KESEJAHTERAAN EKONOMI TIDAK TERLEPAS DAR

KESEJAHTERAAN EKONOMI TIDAK TERLEPAS DARI ILMU HUKUM
DALAM MENUNJANG PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL

I.

PENDAHULUAN
Globalisasi ekonomi telah melahirkan berbagai kejadian baru dalam perkembangan

ekonomi dunia yaitu terjadinya era pasar bebas Internasional,
ekonomi

Internasional,

pengelompokkan

negara

dalam

lahirnya berbagai lembaga


kawasan

ekonomi

regional,

interdepedensi sistem baik dalam bidang politik maupun bidang ekonomi. Hal ini tidak dapat
dilaksanakan tanpa keyakinan hukum dan kaedah-kaedah hukum untuk mengatur mekanisme
hubungan agar tidak menjadi konflik kepentingan dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa.
Seandainya konflik terjadi, maka hukumlah yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk
menyelesaikannya. Hukum di samping untuk menjaga ketertiban masyarakat, juga dapat
dipergunakan sebagai rambu-rambu dalam pembangunan ekonomi sehingga ada kepastian
hukum dan rasa keadilan bagi pelaku ekonomi di manapun mereka berada.
Pembangunan adalah serangkaian upaya yang terus menerus dilakukan untuk mencapai
masyarakat yang sejahtera dalam berbagai strata kehidupan. Proses transformasi harus diarahkan
pada modifikasi nilai-nilai lama yang masih relevan dengan kebutuhan dan tantangan dalam
konteks waktu. Penemuan dan nilai-nilai koreksi diperlukan untuk berinteraksi dengan
lingkungan yang terus berubah dan untuk menjawab masalah baru yang dibawa oleh perubahan.
Pembangunan


merupakan upaya yang dilakukan terus menerus untuk meninggalkan atau

menemukan nilai-nilai baru untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu kesejahteraan.
Salah satu aspek untuk mencapai ketertiban dan keteraturan adalah melalui
pengembangan hukum. Pembangunan hukum yang perlu dilakukan untuk mengatasi dampak
globalisasi termasuk di bidang Ekonomi, budaya, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk mengantisipasi dampak dari pengaruh globalisasi maka tidak ada jalan lain kecuali
Indonesia harus mengatur sistem hukumnya, khususnya sistem hukum ekonomi untuk mengatasi
perkembangan ekonomi saat ini. Pembangunan hukum ekonomi adalah dilakukan karena sesuai

dengan hukum di Indonesia dimana kebijakan politik telah mengarahkan perkembangan hukum
untuk kelanjutan
pertumbuhan ekonomi.
Sistem ekonomi yang dianut masyarakat Indonesia didasarkan pada konsensus nasional
tentang paradigma ekonomi. Sistem disusun sesuai dengan pasal 33 Undang-Undang Dasar
1945. Ketentuan ini memiliki arti bahwa kebersamaan (kolektif) yaitu persaudaraan, humanisme
dan kemanusiaan. Oleh karena itu, sistem ekonomi Indonesia tidak dipandang sebagai
manifestasi dari persaingan sistem ekonomi liberal melainkan mengandung nuansa moral dan
kebersamaan sebagai refleksi tanggung jawab sosial Indonesia. Selain itu, ketentuan ini juga
mengatur peran pemerintah dalam perekonomian, seperti regulator dan pelaku. Peran Pemerintah

berada di kewenangan Pemerintah untuk mengatur sumber daya alam untuk sebagian besar
kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya, pada prinsipnya prinsip ini ke dalam substansi ekonomi
bangsa adalah ekonomi Pancasila Indonesia.

II.

