297206484 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP
KINERJA PEGAWAI
(Studi Pada Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan)

SKRIPSI
DISUSUN OLEH:

ASFAR HALIM DALIMUNTHE
040903024

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH
GELAR SARJANA ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi

Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini disetujui untuk diperbanyak dan dipertahankan oleh :
Nama

: ASFAR HALIM DALIMUNTHE

NIM

: 040903024

Departemen

: Ilmu Administrasi Negara

Judul : Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas

Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik
Kota Medan.
Medan, Maret 2009
Dosen Pembimbing

Ketua Departemen
Ilmu Administrasi Negara

(Prof. DR. Marlon Sihombing, MA)
MA)

(Prof. DR. Marlon Sihombing,

NIP. 131 568 391

NIP. 131 568 391

Dekan FISIP USU

(Prof. DR. M. Arif Nasution, MA) NIP. 131 757 010

DAFTAR ISI

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................v
Daftar Tabel...........................................................................................................vii
Daftar Lampiran.....................................................................................................xii
Abstrak..................................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................11
1.2. Perumusan Masalah..........................................................................15
1.3. Tujuan Penelitian...............................................................................15
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................16
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………1
1.5 Kerangka Teori………………………………………………………..5
1.5.1 Budaya Organisasi..........………………………………………..6
1.5.2 Kinerja Pegawai………………………………………………..19
1.6 Hipotesis…………………………………………………………...…23

1.7 Defenisi Konsep……………………………………………………...24
1.8 Defenisi Operasional………………………………………………....24
1.9 Sistematika Penulisan………………………………………………...28

BAB II METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian…………………………………………………….30
2.2 Lokasi Penelitian……………………………………………………..30
2.3 Populasi dan Sampel……………………………………………..…..30
2.4 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………...32
2.5 Teknik Penentuan Skor………………………………………………33

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

2.6 Teknik Analisa Data…………………………………………………34

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Sejarah Singkat Dinas INFOKOM dan PDE Kota Medan..................38
3.2 Visi dan Misi........................................................................................39

3.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi...................................................39
3.4 Struktur Organisasi...............................................................................41

BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
4.1 Identitas Responden.............................................................................55
4.2 Budaya Organisasi (Variabel X)..........................................................58
4.3 Kinerja Pegawai (Variabel Y)..............................................................77
4.4 Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y...........................................93
4.5 Hasil Uji Koefisien Determinasi..........................................................94

BAB V ANALISA DAN INTERPRETASI DATA...........................................96
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................99
Daftar Pustaka…………………………………………………………………102
DAFTAR TABEL

Tabel 1:

Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 2:


Jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 3:

Jumlah responden berdasarkan masa kerja

Tabel 4:

Jumlah responden berdasarkan usia/umur

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

Tabel 5:

Tabel 6:

Tabel 7:


Tabel 8:

Tabel 9:

Tabel 10:

Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah mereka diberikan
kesempatan dalam melakukan pekerjaan
Distribusi responden terhadap pertanyaan mengenai pendapat bahwa
inisiatif individual adalah ancaman
Distribusi responden terhadap pertanyaan mengenai tentang sikap
yang diambil jika timbul masalah dalam pelaksanaan tugas
Distribusi responden terhadap pertanyaan tentang sikap instansi
terhadap setiap saran dan kritik yang diutarakan pegawai
Distribusi responden terhadap pertanyaan tentang kesempatan untuk
melakukan pekerjaan yang tingkat kesulitannya lebih tinggi
Distribusi responden terhadap pertanyaan sikap atasan jika pegawai
ada hambatan sewaktu melakukan pekerjaan yang tingkat
kesulitannya lebih tinggi


Tabel 11:

Tabel 12:

Tabel 13:
Tabel 14:

Distribusi responden terhadap pertanyaan tentang rasa cemas dan
takut bila tidak bisa menyelesaikan pekerjaan
Distribusi responden terhadap pertanyaan mengenai perumusan
standar kerja instansi
Distribusi responden terhadap pertanyaan tentang pemahaman
sasaran dan harapan yang terdapat dalam standar kerja instansi
Distribusi responden terhadap pertanyaan tentang kemampuan
instansi menyatukan unit-unit kerja yang ada untuk bekerja secara
terkoordinasi

Tabel 15:


Distribusi responden terhadap pertanyaan sikap instansi terhadap
unit-unit kerja yang ada

Tabel 16: Distribusi responden terhadap sikap atasan kepada pegawai dalam

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

bekerja
Tabel 17: Distribusi responden apakah bantuan dan dukungan dari atasan
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja pegawai
Tabel 18:

Distribusi responden mengenai perumusan peraturan-peraturan
yang digunakan untuk mengendalikan perilaku pegawai

Tabel 19: Distribusi responden apakah peraturan-peraturan tersebut dapat
Tabel 20:


mengendalikan perilaku pegawai
Distribusi responden tentang kepatuhan terhadap peraturan
meskipun tidak diawasi oleh atasan

Tabel 21:

Distribusi responden tentang kesadaran sebagai bagian dari instansi

Tabel 22:
Distribusi responden tentang berusaha
sungguhsungguh demi kepentingan instansi

bekerja

dengan

Tabel 23:
Distribusi responden tentang perumusan kebijakan-kebijakan yang
mengatur tentang sistem imbalan
Tabel 24:


Distribusi responden tentang sistem imbalan yang didasarkan atas
keberhasilan pekerjaan dapat mendorong pegawai untuk bekerja
lebih maksimal lagi

Tabel 25:

Distribusi responden tentang seberapa sering terjadi konflik antara
sesama pegawai

Tabel 26:

Distribusi responden mengenai sikap instansi jika timbul konflik

Tabel 27:
Distribusi responden mengajukan pendapat yang berbeda dengan
atasan merupakan hal yang berbahaya
Tabel 28:
Distribusi responden tentang komunikasi yang terjalin dalam
perusahaan apakah dibatasi dalam konteks formal

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

Tabel 29:

Tabel 30:

Tabel 31:

Tabel 32:

Tabel 33:

Tabel 34:

Distribusi responden tentang setiap kebijakan yang diambil atasan
disosialisasikan kepada pegawai
Distribusi responden terhadap apakah pegawai selalu bekerja sesuai
dengan instruksi atasan
Distribusi responden tentang pertanyaan apakah pegawai pernah
mengerjakan tugas-tugas yang bukan menjadi tugas mereka
Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah pegawai selalu
mengutamakan kepentingan instansi daripada kepentingan pribadi
Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah kesetiaan pegawai
dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukan setiap hari
Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah prestasi kerja
yang baik dapat membantu dalam meningkatkan kinerja pegawai

Tabel 35:
Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah
melaksanakan
tugas,
pegawai
selalu
berhasil
melaksanakannya
Tabel 36:
Tabel 37:

dalam
dalam

Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah pegawai selalu
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai yang ditargetkan
Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah mereka dalam
bekerja selalu disiplin mengenai jam kerja yang telah ditetapkan

Tabel 38:
Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah mereka selalu
masuk kerja tepat waktu
Tabel 39:
Distribusi responden terhadap pertanyaan pernahkah mereka
mempunyai ide, gagasan, atau inisiatif untuk meningkatkan
produktivitas dalam pelaksanaan tugas-tugas instansi

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

Tabel 40:
Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah mereka dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan, terlebih dahulu membuat
perencanaan yang matang
Tabel 41:
Distribusi responden terhadap pertanyaan jika terjadi masalah
dalam melaksanakan pekerjaan, apakah mereka memiliki ide-ide
untuk mengatasi permasalahan tersebut
Tabel 42:

Tabel 43:

Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah ide-ide mereka
selalu dapat membantu mengatasi permasalahan yang terjadi
Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah mereka dalam
menyelesaikan pekerjaan selalu dibantu oleh rekan sekerja

Tabel 44:
Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah mereka setuju,
jika pegawai memiliki kerja sama yang tinggi dapat meningkatkan
kinerja
Tabel 45:
Tabel 46:

Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah rekan sekerja
bisa membantu mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya
Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah setiap pegawai
memiliki kecakapan terhadap pekerjaan yang telah dibebankan
oleh instansi

Tabel 47:
Distribusi responden terhadap pertanyaan setujukah mereka bahwa
kecakapan pegawai merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan kinerja
Tabel 48:
Distribusi responden terhadap pertanyaan apakah mereka memiliki
rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap instansi

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

Tabel 49:

Distribusi responden

terhadap

pertanyaan

apakah

mereka

bertanggung jawab atas fasilitas dan sarana yang diberikan instansi
untuk membantu pekerjaannya
Tabel 50:

Distribusi

responden

terhadap

pertanyaan

apakah

mereka

bertanggung jawab penuh atas segala hasil yang dicapai oleh
instansi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Daftar pertanyaan (kuesioner)

Lampiran 2

Daftar jawaban responden variabel X

Lampiran 3

Daftar jawaban responden variabel Y

Lampiran 4

Hasil perhitungan product moment

Lampiran 5

Perhitungan korelasi untuk X dan Y

Lampiran 6

Syarat pengajuan judul skripsi

Lampiran 7

Berita acara seminar proposal penelitian

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

Lampiran 8

Jadwal seminar proposal penelitian

Lampiran 9

Daftar hadir peserta seminar proposal

Lampiran 10

Penunjukan dosen pembimbing

Lampiran 11

Undangan seminar proposal

Lampiran 12

Surat penelitian dari FISIP USU

Lampiran 13

Surat izin melakukan penelitian dari
Informasi Komunikasi dan Pengolahan
Elektronik Kota Medan.

Dinas
Data

ABSTRAK
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan
Nama
Nim
Fakultas
Departemen
Pembimbing

: Asfar Halim Dalimunthe
: 040903024
: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU
: Ilmu Administrasi Negara
: Prof. DR. Marlon Sihombing, MA

Sebagai Salah Satu Instansi Pemerintah, Dinas Informasi Komunikasi
dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan mempunyai tugas memberikan
pelayanan informasi komunikasi dan data elektonik yang aktual serta akurat
kepada masyarakat Kota Medan. Oleh sebab itu kinerja pegawai merupakan

