MAKALAH PANCASILA TENTANG REFORMASI 20 M (1)

MAKALAH PANCASILA TENTANG REFORMASI
20 MEI 1998
SOEBARJO, SE

NAMA:DANIL MESTINA PUTRA
KELAS :TP_A
NIM

:14050031

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOHI ADISUTJIPTO
TA 2014/2105
BAB I

PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG

Reformasi merupakan suatu gerakan yang menghendaki adanya perubahan

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ke arah yang lebih baik
secara konstitusional. Artinya, adanya perubahan kehidupan dalam bidang politik,
ekonomi, hukum, sosial, dan budaya yang lebih baik, demokratis berdasarkan
prinsip kebebasan, persamaan, dan persaudaraan. Gerakan reformasi lahir sebagai
jawaban atas krisis yang melanda berbagai segi kehidupan. Krisis politik, ekonomi,
hukum, dan krisis sosial merupakan faktorfaktor yang mendorong lahirnya gerakan
reformasi. Bahkan, krisis kepercayaan telah menjadi salah satu indikator yang
menentukan. Reformasi dipandang sebagai gerakan yang tidak boleh ditawartawar lagi dan karena itu, hampir seluruh rakyat Indonesia mendukung sepenuhnya
gerakan reformasi tersebut.
Dengan semangat reformasi, rakyat Indonesia menghendaki adanya pergantian
kepemimpinan nasional sebagai langkah awal menuju terwujudnya masyarakat
yang adil dan makmur. Pergantian kepemimpinan nasional diharapkan dapat
memperbaiki kehidupan politik, ekonomi, hukum, sosial, dan budaya. Indoenesia
harus dipimpin oleh orang yang memiliki kepedulian terhadap kesulitan dan
penderitaan rakyat.

B.

RUMUSAN MASALAH


1. apa penyebabnya terjadinya reformasi 1998 ?
2. Bagaimana keadaan-keadaan pada saat reformasi ?
3. Bagaimana kronoligis terjadinya reformasi ?
4. Permasalahan-permaslahan apa yang terjadi pada era reformasi ?
C.

TUJUAN

1.

Memenuhi tugas mata kuliah pancasila

2.

Mengetahui keadaan-keadaan pada saat reformasi

3.

Mengetahui kronologis terjadi peristiwa reformasi


4.

Mengetahui akibat/dampak dari gerakan reformasi

BAB II
PEMBAHASAN
TERBUNUHNYA AKTIVIS UNIRVESITAS
Tebunuhnya para mahasiswa pada tanggal 12 Mei 1988 seakan menjadi
pasokan amunisi bagi gerakan massa untuk menwujudakan pasokan amunisi bagi
gerakan massa untuk mewujudkan reformasi sehingga setelah terbunuhnya para
mahasiswa di berbagi penjuru Indonesia mengorbankan gerakan massa pada harian
barnas edisi 13 Mei 1998 pada halaman 1
“6 MAHASISWA TEWAS Ditembus peluru saat unjukrasa di trisakti. Aksi demonstrasi
mahasiswa di Jakarta, selasa (12/Mei) yang menuntut segara dilakukan informasi
membawa korban . Enam mahasiswa trisakti tertembus peluru. Meraka yang tewas
adalah Mahasiswa fakultas teknik .Elang mulia lesmana,Hartato,Hafdin Royani,
serta mahasiswa fakultas Ekonomi Hendriawan , vero, dan Alan”
Para korban jiwa mahasiswa tersebut dalam suatu demonstrasi untuk mewujudkan
reformasi. Pembunuhan oleh mahasiswa oleh aparat keamanan menjadi symbol
kebengisan pengesua yang tidak mau mendengarkan aspirasi mahasiswa yang

diwujudkan reformasi Indonesia dan pada saat itu keaadan di ibu kota menjadi
mencekam dan diwarnai oleh amuk masa .
(Nugroho Trisnu Brata 2006 :88) Beberapa peristiwa perubahan social politik di
beberapa tempat juga berawal dari kasus “ pembunuhan politik”. Lepasnya propinsi
timor-timor dari Indonesia juga dipicu dan memperoleh “pasokan amunisi untuk
meledakan “ tuntutan lepas merdeka menjadi Negara sendiri, setelah terjadi
pembunuhan massa demonstran di kuburan santa cruz di dili oleh militer.

