah.
28

lanjutan
- Dualisme, yang mengatakan alam
semesta terdiri dari dua unsur yaitu
materi dan roh. Tokohnya Anaxagoras
dan Aristolteles.
- Pluralisme, alam semesta terdiri dari
empat unsur; air, angin, api, tanah.
Tokohnya Empedokles, Leukippos.
29

lanjutan
2. Kualitas
Pandangan ini membicarakan bagaimana
alam berproses, dalam kaitannya muncul 4
teori:
-Mekanisme, yang mengatakan bahwa segala
sesuatu berproses secara mekanik.
-Teleologi, mengatakan bahwa segala sesuatu yang
terjadi di alam raya berproses menuju suatu
tujuan, yaitu Tuhan.
30

-Determinisme, kejadian di alam iniberproses
melalui suatu ketentuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, baik oleh hukum
alam maupun oleh Tuhan
-Indeterminisme, segala kejadian di alam ini
berlangsung secara bebas, tanpa kendali
tertentu dari Tuhan atau kekuatannya.

31

PROBLEM FILSAFAT
2. EPISTEMOLOGI, membicarakan 2 hal;
a. Hakikat pengetahuan, muncul 2
pandangan;
- realisme, yaitu pengetahuan manusia riil
adanya dalam kehidupan.
- idealisme, yaitu hakikat ilmu pengetahuan
tidak terdapat dalam dunia riil, melainkan
konsep ideal atau dunia ide-ide.
32

lanjutan
b. Sumber Pengetahuan, muncul 3 pandangan;
- rasionalisme, mengatakan bahwa sumber
pengetahuan muncul dari rasio (akal) manusia.
- Empirisme, sumber pengetahuan adalah
indera manusia.
- Kritisme, pengetahuan manusia bersumber
dari luar diri manusia, yaitu Tuhan.

33

PROBLEM FILSAFAT
3. AXIOLOGI,

TERBAGI MENJADI 6
PANDANGAN;
a. naturalisme, yang menyatakan ukuran
baik buruk ialah sesuai tidaknya
perbuatan tersebut sesuai dengan
fitrah (natura) manusia.
b. Hedonisme, yang menyatakan bahwa
ukuran baik buruk ialah sejauh mana
suatu perbuatan mendatangkan
kenikmatan (hedone) bagi manusia.
34

lanjutan
a. Vitalisme, ukuran baik buruk
ditentukan oleh sejauh mana suatu
perbuatan tersebut dapat mendorong
manusia untuk hidup lebih maju.
b. Ultitarianisme, Ukuran baik buruk
ditentukan oleh ada tidaknya suatu
perbuatan mendatangkan manfaat
bagi manusia.
35

lanjutan
e. Idealisme, ukuran baik buruk ditentukan oleh
sesuai tidaknya sesuatu perbuatan dengan
konsep ideal (rancang bangun) pikiran
manusia.
f. Teologis, baik buruknya suatu perbuatan
ditentukan oleh sesuai tidaknya suatu
perbuatan dengan ketentuan agama
(teos=Tuhan, agama)

36

lanjutan
Berdasarkan uraian problematika di
atas kebenaran itu bersifat relatif
tergantung pada latar belakang
pendidikan, sosial, budaya, agama
dan sebagainya.

37

BAGAIMANA HUBUNGAN
ILMU, FILSAFAT, DAN
AGAMA
 Ilmu adalah sistem dari berbagai
pengetahuan yang masing-masing
mengenai suatu pengalaman tertentu
yang disusun melalui sistem tertentu,
sehingga menjadi suatu kesatuan.
 Menuurut Harsojo, ilmu terdiri dari tiga
kesimpulan, yaitu;
38

lanjutan
1. Merupakan akumulasi pengetahuan
yang disistematikan
2. Suatu pendekatan/metode pendekatan
terhadap seluruh dunia empiris, yaitu
dunia yang terikat oleh faktor ruang dan
waktu, dunia yang pada prinsipnya
dapat diamati oleh panca indra
manusia, dan
39

lanjutan
1. Suatu cara yang mengijinkan
kepada ahli-ahli lainnya untuk
menyatakan suatu proporsi.

40

lanjutan
 Filsafat menurut Plato dan Al Faraby;
filsafat adalah pengetahuan tentang
segala yang ada.
AGAMA
Terdapat perbedaan pengertian agama
dikalangan tokoh agama. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan bidik
terhadap agama.
41

lanjutan
Agama diartikan secara praktis, adalah
suatu keyakinan akan adanya
aturan/jalan hidup (way of life) yang
bersumber dari suatu kekuatan yang
absolut (Tuhan).
 Agama memiliki empat perangkat sbb:
1. Adanya pengatur (Tuhan) sebagai
kebenaran yang pertama dan terakhir.
42

lanjutan
2. adanya aturan (code hukum) yang harus
dipahami yang termaktub dalam kitab
suci dan kebenarannya bersifat ansolut.
3. Adanya seorang nabi sebagai pembawa
aturan hukum.
4. Adanya komunitas (manusia) sebagai
pelaksana aturan yang bersumber dari
Tuhan.
43

HUBUNGAN ILMU,
FILSAFAT DAN AGAMA
ILMU, mencari kebenaran dengan cara
penyelidikan (riset) sesuai dengan
eksistensinya yang berhubungan
dengan alam empiris.Dalam penyelidikan
ilmu selalu mencari hukum sebab akibat.
Sebagai hukum sebab akibat maka
kebenaranya pasti ada.

44

lanjutan
ILSAFAT, karena selalu berhadapan
denga alam empiris, (metafisika, ghaib)
maka ia komit dengan organon (alatnya)
yaitu logika. Cara kerjanya selalu diawali
dengan pertanyaan apa…. Berpikir logis,
sistematis, radikal, dan universal.

45

lanjutan
AGAMA, menemukan konsep
kebenaran bersumber pada wahyu,
kebenarannya bersifat mutlak,
absolut sebagiai kebenaran
tertinggi.

46

 Ilmu kebenarannya bersifat empiris,
filsafat kebenarannya bersifat spekulatif
(berdasrkan nalar dan logika), keduanya
bersifat nisbi. Agama kebenarannya
bersifat absolut mutlak, dalam
penentuannya semua perlu perumusan

47

lanjutan
 Hubungan ilmu filsafat dan agama, Albert
Einstein menagatakan dengan singkat’
“science with out is blind, religion with out
science is blame” Ilmu tanpa agama
buta, agama tanpa ilmu lumpuh.