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

langkah penting yang harus dicapai pegawai guna mendapatkan hasil
pelayanan yang prima kepada masyarakat.
Untuk itu, Dinas Informasi Komunikasi dan Pengolahan Data
Elektronik Kota Medan harus memiliki budaya organisasi yang kuat dan
mendukung perubahan yang baik yang dapat mengikat seluruh pegawai agar
dapat meningkatkan kinerja nya sesuai dengan misi yang hendak dicapai.
Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau keyakinan, nilainilai
dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yang dijadikan pedoman
tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi
eksternal dan integrasi internal. Kinerja pegawai adalah prestasi kerja atau
hasil kerja baik dari kualitas dan kuantitas yang dicapai pegawai persatuan
periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai, serta menguji
hipotesa bahwa ada pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi
terhadap kinerja pegawai.
Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisa data korelasi antar
variabel untuk membuktikan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan
menganalisa data, maka terdapat hubungan yang cukup kuat antara budaya
organisasi dengan kinerja pegawai sebesar 0,578. hal ini berarti koefesien
bersifat positif, sehingga hipotesa yang menyatakan bahwa ada hubungan
antara budaya organisasi dengan kinerja pegawai dapat diterima.
Kata kunci : Budaya Organisasi, Kinerja Pegawai,

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

AFTA yang berlaku sejak tahun 2003 menandai telah dimulainya pasar
bebas dimana tujuan diberlakukan pasar bebas ini untuk mengefektifkan dan
mengefesiensikan perdagangan internasional. Globalisasi ekonomi dan
kedatangan

era

perubahan

dalam

menghadapi

perdagangan

bebas

merupakan tantangan serius bagi para pemimpin dalam mengelola
Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

organisasi. Dalam menghadapi perubahan. Perlu kehati-hatian untuk dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan sekaligus menjaga kelangsungan
organisasi agar dapat bertahan hidup.
Dalam konteks mempertahankan dan mengelola organisasi agar mampu
bertahan hidup, peran sumber daya manusia mempunyai kedudukan yang
sentral. Hal tersebut didasari oleh suatu pemikiran bahwa sumber daya
manusia sebagai salah satu faktor produksi merupakan unsur utama dalam
menciptakan peluang bisnis dalam berbagai kesempatan. Untuk
meningkatkan perannya sebagai salah satu faktor produksi dalam perusahaan
atau organisasi, maka SDM harus memiliki motivasi berprestasi karena salah
satu karakteristik yang mempengaruhi prestasi kerja SDM adalah motivasi
berprestasi itu sendiri.
Kinerja sendiri adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas
tertentu. Menurut Rue & Bryan dalam Tjandra (2005 : 38) kinerja
didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil serta merupakan tingkat
pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan. Suatu organisasi
baik pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
harus melalui sarana dalam bentuk organisasi yang digerakkan oleh
sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam mencapai
tujuan organisasi yang bersangkutan. Tercapainya tujuan organisasi hanya
dimungkinkan karena upaya para individu yang terdapat pada organisasi
tersebut. Dengan kata lain, kinerja individu berhubungan sejalan dengan
kinerja organisasi. Pada organisasi pemerintaham, jika kinerja sumber daya
aparatur pemerintah baik, maka kinerja institusi pemerintahan atau birokrasi
akan baik juga. Kinerja sumber daya aparatur pemerintah akan baik bila
Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji sesuai
dengan perjanjian, mempunyai jaminan masa depan lebih baik. Gaji dan
jaminan masa depan atau kesejahteraan merupakan hal yang dapat
menciptakan motivasi seseorang utnuk bersedia melaksanakan kegiatan
kerja dengan kinerja yang baik, maka akan berdampak pada kinerja
pemerintah yang baik pula.
Kenyataannya, kinerja sumber daya aparatur pemerintahan kita yang buruk
juga mengakibatkan rendahnya kinerja institusi pemerintah. Walaupun ada
kenaikan gaji, tidak secara otomatis meningkatkan kinerja para pegawai
negeri sipil. Persoalan kinerja inilah yang menjadi sumber kesinisan bagi
masyarakat yang berurusan dengan birokrasi. Banyaknya keluhan yang
didapat dari pengguna jasa yang menyatakan bahwa kinerja organisasi
public adalah suatu proses keterlambatan administrasi dan kurang efisiensi.
Serta keluhan mengenai aparatur pemerintah yang tidak memiliki inisiatif,
mata duitan, tidak transparan karena berpatokan terhadap hal-hal yang
tertulis, malas-malasan, takut kepada atasan, sampai ketidakmampuan nya
dalam menjalankan tugas yang diberikan kepadanya. Sehingga dalam
praktek penyelenggaraan pelayanan publik, masyarakat pengguna jasa selalu
menjadi korban.
Beragam keluhan dan ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan publik
menunjukan mendesaknya suatu harapan agar perubahan kinerja pegawai
pemerintahan kearah yang lebih baik. Untuk mendukung perubahan itu
diperlukan adanya acuan baku yang diberlakukan oleh suatu organisasi atau
perusahaan. Acuan baku tersebut adalah budaya organisasi yang secara
sistematis menuntun para pegawai untuk meningkatkan komitmen kerjanya
Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

pada organisasi atau perusahaan. Budaya organisasi dapat difungsikan
sebagai

tuntutan

yang

mengikat

para

anggotanya

karena

dapat

diformulasikan secara formal dalam berbagai peraturan dan ketentuan
organisasi, maka individu-individu yang ada didalam organisasi secara tidak
langsung akan terikat sehingga dapat membentuk sikap dan perilaku yang
sesuai dengan visi misi serta strategi organisasi. Proses pembentukan
tersebut