KEADAAN MENCEKAM JAKARTA DAN SURAKARTA
Setelah terbunuhnya 6 Mahasiswa keadaan Jakarta sebagai ibu kota Negara
menjadi mencekam.Amok masa dalam hal ini adalah prilaku massa yang brutal
anarkis dan membabi buta,merusak,mebakar,menjarah, dan membunuh secara
kolektif oleh sejumlah massa. Para massa melakukan prilaku brutal dan anarkis itu
disebabkan karena didalam dirinya terdapat tekanan tekenan jiwa baik yang
berasal dari luar maupun dari dalamyang kemudian melakukan pelepasan tekanan
jiwa tadi kedalam prilaku secara membabi buta merusak,membakar,menjarah dan
membunuh akibat kebrutalan para massa keadaan di ibu kota menjadi mencekam
diantaranya yaitu took took dirusak dan mobil mobil di bakar akibat kerusuhan
tersebut jalan jalan di ibukota menjadi lumpuh dan puluhan puluhan mobil terbakar
serta puluhan lainya rusak. Kejadian yang terjadi di Jakarta ini merupakan tragedy


yang sangat memilakukan banyak korban korban yang berjatuhan akibat terjebak
gedung yang telah di bakar. Dengan brutal para massa melakukan peruskan
pembakaran dan penjarahan dalam hal ini Negara adikuasa, AS, juga melakukan
tekanan terhadap pemerintah Indonesia agar menghentikan kekerasan terhadap
rakyatnya
Para demonstran selama dua hari di Jakarta pada tanggal 13 Mei 1998 atau sehari
setelah tragedy tewasnya 6 Mahasiswa trisakti dan pada tanggal 14 Mei 1998. Dan
pada harian kedaulatan rakyat edisi jumat 15 Mei 1998 memberitakan
“KERUSUHAN DI JAKARTA MELUAS. Aksi pembakaran melanda solo. Kerusuhan di
solo dan sekitar. Kamis (14/Mei) memuncak dan diwarnai berbagi aksi pembakaran
pusat perdagangan, pos polisi,pusat perbelanjaan, kantor kantor perbankan dan
kendaraan bermotor. Kawasan perumahan elit seperti di perumahan solo baru juga
menjadi sasaran. Sampai semalam situasi disolo semakin mencekam karena
diseluruh kota listrik padam.
Kerusuhan di solo berawal pada pukul 14.00 di awali dari masa yang mengikuti
unjuk rasa di seputar kampus UMS pabelan. Masa kemudian bergerak secara
terpisah ke arah timur dan barat dengan melancarkan serangan mengunakan batu
Mula mula sasaran amukan masa yaitu show room mobil timor di wilayah kleco.
Setelah puas menghancurkan show room, massa kemudian bergerak kembali ke

arh timur dan menghancurkan dealer sepeda motor Yamaha. Di tempat tersebut 25
motor di keluarkan dan di tumpuk di tengah jalan, lalu di bakar ramai ramai
Dari pantauan KR di lapangan, bangunan yang habis menjadi sasaran amukan
massa antara lain wisma lippo, Bank tamara, bank BII purwosari, BCA purwosari,
Mathari purwosari dan super ekonomi.
Sasaran lainya yaitu pertokoan di bilangan secoyundan, puluhan pertokoan di jalan
Slamet Riyad. Kemudian massa mengalihkan sasran pembakaran pada kawasan elit
di solo baru. Gedunng bioskop termegah Atrium 21 di komplek solo baru tidak luput
dari aksi pembakaran, termasuk rumah mewah milik “orang penting “ di Jakarta.
Sejak pecahnya kerusuhan di kota solo itu, kegiatan perekonomian lumpuh total.
Seluruh toko perkantoran dan warung warung kecil serentak tutup. Aparat
keamanan dari polri yang gagal mencegah amukan massa juga di tarik dari pos
posnya dan di kumpulkan di Mapolwil,Polres,Polsek dan kantor satlantas”
Ternyata di kota solo yang sebagai salah satu pusat kebudayaan msyarakat jawa
yang adiluhung, klasik dan halus tidak mampu mencegah prilaku masyrakat
bertindak brital dan melakukan amok massa menurut Nugroho.Trisnu B, GN Foster
dan BG Anderson (1986; 115) termasuk penyakit budaya khusus yang menjadi
bagian dari penyakit jiwa. Penyakit budaya khusus ini bias diketahui dari para

