Peningkatan Pendapatan Negara melalui In

LOMBA KARYA TULIS
PEKAN INTELEKTUAL PAJAK 2013
Peningkatan Pendapatan Negara melalui Investasi Dalam Negeri
Dalam Rangka Menghadapi Tantangan AFTA

Muhammad Ulil Albab (11522374 / 2011)
Damang Suhdi Lubis (11522363 / 2011)
Yosa Permata Shafira (13522235 / 2013)

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2013

2

3

KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirabbil’alamin segala puji bagi Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penelitian kami.

Shalawat dan selam kami haturkan kepada cinta kasih penulis baginda
rasulullah saw beserta seluruh keluarganya, sahabatnya dan seluruh ummatnya
yang terus beristiqomah berpegang teguh dalam indah islam dan iman.
Pertama penulis ucapkan terima kasih banyak kepada Bapak R. Abdul
Jalal yang telah membimbing kami pada penelitian ini.
Penulis tuturkan juga rasa terima kasih kepada segenap pihak yang telah
membantu kelancaran proses kami dalam melakukan penelitian. Demikian yang
dapat penulis sampaikan. Tentu masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
pada penelitian ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga penelitian ini
bermanfaat bagi orang – orang yang membacanya. Amin

Yogyakarta, 25 Oktober 2013

4

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................2
KATA PENGANTAR ......................................................................................................3

DAFTAR ISI ....................................................................................................................4
RINGKASAN ...................................................................................................................5
BAB I ................................................................................................................................6
PENDAHULUAN ............................................................................................................6
1.1.

Latar Belakang Masalah .....................................................................................6

1.2.

Rumusan Masalah ..............................................................................................8

1.3.

Tujuan Penelitian................................................................................................8

1.4.

Manfaat Penelitian..............................................................................................8


BAB II ...............................................................................................................................9
TELAAH PUSTAKA .......................................................................................................9
2.1

GAMBARAN UMUM AFTA............................................................................9

BAB III ........................................................................................................................... 12
METODE PENULISAN ................................................................................................ 12
3.1

METODE ......................................................................................................... 12

BAB IV............................................................................................................................ 13
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 13
4.1

Kebijakan Strategis .......................................................................................... 13

BAB IV............................................................................................................................ 15
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 15

4.1

KESIMPULAN ................................................................................................ 15

4.2

SARAN ............................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE

5

RINGKASAN
AFTA merupakan sebuah kebijakan bersama di negara ASEAN dimana
terdapat perjanjian untuk membebaskan pajak barang yang masuk ke dalam
negara anggota. Disisi lain terdapat peluang dan tantangan bagi Indonesia ketika
akan memasuki zona AFTA. Peluang karena semakin luasnya pasar bagi wilayah
pemasaranb produk dari Indonesia. Selain itu akan menjadi tantangan bagaimana
memenangkan zona persaingan bebas ini. Sehingga dari sini diperlukan kebijakan

yang tepat dari pemerintah untuk menghadapi tantangan kedepan AFTA.

6

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan
dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas
perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan
regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia
serta serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya.
(http://www.tarif.depkeu.go.id)
Sejak tanggal 1 Januari 2002, AFTA telah resmi diberlakukan,
khususnya di negara ASEAN-6, yaitu Brunei Darussalam, Filipina,
Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Sedangkan di Vietnam mulai
diberlakukan pada tahun 2006, Laos dan Myanmar pada tahun 2008, dan
Kamboja pada tahun 2010. Dengan berlakunya AFTA maka berlaku pula
skema untuk mewujudkan AFTA di negara tersebut, yaitu : penurunan tarif

hingga menjadi 0-5%, penghapusan pembatasan kwantitatif dan hambatanhambatan non tarif lainnya. Hingga pada akhirnya dicapai kesepakatan
untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagi ASEAN-6 tahun
2010, dan ASEAN-4 pada tahun 2015.
AFTA sendiri bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN sebagai
tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya
saing kuat di pasar global; menarik lebih banyak Foreign Direct Investment
(FDI); dan meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN.
AFTA

sendiri

merupakan

wujud

suatu

pembentukan

liberalisme


perdagangan di tiap anggota negaranya. Liberalisme perdagangan dapat
dicapai apabila aktifitas ekonomi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme
pasar yang menggunakan konsep keunggulan komparatif (comparative
advantage), yang memungkinkan setiap negara untuk terlibat meskipun