48

BAGAIMANAKAH
KATEGORI MANUSIA ITU?
1. MANUSIA ADA YANG TIDAK TAHU DALAM
KETIDAKAHUANNYA
2. MANUSIA TIDAK TAHU DALAM
KETAHUANNYA
3. MANUSIA TAHU AKAN
KETIDAKTAHUANNYA
4. MANUSIA TAHU AKAN KETAHUANNYA
Kategori manakah yang paling baik?

49

Manusia adalah akhluk ciptaan Tuhan yang
tercanggih. Memiliki banyak kelebihan
dibanding dengan makhluk lain terutama
akalnya.
 Memiliki rasa ingin tahu, maka
diaktuakisasikan dalam bentuk bertanya.
 Melalui rasio maka manusia memberikan
jawaban terhadap aneka pertanyaan
 Manusia bertanya, manusia pula menjawab
 Manusialah yang benar-benar bereksistensi
karena memiliki kesadaran dan otonomi
dirinya.
50

Lanjutan
DENGAN KATA LAIN
Malalui akalnya manusia mampu menyamai
makhluk lain.
 Burung terbang tinggi, manusia tefrbang
dengan pesawat ciptaannya.
 Angsa bisa berenang ke ujung pulau, manusia
berenang dengan kapal Feri ciptaannya.
 Ikan mampu menembus dasar lautan, manusia
menembus lautan dengan kapal selam
ciptaannya.
51

APAKAH SETIAP MANUSIA MAMPU
BERFILSAFAT? Tidak juga. Rule of the
game ( ada aturan mainnya)

 Berpikir logis, sistematis, radikal, dan
universal.
Dengan mengindahkan ke empat aturan
main tersebut, maka Anda bisa menjadi
seorang filsuf

52

LAHIRNYA ILMU PENGETAHUAN
SEJAK KAPAN LAHIRNYA ILMU
PENGETAHUAN?

 Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan
yang tercanggih.
 Dengan akalnya manusia mampu.
berpikir, dengan pikirannya memperoleh
pengetahuan, dengan pengetahuannya
manusia memiliki ilmu, dengan ilmunya
manusia mampu berpikir rasional, logis
dan sistematis.
53

JADI PENGETAHUAN LAHIR SEJAK
MANUSIA ITU ADA
SEJAK MANUSIA BERPIKIR
SEJAK MANUSIA BERINTERAKSI
DENGAN ALAM

54

BAGAIMANA HUBUNGAN (ILMU
PENGETAHUAN DENGAN FILSAFAT?
 Pengetahuan bagian dari kajian filsafat ilmu,
pengetahuan lahir sejak adanya peradaban
manusia dan berkembang pesat sesuai
dengan budayanya.
 Pengetahuan lahir dari aktivitas
 Aktivitas memerlukan metode
 Pengetahuan melahirkan ilmu-ilmu.
 Ilmu dan pengetahuan tidak bisa dipisahkan.
55

lanjutan
 Aktivitas memerlukan metode
 Pengetahuan melahirkan ilmu-ilmu.
 Ilmu dan pengetahuan tidak bisa
dipisahkan.

56

SIKLUS ILMU

ILMU

AKTIVITAS

METODE

PENGETAHUAN

57

PENGERTIAN ILMU
SEBAGAI PENGETAHUAN
Dari segi maknanya pengertian ilmu
sekurang-kurangnya merujuk tiga hal:
 Pengetahuan
 Aktivitas
 metode

58

Pengertian Umum
 Ilmu adalah sesuatu kumpulan
yang sistematis dari pengetahuan.
 Ilmu berarti semua pengetahuan
yang dihimpun dengan perantara
metode ilmiah (John G. Kemeny).

59

lanjutan
 Menurut Norman Campbell :
 Ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan
yang berguna dan praktis dan suatu
metode untuk memperoleh pengetahuan
 Ilmu tidak bersangkutan dengan
kehidupan praktis dan tidak dapat
mempengaruhinya kecuali dalam cara
yang paling tak langsung, baik kebaikan
atau keburukan.
60

SIMPULAN
 Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang
rasional dan kognitif dengan berbagai metode
berupa aneka prosedur dan tata langkah
sehingga menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang sistematis mengenai gejalagejala kealaman, kemasyarakatan atau
keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan
penjelasan, ataupun melakukan penerapan.

61

LANJUTAN

ILMU SEBAGAI RANGKAIAN AKTIVITAS
MANUSIA:

1. Rasional: proses pemikiran yang
berpegang pada kaidah-kaidah logika
2. Kognitif : proses mengetahui dan
memperoleh pengetahuan

62

lanjutan
1.




Teologis:
mencapai kebenaran
memperoleh
pemahaman
Memberi penjelasan
Meakukan penerapan dengan peramalan
atau pengendalian

63

ILMU SEBAGAI METODE
ILMIAH






ANALISIS (analysis)
PEMERIAN (description)
PENGUKURAN (measurement)
PERBANDINGAN (comparison)
SURVAI (survey)

64

Pengelompokan
Pengetahuan
 Menurut Bertrand Russell, pengetahuan
dibedakan menjadi 2:
1. Pengetahuan mengenai fakta-fakta
(knowledge of facts)
2. Pengetahuan mengenai hubungan
umum antara fakta (knowledge of
general connection berween facts)
65

Ledger Wood
pengetahuan

membagi
menjadi:

1.Non inferential Apprehension;
pengetahuan nonpenyimpulan yang
merupakan pengenalan terhadap
benda, orang, atau sifat tertentu.

66

Bentuknya:
 Perception ;pengenalan objek diluar diri
seseorang
 Introspection; pengenalan terhadap
dirinya sendiri dengan segenap
kemampuan, pikiran kehendak, dan
perasaan
67

Lanjutan
2. Inferential Knowledge, meliputi;
 Knowledge of other selves; pengetahuan
mengenai diri orang lain.
 Historical knowledge; pengetahuan
menyangkut masa lampau.
 Scientific knowledge; pengetahuan
ilmiah.
68

George Klubertanz
 Pengetahuan langsung berdasarkan
pengenalannya terhadap objek-objek
pengalaman.
 Pengetahuan kemanusian (humanistic
knowledge) yang diperoleh karena mempelajari
 Pengetahuan Ilmiah (scientific knowledge)
berdasarkan azas-azas yang cocok dan dapat
membuktikan kesimpulannya kebenaran.
69

lanjutan
 Pengetahuan Ilmiah (scientific
knowledge) berdasarkan azas-azas
yang cocok dan dapat
membuktikan kesimpulannya
kebenaran.