misionaris periode awal yang dihubungkan dengan kelompok kelompok ras dan

etnis yang khusus
Para demonstarn menuntut pelakssanan reformasi Indonesia. Dengan kejadian
kerusuhan pada tanggal 13-14 Mei 1998 dan kerusuhan yang ada di Surakarta pada
tanggal 14-15 Mei 1998 para aparat keamanan meningkatkan kesiagaan khususnya
menghadapi para masa demonstran yang ada diseluruh Indonesia yang akan
digelar pada tanggal 20 Mei 1998. Bagi masa depan gerakan massa mewujudkan
reformasi sendiri, berbagai kerusuhan dan anarki yang telah terjadi bisa
mengancam dan mengagalkan cita cita reformasi. Gerakan yang berkembang
sekarang ini tidak lain alat politik yang secara tersembunyi menyuarakan
kepentingan politik elit yang terlempar dari posisi-posisi startegis. Maka pesanpesan politik sebagai strategi menembus jalan buntu dilakukan secara tidak
manusiawi, terkadang dengan korban manusia. Disini kita dapat melihat kekejian
tentang politik di tanah air. Gerakan terus menerus secara frontal, bahkan memicu
kerusuhan, di satu sisi para aktiviss semakin tidak jelas sehingga kerusuhan
menjadi tujuan demonstrasi. Radikalisasi massa di solo dan Jakarta tidak bias
dikendalikan oleh para aktivis gerakan massa mewujudkan reformasi. Akan tetapi
gerakan massa reformasi juga di untungkan oleh adanya amok massa yang berupa
penjarahan, pembakaran dan perampokan arena amok massa menjadi tekanan
kepada penguasa. Presiden Suharto mundur karena adanya tekanan dari amok
massa yang untuk mlengserkan ke pemerintahannya


MUNCULNYA GERAKAN REFORMASI
Pemerintahan Orde Baru dinilai tidak mampu menciptakan kehidupan
masyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, tujuan lahirnya gerakan reformasi adalah
untuk memperbaiki tatanan perikehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kesulitan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok merupakan
faktor atau penyebab utama lahirnya gerakan reformasi. Namun, persoalan itu tidak
muncul secara tiba-tiba. Banyak faktor yang mempengaruhinya, terutama
ketidakadilan dalam kehidupan politik, ekonomi, dan hukum. Pemerintahan Orde
Baru yang dipimpin Presiden Suharto selama 32 tahun, ternyata tidak konsisten dan
konsekuen dalam melaksanakan cita-cita Orde Baru. Pada awal kelahirannya tahun
1966, Orde Baru bertekad untuk menata kehidupan bermasyarakat,berbangsa, dan
bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Namun dalam pelaksanaannya,
pemerintahan Orde Baru banyak melakukan penyimpangan terhadap nilai-nilai
Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam UUD 1945 yang sangat
merugikan rakyat kecil. Bahkan, Pancasila dan UUD 1945 hanya dijadikan legitimasi
untuk mempertahankan kekuasaan. Penyimpangan-penyimpangan itu melahirkan

krisis multidimensional yang menjadi penyebab umum lahirnya gerakan reformasi,
seperti berikut ini:

a.

