PROFIL KADAR HAEMOGLOBIN PASIEN LEUKIMIA ANAK YANG MENJALANI KEMOTERAPI DI RS dr.M HOESIN PALEMBANG Sarmalina Simamora

  

PROFIL KADAR HAEMOGLOBIN PASIEN LEUKIMIA ANAK YANG MENJALANI

KEMOTERAPI DI RS dr.M HOESIN

PALEMBANG

  1) Sarmalina Simamora 1), 2) : Dosen Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang

sarmalina@poltekkespalembang.ac.id

  

Abstrak

  Penderita leukimia anak usia mulai dari 0 sampai dengan 15 tahun yang menjalani kemoterapi di RSMH Palembang jumlahnya cukup banyak. Penggunaan obat kemoterapi dapat mengurangi kemampuan tubuh dalam membentuk sel darah merah. Kurangnya jumlah sel darah merah tersebut tergambar melalui pemeriksaan kadar haemoglobin sebelum tindakan kemoterapi. Oleh karena itu sebelum tindakan pasien diberi suplemen bahkan ditransfusi untuk menaikkan kadar haemoglobinnya. Setelah kemoterapi pasien kembali menjalani aktifitasnya. Penelitian ini bertujuan menilai profil hemoglobin pasien anak yang menggunakan obat kemoterapi injeksi melalui observasi pada data rekam mediknya.Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan jumlah sampel sebanyak 32 nomor data rekam medik pasien leukimia anak yang menjalani kemoterapi di RS.dr.M.Hoesin Palembang selama semester pertama tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Hb sebelum kemoterapi rata-rata adalah 6,9 gr/dl. Setelah pasien mendapatkan perawatan dan menerima transfusi darah hingga Hb mengalami peningkatan menjadi 10,2 gr/dl barulah dilakukan kemoterapi. Lebih dari 24 jam sesudah kemoterapi kadar Hb pasien diperiksa kembali, ternyata kadar Hb menurun kembali Kata kunci : leukemia, kemoterapi, obat, kadar hemoglobin

  Latar Belakang

  ratus ribu orang hidup dengan leukemia Kanker adalah penyakit akibat di Amerika Serikat dan 60,6 % bertahan pertumbuhan tidak normal dari sel-sel

  2) hidup dari tahun 2017 s/d 2013 .

  jaringan tubuh yang berubah menjadi sel

  Leukemia; dalam bahasa Yunani disebut

  kanker. Dalam perkembangannya, sel- leukos artinya putih dan aima artinya sel kanker ini dapat menyebar kebagian darah, atau lebih dikenal sebagai kanker tubuh lainnya sehingga dapat

  darah merupakan penyakit dalam 1)

  menyebabkan kematian . Dari kasus klasifikasi atau kanker salah satunya adalah leukemia. yang ditandai oleh

  Dimana pada tahun 2014 lebih dari tiga transformasi maligna dari sel-sel beberapa kejadian, faktor leukemogenik pembentuk darah didan yaitu faktor-faktor zat kimia tertentu, umumnya terjadi pada virus dan herediter yaitu penyakit yang 3). leukosit Penyakit disebabkan oleh keturunan. Jika salah leukemia ini biasanya terjadi pada satu orang tua adalah penderita anak-anak usia sekitar 4 tahun (75% dari leukimia maka, ada kemungkinan anak total kasus) . Leukimia disebabkan oleh dari penderita leukimia tersebut juga beberapa faktor antara lain radiasi yaitu menderita leukemia. faktor lingkungan yang tercemar oleh terdapat dalam sel darah merah yang

  Leukimia bisa dicegah dan diobati berfungsi untuk membawa oksigen (O2) dengan melakukan kemoterapi. Baik oral dari paru-paru menuju seluruh tubuh dan maupun injeksi. Selain kemoterapi, kembali ke paru-paru dengan membawa radiasi dan transplantasi sumsum karbon dioksida (CO2). Radioterapi juga tulang belakang merupakan cara lain ternyata dapat menyebabkan turunnya untuk mengatasi leukimia. kadar haemoglobin Informasi hasil