pada

akhirnya

akan

membantu

dalam

menghasilkan

individuindividu yang cakap dan mempunyai integritas yang tinggi. Yang
nantinya selain menghasilkan SDM yang berkualitas juga akan menjadi
suksesnya suatu organisasi.
Hal inilah yang disadari oleh Dinas Infokom dan PDE Pemko Medan
sebagai suatu institusi pemerintahan yang menyajikan pelayanan informasi
kepada setiap individu-individu maupun institusi lainnya di lingkungan
pemerintahan Pemko Medan. Sebagai unsur pelaksana di bidang informasi
dan komunikasi, Dinas Infokom dan PDE mempunyai tantangan berat dalam
menyajikan pelayanan dan penyajian data yang akurat. Sesuai dengan misi
nya yaitu “e-gov 2010” diharapkan dapat memberi pelayanan terbaik dan
Informasi Komunikasi Data Yang Aktual, Akurat Mendukung Kota Medan
Yang Modern, Madani dan Religius kepada masyarakat. Karena dengan
memberikan pelayanan terbaik bukan mustahil perwujudan ke arah “e-gov
2010” akan terwujud sesuai dengan apa yang diharapkan.
Budaya organisasi Dinas Infokom dan PDE Pemko Medan ini harus
menjiwai seluruh insan pegawai kedepannya dan juga memberikan karakter
khas Dinas Infokom dan PDE dan menjadi suatu perwujudan agar dapat
menarik kepercayaan masyarakat yang semakin berkurang kepada pelayanan
Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

publik. Sehingga dengan budaya organisasi yang kuat dan kokoh diharapkan
dapat mempererat individu yang ada didalam organisasi sehingga dapat
membentuk sikap dan perilaku yang dapat menghasilkan kinerja maksimal
demi peningkatan kinerja institusi/organisasi melalui pemahaman Budaya
Organisasi.
Berdasarkan latar belakang ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian
berjudul : “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja
Pegawai Di Dinas Infokom dan PDE Pemko Medan”.

1.2. Perumusan Masalah
Dalam mengadakan penelitian, perlu dirumuskan masalah secara jelas
untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik. Berdasarkan latar belakang
masalah yang diuraikan tersebut, maka penulis merumuskan masalah
penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :
“Seberapa Besarkah Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Kinerja Pegawai Pada Kantor Dinas INFOKOM dan PDE Kota
Medan?”
1.3. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang
hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas
diketahui sebelumnya. Suatu riset khusus dalam ilmu pengetahuan empiris
pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, dan
menguji kebenaran suatu ilmu pengetahuan itu sendiri.
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

1.

Untuk mengetahui bagaimana penerapan Budaya Organisasi
Pada Kantor Dinas INFOKOM dan PDE Kota Medan

2.

Untuk mengetahui bagaimana kinerja pegawai Pada Kantor
Dinas INFOKOM dan PDE Kota Medan

3.

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh budaya organisasi
terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dinas INFOKOM dan
PDE Kota Medan

1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi Kantor Dinas INFOKOM dan PDE
Kota Medan dalam peningkatan kinerja pegawai
2. Bagi penulis sendiri dapat bermanfaat untuk

menambah

pengetahuan, mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
berfikir melalui penulisan karya ilmiah ini.

1.5.

Kerangka Teori
Untuk memudahkan penulis dalam penelitian ini, maka dibutuhkan
suatu landasan berfikir yang dijadikan pedoman untuk menjelaskan
masalah yang sedang disorot. Pedoman itu disebut kerangka teori.
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep dan konstruksi, definisi dan
proposisi untuk menerangkan suatu fenomena social secara
sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

1.5.1. Budaya Organisasi
1.5.1.1. Pengertian Budaya
Budaya (culture) berasal dari perkataan latin colere yang
artinya

mengolah,

mengerjakan,

menyuburkan,

dan

mengembangkan, terutama mengolah atau bertani. Atau bisa juga
diartikan sebagai segala daya dan aktivitas untuk mengolah dan
mengubah alam. Budaya merupakan nilai-nilai dan kebiasaan yang
diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati.
Budaya

telah

menjadi

konsep

penting

dalam

memahami

masyarakat dan kelompok manusia untuk waktu yang lama.
Menurut Edward Taylor dalam Sobirin, Achmad (2007 : 52),
budaya adalah kompleksitas menyeluruh yang terdiri dari
pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, adat kebiasaan dan
berbagai kapabilitas lainnya serta kebiasaan apa saja yang
diperoleh seorang manusia sebagai bagian dari sebuah masyarakat.
Sedangkan menurut stoner dalam Moeljono (2003 : 16), budaya
adalah gabungan kompleks asumsi, tingkah laku, cerita, mitos,
metafora, dan berbagai ide lain yang menjadi satu untuk
menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu.

1.5.1.2. Pengertian Organisasi
Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani organon yang berarti
alat atau instrumen. Arti kata ini menyiratkan bahwa organisasi
adalah alat bantu manusia. Ketika seorang mendirikan sebuah

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

organisasi, tujuan akhirnya bukan organisasi itu sendiri melainkan
agar ia dan semua orang yang terlibat didalamnya dapat mencapai
tujuan lain lebih mudah dan lebih efektif. Itulah sebabnya
organisasi sering didefinisikan sebagai sekelompok manusia yang
bekerja bersama-sama dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Menurut Robbins dalam Sobirin, Achmad (2007 : 5), organisasi
adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu yang
relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja
bersama-sama dan terkoordinasi, mempunyai pola kerja tertentu
yang terstruktur, dan didirikan utnuk mencapai tujuan bersama atau
satu set tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan
menurut J. Bernard dalam Tika (2006 : 3) organisasi adalah kerja
sama dua orang atau lebih, suatu sistem dari aktivitas-aktivitas atau
kekuatan-kekuatan perorangan yang dikoordinasikan secara sadar.