Krisis Politik

Krisis politik yang terjadi pada tahun 1998 merupakan puncak dari berbagai
kebijakan politik pemerintahan Orde Baru. Berbagai kebijakan politik yang
dikeluarkan pemerintahan Orde Baru selalu dengan alasan dalam kerangka
pelaksanaan demokrasi Pancasila. Namun yang sebenarnya terjadi adalah dalam
rangka mempertahankan kekuasaan Presiden Suharto dan kroni-kroninya. Artinya,
demokrasi yang dilaksanakan pemerintahan Orde Baru bukan demokrasi yang
semestinya, melainkan demokrasi rekayasa. Dengan demikian, yang terjadi bukan
demokrasi yang berarti dari, oleh, dan untuk rakyat, melainkan demokrasi yang
berarti dari, oleh, dan untuk penguasa. Pada masa Orde Baru, kehidupan politik
sangat represif, yaitu adanya tekanan yang kuat dari pemerintah terhadap pihak
oposisi atau orang-orang yang berpikir kritis. Ciri-ciri kehidupan politik yang
represif, di antaranya:

1.
Setiap orang atau kelompok yang mengkritik kebijakan pemerintah dituduh
sebagai tindakan subversif (menentang Negara Kesatuan Republik Indonesia).

2.
Pelaksanaan Lima Paket UU Politik yang melahirkan demokrasi semu atau
demokrasi rekayasa.
3.
Terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang merajalela dan
masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk mengontrolnya.
4.
Pelaksanaan Dwi Fungsi ABRI yang memasung kebebasan setiap warga
negara (sipil) untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahan.
5.
Terciptanya masa kekuasaan presiden yang tak terbatas. Meskipun Suharto
dipilih menjadi presiden melalui Sidang Umum MPR, tetapipemilihan itu merupakan
hasil rekayasa dan tidak demokratis.
b.

Krisis Hukum

Rekayasa-rekayasa yang dibangun pemerintahan Orde Baru tidak terbatas pada
bidang politik. Dalam bidang hukumpun, pemerintah melakukan intervensi. Artinya,
kekuasaan peradilan harus dilaksanakan untuk melayani kepentingan para

penguasa dan bukan untuk melayani masyarakat dengan penuh keadilan. Bahkan,
hukum sering dijadikan alat pembenaran para penguasa. Kenyataan itu
bertentangan dengan ketentuan pasa 24 UUD 1945 yanf menyatakan
bahwa‘kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan
pemerintah (eksekutif).

c.

Krisis Ekonomi

Krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara sejak Juli 1996
mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ternyata, ekonomi
Indonesia tidak mampu menghadapi krisis global yang melanda dunia. Krisis
ekonomi Indonesia diawali dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat. Pada tanggal 1 Agustus 1997, nilai tukar rupiah turun dari Rp
2,575.00 menjadi Rp 2,603.00 per dollar Amerika Serikat. Pada bulan Desember
1997, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat turun menjadi Rp 5,000.00
per dollar. Bahkan, pada bulan Maret 1998, nilai tukar rupiah terus melemah dan
mencapai titik terendah, yaitu Rp 16,000.00 per dollar Krisis ekonomi yang melanda
Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai kondisi, seperti: 1)Hutang luar
negeri Indonesia yang sangat besar menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi.
Meskipun, hutang itu bukan sepenuhnya hutang negara, tetapi sangat besar
pengaruhnya terhadap upaya-upaya untuk mengatasi krisis ekonomi.
d.

Krisis Sosial

Krisis politik, hukum, dan ekonomi merupakan penyebab terjadinya krisis sosial.
Pelaksanaan politik yang represif dan tidak demokratis menyebabkan terjadinya
konflik politik maupun konflik antar etnis dan agama. Semua itu berakhir pada
meletusnya berbagai kerusuhan di beberapa daerah. Ketimpangan perekonomian
Indonesia memberikan sumbangan terbesar terhadap krisis sosial. Pengangguran,
persediaan sembako yang terbatas, tingginya harga-harga sembako, rendahnya
daya beli masyarakat merupakan faktor-faktor yang rentan terhadap krisis sosial.
e.

