Analisis Adanya Peran Pihak Asing Dalam
UNIVERSITAS INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH
ANALISIS KEBIJAKAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
SEMESTER GENAP 2012/2013 FERNANDO PM TAMBUNAN 1206304603 PROGRAM STUDI KAJIAN KETAHANAN NASIONAL KEKHUSUSAN KAJIAN STRATEJIK INTELIJEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS INDONESIA 2013
Baik Ilmu Pengetahuan Maupun Filsafat Atau Agama, Bertujuan (sekurang-kurangnya berurusan dengan hal yang sama), yaitu KEBENARAN. . . .!
_______________________ Fernando PM Tambunan !
Analisis Adanya Peran Pihak Asing Dalam Pengambilan Keputusan Amandemen UUD 1945
1. Latar Belakang
Di dalam perjalanannya Indonesia sudah mengalami beberapa kali melakukan perubahan konstitusi, yaitu;
1. Berlakunya UUD 1945 (18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949)
2. Berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950)
3. Periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 juli 1959)
4. Periode kembalinya UUD 1945 (5 Juli 1959 – 1966)
5. Periode 1945 masa orde Baru (11 Maret 1966 – 21 Mei 1998)
6. Periode transisi (21 Mei 1998 – 19 oktober 1999)
7. Periode UUD 1945 Amandemen, terdapat 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam siding umum dan sidang tahunan MPR:
a. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 oktober 1999 (perubahan pertama).
b. Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7 - 18 Agustus 2000 (perubahan kedua).
c. Sidang Tahunan MPR 2001 tanggal 1 - 9 november 2001 (perubahan ketiga).
d. Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1 - 11 Agustus 2002 (perubahan keempat).
Adanya peran asing sudah di rasakan sejak tahun 1955, dimana pada saat adanya pemilihan parlemen, CIA telah memberikan dana sekitar 1 juta dollar kepada partai
Masyumi sebagai dukungan atas lawan terkuat Soekarno di dalam politik. 1 Dalam pemilihan umum tahun 1999, tidak ada satupun peserta pemilihan umum yang
mengajukan program perubahan UUD 1945 yang ditawarkan kepada rakyat, sehingga para anggota MPR tidak memperoleh mandat dari rakyat sebagai pemilik kedaulatan untuk mengadakan perubahan terhadap UUD 1945. Dengan demikian MPR telah mengingkari kedaulatan rakyat. Timbul pertanyaan dari penulis, apakah penyebab
1 !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Tim Weiner. Legacy of Ashes: The History of CIA. Doubleday Broadway Publishing Group. 2007. New York. H 143.
dari timbulnya hasrat MPR untuk melakukan perubahan tersebut. dan mengapa proses perubahan – perubahan berlangsung sangat cepat. Peristiwa semacam ini tidak pernah terjadi di negara lain. apa yang menyebabkan MPR begitu terburu-buru? Apa sebetulnya yang hendak diburu? Penulis berasumsi, bahwa adanya peran sponsor dalam perubahan UUD 1945 tersebut.
Bung Karno pernah mengatakan, bahwa abad ke 20 adalah abad intervensi dan hal ini dibuktikan dengan adanya campur tangan Negara Adikuasa dalam berbagai persoalan dunia ketiga, termasuk Indonesia. Apabila dulu dengan mempergunakan “kekerasan” yang didukung oleh persenjataan yang memerlukan biaya tinggi, sekarang dengan mempergunakan kecanggihan intelligence dengan strategi dan taktik yang lebih halus dan tidak kelihatan melalui kerjasama dengan sekutu-sekutunya, baik
sipil maupun militer, Dikenal dengan istilah “Our Local Army Friends”. 2 Sejak tahun 1948 Amerika telah memberikan bantuan berupa finansial kepada seluruh negara-
negara berkembang untuk mempengaruhi ekonomi dan politik yang berada di negara- negara berkembang tersebut melalui organisasi NED (National Endowment for Democracy) dengan membentuk organisasi yang pro-demokrasi di negara-negara
tersebut. 3 Dimana NED sebagai pendana utama dari program NDI (National Democratic Institute) dan USAID (United State Agency for International
Development) dan CETRO (Center for Electoral Reform) sebagai aktor akhir dari perpanjangan tangan kedua organisasi tersebut. Dalam preambule piagam UNESCO antara lain terdapat anak kalimat yang mengatakan bahwa since war begin in the
minds of men. 4 Apabila kita mengikuti pikiran ini, maka hal tersebut mempunyai makna bahwa perang itu dapat berlangsung dalam pikiran manusia, dan kita dapat
memaksa orang di negara lain untuk melaksanakan hal-hal yang kita pikirkan dan inginkan, maka telah tercapai maksud dan tujuan sehingga kita tidak perlu lagi melakukan perang. Oleh karena itu sekarang ini untuk menaklukkan suatu negara
2 ‘dokumen gillchrist’ yang salah kalimatnya berisi kata-kata ‘our local army friend’ yang diartikan sebagai TNI AD dan PKI menghembuskan issue Dewan Jenderal (DD). Dokumen Gilchrist (bahasa
Inggris: Gilchrist document) adalah sebuah dokumen yang dahulu banyak dikutip surat khabar pada era tahun 1965 yang sering digunakan untuk mendukung argumen untuk keterlibatan blok Barat dalam penggulingan Soekarno di Indonesia.
3 Berkowitz, Bruce.D dan Goodman, Allan E. Best Truth Intelligence In The Information Age. Yale University Press. USA. 2000. H.127
4 United Nation Educational Scientific and Cultural Organization, Konstitusi UNESCO, http://portal.unesco.org/en/ev.php-
URL_ID=15244&URL_DO=DO_TOPIC&URL_SECTION=201.html .
tidak perlu lagi dilakukan melalui invasi militer atau perang konvensional. Cara yang lebih murah dan tanpa resiko akan kehilangan nyawa prajuritnya sendiri, adalah melalui subversi yaitu; dengan melakukan sabotase atau menimbulkan huru-hara, pembrontakan, demonstrasi dan pemogokan atau keributan yang disertai pengerusakan, dan bentuk kekacauan lain. Selain itu sekarang ini adalah mode untuk menuduh negara yang menjadi sasaran bahwa dia telah melakukan pelanggaran
human rights. 5 Bentuk humanitarian intervention ini menurut Dr. Juwono Sudarsono merupakan bentuk tersamar dari military intervention, dengan menggunakan bendera
hak asasi manusia. 6 Penulis mencoba mengkonstruksikan adanya peran pihak asing dalam perubahan konstitusi yang ada di Indonesia pada tahun 1999 – 2002.