7

tidak memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage) dalam bidang apa
pun. Pemerintah dalam hal ini hanya bertugas untuk mengawasi apakah
mekanisme pasar tersebut berjalan dengan baik dan tidak terjadi
pelanggaran atas aturan yang ada.
Pada faktanya, AFTA memilik dampak negatif bagi Indonesia dampak
negatifnya sebagai contoh: serbuan produk asing terutama dari Cina dapat
mengakibatkan kehancuran sektor-sektor ekonomi di Indonesia. Selain itu
karena biaya pajak yg murah maka dimungkin terjadi harga produk dalam
negeri akan lebih mahal dibanding harga dari luar, hal ini akan
menyebabkan konsumen lebih tertarik memakai barang dari luar, dan jika
hal ini terjadi secara kontinu, maka para pengusaha atau pedagang kecil dan
menengah Indonesia akan gulung tikar. Namun jika kita lihat dari sisi

positifnya, kita akan mendapat keuntungan luar biasa, contohnya saja:
World Bank merilis laporan yang menyatakan “bahwa eliminasi total
terhadap hambatan dalam perdagangan aakan mengangkat puluhan juta
orang dari kemiskinan. Bagi negara-negara berkembang, liberalisasi
perdagangan dapat menjadi powerful tool bagi penghilangan kemiskinan
dalam masyarakat” karena dengan dihilangkannya hambatan perdagangn,
tentu akan membuat harga barang semakin murah, sehingga purchasing
power masyarakat semakin meningkat. Perdagangan bebas merupakan salah

satu

instrumen

dalam

menciptakan

kemakmuran

(http://documents.worldbank.org/curated/en/home).

Dari fakta tersebut, Indonesia dituntut mampu mengambil kebijakan
dari strategi perdagangan yang tepat, agar mampu bertahan dalam
menghadapi pemberlakuan AFTA, diharapkan pula Indonesia bisa
mendapat keuntungan yang maksimum dari kesepakatan tersebut. Oleh
karena itu, dalam rangka persiapan menghadapi AFTA pihak pemerintah
didorong unyuk menciptakan kebijakan perpajakan yang adil dan tidak
membuat pedagang ataupun para pengusaha Indonesia merugi.

8

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan diatas tentang pada tataran dimana penelitian
ini dilakukan, maka rumusan dapat dirumuskan beberapa permasalahan
pokok yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1.

Kebijakan apa yang sebaiknya diambil pemerintah dalam rangka
menghadapi AFTA (Asean Free Trade Area) 2015?

2.


Adakah kebijakan di bidang perpajakan yang dapat diambil dalam
rangka menghadapi AFTA?

3.

Apa tantangan ke depan jika AFTA telah dilaksanakan dan peluang
didalamnya?

1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum kami menyusun karya ilmiah ini adalah untuk
mengetahui dan mencarikan beberapa solusi yang bisa diambil guna
menghadapi Asean Free Trade Area (AFTA) 2015. Selain itu menjawab
tantangan bahwa AFTA bisa menjadi sebuah peluang bagi Indonesia untuk
mempercepat tumbuhnya perekonomian nasional.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini diantaranya:
1.

Memperoleh gambaran kebijakan yang akan diambil pemerintah

untuk menghadapi AFTA

2.

Menjadi bahan kajian penelitian selanjutnya

3.

Menjawab tantangan dan kendala yang dihadapi ketika AFTA
diterapkan

9

BAB II
TELAAH PUSTAKA

2.1

GAMBARAN UMUM AFTA
AFTA terbentuk pada pertemuan tingkat Kepala Negara ASEAN

(ASEAN Summit) ke-4 di Singapura pada tahun 1992, para kepala negara
mengumumkan pembentukan suatu kawasan perdagangan bebas di ASEAN
(AFTA) dalam jangka waktu 15 tahun.
AFTA sendiri bertujuan untuk menjadikan kawasan ASEAN sebagai
tempat produksi yang kompetitif sehingga produk ASEAN memiliki daya saing
kuat di pasar global, menarik lebih banyak Foreign Direct Investment (FDI), dan
meningkatkan perdagangan antar negara anggota ASEAN ( intra-ASEAN Trade).
Bagi Indonesia AFTA memiliki manfaat dan juga tantangan tersendiri.
Manfaatnya antara lain : 1) Peluang pasar yang semakin besar dan luas bagi
produk Indonesia, dengan penduduk sebesar ± 500 juta dan tingkat pendapatan
masyarakat yang beragam; 2) Biaya produksi yang semakin rendah dan pasti bagi
pengusaha/produsen Indonesia yang sebelumnya membutuhkan barang modal dan
bahan baku/penolong dari negara anggota ASEAN lainnya dan termasuk biaya
pemasaran; 3) Pilihan konsumen atas jenis/ragam produk yang tersedia di pasar
domestik semakin banyak dengan tingkat harga dan mutu tertentu; 4) Kerjasama
dalam menjalankan bisnis semakin terbuka dengan beraliansi dengan pelaku
bisnis di negara anggota ASEAN lainnya. Sedangkan tantangannya antara lain :
Pengusaha/produsen Indonesia dituntut terus menerus dapat meningkatkan
kemampuan