  Terganggunya fungsi sumsum tulang penelitian dapat digunakan sebagai belakang dapat mempengaruhi produksi pertimbangan dalam upaya meningkatkan sel darah merah dan akan berakibat pada kondisi kesehatan anak penderita leukemia penurunan kadar Hb. Penggunaan obat pasca kemoterapi. Masukan bagi kemoterapi merupakan pilihan terbanyak pemegang kebijakan untuk pemberian yang diputuskan dokter dalam obat dan suplemen serta gizi bagi melaksanakan terapi terhadap penderita penderita leukemia yang menjalani leukemia. Karena pencangkokan sumsum kemoterapi tulang masih sangat terbatas, sebab selain kesulitan mendapatkan donor yang cocok, biaya dan resiko yang tinggi pun turut menjadi pertimbangan. Pemberian obat sitostatika menurunkan kemampuan tubuh membentuk sel darah merah, yang berfungsi mengikat oksigen. Menurunnya jumlah sel darah merah menyebabkan turunnya kadar hemoglobin. Hemoglobin atau Hb adalah molekul protein yang

  

Metode Penelitian observasional dengan pendekatan

analitik dan dilakukan pada RS Dr. M.

  Hoesin dengan sampel berjumlah 32 kadar Hb saat masuk, lalu kadar Hb orang data catatan medik pasien anak pasca kemoterapi, serta jenis oat-obat penderita leukimia di ruang rawat inap yang digunakan untuk kemoterapi. Data Rumah Sakit Dr. Muhammad Hosein dianalisis dengan menggunakan uji T Palembang. Data yang dicatat antara lain, sampel dependen

  Hasil Dan Pembahasan

  Sebelum kemoterapi dilaksanakan, dan zat besi, disamping itu sering juga setiap pasien diperiksa kadar Hb nya. dilakukan tranfusi darah. Kadar rata-

  Bila kadarnya telah memenuhi syarat, rata Hb responden pada saat awal kemoterapi dapat dilaksanakan, tetapi dirawat adalah 6,9gr/ml dan setelah bila tidak, maka kadar Hb harus mengalami tranfusi darah, meningkat diupayakan agar naik dulu. Biasanya menjadi 10,2 gr/ml. Kadar Hb diukur dilakukan dengan cara pemberian kembali setelah beberapa waktu suplemen dan gizi yang tinggi protein kemoterapinya selesai. Berikut ini adalah data usia dari catatan medik pasien leukimia di RS dr M. Hoesi dapat terjadi bahkan saat usia anak belum

  4) genap setahun .

  Tabel 6. 1.Kelompok Umur Pasien

  Pemberian jenis obat kemoterapi pada penderita leukemia dari kelompok injeksi

  No Kelompok N % umur

  antara lain, cyclofosfamide, MTX,

  (tahun) Vincristin, Cytarabin dan Alexan .

  Pemberian obat didasarkan pada Protokol

  1 0-5 13 40,6

  Terapi yang ditentukan dokter dengan pertimbangan berat badan dan tinggi badan, juga kondisi klinis serta respon

  2 6-12 19 59,4

  pasien. Dalam penelitian ini juga ditemukan pemberian obat sitotoksik Penderita Leukimia yang menjalani kombinasi. Pemberian kombinasi bertujuan kemoterapi di RS dr,M.Hoesin Palembang untuk mengurangi resistensi dan , usia termuda adalah 5 bulan dan tertiggi

  5)

  memperbaiki efek sitotoksiknya 11 tahun lebih. Jumlahnya di tiap tingkatan usia hampir merata, namun usia yang terbanyak adalah usia 7 tahun (21%). Ini menunjukkan bahwa leukimia No Obat Tunggal N Kombinasi N

  1 MTX

  6 L

  3 P

  4 9,0 11,0 10,7

  4 L

  8 9,0 10,7 9,8

  5 L

  7

  7,0 13,5 12,5

  9 8,0 10,8 10,1

  2 L

  7 L

  4

  10,0 12,2 11,98

  8 L

  7 7,0 9,7 9,1

  9 P

  11

  9 6,0 10,8 10,2

  3 5,0 10,9 10,2

  12 MTX + Vincristin

  1

  5

  2 Cyclofosfamid

  2 MTX + Vincristin + Cytarabin

  3

  3 Vincristin

  8

  4 Cytarabin

  5 Doxorubicin

  1 L

  1 Setelah kemoterai dokter juga memberikan obat anti muntah dan suplemen, sebab hamper semua obat sitotoksik menyebabkan mual, baik yang terjadinya cepat (24 jam setelah pemberian) maupun yang sedikit lebih lama. Pemilihan jenis obat bagi tiap- tiap pasien dilakukan dengan beberapa pertimbangan yang dilakukan seperti penilaian nilai gizi, efektivitas, ataupun penyesuaian dosis dari pasien itu sendiri.Obat terbanyak yang digunakan adalah MTX dan Vincristin. Vincristin lebih disukai karena dari semua obat sitostatik hanya vincristine yang tidak memiliki efek samping menekan fungsi sumsum tulang

  5) .