70

HAKIKAT PENGETAHUAN


Darimanakah hakikat pengetahuan itu?
1. Realisme; pengetahuan manusia riil
adanya dari kehidupan.
2. Idealisme; pengetahuan tidak terdapat
dalam dunia riil melainkan hanya dalam
dunia konsep ideal atau dunia ide-ide.

71

Dari manakah sumber
pengetahuan manusia?
1. Rasionalisme; sumber pengetahuan
berasal dari rasio (akal) manusia.
2. Empirisme; sumber pengetahuan
adalah indra manusia (empiri)
3. Kritisisme/transidentalisme;
pengetahuan manusia bersumber dari
luar diri manusia, yaitu Tuhan.
72

PENGETAHUAN SEBAGAI DASAR
TEORITIS YANG MELAHIRKAN
PENGETAHUAN ILMIAH







CAKUPAN PENGETAHUAN ILMIAH:
1. Jenis sasaran
2. Bentuk-bentuk pernyataan
3. Ragam-ragam proposisi
4. Ciri-ciri pokok
5. Pembagian sistematis
73

Lanjutan
Jenis sasaran Pengetahuan Ilmiah:
 Objek material; fenomena di dunia
ini yang ditelaah oleh ilmu
 Objek formal; pusat perhatian
penelaahan ilmuwan terhadap
fenomena itu.

74

lanjutan
OBJEK MATERIAL PENGETAHUAN ILMIAH
DIKELOMPOKAN MENJADI 6:








IDE ABSTRAK
BENDA FISIK
JASAD HIDUP
GEJALA ROHANI
PERISTIWA SOSIAL
PROSES TANDA
75

OBJEK MATERIAL

KONSEP GUNUNG MERAPI, BURUNG,
INGATAN DST
DITELAAH BERDASARKAN OBJEK FORMAL
76

TELAAH OBJEK FORMAL

MANUSIA

 BIOLOGI
 PSIKOLOGI
 FILSAFAT KODRATI

OBJEK TELAAH
FORMAL

77

SEPERTI APA BENTUK
PENGETAHUAN ILMIAH
ITU?

ANATOMI
1. DESKRIPTIF
•GEOGRAFI
2. PRESKRIPSI

•UKURAN
•AZAS-AZAS
•PETUNJUK
•PROSEDUR
78

LANJUTAN

3. EKSPOSISI POLA




SOSIOLOGI
POLA-POLA
BUDAYA
 ANTROPOLOGI
 PERKEMBANGAN
BUDAYA

79

LANJUTAN
4. REKONTRUKSI

HISTORIS




HISTORIOGRAFI
PURBAKALA
PALEONTOLOGI
80

PROPOSISI ILMU
PENGETAHUAN

1. AZAS ILMIAH

 MENGANDUNG
KEBENARAN UMUM
BERDASARKAN
FAKTA YANG
TELAH DIAMATI

ILMU SOSIAL
81

LANJUTAN
2. KAIDAH ILMIAH
 Mengungkapkan
keajegan atau hubungan
tertib yang dapat
diperiksa kebenarannya
diantara fenomena
secara umum berlaku
pula untuk berbagai
fenomena yang sejenis.
 Boyle, Newton, Pascal
82

LANJUTAN
3. TEORI ILMIAH
 Kemampuan
proposisi yang
saling berkaitan
secara logis untuk
memberi penjelasan
mengenai
sejumlah fenomena.

 Teori Darwin

Kau lahir dariku
bodoh

83

lanjutan
 Teori; sekumpulam proposisi yang
mencakup konsep-konsep tertentu
yang saling berhubungan

84

APA MANFAAT DAN PERANAN
TEORI?
 Mensistematiskan dan menyususn data
maupun pemikiran tentang data sehingga
tercapai pertalian yang logis diantara
aneka data yang semula kacau balau.
Jadi teori berfungsi sebagai kerangka,
pedoman, bagan sistematisasi atau
sistem acuan.
85

lanjutan
 Memberikan skema atau rencana
sementara mengenai medan yang
semula belum dipetakan sehingga
terdapat suatu orientasi
 Menunjukkan atau menyarankan araharah untuk penyelidikan lebih lanjut.

86

PEMBAGIAN ILMU
PENGETAHUAN
 Ilmu Pengetahuan dibedakan atas:
1. Ilmu Pengetahuan Sosial (social science);
membahas hubungan manusia sebagai
makhluk sosial.
a. Psikologi; ilmu pengetahuan yang
mempelajari proses mental dan tingkah laku.
b. Pendidikan; suatu perlakuan atau nproses
latihan yang terarah dan sistematis meneju
ke suatu tujuan.
87

Lanjutan
c. Antropologi; suatu ilmu pengetahuan yang
pempelajari asal-usul dan perkembangan
jasmani, sosial, kebudayaan serta tingkah
laku manusia.
d. Etnologi; studi antropologi dari aspek
sistem sosio ekonomi dan pewarisan
kebudayaan terutama keaslian,
perkembangan dan perubuhan dalam
masyarakat primitif.

88

Lanjutan
e. Sejarah; suatu pencataan peristiwa –
peristiwa yang telah terjadi pada suatu
bangsa, negara atau individu.
f. Ekonomi; ilmu penghetahuan yang
berhubungan dengan produksi, tukar
menukar barang produksi, pengelolaan
dalam lingkup rumah tangga,
perusahaan atau negara.
89

Lanjutan
g. Sosiologi; suatu studi tingkah laku sosial,
terutama asal-usul organisasi, institusi dan
perkembangan masyarakat manusia.
2. Ilmu Pengetahuan Alam; yang membahas
alam semesta dengan segala isinya, ilmu ini
terbagi atas:
a. Fisika (physics); suatu kajian tentang benda
mati dari aspek wujud dengan perubahan yang
bersifat sementara.
90

lanjutan
b. Kimia (chemistry); mempelajari benda hidup

dan tidak hidup dari aspek susunan materi dan
perubahan-perubahan yang bersifat tetap;
Kimia secara garis besar dibagi menjadi:
 Kimia anorganik
 Kimia organik
c. Biologi (biological science); ilmu pengetahuan
yang mempelajari makhluk hidup dan gejalagejalanya.
91

lanjutan
 Cabang-cabang biologi:
1. Botani; mempelajari seluk beluk
tumbuhan
2. Zoologi; mempelajari hewan
3. Anatomi; mempelajari strukur dalam
makhluk hidup
4. Fisiologi; studi tentang fungsi tubuh
92

