PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA LKS I
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL
DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII
JURNAL
Oleh :
Dewi Astuti
10315244010
Pembimbing I
Dr.Paidi, M.Si
NIP.19670404 199303 1 003
Pembimbing II
Sabar Nurohman, M.Pd
NIP.19810621 200501 1 001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JULI 2014
SURAT PERSETUJUA}I
Jurnal dengan judul "Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
(tKS) IPA Model
Discovery Learning unfuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP
Kelas
VII',
yang disusun oleh:
Nama
Dewi Astrfii
NIM
10315244010
Progran Studi
Pendidikan IPA
Fakultas
MIPA
Telah disetujui oleh Penguji Utama dan Pembimbing Utarna.
Yogyakarta,
Penguji I,
NrP.19s30901 19860r r 001
Juli 2014
Pembimbing I,
Dr.Paidi, M.Si
NrP.19670404 199303
I
003
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti) 1
PENGEMBANGAN
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL
DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII
DEVELOPING SCIENCE STUDENT WORKSHEETS BASED ON DISCOVERY
LEARNING’S MODEL TO ENHANCE STUDENT’S SCIENTIFIC PROCESS
SKILLS IN JUNIOR HIGH SCHOOL GRADE VII
Oleh: 1)Dewi Astuti 2)Paidi 2)Sabar Nurohman
FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
dewias93@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan LKS IPA model discovery learning, mengetahui respon
(keterbacaan) siswa terhadap LKS dan berapa peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah menggunakan
LKS. Penelitian ini menghasilkan produk LKS IPA untuk ketiga tujuan tersebut. Penelitian ini menerapkan metode
Research and Development (R & D) menggunkan model 4-D yang terdiri dari empat tahapan yaitu define, design,
develop, dan disseminate, namun dalam penelitian ini yang dilakukan hanya sampai tahap develop. Instrumen
penelitian berupa instrumen penilaian LKS, lembar respon (keterbacaan) siswa terhadap LKS dan instrumen
penilaian keterampilan proses sains (lembar observasi dan soal pretest-posttest). Data hasil penilaian LKS dan
lembar observasi keterampilan proses sains dianalisis secara deskriptif dengan kriteria penilaian ideal dan data hasil
pretest-posttest dianalisis dengan membandingkan KKM IPA. Hasil penelitian menyatakan bahwa LKS IPA yang
dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan kategori sangat baik menurut dosen ahli dan
guru IPA. Respon siswa terhadap LKS mendapat kategori sangat baik untuk dua aspek dan kategori baik untuk dua
aspek yang lain. Berdasarkan hasil uji coba lapangan, tes tertulis keterampilan proses sains meningkat dari 12 orang
siswa menjadi 28 orang siswa yang tuntas dengan KKM IPA 65 dan lembar observasi keterampilan proses sains
sebesar 3,28 dengan kategori sangat baik.
Kata kunci: LKS IPA, model discovery learning, keterampilan proses sains
Abstract
This study was to know advisability of science student worksheet based on discovery learning’s
model, the student’s response (legibility) to student worksheets, and enhance student’s scientific process
skills after using student worksheets. This study applies the method of Research and Development (R &
D) use the 4-D model which consists of four stages: define, design, develop, disseminate, but in this study
were conducted only to develop stage. The study instrument is an worksheets assessment instrument,
students' response (legibility) sheets and science process skills instrument (observation sheet and about
pretest-posttest). The result of worksheets assessment and observation sheets of science process skills
were analyzed descriptively with criteria assessment and the result pretest-posttest were analyzed by
comparing the science KKM. The study states that the science worksheets developed a proper is used as a
learning media with excellent categories by expert lecturers and science teachers. Students' response to
worksheet got excellent category for the two aspects and good categories for two aspects other. Based on
the results of field trials, a written test of science process skills enhance from 12 students to 28 students
who completed the KKM science is 65 and observation sheets of science process skills was 3.28 with
excellent category.
IPA salah satunya adalah pendekatan ilmiah.
PENDAHULUAN
memberikan
Berdasarkan PP nomor 32 tahun 2013
beberapa penekanan dalam pembelajaran
menyatakan bahwa Standar Kompetensi
Kurikulum
1)
2013
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti)
2
Lulusan (SKL) siswa mencakup sikap,
didukung dengan adanya kegiatan yang
pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan
mengarahkan pada keterampilan proses sains.
ilmiah merupakan cara pembelajaran yang
Menurut Rustaman (Kemendikbud, 2013:
berpotensi
246),
mewujudkan
Dengan
SKL
demikian,
tersebut.
guru
IPA
dikembangkan
proses
melalui
perlu
pengalaman-
direkomendasikan menggunakan pendekatan
pengalaman langsung sebagai pengalaman
ilmiah
pembelajaran”.
dalam
pembelajaran
IPA.
Melalui
pengalaman
Kenyataanya di beberapa sekolah terutama
langsung seseorang dapat lebih menghayati
yang masih menggunakan KTSP, pendekatan
kegiatan yang sedang dilakukan sehingga
ilmiah
dapat menunjang perkembangan kognitif
sukar
dipenuhi.
Pembelajaran
cenderung teacher centered dengan metode
siswa
ceramah dengan alasan keefektifan waktu
pemikiran masa remaja (12-15 tahun) telah
yang dibutuhkan dalam penyampaian materi
mencapai
pembelajaran.
penerapan
formal (formal operational thought). Pada
pendekatan ilmiah yaitu model pembelajaran
tahap ini anak sudah dapat berpikir secara
discovery learning.
abstrak
Tujuan
Salah
satu
discovery
learning
yaitu
SMP.