Krisis Kepercayaan

Krisis multidimensional yang melanda bangsa Indonesia telah mengurangi
kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan Presiden Suharto.
Ketidakmampuan pemerintah dalam membangun kehidupan politik yang
demokratis, menegakkan pelaksanaan hukum dan sistem peradilan, dan
pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berpihak kepada rakyat banyak telah
melahirkan krisis kepercayaan. Kronologi Peristiwa Reformasi Secara garis besar,
kronologi gerakan reformasi dapat dipaparkan sebagai berikut:
1. Sidang Umum MPR (Maret 1998) memilih Suharto dan B.J. Habibie
sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI untuk masa jabatan 1998-2003. Presiden
Suharto membentuk dan melantik Kabinet Pembangunan VII.
2. Pada bulan Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai daerah mulai bergerak
menggelar demonstrasi dan aksi keprihatinan yang menuntut penurunan harga
barang-barang kebutuhan (sembako), penghapusan KKN, dan mundurnya Suharto
dari kursi kepresidenan.

3. Pada tanggal 12 Mei 1998, dalam aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Trisakti
Jakarta telah terjadi bentrokan dengan aparat keamanan yang menyebabkan empat
orang mahasiswa (Elang Mulia Lesmana, Hery Hartanto, Hafdhin A. Royan, dan
Hendriawan Sie) tertembak hingga tewas dan puluhan mahasiswa lainnya
mengalami luka-luka. Kematian empat mahasiswa tersebut mengobarkan semangat
para mahasiswa dan kalangan kampus untuk menggelar demonstrasi secara besarbesaran.
4. Pada tanggal 13-14 Mei 1998, di Jakarta dan sekitarnya terjadi kerusuhan massal
dan penjarahan sehingga kegiatan masyarakat mengalami kelumpuhan. Dalam
peristiwa itu, puluhan toko dibakar dan isinya dijarah, bahkan ratusan orang mati
terbakar.
5. Pada tanggal 19 Mei 1998, para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di
Jakarta dan sekitarnya menduduki DPR dan MPR Pada saat yang bersamaan, tidak
kurang dari satu juta manusia berkumpul di alunalun utara Keraton Yogyakarta
untuk menghadiri pisowanan agung, guna mendengarkan maklumat dari Sri Sultan
Hamengku Buwono X dan Sri Paku Alam VII.

6. Pada tanggal 19 Mei 1998, Harmoko sebagai pimpinan MPR/DPR mengeluarkan
pernyataan berisi ‘anjuran agar Presiden Suharto mengundurkan diri.
7. Pada tanggal 20 Mei 1998, Presiden Suharto mengundang tokoh-tokoh agama
dan tokoh-tokoh masyarakat untuk dimintai pertimbangan dalam rangka
membentuk Dewan Reformasi yang akan diketuai oleh Presiden Soeharto.
8. Pada tanggal 21 Mei 1998, pukul 10.00 di Istana Negara, Presiden Suharto
meletakkan jabatannya sebagai Presiden RI di hadapan Ketua dan beberapa
anggota Mahkamah Agung. Berdasarkan pasal 8 UUD 1945, kemudian Suharto
menyerahkan jabatannya kepada Wakil Presiden B.J. Habibie sebagai Presiden RI.
Pada waktu itu juga B.J. Habibie dilantik menjadi Presiden RI oleh Ketua MA.
Beberapa sebab lahirnya gerakan reformasi adalah krisis moneter, ekonomi, politik,
hukum, sosial, budaya, dan kepercayaan terhadap pemerintahan Presiden Suharto.
Nilai tukar rupiah terus merosot. Para investor banyak yang menarik investasinya.
Inflasi mencapai titik tertinggi dan pertumbuhan ekonomi mencapai titik terendah
selama pemerintahan Orde Baru. Kehidupan politik hanya kepentingan para
penguasa. Hukum dan lembaga peradilan tidak dapat menjalankan fungsi dan
perannya. Pengangguran dan kemiskinan terus meningkat. Nilai-nilai budaya
bangsa yang luhur tidak dapat dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen.
Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara telah sampai pada titik yang
paling kritis. Oleh karena itu, krisis kehidupan masyarakat Indonesia sering disebut
sebagai krisis multidimensional. Demonstrasi bertambah gencar dilaksanakan oleh

para mahasiswa, terutama setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM
dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Agenda reformasi yang menjadi
tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa tuntutan, seperti:
1.