HUBUNGAN HUKUM DENGAN EKONOMI
Definisi hukum dari Oxford English Dictionary adalah ”law is the body of role, whether

formally enacted or customory, whish a state or community recognises as binding on its
members or subjects” (Hukum adalah kumpulan aturan, perundang-undangan atau hukum
kebiasaan, di mana suatu negara atau masyarakat mengakuinya sebagai suatu yang mempunyai
kekuatan mengikat terhadap warganya).
Utrecht memandang hukum tidak sekedar sebagai kaedah, melainkan juga sebagai
gejala sosial dan sebagai segi kebudayaan. Dan jika hukum dilihat sebagai kaedah ia
memberikan definisi hukum sebagai berikut “hukum adalah himpunan petunjuk hidup,
perintah-perintah dan larangan-larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu
masyarakat, dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan. Oleh
karena pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan kerugian kepada
masyarakat, maka diperlukan tindakan oleh pemerintah atau penguasa untuk

menegakkan hukum tersebut”.

Diantara para ahli hukum belum mendapat suatu kesatuan mengenai pengertian hukum,
tetapi dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum meliputi beberapa unsur sebagai berikut
i.Hukum merupakan peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat
ii.Peraturan itu bersifat mengikat dan memaksa
iii.Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi
iv.Pelanggaran terhadap peraturan tersebut dikenakan sanksi yang tegas
v.Hukum bisa juga berbentuk tidak tertulis berupa kebiasaan yang berlaku dalam
masyarakat
vi.Tujuan hukum adalah untuk mengadakan keselamatan, kebahagian dan ketertiban
dalam kehidupan masyarakat.

Dalam kegiatan ekonomi, hukum berfungsi untuk mengatur dan membatasi kegiatan-kegiatan
ekonomi dengan harapan pembangunan perekonomian tidak mengabaikan hak-hak dan
kepentingan masyarakat. Hukum ekonomi mempunyai 2 aspek, yaitu :
1. Aspek pengaturan usaha-usaha pembangunan ekonomi dalam arti peningkatan kehidupan
ekonomi secara keseluruhan
2. Aspek pengaturan usaha-usaha pembagian hasil pembangunan ekonomi secara merata

diantara seluruh lapisan masyarakat sehingga setiap warga negara Indonesia dapat
menikmati hasil-hasil pembangunan ekonomi sesuai dengan sumbangannya kepada usaha
pembangunan ekonomi tersebut.

Hukum ekonomi lahir disebabkan karena semakin pesatnya pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi nasional maupun internasional. Seluruh negara menjadikan hukum sebagai alat untuk
mengatur dan membatasi kegiatan-kegiatan ekonomi, dengan tujuan agar perkembangan
perekonomian tersebut tidak merugikan hak-hak dan kepentingan masyarakat. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa hukum itu tidak hanya berupa pengaturan terhadap aktivitas ekonomi,
tetapi juga bagaimana pengaruh ekonomi terhadap hukum.
Hubungan hukum dengan ekonomi bukan hubungan satu arah, tetapi hubungan timbal
balik dan saling mempengaruhi. Kegiatan ekonomi yang tidak didukung oleh hukum akan
mengakibatkan terjadi kekacauan, sebab apabila para pelaku ekonomi dalam mengejar
keuntungan tidak dilandasi dengan norma hukum maka akan menimbulkan kerugian salah satu
pihak dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Beberapa ahli hukum mengatakan bahwa hukum selalu berada dibelakang kegiatan
ekonomi, setiap kegiatan ekonomi dilakukan oleh seseorang pasti kegiatan itu diikuti oleh norma
hukum yang menjadi rambu pelaksananya. Hukum yang mengikuti kegiatan ekonomi ini
merupakan seperangkat norma yang mengatur hubungan kegiatan ekonomi dan ini selalu
dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara. Untuk Indonesia dasar kegiatan

hukum ekonomi itu terletak pada pasal 33 UUD 1945 dan beberapa peraturan deviratif lainnya.
Hukum dan ekonomi ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan dan saling
melengkapi. Era globalisasi yang melanda dunia saat ini telah membuat pergaulan masyarakat
dunia semakin terbuka, batas-batas negara dalam pengertian ekonomi dan hukum semakin erat.
Kedua hal ini selalu berjalan secara bersamaan.

III.

