RENCANA PEMBANGUNAN INFRASRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021
BAB RENCANA PEMBANGUNAN INFRASRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
7 Infrastruktur permukiman Bidang Cipta Karya meliputi sektor pengembangan kawasan
permukiman, sektor penataan bangunan dan lingkungn, sektor pengembangan air minum
dan sektor penyehatan lingkungan. Keempat sektor ini merupakan kebutuhan dasar bagi
penduduk yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kesejahteraan, sehingga butuh
perhatian khusus dari pemerintah daerah dalam membangun lingkungan permukiman yang
layak huni dan terus berkelanjutan.Agar terwujud lingkungan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan perlu adanya
rencana pembangunan yang terintegrasi antar sektor Perencanaan kegiatan perlu dibuat
agar pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Pengembangan kawasan permukiman bertujuan menciptakan kawasan permukiman layak
KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021
2. Pengembangan Kws. Pulau - Pulau Kecil Terluar
3. Penataan Kws. Rawan Bencana
4. Dukungan Kws. Pariwisata (KSPN)
7.1.1 Kondisi Eksisting
A. Kawasan Permukiman Perkotaan
Dengan di bangunnya simpul-simpul atau orde berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Bengkulu Tengah sesuai dengan Peraturan daerah (Perda) Nomor 15
Tahun 2012 membawa implikasi terhadap pembangunan dan pengembangan perumahan
dan permukiman di Kabupaten Bengkulu Tengah.Kota Karang Tinggi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL), mendorong pembangunan dan
pengembangan perumahan dan permukiman menjadi wilayah prioritas hal tersebut sebagai
implikasi sebagai kota utama dengan kegiatan skala wilayah.Pusat-pusat kecamatan yang sudah berkembang seperti: Pondok kelapa, Talang Empat,
Taba Penanjung dan Pagar Jati juga akan mengalami perkembangan yang sama, hal
tersebut mengingat sudah berkembangnya ekonomi dan infrastruktur pada kawasan
tersebut sehingga migran akan datang pada kawasan tersebut. Khusus untuk wilayah
Kecamatan Talang Empat yang berbatasan dengan Kota Bengkulu akan mengalami
perkembangan permukiman secara cepat disebabkan oleh mulai bergesernya permukiman
dari Kota Bengkulu.KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021
Kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Bengkulu Tengah berdasarkan
simpul/pusat utama pengembangan wilayah adalah sebagai berikut:1. Karang Tinggi (Pusat Kegiatan Lokal)
2. Talang Empat (Pusat Pelayanan kawasan)
3. Pondok kelapa ((Pusat Pelayanan kawasan)
4. Taba Penanjung (Pusat Pelayanan kawasan) 5. pagar jati (Pusat Pelayanan kawasan)
Kota Karang Tinggi berada di Kecamatan Karang Tinggi. Kota ini berkembang didorong
oleh keberadaannya di jalan lintas Bengkulu- – Lubuk Linggau. Perkembangan kota ini
kedepan akan semakin pesat karena ditetapkannya Kota karang Tinggi sebagai Pemerintah
Kabupaten Bengkulu Tengah dan Ibukota Kabupaten Bengkulu Tengah. Saat ini terdapat
perumahan Sakinah.Kota Kembang Seri Ibukota Kecamatan Talang Empat berkembang disebabkan oleh
adanya simpul jalan Bengkulu-Lubuk Linggau dengan Air Sebakul, kota berbentuk ribbon
atau vita. Pekik Nyaring sebagai Ibukota Kecamatan Pondok Kelapa bentuk kotanya
ribbon mengikuti alur jalan Lintas barat Sumatera. Kegiatan perkotaan sudah berkembang
dengan adanya sarana pemerintah yang permanen, ada perbankan dan jasa lainnya. Taba
penanjung merupakan pusat Kecamatan Taba Penanjung, Kita berbentuk memusat dan
kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Bengkulu Tengah tersebar di beberapa
Kecamatan dengan luasan yang beragam. Kepadatan permukiman di Kabupaten Bengkulu
Tengah dapat diklasifikasikan menjadi permukiman kepadatan tinggi, sedang dan rendah.