2. Pemikiran Tentang Konstitusi
Pemikiran tentang konstitusi atau UUD untuk pertama kali lahir dan berkembang di dunia barat. Pada zaman Teutonic tribes (suku-suku Jerman Titeunik) dimana pemerintahan dipercayakan kepada primus inter pares (yang pertama antara yang sama) dan belum mengenal masalah konstitusi. Begitu juga pada jaman kerajaan, dimana raja berkuasa mutlak dan negara dianggap sebagai milik raja dan rakyat yang berdiam dan hidup di atas tanah milik raja harus tunduk kepada raja. Pada zaman ini kekuasaan raja masih didasarkan pada keberhasilannya menaklukan suatu wilayah
(teori imperium) beserta penduduk di atasnya (Herrschaftbereich). 7 Penderitaan yang dialami oleh masyarakat Eropa selama berabad-abad di bawah kekuasaan mutlak dari
raja-raja dan kekacauan yang timbul akibat perang agama yang berkepanjangan pada abad ke XVI / XVII, telah menimbulkan keinginan di kalangan masyarakat untuk mendapatkan kebebasan. Perubahan terjadi pada zaman Renaissance, dimana pada zaman ini perhatian ditujukan kepada pribadi – pribadi manusia. Sehingga zaman ini disebut zaman Humanisme. Keinginan untuk bebas dari masyarakat Eropa tersebut
5 Terjemahan Human Rights dalam bahasa Indonesia adalah hak-hak manusia dan bukan hak asasi manusia. Kurang jelasnya akan timbulnya permasalahan ini, dimana tidak semua hak manusia bersifat
asasi. Hak-hak asasi manusia adalah terjemahan dari fundamental Human Rights. 6 Prof.Dr.Juwono Sudarsono memperingatkan bahwa human rights dalam politik internasional tidak
ubahnya dari percaturan quid pro quo (anda mau apa saya dapat apa). Jadi human rights sebagai bagian dari politik international memang agak lain dengan pengertian hak-hak manusia yang lazim dibahas di kalangan para ahli hokum dan para pendekar humanism. (pendapat ini dikemukakan dalam bukunya Luhut Pangaribuan & Benny Harman, Hak Rakyat atas Pembangunan, 40 Tahun Deklarasi Hak- Hak Asasi Manusia, Jakarta, YLBHI, 1981, hal.48). !
7 S.W. Couwenberg. Modern Constitutioneel Recht en Emancipatie Van de Mens, liberale democratic als eerste emancipatic model. Van Gorcum. 1981. Nederlandse Hal 8-9.
diberikan landasan yang kuat oleh ajaran otonomi individu. 8 Ajaran ini kemudian melahirkan filsafat individualisme. Menurut ajaran ini manusia sudah mempunyai
hak-hak kebebasan sebelum munculnya negara. Hak-hak kebebasan itu bersumber dari kodrat manusia sejak dia lahir. Namun demikian pemikiran tentang bagaimana mengamankan hak-hak kebebasan tadi baru timbul setelah rakyat sendiri yang memegang kendali pemerintahan. Timbul persoalan tentang bagaimana sebaiknya mengatur negara dan pemerintahan. Sehingga pada akhirnya melahirkan pemikiran mengenai konstitusi. Adanya ajaran Jean Jacques Rousseau menggeser kekuasaan tertinggi digeser dari raja kepada rakyat karena rakyatlah yang berkuasa dalam negara. Ajaran tersebut kemudian pada akhirnya melahirkan ajaran kedaulatan hukum yang menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi bersumber pada hukum. Kekuasaan
tertinggi bukan di tangan raja, rakyat atau negara tetapi di tangan hukum. 9 Jadi telah terjadi pergeseran pemegang kekuasaan tertinggi negara. Dari uraian di atas terdapat
dua motif yang saling berhadapan yaitu di satu pihak ada yang ingin berkuasa dan di lain pihak rakyat ingin bebas. Motif ingin berkuasa dan ingin bebas inilah yang menjadi mesin penggerak daripada perkembangan negara. Jadi perkembangan mengenai negara yang timbul dan kemudian berkembang merupakan produk historis, dimana perkembangan ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti; teori perjanjian masyarakat (Social Contract) dan gagasan mengenai Leges Fundamentalis, timbulnya kesadaran akan negara sebagai perwujudan korporatif atau sebagai badan atau lembaga yang abstrak sehingga memerlukan anggaran dasar, lalu ajaran konstitusialisme dari demokrasi liberal.
Kedudukan dan peranan konstitusi atau UUD, terutama bagi negara-negara yang baru merdeka, berfungsi sebagai faktor integrasi politik. Dan sebagai sebuah lambing akan hak untuk menentukan nasib hidupnya sendiri. Teori integrasi pertama kalinya dikemukakan oleh Rudolf Smend pada tahun 1928 dalam bukunya berjudul Verfassung und Verfassungsrecht. UUD 1945 sendiri membedakan UUD dari konstitusi. Dari penjelasan UUD 1945 dapat diketahui bahwa konstitusi diartikan sebagai aturan-aturan pokok mengenai penyelenggaraan negara, sebagai garis-garis besar haluan negara (GBHN). GBHN ditetapkan oleh UUD 1945 dan oleh MPR, dan juga lahir praktek penyelenggaraan negara. UUD 1945 adalah sebuah produk historis
8 Koopmans, Thijmen. Vergelijkend publiekrecht. Kluwer. Nederlandse. 1978. Hal 200. 9 Prof.Dr. A.S.S. Tambunan, SH. Kedaulatan Rakyat Menurut UUD 1945 Dalam Era Hukum. Jurnal
Ilmiah Ilmu hukum. No.10/th.3/Oktober. 1996.
dan berfungsi sebagai lambing dari hak bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri dan sebagai faktor integrasi utama yang sarat dengan muatan politis- psikologis.