dalam

menjalankan

bisnis

secara

profesional

guna

dapat

memenangkan kompetisi dari produk yang berasal dari negara anggota ASEAN
lainnya baik dalam memanfaatkan peluang pasar domestik maupun pasar negara
anggota ASEAN lainnya.
Semenjak terbentuknya AFTA, muncul berbagai pendapat pro dan kontra
yang kami rasa perlu untuk diperhatikan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Hal

10

pertama yang akan dibahas adalah kritik terhadap AFTA dari Mari Elka
Pangestu, menyebutkan paling tidak ada 3 kritik yang dialamatkan pada
pelaksanaan AFTA saat ini, yaitu masa transisi dari penandatanganan kesepakatan
AFTA (Januari 1992) sampai berlaku efektifnya kesepakatan tersebut (1 Januari
2002) dinilai terlalu lama, sehingga menyebabkan hilangnya banyak kesempatan
yang bisa diperoleh bila kesepakatan itu diberlakukan lebih cepat. Faktanya,
masyarakat Eropa yang memulai kesepakatan Uni Eropanya pada waktu yang
hampir bersamaan dengan lahirnya AFTA, saat ini malah telah berhasil membuat
mata uang bersama Eropa. Sebaliknya ASEAN, baru pada tahun 2002 ini mulai
melaksanakan liberalisasi perdagangan yang sebenarnya telah disepakati sejak
lama, kemudian AFTA dinilai terlalu memfokuskan diri pada upaya penghapusan
hambatan tarif dan melupakan hambatan non tarif. Selanjutnya kurangnya
keberadaan pusat informasi yang diperlukan baik untuk menyampaikan informasi
kepada pihak swasta maupun menerima masukan dari mereka berkaitan dengan
pelaksanaan AFTA ini. Hal ini berarti mereka harus mendorong maksimalisasi
efektifitas kesepakatan pengurangan hambatan tarif dan non tarif yang telah
disepakati tersebut, dan bertindak progresif dalam menanggapi isu-isu ekonomi
terkini yang tentunya akan menarik minat sektor swasta. (Mari E. Pangestu,
ASEAN Free Trade Area (AFTA): An Indonesian Perspective , hal.45)

Hikmahanto Juwana mencatat ada beberapa tantangan yang harus
diatasi Indonesia dalam menghadapi AFTA ini, yang jika berhasil akan
bermanfaat untuk kepentingan nasional. Yaitu Indonesia harus mampu
memposisikan para pelaku usaha dari negara-negara ASEAN lainnya sejajar
dengan pelaku usaha lokal, kemudian Indonesia harus mampu berpikir dan
bertindak tidak lagi dalam konteks dan skala lokal (domestik) namun sudah dalam
konteks dan skala regional ASEAN, disamping itu Indonesia harus mampu
mendorong pelaku usaha domestik untuk lebih kompetitif, agar mereka tidak
hanya menjadi penonton tetapi juga ikut bermain dan mendapatkan kemanfaatan
dari kesepakatan AFTA ini, selanjutnya Indonesia harus mampu menekan praktek
ekonomi biaya tinggi dan tidak sehat lainnya, seperti praktek monopoli, korupsi,
pungutan liar dan sebagainya, yang selama ini memang menghambat kemajuan

