BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di Rumah Sakit Martha Friska Multatuli Medan

  1 BAB 1

  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Pelaksanaan menurut Santoso Sastropoetro adalah suatu usaha atau kegiatan

  1 yang dilakukan untuk mewujudkan rencana atau program dalam kenyataannya.

  Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah upaya kegiatan pengumpulan data-data dari setiap komponen RS yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari sistem yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pelaksanaan juga merupakan keseluruhan usaha yang berhubungan langsung dengan manusia baik cara, teknik dan metode untuk mendorong para staf agar mau berkerjasama dengan sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi

  1

  dengan baik. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1171/MENKES/PER/VI/2011 tentang Sistem Informasi Rumah Sakit menyatakan bahwa sesuai ketentuan Pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi

2 Manajemen Rumah Sakit.

  SIMRS adalah Program aplikasi atau software komputer yang dibuat untuk membantu manajemen rumah sakit dalam membuat entri data, mengolah data dan membuat laporan data pasien. Pengertiannya tidak hanya terbatas pada pencatatan tagihan (billing system) dan rekam medis, melainkan yang mengintegrasikan seluruh

  3

  kegiatan rumah sakit dalam rangka meningkatkan kinerja dan pelayanan. Sistem tersebut menyediakan informasi tentang masa lampau, masa kini dan untuk memprediksi hal yang akan dilakukan dimasa mendatang dan tentang kejadian-

  4

  kejadian relevan di dalam dan di luar organisasi yang bersangkutan. Salah satu pengertian yang lebih sederhana tentang teknologi informasi adalah seperangkat alat yang menolong mengerjakan sesuatu dengan informasi yang menghasilkan tugas

  2

  5

  terkait proses pengelolaan informasi. Sistem informasi manajemen berbasis komputer sudah merupakan sarana pendukung yang mutlak diperlukan untuk

  3

  operasional rumah sakit. Hal ini didukung dengan penelitian tentang Tinjauan Sistem Informasi Manajemen Rekam Medis (SIM RM) dalam mendukung kegiatan pencatatan dan pelaporan statistik rumah sakit di Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit Jakarta tahun 2009 yang dilakukan oleh Clara Pralistya yang menyimpulkan bahwa pencatatan data dengan metode manual dirasakan menyita waktu yang lebih lama dan sulit, sehingga SDM harus mampu meninggalkan kebiasaanya dalam melakukan perkerjaan secara manual untuk perlahan-lahan menggunakan cara

  

computerized dalam berkerja dengan melalui pelatihan/training, dan juga didukung

  dengan penelitian tentang analisis peran koordinasi sistem informasi rumah sakit pada instalasi rawat inap RSUD Pasar Rebo Jakarta tahun 2009 yang dilakukan oleh Rizka Arofani yang menyimpulkan bahwa sistem informasi yang terkomputerisasi memudahkan pertukaran informasi antar unit.

  Pelaksanaan SIMRS yang baik akan memberikan nilai tambah bagi manajemen, meningkatkan efisiensi, menyediakan kemudahan, memastikan bahwa suatu standard praktek kedokteran yang baik dan benar telah diikuti, suatu tatanan yang mana sebagian besar kegiatan pelayanan auditable penyelenggara pelayanan

  

accountable , yang mana hampir seluruh proses pengambilan keputusan berdasarkan

  6

  pertimbangan baik dan buruk dengan dukungan informasi terolah. Pada era globalisasi rumah sakit juga terkena dampaknya, sehingga dibutuhkan kesiapan infrastruktur dan sarana yang berstandar global untuk mendukung segala aktivitas yang terjadi di rumah sakit. Segala upaya peningkatan kemampuan dan kapasitas bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar mampu memenuhi tuntutan kebutuhan rumah sakit. Pada kondisi tersebut data dan informasi menjadi komponen yang penting/vital bagi setiap penyelenggara pelayanan yang bermutu di rumah sakit. Perkembangan teknologi informatika komputer memberikan sumbangan antara lain penghematan karena prosedur pengolahan dan penyajian informasi secara otomatik, akses terhadap informasi secara cepat dan terandalkan, adanya umpan balik dari informasi manajerial untuk perbaikan proses pelayanan, secara optimal dapat

