KEJAKSAAN SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM PER

KEJAKSAAN SEBAGAI BAGIAN DARI
SISTEM PERADILAN PIDANA TERPADU
DI INDONESIA

KEJAKSAAN NEGERI TULANG BAWANG
JI. Cernara Komplek Perkantoran Pemda Tulangbawang

27 OKTOBER 2016

2

A. Pengertian danTujuan Sistem Peradilan Pidana
Sistem peradilan pidana (SPP) ataucriminal justice system menjadi suatu istilah
yang menunjukkan mekanisme kerja Penegakan hukum dalam penanggulangan
kejahatan dengan mempergunakan dasar pendekatan sistem.
Remington danOhlin mengemukakan :
Sistem peradilan pidana (SPP) atau Criminal
sebagai

pemakaian


pendekatan

peradilan pidana, dan peradilan
interaksi antara peraturan
sikap atau tingkah

justice system

sistern terhadap

dapat diartikan

mekanisme

administrasi

pidana sebagai suatu sistem merupakan

perundang-undangan,


laku sosial.

praktik

hasil

administrasi

dan

Pengertian sistem itu sendirimengandung

implikasi suatu proses interaksi yang dipersiapkan

secara

rasional dan dengan

cara efisien untuk memberikan hasil tertentu dengan segala keterbatasannya.
Hagan

interkoneksi

(1987)

menjelaskan

antara

keputusan

"criminal

justice

dari setiap instansi

system"

adalah


yang terlibat

dalam

proses peradilanpidana.
Sedangkan Mardjono menjelaskan dan memberikan batasan bahwa
yang dimaksud dengan sistem peradilan pidana adalah, sistem pengendalian
kejahatan yang terdiri dari lembaga-lembaga

kepolisian,

kejaksaan,

pengadilan dan pemasyarakatan terpidana
Dalam sistem peradilan pidana dikenal tiga bentukpendekatan, yaitu:
pendekatan normatif, administratif dansosial
Pendekatan normatif memandangkeempat aparatur penegak hukum (kepolisian,
kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan)

sebagai institusi pelaksana


peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga keempat aparatur tersebut
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistern
penegakan hukum.
Pendekatan adminstratif

memandang

keempat aparatur penegak hukum

sebagai suatu organisasimanajemen yang memiliki

mekanisme

kerja,

baik

hubungan yang bersifat horisontal maupun yang bersifat vertikal sesuai dengan
struktur organisasi yang berlaku dalamorganisasi tersebut. Sistemyang dipergunakan

adalahsistemadministrasi.
Pendekatan sosial

memandang

keempat aparatur penegak hukum

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem sosial sehingga
masyarakat secara keseluruhan ikut bertanggung jawab atas keberhasilan atau
ketidakberhasilan

dari keempat aparatur penegak hukum tersebut dalam

melaksanakan tugasnya. Sistem yang dipergunakan adalah sistem sosial.

3

Bahwa Secara umum tujuan sistem peradilan pidana dapat dirumuskan :
(a) mencegah masyarakat menjadi korban kejahatan;
(b) menyelesaikan kasus kejahatan yang terjadi sehingga masyarakat puas

bahwa keadilan telah ditegakkan dan yang bersalah dipidana;
(c) mengusahakan agar mereka yangpernahmelakukan kejahatan tidakmengulangi
lagikejahatannya.
Bertitik tolak dari tujuan tersebut agar dapat tercapai maka ke empat komponen
dalam sistem peradilan pidana
pemasyarakatan)

diharapkan

(kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga
dapat

bekerja

sama

dan

dapat


membentuk

suatuketerpaduan yang disebut "integrated criminal justice system" sehingga tercapai
tujuan dari system peradilan pidana
Apabila keterpaduan

"integrated criminaljustice system" tidak terwujud maka

diperkirakan ada kerugian diantaranya, sebagai berikut:
I)

kesukaran dalam menilai sendiri keberhasilan atau kegagalan masing
Masing instansi, sehubungan dengan tugas mereka bersama;