11

ekonomi Indonesia, dan harus dapat mentransformasikan apa yang telah
disepakati dalam AFTA tersebut ke dalam produk/ kebijakan hukum nasional.
Tantangan-tantangan ini sendiri sesungguhnya tidak hanya harus diatasi oleh
pemerintah saja, namun juga oleh pihak swasta, yang sebenarnya merupakan aktor
utama dalam pemanfaatan pemberlakuan kesepakatan AFTA ini. (Hikmahanto
Juwana, AFTA Dalam Konteks Hukum Ekonomi Internasional, hal.10-11)
Selanjutnya adalah, sisi positif AFTA menurut Jusuf Kalla, beliau
menyatakan kepercayaan diri merupakan hal penting untuk menghadapi
perdagangan bebas. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi lebih besar
dibanding negara lain di kawasan ASEAN, sepanjang semua pihak, termasuk
pemerintah mendorong perubahan yang sesungguhnya. Saat ini masyarakat
Indonesia perlu berani berdikari dan percaya diri. Setiap negara punya catatan
keuangan dan kemampuan yang berbeda. Jika kita berani mencipta produk dengan
lebih cepat, lebih bagus, dan lebih murah, saya yakin kita akan bisa menjadi
negara maju. Saya yakin itu. (http://www.staimafa.ac.id/hadapi-afta-jk-dorongmahasiswa-kreatif/)

Atas respon terhadap AFTA di atas, maka kami selaku penulis kemudian
menentukan arah yang ingin dituju dalam penelitian ini. Berbeda dengan tulisantulisan tersebut, yang umumnya berbicara tentang kritik terhadap AFTA, prediksi
mengenai dampak pemberlakuan AFTA terhadap Indonesia, dalam penelitian ini
ingin melihat tentang apa dan bagaimana kebijakan perpajakan dalam menghadapi
AFTA 2015 yang diambil tersebut telah cukup dan siap untuk menghadapi
pemberlakuan AFTA ini.

12

BAB III
METODE PENULISAN

3.1

METODE
Dalam penelitian ini digunakan metode peulisan dengan studi literatur.

Peneliti memilih metode ini dikarenakan peneliti dapat membandingkan satu teori
dengan teori selanjutnya sehingga kami bisa menarik bang merah dari berbagai
penelitian tersebut. Adapun lebih jelasnya studi literatur dalam penelitian ini
untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang sudah ada
pada penelitian sebelumnya.
Selain itu dengan studi literatur kami dapat menghemat waktu, tenaga
sehingga kami dapat lebih cepat menemukan solusi bagi perumusan masalah pada
penelitian ini. Kami berharap kedepannya penelitian ini bisa dijadikan bahan
selanjutnya untuk dilakukan penelitian lanjutan.
Sedangkan dari sisi pengumpulan data kami mengumpulkan beberapa
jurnal yang berkaitan dengan topik yang dibahas yakni strategi menghadapi Asean
Free Trade Area (AFTA). Berdasarkan berbagai jurnal yang dikumpulkan kami
memperoleh gambaran ke depan dalam rangka menjawab tantangan kedepan yang
seharusnya diambil pihak yang terkait (stake holder) untuk mengeluarkan
kebijakan yang tepat.

13

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1

Kebijakan Strategis
Pada bagian pembahasan peneliti akan memaparkan mengenai kebijakan

yang sebaiknya diambil oleh pihak yang terkait khususnya pemerintah dalam
rangka menghadapi Asean Free Trade Area (AFTA).
Kebijakan pemerintah yang dapat diambil dalam jangka pendek adalah
melakukan klasifikasi terhadap produk apa saja yang akan masuk di Indonesia.
Diperlukan kebijakan mengenai pengaturan batasan minimal produk yang
diperkenankan masuk di Indonesia misalnya hanya produk yang bukan bahan
pokok makanan atau produk yang tidak berkaitan dengan usaha kecil dan
menengah.
Selain itu salah satu kebijakan pemerintah menjaga agar pertumbuhan
ekonomi tetap aman adalah menjaga investasi. Kebijakan dengan memberikan
layanan satu pintu bagi para investor yang mau berinvestasi di Indonesia dengan
mengeluarkan kebijakan yang mempermudah penanaman investasi di Indonesia.
Bukan hanya memangkas prosedur perizinan saja, tapi juga memberikan
kemudahan dalam perpajakan.
Diharapkan ketika pemerintah melakukan proses negosiasi dengan para
investor dimana perusahaan yang memasarkan produknya di Indonesia harus
mendirikan pabrik (base production) di dalam negeri. Sehingga dari kebijakan ini
akan diperoleh manfaat berupa terserapnya lapangan kerja yang cukup besar.
Selain itu, pemerintah juga bisa memberikan aturan perpajakan yang bisa
meringankan pengusaha dengan nominal pajak yang diambil lebih rendah
dibandingkan sebelumnya.
Selain itu pemerintah bisa melakukan nasionalisasi aset pada sektor
publik seperti perusahaan milik negara dimana pemerintah mengeluarkan
kebijakan dengan melindungi sektor industri publik (transportasi, pertambangan,

14

kelautan) dimana para investor hanya dipekenankan untuk memasarkan
produknya hanya pada bidang produk dan jasa untuk individu. Pemerintah juga
dapat memberikan stimulus bagi usaha kecil meengah dengan memberikan
bantuan tidak hanya modal tapi juga ketrampilan pengelolaan usaha yang
dimilikinya. Sehingga semua itu diharapkan usaha kecil menangah dapat bertahan
dan bersaing dengan adanya Asean Free Trade Area (AFTA).