1.5.1.3. Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah norma-norma dan kebiasaan yang
diterima sebagai suatu kebenaran oleh semua orang dalam
organisasi. Budaya organisasi menjadi acuan bersama di antara
manusia dalam berinteraksi dalam organisasi. Jika orang-orang
bergabung dalam sebuah oraganisasi, mereka membawa nilai-nilai
dan kepercayaan yang telah diajarkan kepada mereka.
Menurut Peter F. Drucker dalam Tika (2006 : 4), budaya organisasi
adalah pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal
yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

kelompok yang kemudian diwariskan kepada anggotaanggota baru
berbagai cara sebagai cara yang tepat untuk, memahami,
memikirkan dan merasakan terhadap masalah-masalah
terkait seperti diatas.
Victor S.L Tan dalam Tunggal (2007 : 2) berpendapat bahwa,
budaya organisasi merupakan suatu norma yang terdiri dari suatu
keyakinan, sikap, core values, dan pola perilaku yang dilakukan
orang dalam organisasi. Keyakinan adalah semua asumsi dan
persepsi tentang sesuatu, orang dan organisasi secara keseluruhan,
dan diterima sebagai sesuatu yang benar dan sah.
Jadi dari pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi atau
keyakinan, nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam
organisasi

yang

dijadikan

pedoman

tingkah

laku

bagi

anggotaanggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal
dan
integrasi internal.

1.5.1.4. Karakteristik Budaya Organisasi
Karakteristik-karakteristik budaya organisasi menurut Stephen
P.Robbin dalam Tika(2006 : 10) adalah :
1. Inisiatif Individual
Yaitu Tingkat tanggung jawab, kebebasan atau indepedensi
yang dipunyai setiap anggota organisasi dalam mengemukakan
pendapat. Inisiatif individual tersebut perlu dihargai oleh
Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

kelompok

atau

pimpinan

suatu

organisasi

sepanjang

menyangkut ide untuk memajukan dan mengembangkan
organisasi atau perusahaan.
2. Toleransi terhadap tindakan beresiko
Suatu budaya organisasi dikatakan baik apabila dapat
memberikan toleransi kepada anggota atau para pegawai agar
dapat bertindak agresif dan inovatif untuk memajukan
organisasi atau perusahaan serta berani mengambil resiko
terhadap apa yang dilakukannya.
3. Pengarahan
Pengarahan dimaksudkan sejauh mana organisasi atau
perusahaan dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan
harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan tersebut jelas
tercantum dalam visi, misi, dan tujuan organisasi. Kondisi ini
dapat berpengaruh terhadap kinerja organisasi atau perusahaan.
4. Integrasi
Integrasi dimaksudkan sejauh mana organisasi atau
perusahaan dapat mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja
dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan unit-unit tersebut
dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang
dihasilkan.
5. Dukungan manajemen
Dukungan manajemen dimaksudkan sejauh mana para
manajer dapat memberikan komunikasi atau arahan, bantuan
serta dukungan yang jelas terhadap bawahan.

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

6. Kontrol
Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan
atau norma-norma yang berlaku di dalam suatu organisasi atau
perusahaan.
7. Identitas
Dimaksudkan untuk sejauh mana para anggota suatu
organisasi atau perusahaan dapat mengidentifikasikan dirinya
sebagai suatu kesatuan dalam perusahaan dan bukan sebagai
kelompok kerja tertentu atau keahlian profesional tertentu.
8. Sistem imbalan
Sejauh mana alokasi imbalan (kenaikan gaji, promosi dan
sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan
didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya.
9. Toleransi terhadap konflik
Sejauh mana para pegawai atau karyawan di dorong untuk
mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka. Perbedaan
pendapat merupakan fenomena yang sering terjadi dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Namun, perbedaan pendapat dan
kritik tersebut bisa digunakan utnuk melakukan perbaikan atau
perubahan strategi utnuk mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan.
10. Pola komunikasi
Sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan
yang formal. Kadang-kadang hierarki kewenangan dapat
menghambat terjadinya pola komunikasi antara atasan dan
bawahan atau antar karyawan itu sendiri.

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

1.5.1.5. Fungsi Budaya Organisasi
Tika, Moh. Pabundu (2006 : 14) dalam bukunya Budaya
Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan menyatakan
terdapat sepuluh fungsi utama budaya organisasi. Pertama, sebagai
batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok
lain. Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang
dimiliki oleh suatu organisasi atau kelompok yang tidak dimiliki
organisasi atau kelompok lain. Kedua, sebagai perekat bagi
anggota organisasi dalam suatu organisasi. Hal ini merupakan
bagian dari komitmen kolektif dari anggota organisasi. Mereka
bangga sebagai seorang pegawai suatu organisasi atau perusahaan.
Para pegawai mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan memiliki
rasa tanggung jawab atas kemajuan perusahaannya. Ketiga,
mempromosikan stabilitas sistem sosial. Hal ini tergambarkan
dimana lingkungan kerja dirasakan positif, mendukung, dan
konflik serta perubahan diatur secara efektif. Keempat, sebagai
mekanisme dalam memadu dan membentuk sikap serta perilaku
anggota-anggota organisas. Dengan dilebarkannya mekanisme
kontrol, didatarkannya struktur, diperkenalkannya tim-tim dan
diberi kuasanya anggota organisasi oleh orgnisasi, makna bersama
yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa
semua orang diarahkan kearah yang sama. Kelima, sebagai
integrator. Budaya organisasi dapat dijadikan integrator karena
adanya sub-sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

oleh adanya perusahaan-perusahaan besar dimana setiap unit
terdapat sub budaya baru. Keenam, membentuk perilaku bagi
anggota-anggota organisasi. Dimaksudkan agar anggota-anggota
organisasi dapat memahami bagaimana mencapai suatu tujuan
organisasi.

