A3. Analisa Daerah Rawan Kemacetan di Ruas Jalan Nasional dan Provinsi Jawa Timur

  Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

ANALISA DAERAH RAWAN KEMACETAN DI RUAS JALAN

NASIONAL DAN PROVINSI

JAWA TIMUR

  Tabel 1 : Daftar Identifikasi Daerah Rawan Kemacetan

  Nasional 11. 043.11K Jl. Raya Gresik Nasional

  10. 029.2 Bts. Kab. Pasuruan- Karanglo

  3. 013 Taman-Krian Provinsi 4. 014 Waru-Taman Provinsi 5. 017 Sidoarjo-Gempol Provinsi 6. 018.2 Bangil-Pasuruan Nasional 7. 019.1 Pasuruan-Probolinggo Nasional 8. 027 Pandaan-Purwosari Nasional 9. 028 Purwosari-Purwodadi Nasional

  Jombang Nasional

  Provinsi 2. 009.2 Bts. Kab. Mojokerto-

  1. 006.2 Bts. Kab. Nganjuk- Caruban

  No. Urut Ruas Nama Ruas Status

  Sistem jaringan lalu lintas kendaraan di jalan raya sebagai pelaksana transportasi meskipun telah direncanakan dengan baik dan diadakan perhitungan yang optimal akan ada kemungkinan disuatu saat terjadi kemacetan dan menjadi daerah / ruas jalan rawan kemacetan. Arus lalu lintas kendaraan di jalan raya yang bergerak pada kondisi aliran normal haruslah dijaga terhadap hal-hal yang menyebabkan rawan kemacetan. Sehingga dengan adanya kemacetan yang terjadi akan sangat menggangu lancarnya lalu lintas kendaraan, yang pada akhirnya akan mengganggu kelancaran pergerakan ekonomi manusia dan barang.

  dimana : DS = derajat kejenuhan (tingkat kemacetan) Q = volume arus lalu lintas (smp/jam) C = kapasitas ruas jalan (smp/jam)

  

Dadang Supriyatno, Anita Susanti

   DS = Q / C

  Adanya kemacetan di jalan akan sangat menganggu lancarnya lalu lintas kendaraan, yang akan menganggu kelancaran pergerakan ekonomi, manusia dan barang. Dengan pengamatan langsung di lapangan berupa perhitungan setiap kendaraan yang lewat, pengukuran fisik jalan dan pengamatan aktivitas pada sisi ruas jalan, yang selanjutnya dilakukan analisa, akan didapat hasil nilai kemacetan (nilai kejenuhan) dan rekomendasi cara penanganannya. Derajat kejenuhan (DS), untuk menentukan nilai kemacetan didapat dari rumus :

  Daerah Rawan Kemacetan adalah suatu daerah yang memiliki volume kendaraan melebihi dari kapasitas yang ada.

  Tujuan dari studi ini adalah melakukan identifikasi pada ruas-ruas jalan utama nasional dan provinsi Jawa Timur, yang yang mempunyai indikasi sebagai daerah-daerah rawan banjir, longsor dan kemacetan lalu lintas.

  Pergerakan lalu lintas yang aman, nyaman, dan lancar merupakan impian masyarakat dalam melintas sepanjang ruas jalan. Oleh sebab itu diperlukan suatu dukungan unsur keselamatan, keamanan, ketertiban bagi pemakai jalan merupakan hal yang sangat penting. Oleh sebab itu perlu adanya suatu studi analisa yang membahas daerah rawan kemacetan di ruas jalan nasional, provinsi Jawa Timur.

  Kata Kunci: identifikasi, kemacetan, nasional, provinsi

  

