MACAM PENDEKATAN INTERDISIPLINER id. pdf

MACAM PENDEKATAN INTERDISIPLINER
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
pendidikan interdisipliner
Dosen Pengampu Dr. Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Oleh: Muh. Galang Kurniawan
NIM: 16150244

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2017/2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendekatan dalam suatu ilmu studi dapat dilihat dalam dua tipe, tipe yang
pertama yaitu monodisipliner dan yang kedua adalah interdisipliner.
Pendekatan monodisipliner merupakan pendekatan studi yang hanya
menggunakan satu ilmu, yang mempunyai sudut pandang tunggal. Ciri pokok

pendekatan ini adalah mono atau satu-satunya itu. Di bagian lain pendekatan
dengan banyak ilmu lazim disebut dengan pendekatan interdisipliner atau
multidisipliner. Dalam menghadapi suatu masalah terhadap studi tidak
memungkinkan menggunakan monodisipliner karena hanya mencakup dalam
satu ilmu saja tetapi dengan interdisipliner akan menyangkut banyak ilmu
karena masalahnya menyangkut banyak aspek ilmu.
Sehingga dalam mengkaji suatu teks agama dalam islam tidak cukup
hanya dengan menggunakan makna tekstualnya saja, tetapi harus dengan
pendekatan yang multi atau interdisipliner. kemudian akan memudahkan
dalam mencerna makna dari suatu masalah.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian pendekatan dalam studi islam ?
2. Apa pengertian pendekatan interdisipliner dalam studi islam ?
3. Apa saja macam pendekatan interdisipliner ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan dalam studi islam.

2. Untuk mengetahui pengertian pendekatan interdisipliner dalam studi islam.
3. Untuk mengetahui macam pendekatan interdisipliner.

1

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendekatan Dalam Studi Islam
Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam
suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
Dalam hal ini adalah agama Islam. Islam dapat dilihat dalam beberapa aspek
yang sesuai dengan paradigmanya.1
B. Pendekatan Interdisipliner dalam Studi Islam
Untuk mempelajari suatu disiplin ilmu yang telah tersusun secara
sistematis dan logis, diperlukan kematangan intelektual tertentu, Diketahui
bahwa islam sebagai agama yang memiliki banyak dimensi, yaitu mulai dari
dimensi keimanan, akal pikiran, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan
teknologi, lingkungan hidup, sejarah, perdamaian, sampai pada kehidupan
rumah tangga, dan masih banyak lagi. Untuk memahami berbagai dimensi

ajaran islam tersebut jelas memerlukan berbagai pendekatan yang digali
dengan berbagai kedisiplinan ilmu. Dengan cara demikian, seorang muslim
selain memiliki wawasan yang menyeluruh dan integral tentang ajaran islam,
juga dapat mengembangkannya.2
Pendekatan interdisipliner yang dimaksud disini adalah kajian dengan
menggunakan sejumlah pendekatan atau sudut pandang (perspektif). Dalam
studi misalnya menggunakan pendekatan sosiologis, historis dan normatif
secara bersamaan. Pentingnya penggunaan pendekatan ini semakin disadari
keterbatasan dari hasil-hasil penelitian yang hanya menggunakan satu
pendekatan tertentu. Misalnya, dalam mengkaji teks agama, seperti Al-Qur’an
dan sunnah Nabi tidak cukup hanya mengandalkan pendekatan tekstual, tetapi

1
2

M. Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, (Jakarta: Amzah, 2006), hlm. 58
Abuddin Nata, metodologi studi islam, (Jakarta:PT Raja Grafindo, 2004), hlm. 5