Penilaian kawasan kumuh dilihat dari kondisi bangunan, kondisi aksesibilitas bangunan,
kondisi drainase lingkungan, kondisi pelayanan air minum, kondisi pengelolaan air limbah,
kondisi pengelolaan persampahan dan ruang terbuka hijau.TABEL 7.1. LUAS KAWASAN KUMUH DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH NO Kabupaten/Kota KAWASAN KUMUH KECAMATAN KELURAHAN LUAS (Ha) KET1 Karang Tinggi Karang Tinggi Karang Tinggi 19,07
2 Pondok Kelapa Pasar Pedati Pasar Pedati 16,66
3 Pondok Kelapa Pondok Kelapa Pondok Kelapa 21,06
4 Pondok Kubang Terdana Tanjung Terdana
9,81
14 Merigi Kelindang
Lubuk Unen Lubuk Unen
22,7615 Merigi Kelindang
Penembang Penembang
11,4516 Merigi Sakti
Arga Indah II Arga Indah II
10,6717 Merigi Sakti
Komering Komering
14,6518 Merigi Sakti Punjung Punjung 7,74
19 Merigi Sakti
Rajak Besi Rajak Besi
9,2820 Pagar Jati Kertapati Kertapati 26,62
21 Pagar Jati
Renah Kandis Renah Kandis
8,4422 Pagar Jati
Tabarenah Tabarenah
11,8723 Pematang Tiga Aturan Mumpu Aturan Mumpu 17,85
24 Pematang Tiga Pematang Tiga Pematang Tiga 19,68
25 Pematang Tiga
Tiambang Tiambang
12,6526 Pondok kelapa Sidodadi Sidodadi 13,56
27 Pondok kelapa Sidorejo Sidorejo 10,56
28 Pondok Kubang Makmur Makmur 11,54
b. Penataan Kampung Nelayan
Kampung nelayan di Kabupaten Bengkulu Tengah berada di pantai pesisir barat
Kecamatan Pondok Kelapa.Perkampungan nelayan ini masuk dalam wilayah perkotaan
karena letaknya yang berdekatan dengan Kota Bengkulu. Kawasan ini perlu mendapat
perhatian terutama dalam infrastruktur permukiman yang mendukung kegiatan ekonomi
masyarakat nelayan.Di kawasan kampung nelayan, selain kegiatan perikanan dapat dikembangkan juga
kegiatan pariwisata. Destinasi wisata ini akan membantu meningkatkan perekonomian
masyarakat. Untuk itu perlu pembangunan infrastruktur dasar di Kawasan Pondok Kelapa
terutama peningkatan aksesibilitas, pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi.Agar pembangunan dapat lebih teraarah di kampung nelayan, maka perlu penyusunan
rencana tata ruang yaitu Rencana Tata Bangunan dan lingkungan (RTBL) kampung
Nelayan.B. Kawasan Permukiman Perdesaan
Kawasan permukiman perdesaan kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian,
termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi.
Pusat-pusat permukiman perdesaan di Kabupaten Bengkulu Tengah meliputi Pusat
menghela kegiatan-kegiatn pembangunan pertanian (agribisnis) diwilayah sekitarnya.
Pembangunan kawasan agropolitan di Kabupaten Bengkulu Tengah terdiri dari :a. Kawasan Inti Agropolitan Desa Arga Indah II Kecamatan Merogi Sakti
b. Kawasan Pengembangan Agropolitan meliputi:
- Desa Layang Lekat Kecamatan Pagar jati
- Desa bajak II dan jambu Kecamatan Merigi Kelindang - Desa Tanjung terdana dan Baptis Kecamatan Pondok Kubang - Desa Sri Kuncoro Kecamatan Pondok Kelapa Adapun gambaran umum kondisi kawasan agropolitan di kabupaten Bengkulu Tengah:
A. Kawasan Inti Desa Agra Indah II Luas kawasan inti agropolitan 330,32 Ha, kegiatan perekonomian sektor pertanian dengan produk yaitu durian. Komoditas lain yang dapat dikembangkan di kawasan ini adalah mangga, jeruk kalamansi dan nangka sayur. Permasalahan infrastruktur di kawasan ini adalah;
1. Air Bersih, kebutuhan air bersih, karena masyarakat menggunakan sumur yang kedalammnya 16 M. Sehingga butuh bantuan pembangunan sumber air bersih.
2. Kondisi jalan menuju kawasn agropolotian rusak sehingga sulit dilalui.
3. Permasalahan drainase
4. Sanitasi dan persampahan
B. kawasan Pengembangan Agropolotan Desa Kroya, Layang lekat, Tanjung Terdana
1. Zona Inti/Minapolis merupakan pusat kegiatan minapolitan perikanan tangkap berupa
kawasan pelabuhan perikanan yang dilengkapi dengan fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang yang memungkinkan untuk melakukan aktifitas kegiatan usaha perikanan atau sentra nelayan yang terintegrasi dengan kegiatan pengolahan dan pemasaran. Zona inti/minapolis di Kecamatan Pondok kelapa ini ditetapkan di Desa Pondok kelapa.
2. Zona produksi/sentra produksi merupakan kawasan yang dijadikan sebagai sentra
penghasil produk perikanan dalam hal ini produksi hasil tangkapan nelayan yang didaratkan pada beberapa TPI atau fishing base nelayan. Daerah yang ditetapkan sebagai sentra produksi ini berada di kecamatan Pondok kelapa tepatnya di Desa Pekik Nyaring dan Desa Pasar Pedati.
3. Zona Pengembangan dan Pendukung merupakan zona di luar zona inti yang
diperuntukkan bagi pengembangan usaha berbasis perikanan tangkap dalam rangka mendukung industri perikanan dan pemasarannya. Zona pengembangan dan pendukung dalam hal ini merupakan kawasan yang berdekatan dengan Desa Pondok kelapa sebagai zona inti, yaitu Desa harapan dan Desa padang Betuah.