3. Teori Dan Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh akan permasalahan, penulis menggunakan berbagai teori serta konsep untuk membantu penulis dalam mengeksplorasi berbagai landasan yang menjadi acuan. Adapun berbagai konsep serta teori-teori yang dipergunakan dapat diuraikan sebagai berikut:
3.1. 4 Faktor Yang Mempengaruhi Kehidupan Negara
Berdasarkan teori ada Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kehidupan negara yaitu ekologi negara yang bersangkutan, sejarah bangsanya, struktur
social masyarakatnya, sistem nilai, dan ideology bangsanya. 10 Pada lazimnya faktor - faktor ekologi ini berkenaan dengan faktor - faktor ideologi, politik,
ekonomi, social budaya, dan hankam, interelasi antara manusia dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem. Lalu struktur social adalah suatu konsep yang menggambarkan bentuk sistem global yang menjelaskan hubungan antara individu, kelompok dan organisasi dalam kemasyarakatan. Struktur sosial dilihat dari konsepnya dimaknai dengan makna yang berbeda, dan kadang-kadang didefinisikan dengan sama sistem sosial atau organisasi sosial yang diatur oleh norma-norma dan nilai. Kemudian sejarah suatu bangsa merupakan sebuah nilai yang berharga, karena kita dapat mempelajari sebuah pandangan yang jauh ke depan dengan mempelajari sejarahnya terlebih dahulu. Sistem dapat diartikan sebagai rangkaian yang saling berkaitan antara unsur yang satu dengan yang lain. Sistem nilai adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai apa yang hidup dalam pikiran seseorang. Dan ideology. Ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita cita. Dan logos yang berarti ilmu. Kata idea berasal dari bahasa Yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu, ada kata idein yang artinya melihat. Maka secara harafiah, ideologi berarti imu yang menjelaskan pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, idea
10 Prof.Dr.A.S.S Tambunan, SH. UUD 1945 Sudah Melihat Jauh Ke Depan. Puporis Publisher.2000. Jakarta. H.1.
disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap dan harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian, ideologi mencakup pengertian tentang ide-ide, pengertian dasar dan cita-cita.
3.2. Teori Intelijen
Intelijen didefinisikan sebagai suatu rencana yang teratur, rapi, dan dipelajari yang bertujuan menggunakan segala sarana agar memperoleh seluruh bentuk informasi yang beranekaragam, untuk kemudian dilakukan penyusunan serta penilaian untuk dipergunakan sebagai bantuan terhadap para aparat terhadap realita yang terjadi, dan penilaian-penilaian yang terlindungi pada saat yang tepat demi menjamin keselamatan dan keamanan nasional (national security), serta bekerja melawan intelijen saingan atau musuh demi melakukan pencegahan
terhadap ancaman pada negara dalam bentuk apapun. 11 Pada hakekatnya, intelijen merupakan suatu proses pengumpulan informasi strategis sebagaimana dikatakan
oleh Mark Lowenthal yaitu : Intelligence can be thought of as the means by which certain types of information are required and requested, collected,
analyzed, and disseminated. 12 Proses intelijen itu sendiri dapat berupa kegiatan yang terbuka (overt) ataupun yang dilangsungkan secara rahasia (covert). Proses
pengumpulan informasi-informasi strategis ini kesemuanya dimaksudkan untuk mendeteksi segala macam bentuk potensi ancaman yang dapat membahayakan keberadaan suatu negara sehingga dimungkinkan untuk mengambil suatu tindakan (action) sebagai langkah antisipastif. Demi melakukan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya pendadakan strategis (strategic surprise) serta untuk memberikan kepastian lebih terhadap jalannya kelangsungan suatu negara maka selalu diperlukan peran intelijen. Bahkan lebih jauh dapat dikatakan bahwa, intelijen memiliki peranan vital dalam menentukan arah kebijakan suatu negara, khususnya dalam konteks intelijen sebagai sebuah produk yang menjadi bahan
11 Y. Wahyu Saronto. Intelijen : Teori, Aplikasi, dan Modernisasi. Jakarta: Ekalaya Saputra. 2004. H.11.
12 Mark Lowenthal. Intelligence: From Secrets to Policy. CQ Press. Washington. 2000. H. 8.
pertimbangan bagi pembuat kebijakan (end-user) untuk menentukan suatu kebijakan.
Intelijen merupakan sesuatu hal yang berbeda dengan informasi, kecuali sifatnya yang kemungkinan terkadang diliputi oleh kerahasiaan (secrecy). Informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui. Sementara itu, intelijen adalah informasi strategis yang diberikan kepada pembuat kebijakan dimana telah dilakukan proses pengumpulan, pengolahan, serta analisis untuk memenuhi kebutuhan pembuat kebijakan tersebut. Semua intelijen adalah informasi. Meski demikian, tidak semua informasi dapat dikatakan sebagai intelijen. Intelijen sebagai suatu informasi memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan informasi keseharian dikarenakan intelijen merupakan informasi yang memiliki
komponen atau bagian yang rahasia. 13 Proses peroleh informasi intelijen dilakukan dengan cara yang tertutup yang membedakan metode ini berbeda dari
proses pengumpulan informasi secara konvensional melalui sumber-sumber terbuka (open-source).
Di dalam buku Intelligence: From Secrets to Policy, Mark Lowenthal menjelaskan bahwa intelijen merupakan suatu proses dimana berbagai jenis informasi yang spesifik akan diminta, dikumpulkan, dianalisis, serta disediakan kepada pembuat kebijakan, atau juga sebagai produk dari suatu proses, usaha
penjagaan terhadap proses tersebut, dan juga sebagai aktivitas operasi. 14 Intelijen berfungsi sebagai dasar pembuatan kebijakan (policy) yang berfungsi untuk
memberikan peringatan dini (early warning) serta perkiraan keadaan (estimation) tentang berbagai perkembangan yang mungkin terjadi. Pada awalnya fungsi intelijen terlihat dalam masa peperangan dimana hampir seluruh negara dipelopori oleh intelijen militer di dalam memenangkan konflik bersenjata. Fungsi intelijen pada awalnya hanya memasok kebutuhan komandan dalam proses pengambilan keputusan, baik yang bersifat taktis, operasional, dan
strategis. 15 Secara spesifik, intelijen strategis (strategic intelligence) dapat dimaknai ke dalam tiga pengertian. Pertama, intelijen strategis sebagai intelijen
tentang kemampuan, kelemahan, dan kemungkinan cara bertindak serta niat negara asing atau musuh dan digunakan dalam merencanakan operasional militer
13 Loch K. Jhonson. Handbook of Intelligence. Routledge. London, New York. 2007. H. 2. 14 Lowenthal (2000). Intelligence. H. 8. 15 AA Kustia. Intelijen : Dilema dan Tantangan. CSICI. Jakarta. 2007. H.3.
saat perang ataupun kekacauan bersenjata dalam negeri. Kedua, intelijen strategis dipahami sebagai bahan keterangan yang dicari, dikumpulkan, dan diolah untuk kepentingan strategis (strategic interest) yang mencakup bidang politik, perkembangan ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial budaya, komunikasi dan telekomunikasi, geografi militer, angkatan bersenjata, biografi personil penting, sejarah, dan lain-lain. Ketiga, intelijen strategis diartikan sebagai pengumpulan dan pengolahan informasi untuk memahami situasi global dalam jangka panjang, menjelaskan kecenderungan utama yang menonjol, mencari pilihan-pilihan dan memprediksi kemungkinan-kemungkinan di masa mendatang. Dalam skala strategis serta tujuan jangka panjang (long-term purpose) bagi kepentingan nasional suatu negara, serta untuk menangkal segala bentuk ancaman potensial maka intelijen strategis memainkan peranan yang teramat penting bagi proses pengambilan keputusan yang berdampak luas bagi seluruh aspek kehidupan dalam bernegara.