2


harus dilengkapi dengan pendekatan sosiologis dan historis sekaligus, bahkan
masih perlu ditambah dengan pendekatan hermeneutik misalnya.3
Dari kupasan diatas melahirkan beberapa catatan. Pertama, perkembangan
pembidangan studi islam dan pendekatannya sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan itu sendiri. Kedua, adanya penekanan terhadap bidang dan
pendekatan tetentu dimaksudkan agar mampu memahami ajaran islam lebih
lengkap (komprehensif) sesuai dengan kebutuhan tuntutan yang semakin
lengkap dan komplek. Ketiga, perkembangan tersebut adalah satu hal yang
wajar dan seharusnya memang terjadi, kalau tidak menjadi pertanda agama
semakin tidak mendapat perhatian, dan bahkan diacuhkan.4
C. Beberapa Macam Pendekatan Interdisipliner
1. Pendekatan Filsafat
Kata filsafat atau falsafat, berasal dari bahasa Yunani, dari kata philos,
yang berarti cinta, senang, suka, dan kata sophia, yang berarti pengetahuan,
hikmah, dan kebijaksanaan. Jadi filsafat dapat diartikan sebagai cara berfikir
atau pandangan yang sistematis, menyeluruh, dan mendasar tentang suatu
kebenaran.
Filsafat dalam kajian studi Islam merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk mengungkap permasalahan dan memperoleh solusi atas
permasalahan tersebut. Pendekatan filosofis berupaya mencari jawaban atas

segala sesuatu atau hikmah di balik objek formal (fisik) dengan ciri khas;
mendalam, radikal dan sistematis.5
Pendekatan

filsafat

bersifat

mendalam

artinya

mengoptimalkan

kemampuan akal sampai tak sanggup lagi dijangkau, radikal artinya
3

Anugroho bin Harso Martono, “Studi Islam Interdisipliner,” Metodologi Studi Islam TK08,
diakses 25 Oktober 2017, http://msitadriskimia.blogspot.co.id/2010/09/studi-islaminterdisipliner.html.
4

Prof. Dr. H. Khoiruddin Nasution,MA, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: ACADEMIA +
TAZZAFA, 2009), hlm. 230-232
5
Dede Ahmad Ghazaki and Heri Gunawan, Studi Islam : Suatu Pendekatan Dengan Pendekatan
Interdisipliner (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), 66

3

pembahasan dilakukan sampai ke akar permasalahan hingga tak ada lagi yang
tersisa sedangkan sitematis adalah dilakukan secara teratur dan menggunakan
metode berfikir tertentu dan universal.6
Pendekatan filosofis penting dilakukan sedikitnya karena beberapa sebab
berikut:
1. Agar seseorang dapat menggunakan pemikiran atau rasio seluasluasnya sampai titik maksimal dari daya tangkapnya. Sehingga
seseorang

terlatih

untuk


terus

berfikir

dengan

menggunakan

kemampuan berfikirnya.
2. Dapat digunakan dalam memahami agama, dengan maksud agar
mendapatkan hikmah, hakikat atau inti dari ajaran agama, agar dapat
dimengerti dan dipahami secara seksama.
3. Agar seseorang merasakan hikmahnya hidup secara berdampingan
dengan orang lain.7
4. Fisafat berperan sebagai alat untuk mensistemasikan, membetulkan dan
memastikan ajran-ajaran dalam studi Islam yang bersifat teologi.
Misalnya, masalah eksistensi Allah dan kebebasan manusia hanya dapat
dibahas dengan memakai cara pendekatan filsafat.8
2. Pendekatan Sosiologis
Sosiologi berasal dari Bahasa Latin ”socius” artinya teman/kawan, dan

”logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Sosiologi juga dikenal sebagai ilmu
pengetahuan tentang masyarakat.9
Secara terminologi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial
dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial.10 Adapun

6

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), 43
Aip Aly Arfan, pendekatan sejarah dalam studi islam,…
8
Suseno Franz Magnis. Harun Nasution dan Sumbangan Filsafat di Indonesia. Edt. Abdul Halim, (
Jakarta: Ciputat Press ,2011), Hlm: 135
9
Dapatkan tautan et al., “Pendekatan dalam Metodologi Studi Islam,” diakses 25 Oktober 2017,
http://tsu-basith.blogspot.com/2012/01/pendekatan-dalam-metodologi-studi-islam.html.
10
Tim MGMP, Sosiologi SUMUT, Sosiologi (Medan : Kurnia, 1999) hlm. 3
7