PERANAN HUKUM DALAM PEMBANGUNAN

Secara umum dapat dikemukakan bahwa peranan hukum dalam pembangunan ekonomi nasional
Indonesia sebagai berikut :
1. Hukum sebagai a tool of social engineering

La Piere selaku pendukung pandangan tradisional mengatakan bahwa faktor yang
menggerakkan perubahan hukum itu sebenarnya bukan hukum, melainkan faktor lain seperti
kegiatan ekonomi, bertambahnya penduduk, perubahan nilai dan ideologi, pesatnya
perkembangan Iptek dan sebagainya. Dalam pembangunan masyarakat pada suatu tempat,
terlihat bahwa jika suatu saat memang terjadi perubahan masyarakat karena adanya
pembangunan yang dilakukan sesuai yang dikehendakinya, hukum bukan sebagai faktor

penggerak dari perubahan itu, hukum selalu terlihat sebagai akibatnya saja. Demikian juga kalau
terjadi adanya hukum baru, itupun hanya sebagai akibat dari keadaan masyarakat yang berubah
dari keadaan sebelumnya, sehingga kedatangan hukum hanya sebagai alat pembenar dan
mengukuhkan saja. Dalam kegiatan pembangunan, sebelum hukum muncul dan berperan sebagai
alat rekayasa sosial, sebetulnya telah lebih dahulu bekerja kekuatan-kekuatan lain seperti gerakan
sosial, fungsi-fungsi perubahan phisik dan kependudukan. Setelah kekuatan-kekuatan ini
berjalan pada tingkat perubahan tertentu baru hukum dipanggil untuk berperan sebagai
penyelesaian konflik-konflik yang terjadi
Perubahan hukum yang dilaksanakan baik melalui konsep masyarakat berubah dulu baru
hukum datang untuk mengaturnya, maupun yang dilaksanakan melalui konsep law is a tool of
social engineering mempunyai tujuan untuk membentuk dan memfungsikan sistem hukum
Nasional yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945. Mempergunakan hukum sebagai alat
rekayasa sosial harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh tentang kemajemukan tata
hukum yang berlaku dengan tujuan untuk mewujudkan ketertiban, ketentraman, dan mampu
menjamin adanya kepastian hukum serta dapat mengayomi masyarakat yang berintikan keadilan
dan kebenaran. Agar hal ini dapat terlaksana dengan baik, maka perlu dilakukan pembinaan
secara terus menerus terhadap semua aparatur hukum, melengkapi sarana dan prasarana, serta
menyiapkan aturan hukum yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
2. Hukum sebagai a tool of social control
Peran hukum sebagai alat pengendalian sosial melibatkan negara untuk

menjalankannya. Oleh karena itu peranan eksekutif dan legislatif dalam membuat aturan
hukum sangat penting dan dominan sebab negaralah yang mempunyai kewajiban untuk
melindungi seluruh warganya. Di samping itu, peranan yudikatif untuk menegakkan

hukum agar terciptanya ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat juga sangat
menentukan, sebab betapa baiknya aturan hukum yang dibuat itu tanpa ada penegakan
hukum yang tegas, ketertiban dan ketentraman masyarakat tidak akan terwujud. Oleh
karenanya hukum tidak dapat berfungsi dan berperan sebagai pengendalian masyarakat
ke arah yang lebih baik dalam kehidupannya, jika dalam penegakanya (law inforcement)
tidak dilakukan dengan tegas tanpa membeda-bedakan orang. Jadi, terlaksana hukum
sebagai alat untuk pengendalian sosial sangat tergantung pada materi hukum yang dibuat
oleh kekuasaan negara (the ruling class) dan juga oleh pelaksana hukumnya.
3. Hukum sebagai alat kontrol pembangunan.
Pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara merupakan suatu keharusan dan
keniscayaan, sebab dengan pembangunan tersebut kesejahteraan rakyat dapat dicapai.
Biasanya dalam pembangunan itu lebih dipusatkan pada pembangunan ekonomi, sebab
dengan pembangunan ekonomi itu maka output atau kekayaan suatu masyarakat akan
bertambah sebab pembangunan ekonomi itu akan menambah untuk mengadakan pilihan
yang lebih luas. Di samping itu, pembangunan ekonomi dapat memberikan kepada
manusia kemampuan yang lebih besar untuk menguasai alam sekitarnya dan