Berdasarkan
tahap
dan
berpikir
teori
pemikiran
hipotesis.
secara
Piaget,
operasional
Remaja
mampu
sistematik
dalam
peserta didik dapat menemukan konsep atau
memecahkan masalah. Selain itu, dengan
prinsip yang belum diketahui sebelumnya.
keterampilan proses ilmiah secara tidak
Penggunaan pendekatan pembelajaran ini
langsung
mengarahkan
siswa
mengaplikasikan
pembelajaran
karena
untuk
aktif
adanya
dalam
penemuan
konsep oleh siswa sendiri. Masnur Muslich
(2011:
75)
menyatakan
guru
perlu
mengajarkan
sikap
siswa
ilmiah.
untuk
Hal
ini
dibutuhkan karena beberapa siswa tidak
mengetahui tentang sikap ilmiah.
Berdasarkan
pengamatan
peneliti,
memahami pola pengalaman belajar siswa
ditemukan
dan
yang
beberapa
sekolah
pengalaman
centered.
Pembelajaran
belajar. Berdasarkan kerucut pengalaman
membuat
siswa
belajar, apabila kita melakukan kegiatan
pembelajaran mengakibatkan pengetahuan
mengatakan dan melakukan maka kita akan
dan sikap ilmiah siswa kurang terlatih.
kemungkinan
dicapainya
dalam
hasil
kerucut
belajar
mengingat 90% dari yang kita katakan dan
1)
“Keterampilan
kegiatan
Pembelajaran
pembelajaran
menekankan
kurang
IPA
ini
di
teacher
cenderung
aktif
sudah
dalam
mulai
kita lakukan. Dengan demikian, ketika siswa
dicanangkan pada kurikulum tingkat satuan
melakukan atau aktif dalam pembelajaran
pendidikan (KTSP) tahun 2006, tetapi dalam
maka hal yang diingat pun besar yaitu 90%.
pembelajaran masih terpisah antara fisika,
Keaktifan siswa (student centered )
biologi, dan kimia. Salah satu penyebabnya
dalam kegiatan pembelajaran IPA dapat
banyak guru IPA di SMP yang berlatar
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti) 3
belakang bukan pendidikan IPA, namun
pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk
berlatar
aktif, mengakibatkan hasil pembelajaran
Pendidikan
Fisika,
Pendidikan
Biologi, atau Pendidikan Kimia. Selain itu,
terlaksananya
Salah satu bahan ajar yang dapat
keterpaduan IPA terlihat dari SK KD pada
digunakan sebagai petunjuk siswa dalam
KTSP yang tidak terpadu. Pembelajaran IPA
kegiatan
bagi sekolah yang menerapkan KTSP dapat
percobaan atau praktikum adalah LKS
terlaksana dengan adanya kreativitas Guru
(Lembar Kegiatan Siswa). Adanya LKS
dalam memadukan SK KD fisika, kimia, dan
mempermudah siswa dalam pembelajaran
biologi, sehingga keterpaduan IPA dapat
dan
terwujud.
kegiatan dalam pembelajaran sesuai dengan
kurangnya
menyatakan
pendukung
Kemendiknas
bahwa
(2011:
“Dalam
3)
model
pembelajaran
menuntun
standard
terutama
siswa
aktif
kompetensi.
melakukan
Berdasarkan
permasalahan
(1991), terdapat empat model yang potensial
mengembangkan LKS IPA dengan judul
untuk diterapkan dalam pembelajarn IPA
Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
yaitu
dan
(LKS) IPA Model Discovery Learning
integrated”. Model ini dipilih karena konsep-
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
konsep dalam KD IPA berbeda sehingga
Sains Siswa SMP Kelas VII. LKS IPA
diperlukan pendekatan yang sesuai agar
dirancang untuk mempermudah siswa dalam
memberikan hasil yang optimal. Model
kegiatan pembelajaran dan diharapkan dapat
keterpaduan mengarahkan guru IPA untuk
meningkatkan keterampilan proses sains
menciptakan keterpaduan IPA yang sesuai
siswa. LKS dapat memberikan pandangan
dengan pembelajaran IPA di SMP/ MTs.
penggunaan
connected,
webbed,
shared,
tersebut,
dalam
pembelajaran yang dikemukakan Forgarty
Pembelajaran IPA dapat terlaksana
1)
yang kurang optimal.
maka
pendekatan
peneliti
ilmiah
dan
pembelajaran IPA untuk sekolah yang masih
dengan baik dengan adanya sumber dan
menggunakan
KTSP.
LKS
juga
dapat
bahan belajar yang mendukung. Berdasarkan
dimanfaatkan
untuk
melengkapi
dan
pengamatan peneliti di kecamatan Patimuan
menambah kegiatan pada buku siswa karena
pada dua sekolah dengan KTSP, sumber
adanya kesesuaian LKS hasil pengembangan
belajar pada pembelajaran IPA sebagian
dengan
besar menggunakan LKS yang secara garis
discovery learning dan kegiatan keterampilan
besar berisi rangkuman-rangkuman materi
proses sains seperti mengamati, mengukur,
dan pertanyaan kognitif sesuai materi pada
memprediksi,
LKS. Bahan ajar LKS tersebut kurang
menyimpulkan. Adapun kelebihan LKS hasil
mendukung student centered karena kurang
pengembangan yaitu kegiatan keterampilan
adanya panduan dalam melakukan kegiatan
proses sains lebih tampak dengan panduan-
atau praktikum. Minimnya sumber dan media
panduan sesuai dengan pembelajaran model
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
kurikulum
2013
yaitu
mengklasifikasikan,
model
dan
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti)
4
discovery learning dan kekurangan buku
Data dalam penelitian ini berupa data
siswa yaitu ada kegiatan penemuan konsep
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh
hanya dipandu dengan langkah kerja dan soal
dari tanggapan dosen ahli dan guru IPA tentang
diskusi menyebabkan tambahan waktu untuk
kualitas produk yang dihasilkan.
mempersiapkan alat dan bahan.