4. Zona Keterkaitan merupakan wilayah di luar zona pengembangan dan pendukung yang
memiliki keterkaitan erat dan langsung dalam kelancaran bisnis perikanan sebagai pemasaran produk perikanan dan penyedia saprokan. Zona keterkaitan ini berada pada Pekik Nyaring dan Pasar Pedati.Permasalahan dalam perikanan tangkap di Kabupaten Bengkulu Tengah antara lain:
berpotensi terjadinya Bencana. Dalam hal ini, di Wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah
terdapat tiga potensi bencana yaitu: Longsor, Banjir dan Tsunami.1. Kawasan Rawan Bencana Tanah Longsor Kawasan rawan bencana tanah longsor adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami tanah longsor. Kondisi alam yang menjadi faktor utama terjadinya longsor, antara lain:
Kondisi geologi - Iklim: Curah hujan yang tinggi - Keadaan topografi: lereng yang curam - Keadaan tata air: kondisi drainase yang tersumbat,akumulasi massa air, erosi - dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika - Tutupan lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.
Beberapa kecamatan yang memiliki kerawanan tanah longsor adalah Kecamatan Pematang Tiga, Bang haji, Merigi sakti, Merigi Kelindang, Taba Penanjung dan Karang Tinggi.
2. Kawasan rawan banjir Kawasan rawan banjir adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam banjir. Secara alamiah, pada umumnya banjir disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan diatas normal, sehingga sistem pengaliran air yang terdiri dari kecamatan yang memiliki kerawanan gempa bumi adalah Kecamatan Pematang Tiga, Bang Haji, Merigi sakti, Merigi Kelindang dan Taba penanjung.
5. Kawasan Rawan Bencana Tsunami Kawasan rawan bencana tsunami adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana alam bergelombang pasang. Kawasan rawan bencana tsunami di Kabupaten Bengkulu Tengah terletak di pesisir di Kecamatan Pondok Kelapa dan Pondok kubang terutama di Desa Pedati dan Desa Pekik Nyaring.
7.1.2 Potensi dan tantangan pengembangan kawasan permukiman
Daya tampung lahan untuk pengembangan permukiman di Kabupaten Bengkulu Tengah
dikatagorikan cukup luas atau mencapai 62.283,11 Ha atau sekitar 50 % dari luas wilayah
desa- – kota Kabupaten Bengkulu Tengah (122.394 ha). Pada saat ini lahan tersebut
merupakan lahan dengan penggunaan sebagai lahan campuran (kebun, permukiman dan
tegalan).Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bengkulu Tengah luas
kawasan permukiman eksisting mencapai 5.405 Ha yang terbagi atas: permukiman
perkotaan 2.938 Ha dan permukiman perdesaan mencapai 2.467 Ha.. Luas lahan yang
dikembangkan menjadi kawasan perumahan dan kawasan permukiman seluas 62.283,11
1) Lemahnya dukungan pembiayaan pembangunan sektor perumahan dan
permukiman dari sisi pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah akibat skala prioritas di sektor pembangunan lain. Keterbatasan pendapatan pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah menyebabkan penanganan penyediaan prasarana dasar, pengaturan lahan dalam skala besar menjadi sulit direalisasikan.2) Pendanaan melalui sumber pembiayaan komersial/swasta hanya dapat melayani
kebutuhan golongan masyarakat golongan menengah atas sehingga untuk MBR perlu dibiayayi oleh pemerintah.3) Kepedulian masyarakat atau lembaga dimasyarakat dalam mendukung
pembangunan perumahan dan permukiman masih kurang terutama dalam penyediaan perumahan dan lingkungan yang memenhi syarat maupun kesesuaian lokasi.4) Pembangunan permukiman secara nyata nampak pada pembangunan perumahan
yang diprakarsai oleh pengembang. Pembangunan yang bersifat rehabilitasi dan penanganan lingkungan menjadi kurang populer karena sulit melibatkan swasta.5) Sistem informasi sektor perumahan dan permukiman belum mendukung
kepentingan perencanaan, implementasi dan evaluasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengambil keputusan di tingkat kebijakan dan impleentasi.6) Konflik penggunaan lahan, khususnya antara penggunaan permukiman dengan penggunaan kawasan lindung.
Adapun tantangan yang dihadapi dalam pengembangan kawasan permukiman di kebutuhan perumahan secara mandiri yang sehat, aman,serasi, dan produktif tanpa merusak lingkungan hidup dan merugikan masyarakat luas.
7.1.3 Pemetaan dan evaluasi program-program yang telah dilaksanakan terkait dengan
pembangunan kawasan permukiman di Kabupaten Bengkulu Tengah, baik di perkotaan maupun perdesaanSejauh ini, kegiatan pembangunan yang diselenggarakan di wilayah Kabupaten Bengkulu
Tengah masih bersifat parsial, yang pendanaannya masih menekankan pada APBD
Kabupaten Bengkulu Tengah. Hal ini terjadi karena terbatasnya kemampuan manajemen
pengelolaan pembangunan, terutama bidang perencanaan. Kondisi ini diperburuk oleh
lemahnya komitmen daerah dalam menyiapkan Dana Daerah Urusan Bersama (DDUB)
untuk usulan kerjasama program, terutama antar level pemerintahan.A. Sasaran Program
Berdasarkan UU No.1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan
Rapermen PUPR, kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya pengembangan kawasan
perumahan dan permukiman antara lain:1. PENCEGAHAN (pasal 95) Pola penanganan pencegahan untuk menghindari tumbuh dan berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh baru, terdiri atas: dan pemeriksaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan rencana tata ruang atau rawan bencana serta dapat menimbulkan bahaya bagi barang dan orang: melakukan pemindahan dan permukiman kembali dengan status lahan legal ataupun ilegal.