2)

kesulitan dalam memecahkan sendiri masalah-masalah pokok masing-masing
instansi (sebagai subsistem dari sistem peradilan pidana);

3)


karena tanggung jawab masing-masing instansi sering kurang jelas terbagi, maka
setiap, instansi tidak terlalu memperhatikan

efektivitas secara menyeluruh

dari system peradilan pidana
Bahwa secara umum sistem peradilan pidana terpadu (Integrated
Justice System) yang didirumuskan
institusions

oleh

Criminal

Black Law sebagai "thecollective

through which anaccused offender

passes


until theaccusations

havebeendisposed oforthe assessedpunishment concluded.. "(BryanGarner,
1999:381) yang terjemahan bebasnya berarti : Suatu lembaga yang bersama- sama
melaksanakan proses peradilan

yang saling berkaitan

untuk membuktikan

apakah seseorang yang bersalah dapat dihukum.
Dalam sistem peradilan pidana ini terdapat beberapa sub-sistem dengan tugas dan
wewenang masing-masing yang memiliki ketergantungan (interdependensi)
dengan yang lain dalam proses peradilan pidana, antara lain Kepolisian

satu

sebagai


penyelidik dan penyidik, Kejaksaan sebagai Penuntut Umum dan Pengadilan yang
menangani proses peradilan/Persidangan serta Lernbaga Pernasyarakatan
membina para pelaku kejahatan.

yang

4

Masing-masing Sub-sisteml komponen

atau lembaga

penegak hukum

tersebut dilengkapi dengan peraturan perundangan tersendiri.
- UU No.2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
- UUNo. 16tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
- UUNo.4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman.
Dalam menjalankan proses peradilan pidana, aturan yang mendasari kerja
masing rnasing sub-sistern mengacu pada peraturan perundang-undangan yakni
Undang-Undang No.8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum
Acara Pidana (KUHAP) serta peraturan khusus lainnya.
KUHAP dan berikut peraturan yang khusus bagi masing-masing lembaga penegak
hukum ini dimaksudkan untuk mempermudah serta memperlancar tugas masingmasing dalam upaya terciptanya

system peradilan pidana terpadu (Integrated

Criminal Justice System), keterpaduan ini tentunya

bukan dimaksudkan untuk

penyelesaian "satuatap" akan tetapi dimaksudkan untuk mensinergikan
wewenang

penegak

hukum

keempat sub-sistem/komponen

dalam

tugas dan

penyelesaian suatu perkara,

bilamana

tersebut dalam berkerjasama secara optimal maka

disitulah akan terbentuk sistem peradilan pidana terpadu.
Adapun fungsi yang harus dijalankan

oleh sistem peradilan pidana terpadu

adalah:
a. Melindungi masyarakat melalui upaya penanganan dan pencegahan
kejahatan, merehabilitasi pelaku kejahatan dan melakukan upaya
inkapasitasi terhadap orang yang merupakan ancaman masyarakat.
b. Menegakkan Rule Of Law

dan penghormatan

menjamin adanya perlakuan yang wajar
terpidana, melakukan penuntutan

terhadap hukum

dengan

terhadap tersangka, terdakwa dan

dan membebaskan orang yang tidak

bersalah yang dituduh melakukan tindak pidana.
c. Menjaga hokum dan ketertiban umum
d. Menghukum pelaku kejahatan sesuai dengan falsafah pemidanaan yang dianut
dan mengusahakan agar mereka yang

pernah melakukan kejahatan tidak

mengulangi lagi kejahatannya.
e. Membantu dan memberi nasehat kepada korban kejahatan.
B. Visi, misi dan Posisi Kejaksaan dalam struktur ketatatnegaraan di Indonesia
Visi Kejaksaan
Kejaksaan yang Independen dengan posisisentral

dalam penegakan hukum guna

mewujudkan supremasi hukum dan penghormatan terhadap hak azasi manusia.