Data kuantitatif diperoleh dari skor hasil
penilaian oleh dosen ahli, guru IPA, lembar
METODE PENELITIAN
respon (keterbacaan) siswa terhadap produk, hasil
Jenis Penelitian
pretest
Penelitian ini menggunakan pendekatan
jenis penelitian pengembangan Research and
posttest
dan
lembar
observasi
keterampilan proses sains siswa pada saat
pengambilan data.
Instrumen
Development (R&D).
yang
digunakan
berupa
instrumen validasi produk dan instrumen uji coba
yang terdiri dari soal tes dan lembar observasi.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
Teknik Analisis Data
1 Patimuan pada bulan Mei 2014.
Teknik analisis data dilakukan dengan
analisis deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif.
Target/ Subjek Penelitian
Target atau subjek penelitian adalah LKS
1.
Secara Kualitatif
Analisis data kualitatif berupa masukan,
IPA. Penilaian LKS IPA dilakukan oleh Dosen
Ahli
Materi berjumlah 2 orang, Dosen Ahli
media berjumlah 2 orang dan Guru SMP mata
pelajaran IPA yang berjumlah 2 orang. Respon
koreksi, dan saran yang diberikan oleh validator
meliputi: dosen dan guru IPA.
2.
Secara Kuantitatif
Analisis data secara kuantitatif meliputi:
siswa terhadap LKS oleh 8 responden. LKS
a. Analisis Kelayakan LKS
diujicobakan pada 37 orang siswa.
Teknik analisis data untuk kelayakan LKS
dilakukan
Prosedur
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
lembar penilaian LKS, soal tes, dan
lembar
observasi keterampilan proses sains (KPS) untuk
mengumpulkan data. Soal tes dalam bentuk
keterampilan proses sains.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data
1)
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
langkah-langkah
sebagai
berikut:
1) Menghitung
komponen
rata-rata skor dari setiap
aspek
penilaian
menggunakan rumus :
̅
pretest dan postest. Tes dan lembar observasi
KPS bertujuan untuk mengetahui peningkatan
dengan
......................... (1)
Keterangan :
̅
= skor rata-rata tiap indikator
= total jumlah tiap skor
n = jumlah penilai
dengan
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti) 5
2) Mengubah skor rata-rata menjadi nilai
kriteria1=1x ∑butir kriteria x ∑ responden
dengan kategori ideal yang ditunjukkan
Nilai atau kategori yang diperoleh adalah
pada Tabel 1.
yang mendekati skor kriteria. Kategori
Tabel 1. Konversi Skor menjadi Nilai
penilaian dapat dilihat pada Gambar 1.
No
1
Interval Skor
X ≥ ̅ + 1.SBx
Kategori
Sangat Baik
Nilai
A
Baik
B
Kurang Baik
C
Sangat Kurang Baik
D
̅ + 1.SBx >X ≥ ̅
2
̅ > X ≥ ̅ - 1.SBx
3
X < ̅ - 1.SBx
4
Kriteria 1
Sangat
kurang
baik
(Sumber : Djemari Mardapi, 2008: 123 dan Eko Putro W., 2009: 238)
Kriteria 3
Kurang
baik
Kriteria 4
Baik
Sangat
baik
Gambar 1. Kategori Skor Respon Siswa
Keterangan:
̅
Kriteria 2
Sumber: Sugiyono (2008: 144)
= rerata skor secara keseluruhan
= (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Data yang diperoleh melalui pretest dan
SBx = simpangan baku skor keseluruhan
=
X
c. Soal pretest-posttest
(skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
posttest dianalisis dengan cara membandingkan
hasil
= skor yang diperoleh
Skor maksimal ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
dan
pretest
posttest
dengan
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) IPA.
Skor minimal ideal = ∑ butir kriteria x skor
d. Analisis Lembar Observasi Keterampilan
terendah
Proses Sains Siswa
Data yang diperoleh melalui lembar observasi
b. Analisis Respon Siswa
Menurut
Sugiyono
(2008:
143-144)
analisis siswa responden sebagai berikut:
1. Menghitung jumlah skor setiap aspek
Jumlah Skor =skor hasil x ∑butir kriteriax
∑ responden
2. Menghitung persentase (%) respon siswa
ini dianalisis seperti pada analisis kelayakan LKS
(persamaan 1 dan Tabel 1) dengan penambahan
perhitungan persentase keterampilan proses sains
siswa dengan rumus sebagai berikut:
1. Rata-rata (̅) =
2. % siswa melakukan KPS =
(keterbacaan)
% Respon siswa=
.…..(2)
….……...(3)
X 100%
3. % KPS =
̅
3. Mengubah nilai yang ditunjukkan oleh
jumlah skor respon siswa kuantitatif
(4)
4. Rata-rata % KPS =
……………..(5)
menjadi kualitatif sesuai kriteria dengan
membandingkan hasil jumlah skor dengan
jumlah skor setiap kriteria (4, 3, 2, dan 1).