  Data berikut ini adalah kadar Hb pasien leukemia, dimulai dari kadar Hb nya saat masuk rumah sakit. Kadarnya relative sangat rendah berkisar antara 4,0 dan yang tertinggi adalah 10,0. Rata rata kadar Hb saat masuk RS adalah 6,9 mg/dL. Kemudian pasien mendapat perawatan, diberi vitamin dan suplemen zat besi, serta diet tinggi protein dan zat- zat gizi yang dapat menaikkan kadar Hb. Lalu bila ternyata dengan perawatan belum tercapai kadar Hb minimal untuk pelaksanaan kemoterapi, yaitu diatas 10, 0 mg/ dL, maka pasien akan ditranfusi. Setelah tranfusi, kadar Hb pasien meningkat, maka kemoterapi dapat dilaksanakan. Berikut ini adalah data selengkapnya.

  Tabel 3. Kadar Hb responden sebelum dan sesudah kemoterapi

  No Umur Jenis

  Kelamin Kadar Hb Saat Masuk RS

  Kadar Hb Sebelum Kemoterapi

  Kadar Hb Sesudah Kemoterapi

  8,0 11,3 10,5

  10 L

  11

  7 6,0 10,9 9,8

  23 L 2,5 4,6 9,7 9,2

  24 L

  1 7,0 10,7 10,3

  25 L

  11

  9,0 12,3 10,9

  26 P

  4 5,0 11,9 10,3

  27 L

  7,0 11,3 10,8

  8,0 10,1 10,2

  28 L

  5 4,0 11,5 10,8

  29 L

  8 7,0 11,4 10,8

  30 P

  7 6,0 9,8 9,01

  31 L

  8 8,0 10,2 9,07

  32 L

  7 6,7 10,1 9,8

  Dari data yang didapat, lalu dilakukan uji T, hasilnya ternyata menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna ( siq : 0.00) pada pengukuran Hb sebelum dan sesudah kemoterapi. Penurunannya terkecil 0,2 mg/dL sampai 1,6 mg/dL. Artinya bahwa terjadi penurunan kadar Hb setelah kemoterapi selesai. Sekalipun dalam penelitian ini tidak bisa ditampilkan jam dan tanggal tepatnya terjadi penurunan kadar haemoglobin, tetapi datanya di dapat dari data rekam medik saat pasien selesai menjalani kemoterapi dan belum pulang ke rumah. Untuk dapat menjaga kondisi kesehatan anak setelah kemoterapi maka sangat dianjurkan agar orang tua menjaga asupan zat gizi dan bila perlu memberi tambahan suplemen yang mengandung zat besi, asam folat dan sianokobalamin pada anaknya, sehingga proses pembentukan sel darah merah dapat terjadi lebih cepat.

  22 L

  11

  11 6,0 9,8 9,1

  4,0 11,8 10,2

  11 L

  5 9,0 12,3 11,9

  12 P

  6 6,5 9,8 9,2

  13 L

  7 6,0 10,8 10,6

  14 L

  9 5,0 10,1 9,6

  15 L

  7

  16 L

  21 P

  8 7,0 12,6 11,9

  17 L

  3

  4,4 11,3 10,3

  18 L

  3 7,8 11,1 10,8

  19 P

  3

  7,9 10,9 10,2

  20 P

  5 10,0 11,5 10,9

  Kesimpulan

  Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tindakan kemoterapi pada pasien anak yang menderita leukemia menyebabkan turunnya kadar haemoglobin sampai lebih dri 1 mg/dL. Daftar Pustaka : 1. Yayasan Kanker Indonesia, 2008.

  Kanker, 2014

  2. National Cancer Institute, Surveilance, Epidemiology and End Result Program http://seer.cancer.gov/statfacts/html/leu ks.html/2014

  3. Simon Sumanto (2003). Neoplasma

  Sistem Hematopoietik: Leukemia.

  Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta.

  4. Riskesdas, 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Kesehatan. Jakarta, Indonesia

  5. BNFC, 2009. The essential resource for clinical use of medicines in children British National Formulary, Bnfc.org.BMJ Group, London