Secara umum, intelijen dapat juga diklasifikasikan dari kedua aspek mengenai cara pandang bagaimana intelijen dioperasikan, yakni:
a. Intelijen positif, yaitu dengan mengacu kepada pengertian bahwa intelijen dilakukan dengan melakukan penetrasi yang melampaui batas-batas
negara (outward looking), dengan menerapkan aktivitas spionase, tentunya untuk mengumpulkan informasi secara rahasia demi mengetahui keadaan musuh. Intelijen jenis ini lebih berkarakter ofensif.
b. Intelijen negatif, dengan menerapkan pada penekanan kegiatan kontra intelijen, yaitu segala usaha dan kegiatan untuk mengantisipasi serta menetralisir ancaman yang timbul atas adanya kegiatan spionase,
sabotase, dan penggalangan oleh pihak lawan atau negara lawan. Aktivitas kontra intelijen juga dapat diidentikkan dengan upaya penetrasi
terhadap organisasi intelijen di negara musuh. 16 Karakteristik kontra intelijen lebih bersifat defensif.
3.3. Teori Ancaman
Adanya sebuah ancaman nasional sebagi tolak ukur di dalam dunia intelijen dimana menurut Liotta dan Lloyd bahwa Penilaian mengenai ancaman tradisional !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
16 Nigel West. Historical Dictionary of International Intelligence. Scarecrow Press,Inc. Lanham, MD. 2006. H. 71.
secara terus menerus memiliki peranan yang penting, walaupun dimodifikasi, dalam proses perencanaan pasukan dan strategi. Pertimbangan mengenai kapabilitas, niat, dan kondisi suatu bangsa khusus, seperti halnya kerentanannya, itu penting. Niat dan rencana dari musuh potensial seringkali lebih samar dan tidak pasti daripada pengetahuan mengenai kapabilitas pasukan. Namun kondisi tertentu di suatu waktu dapat mengubah kapabilitas dan niat sebuah bangsa dengan cara yang tidak terduga, dan identifikasi kerentanan membuat kelemahan dari bangsa yang mengancam dapat dieksplotasi secara maksimal dalam
pengembangan strategi. 17 Sehingga, Liotta & Lloyd merumuskan bahwa teori ancaman terdiri dari:
T=I+C+C+V Dengan keterangan sebagai berikut :
T = Threat (Ancaman)
I = Intention (Niat)
C = Capabilities (Kemampuan) C = Circumstances (Keadaan)
V = Vulnerabilities (Kerentanan) Rumusan akan teori sebuah ancaman akan selalu berada di dalam siklus intelijen, dimana terdapat niat, kemampuan, keadaan, dan kerentanan dari kita akan mempengaruhi intelijen strategik dalam pengambilan keputusan ataupun kebijakan untuk kepentingan dalam negeri (domestic) dan luar negeri (foreign).
3.4. Domino Theory
Amerika memakai domino theory di dalam kebijakan luar negerinya. Diarahkan pada pemeliharaan pada sekutu yang pro kepada blok barat dan anti- komunis diantara negara-negara Asia Tenggara. Teori yang diberikan dengan adanya sebuah metaphorical expression, dimana Amerika Menghadapi “bahaya” dari pertumbuhan yang pesat dengan adanya pengaruh komunis di berbagai negeri. Sebagai contoh demi mempengaruhi hasil pemilu di Italia (saat itu Italia akan melakukan pemilu, dan dari perhitungan survei, pemilu akan dimenangi Partai Komunis Italia) agar menguntungkan politik Amerika Serikat, diadakannya kampanye di kalangan orang kaya Wallstreet untuk menyumbangkan dana buat
17 P.H. Liotta, Richmond M. Lloyd. (2005). From Here to There: The Strategy and Force Planning Framework. Naval War College Review, Spring 2005, Vol. 58, No.2. Hal. 131.
melakukan operasi-operasi rahasia. Sejak tahun 1953, Allen Dulles dengan keras mendesak pemerintah Amerika untuk segera mendirikan organisasi-organisasi rahasia demi melakukan berbagai operasi khusus. Dan oleh karena itu, pemerintah AS menyetujui den menetapkan dua ketentuan penting mengenai operasi-operasi khusus, yaitu:
1. Harus Rahasia
2. Harus masuk akal untuk dapat dibantah adanya keterlibatan pemerintah AS seandainya operasi tersebut terbongkar. 18
3.5. Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan gambaran mengenai permasalahan penulis menggunakan teknik fishbone analysis, dimana teknik analisis ini Digunakan untuk menunjukkan sebab dan akibat dengan mengidentifikasi kemudian mengeksplorasi masalah sekitar yang sedang diselidiki. Kepala ikan merupakan hal yang akan diselidiki, kemudian terdiri dari tulang –tulang ikan yang utama dengan daftar kategori dari informasi utama mengenai isu tersebut. Dari tulang utama, tulang kecil dapat tumbuh untuk membentuk daftar masalah yang berkontribusi. Dengan mengisi diagram ini, kita dapat menemukan beberapa masalah yang berkontribusi terhadap lebih dari satu masalah, untuk dianalisa dan
dicari solusinya. 19 Lalu dengan menggunakan Analisis PESTEL, dimana analisa ini
merupakan singkatan kata dari Politik, Ekonomi, Social, Teknologi, Ekologi, dan Legislasi. Terdapat variabel-variabel independen melakukan aktifitas terhadap variabel dependen. Anallisis ini melihat faktor-faktor eksternal, dimana meneliti lingkungan dan dapat menempatkan isu-isu yang berkembang dari hasil analisa yang didapat.
berdasarkan gambar 1, penulis mencoba membuat langkah pengumpulan data dari informasi dengan pengidentifikasian permasalahan yatu adanya visi dan rencana bahan keterangan untuk di analisa yaitu mengidentifikasi adanya peran pihak asing di dalam Amandemen UUD 1945, lalu mendapatkan inti dari pengetahuan yang didapat berdasarkan visi yang dimiliki, dan akan membuat sebuah moment opname
18 Suar Suroso. Bung Karno Korban Perang Dingin. Hastra Mitra. Jakarta. 12 Juli 2010. H. 103. 19 Prunckun, Hank. Handbok of Scientific Methods of Inquiry for Intelligence Analysis. The Scarecrow Press,Inc. 2010. United Kingdom. H. 146-147.