dadang.supriyatno@gmail.com

Abstrak - Perkembangan kondisi perekonomian masyarakat semakin meningkat. Melihat kondisi seperti itu, maka diperlukan suatu perancangan lalu lintas jalan utama antar kota guna menunjang kegiatan ekonomi regional dan nasional. Banyaknya ketidaktahuan masyarakat terhadap titik-titik rawan kemacetan khususnya di ruas jalan nasional dan provinsi Jawa Timur, sehingga diperlukan suatu studi analisa terhadap daerah rawan yang teridentifikasi sebagai daerah rawan kemacetan. Metode penelitian yang dilakukan adalah daerah-daerah yang ditengarai sebagai daerah rawan kemacetan. Hasil penelitian dibagi menjadi empat ruas jalur utama yaitu pada jalur utara, jalur barat, jalur seurabayalatan, jalur timur Provinsi Jawa Timur. Pada jalur utara kemacetan terjadi di ruas jalan Duduk Sampean arah Surabaya-Gresik-Lamongan; pada jalur barat kemacetan terjadi pada ruas jalan Mojoagung – ruas jalan Nganjuk Caruban – ruas jalan Madiun Maospati; pada jalur selatan terjadi kemacetan pada ruas jalan depan Pabrik Paku - Terminal Bungurasih – ruas jalan Purwosari Purwodadi – ruas jalan Pasuruan Karanglo; pada jalur Timur terjadi kemacetan pada ruas jalan Gondanglegi – Beji – Bangil – Pasuruan – Probolinggo.

  Dosen Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya

I. PENDAHULUAN

  Berikut akan diperlihatkan sistem jaringan jalan di Kapolres yang dihubungi pada wilayah Jawa Timur, Provisi Jawa Timur di gambar 1. adalah :

  Tabel 2 : Nama Polres Di Jawa Timur

  Nama Polres Nama Polres

  Polres Sidoarjno Polres Nganjuk Polres Mojokerto Polres Kediri Polres Jombang Polres Malang Polres Situbondo Polres Lumajang Polres Jember Polres Probolinggo Polres Banyuwangi Polres Pasuruan Polres Sampang Polres Bojonegoro Polres Pamekasawin Polres Pacitan Polres Sumenep Polres Ponorogo Polres Gresik Polres Madiun

  Gambar 1 : Jaringan Jalan Di Provinsi Jawa Timur Polres Lamongan Polres Tulungagung

  Polres Tuban Polres Trenggalek

II. METODE

  Polres Magetan Polres Trenggalek Metode penelitian yang dilakukan adalah metode

  Polres Ngawi Polres Blitar survai dengan melakukan segala identifikasi permasalahan yang ada di lapangan.

  Langkah selanjutnya adalah mencari informasi ke Pelaksanaan survai lapangan dilakukan pada lapangan mengenai hari-hari dan waktu-waktu (jam), daerah-daerah yang ditengarai rawan kemacetan, kepadatan lalu lintas kendaraan tertinggi maupun yang seperti pada tabel 1, dimana kemacetan terjadi macet. berulang kali dan hampir terjadi setiap hari pada daerah yang sama terutama pada pusat-pusat kegiatan

  III. HASIL DAN PEMBAHASAN aktivitas masyarakat, seperti pasar, perlintasan kereta Langkah dalam mencari informasi maupun api dan pusat-pusat hiburan yang berada disepanjang mengetahui suatu lokasi rawan kemacetan terutama jalan nasional dan propinsi. Pelaksanaan survai pada pada hari dan jam kepadatan lalu lintas kendaraan daerah rawan kemacetan dilakukan setelah persiapan tertinggi, adalah dengan melakukan counting pada dikantor telah lengkap, baik sistem kerja, jadwal, jam-jam tersibuk. peralatan survai, kendaraan maupun personil

  Analisa kerawanan pada lokasi ruas jalan berdasarkan uji coba survai lapangan yang telah dimaksud akan menghasilkan nilai kejenuhan terhadap dievaluasi dengan baik. kapasitas ruas jalan yang disurvey, yang berarti terjadi

  Untuk pelaksanaan survai lapangan, anggota timukemacetan, terakhir adalah usulan dan telah dibekali pedoman pelaksanaan dan format kerja rekomendasi penanganannya, apabila sudah lewat standar yang akan dipakai survai sampai pelaksanaan jenuh, berikut analisa kemacetan pada beberapa ruas analisa data. jalan nasional dan provinsi dibawah ini :

  Langkah awal dalam mendapatkan data sekunder dari pihak Kepolisian Direktorat lalu lintas mengenai daerah rawan kemacetan. Kemudian mencari data yang relevan dan sesuai dengan penelusuran awal ini, kemudian ditetapkan untuk diadakan survey dilapangan.

  Pada jalur Timur terjadi kemacetan pada ruas jalan Gondanglegi, Beji, jalur Surabaya-Bangil- Tabel 3 : Lintas Daerah Rawan Kemacetan Pasuruan dengn nilai derajat kejenuhan sebesar 1,15.

