Mrk 01 Laporan Seminar Kitab Suci 2011 .

Laporan Seminar Kitab Suci 2011

Marcellius Ari Christy (09.09042.000071)

YESUS MENYEMBUHKAN
SEORANG YANG SAKIT KUSTA
Markus 1:40-45
Sepintas, perikop ini tampak ditulis begitu saja oleh Markus.Nineham melihat bahwa
kisah ini terjadi pada suatu waktu tanpa keterangan waktu maupun tempat. 1 Kemungkinan
motif penempatan kisah ini lebih teologis, meskipun tidak dapat dipastikan apa tepatnya
motif tersebut. Morna melihat perikop ini dimulai dan diakhiri begitu saja secara tiba-tiba.
Mungkin Markus bermaksud melanjutkan tema penyembuhan dan menunjukkan kuasa
Yesus atas berbagai penyakit.2 Sementara itu, sejumlah ahli setuju bahwa penyakit kusta
(leprosy dari kata le,pra) pada masa Yesus meliputi hampir seluruh penyakit kulit, maka ada
kusta yang dapat disembuhkan dan ada kusta yang tidak dapat disembuhkan.3
Tafsir Teks
40Ayat pertama dalam perikop ini tidak menunjukkan data-data peristiwa, kapan dan di
mana. Bisa jadi Markus tidak menekankan sisi historisnya, melainkan sisi kekuasaan Yesus
atas berbagai penyakit. “Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus . . .” merupakan suatu
hal yang tidak biasa karena pada masa itu seorang penderita kusta tidak diperbolehkan
menemui orang lain. Mereka dikucilkan. Orang ini telah melanggar peraturan yang telah

ditetapkan dalam hukum Taurat. “ . . . berlutut di hadapan-Nya . . . ” dalam beberapa
terjemahan tidak diikutsertakan karena hal ini bisa disiratkan dalam tindakan berikutnya. Hal
ini merupakan tindakan yang digambarkan Markus untuk menunjukkan betapa “ . . . ia
memohon bantuan-Nya . . . ” Orang ini menunjukkan imannya dengan berkata “Kalau
Engkau mau, Engkau dapat menyembuhkan aku.” Orang ini tidak berkata, “Kalau Engkau
mampu . . . ” (tanda kurangnya iman), tetapi “Kalau Engkau mau . . . ” (tanda iman, karena
orang ini sudah percaya sebelumnya bahwa Yesus dapat menyembuhkan dirinya.
41Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, . . . ” dalam beberapa terjemahan Yesus
digambarkan tergerak hatinya karena amarah, namun kata “tergerak hati-Nya” lebih tepat.
Dalam bahasa aslinya splagcni,zomaiberarti suatu dorongan karena bela rasa / rasa
kasihan.
“ . . . lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu . . . ” merupakan hal yang tidak
1 bdk. D.E. Nineham, Saint Mark. Middlesex: Penguin Books, 1963, hlm. 185.
2bdk. Morna D. Hooker, The Gospel According to St. Mark,London: A & C Black, 1991, hlm. 78.
3bdk. A. M. Hunter, The Gospel According to Saint Mark,London: SCM Press, 1949, hlm. 35.

1

dapat diterima begitu saja di kalangan orang Yahudi. Menyentuh orang kusta, selain dapat
menular, orang yang menyentuh akan menjadi najis secara ritual, maka seharusnya mereka

dikurung (bdk. Im 13:46). Yesus jelas-jelas melampaui dan menembus hukum-hukum
tersebut demi cinta kasih. Tindakan penguluran tangan ini memang biasa terjadi dalam setiap
kisah penyembuhan.
42 “Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.” Di sini
Markus menggambarkan kekuat-kuasaan Yesus. Kesembuhan terjadi “seketika itu juga”,
tidak seperti dalam Lukas di mana Yesus menyembuhkan sepuluh orang kusta yang sembuh
dalam perjalanan.
43“Segera Ia menyuruh orang itu pergi . . .” Kisah selanjutnya juga memiliki unsur yang
sama dengan ayat sebelumnya, yaitu ke-segera-an tindakan Yesus. Ia menyuruh orang itu
segera pergi. “. . . dengan peringatan keras . . .” dalam bahasa Yunani evmbrima,omai
yang terjemahan lurusnya “menjadi marah”. Kata ini mau menekankan emosionalitas Yesus.
Ada yang berpendapat bahwa “kemarahan Yesus” timbul karena kenajisan yang ditimbulkan
orang tersebut karena menyentuh Yesus. Ada pula yang melihat bahwa Yesus ingin agar orang
tersebut segera dinyatakan tahir dan diterima oleh masyarakat.
44“.

.

.


janganlah

engkau

memberitahukan

apa-apa

tentang

hal

ini

kepada

siapapun . . .”Perintah ini memiliki tujuan yang jelas yaitu supaya orang tersebut tidak
membuat Yesus kerepotan dengan orang yang mencari Dia karena terkenal sebagai
penyembuh. “ . . . tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah
untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi

mereka.” Perintah Yesus untuk memperlihatkan diri kepada imam didasari oleh Kitab Imamat
14.
45“Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana,
sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di
tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.”
Terjadi perubahan subjek dalam kisah ini dari Yesus menjadi orang kusta. Markus
menggunakan kata yang cukup menarik yaitu “memberitakan”, seolah-olah si kusta ini
menjadi “pewarta kabar gembira”. Karena “pewartaannya” itu, Yesus kesulitan untuk
menyepi karena ke mana pun Dia pergi, orang-orang terus mencari Dia.

Kepustakaan
Hooker, Morna D. The Gospel According to St. Mark. London: A & C Black, 1991.
2

Hunter, A.M. The Gospel According to Saint Mark. London: SCM Press, 1949.
Nineham, Dennis Eric. Saint Mark. Middlesex: Penguin Books, 1963.

3