kriteria 4 =4x∑butir kriteria x∑ responden
kriteria3 =3x∑butir kriteria x ∑ responden
kriteria2 =2x∑butir kriteria x ∑ responden
1)
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Kelayakan LKS IPA
Penilaian LKS IPA dilihat dari aspek
kelayakan
isi,
kebahasaan,
penyajian
dan
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti)
6
kegrafisan. Hasil penilaian oleh dosen ahli dan
kegiatan 3. Rata-rata keterampilan proses sains
guru IPA ditinjau dari komponen kelayakan isi,
masing-masing kegiatan yaitu sebesar 2,91 pada
komponen kebahasaan, komponen sajian dan
kegiatan 1, 3,47 pada kegiatan 2, dan 3,59 pada
komponen kegrafisan diperoleh nilai sangat baik
kegiatan 3. Rata-rata keterampilan proses sains
(A). Dari hasil penilaian oleh validator, maka
berdasarkan persentase siswa yang melakukan
LKS IPA terpadu layak untuk digunakan.
keterampilan proses sains didapatkan 61,8% pada
kegiatan 1, 83,9 % pada kegiatan 2, dan 84,8 %
pada kegiatan 3. Rata-rata keterampilan proses
2. Respon (Keterbacaan) Siswa
Respon (keterbacaan) LKS IPA dilihat
sains yang diperoleh dengan menggunakan LKS
dari aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian
yaitu 3,28 dengan kategori sangat baik. Hal ini
dan kegrafisan. Hasil respon oleh
menunjukkan
siswa
LKS
dapat
digunakan
untuk
diperoleh nilai sangat baik (A) pada dua aspek
meningkatkan keterampilan proses sains siswa
yaitu kelayakan isi dan penyajian dan nilai baik
karena LKS dapat mengarahkan siswa untuk
(B) pada dua aspek yang lain yaitu kebahasaan
melakukan keterampilan proses sains.
dan kegrafisan. Dari hasil respon siswa, maka
LKS IPA layak untuk digunakan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. LKS IPA yang telah dikembangkan “layak”
3. Data Hasil Keterampilan Proses Sains
posttest
digunakan dilihat dari penilaian dosen ahli
menunjukkan adanya peningkatan keterampilan
materi, dosen ahli media, dan dua guru IPA
proses sains siswa dari 12 orang siswa yang
menghasilkan
tuntas saat pretest menjadi 28 orang siswa yang
pengembangan pada kategori sangat baik.
tuntas saat posttest dengan KKM IPA sebesar 65.
2. LKS IPA yang telah dikembangkan “layak”
Data hasil observasi keterampilan proses
digunakan dilihat dari respon (keterbacaan)
Data
hasil
pretest
dan
KPS
1
2
3
4
5
6
Observasi
Pengukuran
Klasifikasi
Komunikasi
Hipotesis
Kesimpulan
Interpretasi
7
data
Rata-rata
Rata-rata %
Keg 2
Keg 3
2,97
3,25
1,69
3,61
2,97
3,49
3,19
3,65
3,35
3,46
3,51
3,56
3,90
3,78
-
3
3,67
3,12
Rata- Skor
rata maks Nilai
3,34
4
A
3,54
4
A
3,45
4
A
2,52
4
B
3,62
4
A
3,24
4
A
A
3,26
4
2,91
61,08
3,47
83,9
3,59
84,8
3,28
76,59
Keg 1
LKS
hasil
siswa terhadap LKS dengan menghasilkan
sains siswa ditunjukkan pada Tabel 2.
No
kualitas
4
100
A
kualitas LKS hasil pengembangan pada
kategori sangat baik pada dua aspek yaitu
kelayakan isi dan penyajian dan kategori baik
pada dua aspek lain yaitu kebahasaan dan
kegrafisan.
3. LKS
IPA
meningkatkan
yang
dikembangkan
keterampilan
proses
dapat
sains
dalam pembelajaran IPA dengan peningkatan
Berdasarkan
hasil
observasi,
secara
keseluruhan keterampilan proses sains mengalami
peningkatan dari kegiatan 1, kegiatan 2, dan
1)
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
dari 12 orang menjadi 28 orang siswa yang
tuntas dengan KKM 65 dan lembar observasi
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti) 7
keterampilan
proses
sains
sebesar
3,28
dengan kategori sangat baik.
4. Alat dan bahan dalam kegiatan pembelajaran
dipersiapkan dengan matang, karena dalam
setiap sekolah memiliki kelengkapan alat-alat
Saran
laboratorium
Mengingat
memiliki
dalam
banyak
penelitian
ini
kekurangan,
masih
peneliti
yang
berbeda-beda
dan
terkadang alat-alat tersebut kurang tertata
karena tidak adanya laboran.
menyarankan beberapa hal untuk pengembangan
LKS IPA terpadu kedepan, antara lain:
1. Bila memungkinkan tahap pengembangan
LKS dilakukan sampai disseminate sehingga
LKS dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar
di beberapa sekolah tidak hanya pada sekolah
tempat penelitian.
2. Pada penelitian R & D selanjutnya dalam
penilaian LKS oleh Guru IPA sebaiknya
minimal tiga orang untuk mengantisipasi jika
dua orang menilai sangat berbeda (sangat baik
dan buruk), maka penilaian satu orang guru
yang lain dapat menjadi penengah perbedaan
DAFTAR PUSTAKA
Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan
Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta:
Mitra Cendikia.
Eko Putro Widoyoko. (2009). Evaluasi Program
Pembelajaran Panduan Praktis bagi
Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Panduan
Pengembangan Pembelajaran IPA Secara
Terpadu. Jakarta: Kemendiknas
Masnur Muslich. 2011. KTSP Pembelajaran
Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara.
nilai tersebut.
3. Setiap observer sebaiknya mengobservasi 6 –
8 siswa agar hasil observasi maksimal dan
sebaiknya jumlah siswa dalam satu kelas
maksiml 30 untuk keefektifan belajar siswa.