3. PENGELOLAAN Pengelolaan dilakukan untuk mempertahankan dan menjaga kualitas permukiman secara berkelanjutan dilakukan oleh masyarakat secara swadaya dan dapat juga difasilitasi oleh Pemerintah daerah. Pemeliharaan dan atau perbaikan : untuk rumah dilakukan oleh setiap orang. Untuk prasarana, sarana dan utilitas umum dilakukan oleh pemerintah daerah dan/atau setiap orang
Konsep penanganan pengembangan perumahan dan permukiman di Kabupaten Bengkulu
Tengah mencakup beberapa alternatif sebagai berikut:
1. Pembangunan baru dengan pola swadaya dan formal. Pola ini dilakukan untuk
mengantisipasi backlog dan peningkatan kesempatan masyarakat untuk menghuni rumah yang layak serta mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan perumahan dan permukiman.
2. Peningkatan kualitas dengan perbaikan permukiman dan infrastruktur penunjang,
terutama pada kawasan agropolitan dan minapolitan
3. Perumahan kawasan khusus yang meliputi kawasan nelayan dan kawasan rawan
bencana. Penaganan perumahan kawasan khusus dilakukan dengan pembangunan
Pembangunan sklala besar dapat dilakukan melalui Kasiba/Lisiba Besar dan Pembangunan
oleh pengembang (Pola Formal). Pola formal memiliki konsep sebagai berikut: Dilakukan pada lahan - kosong terutama pada lahan milik pmerintah kabupaten/pembebasan lahan (belum terbangun perumahan) Dibangun di atas kawasan yang dapat menampung minimal 1.000 unit rumah - Pembangunan rumah baru untuk perumahan formal mengikuti pola 1 :3:6 - Integrasi pembangunan pusat pemerintahan dan pendidikan dengan pembangunan - perumahan- Integrasi program pembangunan dengan tingkat provinsi
- Pembangunan perumahan pegawai kabupaten dan anggota TNI/Polri sebagai
pemancing pembangunan perumahan yang lebih luas Memberikan kemudahan invrstasi bagi pengembang perumahan. -
2. Pembangunan Baru Pola Swadaya
Pola swadaya dilakukan dengan prakarsa masyarakat baik individu maupun kelompok
yang meliputi perbaikan, pemugaran/perluasan atau pembangunan rumah baru beserta
lingkungan. Pola swadaya memiliki konsep:
prasarana dan sarana lingkungan, redevelopment, penanganan kawasan kumuh dan
program pemberdyaan masyarakat dan lingkungan. Strategi dasar pembangunan nelayan
adalah: Pelestarian sumber daya alam/tidak merusak ekosistem seperti hutan bakau dan biota - laut. Penempatan lokasi yang berdekatan dengan PPI/TPI atau pengembangan - budidaya/industri perikanan Memiliki akses langsung ke kawsan perairan - Pembangunan fasilitas permukiman nelayan seperti dermaga -- Penerapan sempadan hunian : 150 m dari bibir pantai dan mangrove dan 100 m dari
tepi sungai. Penggunaan barrier berupa jalan dibatas sempadan perumahan dengan pantai atau - sungai Penggunaan bentuk panggung untuk bangunan yang berada dekat sempadan pantai - atau sungai.
Bengkulu Tengah tahun 2017 – 2021 dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 7.2.
- Penyusunan Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKP- KP/RP2KPKP)
- SK Penetapan Lokasi Kawasan Permukiman Kumuh Rencana pengembangan jaringan prasarana dasar (air bersih, sanitasi, drainase, sampah) meliputi lokasi, konstruksi, fungsi dan kapasitas.
2. Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan.
- Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Desa Nelayan 3. Pengembangan Kawasan Khusus.
- Rencana Tindak Penanganan Kawasan Rawan Bencana
30 Ha
80 Ha
80 Ha
a. Kawasan Agropolitan 336,37 Ha
30 Ha
30 Ha
30 Ha
Usulan program pengembangan kawasan permukiman dapat dilihat pada tabel 7.3 TABEL 7.2 Matriks Sasaran Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
80 Ha
b. Kawasan Minapolitan 892,83 Ha
50 Ha
50 Ha
50 Ha
50 Ha
50 Ha
30 Ha
80 Ha
NO URAIAN SASARAN PROGRAM TOTAL LUAS KAWASAN SASARAN PROGRAM TAHUN 2017
1394,4 Ha
2 Kawasan Permukiman Perdesaan
50 Ha
50 Ha
50 Ha
50 Ha
50 Ha
1 Kawasan Kumuh Perkotaan 511,13 Ha
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
KET
TAHUN 2021
TAHUN 2020
TAHUN 2019
TAHUN 2018
80 Ha
TABEL 7.3 USULAN PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN BIDANG CIPTA KARYA Sektor Kegiatan Detail Lokasi Vol. Sat. Tahun SUMBER PENDANAAN (RP. JUTA) READINESS CRITERIA DUKUNGAN TERHADAP KEBIJAKAN STRATEGIS APBN APBD PROV.