5. Sitologi; studi tentang sel secara
mendalam
6. Sitologi; studi tentang jaringan tubuh
atau organ makhluk hidup
7. Palaentologi:studi tentang makhluk
masa lampau yang kebanyakan
hanya berupa fosil
93

lanjutan
3. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (earth
science and space)
a. Geologi; studi tentang struktur bumi
 Petrologi membahas batu-batuan
 Vulkanologi, membahas gempa bumi
 Mineralogi, membahas bahan
mineral/bahan galian
 Kristalografi, membahas bentuk-bentuk
kristal dari mineral.
94

lanjutan
b. Astronomi; suatu ilmu pengetahuan
yang membahas benda-benda ruang
angkasa dan alam semesta.
b. Geografi; ilmu pengetahuan tentang
muka bumi dan produk ekonomi
sehubungan dengan makhluk hidup
terutama manusia.
95

ILMU PENGETAHUAN
BERDASARKAN KURUN
WAKTUNYA

 ILMU PENGETAHUAN
KONVENSIONAL
 ILMU PENGETAHUAN MODERN

96

Lanjutan
 Ilmu penetahuan konvensional
mengedepankan mitos, daripada logos.
 Ilmu pengetahuan modern
mengutamakan rasio, akal sehingga
segala sesuatu harus bersifat rasional.
Mengedepankan logos daripada mitos.

97

PERKEMBANGAN
PENGETAHUAN MODERN
 Konsep atau teori Pengetahuan modern
berkembang berabad-abad, sejak manusia
mempelajari alam semesta. Thales sebagai
Bapak ilmu pengetahuan, Aristoteles,
Scorattes sampai ke generasi Newton.
Berdasarkan pemikiran manusia pengetahuan
terus berkembang hingga melahirkan teoriteori dan wujud untuk kepentingan umat
manusia.
98

lanjutan
Berdasarkan pemikiran manusia
pengetahuan terus berkembang hingga
melahirkan teori-teori dan wujud untuk
kepentingan umat manusia.

99

lanjutan
 Aristoteles berpendapat, berdasarkan
pengamatan bebnda-benda hidup itu
mungkin dapat timbul dari benda tak
hidup. Contoh cacing berasal dari
lumpur, ulat berasal dari daging yang
membusuk dan lain lain.

100

ILMU PENGETAHUAN
ABAD KE-13
 TOKOH; NIKOLAS KOPERNIKUS
Berkebangsaan Polandia yang
mencetuskan revolusi dunia ilmu.
Teorinya menyatakan bahwa matahari
merupakan pusat tata surya yang diedari
oleh bumi serta planet lainnya.

101

ILMU PENGETAHUAN
ABAD KE-16
 TOKOH; SIR ISAAC NEWTON
Berkebangsaan Inggris yang
mencetuskan hukum gravitasi
bumi,pencipta teleskop cermin.
Teorinya sangat mempengaruhi alam
pikiran abad-18

102

lanjutan
 Perkembangan ilmu pengetahuan abad
18, 19 melahirkan ilmu ilmu yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan umat
manusia.
 Thomas Alpha Edison, dengan lampu
listriknya
 Albert Enstain dengan teori atomnya
103

PUNCAK PENGETAHUAN
DI ABAD 20
 Para ilmuwan memanfatkan materi dan
energi. Materi merupakan benda
sedangkan energi yang memiliki
kekuatan.
 Materi merupakan benda-benda hasil
olahan

104

lanjutan
 Dalam kehidupan modrn penggunaan
energi semakin meluas.
 Energi berwujud dalam berbagai bentuk;
cahaya, kimia, panas, gerak, nuklir dan
sebagainya.

105

TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR

106

REFERENSI
 Nasution, HB. 2001. Filsafat Umum.
Jakarta :Gaya Media Pratama
 Haryono Imam. 1994. Filsafat Ilmu
Pengetahuan. Jakarta : Gramedia
 The Lian Gie. 1991. Pengantar Filsafat
Ilmu. Yogyakarta : Liberty

107

108

Bab 3

Filsafat dan Ilmu dalam Sejarah

109

Orientasi Sejarah
Hubungan Sejarah
• Filsafat dan ilmu di dalam filsafat ilmu berhubungan dengan sejarah barat
• Berpusat di Eropa, terutama Eropa Barat

Pembabakan Sejarah
• Sejarah dibagi ke dalam sejumlah babak, dari zaman dahulu sampai
sekarang
• Pembabakan sejarah mengikuti pembabakan yang lazim di sejarah Eropa

Filsafat dan Ilmu
• Di dalam sejarah ini, filsafat dan ilmu tidak diuraikan secara terpisah

110

Pembabakan Zaman
 Zaman Kuno
sebelum abad ke-5 sM

 Zaman Yunani Kuno
abad ke-5 sM sampai abad ke-1 sM

 Zaman Romawi
abad ke-1 sM sampai abad ke-5

 Zaman Gelap (Dark Ages)
abad ke-5 sampai abad ke-10

 Zaman Pertengahan (Medieval)
abad ke-10 sampai abad ke-15

 Zaman Kebangkitan (Rennaissance)
abad ke-15 sampai abad ke-18

 Zaman Modern
abad ke-18 sampai sekarang
111

Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (Louis de Broglie)
• Gembala Chaldea di Mesopotamia memperhatikan gejala di langit
terutama di malam hari
• Gerak benda langit teratur sehingga mereka yakin akan keteraturan
alam
• Muncul pengetahuan astronomi termasuk kalender bulan dan muncul
ilmu
• Mereka juga mengenal musim, sehingga satu tahun terdiri atas 12
bulan (tidak tepat)

Keteraturan Alam (Dennis Gabor)
• Manusia percaya bahwa ada keteraturan pada dasar gelaja alam
• Keteraturan ini layak dinyatakan melalui logika
• Kepercayaan ini melahirkan ilmu
112