mempertinggi tingkat kebebasannya dalam mengadakan suatu tindakan tertentu. Oleh
karena itu, pembangunan ekonomi perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang
layak dan dengan pembangunan ekonomi manusia akan dapat mencapai kesejahteraan
dan kebahagiaan.
Peranan hukum sebagai alat kontrol pembangunan sangat dominan, baik ketika masa
persiapan, waktu kegiatan produksi dan ketika masa distribusi hasil-hasil pembangunan kepada
pihak-pihak yang memerlukan. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku
ekonomi tidak boleh lepas dari berbagai hukum, baik kegiatan itu dilakukan oleh badan usaha
maupun sebagai perorangan dalam berbagai skala dan berbagai bentuk kegiatan. Kegiatankegiatan yang dimaksud bisa dalam bentuk produksi (barang dan jasa), perdagangan dan dalam
bentuk perantara baik lokal, nasional dan Internasional. Kegiatan-kegiatan ini mengacu pada dua
orientasi hukum berdasarkan dua kegiatan yaitu secara makro dan secara mikro. Oleh sebab itu,

kegiatan ekonomi selalu mengacu kepada dua konsep hukum secara simultan yaitu pada hukum
publik dan hukum privat/perdata hukum dagang.

Peranan hukum dalam pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya tidak terlepas
dari pembicaraan mengenai pendekatan ekonomi terhadap hukum atau sebaliknya, pendekatan
hukum terhadap ekonomi, yang lazim dikenal dengan analisis ekonomi hukum. Pendekatan
ekonomi terhadap hukum berarti penggunaan pertimbangan-pertimbangan ekonomi untuk
menyelesaikan masalah, dan penggunaan alat atau konsep teknik analisis yang lazim digunakan

oleh para ekonom.Pendekatan hukum ekonomi bersifat dan menggunakan pendekatanpendekatan transnasional dan interdisipliner, dengan mengkhususkan diri pada hubunganhubungan antara masalah-masalah ekonomi dan sosial nasional dan regional serta internasional
secara integral.
Pengaturan bidang-bidang hukum ekonomi harus selaras dengan arah dan kebijakan
politik ekonomi pembangunan dan politik hukum pembangunan serta politik pembangunan
masyarakat secara intern dan transdisipliner secara holistik dan sistematik.
Demokratisasi dapat meningkatkan pertumbuhan serta stabilitas ekonomi. Demokratis adalah
sebuah sistem dimana terdapat adanya pengakuan atas hak-hak kaum minoritas. Dengan
demikian bila ada kaum minoritas ingin melakukan kegiatan usaha di Indonesia, dia akan
dilindungi hak-haknya oleh hukum. Apabila pengusaha tersebut merasa aman dan nyaman dalam
melakukan kegiatan usaha, sudah barang tentu pertumbuhan dan stabilitas ekonomi pun akan
semakin membaik.
Peranan hukum dalam pembangunan ekonomi pada masa transisi demokrasi juga merupakan hal
yang penting dalam kaitan dengan pembangunan ekonomi. Perubahan-perubahan yang cepat ini
tentu akan membuat khawatir para pelaku usaha maupun investor asing. Oleh karenanya peran
perundang-undangan sebagai produk hukum adalah sangat penting dimana Indonesia harus
mampu menciptakan sebuah peraturan perundangan yang mampu mendorong terciptanya

peningkatan pembangunan ekonomi. Munculnya UU No.26 Tahun 2007 tentang Penanaman
Modal diharapkan mampu menciptakan iklim berinvestasi yang kondusif bagi pemodal asing
khususnya untuk bersedia menanamkan modalnya di Indonesia.