4


objek sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara
manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat.
Sedangkan tujuannya adalah meningkatkan daya kemampuan manusia dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya.
Menurut Bapak Sosiologi Indonesia yaitu Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan prosesproses sosial termasuk perubahan sosial.11
Sosiologi adalah ilmu tentang kemasyarakatan, ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat. Sosiologi didefinisikan
secara luas sebagai bidang penelitian yang tujuannya meningkatkan
pengetahuan melalui pengamatan dasar manusia,dan pola organisasi serta
hukumnya. Sosiologi dapat juga diartikan sebagai suatu ilmu yang
menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan
serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Selanjutnya
sosiologi digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam studi islam yang
mencoba untuk memahami islam dari aspek sosial yang berkembang
dimasyarakat, sehingga pendidikan dengan pendekatan sosiologis dapat
diartikan sebagai sebuah studi yang memanfaatkan sosiologi untuk
menjelaskan konsep pendidikan dan memecahkan berbagai problem yang
dihadapinya. Pendidikan menurut pendekatan sosiologi ini dipandang sebagai

salah satu konstruksi sosial atau diciptakan oleh interaksi sosial. Pendekatan
sosiologi dalam praktiknya, bukan saja digunakan dalam memahami masalahmasalah pendidikan, melainkan juga dalam memahami bidang lainnya, seperti
agama sehingga munculah studi tentang sosiologi agama.12

11

tautan et al., “Pendekatan dalam Metodologi Studi Islam.”
Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, Normatif Perenialis,
Sejarah, Filsafat, Psikologi, Sosiologi, Manajemen, Teknologi, Informasi, Kebudayaan, Politik,
Hukum, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 203
12

5

Untuk menghasilkan suatu teori tentulah melalui pendekatan-pendekatan,
demikian halnya dengan teori-teori sosiologi.
Ada tiga pendekatan utama sosiologi, yaitu :
1. Pendekatan struktural–fungsional.
2. Pendekatan konflik (marxien).
3. Pendekatan interaksionisme–simbolis.13

Ada empat fungsi mempelajari sosiologi, yaitu sebagai berikut:
1. kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita, baik sebagai
pribadi maupun sebagai anggota kelompok atau masyarakat.
2. Sosiologi membantu kita untuk mampu mengkaji tempat kita di
masyarakat, serta dapat melihat budaya lain yang belum kita ketahui.
3. Dengan bantuan sosiologi, kita akan semakin memahami pula norma,
tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain,
dan memahami perbedaan-perbedaan yang ada tanpa hal itu menjadi
alasan untuk timbulnya konflik di antara anggota masyarakat yang
berbeda.
4. Kita sebagai generasi penerus, mempelajari sosiologi membuat kita
lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial
masyarakat yang makin kompleks dewasa ini, serta mampu mengambil
sikap dan tindakan yang tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial
yang kita hadapi sehari-hari.
3. Pendekatan Sejarah (historis)
Kata historis berasal dari bahasa Inggris ‘history’ yang artinya sejarah atau
sesuatu yang berkenaan dengan sejarah; bertalian atau ada hubungan dengan
masa lampau. Secara terminologi, sejarah atau historis adalah berbagai
peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang
dan pelaku dari peristiwa tersebut dapat dilacak dengan melihat kapan

13

Ilyas Ba-Yunus Farid Ahmad, Islamic Sosiology; An Introduction, terj. Hamid Basyaib,
(Bandung: Mizan, 1996), h. 20 - 24.

6

peristiwa itu terjadi, di mana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam
peristiwa tersebut.
Jadi pendekatan sejarah atau histories adalah suatu ilmu yang di dalamnya
dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsure tempat, waktu,
obyek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini
segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, di
mana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.14
Diantara metode studi Islam yang pernah ada dalam sejarah, secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua. Pertama, metode komparasi, yaitu suatu cara
memahami agama dengan membandingkan seluruh aspek yang ada dalam
agama Islam dengan agama lain. Dengan cara yang demikian akan dihasilkan
pemahaman Islam yang obyektif dan utuh. Kedua metode sintesis, yaitu suatu
cara memahami Islam yang memadukan antara metode ilmiah dengan segala
cirinya yang rasional, obyektif, kritis, dan seterusnya dengan metode teologis
normative. Metode ilmiah digunakan untuk memahami Islam yang nampak
dalam kenyataan histories, empiris, dan sosiologis. Sedangkan metode
teologis normatif digunakan untuk memahami Islam yang terkandung dalam
kitab suci. Melalui metode teologis normatif ini seseorang memulainya dari
meyakini Islam sebagai agama yang mutlak benar. Hal ini didasarkan karena
agama berasal dari Tuhan, dan apa yang berasal dari Tuhan mutlak benar,
maka agamapun mutlak benar. Setelah itu dilanjutkan dengan melihat agama
sebagaimana norma ajaran yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan
manusia yang secara keseluruhan diyakini amat ideal.15
Yang jelas, sejarah adalah fakta yang benar-benar terjadi bukan yang
seharusnya terjadi, ia adalah realitas bukan idealitas. Oleh karena itu,
pendekatan sejarah amat dibutuhkan dalam upaya kita melakukan studi Islam,

