ANALISIS KORELASI MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU Oleh Dionisius Sihombing dan Mayor Sihombing Abstract - Analisis Korelasi Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru

  

ANALISIS KORELASI M OTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU

Oleh

Dionisius Sihombing dan M ayor Sihombing

Abstract

  Pendidikan merupakan salah sat u bent uk invest asi ut am a peningkatan kualit as Sum ber daya m anusia yang bermafaat unt uk m engem bangkan pot ensi individu dalam hubungannya dengan hidup berm asyarakat. Kem ajuan hidup di m asyarakat akan diraih melalui t ercipt anya lulusan yang kom peten seiram a kebut uhan dunia kerja. Kualit as di bidang pendidikan sangat dit ent ukan oleh kualit as guru sebagai pelaksana t ugas pendidikan. Kulaitas guru dilihat dari kinerja guru dalam m elaksanakan t ugasnya. Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai oleh guru sesuai dengan w ew enang dan t anggungjaw ab m asing-m asing yang didasari pada penget ahuan, sikap, ket eram pilan, dan m otivasi dalam pelaksanaan t ugas. Kinerja guru akan t erpenuhi m elalui m ot ivasi kerja guru. M ot ivasi kerja adalah sesuat u yang m enim bulkan sem angat at au dorongan kerja. kuat lem ahnya m ot ivasi t ersebut ikut menent ukan t inggi rendahnya prest asi kerjanya. M ot ivasi bagi guru sangat pent ing, karena bisa mem pengaruhi t ugas-tugas yang dilakukan, karena dengan m otivasi cerminan int eraksi at ara sikap, kebut uhan, persepsi, dan keput usan yang dilakukan dalam m elaksanakan t ugas- t ugasnya. Penelitian dilakukan di SM P Negeri se-Percut Sei Tuan yang bert ujuan unt uk m enget ahui korelasi ant ara m ot ivasi kerja guru dengan kinerja guru. Penelitian ini menggunakan angket responden, dat a dianalisis dengan m enggunakan Teknik analisis dat a deskriptif dan inferensial m eliputi analisis korelasi dan regresi. Hasil penelitian m enunjukkan t erdapat korelasi positif dan signifikan ant ara m ot ivasi kerja dengan kinerja guru, dengan koefisien korelasi 0,533 dengan t araf pengujian signifikasi

  α = 0,05.

  Kat a Kunci: Kinerja, Kinerja guru, M otivasi, M otivasi kerja guru.

1. LATAR BELAKANG

  Pendidikan m erupakan invest asi sum ber daya m anusia jangka panjang yang m emiliki nilai st rat egis bagi peradapan m anusia. Bagi Negara- negara yang t elah Berjaya dalam bidang ekonomi dan t eknologi, pendidikan dit em pat kan pada posisi yang sangat pent ing dan ut am a dalam program pem bangunannya. Demikian juga halnya dengan Indonesia, menem pat kan pendidikan sebagai st rategi unt uk m encapai t ujuan hidup berbangsa yait u “ M encerdaskan kehidupan bangsa” .

  Dukungan unt uk m encapai t ujuan it u, pem erint ah m em berikan alokasi anggaran pada bidang pendidikan sebesar 20 persen. Anggaran yang besar ini m enjadi suat u bukti bahw a pem erint ah m em posisikan bidang pendidikanlah penggerak ut ama pem bangunan di m asyarakat . Sum ber daya manusia kelak memiliki kem am puan m elaksanakan kegiat an pem bangunan yang meningkat kan peningkat an kesejaht eraan hidupnya hanya bias diraih m elalui pendidikan.

  Walau dem ikian pent ingnya bidang pendidikan ini dikelola dengan baik dalam rangka m eningkat kan kualit as sum ber daya m anusia, nam un kondisi hari ini m engkisahkan bahw a hasil (lulusan) pendidikan belum siap unt uk m em asuki dunia kerja, dikarenakan rendahnya kom pet ensi lulusan. Oleh Priyono(dalam Kunandar,2006) menyat akan kecakapan seseorang dari lem baga pendidikan m enjadi tidak m em adai dikarenakan lem baga pendidikan hanya terpaku pada t eori, sehingga pesert a didik t idak m em iliki inovasi dan kreat ifit as.