Kelembagaan hukum ekonomi yang kuat jika merujuk kepada pendapat dari Prof. Erman
Rajagukguk ialah kelembagaan hukum ekonomi yang lebih kurang mampu menciptakan
"stability", "predictability" dan "fairness". Selanjutnya dua hal yang pertama adalah prasyarat
bagi sistim ekonomi apa saja untuk berfungsi. Termasuk dalam fungsi stabilitas (stability) adalah
potensi hukum menyeimbangkan dan mengakomodasi kepentingan-kepentingan yang saling
bersaing. Kebutuhan fungsi hukum untuk dapat meramalkan (predictability) akibat dari suatu
langkah-langkah yang diambil khususnya penting bagi negeri yang sebagian besar rakyatnya
untuk pertama kali memasuki hubungan-hubungan ekonomi melampaui lingkungan sosial yang
tradisional. Aspek keadilan (fairness), seperti, perlakuan yang sama dan standar pola tingkah
laku Pemerintah adalah perlu untuk menjaga mekanisme pasar dan mencegah birokrasi yang
berlebihan.

Dan yang tidak kalah penting, jika sedikit mengutip pendapat Prof. Charles

Himawan bahwa adanya badan peradilan yang andal (reliable judiciary) juga sangat menentukan
bagi proses hukum terhadap sengketa-sengkata bisnis yang dihadapi oleh pelaku ekonomi.

Hukum ekonomi dibangun berdasarkan filosofi hukum akan berpengaruh terhadap
perkembangan kehidupan ekonomi dan elemen hukum yang mempengaruhi ekonomi
pembangunan adalah
I.

Prediktabilitas.
Hukum harus memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran pasti di
masa depan tentang situasi atau hubungan di zaman modern.

II.

Keterampilan prosedural.
Pembinaan di bidang hukum memungkinkan hukum mewujudkan dirinya
dengan baik, dalam arti hukum acara ini tidak hanya ketentuan hukum
perundang-undangan, tetapi juga semua prosedur penyelesaian disetujui
oleh para pihak yang bersengketa.Semua lembaga ini harus mampu bekerja

secara efisien ketika diharapkan bahwa kehidupan ekonomi untuk mencapai
tingkat maksimum.
III.

Kodifikasi tujuan, sasaran.
Legislasi dapat dilihat sebagai kodifikasi serta niat yang diperlukan oleh
Negara. Di ekonomi, misalnya, kita akan dapat memenuhi tujuan yang
dirumuskan dalam beberapa undang-undang yang secara langsung atau
tidak langsung memiliki dampak pada perekonomian.

IV.

Faktor offsetting.
Sistem hukum harus dapat menjadi kekuatan yang menyediakan
keseimbangan

antara

nilai-nilai

yang

saling

bertentangan

dalam

masyarakat. Sistem hukum memberikan rasa keseimbangan dalam upaya
Negara melakukan ekonomi pengembangan
V.

Akomodasi.
Perubahan yang cepat sekali dalam kenyataannya akan menyebabkan hilangnya

keseimbangan yang merindukan baik dalam hubungan
antara individu dan kelompok dalam masyarakat. Keadaan ini sendiri ingin menunjukkan
keseimbangan melalui satu dan lain cara. Berikut sistem hukum yang mengatur hubungan antara
individu baik secara material dan formal memberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru sebagai akibat dari perubahan ini. Hal ini dimungkinkan oleh pemulihan
kembali untuk di melempar sistem hukum ini memberikan pegangan kepastian melalui
formulasi-formulasi yang jelas dan definitif, membuka kesempatan bagi kembalinya keadilan
melalui prosedur yang tertib dan sebagainya.
VI.

Definisi dan kejelasan hukum tentang status.

Selain unsur-unsur di atas, hukum yang terkandung elemen pendukung hukum lainnya
terhadap pembangunan ekonomi adalah unsur legitimasi dan stabilitas. Validitas makna hukum
setelah validitas, dalam rangka untuk memiliki
kemampuan maka hukum harus dibuat dari pendidikan dan disosialisasikan, sedangkan unsur
stabilitas berarti bahwa hukum memiliki potensi untuk menjaga keseimbangan dan
mengakomodasi kepentingan bersaing.
Agar dapat memainkan perannya hukum untuk memberikan kepastian hukum terhadap
perekonomian maka Pemerintah harus ambil untuk membuat hukum sebagai Panglima, sehingga

hukum mampu meningkatkan perannya sebagai penuntun faktor, pelindung ;, mentor dan mampu
menjamin kepastian sehingga dapat menciptakan suasana kondusif untuk bidang ekonomi

Pada dasarnya setiap kegiatan atau aktivitas manusia perlu diatur oleh suatu instrumen
yang disebut sebagai hukum. Hukum disini ialah perundang-undangan yang dibuat dan
dilaksanakan oleh negara. Hukum dibutuhkan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat di
dalam segala aspeknya, baik dalam kehidupan sosial, politik, budaya, pendidikan, dan yang tak
kalah penting adalah fungsinya atau peranannya dalam mengatur kegiatan ekonomi.