  3 menurunkan biaya dan meningkatkan pendapatan melalui pelayanan yang cepat dan terandalkan. Dengan adanya sistem informasi berbasis komputer yang dapat membantu dalam proses transaksi pelayanan medis menghindarkan dokumen mudah rusak, pengambilan dokumen dan informasi medis di dalamnya dapat diakses dengan mudah dan cepat dan menghemat sumber daya serta menghasilkan informasi secara cepat, akurat dan tepat waktu bagi setiap level manajemen pelayanan medis. Dengan adanya SIMRS, para medis tidak perlu memikirkan kemampuan finansial pasien dan tidak membeda-bedakan pelayanan kepada pasien karena tenaga medis akan diberi insentif yang sama untuk tindakan yang sama, tidak tergantung kepada siapa pelayanan medis tersebut diberikan. Pola tersebut terbukti mempengaruhi secara positif kinerja para tenaga medis yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara kesuluruhan. Selain itu, juga dapat menjaga standar praktek medis yang baik dan benar, menjadi alat koordinasi yang sangat efektif, fungsi kontrol yang konsisten, dan meningkatkan pendapatan.

  Tanpa aplikasi SIMRS maka proses-proses sistem informasi secara manual harus dilakukan pada pelayanan yang mana tiap-tiap pasien datang kegiatan seperti pengambilan kembali dokumen serta pengambilan informasi di dalamnya yang berlanjut pada penambahan catatan secara manual, kondisi ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu relatif lamanya pengambilan dokumen, mudah rusaknya dokumen karena kontak manual saat pengambilan dan penambahan pencatatan, bentuk catatan manual sebagai informasi dalam pengambilan keputusan medik kurang rapi dan jelas untuk dibaca dibanding catatan secara elektronik dan proses pembuatan laporan yang terasa menambah beban kerja serta inefisiensi kertas kerja dan tempat dokumen. Beberapa kondisi tersebut kurang mendukung untuk menciptakan dan memperlancar transaksi pelayanan medis yang cepat, tepat dan handal.

  Hari Kusnanto dalam makalahnya yang disampaikan pada kongres PERSI 1996 menyatakan bahwa sistem informasi rumah sakit sangat berperan dalam memadukan berbagai kepentingan dari berbagai pelanggan rumah sakit. Sistem informasi rumah sakit dapat berfungsi memadukan kepentingan pelanggan dalam

  7 mencapai misi dan visi rumah sakit eksternal di rumah sakit. Infrastruktur untuk menunjang terlaksananya penerapan sistem informasi yang benar dan sesuai kebutuhan secara garis besar, ada 5 komponen yang mendasari pelaksanaan SIMRS, yaitu Sumber Daya Manusia (SDM), hardware, software, data,

  4,8

  dan jaringan (Local Area Network). Dalam pelaksanaannya, banyak ditemukan permasalahan pada komponen tersebut yang pada akhirnya akan menghambat jalannya SIMRS, misalnya keterbatasan pada jumlah, kemampuan serta komitmen

  9 SDM, keterbatasan pada program software maupun keterbatasan teknis lainnya.

  Rumah Sakit Martha Friska Multatuli merupakan rumah sakit kelas B milik swasta berlokasi di Kota Medan, yang mana rumah sakit ini diharuskan mutlak melaksanakan SIMRS. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, rumah sakit ini telah membentuk organisasi dan tata kerja instalasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang menjalankan program SIMRS. SIMRS pada RS Martha Friska Multatuli Medan adalah suatu program yang berbasis penggunaan komputer yang menggunakan jaringan (Local Area Network/LAN). instalasi yang menjalankan modul SIMRS, yaitu instalasi rawat inap, rawat jalan, instalasi gawat darurat, instalasi radiologi, instalasi farmasi, instalasi pendaftaran dan penerimaan pasien, instalasi patologi klinik, instalasi patologi anatomi, bagian akuntansi, dan bagian rekam medis. Dalam pelaksanaannya di RS tersebut tidak berjalan maksimal dikarenakan adanya permasalahan di masing-masing instalasi, misalnya kurangnya tenaga operator, adanya kelalaian operator di bagian rekam medis sehingga masih terjadi kasus informasi data yang double, dan pelayanan pada pasien masih lambat. Rumah Sakit Martha Friska Multatuli ini rata-rata Bed Occupation Rate (BOR) 60%, bila akses informasi ini dilaksanakan dengan baik sistem pelayanan dapat ditingkatkan dan kepuasaan pasien terhadap rumah sakit dapat dipertahankan dan sistem pelayanan ditingkatkan dapat bermutu dan dipertahankan. BOR sesuai dengan standar nasional untuk kelas A dan B adalah 75 – 85%.

  Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan SIMRS ini adalah pada komponen SDM berupa hambatan psikologis saja, hambatan tersebut dapat berasal dari semua jenjang mulai dari dewan direksi sampai kepada pihak pelaksana. Misalnya dewan direksi takut melakukan investasi yang relatif besar tanpa adanya

  5

  7

  kepastian. Penelitian Roslenni Sitepu pada tahun 2004 di RSUP Haji Adam Malik Medan, menyatakan bahwa faktor penghambat yang utama dari pelaksanaan SIMRS

  9 adalah komponen SDM.