Ketujuh,

sebagai

saran

untuk

menyelesaikan

masalahmasalah pokok organisasi. Budaya organisasi diharapkan
dapat mengatasi masalah adaptasi terhadap lingkungan eksternal
dan masalah integrasi internal. Kedelapan, sebagai acuan dalam
menyusun perencanaan pemasaran, stegmentasi pasar, penetuan
positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut. Kesembilan,
sebagai alat komunikasi. Budaya organisasi dapat berfungsi
sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau
sebaliknya, serta antar anggota organisasi. Budaya sebagai alat
komunikasi

tercermin

pada

aspek-aspek

komunikasi

yang

mencakup kata-kata, segala sesuatu yang bersifat material dan
perilaku. Kesepuluh, sebagai penghambat berinovasi. Budaya
organisasi bisa menjadi penghambat dalam berinovasi. Hal ini
terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi
masalahmasalah yang menyangkut lingkungan eksternal dan
integrasi
internal.
Dengan demikian, fungsi budaya organisasi adalah sebagai
perekat sosial dalam mempersatukan anggota-anggota dalam
mencapai tujuan organisasi berupa ketentuan atau nilai-nilai yang
harus dikatakan dan dilakukan oleh anggota-anggota organisasi.
Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

Budaya organisasi dapat pula berfungsi sebagai kontrol atas
perilaku anggota-anggota organisasi.

1.5.1.6. Pembentukan Budaya Organisasi
Budaya organisasi tidak muncul dengan sendirinya. Ada
beberapa poin yang berpengaruh terhadap pembentukan suatu
baudaya organisasi. Poin tersebut adalah:
a. Lingkungan usaha
Kelangsungan

hidup

organisasi

ditentukan

oleh

kemampuan organisasi memberi tanggapan yang tepat terhadap
peluang

dan

tantangan

lingkungan.

Lingkungan

usaha

merupakan unsur yang menentukan terhadap apa yang harus
dilakukan organisasi agar bisa berhasil. Lingkungan usaha yang
terpengaruh antara lain meliputi produk yang dihasilkan,
pesaing, pelanggan, pemasok, teknologi, kebijakan pemerintah,
dan

lain-lain.

Untuk

itu,

organisasi

harus

melakukan

tindakantindakan untuk mengatasi kondisi tersebut antara lain
seperti kebijakan penjualan penemuan baru, atau pengelolaan
biaya dalam menghadapi realitas pasar yang berbeda dengan
lingkungan usahanya.
b. Nilai-nilai
Nilai-nilai adalah keyakinan dasar yang dianut oleh sebuah
organisasi. Setiap organisasi mempunyai nilai-nilai inti sebagai
pedoman berfikir dan bertindak bagi semua warga dalam
mencapai tujuan atau misi organisasi. Nilai-nilai inti yang

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

dianut bersama oleh anggota organisasi antara lain dapat berupa
slogan atau motto yang dapat berfungsi sebagai jati diri bagi
orang yang berada dalam organisasi karena adanya rasa
istimewa yang berbeda dengan organisasi lainnya, dan dapat
dijadikan harapan konsumen untuk memperoleh kualitas
pelayanan yang baik.
c. Panutan atau keteladanan
Panutan bisa berasal dari pendiri perusahaan, manajer,
kelompok
menciptakan

organisasi
nilai-nilai

atau

perorangan

organisasi.

yang

Panutan

berhasil
ini

bisa

menumbuhkan idealisme, semangat dan tempat mencari
petunjauk bila terjadi kesulitan atau dalam masalah organisasi.
d. Ritual
Ritual adalah deretan berulang dari kegiatan yang
mengungkapkan dan memperkuat nilai-nilai usaha organisasi
itu, tujuan apakah yang penting, orang-orang manakah yang
penting dan mana yang dapat dikorbankan. Acara-acara rutin
ini diselenggarakan oleh organisasi-organisasi dalam rangka
memberikan pengharagaan bagi anggotanya.
e. Jaringan budaya
Jaringan budaya adalah jaringan komunikasi informal yang
pada

dasarnya

merupakan

saluran

komunilasi

primer.

Fungsinya menyalurkan informasi dan memberi interpretasi
terhadap informasi. Melalui jaringan informal, kehebatan
organisasi diceritakan dari waktu ke waktu.