14

Taufik Abdullah, (ed.), Sejarah dan Masyarakat, (Jakarta; Pustaka Firdaus, 1987), h. 105.
Dr. H. Abudin Nata, MA, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998),
hlm. 112-113

15

7

karena Islam itu sendiri turun dalam situasi yang konkret bahkan berkaitan
dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
Maka lapangan sejarah adalah meliputi segala pengalaman manusia.
Menurut Ibnu Khaldun sejarah tidak hanya dipahami sebagai suatu rekaman
perisriwa masa lampau, tetapi juga penalaran kritis untuk menemukan
kebenaran suatu peristiwa, adanya batasan waktu (yaitu masa lampau), adanya
pelaku (yaitu manusia) dan daya kritis dari peneliti sejarah. Dengan
kata lain di dalam sejarah terdapat objek peristiwanya (what), orang yang
melakukannya (who), waktunya (when), tempatnya (where) dan latar
belakangnya (why). Seluruh aspek tersebut selanjutnya disusun secara
sistematik dan menggambarkan hubungan yang erat antara satu bagian dengan
bagian lainnya.
Secara garis besar, terdapat lima aspek yang tidak dapat lepas sebagai
Prosedur Penelitian Sejarah sebagaimana di bawah ini:16
1. Pra penelitian
2. Pengumpulan sumber sejarah
3. Kritik terhadap sumber sejarah
4. Interpretasi sejarah
5. Penulisan sejarah

16

Lihat Dudung Abdurahman (ed.), Metodologi Penelitian Agama: Pendekatan Multidisipliner …,
hlm. 50-54.

8

Adapun kelemahan pendekatan historis antara lain :
1. Sikap memihak kepada pendapat dan madzhab-madzhab tertentu
2. Terlalu percaya kepada pihak penukil berita sejarah
3. Gagal menangkap maksud-maksud apa yang dilihat atau di dengar
serta menurunkan laporan atas dasar persangkaan dan perkiraan
4. Persangkaan benar yang tidak berdasarkan terhadap sumber berita
5. Kebodohan dalam mencocokkan keadaan dengan kejadian yang
sebenarnya
6. Kesukaan kebanyakan manusia untuk mendekatkan diri kepada para
pembesar dan orang-orang yang berpengaruh
7. Ketidaktahuan tentang mode-mode kebudayaan.17
Sedangkan kelebihan pendekatan historis antara lain :
1. Melalui pendekatan sejarah seorang diajak menukik dari alam idialis
kealam yang bersifat empiris dan mendunia.
2. Pendekatan kesejarahan ini amat dibutuhkan dalam memahami agama,
karena agama itu sendiri turun dalam situasi yang kongkrit bahkan
berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
3. Melalui pendekatan sejarah ini seseorang diajak untuk memasuki
keadaan yang sebenarnya berkenaan dengan penerapan suatu
peristiwa.18
Pendekatan sejarah dalam mempelajari Islam merupakan profil campuran,
yakni sebagian dari praktik tersebut ada yang dipengaruhi oleh sejarah dan ada
pula yang dipengaruhi oleh adat istiadat dan kebudayaan setempat. Praktik
pendidikan dalam sejarah tidak selamanya mencerminkan apa yang
dikehendaki ajaran Al-Qur'an dan al-sunnah.