THE HISTORY OF SCIENCE
On the simplest level, science is knowledge of the world of nature.
There are many regularities in nature that mankind has had to
recognize for survival since the emergence of Homo Sapiens as a
species. The Sun and the Moon periodically repeat their movements.
Some motions, like the daily “motions” of the Sun, are simple to
observe; others, like the annual “motion” of the Sun, are far more
difficult. Both motions correlate with important terrestial events. Day
and night provide the basic rhythm of human existence; the seasons
determine the migration of animals upon which human depended for
millennia for survival. With the invention of agriculture, the seasons
became even more crucial, for failure to recognize the proper time for
planting could lead to starvation. Science defined simply as knowledge
of natural processes is universal among mankind, and it has existed
since the dawn of human existence.
The mere recognition of regularities does not exhaust the full
meaning, however. In the first place, regularities may be simply
constructs of the human mind. Humans leap to conclusions; the mind
cannot tolerate chaos, so it constructs regularities even when none
objectively exists. Thus, for example, one of the
113

astronomical “laws” of the Middle Ages was that the appearance of
comets presaged a great upheaval, as the Norman Conquest of Britain
followed the comet of 1066. True regularities must be established by
detached examinations of data. Science, therefore, must employ a
certain degree of skepticism to prevent premature generalization.
Regularities, even when expressed mathematically as laws of
nature, are not fully satisfactory to everyone. Some insist that genuine
understanding demand explanations of the causes of the laws, but it is
in the realm of causation that there is the greatest disagreement.
Modern quantum mechanics, for example, has given up the quest for
causation and today rests only on mathematical expression . Modern
biology, on the other hand, thrives on causal chains that permit the
understanding of physiological and evolutionary processes in terms of
the physical activities of entities such as molecules, cells, and
organism. But even if causation and explanation are admitted as
necessary, there is little argument on the kinds of causes that are
permissible, or possible in science. If the history of science is to make
any sense whatsoever it is necessary to deal with the past on its own
terms, and the fact in that for most of the history of science natural
philosophers appealed to causes that
114

would be summarily rejected by modern scientists. Spiritual and divine
forces were accepted as both real and necessary until the end of 18 th
century and, in areas such as biology, deep into the 19 th century as
well.
Certain conventions governed the appeal to God or the gods or the
spirits, it was held, could not be completely arbitrary in their actions;
otherwise the proper response would be propitiation, not rational
investigation. But since the deity or deities were themselves rational, or
bound by rational principles, it was possible for humans to uncover the
rational order of the world. Faith in the world could actually stimulate
original scientific work. Kepler’s laws, Newton’s absolute space, and
Einstein’s rejection of the probabilistic nature of quantum mechanics
were all based on theological, not scientific, assumptions. For sensitive
interpreters of phenomena, the ultimate intelligibility of nature has
seemed to demand some rational guiding spirit. A notable expression
on this idea is Einstein’s statement that the wonder is not that mankind
comprehends the world, but that the world is comprehensible.
Science, then is to be considered in this article as knowledge of
natural regularities that is subjected to some degree of skeptical vigour
and explained by rati115

onal causes. One final caution is necessary. Nature is known only
through the senses, of which sight, touch, and hearing are the
dominant ones, and the human notion of reality is skewed toward
objects of these senses. The invention of such instruments as the
telescope, the microscope, and the Geiger counter has brought an
ever-increasing range of phenomena with the scope of the senses.
Thus, scientific knowledge of the world is only partial, and progress
of science follows the ability of humans to make phenomena
perceivable.

116

Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (di Mesir Kuno)
• Sungai Nil banjir setiap tahun secara teratur menghapus batas
tanah sehingga lahir ilmu ukur untuk menemukan kembali batas itu
• Ilmu ukur digunakan juga untuk membuat piramida
• Secara teratur, gerak naik bintang sothis (sirius) sinkron dengan
siklus banjir sungai Nil, dan berlangsung setahun sekali
• Muncul pengetahuan astronomi dan kalender matahari di samping
kalender bulan

Keteraturan Alam (di Yunani Kuno)
• Pengetahuan dari Mesopotamia dan Mesir Kuno masuk ke Yunani
Kuno
117

Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Keteraturan Alam (di Romawi Kuno)
• Sebelum Romawi menjadi negara adikuasa (abad ke-1 sM), mereka
juga menerima kalender dari Yunani Kuno
• Romawi menyusun kalender matahari yang berubah-ubah yang
kemudian distandardisasi oleh Julius Ceaser
• Kalender inilah yang kemudian menjadi kalender internasional yang
kita pergunakan sekarang (disempurnakan oleh Paus Gregorius)

Keteraturan Alam (Kalender)
• Salah satu pengetahuan astronomi (mungkin tertua) yang
dilahirkan oleh keteraturan alam adalah kalender
• Di samping astronomi, muncul pula pengetahuan lain yang
dikenal sebagai astrologi
118

LUNAR CALENDAR
Any dating system based on a year consisting of synodic months
—i.e. complete cycles of phases of the Moon. In every solar year (or year
of the seasons), there are about 12.37 synodic months. Therefore, if a
lunar-year calendar is to be kept in step with the seasonal year, a periodic
intercalation (addition) of days is necessary.
The Sumerians were probably the first to develop a calendar
based entirely on the recurrence of lunar phases. Each SumeroBabylonian month began on the first day of visibility of the new Moon.
Although an intercalary month was used periodically, intercalations were
haphazard, inserted when the royal astrologers realized that the calendar
had fallen severely out of step with the seasons. Starting about 380 BC,
however, fixed rules regarding intercalations were established, providing
for the distribution of seven intercalary months at designated intervals over
19-year periods. Greek astronomers also devised rules for intercalations
to coordinate the lunar and solar years. It is likely that the Roman
republican calendar was based on the lunar calendar of the Greeks.
119