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

1.5.1.7. Perubahan budaya organisasi
Sebuah organisasi menetapkan bahwa budaya organisasinya
harus di ubah. Misalnya karena perubahan lingkungan luar yang
drastis, organisasi yang bersangkutan harus menyesuaikan dengan
kondisi-kondisi ini atau tidak dapat bertahan. Tetapi, mengubah
budaya lama dapat mengalami banyak kesulitan yang dapat
diramalkan bisa berupa keterampilan, staf, hubungan-hubungan,
peran-peran dan struktur yang sudah berakar serta pihak-pihak
seperti sarikat buruh, manajemen, atau bahkan para pelanggan
yang masih mendukung dan terbiasa dengan budaya yang lama.
Meskipun ada halangan dan hambatan, budaya itu dapat
dikelola dan diubah. Usaha untuk mengubah budaya ini dapat
mengambil banyak bentuk yang berbeda. Seperti mengembangkan
rasa kebersamaan

sejarah, menciptakan rasa

kebersamaan,

mempromosikan rasa kesamaan anggota, dan meningkatkan
pertukaran pengalaman diantara anggota. Organisasi yang berusaha
mengubah budaya mereka juga harus berhati-hati agar tidak
meninggalkan akar budaya seluruhnya yang sudah terbentuk.

1.5.1.8. Budaya kuat dan budaya lemah
Beberapa budaya organisasi dapat dikatakan kuat sedangkan
yang lainnya dapat dikatakan lemah. Menurut Vijay Sathe dalam
Tika (2006 : 108), budaya organisasi yang kuat adalah budaya
organisasi yang ideal dimana kekuatan budaya mempengaruhi

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

intensitas pelaku. Disamping faktor kepemimpinan, ada dua faktor
besar yang juga ikut menentukan kekuatan budaya organisasi, yaitu
kebersamaan dan intensitas. Kebersamaan dapat ditunjukan dengan
besarnya derajat kesamaan yang dimiliki oleh para anggota
organisasi tentang nilai-nilai inti. Sedangkan intensitas adalah
derajat komitmen para anggota organisasi terhadap nilai-nilai inti
budaya organisasi.
Pada organisasi yang memiliki budaya organisasi yang kuat
anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi, tahu dan jelas
apa tujuan organisasi serta mengerti perilaku mana yang dipandang
baik dan tidak baik. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya
berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan dinyatakan dalam tingkah
laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang yang bekerja
dalam perusahaan. Organisasi atau perusahaan memberikan tempat
khusus kepada pegawai teladan perusahaan. Dijumpai banyak
ritual, mulai yang sederhana sampai yang mewah. Memiliki
jaringan yang kultural yang menampung cerita-cerita tentang
kehebatanpara pegawai teladan. Jadi budaya organisasi yang kuat
membantu perusahaan member kepastian kepada seluruh individu
yang ada dalam organisasi untuk berkembang bersama perusahaan
dan bersama-sama meningkatkan kegiatan usaha dalam
menghadapi persaingan.
Budaya organisasi yang lemah adalah budaya organisasi yang
kurang didukung secara luas oleh para anggotanya dan sangat
dipaksakan, serta memberi pengaruh negatif pada organisasi karena
Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

akan memberi arah yang salah kepada para pegawainya. Selain itu,
dalam organisasi yang memiliki budaya organisasi yang lemah
mudah terbentuk kelompok-kelompok yang bertentangan satu
sama lain, kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada
organisasi,

dan

anggota

organisasi

tidak

segan-segan

mengorbankan kepentingan organisasi untuk kepentingan
kelompok atau kepetingan sendiri.
Jika hal ini terjadi pada perusahaan, maka tugas-tugas tidak
dapat dilakukan dengan baik. Hal ini terlihat dari kurangnya
motivasi atau semangat kerja, timbul kecurigaan-kecurigaan,
komunikasi kurang lancar, lunturnya loyalitas atau kesetiaan pada
tugas utamanya dan komitmen pegawai perusahaan. Akibatnya,
perusahaan menjadi tidak efektif dan kurang kompetitif.
Untuk memperkuat budaya organisasi, ada beberapa langkah
kegiatan yang dapat dilakukan oleh pemimpin organisasi disini
disebut pendiri, pemimpin puncak, dan para manajer.
1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya organisasi
Pimpinan organisasi perlu memantapkan nilai-nilai dasar
tersebut agar dapat dipakai sebagai pedoman berperilaku bagi
karyawan. Dalam nilai-nilai budaya perlu dijelaskan apa yang
merupakan perintah atau anjuran, mana yang merupakan
larangan, kegiatan apa yang bisa mendapatkan penghargaan
dan kegiatan yang bisa mendapatkan hukuman, dan sebagainya.
2. Melakukan pembinaan terhadap anggota organisasi

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

Arah pembinaan adalah agar nilai-nilai dasar yang menjadi
budaya organisasi dapat dipahami, dihayati, dan dilaksanakan
oleh anggota-anggota organisasi khususnya anggota baru.
Pembinaan terhadap anggota organisasi dapat dilakukan
melalui bimbingan dan pelatihan.
3. Memberikan contoh teladan
Dalam menanamkan dan memperkuat nilai-nilai budaya
kepada

anggota

organisasi,

pimpinan

organisasi

perlu

memberikan keteladanan dan kejujuran dalam berperilaku
dengan berpedoman pada nilai-nilai budaya yang telah
ditetapkan. Hal ini sangat berpengaruh dan dapat mempercepat
penanaman dan perkuatan budaya organisasi kepada seluruh
anggota organisasi.
4. Membuat acara-acara rutinitas
Acara-acara rutinitas seperti rekreasi bersama dapat
memberikan motivasi kepada anggota-anggota organisasi
dengan keyakinan bahwa dia adalah bagian dari keluarga besar
organisasi. Selain itu, secara tidak langsung merupakan perekat
bagi anggota-anggota organisasi dalam menanamkan dan
memperkuat budaya organisasi.
5. Memberikan penilaian dan penghargaan
Pemberian penghargaan kepada anggota-anggota organisasi
dapat merangsang anggota untuk dapat berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai budaya yang ditanamkan.
6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan internal