17

Ibnu Khaldun, Al-Muqoddimah (Mesir : Muthara Muhammad), hlm 11
Diposting oleh Mansur Lombok, “MAKALAH PENDEKATAN HISTORIS DALAM
PENGKAJIAN ISLAM,” diakses 1 November 2017,
http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-pendekatan-historis-dalam.html.
18

9

Informasi yang terdapat dalam sejarah bukanlah dogma atau ajaran yang
harus diikuti, melainkan sebuah informasi yang harus dijadikan bahan kajian
dan renungan, memilah dan memilih bagian yang sesuai dan relevan untuk
digunakan.19

19

Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, cet. X , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 8485

10

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pendekatan merupakan suatu pandang atau cara yang terdapat dalam suatu
bidang ilmu yang kemudian digunakan untuk memahami agama dan
sebagainya, khususnya agama islam ini.
2. Pendekatan interdisipliner merupakan kajian yang menggunakan berbagai
bidang angle yang dugunakan secara bersamaan, sehingga menciptakan
hasil yang baik dan maximal dibandingkan dengan hanya satu angle.
3. Pendekatan filsafat merupakan sebuah kajian yang mengungkapkan inti
atau akar dari sebuah masalah sehingga memperoleh solusi dari
permasalahan tersebut.
4. Pendekatan sosiologi merupakan suatu kajian yang memperlajari segala
sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat untuk memecahkan
problem yang terjadi.
5. Pendekatan sejarah merupakan sebuah studi yang mencakup profil
campuran yang melingkupi tempat, waktu, obyek, latar belakang, dan
pelaku dari peristiwa tersebut. Yang kemudian berada dalam ajaran AlQur’an dan Al-Hadist.

11

DAFTAR REFERENSI
Abdullah, M. Yatimin. Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Amzah, 2006
Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam, cet. X , Jakarta: Raja Grafindo Persada.
2006.
Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner,
Normatif Perenialis, Sejarah, Filsafat, Psikologi, Sosiologi, Manajemen,
Teknologi, Informasi, Kebudayaan, Politik, Hukum, Jakarta: Rajawali
Press. 2009.
Lombok, Diposting oleh Mansur. “MAKALAH PENDEKATAN HISTORIS
DALAM PENGKAJIAN ISLAM.” Diakses 1 November 2017.
http://menzour.blogspot.com/2016/11/makalah-pendekatan-historisdalam.html.
Martono, Anugroho bin Harso. “Studi Islam Interdisipliner.” Metodologi Studi
Islam TK08. Diakses 25 Oktober 2017.
http://msitadriskimia.blogspot.co.id/2010/09/studi-islaminterdisipliner.html.
tautan, Dapatkan, Facebook, Twitter, Pinterest, Google+, Email, dan Aplikasi
Lainnya. “Pendekatan dalam Metodologi Studi Islam.” Diakses 25
Oktober 2017. http://tsu-basith.blogspot.com/2012/01/pendekatan-dalammetodologi-studi-islam.html.

12

Dokumen yang terkait

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA MELALUI PENDEKATAN BOSTON CONSULTING GROUP PADA PT. MPM MOTOR DI JEMBER

7 89 18

ANALISIS TENTANG STATUS HUKUM MACAM- MACAM HARTA PERKAWINAN DALAM KAITANNYA DENGAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM ADAT JAWA

3 28 18

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA DITINJAU DARI SKILL ARGUMETASI VERBAL dan NONVERBAL DENGAN PENDEKATAN GROUP INVESTIGATION (GI)

0 11 34

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA, PENGEMBANGAN KARIR, KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG MELALUI PENDEKATAN ANALISIS JALUR

0 20 17

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN PENDEKATAN TEMATIK PADA SISWA KELAS III SEMESTER GANJIL SD NEGERI 2 BLITAREJO KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 13 133

ANALISIS PENGARUH PENDEKATAN EXPERENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PENGUNJUNG THE COFFEE KAFE DI BANDAR LAMPUNG

1 23 135

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SINAR MULYA KECAMATAN BANYUMAS KAB. PRINGSEWU

43 182 68

PENGARUH DUA MACAM PUPUK DAUN DAN DOSIS PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF JAMBU BIJI MERAH ( Psidium Guajava L ) Kultivar CITAYAM

0 16 40

STUDI DESKRIPTIF TENTANG PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH BERDASARKAN KURIKULUM SD 2013 PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA BANDAR LAMPUNG

1 26 57

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN METAPHORICAL THINKING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN SISWA SMP

0 0 14