  Pada ruas jalan Pasuruan-Probolinggo memiliki nilai

  Daftar Daerah Rawan No Lintas derajat kejenuhan sebesar 1,76. Kemacetan

  Berdasarkan hasil analisa data lapangan diatas, Surabaya – Mojokerto

  1 Waru Taman Sidoarjo maka dapat diketahui bahwa pergerakan lalu lintas

  55 Km khususnya pada ruas jalan nasional dan provinsi Jawa Bts. Kab. Mojokerto – Mojokerto – Jombang

  2 Jombang

  25 Km Timur memiliki derajat kejenuhan diatas nilai “1”, Bts. Kab. Nganjuk – Nganjuk – Caruban yang berarti arus sudah tidak stabil, tundaan, dan

  3 Caruban

29 Km panjang antrian yang cukup panjang.

  Kepanjen – Blitar Ruas jalan nasional dan provinsi yang

  4 Kepanjen-Bts Kab.Blitar

  59 Km teridentifikasi sebagai daerah rawan kemacetan Sidoarjo – Gempol disebabkan karena sebagian besar pemanfaatan tata

  5 Sidoarjo – Gempol 37 km guna lahan merupakan daerah strategis dan komersial. Pasuruan – Bangil

  6 Pasuruan–Bangil Berikut akan dijelaskan lebih detail lagi

  14 Km penjelasan mengenai tat guna lahan di tiap-tiap jalur Pasuruan – Probolinggo

7 Pasuruan–Probolinggo penelitian pada tabel 4.

  38 Km Ketapang – Banyuwangi

  Tabel 4 : Tata Guna Lahan Di Jalur Utara

  8 Ketapang–Banyuwangi

  12 Km B.Wangi–Rogo jampi

  9 B.Wangi – Rogo jampi Ruas / Lintas Titik lokasi Anatomi Lokasi

  8 Km Gresik - Pasar Duduk 1. pemukiman padat

  10 Surabaya - Bts. Gresik Surabaya–Gresik 15 km Lamongan Sampean 2. daerah lingkungan pasar

  11 Bts. Surabaya - Gresik Surabaya–Gresik 15 km 3. simpang empat tidak simetris

  12 Gresik – Bts. Lamongan Gresik-Lamongan 28 km 4. tidak ada traffic light

  13 Bts. Gresik –Lamongan Gresik-Lamongan 28 km 5. tidak ada Zebra Cros

  14 Lamongan – Babat Lamongan– Babat 28 km Bts. Tuban – Lamongan Tuban–Paciran

  15 (Pantura) 44 km

  Identifikasi permasalahan di lapangan dalam menganalisa daerah rawan kemacetan di Jawa Timur terbagi menjadi 4 jalur utama penelitian, yaitu: jalur Utara, jalur Selatan, jalur Barat, jalur Timur.

  Pada jalur Utara kemacetan terjadi pada ruas jalan Duduk Sampean, arah Surabaya Gresik dengan nilai derajat kejenuhan sebesar 1,3052 yang berarti “lewat jenuh”

  Pada jalur Barat di depan Pabrik kertas Tjiwi Kimia km 42 dari Surabaya memiliki nilai derajat kejenuhan sebesar 1,52. Ruas jalan Mojoagung memiliki nilai derajat kejenuhan sebesar 1,160. Pada ruas jalan Taman-Krian memiliki nilai derajat kejenuhan sebesar 1,38. Ruas jalan Nganjuk-Caruban memiliki nilai derajat kejenuhan sebesar 0,57 9belum jenuh).

  Pada jalur Selatan terjadi kemacetan di ruas jalandepan Pabrik Paku memiliki nilai derajat kejenuhan sebesar 1,55 dan pintu gerbang II Terminal Bungurasih memiliki nilai derajat kejenuhan sebesar 1,44. Kemacetan juga terjadi pada ruas jalan Purwosari-Purwodadi memiliki nilai derajat kejenuhan dari Surabaya sebesar 1,29 dan 1,13 nilai derajat kejenuhan ke arah Surabaya. Ruas Selain itu kemacetan juga terjadi pada batas Pasuruan-Karanglo dengan nilai derajat kejenuhan sebesar 1,32 dari Surabaya dan 1,59 nilai derajat kejenuhan ke arah Surabaya.

  Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011

  • Depan Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Km. Sby. 42+000
  • Jl. Raya Bundaran Waru

  • Jl. Raya By Pass Mojokerto Km. Sby. 54+000
  • Pertigaan Medaeng
  • Pertigaan Ispatindo

  • Jl. Raya Trowulan Km. Sby. 61+250
    • – Jombang (0092)

  • Pertigaan Taman Sepanjang

  5. Lampu penerangan Kurang

  2. Banyak kendaraan umum menunggu dan menaik turunkan penumpang

  1. Jalan arteri utama Surabaya – madiun

  2. Dekat terminal Bus / MPU.

  3. Simpang empat dan bahu jalan sempit

  4. Jalur utama/ terdekat menuju Jombang - Gempol – Pasuruan

  5. Banyak penjual asongan pada Trafic light Mojokerto

  1. Sumber kemacetan pada Mojoagung

  2. Lebar jalan utama 7.3 m, Lebar jalan cabang 4.40 m.

  3. Arus lalu lintas padat dan banyak aktifitas penyeberang jalan.

  4. Tidak ada Marka, Rambu, zebra cros

  1. Aktifitas karyawan pabrik (keluar - masuk) jam kerja

  • Pertigaan Kletek
    • – Krian (013)

  1. Terdapat terminal MPU sisi utara jalan utama

  • Jl. Raya Mojoagung (Jl. Veteran Ds Mojo Trisno) Jombang Km. Sby. 65+200
  • Depan Pasar Krian Km. Sby. 30 + 000
  • Jl. Raya Peterongan
  • Tanjakan Nampu Km. Sby. 132
    • – Madiun

  • Tanjakan Widas Km. Sby. 134

  3. Lingkungan pasar dan terminal MPU

  4. Tidak ada marka, rambu, dan zebra cross

  5. Penyempitan jembatan arah barat

  1. Kondisi jalan yang menyempit dan kurang baik terutama pada perlintasan Kereta Api

  2. Banyak penyeberang jalan Nganjuk- Caruban (0062)

  1. Jalan nasional Surabaya

  2. Tanjakan dan tikungan tajam

  3. Terdapat perlintasan KA

  4. Bahu jalan sempit

  2. Terdapat shelter bus dua sisi tepi jalan

  3. Terdapat Pemberhentian Bus/ MPU

  5. Banyak pejalan kaki dan penyeberang jalan Krian – Mojokerto (012)

  4. Permukiman padat

  Tabel. 5 : Tata Guna Lahan Di Jalur Selatan

  Ruas / Lintas Titik lokasi Anatomi Lokasi

  Waru - Taman (014)