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

Masalah-masalah eksternal seperti persaingan, pelanggan,
penguasaan pasar, peraturan pemerintah dan masalah-masalah
internal seperti tuntutan pegawai atau karyawan, konflik dalam
organisasi perlu diantisipasi dan ditanggapi melalui budaya
organisasi.
7. Koordinasi dan kontrol
Koordinasi dapat dilakukan melalui rapat-rapat resmi, atau
koordinasi antar pejabat secara berjenjang. Dan untuk
mengetahui

perilaku

anggota-anggota

organisasi

perlu

dilakukan pengontrolan dan pengawasan secara berkala. Hasil
pengawasan dapat dijadikan sebagai umpan balik utnuk
memperkuat budaya organisasi.
Makin kuat sebuah budaya organisasi, makin kurang kebutuhan
organisasi untuk mengembangkan aturan-aturan dan regulasi formal untuk
memberi petunjuk tentang perilaku karyawan. Panduan tersebut akan
diinternalkan dalam diri para karyawan ketika mereka menerima budaya
organisasi.
Budaya organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia pada
pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi. Selain itu, budaya organisasi
akan meningkatkan kekompakan tim antar departemen, divisi atau unit
dalam organisasi sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang
dalam organisasi bersama-sama.
Dengan budaya organisasi dapat diperbaiki perilaku dan motivasi
sumber daya manusia sehingga meningkatkan kinerjanya dan pada

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

gilirannya meningkatkan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi.

1.5.2.

Kinerja Pegawai

1.5.2.1. Pengertian Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual
performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang
dicapai seseorang). Kinerja adalah hasil kerja seorang pegawai /
karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, misalnya standard target, sasaran, atau kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama. Jika
pegawai tidak melakukan pekerjaannya, maka suatu organisasi
akan mengalami kegagalan.
Seperti juga perilaku manusia, tingkat, dan kualitas kinerja
ditentukan oleh sejumlah variabel perseorangan dan lingkungan
(Laurensius, 2006 : 16). Untuk lebih jelasnya, akan dikemukakan
beberapa pengertian kinerja. Menurut Mangkunegara (2000 : 67),
kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang diberikan
kepadanya.
Prawiro Suntoro dalam Tika (2006 : 121) mendefinisikan
kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka mencapai
tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.
Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

Menurut Pamungkas dalam Tjandra (2005 : 38) kinerja adalah
penampilan cara-cara untuk menghasilkan sesuatu hasil yang
diperoleh dengan aktivitas yang dicapai dengan suatu unjuk kerja.
Dengan demikian dari konsep yang ditawarkan tersebut dapat
dipahami bahwa kinerja adalah konsep utama organisasi yang
menunjukkan seberapa jauh tingkat kemampuan pelaksanaan
tugas-tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan.
Sedharmayanti (2003 : 147) menyatakan kinerja adalah hasil
kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing

dalam

upaya

mencapai

tujuan

organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral ataupun etika. Yang paling penting pada pengertian
itu adalah prestasi yang dicapai oleh individu ataupun kelompok
kerja sesuai dengan aturan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh
organisasi.
Simanjuntak, Payaman J. (2005 : 1) dalam bukunya
Manajemen Dan Evaluasi Kinerja memberikan gambaran bahwa
kinerja suatu organisasi atau perusahaan adalah akumulasi kinerja
semua individu yang bekerja di dalamnya. Dengan kata lain, upaya
peningkatan kinerja organisasi dilakukan melalui peningkatan
kinerja masing-masing individu.

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

1.5.2.2. Pengertian Kinerja Pegawai
Kinerja individu pegawai adalah tingkat pencapaian atau hasil
kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang
harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Beberapa ahli
mendefinisikan kinerja pegawai sebagai berikut:
1. Bambang Kusriyanto dalam Mangkunegara (2006 : 9)
Perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga
kerja persatuan waktu(lazimnya perjam).
2. Faustino Cardosa dalam Mangkunegara (2006 : 9)
Ungkapan seperti output, efisiensi serta efektivitas sering
dibutuhkan dengan produktivitas.
3. A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2006 : 9)
Kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah prestasi
kerja atau hasil kerja baik dari kualitas dan kuantitas yang dicapai
pegawai persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas
kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

1.5.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Asfar Halim Dalimunthe : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada Dinas Informasi
Komunikasi dan Pengolahan Data Elektronik Kota Medan), 2009
USU Repository © 2008

1. Faktor Kemampuan
Secara

psikologi,

kemampuan

karyawan

terdiri

dari

kemampuan dalam hal kepintaran dan juga kemampuan dalam hal
keahlian. Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata
dengan pendidikan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah
mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh sebab itu, karyawan perlu
ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
2. Faktor Motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang karyawan dalam
menghadapi

situasi

kerja.

Motivasi

merupakan

kondisi

penggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan
organisasi (Mangkunegara, 2000 : 67)