Lunar calendars remain in use among certain religious groups
today. The Jewish calendar, which supposedly dates from 3,760 and
three months before the Christian Era (BCE) is one example. The
Jewish religious year begins in autumn and consists of 12 months
alternating between 30 and 29 days. It allows for a periodic leap year
and an intercalary month. Another lunar calendar, the Muslim, dates
from the Hegira—July 15, AD 622, the day on which sthe prophet
Muhammad began his migration from Mecca to Medina. It makes no
effort to keep calendric and seasonal years together.
SOLAR CALENDAR
Any dating system based on the seasonal year of approximately
365¼ days, the time it takes the earth to revolve once around the Sun.
The Egyptians appear to have been the first to develop a solar calendar,
using as a fixed point the annual sunrise reappearance of the Dog Star
—Sirius, or Sothis--in the eastern sky, which coincided with the annual
flooding of the Nile. They constructed a calendar of 365 days, consisting
of 12
120

months of 30 days each, with a 5 days added at the year’s end. The
Egyptian’s failure to account for the extra fraction of a day,
however, caused their calendar to drift gradually into error.
Ptolemy III Euergetes of Egypt, in the Decree of Canopus
(237 BC), introduced an extra day every four years to the basic
365-day calendar (this practice also having been introduced in the
Seleucid calendar adopted in 312 BC). In the Roman Republic,
Julius Ceaser in 45 BC replaced the confused Roman Republican
calendar. Which probably was based on the lunar calendar of the
Greeks, with the Julian calendar. The Julian calendar assigned 30
or 31 days to 11 months but fewer to February; it allowed for a leap
year every four years. The Julian calendar, however, made the
solar year slightly too long by adding a full quarter of day annually—
the solar year actually runs 365.2422 days. By mid-16th century the
extra time had resulted in an accumulated error of about 10 days.
To correct this error, Pope Gregory XIII instituted the Gregorian
calendar in 1582, dropping October 5-14 that year and omitting leap
years when they fell on centurial years not divisible by 400—e.g.,
1700, 1800, 1900.
121



Penanggalan Romawi mula-mula hanya 10 bulan, dari Martius sampai December. Oleh
kaisar Romawi ke-2, ditambah 2 bulan pada musim dingin sehingga menjadi
Martius
Aprilis
Maius
Junius
Quintilis (Julius)
Sextilis (Augustus)
September
October
November
December
Januarius
Februarius
Karena ada upacara pada bulan Januarius, maka kemudian awal tahun digeser ke
Januarius
122

Pada tahun ke-45 sebelum Masehi, penanggalan Romawai cukup
kacau. Julius Ceaser minta Sosigenes membenahi kalender.
Dasar pembenahan adalah 365 ¼ hari setahun sehingga setahun
365 hari dan interkalasi 4 tahun sekali dengan 366 hari. Dimulai tahun
44 sebelum Masehi sehingga tahun 45 sM menjadi 400 hari lebih.
Senat menghormati Julius Ceaser dan mengganti Quintilis menjadi
Julius. Pada tahun 4 sM, Senat menghormati Augustus Ceaser dan
mengganti Sextilis menjadi Augustus. Bulan Julius dan Augustus
dibuat sama 31 hari.
Ternyata setahun mengandung 365 ¼ hari kurang sedikit sehingga
kelebihan. Pada abad ke-16 kelebihan sampai 10 hari. Agar cocok
pada tahun 1527, 10 hari itu dihilangkan pada bulan Oktober (tanggal
5 lompat ke 15) dan selanjutnya setiap 400 tahun dikurangi 3 hari
pada tahun ratusan.
123



Penanggalan













Masehi
Hijrah
Jawa
Yahudi
Koptik
Ethiopia
Persia
Hindu
Konghucu
Jepang
Romawi
Thailand

: 1 – 1 – 2000
: 24 Ramadhan 1420
: 24 Pasa 1932
: 5761
: 1717
: 1993
: 1379
: 5101
: 25 – 11 – 2550
: 1 – 1 – 2660
: 2753
: 1 – 1 - 2543