  Tidak dapat dipungkiri, bahw a kualit as lulusan di bidang pendidikan di t anah air sangat rendah dan oleh Hum an Development Index (HDI) Indonesia diposisikan pada peringkat 111 dari 117 negara (t ahun 2004) dan peringkat 110 (t ahun 2005). Kualit as di bidang pendidikan yang rendah ini adalah juga m erupakan cerm inan bahw a guru sebagai pelaksana t ugas pendidikan belum berhasil m entrasfer ilm u penget ahuan dan t eknologi kepada anak didik. Kualit as pendidikan yang rendah adalah cerm inan kualit as guru yang rendah. Unt uk it u, bahw a unt uk m eningkat kan kualit as di bidang pendidikan berarti pert am a-t am a adalah m eningkat kan kualit as guru sebagai pelaksana t ugas pendidikan. Dalam rangka itu m otivasi keguruan seorang guru perlu direflesikan kem bali dan dibent uk baru. Penghargaan pem erint ah t erhadap guru harus t erus-menerus dit ingkat kan dan juga evaluasi kinerja guru harus senant iasa t erjadi. Hal ini penting unt uk m elihat keseriusan dan ketidak seriusan seorang guru dalam m elaksanakan t ugasnya disekolah. Guru yang berkinerja baik harus diberi penghargaan yang set im pal dan guru yang t idak melaksanakan t ugasnya dengan baik harus diberikan sanksi yang sepadan juga.

  M enurut UU RI No.14 Tahun 2005, Guru adalah pendidikan professional dengan t ugas ut am a m endidik, mengajar, mem bim bing, m engarahkan, m elat ih, m enilai, dan m engevaluasi pesert a didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan form al, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Lebih lanjut dikatakan bahw a guru sebagai t enaga professional, m engandung arti bahw a pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang m em punyai kualifikasi akademik, kompet ensi dan sert ifikasi pendidik sesuai dengan persyarat an unt uk set iap jenis dan jenjang pendidikan t ert ent u.

  Kinerja guru adalah hasil kerja yang dicapai oleh guru sesuai dengan w ewenang dan t anggungjaw ab m asing-m asing yang didasari pada penget ahuan, sikap, ket eram pilan, dan m ot ivasi dalam pelaksanaan t ugas.

  Kinerja guru dapat dim ulai dari aspek kem am puan dasar yang harus dimilikinya yang sering disebut sebagai “ kom pet ensi guru” . M enurut Raka Joni (Suyat no, 2008) kom pet ensi guru adalah sebagai gam baran t ent ang apa yang seyogianya dapat dilakukan seorang guru dalam m elaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiat an m engajarnya, perilaku yang dilakonkannya, dan hasil belajar yang digapainya. Kom pet ensi yang harus dim iliki guru adalah kom pet ensi kepribadian, kom pet ensi professional, dan kom petensi sosial. Kom pet ensi professional m erupakan kem am puan seorang guru yang dit andai dengan kepem ilikan penget ahuan yang luas dalam bidang ilm u yang diajarkannya, dan kem am puan dalam m em ilih dan m enggunakan berbagai met ode m engajar di dalam proses belajar yang diselenggarakan di sekolah. Sedangkan social adalah kem am puan yang dit unjukkan guru yang dit andai dengan kem am puan guru dalam berkom unikasi secara baik dengan sisw a, sesam e guru, m aupun dengan m asyarakat luas. Sem ent ara kom pet ensi kepribadian adalah kem am puan guru yang dit andai dengan kepribadian yang m antap, sehingga membuat nya pant as unt uk dit eladani oleh orang-orang disekit arnya.