1)
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII
JURNAL
Oleh :
Dewi Astuti
10315244010
Pembimbing I
Dr.Paidi, M.Si
NIP.19670404 199303 1 003
Pembimbing II
Sabar Nurohman, M.Pd
NIP.19810621 200501 1 001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKADAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
JULI 2014
SURAT PERSETUJUA}I
Jurnal dengan judul "Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
(tKS) IPA Model
Discovery Learning unfuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP
Kelas
VII',
yang disusun oleh:
Nama
Dewi Astrfii
NIM
10315244010
Progran Studi
Pendidikan IPA
Fakultas
MIPA
Telah disetujui oleh Penguji Utama dan Pembimbing Utarna.
Yogyakarta,
Penguji I,
NrP.19s30901 19860r r 001
Juli 2014
Pembimbing I,
Dr.Paidi, M.Si
NrP.19670404 199303
I
003
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti) 1
PENGEMBANGAN
LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) IPA MODEL
DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA SMP KELAS VII
DEVELOPING SCIENCE STUDENT WORKSHEETS BASED ON DISCOVERY
LEARNING’S MODEL TO ENHANCE STUDENT’S SCIENTIFIC PROCESS
SKILLS IN JUNIOR HIGH SCHOOL GRADE VII
Oleh: 1)Dewi Astuti 2)Paidi 2)Sabar Nurohman
FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
dewias93@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan LKS IPA model discovery learning, mengetahui respon
(keterbacaan) siswa terhadap LKS dan berapa peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah menggunakan
LKS. Penelitian ini menghasilkan produk LKS IPA untuk ketiga tujuan tersebut. Penelitian ini menerapkan metode
Research and Development (R & D) menggunkan model 4-D yang terdiri dari empat tahapan yaitu define, design,
develop, dan disseminate, namun dalam penelitian ini yang dilakukan hanya sampai tahap develop. Instrumen
penelitian berupa instrumen penilaian LKS, lembar respon (keterbacaan) siswa terhadap LKS dan instrumen
penilaian keterampilan proses sains (lembar observasi dan soal pretest-posttest). Data hasil penilaian LKS dan
lembar observasi keterampilan proses sains dianalisis secara deskriptif dengan kriteria penilaian ideal dan data hasil
pretest-posttest dianalisis dengan membandingkan KKM IPA. Hasil penelitian menyatakan bahwa LKS IPA yang
dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan kategori sangat baik menurut dosen ahli dan
guru IPA. Respon siswa terhadap LKS mendapat kategori sangat baik untuk dua aspek dan kategori baik untuk dua
aspek yang lain. Berdasarkan hasil uji coba lapangan, tes tertulis keterampilan proses sains meningkat dari 12 orang
siswa menjadi 28 orang siswa yang tuntas dengan KKM IPA 65 dan lembar observasi keterampilan proses sains
sebesar 3,28 dengan kategori sangat baik.
Kata kunci: LKS IPA, model discovery learning, keterampilan proses sains
Abstract
This study was to know advisability of science student worksheet based on discovery learning’s
model, the student’s response (legibility) to student worksheets, and enhance student’s scientific process
skills after using student worksheets. This study applies the method of Research and Development (R &
D) use the 4-D model which consists of four stages: define, design, develop, disseminate, but in this study
were conducted only to develop stage. The study instrument is an worksheets assessment instrument,
students' response (legibility) sheets and science process skills instrument (observation sheet and about
pretest-posttest). The result of worksheets assessment and observation sheets of science process skills
were analyzed descriptively with criteria assessment and the result pretest-posttest were analyzed by
comparing the science KKM. The study states that the science worksheets developed a proper is used as a
learning media with excellent categories by expert lecturers and science teachers. Students' response to
worksheet got excellent category for the two aspects and good categories for two aspects other. Based on
the results of field trials, a written test of science process skills enhance from 12 students to 28 students
who completed the KKM science is 65 and observation sheets of science process skills was 3.28 with
excellent category.
IPA salah satunya adalah pendekatan ilmiah.
PENDAHULUAN
memberikan
Berdasarkan PP nomor 32 tahun 2013
beberapa penekanan dalam pembelajaran
menyatakan bahwa Standar Kompetensi
Kurikulum
1)
2013
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti)
2
Lulusan (SKL) siswa mencakup sikap,
didukung dengan adanya kegiatan yang
pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan
mengarahkan pada keterampilan proses sains.
ilmiah merupakan cara pembelajaran yang
Menurut Rustaman (Kemendikbud, 2013:
berpotensi
246),
mewujudkan
Dengan
SKL
demikian,
tersebut.
guru
IPA
dikembangkan
proses
melalui
perlu
pengalaman-
direkomendasikan menggunakan pendekatan
pengalaman langsung sebagai pengalaman
ilmiah
pembelajaran”.
dalam
pembelajaran
IPA.
Melalui
pengalaman
Kenyataanya di beberapa sekolah terutama
langsung seseorang dapat lebih menghayati
yang masih menggunakan KTSP, pendekatan
kegiatan yang sedang dilakukan sehingga
ilmiah
dapat menunjang perkembangan kognitif
sukar
dipenuhi.
Pembelajaran
cenderung teacher centered dengan metode
siswa
ceramah dengan alasan keefektifan waktu
pemikiran masa remaja (12-15 tahun) telah
yang dibutuhkan dalam penyampaian materi
mencapai
pembelajaran.
penerapan
formal (formal operational thought). Pada
pendekatan ilmiah yaitu model pembelajaran
tahap ini anak sudah dapat berpikir secara
discovery learning.
abstrak
Tujuan
Salah
satu
discovery
learning
yaitu
SMP.