(pencatatan seketika) dari keadaan waktu itu. Kemudian pada langkah berikutnya dilakukan evaluasi berdasarkan bukti-bukti yang dimiliki dengan teknik-teknik analisa. Evaluasi bahan-bahan intelijen dengan memakai skala evaluasi berdasarkan lampiran 1, dengan memper hatikan sumber dan kemungkinan dari apa yang diamati. Setelah evaluasi, analis akan menemukan adanya persamaan-persamaan satu dengan yang lain dari masing-masing bahan yang dievaluasi, dan akan menarik sebuah kesimpulan yang disebut adanya penafsiran (interpretasi) dari bahan-bahan intelijen. Dari bahan-bahan yang memiliki nilai tinggi melalui jalan evaluasi dan interpretasi, analis akan mendapatkan Hipotesis dari sejumlah bahan-bahan yang dapat memberi jawaban akan persoalan yang dihadapi. Di dalam gambar 1 terdapat Synthesis, dimana penggunaannya adalah untuk mendapatkan sebuah uraian yang berisi mengapa hipotesis dianggap mendekati kebenaran atau mengapa hipotesis yang satu mungkin benar daripada hipotesis yang lainnya. Hasil akhir yang didapat adalah sebuah produk
intelijen yang harus disampaikan kepada pemakai produk tersebut (user). 20
Identifikasi permasalahan (inti bahan keterangan)
Penjabaran
Analisa inti bahan
(pendistribusian)
keterangan (rencana
bahan2
bahan keterangan)
Pengumpulan
Synthese
bahan2 pengetahuan
pengumpulan
Evaluasi
bahan2 yang
interpretasi
kurang lengkap
(Hipotesis)
Rencana Penambahan bahan keterangan
Gambar 1 : Lingkaran Analisis
20 Let.Kol.F.E. Thanos & Maj. Juono. Intelligence Militer. Penerbit Djambatan. Bandung. Jakarta 1961. H. 12-16.
dari beberapa langkah di atas penulis mendapatkan sebuah hipotesis yaitu: • Adanya Peran Amerika dalam proses Amandemen UUD 1945 dan perubahan
konstitusi mengakibatkan Krisis Perundang-undangan, Pertahanan, dan ekonomi serta moneter.
Dengan ketiga alat analisis berdasarkan lingkaran analisis yang memunculkan hipotesis di atas memberikan sebuah teori yang dapat memberikan sebuah fokus dalam pengumpulan data lebih lanjut. Sehingga hipotesis atau kesimpulan apapun
akan mengandung beberapa hal 21 , yaitu; • Aktor yang menjadi kunci
: Siapa (WHO) • Aktifitas kriminal yang dilakukan
: Apa (WHAT)
• Metode dari operasi criminal yang dilakukan : Bagaimana (HOW) • Tempat terjadinya operasi (geographical scope) : dimana (WHERE) • Mendapatkan motif
: mengapa (WHY) • Kerangka waktu (time-frame)
: Kapan (WHEN)
4. Aplikasi Teknik Dan Analisis Data
Dengan melihat adanya faktor – faktor yang mempengaruhi kehidupan sebuah negara, yang pertama yaitu faktor ekologi, dimana Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbesar di dunia. Kepulauan yang
terbentang dari sabang sampai merauke terdiri dari 17.508 pulau 22 yang terbesar dan kecil serta meliputi permukaan bumi yang hamper seluas wilayah Amerika Serikat
atau Eropa bagian Barat dan terletak di antara dua benua dan dua samudera. Karena posisi geografis Indonesia tersebut, sejak jaman dahulu kala Nusantara ini merupakan titik temu atau titik silang budaya bangsa-bangsa dan lalu-lintas perdagangan. Indoensia menjadi daerah kunci, sehingga akan tetap menjadi salah satu ajang pertarungan utama kepentingan-kepentingan negara-negara terkuat di dunia. Karena Indonesia adalah negara kepulauan dan tidak meratanya pembangunan, berakibat pada kemampuan setiap penduduknya dalam memproduksi barang dan jasa. Dimana masih adanya daerah-daerah yang tidak menyentuh pengetahuan, sehingga perkembangan akan kemampuan memproduksi barang dan jasa menjadi sangat lambat. Adapun faktor pendukung lambatnya perkembangan – perkembangan tersebut adalah !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
21 United Nation Office On Drugs And Crime. Criminal Intelligence: Manual for Analyst. New York. 2011. H. 31.
22 Menurut hasil survey TNI-AL.
lemahnya system transportasi yang ada, sehingga penduduk yang berada di daerah- daerah terpencil tidak memahami perkembangan-perkembangan tersebut.
Yang kedua adalah sejarah bangsanya, sejarah bangsa Indonesia menunjukkan hal-hal yang positif dan juga hal-hal yang negative, dimana hal positif adalah jaman emas yang selalu memberikan inspirasi kepada pemimpin bangsa dalam perjuangan melawan penjajah. Yang menjadi hal negative adalah mengenai perang saudara dan perang suku terutama dalam rangka perebutan kekuasaan yang hingga sekarang masih terasa dampaknya. Faktor sejarah perjuangan bangsa telah melahirkan faktor-faktor positif integratif yang kuat untuk membangun bangsa dan negara Indonesia. lagu kebangsaan, bendera, dan bahasa nasional adalah hasil sejarah perjuangan bangsa. Terutama ideologi nasional Pancasila yang merupakan abstraksi dari kebudayaan bangsa dan juga merupakan faktor integrasi terkuat bagi bangsa dan negara Indonesia. sebagaimana telah dikemukakan, sejarah perjuangan kemerdekaan juga mengenal perang saudara dan pemberontakan-pemberontakan yang sedemikian rupa, sehingga masih meninggalkan adanya bahaya akan potensi perpecahan.