APBD
KAB/KOTAPERUSAHAAN DAERAH SWASTA/ MASYARA- KAT CSR DAK DED/ FS AMDAL/ UKL/UPL LAHAN PENGELOLA
1. Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukim
1.1 Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman
1 Penyusunan RP2KPKP Kabupaten Bengkulu Tengah Karang Tinggi 1 NSPK 2018 800.000 - -
2 Penysunan Ranperda RP2KPKP Kabupaten Bengkulu Tengah Karang Tinggi 1 NSPK 2019
500.000
2 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
Kawasan Kumuh Kawasan
19.000.000
Karang Tinggi Pembangunan Infrastruktur Permukiman
Pasar Pedati 16,66 Ha 2018
2 Kawasan Kumuh Kawasan 16.000.000
Pondok kelapa Pembangunan Infrastruktur Permukiman Pondok
21,06 Ha 2019
3 Kawasan Kumuh Kawasan Kelapa 21.000.000
Pondok kelapa Pembangunan Infrastruktur Permukiman Tanjung
9,81 Ha 2018
4 Kawasan Kumuh Kawasan Terdana 9.000.000
Pondok Kubang Pembangunan Infrastruktur Permukiman
Dusun Baru I 5,65 Ha 2018
5 Kawasan Kumuh Kawasan
5.000.000 Pondok Kubang Pembangunan Infrastruktur Permukiman
15,72 Ha 2018
6 Kawasan Kumuh Kawasan Durian 15.000.000
Karang Tinggi Demang Pembangunan Infrastruktur Permukiman
12,44 Ha 2018 12000000
7 Kawasan Kumuh Kawasan Karang
Karang Tinggi Nanding Pembangunan
Kawasan Kumuh Kawasan Pondok kelapa Pembangunan Infrastruktur Permukiman
10,56 Ha 2019 10000000
9 Kawasan Kumuh Kawasan
Pondok kelapa Sidorejo Pembangunan Infrastruktur Permukiman
11,54 Ha 2019 11000000
10 Kawasan Kumuh Kawasan Harapan
Pondok Kubang Makmur Pembangunan Infrastruktur Permukiman
9000000
9,28 Ha 2019
11 Kawasan Kumuh Kawasan
Pondok Kubang Paku Haji Pembangunan Infrastruktur Permukiman
12,32 Ha 2020 12000000
12 Kawasan Kumuh Kawasan Pondok
Pondok Kubang Kubang Pembangunan Infrastruktur Permukiman
13,25 Ha 2020 13000000
13 Kawasan Kumuh Kawasan
Taba Penanjung Rindu Hati Pembangunan Infrastruktur Permukiman
8,84 Ha 2020 8000000
14 Kawasan Kumuh Kawasan Taba
Taba Penanjung Penanjung Pembangunan
Taba Penanjung Pembangunan Infrastruktur Permukiman
11,24 Ha 2020 11000000
16 Kawasan Kumuh Kawasan Kembang
Talang Empat Seri Pembangunan Infrastruktur Permukiman
11,86 Ha 2020 11000000
17 Kawasan Kumuh Kawasan
Talang Empat Nakau Pembangunan Infrastruktur Permukiman
9,78 Ha 2020 9000000
18 Kawasan Kumuh Kawasan
Talang Empat Tabalagan Pembangunan Infrastruktur Permukiman
17,85 Ha 2021
19 Kawasan Kumuh Kawasan Aturan 17.000.000
Pematang Tiga Mumpu Pembangunan Infrastruktur Permukiman
19,68 Ha 2021
20 Kawasan Kumuh Kawasan Pematang 19.000.000
Pematang Tiga Tiga Pembangunan Infrastruktur Permukiman
12,65 Ha 2021 12000000
21 Kawasan Kumuh Kawasan
Pematang Tiga Tiambang Pembangunan Infrastruktur Permukiman
26,62 Ha 2021 Pembangunan Infrastruktur Permukiman
8000000
8,44 Ha 2021
23 Kawasan Kumuh Kawasan Renah
Pagar Jati Kandis Pembangunan Infrastruktur Permukiman
11,87 Ha 2021 11000000
24 Kawasan Kumuh Kawasan
Pagar Jati Tabarenah Pembangunan Infrastruktur Permukiman
10,67 Ha 2021 10000000
25 Kawasan Kumuh Kawasan
Merigi Sakti Arga Indah II Pembangunan Infrastruktur Permukiman
14,65 Ha 2021 14000000
26 Kawasan Kumuh Kawasan
Merigi Sakti Komering Pembangunan Infrastruktur Permukiman
7,74 Ha 2021 7000000
27 Kawasan Kumuh Kawasan
Merigi Sakti Punjung Pembangunan Infrastruktur Permukiman
9,28 Ha 2021 9000000
28 Kawasan Kumuh Kawasan
Merigi Sakti Rajak Besi Pembangunan Infrastruktur Permukiman
12,55 Ha 2021 12000000
29 Kawasan Kumuh Kawasan
Pembangunan Infrastruktur Permukiman
14000000
14,12 Ha 2021
30 Kawasan Kumuh Kawasan
Merigi Kelindang Jambu Pembangunan Infrastruktur Permukiman
22,76 Ha 2021
31 Kawasan Kumuh Kawasan 22.000.000
Merigi Kelindang Lubuk Unen Pembangunan Infrastruktur Permukiman
11,45 Ha 2021 11000000
32 Kawasan Kumuh Kawasan
Merigi Kelindang Penembang Pembangunan Infrastruktur Permukiman
13,24 Ha 2021 13000000
33 Kawasan Kumuh Kawasan
Bang Haji Air Napal Pembangunan Infrastruktur Permukiman
12,76 Ha 2021 12000000
34 Kawasan Kumuh Kawasan
Bang Haji Bang Haji Pembangunan Infrastruktur Permukiman
11,23 Ha 2021 11000000
35 Kawasan Kumuh Kawasan Lubuk
Bang Haji Langkap Pembangunan Infrastruktur Permukiman
31,56 Ha 2021
36 Kawasan Kumuh Kawasan 31.000.000
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
2.2 Permukiman Nelayan
Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Pondok
1 Ha 2018
1 Kawasan Permukiman Kelapa 1.000.000