Berdasarkan
tahap
dan
berpikir
teori
pemikiran
hipotesis.
secara
Piaget,
operasional
Remaja
mampu
sistematik
dalam
peserta didik dapat menemukan konsep atau
memecahkan masalah. Selain itu, dengan
prinsip yang belum diketahui sebelumnya.
keterampilan proses ilmiah secara tidak
Penggunaan pendekatan pembelajaran ini
langsung
mengarahkan
siswa
mengaplikasikan
pembelajaran
karena
untuk
aktif
adanya
dalam
penemuan
konsep oleh siswa sendiri. Masnur Muslich
(2011:
75)
menyatakan
guru
perlu
mengajarkan
sikap
siswa
ilmiah.
untuk
Hal
ini
dibutuhkan karena beberapa siswa tidak
mengetahui tentang sikap ilmiah.
Berdasarkan
pengamatan
peneliti,
memahami pola pengalaman belajar siswa
ditemukan
dan
yang
beberapa
sekolah
pengalaman
centered.
Pembelajaran
belajar. Berdasarkan kerucut pengalaman
membuat
siswa
belajar, apabila kita melakukan kegiatan
pembelajaran mengakibatkan pengetahuan
mengatakan dan melakukan maka kita akan
dan sikap ilmiah siswa kurang terlatih.
kemungkinan
dicapainya
dalam
hasil
kerucut
belajar
mengingat 90% dari yang kita katakan dan
1)
“Keterampilan
kegiatan
Pembelajaran
pembelajaran
menekankan
kurang
IPA
ini
di
teacher
cenderung
aktif
sudah
dalam
mulai
kita lakukan. Dengan demikian, ketika siswa
dicanangkan pada kurikulum tingkat satuan
melakukan atau aktif dalam pembelajaran
pendidikan (KTSP) tahun 2006, tetapi dalam
maka hal yang diingat pun besar yaitu 90%.
pembelajaran masih terpisah antara fisika,
Keaktifan siswa (student centered )
biologi, dan kimia. Salah satu penyebabnya
dalam kegiatan pembelajaran IPA dapat
banyak guru IPA di SMP yang berlatar
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti) 3
belakang bukan pendidikan IPA, namun
pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk
berlatar
aktif, mengakibatkan hasil pembelajaran
Pendidikan
Fisika,
Pendidikan
Biologi, atau Pendidikan Kimia. Selain itu,
terlaksananya
Salah satu bahan ajar yang dapat
keterpaduan IPA terlihat dari SK KD pada
digunakan sebagai petunjuk siswa dalam
KTSP yang tidak terpadu. Pembelajaran IPA
kegiatan
bagi sekolah yang menerapkan KTSP dapat
percobaan atau praktikum adalah LKS
terlaksana dengan adanya kreativitas Guru
(Lembar Kegiatan Siswa). Adanya LKS
dalam memadukan SK KD fisika, kimia, dan
mempermudah siswa dalam pembelajaran
biologi, sehingga keterpaduan IPA dapat
dan
terwujud.
kegiatan dalam pembelajaran sesuai dengan
kurangnya
menyatakan
pendukung
Kemendiknas
bahwa
(2011:
“Dalam
3)
model
pembelajaran
menuntun
standard
terutama
siswa
aktif
kompetensi.
melakukan
Berdasarkan
permasalahan
(1991), terdapat empat model yang potensial
mengembangkan LKS IPA dengan judul
untuk diterapkan dalam pembelajarn IPA
Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa
yaitu
dan
(LKS) IPA Model Discovery Learning
integrated”. Model ini dipilih karena konsep-
untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
konsep dalam KD IPA berbeda sehingga
Sains Siswa SMP Kelas VII. LKS IPA
diperlukan pendekatan yang sesuai agar
dirancang untuk mempermudah siswa dalam
memberikan hasil yang optimal. Model
kegiatan pembelajaran dan diharapkan dapat
keterpaduan mengarahkan guru IPA untuk
meningkatkan keterampilan proses sains
menciptakan keterpaduan IPA yang sesuai
siswa. LKS dapat memberikan pandangan
dengan pembelajaran IPA di SMP/ MTs.
penggunaan
connected,
webbed,
shared,
tersebut,
dalam
pembelajaran yang dikemukakan Forgarty
Pembelajaran IPA dapat terlaksana
1)
yang kurang optimal.
maka
pendekatan
peneliti
ilmiah
dan
pembelajaran IPA untuk sekolah yang masih
dengan baik dengan adanya sumber dan
menggunakan
KTSP.
LKS
juga
dapat
bahan belajar yang mendukung. Berdasarkan
dimanfaatkan
untuk
melengkapi
dan
pengamatan peneliti di kecamatan Patimuan
menambah kegiatan pada buku siswa karena
pada dua sekolah dengan KTSP, sumber
adanya kesesuaian LKS hasil pengembangan
belajar pada pembelajaran IPA sebagian
dengan
besar menggunakan LKS yang secara garis
discovery learning dan kegiatan keterampilan
besar berisi rangkuman-rangkuman materi
proses sains seperti mengamati, mengukur,
dan pertanyaan kognitif sesuai materi pada
memprediksi,
LKS. Bahan ajar LKS tersebut kurang
menyimpulkan. Adapun kelebihan LKS hasil
mendukung student centered karena kurang
pengembangan yaitu kegiatan keterampilan
adanya panduan dalam melakukan kegiatan
proses sains lebih tampak dengan panduan-
atau praktikum. Minimnya sumber dan media
panduan sesuai dengan pembelajaran model
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
kurikulum
2013
yaitu
mengklasifikasikan,
model
dan
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti)
4
discovery learning dan kekurangan buku
Data dalam penelitian ini berupa data
siswa yaitu ada kegiatan penemuan konsep
kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh
hanya dipandu dengan langkah kerja dan soal
dari tanggapan dosen ahli dan guru IPA tentang
diskusi menyebabkan tambahan waktu untuk
kualitas produk yang dihasilkan.
mempersiapkan alat dan bahan.