Lalu yang ketiga adalah struktur sosial. Struktur sosial masyarakat Indonesia dapat dikatakan memiliki sumber kekuatan atau juga sumber kesulitan yang tidak kecil. Kebudayaan, adat kebiasaan, dan tradisi merupakan dasar bagi kehidupan bermasyarakat. Dilihat secara horizontal, masyarakat Indonesia memiliki dua sistem sosial yang terpisah satu dengan yang lain, dimana satu sistem mempunyai ruang lingkup nasional, dan yang satu lagi bersifat regional atau pedesaan. Yang satu bercorak modern, dan yang satu lagi bersifat tradisional. Interaksi kedua sistem, dan juga usaha untuk menyatukan atau menghubungkan kedua sistem tersebut sering menimbulkan ketegangan-ketegangan dan kesulitan-kesulitan lain. secara vertical, masyarakat Indonesia belum berhasil membangun suatu piramida sosial yang sesuai dengan cita-cita nasional, tujuan nasional yang terdapat pada alinea ke 4 pembukaan UUD 1945 serta kepentingan nasional (keamanan nasional, ekonomi nasional,
kesejahteraan nasional) 23 , yaitu piramida sosial yang terbuka dan yang dapat menampung serta mendorong mobilitas sosial, baik yang bersifat horizontal maupun
yang vertikal. Di dalam hubungan sosial ekonomi, menurut seorang pengamat dari Jepang yaitu Yoshikazu Sakamato (1982) bahwa kesenjangan dan kontradiksi sosial di negara-negara Dunia Ketiga kehidupan ekonominya tergantung kepada negara- !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
23 Mayjen TNI (Purn) Dadi Susanto. Inteiijen dan Keamanan Nasional. Hanjar Universitas Indonesia. 6 September 2012.
negara yang telah maju. Ketergantungan kepada negara-negara maju itu telah melahirkan ketimpangan distribusi nilai atau ketimpangan dalam pembagian hasil, sehingga mengakibatkan semakin besarnya kontradiksi-kontrsdiksi antar golongan/ kelas dalam masyarakat di negara-negara Dunia Ketiga.
Lalu yang ketiga adalah struktur sosial. Struktur sosial masyarakat Indonesia dapat dikatakan memiliki sumber kekuatan atau juga sumber kesulitan yang tidak kecil. Kebudayaan, adat kebiasaan, dan tradisi merupakan dasar bagi kehidupan bermasyarakat. Dilihat secara horizontal, masyarakat Indonesia memiliki dua sistem sosial yang terpisah satu dengan yang lain, dimana satu sistem mempunyai ruang lingkup nasional, dan yang satu lagi bersifat regional atau pedesaan. Yang satu bercorak modern, dan yang satu lagi bersifat tradisional. Interaksi kedua sistem, dan juga usaha untuk menyatukan atau menghubungkan kedua sistem tersebut sering menimbulkan ketegangan-ketegangan dan kesulitan-kesulitan lain. secara vertical, masyarakat Indonesia belum berhasil membangun suatu piramida sosial yang sesuai dengan cita-cita nasional, tujuan nasional yang terdapat pada alinea ke 4 pembukaan UUD 1945 serta kepentingan nasional (keamanan nasional, ekonomi nasional,
kesejahteraan nasional) 24 , yaitu piramida sosial yang terbuka dan yang dapat menampung serta mendorong mobilitas sosial, baik yang bersifat horizontal maupun
yang vertikal. Di dalam hubungan sosial ekonomi, menurut seorang pengamat dari Jepang yaitu Yoshikazu Sakamato (1982) bahwa kesenjangan dan kontradiksi sosial di negara-negara Dunia Ketiga kehidupan ekonominya tergantung kepada negara- negara yang telah maju. Ketergantungan kepada negara-negara maju itu telah melahirkan ketimpangan distribusi nilai atau ketimpangan dalam pembagian hasil, sehingga mengakibatkan semakin besarnya kontradiksi-kontrsdiksi antar golongan/ kelas dalam masyarakat di negara-negara Dunia Ketiga.
Di dalam lampiran 1, yaitu analisis Fsihbone pada variabel Intention (niat) terdapat adanya niat dari pihak asing dalam amandemen UUD 1945. Adanya UU No.
22 adalah pelaksanaan dari ketetapan MPR No.XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Otonomi daerah. UU ini memberikan kewenangan yang terbatas kepada daerah propinsi, sedangkan kepada daerah kabupaten dan daerah kota diberikan otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab. Antara daerah propinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota tidak ada hubungan hirarki. Daerah propinsi merangkap !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
24 Mayjen TNI (Purn) Dadi Susanto. Inteiijen dan Keamanan Nasional. Hanjar Universitas Indonesia. 6 September 2012.
sebagai wilayah administrasi yang melaksanakan kewenangan pemerintah pusat yang didelegasikan kepada Gubernur. Menurut Prof. Dr. Bagir Manan, SH, MCL, yang mengatakan bahwa memang perimbangan keuangan tidaklah dimaksudkan sebagai obat mujarab yang akan melenyapkan segala ketergantungan keuangan kepada pusat. Sesuai dengan perkembangan dan sifat tugas daerah (fungsi pelayanan) hampir dapat dipastikan subsidi akan senantiasa diperlukan. Perimbangan keuangan dimaksudkan menata secara menyeluruh pola hubungan antara pusat dan daerah yang akan memungkinkan pelaksanaan prinsip-prinsip otonomi secara wajar. Sehingga lebih
tepat disebut hubungan keuangan daripada perimbangan keuangan. 25 Kemudian MPR melalui ketetapannya TAP MPR No.IV/MPR/2000 memberikan rekomendasi
kebijakan penyelenggaraan otonomi daerah. Intinya adalah untuk mempercepat pelaksanaan otonomi daerah. Sehingga semua peraturan pemerintah harus diselesaikan paling lambat akhir desember 2000. Daerah yang sanggup melaksanakan otonomi secara penuh dapat memulai pelaksanaannya terhitung 1 Januari 2001 yang tercermin dalam APBN dan APBD. Bagi daerah yang belum mempunyai kesanggupan melaksanakan otonomi secara penuh dapat memulai pelaksanaannya secara bertahap sesuai kemampuan yang dimilikinya. Apabila keseluruhan peraturan pemerintah pada saat itu belum diterbitkan sampai dengan akhir desember 2000, daerah yang mempunyai kesanggupan penuh untuk menyelenggarakan otonomi diberikan kesempatan untuk menerbitkan peraturan daerah yang mengatur pelaksanaannya. Dengan dikeluarkannya ketetapan ini, MPR mempunyai kesempatan untuk memberikan anjuran kepada daerah untuk langsung melaksanakan otonomi tanpa menunggu peraturan yang diperlukan.
Globalisasi adalah proses memakmurkan rakyat seluruh dunia melalui kegiatan ekonomi pasar bebas, memiliki ideology dengan sebutan globalisme. Yaitu paham tentang memakmurkan dunia berdasarkan sistem ekonomi pasar bebas. Dalam sistem ekonomi pasar bebas, pelaku ekonomi bebas bersaing dalam bidang perdagangan, industry, perbankan, dan jasa. Adanya globalisme tersebut diakibatkan karena negara- negara maju telah mengalami tiga kesulitan utama yaitu: (1) lahan untuk investasi sudah tidak tersedia, (2) pasar hasil produksi sudah jenuh, (3) langkanya sumber bahan baku dan energi. Dengan adanya niat akan globalisasi dapat memberikan ruang nafas baru bagi negara maju untuk: (1) memperoleh keuntungan investasinya di
25 ! Bagir Manan. Perjalanan Historis Pasal 18 UUD 1945. UNISKA. 1993. Karawang. H. 34-35. ! 25 ! Bagir Manan. Perjalanan Historis Pasal 18 UUD 1945. UNISKA. 1993. Karawang. H. 34-35. !