Adili Soeharto dan kroni-kroninya

2.

Laksanakan Amandemen UUD1945

3.

Penghapusan Dwi fungsi ABRI

4.

Pelaksanaan Otonomi daerah seluas-luasnya

5.

Tegakkan Supermasi Hukum

6.

Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN

Setelah peristiwa penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12
Mei 1998, seluruh lapisan masyarakat Indonesia berduka dan marah. Akibatnya,
tragedi ini diikuti dengan peristiwa anarkis di Ibu kota dan di beberapa kota lainnya
pada tanggal 13— 14 Mei 1998, yang menimbulkan banyak korban baik jiwa
maupun material. Semua peristiwa tersebut makin meyakinkan mahasiswa untuk
menguatkan tuntutan pengunduran Soeharto dari kursi kepresidenan. Pilihan aksi
yang kemudian dipilih oleh kebanyakan kelompok massa mahasiswa untuk
mendorong turunnya Soeharto mengerucut pada aksi pendudukan gedung
DPR/MPR. Pendudukan Gedung DPR/MPR RI adalah peristiwa monumental dalam
proses pelengseran Soeharto dari tampuk kekuasaan Presiden dan tuntutan
reformasi. Dalam peristiwa ini, ribuan mahasiswa dari berbagai kampus bergabung
menduduki gedung DPR/MPR untuk mendesak Soeharto untuk mundur.

BAB III
KESIMPULAN

Reformasi merupakan gerakan moral untuk menjawab ketidak puasan dan
keprihatinan atas kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan social. Reformasi
bertujuan untuk menata kembali kehidupan berma-sayarakat, berbangsa, dan
bernegara yang lebih baik berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan demikian,
hakikat gerakan reformasi bukan untuk menjatuhkan pemerintahan orde baru,

apalagi untuk menurunkan Suharto dari kursi kepresidenan Namun, karena
pemerintahan orde baru pimpinan Suharto dipandang tidak mampu mengatasi
persoalan bangsa dan negara, maka Suharto diminta untuk
mengundurkan secara legawa dan ikhlas demi perbaikan kehidupan bangsa dan
Negara Indonesia yang akan dating. Reformasi yang tidak terkontrol akan
kehilangan arah, dan bahkan cenderung menyimpang dari norma-norma hukum.
Dengan demikian, cita-cita reformasi yang telah banyak sekali menimbulkan korban
baik jiwa maupun harta akan gagal. Untuk itu, kita sebagi pelajar Indonesia harus
dan wajib penjaga kelangsungan reformasi agar berjalan sesuai dengan harapan
para pahlawan reformasi yang gugur.

DAFTAR PUSTAKA

Brata Trisnu Nugroho.2006. Prahara Reformasi Mei 1998.semarang:UPT UNNES
Press,2006.
Kerusuhan Mei 1998; Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia
Bebas: http://semanggipeduli.com
Tragedi Trisakti; Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas; http://semanggipeduli.com

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

HUBUNGAN IMPLEMENTASI PERAWAT TENTANG PATIENT SAFETY DENGAN RESIKO CEDERA PADA INFANT DAN TODDLER

38 264 22

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DESAIN KEMASAN PRODUK DENGAN INTENSI MEMBELI

9 123 22

ANALISIS YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA MEREK AIR MINUM MINERAL "AQUA-versus-INDOQUALITY" (Studi Putusan Mahkamah Agung RI No. 04.PK/N/HaKI/2004)

2 65 91

INTENSI ORANG TUA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENIKAHKAN ANAK PEREMPUAN DI BAWAH USIA 20 TAHUN DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

10 104 107