Data kuantitatif diperoleh dari skor hasil
penilaian oleh dosen ahli, guru IPA, lembar
METODE PENELITIAN
respon (keterbacaan) siswa terhadap produk, hasil
Jenis Penelitian
pretest
Penelitian ini menggunakan pendekatan
jenis penelitian pengembangan Research and
posttest
dan
lembar
observasi
keterampilan proses sains siswa pada saat
pengambilan data.
Instrumen
Development (R&D).
yang
digunakan
berupa
instrumen validasi produk dan instrumen uji coba
yang terdiri dari soal tes dan lembar observasi.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri
Teknik Analisis Data
1 Patimuan pada bulan Mei 2014.
Teknik analisis data dilakukan dengan
analisis deskriptif secara kualitatif dan kuantitatif.
Target/ Subjek Penelitian
Target atau subjek penelitian adalah LKS
1.
Secara Kualitatif
Analisis data kualitatif berupa masukan,
IPA. Penilaian LKS IPA dilakukan oleh Dosen
Ahli
Materi berjumlah 2 orang, Dosen Ahli
media berjumlah 2 orang dan Guru SMP mata
pelajaran IPA yang berjumlah 2 orang. Respon
koreksi, dan saran yang diberikan oleh validator
meliputi: dosen dan guru IPA.
2.
Secara Kuantitatif
Analisis data secara kuantitatif meliputi:
siswa terhadap LKS oleh 8 responden. LKS
a. Analisis Kelayakan LKS
diujicobakan pada 37 orang siswa.
Teknik analisis data untuk kelayakan LKS
dilakukan
Prosedur
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
lembar penilaian LKS, soal tes, dan
lembar
observasi keterampilan proses sains (KPS) untuk
mengumpulkan data. Soal tes dalam bentuk
keterampilan proses sains.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data
1)
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
langkah-langkah
sebagai
berikut:
1) Menghitung
komponen
rata-rata skor dari setiap
aspek
penilaian
menggunakan rumus :
̅
pretest dan postest. Tes dan lembar observasi
KPS bertujuan untuk mengetahui peningkatan
dengan
......................... (1)
Keterangan :
̅
= skor rata-rata tiap indikator
= total jumlah tiap skor
n = jumlah penilai
dengan
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti) 5
2) Mengubah skor rata-rata menjadi nilai
kriteria1=1x ∑butir kriteria x ∑ responden
dengan kategori ideal yang ditunjukkan
Nilai atau kategori yang diperoleh adalah
pada Tabel 1.
yang mendekati skor kriteria. Kategori
Tabel 1. Konversi Skor menjadi Nilai
penilaian dapat dilihat pada Gambar 1.
No
1
Interval Skor
X ≥ ̅ + 1.SBx
Kategori
Sangat Baik
Nilai
A
Baik
B
Kurang Baik
C
Sangat Kurang Baik
D
̅ + 1.SBx >X ≥ ̅
2
̅ > X ≥ ̅ - 1.SBx
3
X < ̅ - 1.SBx
4
Kriteria 1
Sangat
kurang
baik
(Sumber : Djemari Mardapi, 2008: 123 dan Eko Putro W., 2009: 238)
Kriteria 3
Kurang
baik
Kriteria 4
Baik
Sangat
baik
Gambar 1. Kategori Skor Respon Siswa
Keterangan:
̅
Kriteria 2
Sumber: Sugiyono (2008: 144)
= rerata skor secara keseluruhan
= (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Data yang diperoleh melalui pretest dan
SBx = simpangan baku skor keseluruhan
=
X
c. Soal pretest-posttest
(skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
posttest dianalisis dengan cara membandingkan
hasil
= skor yang diperoleh
Skor maksimal ideal = ∑ butir kriteria x skor tertinggi
dan
pretest
posttest
dengan
Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) IPA.
Skor minimal ideal = ∑ butir kriteria x skor
d. Analisis Lembar Observasi Keterampilan
terendah
Proses Sains Siswa
Data yang diperoleh melalui lembar observasi
b. Analisis Respon Siswa
Menurut
Sugiyono
(2008:
143-144)
analisis siswa responden sebagai berikut:
1. Menghitung jumlah skor setiap aspek
Jumlah Skor =skor hasil x ∑butir kriteriax
∑ responden
2. Menghitung persentase (%) respon siswa
ini dianalisis seperti pada analisis kelayakan LKS
(persamaan 1 dan Tabel 1) dengan penambahan
perhitungan persentase keterampilan proses sains
siswa dengan rumus sebagai berikut:
1. Rata-rata (̅) =
2. % siswa melakukan KPS =
(keterbacaan)
% Respon siswa=
.…..(2)
….……...(3)
X 100%
3. % KPS =
̅
3. Mengubah nilai yang ditunjukkan oleh
jumlah skor respon siswa kuantitatif
(4)
4. Rata-rata % KPS =
……………..(5)
menjadi kualitatif sesuai kriteria dengan
membandingkan hasil jumlah skor dengan
jumlah skor setiap kriteria (4, 3, 2, dan 1).
kriteria 4 =4x∑butir kriteria x∑ responden
kriteria3 =3x∑butir kriteria x ∑ responden
kriteria2 =2x∑butir kriteria x ∑ responden
1)
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Kelayakan LKS IPA
Penilaian LKS IPA dilihat dari aspek
kelayakan
isi,
kebahasaan,
penyajian
dan
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti)
6
kegrafisan. Hasil penilaian oleh dosen ahli dan
kegiatan 3. Rata-rata keterampilan proses sains
guru IPA ditinjau dari komponen kelayakan isi,
masing-masing kegiatan yaitu sebesar 2,91 pada
komponen kebahasaan, komponen sajian dan
kegiatan 1, 3,47 pada kegiatan 2, dan 3,59 pada
komponen kegrafisan diperoleh nilai sangat baik
kegiatan 3. Rata-rata keterampilan proses sains
(A). Dari hasil penilaian oleh validator, maka
berdasarkan persentase siswa yang melakukan
LKS IPA terpadu layak untuk digunakan.
keterampilan proses sains didapatkan 61,8% pada
kegiatan 1, 83,9 % pada kegiatan 2, dan 84,8 %
pada kegiatan 3. Rata-rata keterampilan proses
2. Respon (Keterbacaan) Siswa
Respon (keterbacaan) LKS IPA dilihat
sains yang diperoleh dengan menggunakan LKS
dari aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian
yaitu 3,28 dengan kategori sangat baik. Hal ini
dan kegrafisan. Hasil respon oleh
menunjukkan
siswa
LKS
dapat
digunakan
untuk
diperoleh nilai sangat baik (A) pada dua aspek
meningkatkan keterampilan proses sains siswa
yaitu kelayakan isi dan penyajian dan nilai baik
karena LKS dapat mengarahkan siswa untuk
(B) pada dua aspek yang lain yaitu kebahasaan
melakukan keterampilan proses sains.
dan kegrafisan. Dari hasil respon siswa, maka
LKS IPA layak untuk digunakan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. LKS IPA yang telah dikembangkan “layak”
3. Data Hasil Keterampilan Proses Sains
posttest
digunakan dilihat dari penilaian dosen ahli
menunjukkan adanya peningkatan keterampilan
materi, dosen ahli media, dan dua guru IPA
proses sains siswa dari 12 orang siswa yang
menghasilkan
tuntas saat pretest menjadi 28 orang siswa yang
pengembangan pada kategori sangat baik.
tuntas saat posttest dengan KKM IPA sebesar 65.
2. LKS IPA yang telah dikembangkan “layak”
Data hasil observasi keterampilan proses
digunakan dilihat dari respon (keterbacaan)
Data
hasil
pretest
dan
KPS
1
2
3
4
5
6
Observasi
Pengukuran
Klasifikasi
Komunikasi
Hipotesis
Kesimpulan
Interpretasi
7
data
Rata-rata
Rata-rata %
Keg 2
Keg 3
2,97
3,25
1,69
3,61
2,97
3,49
3,19
3,65
3,35
3,46
3,51
3,56
3,90
3,78
-
3
3,67
3,12
Rata- Skor
rata maks Nilai
3,34
4
A
3,54
4
A
3,45
4
A
2,52
4
B
3,62
4
A
3,24
4
A
A
3,26
4
2,91
61,08
3,47
83,9
3,59
84,8
3,28
76,59
Keg 1
LKS
hasil
siswa terhadap LKS dengan menghasilkan
sains siswa ditunjukkan pada Tabel 2.
No
kualitas
4
100
A
kualitas LKS hasil pengembangan pada
kategori sangat baik pada dua aspek yaitu
kelayakan isi dan penyajian dan kategori baik
pada dua aspek lain yaitu kebahasaan dan
kegrafisan.
3. LKS
IPA
meningkatkan
yang
dikembangkan
keterampilan
proses
dapat
sains
dalam pembelajaran IPA dengan peningkatan
Berdasarkan
hasil
observasi,
secara
keseluruhan keterampilan proses sains mengalami
peningkatan dari kegiatan 1, kegiatan 2, dan
1)
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
dari 12 orang menjadi 28 orang siswa yang
tuntas dengan KKM 65 dan lembar observasi
Pengembangan Lembar Kegiatan ….... (Dewi Astuti) 7
keterampilan
proses
sains
sebesar
3,28
dengan kategori sangat baik.
4. Alat dan bahan dalam kegiatan pembelajaran
dipersiapkan dengan matang, karena dalam
setiap sekolah memiliki kelengkapan alat-alat
Saran
laboratorium
Mengingat
memiliki
dalam
banyak
penelitian
ini
kekurangan,
masih
peneliti
yang
berbeda-beda
dan
terkadang alat-alat tersebut kurang tertata
karena tidak adanya laboran.
menyarankan beberapa hal untuk pengembangan
LKS IPA terpadu kedepan, antara lain:
1. Bila memungkinkan tahap pengembangan
LKS dilakukan sampai disseminate sehingga
LKS dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar
di beberapa sekolah tidak hanya pada sekolah
tempat penelitian.
2. Pada penelitian R & D selanjutnya dalam
penilaian LKS oleh Guru IPA sebaiknya
minimal tiga orang untuk mengantisipasi jika
dua orang menilai sangat berbeda (sangat baik
dan buruk), maka penilaian satu orang guru
yang lain dapat menjadi penengah perbedaan
DAFTAR PUSTAKA
Djemari Mardapi. 2008. Teknik Penyusunan
Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta:
Mitra Cendikia.
Eko Putro Widoyoko. (2009). Evaluasi Program
Pembelajaran Panduan Praktis bagi
Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Panduan
Pengembangan Pembelajaran IPA Secara
Terpadu. Jakarta: Kemendiknas
Masnur Muslich. 2011. KTSP Pembelajaran
Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.
Jakarta: Bumi Aksara.
nilai tersebut.
3. Setiap observer sebaiknya mengobservasi 6 –
8 siswa agar hasil observasi maksimal dan
sebaiknya jumlah siswa dalam satu kelas
maksiml 30 untuk keefektifan belajar siswa.
1)
Mahasiswa UNY 2)Dosen Pembimbing
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Penerbit Alfabeta.