Menurut Dr. Darsono P, SE, SF, MA, MM globalisasi memiliki enam dimensi 26 yaitu:
1) Modal tanpa bendera yang bisa beroperasi ke seluruh dunia
2) Tenaga ahli tanpa visa yang bisa masuk-keluar negara lain tanpa hambatan
3) Ilmu dan teknologi tanpa kendala yang bisa menguasai pemikiran bangsa- bangsa seluruh dunia
4) Hasil produksi yang berupa barang dagangan tanpa cukai yang bisa diperdagangkan di semua tempat tanpa pungutan pajak
5) Bahan mentah tanpa pemilik yang bisa digali, dikumpulkan oleh siapa saja yang mempunyai teknologi dan capital (modal)
6) Hasil produksi yang berupa barang dagang tanpa cukai yang bisa diperdagangkan di semua tempat tanpa pungutan pajak.
Salah satu kekuatan yang menjadi fungsi pertahanan dan keamanan Indonesia adalah ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Di era orde baru ABRI/TNI memiliki Dwifungsi sebagai berikut: (1) Sebagai inti dan pembinaan sistem HANKAM RATA (Pertahanan Rakyat Semesta), (2) sebagai salah satu kekuatan sosial dalam republic yang ikut serta, bahu-membahu dengan kekuatan rakyat lainnya
dalam kenegaraan serta kemasyarakatan menuju masyarakat adil dan makmur. 27 Di dalam perkembanganya di era orde baru Dwifungsi ABRI dalam struktur politik, telah
memiliki banyak fungsi yang terdiri dari badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif yang unsur-unsurnya terdiri dari partai politik, golongan karya, dan utusan dari daerah. Dengan adanya Amandemen UUD 1945, munculah ketetapan MPR – RI No VI/MPR/2000 mengenai pemisahan TNI dan Polri dan juga TAP MPR-RI No. VII/MPR/2000 mengenai peran TNI dan Polri dan juga pelarangan TNI untuk masuk kedalam ranah politik sebagai fungsi HANKAMRATA. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
26 Dr. Darsono P. Strategi Menghadapi Globalisme Berbasis Ketahanan Ekonomi Kerakyatan. Yayasan Gerakan Jalan Lurus & Yayasan Kepada Bangsaku. Jakarta. 2003. H. 27-28.
27 A.S.S Tambunan. Dwifungsi ABRI Sebagai Konsep Politik. Gajah Mada University Press. 1992. H. 58.
Di dalam prakteknya Dewifungsi ABRI memiliki berbagai pelaksanaan dalam bidang Sosial dan politik, dengan melihat faktor ekologi dan struktur sosial masyarakat. Yang dimaksud operasi sospol adalah segala usaha dan kegiatan ABRI sebagai kekuatan sosial secara berencana di bidang IPOLEKSOSBUD dengan menggunakan kekuatan-kekuatan positif di bidang tersebut dan menurut tata cara (the rules of games) yang lazim dipakai disetiap bidang yang bersangkutan, untuk menciptakan kondisi dalam mengsukseskan pembangunan nasional dan pemeliharaan ketahanan nasional. Dengan adanya operasi sosial kedudukan anggota ABRI berada dalam : (1) jabatan-jabatan sebagai anggota Badan Permusyawaratan/ Perwakilan: MPR, DPR, DPRD-I dan DPRD-II. (2) Jabatan-jabatan di bidang eksekutif dan/atau lembaga-lembaga lainya.. (3) Organisasi kekuatan sosial lainnya (GOLKAR, Organisasi Profesi/Fungsionil dan sebagainya) dan badan-badan/organisasi – kemasyarakatan (perkumpulan-perkumpulan, yayasan-yayasan, dan sebagainya). Operasi Sospol ini juga berkaitan erat dengan operasi territorial, yaitu untuk pembinaan territorial membentuk ruang, sarana, kondisi juang yang aspek-aspeknya terdiri dari unsur-unsur geografi, demografi dan kondisi sosial. Hubungan dengan operasi intelijen, adalah untuk mengawasi dan menetralisir musuh sehingga mereka terisolasikan dan tidak bersentuhan dengan masyarakat. Bebasnya masyarakat dari pengaruh-pengaruh negative akan membuka kesempatan untuk memantapkan dan mengembangkan kondisi sosial-politik. Dengan tidak adanya dwifungsi ABRI, dan adanya pecahnya fungsi dan otoritas TNI dan Polri, maka akan berdampak sangat buruk pada pola pikir dalam mewujudkan kestabilan di bidang IPOLEKSOSBUD HANKAM.
Pada Variabel Kapabilitas, peran asing memiliki kekuatan dengan adanya kondisi psikologis masyarakat, yang sudah lama terkekang dengan hegemoni kekuasaan orde baru, dan juga adanya pendanaan-pendanaan langsung dari beberapa Multi National Coorporate (MNC) untuk mendukung kepentingan perusahaan asing di Indonesia dan melindungi kepentingan perusahaan asing di Indonesia.sehingga permasalahan globalisasi tidak dapat dipisahkan dengan masalah reformasi konstitusi Indonesia yang sedang berjalan, dan sebagian masyarakat menyatakan bahwa proses ini adalah Neo-Liberalisme dan kejahatan Multilateralisme. Hal ini dapat dilihat dari lampiran
Pada variabel Keadaan, terdapat beberapa faktor yaitu jatuhnya orba yang mengakibatkan adanya reformasi, sehingga mendapatkan aspirasi masyarakat seluruhnya. Peran media yang sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Dan juga perekonomian Indonesia yang mencapai inflasi yang terus naik setiap tahunnya seperti yang dapat dilihat pada lampiran 3. Keadaan yang seperti ini akan menimbulkan adanya kerentanan yaitu, proses legislasi yang berubah-ubah, pergantian presiden secara terus-menerus, pecahnya ABRI menjadi TNI dan Polri, adanya dominasi asing seperti yang dapat dilihat pada lampiran 4, adanya campur tangan asing dalam proses legislasi akan berakibat dibukanya peluang bagi para pihak asing untuk mengamankan kepentingan mereka di Indonesia.
