LEMBARAN KERJA SISWA LKS. docx
LEMBARAN KERJA SISWA (LKS)
A. JUDUL
: SIMULASI PERSILANGAN DIHIBRID
B. TUJUAN : Membuktikan hukum Mendel tentang persilangan Dihibrid
C. TINJAUAN TEORITIS
Persilangan dihibrida merupakan persilangan dengan menggunakan
dua sifat beda, misalnya warna saja, rasa atau bentuk dari suatu sifat
yang dimiliki oleh individu (manusia, hewan atau tumbuh-tumbuhan).
Persilangan monohibrida mempunyai rasio fenotip 9:3:3:1.
D. ALAT DAN BAHAN
1. Kotak genetika
2. Kancing besar hitam 10 buah, kancing besar putih 10 buah, kancing
kecil hitam 10 buah, kancing kecil putih 10 buah
E. PROSEDUR KERJA
1. Tempatkan 10 buah kancing besar berwarna hitam (membawa gen
dominan B dan H) dan 10 buah kancing kecil berwarna hitam (yang
membawa gen b dan H), 10 buah kancing besar berwarna putih
(membawa gen dominan B dan h), dan 10 buah kancing kecil
berwarna putih (membawa gen b dan h) pada kotak genetika.
2. Ambillah dua buah kancing baju secara bersamaan tanpa melihat
dan catat hasil pengambilan kancing.
3. Kembalikan lagi kancing yang telah diambil tadi ke dalam kotak
genetika, dan ulangi sebanyak 30 kali.
4. Masukkan hasilnya dalam tabel pengamatan yang kalian buat.
Kemudian, bandingkan fenotip yang kamu peroleh, apakah sama
dengan hukum Mendel.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel warna dan jumlah pasangan manik-manik:
Fenotif
Genotif
Tirus
Bbhh
BbHh
BbHH
BBHH
BBhh
bbHh
Besar Putih
Besar Hitam
Besar Hitam
Besar Hitam
Besar Putih
Kecil Hitam
IIIII I
IIIII III
IIII
I
III
II
Perbandinga
n Fenotif
pada
Percobaan
Rasio
Fenotip=
Besar hitam :
Kecil hitam :
Besar putih :
Kecil putih
Perbandinga
n menurut
Mendel
Rasio
Fenotip=
Besar hitam :
Kecil hitam :
Besar putih :
Kecil putih
BBHh
bbhh
Besar Hitam
Kecil Putih
IIIII
I
18 : 2 : 9 : 1
Rasio
Genotip=
6:8:4:1:
3:2:5:1
9:3:3:1
G. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Pada hasil perhitungan, pasangan gen manakah yang paling banyak
muncul?
Jawab: pasangan gen yang paling banyak muncul adalah BbHh
yaitu sebanyak 8 kali.
2. Buatlah diagram persilangan dari simulasi tersebut!
Jawab:
- Besar = B
- Kecil = b
- Hitam = H
- Putih = h
P : BBHH x bbhh
F1 : BbHh
P2 : BbHh x BbHh
F2 : BH, Bh, bH, bh
BH
Bh
bH
bh
BH
BBHH
BBHh
BbHH
BbHh
Bh
BBHh
BBhh
BbHh
Bbhh
bH
BbHH
BbHh
bbHH
bbHh
bh
BbHh
Bbhh
bbHh
Bbhh
3. Apakah hasil praktikum kamu sesuai dengan kaidah hukum Mendel
II?
Jawab: tidak sesuai, karena berdasarkan data kelompok di dapat
rasio fenotif yaitu 18 : 2: 9 : 1. Pada rasio fenotif data kelompok tidak
didapatkan hasil yang mendekati perbandingan rasio fenotif yang
tepat, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Hal ini mungkin disebabkan pada percobaan
persilangan dihibrid jumlah kancing yang dipasangkan tidak banyak
atau kesalahan dalam persilangan menggunakan kancing sehingga
diduga terjadi penyimpangan peluang semakin besar dan untuk
mendapatkan hasil yang sama makin menjauhi dari prediksi teoritis
yang dikemukakan Mendel. Hal ini diperkuat dengan percobaan
Mendel sendiri, dimana untuk mendapatkan rasio fenotif 9 : 3 : 3 : 1
untuk perkawinan dihibrid, Mendel menggunakan sampel sebanyak
556 kacang ercis. Di samping sedikitnya kancing yang dipasangkan,
ketidaksesuaian hasil yang didapat juga dimungkinkan karena
ketidaktelitian praktikan pada saat pengambilan kancing.
4. Pada hasil perhitungan, pasangan gen manakah yang paling banyak
muncul?
Jawab: pasangan gen yang paling banyak muncul adalah BbHh
yaitu sebanyak 8 kali.
H. KESIMPULAN
1. Persilangan dihibrid adalah persilangan organisme yang memiliki
dua sifat yang berbeda
2. Hukum Mendel II disebut juga Hukum Asortasi atau pengelompokkan
gen secara bebas yang menghasilkan perbandingan fenotip F2 = 9 :
3 : 3 : 1.