5

Misi Kejaksaan
Terciptanya aparatur kejaksaan yangprofesional dilandasi dengan integritas moral
yang tinggi untuk mewujudkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan serta penghormatan
terhadap hak azasi manusia.
Posisi Kejaksan dalam Struktur Ketatancgaraan
Kejaksaan Republik Indonesia adalah bagian dari kekuasaan eksekutif. (mengingat
kejaksaan yang mewakili

negara

sebagai penuntut umum terhadap mereka

yang menggangu ketertiban dan keamanan negara demi perlinclungan
masyarakat).
C. Tugas dan Wewenang Kejaksaan
Dalam Undang-undang Nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia, diuraikan tugas dan wewenang Kejaksaan, yang diatur dalam :
Pasal 30
(1) Dibidang pidana, kejaksaan mcmpunyai tugas dan wewenang :
a. Melakukan penuntutan
Dalam melakukan penuntutan Jaksa Dapat melakukan prapenuntutan,
prapenuntutan adalah tindakan jaksa untuk memantau perkembangan
penyiclikan setelah menenerima Pemberitahuan dimulainya penyidikan
(SPDP) dari penyidik, mempelajari atau meneliti
kelengkapan
berkas perkara hasil penyidikan yang diterima
dari penyidik serta
memberikan petunjuk guna dilengkapi oleh penyidik untuk menentukan
apakah berkas perkara tersebut dapat dilimpahkan atau tidak ketahap
penuntutan
b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap.
Dalam melaksanakan putusan pengadilan dan penetapan hakim,
kejaksaan memperhatikan
nilai-nilai hukum yang hidup dalam
masyarakat dan perikemanusian yang berdasarkan
Pancasila tanpa
mengesampingkan ketegasan dalam bersikap dan bertindak. Melaksanakan
putusan Pengadilan termasuk juga melaksanakan tugas dan wewenang
mengendalikan pelaksanaan hukuman mati dan putusan Pengadilan
terhadap barang rampasan yang telah dan akan disita untuk selanjutnya dijual
lelang.
c. Melakukan
pengawasan
terhadap
pelaksanaan
putusan
pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan
dan putusan lepas
bersyarat.
Yang dimaksud "keputusan lepas bersyarat" adalah keputusan yang dikeluarkan
oleh Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya dibidang pemasyarakatan.
d. Melakukan
penyidikan
terhadap
tindak pidana
tertentu
berdasarkan
Undang-undang.
Kewenangan dalam ketentuan ini adalah kewenangan sebagaimana yang
diatur, misalnya dalam
Undang- undang
No.26 tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Azasi Manusia, Undang undang No. 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
UU No.20 tahun 2001 Jo. Undang-undang No.30 Tahun tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

6

e. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pcmeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke Pengadilan yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidikan.
Untuk melengkapi berkas perkara pemeriksaan tambahan dilakukan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Tidak dilakukan terhadap tersangka .
2. Hanya terhadap perkara-perkara yang sulit pembuktiannya dan atau dapat
meresahkan masyarakat dan atau membahayakan keselamatan negara.
3. Harus dapat diselesaikan dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah
dilaksanakan ketentuan pasal 110 dan 138 ayat (2) KUHAP.
(2)

Dibidang Perdata dan Tata Usaha Negara, Kejaksaan dengan kuasa Khusus
dapat bertindak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas
nama negara maupun pemerintah
Dibidang Perdata dan Tata Usaha Negara, Kejaksaan mempunyai wewenang
untuk dan atas nama negara atau pemerintah sebagai penggugat atau tergugat
yang dalam pelaksanaannya tidak hanya memberikan pertimbangan atau
membela kepentingan negara atau pemerintah, tetapi juga membela dan
melindungi kepentingan rakyat.