Pada variabel aktor, penulis akan menjabarkan latar belakang organisasi National Democratic Institute for International Affairs (NDI) dan juga Centre for Electoral Reform (CETRO), BP MPR, dan Komisi Konstitusi adalah sebagai berikut:
4.1. NDI ( National Democratic for International Affairs)
Salah satu kegiatan utama NDI adalah global program dan di dalamnya terdapat masalah Democratic Governance (Pemerintahan Demokratis) yang bagi mereka merupakan komponen kritis dari misi yang dijalankannya. Selanjutnya dalam masalah Democratic Governance terdapat beberapa programnya yang menjadi perhatian NDI, yaitu:
1. Constitutional Reform NDI memberikan dukungan penuh dalam masalah reformasi konstitusional
dengan memberikan bantuan kepada para ahli dan informasi comparative mengenai proses reformasi konstitusi. Melalui kerjasama dengan partai politik lokal dan masyarakat madani, NDI mempromosikan dialog mengenai reformasi konstitusional antara partai politik,memberikan asistensi kepada ahli-ahli hukum dalam membuat rencana dan pengkajian perubahan konstitusi serta mendidik masyarakat mengenai usulan perubahan konstitusi yang sedang dijalankan. Pada usulan perubahan konstitusi yang sedang dijalankan, di Indonesia mereka menggunakan konsep aspek hukum CETRO.
2. Legislative Development
Dalam program ini NDI mempunyai rencana pengembangan dan memperkuat legislatif dan parlemen dengan memberikan perbandingan komparatif melalui jaringan internasional dan pelatihan komprehensif dengan berbagai kurikulum yang berhubungan dengan democratic governance. Di Indonesia keterlibatannya bersifat “Legislative Heavy”
3. Local Government Menurut perkiraan bank dunia, 84% dari 75 negara-negara berkembang
dengan 5 miliyar penduduknya melimpahkan sebagian wewenangnya kepada pemerintah daerah (local Government). Dalam hal ini NDI bekerjasama dengan pimpinan partai setempat dalam rangka mengembangkan desentralisasi, yang diharapkan akan membawa kegunaan kepada mereka. Hal ini dilakukan melalui berbagai pelatihan dan dukungan pemerintah daerah, demikian juga mereka mempromosikan peran serta masyarakat setempat melalui pelatihan untuk mendukung pemerintah daerah.
4. Public Integrity Secara aktif NDI mempromosikan Integritas public, misalnya soal kecurangan pemilihan umum, transparansi partai politik, memperkuat
legislatif, departemen-departemen pemerintah dan pelatihan etnis untuk para pejabat daerah.
NDI merupakan organisasi yang berorientasi kepada partai democrat Amerika Serikat yang mempunyai tujuan utama untuk memperkuat dan menyebarluaskan demokrasi di seluruh dunia. Hal ini dicapai melalui kegiatan dan pemikiran sebagai berikut:
A. Mandat dan Filosofi
I. Nilai – nilai demokrasi, Amerika Self - Interest
II. Pengembangan Ekonomi VS Pengembangan Politik
III. Perubahan Demokratis
B. Pendekatan Pengembangan Demokrasi
I. Peranan khas NDI sebagai organisasi berbasis partai
II. Pendekatan multinasional dan jaringan sukarela
III. Focus pada proses, program dan kemitraan (partnership)
C. Program-program
I. Masalah Politik dan Masyarakat Sipil
– Pembentukan Partai Politik – Organisasi sipil – Peran Serta Wanita dalam kegiatan politik
II. Proses Pemilihan Umum – Nasehat dan Saran untuk Sistem Pemilihan – Pemantauan Pemilihan Umum di Daerah – Pemantauan Pemilihan Umum Internasional
III. Pemerintahan – Program – program Legislatif – Pemerintah Daerah – Hubungan Sipil – Militer
Pendanaan yang dikeluarkan untuk “mempromosikan demokrasi Amerika Serikat” sangat besar jumlahnya, apalagi pada waktu Indonesia sedang menghadapi krisis ekonomi dan keuangan. Dalam masalah pendanaan ini NDI bekerjasama dengan USAID. Untuk tahun fiscal 2001-2002, USAID menyediakan dana sebesar US$ 130 juta dan untuk tahun fiscal 2003-2004 tersedia dana sebesar US$100 Juta. Dana –dana tersebut diperoleh dari sebagian pajak yang dibayarkan oleh korporasi besar Amerika Serikat yang beroperasi di Indonesia.
4.2. Beberapa Catatan Mengenai CETRO (Centre For Electoral Reform)
Penulis hanya memberikan Executive Summary mengenai CETRO, karena data ini hanya untuk kepentingan internal.
4.2.1. Pengantar
CETRO atau pusat reformasi pemilu adalah sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk meperkokoh gagasan dan pranata pemilu serta menyebarluaskan gagasan pemilihan umum yang jujur dan adil melalui pembaharuan sistem pemilu. Organisasi ini diberntuk pada pertengahan Agustus 1999 dan memulai kegiatannya dengan melakukan diskusi meja bundar pemilu 1999 : Evaluasi dan Reformasinya pada 9 September1999. CETRO melalui kegiatan-kegiatanya berusaha untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.
4.2.2. Dewan Pendiri
• Prof. Dr. Mahar Mardjono
• Prof. Dr. M.K. Tadjuddin • Prof. Dr. Emil Salim • Prof. Dr. Saparinah Sadli • Prof. Dr. Ichlasul Amal • Prof. Dr. Nurcholis Madjid • DLL
4.2.3. Aktivitas
a. Penelitian dan Penerbitan Peneliti adalah program utama CETRO. Melalui penelitian dan
penerbitan, diharapkan CETRO dapat menyumbangkan gagasan dan rekomendasi bagi pembaharuan sistem pemilu
b. Pelatihan dan Pendidikan CETRO melaksanakan pendidikan untuk memperkokoh pengetahuan
masyarakat tentang arti penting pemilu serta peran masyarakat untukmencapai pemilu yang demokratis. Program pelatihan dan pendidikan akan dilaksanakan melalui kerjasama dengan organisasi lain dan media massa.
c. Seminar dan Lokakarya Seminar akan menjadi salah satu medium yang digunakan CETRO
untuk publikasi temuan penelitiannya, memperoleh masukan dari pakar dan public, melakukan advokasi terhadap pemerintah, DPR dan public guna mengadopsi langkah-langkah kearah reformasi pemilu.
d. Advokasi CETRO adalah organisasi yang bertujuan untuk menyebarluaskan pembaruan kebijakan dan perundangan pemilu di Indonesia. kegiatan
advokasi ini melibatkan aksi lobbying terhadap pejabat pemerintah, pejabat parpol, serta anggota DPR; kampanye dan diskusi public dan kampanye media. Kegiatan advokasi CETRO akan didasarkan pada penelitian-penelitian serta masukan dari public.
4.2.4. Program