Nelayan Pondok Kelapa Penyusunan Rencana Tindak Penanganan
Pasar Pedati 1 Ha 2019
2 Kawasan Permukiman 1.000.000
Nelayan Pondok Kelapa Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Pekik
1 Ha 2019
3 Kawasan Permukiman Nyaring 1.000.000
Nelayan Pondok Kelapa Penyusunan Rencana Tindak Penanganan
Harapan
1 Ha 2020
4 Kawasan Permukiman 1.000.000
Nelayan Pondok Kelapa Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Padang
1 Ha 2020
5 Kawasan Permukiman Betuah 1.000.000
Nelayan Pondok Kelapa
3. Pembangunan dan
3.1 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial
Penyusunan DED Pembangunan/Peningkatan Kawasan 1 kws 2018
1 Infrastruktur Kws. Arga Indah II 450.000
Agropolitan Merigi Sakti Penyusunan DED
Kawasan Pembangunan/Peningkatan
Layang 1 kws 2019
2 Infrastruktur Kws. Pagar
450.000 Lekat
Jati Penyusunan DED Pembangunan/Peningkatan Kawasan Infrastruktur Kws. Bajak II dan 1 kws 2020
3
450.000 Agropolitan Merigi Jambu Kelindang Penyusunan DED
Kawasan Pembangunan/Peningkatan
Tanjung Infrastruktur Kws. 1 kws 2019
4 Terdana dan 450.000
Agropolitan Pomdok Baptis
Kubang Penyusunan DED Pembangunan/Peningkatan
Kawasan Sri Infrastruktur Kws. 1 kws 2020
5 Kuncoro 450.000
Agropolitan Pondok kelapa
Agropolitan Merigi Sakti
Kawasan Tanjung Terdana dan Baptis 1 kws 2021
3.2.2 Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan
3.2.1 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Perbatasan
3.000.000 500.000
Kawasan Sri Kuncoro 1 kws 2021
Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Kws. Agropolitan Pondok kelapa
10 Penyusunan DED
3.000.000 500.000
Agropolitan Pomdok Kubang
7 Pembangunan/Peningkatan
9 Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Kws.
3.000.000 500.000
Kawasan Bajak II dan Jambu 1 kws 2021
Agropolitan Merigi Kelindang
8 Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Kws.
3.000.000 500.000
Kawasan Layang Lekat 1 kws 2020
Infrastruktur Kws. Pagar Jati
3.2 Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus
Rehabilitasi/Rekonstruksi Pematang
PSD Permukiman Rawan 1 kws 2018 - Tiga 1.000.000
Bencana Rawan Lonsor Rehabilitasi/Rekonstruksi
Karang PSD Permukiman Rawan 1 kws 2019 -
Tinggi 1.000.000 Bencana Rawan Lonsor Rehabilitasi/Rekonstruksi
Taba 1 kws 2020
- PSD Permukiman Rawan Penanjung 1.000.000
Bencana Rawan Lonsor Rehabilitasi/Rekonstruksi PSD Permukiman Rawan Merigi Sakti 1 kws 2021
1.000.000 Bencana Rawan Lonsor Rehabilitasi/Rekonstruksi
Merigi PSD Permukiman Rawan 1 kws 2021
Kelindang 1.000.000 Bencana Rawan Lonsor Rehabilitasi/Rekonstruksi PSD Permukiman Rawan Bang Haji 1 kws 2021
1.000.000 Bencana Rawan Lonsor Rehabilitasi/Rekonstruksi
Talang PSD Permukiman Rawan 1 kws 2019
Empat 1.000.000 Bencana Rawan Banjir Rehabilitasi/Rekonstruksi PSD Permukiman Rawan 1 kws 2020
Kelapa 1.000.000 Bencana Rawan banjir Rehabilitasi/Rekonstruksi Pondok
PSD Permukiman Rawan 1 kws 2021 Kubang 1.000.000
Bencana Rawan Banjir Rehabilitasi/Rekonstruksi PSD Permukiman Rawan
Pasar Pedati 1 kws 2020 Bencana Rawan 1.000.000 Gelombang Pasang Rehabilitasi/Rekonstruksi PSD Permukiman Rawan Pekik 1 kws 2021 Bencana Rawan Nyaring 1.000.000 Gelombang Pasang
KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021
7.2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Dalam pelaksanaan bidang penataan bangunan dan lingkungan merujuk pada Peraturan
Menteri PUPR No. 15/PRT/M/2015, yang menjadi Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat
Penataan Bangunan adalah :
1. Penyiapan kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, evaluasi dan pelaporan di
bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penataan bangunan dan lingkungan, gedung, rumah
negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
3. Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) di bidang penataan
bangunan dan lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana, serta kawasan tematik perkotaan dan khusus lainnya;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penataan bangunan dan
lingkungan, gedung, rumah negara, penataan ruang terbuka hijau, dan penataan kawasan pusaka, permukiman tradisional, wisata, pos lintas batas negara, rawanKABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021
bencana, serta kota cerdas, berdasarkan karakter fisik, potensi ekonomi, dan
budaya local ”.
Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi perhatian utama kegiatan Penataan
Bangunan dan Lingkungan adalah: Bidang Bangunan Gedung; Penataan Lingkungan;
Ruang Terbuka Hijau; Penataan Bangunan Tradisional Bersejarah dan Wisata serta
Sarana Parkir, Reklame dan Bangunan Telepon Selular (BTS). Oleh karena itu, pada
bagian ini akan dijelaskan tentang: kondisi eksisting, sasaran program dan usulan kebutuhan program pada bidang-bidang tersebut.
7.2.1 Kondisi Eksisting
Ruang lingkup Penataan Bangunan dan Lingkungan meliputi: a.
Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan
- Penataan Kawasan Kota Pusaka Pengembangan Kota Hijau Pengembangan Kebun Raya Penataan Kawasan Pengembangan Kota Cerdas
b. Penataan Bangunan Strategis
- PB Kawasan Strategis PB Kawasan Rawan Bencana
KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021
Bangunan-bangunan di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah secara umum saat ini
diarahkan kepada penataan sesuai dengan fungsi kawasan yang telah direncanakan yaitu
perdagangan dan jasa, pemukiman, perkantoran dan pendidikan.
Dari sisi usia atau umur bangunan dapat diklasifikasikan menjadi bangunan berumur muda,
sedang dan tua. Bangunan berumur muda relatif banyak terdapat pada bangunan
perdagangan dan jasa serta pemukiman. Sedangkan bangunan berumur sedang dan tua
banyak terdapat pada bangunan perkantoran, pendidikan dan pemukiman. Selain itu
bangunan berumur tua juga banyak terdapat pada kawasan-kawasan wisata tradisional.
Namun dikarenakan bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Bengkulu Tengah
beberapa waktu yang lalu, bangunan yang berumur sedang dan tua banyak hancur dan
tergantikan dengan bangunan baru dengan fungsi bangunan tetap.Bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum adalah sebagian dari bangunan
yang memiliki fungsi jasa, misalnya rumah sakit, kantor pos, kantor dinas pemadam
kebakaran dan lain-lain. Secara umum di Kabupaten Bengkulu Tengah bangunan-
bangunan fasilitas umum ini seharusnya dijadikan fasilitas pendukung dari fungsi-fungsi
bangunan lainnya sehingga lokasi dan keberadaannya tidak berjauhan dari bangunan
lainnya terurama kawasan pemukiman. Namun hal ini sering tidak bisa tertata secara baik
karena perkembangan pembangunan kabupaten yang kurang terkendali dan cenderung
tidak terencana. Dari sisi historis banyak bangunan- –bangunan dan kawasan di Kabupaten
Selaras dengan sasaran yang ingin dicapai dalam penataan bangunan gedung dan
lingkungan di Wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, berbagai permasalahan secara umum
yang terkait dengan bangunan gedung dan lingkungan dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a. Belum tertatanya Bangunan dan Lingkungan.b. Belum adanya penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran c. Tidak adanya program penataan dan pelestarian bangunan tradisonal/bersejarah.
d. Tidak ada penataan dan rencana tindak penanganan terhadap kawasan yang termasuk
kategori kumuh dan rawan bencana.
e. Belum tertibnya sarana reklame dan belum tertanya perijinan Bis Transmistion System
(BTS).
f. Belum adanya penataan yang terpadu terhadap Usaha Pedagang Kaki Lima (UPKL).
g. Belum adanya penataan dan pembangunan sarana prasarana penunjang kawasan
pariwisata.Dari berbagai permasalahan tersebut, yang menjadi tantangan dalam penataan bangunan
dan lingkungan adalah:1. Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung serta rendahnya
KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021
RTH mempunyai pengaruh terhadap kondisi sosial
- – psicologi penghuni suatu kota, karenanya harus disediakan.
RTH yang ada di Kabupaten Bengkulu Tengah masih belum terkonsepsikan
dengan baik, sehingga pelaksanaan pembangunannya masih bersifat parsial.
5. Permasalahan dan Tantangan dibidang Bangunan Tradisional dan Bersejarah Setiap daerah mempunyai nilai-nilai budaya lokal yang mencerminkan gerak dan tata prilaku masyarakatnya. Sebagai masyarakat yang berbudaya, nilai-nilai yang menjadi kearifan lokal tersebut perlu dilestarikan. Untuk melestarikan nilai-nilai kearifan lokal yang dimaksud, diperlukan suatu rencana tindak penanganan terhadap Bangunan Tradisional dan Bersejarah.
Karena itu dikembangkan Program Kota Pusaka, yang dimaksudkan sebagai bentuk perhatian terhadap nilai-nilai budaya lokal suatu kota.
Fokus perhatian dibidang penataan bangunan dan lingkungan secara umum sebagaimana
yang dijelaskan di atas, dalam konteks lokal Kabupaten Bengkulu Tengah terdapat isu
strategis yang dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Kondisi Aturan Keselamatan, Keamanan dan Kenyamanan.Secara umum bangunan-bangunan yang berada di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah disyaratkan untuk mengikuti aturan standar keselamatan, keamanan dan kenyamanan, baik bagi pengguna bangunan maupun lingkungan sekitarnya. Aturan- aturan ini antara lain terdapat pada aturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB),
KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021
korban jiwa. Oleh karena itu perlu ada penataan sarana hidran ini dengan membuat rencana induk sistem proteksi kebakaran yang sampai saat ini belum dimiliki oleh pemerintah daerah ataupun dinas terkait.
3. Kondisi Kualitas Pelayanan Publik dan Perijinan Bangunan Beberapa daerah kawasan di Kabupaten Bengkulu Tengah belum memiliki Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) dan belum terdapat penegakan aturan tata bangunan dan lingkungan. Keadaan demikian tentu saja sangat mengganggu proses perijinan pendirian bangunan yang sesuai dengan fungsi kawasan. Akibat pelayanan publik terhadap perijinan mendirikan bangunan gedung ini tidak terlaksanakan secara baik, maka bermunculan bangunan gedung yang tidak sesuai dengan fungsi lahan/kawasan. Akhirnya ini berdampak pada tidak tertibnya kawasan yang telah direncanakan dan akan menurunkannya citra kawasan itu sendiri. Tingkat keselamatan, keamanan serta kenyamanan bangunan dan lingkungan tidak bisa terwujud dengan baik.
Kabupaten Bengkulu Tengah memiliki beberapa obyek wisata yang potensial untuk
dikembangkan menjadi destinasi wisata. Kegiatan ini dapat mendukung perkembangan
kabupaten secara keseluruhan. Obyek wisata yang ada di di kabupaten Bengkulu Tengah
saat ini adalah cagar budaya dan wisata alam. Beberapa obyek wisata di Kabupaten
Bengkulu Tengah:KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021
3. Kawasan Pegunungan Liku Sembilan
Kawasan perbukitan yang dilalui jalur perhubungan darat antara Kota Bengkulu dan
Kabupaten Bengkulu Tengah dengan kabupaten kepahyang. Lokasi ini merupakan
kawasan bukit barisan yang dilindungai karena kecuraman dan kelabilan lereng
perbukitannya. Kawasan Pegunungan inimenjadi habitat utama Bunga Rafflesia yang
sering tumbuh dan mekar mulai dari beberapa meter disisi jalan raya hingga jauh ke tengah
hutan lindung. Keindahan gugusan pegunungan ini menjanjikan pesona tersendiri bagi
wisatawan yang berkreasi di tempat ini.4. Objek wisata Bunker Goa Sako
Objek wisata Bunker Goa Sako adalah sebuah cagar budaya berbentuk sebuah bunker atau
tempat perlindungan di bawah tanah yang dibangun pada era penjajahan Jepang di
bengkulu. Bangunan Bunker berjumlah 3 ruanan dengan ruangan yang saling tak
berhubungan antara satu dengan lainnya. Benda Cagar budaya ini berlokasi di wilayah
Kecamatan Taba penanjung .5. Objek Wisata Air terjun Desa Datar lebar
Objek wisata air terjun ini terletak di kawasan Hutan Lindung Taba Penanjung Desa Datar
lebar. Air terjun setinggi 15 meter ini berada kurang lebih 10 km dari jalan utama. Karena
aksesnya yang masih relatif sulit ditempuh, sehingga objek wisata ini kurang diminati.KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021
pantai ini layak dikembangkan, tetapi masih sulit di akses dikarenakan prasarana jalan
yang belum memadai.
Jadi berdasarkan potensi wisata yang ada untuk mempermudah pembangunannya maka
dikelompokkan dalam 4 potensi unggulan pariwisata Kabupaten Bengkulu Tengah. Yaitu:
1. Ekowisata (membangun kawasan Budidaya Bunga Raflesia) Dalam pengembangannya kawasan budidaya Bunga Raflesia diintegrasikan dengan objek-objek wisata yang ada disekitarnya karena wisatawan memiliki kebosanan terhadap satu objek wisata. Objek wisata yang akan dintegrasikan meliputi Goa Coakusako, Lubuk Serigo, Liku sembilan, Air Terjun Datar Lebar, Danau Mas Hitam, dan pusat kuliner durian di Kecamatan taba Penanjung dan kuliner tebu telor di desa datar lebar,