  1. Merupakan pintu masuk utama jalur barat dan selatan menuju pusat kota Surabaya.

  2. Terdapat perkantoran dan pusat pertokoan

  3. Arus lalu lintas padat

  1. Lebar jalan utama 9.50 m Lebar jalan cabang/ kampung 5.50 m

  2. Terdapat pemberhentian angkutan (terminal Siluman)

  3. Terdapat PKL pada sisi arah krian

  1. Tidak ada Zebra Cross

  4. Terdapat pangkalan Becak dpn Pasar dan persimpangan jalan

  2. Keluar - masuk kendaraan pabrik dan gudang

  3. Rambu rusak berat

  4. Ada Traffic - Light tetapi tidak berfungsi

  5. Pemukiman padat, Gudang dan Pabrik Taman

  1. Tidak ada Zebra Cross

  2. Banyak penyebrang jalan

  3. Tidak ada Traffic - Light

  4. Rambu rusak berat

  1. Jalan Utama Lintas kota Surabaya - Mojokerto (tidak melelui By pass)

  2. Lokasi pasar dan pertokoan

  5. Rawan kemacetan & kecelakaan Tabel 5 : Tata Guna Lahan Di Jalur Barat

  • Tanjakan Pugruk Km. Sby. 141
  • Depan pabrik Paku

  • Simpang tiga Japanan
  • Aloha
  • Depan pasar lawang Km. Sby. 70+000

  • – Karanglo (029)
    • Simpang empat Gedangan

  3. Merupakan daerah tanjakan Tabel 6 : Tata Guna Lahan Di Jalur Timur

  2. Bencana lumpur Lapindo Porong

  3. Kawasan pasar dan terminal Porong 1+100 km

  4. Aktifitas simpang tiga keluar-masuk jalur Gempol-Pasuruan menuju Gempol-Malang

  5. tidak ada Trafic light

  1. Kemacetan antrian kendaraan berat akibat bencana Lumpur lapindo

  2. Jalur alternatif dari Malang dan pasuruan menuju Mojokerto lewat simpang tiga Japanan.

  3. Arus lalu lintas padat antar kota dan lokal Bts Kab Pasuruan

  1. Daerah pasar & perbelanjaan

  2. MPU / Bis menaik turunkan penumpang depan pasar

  Ruas / Lintas Titik lokasi Anatomi Lokasi

  1. Antrian kendaraan keluar masuk Tol Porong

  Bangil – Pasuruan (018.1)

  1. Lingkungan pasar, puskesmas, Sekolahan, dan Pabrik

  • Jl. Raya Beji Ds. Gondang legi Km. Sby 37+000 - 38+000

  2. jalan keluar - masuk Trailer

  3. Terdapat jembatan menyempit

  1. Lingkungan pasar, Ruko, Sekolah dan perkantoran

  • Depan pasar Bangil Km. Sby 47+000 - 50+000

  2. Jalan persimpangan dan trafic light mati

  • Jl. Gajah Mada (pusat kota Sidoarjo) Km. Sby. 20+000
    • – Gempol (017)

  3. Aktifitas penyebrang jalan 4. jalan Gelombang dan menyempit

  4. Sisi timur untuk parkir kendaraan sehingga lebar efektif jalan kurang

  6. Tidak ada trafic light

  3. Daerah industri

  Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah 2011 Ruas / Lintas Titik lokasi Anatomi Lokasi

  Waru – Sidoarjo (016)

  1. Jalur lintas penghubung ke pusat

  2. Terdapat Simpang tiga menuju pabrik Paku Waru dan Perum Rewin yang padat lalulintas menyilang sebidang dengan Jalur KA.

  3. Antrian MPU tepi jalan menaik turunkan penumpang

  1. Jalur lintas penghubung Surabaya-Sidoarjo dan ke Bandara Juanda

  2. Aktivitas penyeberang padat oleh karyawan pabrik Maspion.

  1. Aktivitas penyeberang padat oleh karyawan komplek industri

  5. Penyeberang jalan disembarang tempat

  2. Terdapat persilangan sebidang dengan rel KA Surabaya-Malang di perempatan Jl. Ry Gedangan.

  3. Terdapat Stasiun dan terminal MPU

  4. Komplek pertokoan dan pemukiman padat penduduk

  5. Terdapat trafic light namun untuk belok menuju kiri - kanan dari Sby - Sda tidak ikut diatur Trafic light.

  Sidoarjo

  1. Arus lalu lintas padat antar kota dan lokal

  2. Daerah pertokoan & perbelanjaan

  3. PKL menggunakan badan jalan

  1. Perlintasan KA, dan tanjakan, tikungan 2. sering terjadi pelanggaran lalu lintas terutama pada kendaraan Umum/ Bus menerobos palang pintu perlintasan.

  • Batas kota Bangil km. Sby 53+000
  • Exit tol porong - Jembatan Pusdik Porong – lepas Jembatan

  IV. KESIMPULAN

  Pasuruan – Simpang Berdasarkan hasil survai lapangan dan analisa tiga marka, rambu data di daerah rawan kemacetan dapat disimpulkan probolinggo kurang

  • 1. Trafic light mati,

  Kraton dalam 3 (tiga) kategori,yaitu: 1.) pendapat pengguna (019.1)

  2. Aktifitas pasar Km. Sby. jalan tentang keberadaan simpang empat bersinyal

  64+000 kerajinan kraton Juanda yag terintegrasi dengan by pass Juanda dan

  3. Tidak terdapat keberadaan tol tengah Waru-Juanda; 2).nilai derajat Shelter Bus/MPU. kejenuhan dari masing-masing jalur utama penelitian;

  • Depan 3). identifikasi secara detail tentang tata guna lahan

  1. Aktifitas pasar Pasar Tradisional pada tiap-tiap jalur rawan kemacetan.

  Ngopak

  2. Simpang tiga Pendapat dari pengguna jalan tentang keberadaan kedawung simpang dan tol tengah,banyak mengatakan bahwa

  3. jalan menyempit, pembukaan alternatif tersebut sangat membantu pangkalan becak pergerakan lalu lintas masyarakat dalam menuju dan parkir pinggir Bandara Juanda. jalan

  Nilai derajat kejenuhan sebagian besar di masing-

  4. Tidak ada Zebra masing ruas jalan memiliki nilai lebih dari 1 Cross dan Trafic

  (satu),dimana kemacetan yang terjadi memiliki light. tundaan waktu dan panjang antrian yang sangat

  1. Aktifitas panjang dan lama. penyeberangan

  • Ketapang – Jl.Ry.