3. Pada percobaan persilangan Dihibrid, rasio fenotifnya menyimpang
dari teori. Hal ini dimungkinkan karena :
a) Jumlah kancing yang dipasangkan tidak banyak sehingga
kemungkinan terjadi penyimpangan peluang semakin besar dan
nisbahnya makin menjauhi dari prediksi teoritis.
b) Ketidaktelitian praktikan pada saat pengambilan kancing
A. JUDUL
: SIMULASI PERSILANGAN DIHIBRID
B. TUJUAN : Membuktikan hukum Mendel tentang persilangan Dihibrid
C. TINJAUAN TEORITIS
Persilangan dihibrida merupakan persilangan dengan menggunakan
dua sifat beda, misalnya warna saja, rasa atau bentuk dari suatu sifat
yang dimiliki oleh individu (manusia, hewan atau tumbuh-tumbuhan).
Persilangan monohibrida mempunyai rasio fenotip 9:3:3:1.
D. ALAT DAN BAHAN
1. Kotak genetika
2. Kancing besar hitam 10 buah, kancing besar putih 10 buah, kancing
kecil hitam 10 buah, kancing kecil putih 10 buah
E. PROSEDUR KERJA
1. Tempatkan 10 buah kancing besar berwarna hitam (membawa gen
dominan B dan H) dan 10 buah kancing kecil berwarna hitam (yang
membawa gen b dan H), 10 buah kancing besar berwarna putih
(membawa gen dominan B dan h), dan 10 buah kancing kecil
berwarna putih (membawa gen b dan h) pada kotak genetika.
2. Ambillah dua buah kancing baju secara bersamaan tanpa melihat
dan catat hasil pengambilan kancing.
3. Kembalikan lagi kancing yang telah diambil tadi ke dalam kotak
genetika, dan ulangi sebanyak 30 kali.
4. Masukkan hasilnya dalam tabel pengamatan yang kalian buat.
Kemudian, bandingkan fenotip yang kamu peroleh, apakah sama
dengan hukum Mendel.
F. HASIL PENGAMATAN
Tabel warna dan jumlah pasangan manik-manik:
Fenotif
Genotif
Tirus
Bbhh
BbHh
BbHH
BBHH
BBhh
bbHh
Besar Putih
Besar Hitam
Besar Hitam
Besar Hitam
Besar Putih
Kecil Hitam
IIIII I
IIIII III
IIII
I
III
II
Perbandinga
n Fenotif
pada
Percobaan
Rasio
Fenotip=
Besar hitam :
Kecil hitam :
Besar putih :
Kecil putih
Perbandinga
n menurut
Mendel
Rasio
Fenotip=
Besar hitam :
Kecil hitam :
Besar putih :
Kecil putih
BBHh
bbhh
Besar Hitam
Kecil Putih
IIIII
I
18 : 2 : 9 : 1
Rasio
Genotip=
6:8:4:1:
3:2:5:1
9:3:3:1
G. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Pada hasil perhitungan, pasangan gen manakah yang paling banyak
muncul?
Jawab: pasangan gen yang paling banyak muncul adalah BbHh
yaitu sebanyak 8 kali.
2. Buatlah diagram persilangan dari simulasi tersebut!
Jawab:
- Besar = B
- Kecil = b
- Hitam = H
- Putih = h
P : BBHH x bbhh
F1 : BbHh
P2 : BbHh x BbHh
F2 : BH, Bh, bH, bh
BH
Bh
bH
bh
BH
BBHH
BBHh
BbHH
BbHh
Bh
BBHh
BBhh
BbHh
Bbhh
bH
BbHH
BbHh
bbHH
bbHh
bh
BbHh
Bbhh
bbHh
Bbhh
3. Apakah hasil praktikum kamu sesuai dengan kaidah hukum Mendel
II?
Jawab: tidak sesuai, karena berdasarkan data kelompok di dapat
rasio fenotif yaitu 18 : 2: 9 : 1. Pada rasio fenotif data kelompok tidak
didapatkan hasil yang mendekati perbandingan rasio fenotif yang
tepat, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Hal ini mungkin disebabkan pada percobaan
persilangan dihibrid jumlah kancing yang dipasangkan tidak banyak
atau kesalahan dalam persilangan menggunakan kancing sehingga
diduga terjadi penyimpangan peluang semakin besar dan untuk
mendapatkan hasil yang sama makin menjauhi dari prediksi teoritis
yang dikemukakan Mendel. Hal ini diperkuat dengan percobaan
Mendel sendiri, dimana untuk mendapatkan rasio fenotif 9 : 3 : 3 : 1
untuk perkawinan dihibrid, Mendel menggunakan sampel sebanyak
556 kacang ercis. Di samping sedikitnya kancing yang dipasangkan,
ketidaksesuaian hasil yang didapat juga dimungkinkan karena
ketidaktelitian praktikan pada saat pengambilan kancing.
4. Pada hasil perhitungan, pasangan gen manakah yang paling banyak
muncul?
Jawab: pasangan gen yang paling banyak muncul adalah BbHh
yaitu sebanyak 8 kali.
H. KESIMPULAN
1. Persilangan dihibrid adalah persilangan organisme yang memiliki
dua sifat yang berbeda
2. Hukum Mendel II disebut juga Hukum Asortasi atau pengelompokkan
gen secara bebas yang menghasilkan perbandingan fenotip F2 = 9 :
3 : 3 : 1.
3. Pada percobaan persilangan Dihibrid, rasio fenotifnya menyimpang
dari teori. Hal ini dimungkinkan karena :
a) Jumlah kancing yang dipasangkan tidak banyak sehingga
kemungkinan terjadi penyimpangan peluang semakin besar dan
nisbahnya makin menjauhi dari prediksi teoritis.
b) Ketidaktelitian praktikan pada saat pengambilan kancing