  Menurut Hari Kusnanto dalam makalahnya yang disampaikan pada Kongres PERSI VII 1996, menyampaikan beberapa alasan mengapa SIMRS belum

  7

  berkembang pesat, antara lain: Konsep ekonomi informasi kesehatan belum dirumuskan secara jelas, manajer belum betul-betul memahami perlunya SIMRS, keasingan terhadap teknologi informasi, kesulitan dalam menghadapi perubahan budaya dan perilaku dengan diterapkannya SIMRS, dan kurangnya saling pengertian antara klinisi, manajer, dan pengelola SIMRS.

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Martha Friska Multatuli guna mengetahui bagaimana pelaksanaan dan hambatan-hambatan dalam pelaksanaan SIMRS dirumah sakit tersebut, sehingga Rumah Sakit Martha Friska Multatuli dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal untuk masyarakat dan dapat memperbaiki pelaksanaan SIMRS yang masih kurang berjalan secara optimal dan pelayanan dapat ditingkatkan dan kepuasaan pasien terhadap rumah sakit juga akan meningkat. Alasan peneliti memilih RS Martha Friska Multatuli Medan dikarenakan rumah sakit ini telah menjalankan SIMRS berbasis komputerisasi sejak tahun 2010 sampai sekarang, dan juga akses ke rumah sakit dirasakan lebih mudah dan lebih menghemat waktu.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana pelaksanaan SIMRS pada instalasi rawat inap, rawat jalan, instalasi gawat darurat, instalasi radiologi, instalasi farmasi, instalasi pendaftaran dan penerimaan pasien, instalasi patologi klinik, instalasi patologi anatomi, bagian akuntansi, bagian rekam medis di RS Martha Friska Multatuli sejak tahun 2010 sampai tahun 2013?

  6

  2. Apa saja hambatan-hambatan yang ditemukan pada komponen SDM,

  

hardware, software, data dan Local Area Network (LAN) dalam pelaksanaan SIMRS

  RS Martha Friska Multatuli Medan?

  1.3 Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan penelitan ini adalah:

  1. Mengetahui pelaksanaan SIMRS instalasi rawat inap, rawat jalan, instalasi gawat darurat, instalasi radiologi, instalasi farmasi, instalasi pendaftaran dan penerimaan pasien, instalasi patologi klinik, instalasi patologi anatomi, bagian akuntansi, bagian rekam medis di RS Martha Friska Multatuli Medan sejak tahun 2010 sampai tahun 2013 dengan komponen yang terkait.

  2. Mengetahui hambatan-hambatan yang ditemukan pada SDM, hardware,

  

software, data dan Local Area Network (LAN) dalam pelaksanaan SIMRS di RS

Martha Friska Multatuli Medan.

  1.4 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1.

  Menambah kepustakaan Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencega- han/Kesehatan Gigi Masyarakat mengenai SIMRS.

  2. Bagi rumah sakit sebagai bahan masukan dalam penyempurnaan pelaksanaan SIMRS di RS. Martha Friska Multatuli.

  3. Bagi peneliti untuk memberikan pengalaman meneliti.

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di Rumah Sakit Martha Friska Multatuli Medan

27 204 74

Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Padat Rumah Sakit Martha Friska Tahun 2010

6 73 97

Peranan Dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Pada Rumah Sakit Martha Friska Brayan

1 31 56

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska Brayan - Sistem Pengendalian Internal Kas pada Rumah Sakit Martha Friska Brayan

0 1 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Perbandingan Preferensi Peserta BPJS Terhadap Kualitas Pelayanan di Rumah Sakit Dr. Pirngadi dan Rumah Sakit Martha Friska Medan Tahun 2015

1 1 8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rumah Sakit 2.1.1. Definisi Rumah Sakit - Analisis Pemilihan Provider Pelayanan Kesehatan oleh Perusahaan untuk Meningkatkan Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit Martha Friska Multatuli Medan Tahun 2014

0 0 34

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang - Analisis Pemilihan Provider Pelayanan Kesehatan oleh Perusahaan untuk Meningkatkan Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit Martha Friska Multatuli Medan Tahun 2014

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Gambaran Pelaksanaan Manajemen Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Haji Medan.

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pelaksanaan Program Promosi Kesehatan Rumah Sakit (Pkrs) Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

0 3 9

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Turnover Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Swasta di Kota Medan

0 0 10