  Ketapang Identifikasi daerah rawan kemacetan jika Banyuwangi lalu lintas

  Km. Sby dilihat dari pemanfaatan tata guna lahan/ anatomi (025) 280 + 000 Ketapang- lokasi dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar

  Gilimanuk

  • 280 + titik rawan kemacetan memiliki tingkat aktifitas lalu

  2. lalu lintas padat 700 lintas yang cukup tinggi didukung dengan adanya saat Liburan lokasi rawan kemacetan yang sangat strategis dan

  • Banyuwangi Km. Sby

1. Daerah pusat kota komersial.

  Banyuwangi 287+100 -

  • – Rogojampi

  SARAN

  2. Lokasi pasar dan 287+500

  (134) Pada titik-titik rawan kemacetan, sebaiknya pertokoan

  3. Aktifitas lalu lintas dilakukan perencanaan pembukaan jalur alternatif di padat tiap-tiap jalur utama.

  4. Terdapat pangkalan Becak dan parkir

DAFTAR PUSTAKA

  [1] Stoer, J and Bulirsch. 1980. Introduction to Numerical Analysis. New York: Springer Verlag. [2] Kirkpatrick, S. 1984. Optimazion Simulated Annealing. Journal of Statistical Physics Vol. 34. [3] Morlok, Edward K (1985), Pengantar Teknik dan

  Perencanaan Transportasi, Penerbit Erlangga,

  Jakarta [4] Abubakar, Iskandar dkk. 1996. Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang Tertib. Jakarta:

  Dephubdat. [5] Mahoney, John H. 2000. Intermodal Freight Transportation . New Jersey: Prentice Hall.

  [6] Warpani, Suwardjoko P. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Dokumen yang terkait

Peningkatan Minat Belajar Seni Tari dengan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII.9 di SMP Negeri 13 Pekanbaru

0 1 7

Hubungan antara Komunikasi Keluarga dan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

0 0 8

Efektifitas Model Pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap Hasil Belajar Materi Sistem Reproduksi Manusia Pada Siswa Kelas IX.1 di SMP Negeri 13 Pekanbaru

0 0 7

Hubungan Cara Belajar dengan Minat Belajar Siswa Kelas VIII MTs Ash-Shohibiyah Bangun Purba Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau

0 0 8

Peningkatan Strategi Pembelajaran Seni Musik untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Siswa Kelas IX.10 di SMP Negeri 13 Pekanbaru

0 1 14

10. Memp-raktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya 10.1. Mempraktikkan keterampilan bermain salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar serta nilai kerjasama, kejujuran, me

0 2 15

PROSIDING LOKAKARYA PENINGKATAN KOMPETENSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI TELEMATIKA, SARANA KOMUNIKASI DAN DISEMINASI INFORMASI – Pustaka Puslitbang Aptika dan IKP

0 0 297

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI MapelKompetensi Keahlian : Bimbingan dan Konseling Jenjang : SMP, SMA, dan SMK Kompetensi Kompetensi Inti Konselor (Standar Kompetensi) Kompetensi Konselor (Kompetensi Dasar) Indikator Esensial Materi Pokok

0 1 13

DUNAT INDRATMO Teknik Sipil FTSP - ITS Telp. : (031) 8290332 ; Fax. : (031) 8292953 ; HP. 08123235002 E-mail : indratmo53yahoo.co.id Abstrak— Kendaraan bermotor di kota Surabaya semakin meningkat jumlahnya,

0 0 6

Foam Bitumen (CMRFB) adalah sesuai Spesifikasi Khusus Daur Ulang Campuran Beraspal Dingin Lapis Pondasi dengan Foam Bitumen (Cold Mix Recycling Base by Foam Bitumen, CMRFB-Base) dengan nilai ITS minimal 300 kPa, nilai TSR minimal 80 dan

1 1 14