Dalam kegiatan ekonomi, hukum sangat diperlukan karena sumber-sumber ekonomi yang
terbatas disatu pihak dan tidak terbatasnya permintaan atau kebutuhan akan sumber ekonomi
dilain pihak, sehingga konflik antara sesama warga dalam memperebutkan sumber-sumber
ekonomi tersebut akan sering terjadi. Peranan hukum harus terukur sehingga tidak mematikan
inisiatif dan daya kreasi manusia yang menjadi daya dorong utama dalam pembangunan ekonomi
Hukum yang menunjang

tuntutan-tuntutan ekonomi untuk pencapaian tujuan di bidang

ekonomi. Untuk mendapat tujuan pembangunan ekonomi, maka langkah-langkah di bidang
ekonomi itu sendiri memerlukan kepastian hukum dan jalur (channel) hukum sehingga terjalin
sinergi antara bidang hukum dan ekonomi. Sinergi itu sendiri diharapkan akan memperkuat
pembangunan ekonomi secara sistematik maupun pembangunan Sistem Hukum Nasional ,
sehingga pada gilirannya baik Sistem Ekonomi Nasional maupun Sistem Hukum Nasional akan
semakin mantap dalam perspektif Pembangunan yang Berkelanjutan.Sistem ekonomi pun harus
mendukung pembangunan sistem hukum secara positif, agar sistem hukum itu dapat lebih lagi
mendukung pembangunan sistem ekonomi nasional secara positif.
Hukum mempunyai peranan dalam perkembangan ekonomi, dengan menyediakan infrastruktur
hukum yang memungkinkan bagi berfungsinya sistem ekonomi. Infrastruktur hukum tidak
hanya berupa seperangkat kaidah, tetapi meliputi lembaga dan proses yang mewujudkan
berlakunya kaidah tersebut dalam kenyataan. Pemerintah memiliki tugas menyelaraskan hukum
yang mengatur perekonomian, pertumbuhan ekonomi dengan kesejahteraan sosial sehingga
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan dapat dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat.

IV. KESIMPULAN
Hukum sangat berperan dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat
dengan adanya kebijakan pemerintah yang lahir untuk mengatur kegiatan perekonomian. Hukum
merupakan rel yang digunakan dalam menjalankan kegiatan ekonomi sehingga tidak terjadi
adanya kecurangan-kecurangan dan diskriminasi bagi ekonomi kerakyatan. Hukum juga
dipandang sebagai ramalan, pandangan, dan jaminan kepastian hukum demi lancarnya suatu
usaha. Dan juga sebagai media kreatif bagi pelaku usaha atau sebagai jaminan pelindung agar
merasa aman dalam melakukan kegiatan ekonomi sehingga tercipta pembangunan ekonomi yang
merata bagi seluruh rakyat Indonesia.
Untuk menjaga kestabilan perekonomian bangsa, maka setiap regulasi hukum yang lahir
sebagai bentuk kebijakan-kebijakan yang menunjang kegiatan ekonomi harus sinkron satu
dengan yang lainnya dan harus memenuhi ketentuan asas yang berlaku, sehingga dalam
pelaksanaannya tidak terjadi tumpangtindih dan dapat terarah dan terukur dengan tepat.
Pemerintah dalam mengeluarkan atau melahirkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan
kegiatan ekonomi agar memperhatikan aspek pemerataan dan nondiskriminasi bagi seluruh
rakyat Indonesia. Selanjutnya, untuk dapat mengefektifkan kebijakan yang ada agar semua
pihak bersinergi dalam membangun perekonomian bangsa agar dapat terarah dengan baik.