  Dalam perspekt if kebijakan pendidikan nasional, pem erint ah merum uskan em pat jenis kom petensi guru sebagaim ana t ercant um dalam penjelasan perat uran pemerint ah No. 14 Tahun 2005 t ent ang st andar pendidikan nasional, diant aranya adalah pert ama , kom pet ensi pedagogik yait u merupakan kem ampuan dalam pengelolaan pesert a didik m eliputi: pem aham an w aw asan at au landasan kependidikan, pem aham an t erhadap pesert a didik, pengem bangan kurikulum / silabus, perancangan pem belajaran, pelaksanaan pembelajaran yang m endidik dan dialogis, evaluasi hasil belajar, dan pengem bangan pesert a didik unt uk m engakt ualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya; kedua, kom pet ensi kepribadian, yait u merupakan kepribadian yang m antap, st abil, dew asa, arif dan bijaksana, berw ibaw a, berakhlak m ulia, m enjadi t eladan bagi pesert a didik dan m asyarakat , m engevaluasi kinerja sendiri, dan m engembangkan diri secara berkelanjut an; ket iga, kom pet ensi sosial, yait u m erupakan kem am puan pendidik sebagai bagian dari m asyarakat unt uk berkom unikasi lisan dan t ulisan, m enggunakan t eknologi kom unikasi dan inform asi secara fungsional, dapat bergaul secara efekt if dengan pesert a didik, sesam e pendidik, t enaga kependidikan, orang t ua/ w ali pesert a didik, dan bergaul secara sant un dengan m asyarakat disekit ar; keempat , kom pet ensi professional adalah merupakan kem am puan penguasaan m at eri pem belajaran secara m eluas dan m endalam yang meliput i konsep, st urukt ur, dan m et ode keilm uan/ t eknologi/ seni yang m enaungi/ koheren dengan mat eri ajar, m at eri

2. KINERJA GURU

  ajar yang ada dalam kurikulum sekolah, hubungan konsep ant ar m at a pelajaran t erkait , penerapan konsep-konsep keilm uan dalam kehidupan sehari-hari, dan kom petisi secara professional dalam kont eks global dengan t et ap m elest arikan nilai dan budaya nasional.

3. M OTIVASI KERJA GURU

  M enurut Git osudarm o dan Sadit o (dalam Sihom bing,2010) M ot ivasi adalah fakt or-fakt or yang ada dalam diri seseorang yang m enggerakkan, m engarahkan perilakunya unt uk m em enuhi t ujuan t ert ent u. Sem entara m enurut Siagian (2008) m otivasi adalah daya dorong seseorang unt uk mem berikan kontribusi yang sebesar mungkin dem i keberhasilan organisasi m encapai t ujuannya. Dengan pengertian, bahw a t ercapainya t ujuan organisasi berarti t ercapai pula t ujuan pribadi para anggot a yang bersangkut an. Sekait an dengan it u, m enurut Wexley dan Yukl (dalam Sihom bing,2010) m ot ivasi kerja adalah sesuat u yang m enim bulkan sem angat at au dorongan kerja, dim ana kuat lem ahnya m ot ivasi t ersebut ikut m enent ukan tinggi rendahnya prest asi kerjanya.

  M ot ivasi bagi guru sangat penting, karena bisa m em pengaruhi tugas-t ugas yang dilakukan, karena dengan mot ivasi cerm inan interaksi at ara sikap, kebut uhan, persepsi, dan keput usan yang dilakukan dalam m elaksanakan t ugas-t ugasnya.

  Guru adalah seorang pelaksana pendidikan di sekolah, m em punyai t anggung jaw ab dan peran yang sangat besar dalam kegiat an pem belajaran. Guru mempunyai hat i nurani, di m ana apabila disent uh, m aka akan m enim bulkan reaksi dan m erangsang tingkah laku unt uk suat u perubahan. Perubahan dim aksud bias kearah positef dan kearah yang negat if. Tidak jarang ditem ukan seorang guru kurang m emiliki gairah dalam melaksanakan t ugasnya, yang mengakibat kan t ujuan yang hendak dicapai tidak berhasil. Hal ini t erjadi karena kurangnya m ot ivasi yang dimiliki oleh guru t ersebut , dengan kat a lain, nuraninya t idak t ersent uh karena t idak adanya sent uhan pada nuraninya.

  Tent unya di sekolah, m ot ivasi seorang guru dengan guru yang lainnya tidak sam a, oleh karenanya m enghasilkan kinerja guru yang berbeda pula. Perbedaan it u mencerminkan pem aknaan dalam pelaksanaan t ugas diant ara guru m asih berbeda. Oleh karena it u agar m ot ivasi kerja guru m engarah pada hal-hal yang posit if perlulah adanya rangsangan dari pem erint ah, sekolah, unt uk mem bangkit kan dan sekaligus meningkat kan kinerja guru.