124































































TANGGAL JULIAN DI DALAM KOMPUTER
Oleh Dali S. Naga
Abstract. Database management systems uses Julian date in calculating calendar days. To understand Julian date, we have to trace it into the history of our calendar. Our calendar is based on the movement of the moon and the sun. Intercalations and cycles are needed to come back to the previous positions of the moon
and the sun. One of the intercalation and system of cycle is Julian date. Julian date begins from 1 January 4713, B.C.
Di dalam komputer, seperti pada program manajemen basis data, tanggal yang digunakan adalah tanggal Julian. Apa sebenarnya tanggal Julian itu? Untuk itu, kita perlu menelaah sejarah kalender yang sekarang kita gunakan. Namun, sebelumnya, kita perlu membedakan dua hal yakni kalender dan era. Tanggal kita 2 April,
hari Rabu, jam 12.00 adalah kalender, tetapi tahun kita 2003 adalah era. Gabungan mereka, kalender dan era Masehi menghasilkan tanggal 2 April 2003.
Era Masehi
Era yang digunakan pada penanggalan kita adalah era Masehi, di samping era lain seperti era Hijrah, era Saka, dan era Konghucu. Era Masehi dihitung sejak kelahiran Yesus. Sekalipun demikian, pada waktu kelahiran Yesus, belum ada era Masehi. Era Masehi baru kemudian disusun dan diusulkan oleh seorang rahib
bernama Denys le Petit pada tahun 532 Masehi. Pada waktu itu, Denys mencoba menghitung mundur untuk menemukan tanggal lahir Yesus. Menurut hasil hitung Denys, Yesus lahir pada tanggal 25 Desember, 532 tahun lalu. Dengan demikian, Denys menetapkan bahwa era Masehi dimulai pada hari Sabtu, tanggal 1 Januari 532
tahun sebelumnya.
Walaupun Denys le Petit telah menciptakan era Masehi pada tahun 532, namun era Masehi baru dipakai di Barat setelah tiga atau empat abad kemudian. Dengan demikian, era Masehi baru ada di dalam pemakaian pada abad ke-9 atau ke-10. Sebelum abad ke-9 atau ke-10, belum ada penggunaan era Masehi. Selanjutnya,
era Masehi tidak mengenal tahun 0. Di dalam perhitungan mundur, hanya ada tahun 1 Masehi dan tahun 1 sebelum Masehi.
Kalender
Kini kita beralih ke kalender. Di dalam kalender, kita mengenal hari. Kapan suatu hari dimulai? Ternyata banyak caranya. Ada orang yang menghitungnya sejak subuh ke subuh, ada orang yang menghitungnya sejak senja ke senja, ada orang yang menghitungnya sejak tengah hari ke tengah hari. Orang Romawi kuno
menghitungnya dari tengah malam ke tengah malam. Tradisi Romawi inilah yang kita gunakan sekarang pada kalender kita yakni hari kita dimulai sejak tengah malam ke tengah malam berikutnya.
Sehari dibagi menjadi 24 jam berasal dari zaman kuno yakni dari zaman Babylonia. Mereka menggunakan bilangan Sumeria yakni bilangan yang berbasis 60. Dari basis 60 inilah ditemukan bilangan 12 yang masing-masing digunakan untuk siang dan untuk malam sehingga sehari menjadi 2 x 12 jam = 24 jam. Hal ini pun
diterima di mana-mana. Hari kita pada saat ini juga terdiri atas 2 x 12 jam = 24 jam. Satu jam sebanyak 60 menit dan satu menit sebanyak 60 detik juga berasal dari bilangan berbasis enam puluh (sexagesimal) yang digunakan oleh orang Sumeria.
Siklus Minggu kita yang 7 hari panjangnya berasal dari Babylonia dan Yahudi. Di Afrika Barat, siklus itu adalah 4 hari; di Asia Tengah dan juga di Jawa dikenal siklus 5 hari; Mesir kuno mengenal siklus 10 hari; dan Romawi kuno mengenal siklus 8 hari. Diduga bahwa siklus 7 hari berasal dari penanggalan bulan yakni waktu
selama seperempat bulan. Pengguaan siklus 7 hari di dalam kalender kita didasarkan atas dekrit Kaisar Constantine I dan dimulai pada tahun 321 dengan hari Minggu sebagai hari pertama. Di dalam dekrit Kaisar Constantine I itu, hari Minggu dinyatakan sebagai hari libur. Dan libur Minggu itu masih terus kita gunakan sampai sekarang.
Bulan merupakan satu bagian dari kalender. Perhitungan bulan dilakukan melalui fasa bulan. Perhitungan bulan menimbulkan masalah karena satu bulan terdiri atas 29 hari lebih sekian jam, pada hal jumlah hari di dalam bulan adalah bulat. Demikian pula dengan tahun. Satu tahun matahari terdiri atas 365 hari lebih sekian
jam, pada hal jumlah hari di dalam setahun adalah bulat. Akibatnya, pada ulang bulan, kedudukan bulan tidak tepat sama seperti kedudukannya pada bulan lalu. Pada ulang tahun, kedudukan matahari tidak tepat sama seperti kedudukannya pada tahun lalu.
Untuk menyelesaikan masalah sekian jam yang lebih pada setiap bulan dan pada setiap tahun, maka pada bulan dan tahun tertentu diberikan tambahan hari. Hal ini dikenal sebagai interkalasi. Interkalasi merupakan hal yang cukup rumit di dalam kalender. Tidak mudah untuk menemukan interikalasi yang menyebabkan kedudukan bulan
atau matahari tepat kembali sama seperti pada waktu sebelumnya.
Kalender Romawi
Kita tinggalkan dulu interkalasi ini dan menengok ke sejarah kalender kita. Kalender kita berasal dari kalender Romawi kuno. Konon kabarnya, kalender Romawi kuno ditetapkan oleh raja pertamanya pada abad ke-7 atau ke-8 sebelum Masehi. Pada ketentuan raja Romulus ini, awal tahun dimulai pada bulan Martius dan
diakhiri pada bulan December (desi = 10). Panjang tahun adalah 10 bulan. Setiap bulan terdiri atas 30 atau 31 hari sehingga di dalam setahun terdapat 304 hari. Setelah itu terdapat celah musim dingin yang tidak ada kalendernya.
Raja kedua Numa Pompilius membagi celah musim dingin itu menjadi dua bulan yakni bulan Januarius dan Februarius. Dua bulan tambahan sebanyak 50 hari ini diletakkan di akhir tahun sehingga di dalam setahun terdapat 354 hari. Kemudian pada bulan Januarius ditambahkan satu hari lagi sehingga di dalam setahun
terdapat 355 hari.
Raja kelima Tarquinius Priscus (616 – 579 sM) adalah orang Etruscan. Kalender diubah menjadi kalender republik. Pada kalender republik ini, Februarius 28 hari; Martius, Maius, Julius (waktu itu masih bernama Quintilis), dan October, masing-masing 31 hari; serta Januarius, Aprilis, Junius, Augustus (waktu itu masih bernama Sextilis),
dan December, masing-masing 29 hari. Di dalam setahun terdapat 355 hari. Raja ini juga memindahkan awal tahun ke bulan Januarius namun pada tahun 510 sM, melalui pengusiran orang Estrucan, awal tahun dikembalikan ke bulan Maret.
Pada setiap akhir tahun, orang Romawi melakukan pembayaran upah. Sering upah berkenaan dengan pekerjaan di dalam musim yang dipengaruhi oleh kedudukan matahari. Namun dengan 355 hari setahun, kedudukan matahari bergeser dari akhir tahun ke akhir tahun. Karena itu orang Romawi menambahkan 22 dan 23 hari selangseling pada setiap dua tahun, dan tambahan diselipkan di antara tanggal 23 dan 24 Februarius. Dengan demikian, setiap empat tahun terdapat 1465 hari atau rerata di dalam setahun terdapat 366,25 hari.