15

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut:
1.

AFTA bisa menjadi sebuah peluang namun juga bisa menjadi
hambatan bagi perekonomian jika tidak disiapkan secara matang

2.

Pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan berupa kemudahan
berinvestasi di Indonesia

4.2

3.

Perlu adanya klasifikasi produk yang masuk di Indonesia

4.

Pemerintah dapat melakukan nasionalisasi aset pada sektor publik

5.

Perlindungan pemerintah terhadap usaha kecil menengah (UKM)

SARAN
Adapun sara dari penelitian ini sebagai berikut:
1.

Perlu kebijakan yang tepat dalam menghadapi AFTA

2.

Adanya kajian lebih lanjut mengenai AFTA dan langkah yang
dapat diambil selanjutnya

3.

AFTA bisa menjadi peluang selain itu bisa juga menjadi hambatan
bagi tumbuhnya perekonomian Indonesia

16

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Keuangan. (2013, Oktober 24). Diambil kembali dari Departemen
Keuangan: www.tarif.depkeu.go.id
Juwana, H. (t.thn.). AFTA Dalam Konteks Hukum Ekonomi Internasional. 10-11.
Pengestu, M. E. (t.thn.). ASEAN Free Trade Are (AFTA): An Indonesia Perspective. , 45.
STAIMAFA. (2013, 10 24). STAIMAFA. Diambil kembali dari STAIMAFA:
www.staimafa.ac.id/hadapi-afta-jk-dorong-mahasiswa-kreatif
Wikipedia. (2013, 10 24). Wikipedia. Diambil kembali dari Wikipedia:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kawasan_Perdagangan_Bebas_ASEAN
World Bank. (2013, 10 24). Diambil kembali dari World Bank:
documents.worldbank.org/curated/en/home

17

CURICULUM VITAE
1.

Ketua Peneliti
a.

Nama Lengkap

: Muhammad Ulil Albab

b.

Tempat Tanggal Lahir

: Blora, 7 September 1993

c.

Nomor Telepon

: 081229633721

d.

Email

: ulilalbabtiuii@gmail.com

e.

Prestasi

:





f.

Olimpiade Komputer Se- Jawa Tengah 2010
TOP 10 LIPO Business Plan Competition 2013

Karya Ilmiah



Upaya

:
Penyembuhan

Penderita

Epilepsi

Melalui

PEMANFAATAN Sifat Energi Kilat (2006)
MANFAAT KULIT TELUR BAGI KESUBURAN BUNGA
MAWAR DALAM UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN



HIDUP (2006)



BAHAN DASAR PULP (2007)

PEMANFAATAN LIMBAH ENCENG GONDOK UNTUK
DE’BAGENER

(DESAIN

TAS

BAKUL

GENDONG

ERGONOMIS)

UNTUK

MENGURANGI

KELUHAN

CIDERA MUSKULOSKELETAL DISORDER SEBAGAI
SALAH

SATU

USAHA

UNTUK

MENINGKATKAN

KUALITAS HIDUP BURUH GENDONG (2012)
2.

Anggota 1
a.

Nama Lengkap

: Damang Suhdi Lubis

b.

Tempat Tanggal Lahir

: Padangsidimpuan, 9 August 1993

c.

Nomor Telepon

: 089687117523

d.

Email

:

e.

Prestasi

:




Juara 4 Olimpiade Science di Sumatra
TOP 10 LIPO Business Plan Competition 2013

18

3.

Anggota 2
a.

Nama Lengkap

: Yosa Permata Shafira

b.

Tempat Tanggal Lahir

: Karawang, 21 Mei 1995

c.

Nomor Telepon

: 085692796178

d.

Email

: yosashafira@gmail.com

e.

Prestasi

:




Juara 1 OSN Ekonomi tingkat Kabupaten (2011)



Semi Finalis Lomba Cerdas Cermat se Jababeka (2012)



(2012)

Grand Finalis Kompetisi Nasional Smart Primagama di UI

The Best Team di High School Economic Competition di
Universitas Padjajaran (2012)