  4. TEM UAN HASIL PENELITIAN

  Hasil penelitian menggam barkan bahw a korelasi posit if yang signifikan ant ara m otivasi kerja dengan kinerja guru SM P Negeri se- kecamat an Percut Sei Tuan. Hubungan it u dit unjukkan dengan nilai koefisien korelasi 0,533, dengan koefisien det erminasi (KD) sebesar 0,284 (28,46 %) yang berart i t erdapat dua puluh delapan kom a em pat puluh enam persen variable m ot ivasi kerja m em pengaruhi kinerja guru di SM P Negeri se-kecam at an Percut Sei Tuan. Hasil ini m endukung pendapat Reitz, Razik dan Sw anson,(dalam Sihom bing, 2010) yang m engem ukakan bahw a kinerja dipandang sebagai “ A funct ion of abilit y int eract ion wit h

  mot ivation” . M otivasi menjadi salah sat u

  penent u kinerja seseorang. Apabila guru m em iliki m ot ivasi yang tinggi dalam bekerja m aka guru t ersebut akan bert indak kea rah yang posit if, m aka pekerjaan dilaksanakan dengan baik dan t ekun. Pandangan ini seiram a dengan pendapat Terry dan Hasibuan(dalam Sihom bing, 2010) yang menyat akan bahw a m ot ivasi adalah keinginan yang t erdapat pada diri seseorang individu yang m erangsang untuk m elakukan t indakan-tindakan. Sangat jelas bahw a apabila m ot ivasi kerjanya rendah, m aka t indakannya dalam m engajar juga tidak m aksim al. Hal ini disebabkan rendahnya daya dorong guru dalam m elaksanakan t ugas. Siagian(2008) menyat akan m ot ivasi m erupakan daya dorong seseorang unt uk m em berikan kontribusi yang sebesar m ungkin dem i keberhasilan organisasi m encapai t ujuannya, dengan pengertian lain bahw a t ercapainya t ujuan organisasi berarti t ercapai pula t ujuan pribadi para anggot anya.

  Dalam kait annya dengan t ugas keguruan, m ot ivasi guru m erupakan penent u apakah yang bersangkut an m enunjukkan profesionalism e dalam m engajar. M ot ivasi kerja guru dapat m em aksim alkan dan m endorong keinginan guru kerja m aka sem akin sem akin tinggi pula unt uk bert indak di sekolah. kinerja guru.

  Dalam rangka m eningkat kan mot ivasi

  b) Diharapkan agar kepala sekolah senantiasa kerja, guru perlu diberikan m em berikan support bagi guru m elalui rangsangan/ penghargaan baik langsung m aupun berbagai t indakan apresiasi, baik dari segi t idak langsung. Pem berian rangsangan ini financial m aupun non-finansial. Pem berian dipandang m am pu memicu sem angat guru dorongan kepada guru dipandang cukup dalam bekerja dan pada akhirnya m eningkat kan efekt if dalam m eningkat kan kinerja guru. kinerjanya.

  DAFTAR PUSTAKA 5. PENUTUP Suyat no (2008). Panduan Sert ifikasi Guru.

  Jakart a: indeks. Berdasarkan hasil t em ua dan analisis yang Siagian Sondang P. (2002). M anajemen Sumber dilakukan t erhadap t em uan t ersebut m aka dapat daya manusia. Jakart a: Bumi Aksara. disarikan beberapa kesim pulan sebagai berikut : Sihom bing M ayor (2010). Hubungan M ot ivasi

  a) M ot ivasi kerja m em punyai hubungan posit if Kerja Guru dan Efekt ifitas Kepemimpinan yang signifikan dengan kinerja guru SM P Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru SM P Negeri se-kecam at an Percut Sei Tuan. Hal ini Negeri Se Kecamat an Percut Sei Tuan m em ber art i sem akin baik tingkat m ot ivasi (Thesis). M edan: unim ed.