Julius Ceaser memanggil Sosigenes untuk membenahi kalender. Sosigenes menggunakan tahun dengan 365,25 hari. Pada tahun 46 sM, Sosigenes menambah 67 hari ke dalam kalender sehingga pada tahun itu terdapat 445 hari. Mulai tahun 45 sM, Romawi menggunakan kalender baru yakni tahun dimulai pada tanggal 1 Januarius.
Bulan Januarius, Martius, Maius, Quintilis (Juli), September, November terdiri atas 31 hari. Bulan Aprilis, Junius, Sextilis (Agustus), October, dan December terdiri atas 30 hari. Bulan Februarius terdiri atas 29 hari. Di dalam setahun terdapat 365 hari. Dan setiap empat tahun, di antara tanggal 23 dan 24 Februari ditambah satu hari.
Pada tahun 44 sM, Senat Romawi mengusulkan bulan Quintilis diubah menjadi Julius untuk menghormati Julius Caesar serta pada tahun 8 sM, Senat mengusulkan bulan Sextilis diubah menjadi Augustus untuk menghormati Augustus Caesar. Kedua kaisar ini harus sama besarnya sehingga bulan Julius dan Augustus masing-masing
harus terdiri atas 31 hari. Satu hari tambahan pada bulan Agustus diambil dari bulan Februarius sehingga bulan Februarius berkurang menjadi 28 hari. Karena terdapat berturut-turut Julius, Augustus, September sebesar 31 hari, maka diadakan perubahan. Dengan perubahan itu, September dan November terdiri atas 30 hari serta
October dan December menjadi 31 hari. Di dalam setahun terdapat 365 hari. Dan setiap empat tahun, bulan Februarius terdiri atas 29 hari.
Ternyata penambahan satu hari di dalam empat tahun adalah terlalu banyak. Satu tahun tropis terdiri atas 365,242199 hari sehingga setelah lebih dari 15 abad, kelebihan itu menjadi sepuluh hari. Pada tahun 1582, Paus Gregorius XIII memangkas kalender sebanyak 10 hari sehingga setelah tanggal 4 October, besoknya menjadi tanggal
15 October. Selain itu, setiap empat abad, dikurangi 3 hari. Pengurangan ini ditempuh dengan menghilangkan tahun kabisat pada tahun ratusan yang tidak habis dibagi empat ratus. Ini berarti tahun 1700, 1800, dan 1900 bukan tahun kabisat tetapi tahun 1600 dan 2000 adalah tahun kabisat.
Interkalasi dan Tanggal Julian
Kini kita kembali ke interkalasi. Interkalasi berusaha menambah hari agar keadaan fasa bulan atau kedudukan matahari kembali ke keadaan sebelumnya. Bersama itu muncul bermacam aturan interkalasi, yang satu lebih tepat dari yang lainnya. Waktu di antara interkalasi dikenal sebagai siklus. Dengan demikian, kita mengenal sejumlah
siklus. Selain siklus dua bulanan yang menghasilkan bulan dengan 29 dan 30 hari, kita mengenal juga siklus Sothic setiap empat tahun, yakni tahun kabisat dengan menambah satu hari pada bulan Februari.
Di Yunani kuno ada siklus octaëteris sepanjang 8 tahun. Ada siklus Metonik (dari Meton, 432 sM) sepanjang 19 tahun. Ada siklus Callippus sepanjang 76 tahun, dan ada siklus Hipparchus sepanjang 304 tahun. Ada juga siklus indiction sepanjang 15 tahun, serta ada siklus dominik sepanjang 28 tahun. Siklus yang dijadikan judul tulisan
ini adalah siklus Julian dan dikenal sebagai tanggal Julian yang digunakan di dalam komputer kita.
Pada tahun 1583, Joseph Justus Scaliger (1540-1609) mencari siklus yang akurat. Untuk itu, ia menggabungkan siklus Metonik, siklus indiction, dan siklus dominik menjadi satu. Kemudian ia menamakan siklus ini menurut nama ayahnya Julius Caesar Scaliger (1484-1558) sehingga siklus ini dikenal sebagai siklus Julian. Panjang siklus
Julian adalah 19 x 15 x 28 = 7980 tahun. Kemudian ia mencari saat pada masa lampau ketika ketiga siklus ini bertemu. Titik temu itu jatuh pada tahun 4713 sebelum Masehi. Karena itu, tanggal Julian dihitung mulai pada tengah hari, hari Senin, tanggal 1 Januari 4713 sM.
Tanggal setelah itu dihitung sebagai tanggal Julian. Dengan cara ini, tengah hari tanggal 21 November 1967 adalah tanggal Julian 2.439.816. Dan tengah hari tanggal 2 April 2003 adalah tanggal Julian 2.452.732. Tanggal inilah yang dicatat di dalam program komputer seperti terdapat di dalam program manajemen basis data. Setelah
7980 tahun, siklus pertama dari siklus Julian akan berakhir. Siklus Julian pertama itu akan berakhir pada tengah hari, hari Senin, tanggal 1 Januari 3268. Sekiranya kita ingin menghitung tahun dengan tahun 4713 sebelum Masehi sebagai tahun 1 maka tahun 2003 ini menjadi tahun 6716.
Itulah penjelasan tentang tanggal Julian yang digunakan di dalam program komputer ketika komputer menghitung kalender. Ada sejumlah kemudahan yang dihasilkan oleh tanggal Julian ini. Karena tanggal Julian berurutan tanpa terputus, maka perhitungan waktu di antara dua tanggal dapat dihitung dengan mudah. Dua tanggal berbeda,
masing-masing diubah ke dalam tanggal Julian dan selisih di antara kedua tanggal Julian itu merupakan selisih waktu di antara kedua tanggal yang berbeda itu.
Rumus Konversi Tanggal Julian
Banyak orang berusaha menyusun rumus untuk mengubah tanggal kita ke dalam tanggal Julian dan sebagainya. Dari rumus itu, dapat dibuat program komputer sehingga konversi tanggal dapat dilakukan melalui program komputer di komputer. Karena tanggal kita menggunakan kalender Paus Gregorius, maka konversi itu
terjadi di antara tanggal Gregorius ke tanggal Julian dan sebaliknya. Di sini, tanggal Gregorius disingkat menjadi TG serta tanggal Julian disingkat menjadi TJ.
TG mengenal hari (H), bulan (B), dan tahun (TG) sedangkan TJ hanya mengenal hari yang dapat dinyatakan dengan TJ saja. Kalau jam diperhitungkan maka jam dapat dinyatakan dengan J. Dari Scienceworld.Wolfram.com di internet, kita menemukan beberapa rumus konversi. Satu di antaranya adalah konversi dari TG ke
TJ untuk masa tahun 1901 sampai 2099. Untuk jangka waktu di antara tahun-tahun itu, rumus konversi dapat diringkas menjadi sebagai berikut.
TJ = 367T – INT(7(TG + INT((M + 9)/12))/4) + INT (275B/9) + 17210132,5 + J/24
Angka setengah pada 17210132,5 muncul karena TG menghitung hari dari tengah malam sedangkan TJ menghitungnya dari tengah hari.
Dalam bentuk program komputer, konversi itu dapat diturunkan dari bentuk berikut ini.
Dari TG ke TJ
Z = 0,99999
W = INT((B – 14)/12 + Z)
TJ = INT(1461 x (TG + 4800 + W)/4)
M = 367 x (B – 2 – W/12)/12
Jika M < 0 maka B = B + Z
M = INT(M)
TJ = TJ + M
M = INT(INT(3 x (TG + 4900 + W)/100/4)
TJ = TJ + H – 32075 – M
Dari TJ ke TG
W = TJ + 68569
R = INT(4 x W/146097)
W = W – INT((146097 x R + 3)/4)
TG = INT(4000 x (W + 1)/1461001
W = W – I