(3)

Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, Kejaksaan turut
menyelenggarakn kegiatan :
a. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
b. Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
c. Pengawasan peredaran barang cetakan
d. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat
dan negara.
e. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama.
f. Penelitian dan pengembangan hukurn serta statistik kriminal
(Tugas dan wewenang
Jaksa dalam hal ini bersifat preventif clan atau
educatif sesuai dengan peraturan perudang-undangan.
Yang dimaksud dengan
"turut menyelenggarakan" adalah Mencakup
kegiatan-kegiatan bersifat membantu, turut serta dan berkerja sama. Dalarn
hal turut menyelenggarakan tersebut, kejaksaan senatiasa memperhatikan
koordinasi dengan instansi terkait ).
Pasal 31
Kejaksaan dapat meminta kepada hakim untuk menempatkan seorang
terdakwa di rumah sakit, tempat pcrawatan jiwa atau tempat lain yang
layak karena yang bersangkutan tidak mampu berdiri sendiri atau
disebabkan oleh hal-hal yang dapat membahayakan orang lain,
lingkungan dan dirinya sendiri.
Pasal 32
Disamping tugas dan wewenang tersebut dalam undang-undang ini
Kejaksaan dapat diserahi tugas dan wewenang lain berdasarkan Undangundang.
Pasal 33
Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan membina
hubungan kerjasama dengan badan penegak hukum dan keadilan serta
badan negara atau instansi lainya.
Adalah kewajiban bagi setiap badan negara terutama dalam bidang
penegakan hukum dan keadilan untuk melaksanakan dan membina kerja sama

7

yang dilandasi semangat
keterbukaan, kebersamaan dan keterpaduan
dalam suasana keakraban guna
mewujudkan sistem peradilan pidana
tcrpadu.
Hubungan kerja sarna ini dilakukan melalui koordinasi horizontal dan
vertikal secara berkala dan berkesinambungan dengan tetap menghormati
fungsi, tugasdan wewenang masing-rnasing. Kejasama ini juga dimaksudkan
untuk memperlancar upaya penegakan hukum sesuai dengan azas cepat,
sederhana dan biaya ringan serta bebas jujur dan tidak memihak dalam
penyelesaian perkara.
Pasal 34
Kejaksaan dapat memberikan pertimbangan
Kepada instansi pemerintah lainya.

dalam bidang hukum

D. Kesimpulan
Sebagai salah satu Lembaga Negara, Kejaksaan mempunyai fungsi utama yang
berkaitan

dengan

peradilan, yaitu

melakukan penuntutan

terhadap suatu tidak

pidana, melaksanakan putusan pengadilan yang telah memiliki kckuatan hukum tetap
(in kracht van gewisjde)

dan menjadi pengacaranegara dalam sengketa

Perdata

danberkaitan dengan Penegakan Hukum Kejaksaan diberikan Tugas, Kewenangan
dan Fungsinya

yakni melakukan

Penyelidikan

dan Penyidikan terhadap pidana

tertentu dimana tugasdan wewenang tersebutyang diamanatkan berdasarkan ketentuan
Perundang-undangan.
Tugas utama Kejaksaan dalam

bidang penuntutan

menempatkan lembaga

kejaksaan sebagai salah satu bagian/sub-sistem yang takterpisahkan dari system
peradilan pidana,disamping kepolisian, pengadilan dan lembaga pemasyarakatan
sehingga Kejaksaan sebagai bagian dari Sistem peradilan pidanaterpadu diindonesia.
Dalam melaksanakan

tugas, fungsi danwewenangnya

yang

diberikan oleh

undang-undang, Kejaksaan Republik Indonesia adalahsebagai Suatu

lembaga

pemerintah yang melaksanakan kekuasasan negara dan diharuskan mampu untuk
mewujudkan

kepastian

hukum,

ketertiban

hukum,

keadilan

dan

kebenaran

berdasarkan hukum serta wajib mengindahkan norma-norma keagamaan, kesopanan,
kesusilaan

yang berlaku serta wajib menggali

nilai nilai kemanusian, nilai-nilai

hukum yang hidup dan diakui keberadaannya dalammasyarakat.
Dalam hal ini pula Kejaksaan juga harus mampu terlibat dan mendukung
Sepenuhnya dalam Kepentingan Negara dan Pemerintahan antara lain turut
menciptakan kondisi dan mengamankan pelaksanaan pembangunan dan kebebasan
berdemokrasi untuk mewujudkan masyarakat yangadil dan makmur berdasarkan
Pancasila serta turut menjaga dan menegakkan kewibawaan pernerintah dan negara
serta dapat melindungi kepentingan masyarakat secara hukum dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia.