PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sebagai alat pemersatu Pancasila sudah semestinya mengandung persatuan,
kesatuan didalam diri pribadinya sendiri serta mempunyai dasar yang mengandung
persatuan, kesatuan yang kokoh dan kekal. “Pancasila sebenarnya bukan lahir secara
mendadak pada tahun 1945 namun melalui proses yang panjang, dimatangkan oleh
sejarah perjungan Bangsa kita sendiri, melihat pengalaman-pengalaman bangsabangsa lain, diilhami oleh ide-ide besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian
Bangsa kita sendiri,” demikian yang diungkapkan oleh Presiden Soeharto pada
peringatan Hari Ulang Tahun Parkindo 1969 (lihat Krissantono 1976 : 10).
Pancasila yang berasal dari kebudayaan kita telah ada sejak dulu dan menjadi
dasar pandangan hidup bangsa Indonesia. Pandangan hidup yang mengaku senasib,
setanah air dan sepenanggungan inilah yang mendasari tekad bersama dalam
mewujudkan pesatuan dan kesatuan bangsa. Dalam makalah ini akan dijelaskan
mengenai asal mula pancasila yang menjadi pandangan hidup dalam meningkatkan
persatuan bangsa Indonesia.
Dewasa ini pancasila masih menjadi landasan dan pondasi yang di sebut-sebut
sebagai alat pemersatu bangsa, di sisi lain masih banyak orang mengabaikan
perananannya. Namun akhir-akhir ini muncul kesadaran baru tentang pancasila di
gelorakan lagi,yang sudah beberapa lama seperti di lupakan. Pancasila merupakan
simbol dan dasar negara republik indonesia yang tidak di miliki oleh negara lain,

sudah sejak 7 abad lamanya nenek moyang kita berpancasila tanpa nama yaitu
bhineka tunggal ika yang artinya walau berbeda-beda namun tetap satu jua.
Hal ini pula yang menjadikan bangsa kita mempunyai tujuan yang sama walau
berbeda suku,adat,agama. Tetap menjujung tinggi kedaulatan bangsa sebagai warga
negara yaitu indonesia.

1

1.2 Fokus Permasalahan
Apa saja fungsi Pancasila?
Mengapa Pancasila dijadikan sarana pemersatu bangsa?
Bagaimana pengaruh Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa?
Bagaimanakah pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dasar persatuan
bangsa Indonesia?
 Bagaimanakah tindakan yang terdapat dalam sila-sila pancasila dalam
mewujudkan persatuan?






1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1.
2.
3.
4.

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila.
Untuk menambah pengetahuan tentang Pancasila.
Untuk mengetahui pengaruh Pancasila sebagai alat pemersatu Bangsa.
Untuk mengetahui sejauh mana nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari
5. Untuk menjelaskan pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar yang menjadi
pemersatu bangsa.
1.4 Ruang Lingkup
Makalah ini membahas mengenai landasan filosofis Pancasila dan fungsi
utama Pancasila bagi bangsa dan negara Indonesia. Serta membahas mengenai bukti
bahwa Pancasila dijadikan sebagai alat pemersatu Bangsa Indonesia. Berdasarkan
beberapa masalah yang teridentifikasi tersebut, makalah ini difokuskan pada Pancasila

sebagai alat pemersatu Bangsa Indonesia.

2

BAB II
Pembahasan
Pancasila sebagai dasar pemerintahan di Indonesia, memiliki nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya yang telah dijelaskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
sebagai sumber dari keseluruhan hukum di Indonesia. Namun pada kenyataanya kebijakan
hukum di era reformasi pasca amandemen UUD 1945 belum mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila yang menumbuhkan rasa kepercayaan yang tingi terhadap berbagai perbedaan
pandangan, suku, agama, ras,dan budaya yang disertai kejujuran yang tinggi, saling
menghargai dan menghormati, non diskriminatif dan persamaan hak di depan hukum.
Bangsa Indonesia yang bersifat majemuk dan multikultur terdiri atas berbagai agama,
suku, bangsa, adat istiadat, dan bahasa daerah, menempati wilayah dan kepulauan yang
sedemikian luas maka tiddak mungkin berhasil disatukan tanpa tali pengikat yang jelas. Tali
pengikat itu adalah cita-cita, pandangan hidup yang dianggap ideal, yang dipahami, dipercaya
dan bahkan diyakini sebagai sesuatu yang mulia dan luhur. Pancasila dianggap sebagai alat
pemersatu karena berisi cita-cita dan gambaran tentang nilai-nilai ideal yang akan diwujudkan
bangsa ini.

Indonesia dengan agama yang beragam, tentunya memerlukan tali pengikat tersebut
untuk melahirkan semangat persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Memang, setiap
agama pasti memiliki ajaran tentang gambaran kehidupan ideal, yang masing-masing berbeda.
Perbedaan itu tidak akan mungkin dapat disamakan. Apalagi, perbaedaaan itu sudah melewati
dan memiliki sejarah panjang. Akan tetapi, masing-masing pemeluk agama melalui para
tokoh atau pemuka agamanya, sudah berjanji akan membangun Negara kesatuan berdasarkan
Pancasila.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa agama akan bisa mempersatukan bangsa.
Dengan alasan bahwa masing-masing agama selalu mengajarkan tentang persatuan,
kebersamaan, dan tolong menolong, sebagai dasar hidup bersama dan bermasyarakat. Akan
tetapi, pada kenyataanya tidak sedikit konflik terjadi antara pemeluk agama yang berbeda.
Kini orang merasakan perbedaan menjadi halangan untuk bersatu. Maka, di sini lah peran
Pancasila dengan sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, merangkum dan sekaligus
menyatukan pemeluk agama yang berbeda-beda itu. Para pemeluk agama yang berbeda-beda
dari berbagai aspek itu disatukan oleh cita-cita dan kesamaan ideologi bangsa yang tak lain
adalah Pancasila.
Itulah sebabnya, melupakan Pancasila sama artinya dengan mengingkari janji
(kesepakatan) bersama sebagai satu bangsa, yaitu Bangsa Indonesia. Selain itu, apabila
muncul suatu kelompok masyarakat yang mengubah kesepakat itu, maka sama artinya dengan
melakukan pengingkaran sejarah dan janji yang telah disepakati bersama. Dengan demikian,

peran pancasila sebagai alat pengikat dan pemersatu bangsa yang harus selalu diperkukuh
setiap saat.

3

Itulah mengapa Pancasila, sejarah dan filsafatnya harus tetap diperkelanlan dan
diajarkan kepada segenap warga bangsa ini, baik lewat pendidikan formal maupun non
formal. Pancasila memang hanya milik Indonesia, dan tidak dimiliki oleh bangsa lain,.
Namun tidak berarti bangsa Indonesia tanpa Pancasila bisa seperti bangsa lain,. Bangsa
Indonesia memiliki sejarah, kultur, dan budaya yang berbeda dengan bangsa lainnya.
Keberagaman yang ada di Indonesia inilah yang menjadi cirri khas bangsa ini, dan
memerlukan alat pemersatu yang dikenal dengan Pancasila.
Sila ketiga Pancasila, yakni Sila Persatuan Indonesia. Artinya, bahwa Pancasila sangat
menekankan dan menjunjung tinggi persatuan bangsa. Hal ini berarti, bahwa Pancasila juga
menjadi alat pemersatu bangsa. Disebutnya sila Persatuan Indonesia sekaligus juga
menunjukkan, bahwa bangsa Indonesia memiliki perbedaanperbedaan.
Apakah itu perbedaan bahasa (daerah), suku bangsa, budaya, golongan kepentingan, politik,
bahkan juga agama. Artinya, bahwa para pemimpin bangsa, terutama mereka yang terlibat
dalam penyusunan dasar negara, sangat mengerti dan sekaligus juga
sangat menghormati perbedaan yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Mereka juga

menyadari bahwa perbedaan sangat potensial menimbulkan perpecahan bangsa, dan oleh
sebab itu mereka juga sangat menyadari pentingnya persatuan bagi bangsa
Indonesia. Pencantuman Sila Persatuan bagi bangsa Indonesia selain menyadari pentingnya
persatuan bagi kelangsungan hidup bangsa, juga menunjukkan adanya pemahaman bahwa
perbedaan itu suatu realita yang tidak mungkin dihilangkan oleh manusia. Perbedaan
sesungguhnya adalah suatu hikmah yang harus disukuri, dan bukan sesuatu yang harus
diingkari. Apalagi harus dihilangkan dari muka bumi ini.
Perbedaan adalah juga kodrati yang ada di mana-mana, di negara manapun juga dan di
bangsa manapun juga. Menyikapi realita semacam ini, jalan keluarnya tidak dapat tidak
adalah menjadikan perbedaan yang ada sebagai suatu kekayaan yang justru
harus dijunjung tinggi dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa di atas
kepentingan pribadi, golongan maupun daerah. Dalam wacana nasional maka barometer yang
harus dijunjung tinggi adalah kepentingan nasional, dan bukan kepentingan yang lebih kecil,
lebih rendah, ataupun yang lebih sempit. Dengan kesadaran semacam ini, maka terlihat jelas
bahwa persatuan bangsa sesungguhnya nilai luhur yang seharusnya dijunjung tinggi oleh
semua umat manusia. Karena pada hakekatnya, perpecahan atau pertikaian justru akan
menghancurkan umat manusia itu sendiri.
Seloka Bhineka tunggal Ika memang sangat tepat untuk direnungkan kembali esensi
dan kebenaran yang terkandung di dalamnya. Karena pada hakekatnya semua bangsa, semua
manusia memerlukan persatuan dan kerjasama di antara umat manusia.

Kerjsama butuh persatuan, dan persatuan butuh perdamaian. Oleh sebab itu perpecahan
sebagai lawan dari persatuan mutlak perlu dihindari dan disingkirkan dari kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari penjelasan ini, kita semakin tahu dan sadar,
bahwa Sila Persatuan Indonesia sangat tepat dicantumkan dalam dasar negara, mengingat
kebenaran dan kebutuhan yang dihadapi oleh seluruh umat manusia.
Dengan melihat perkembangan kehidupan berbangsa dan bertanah air di Negara kita
yang sering terjadi konflik maka menjadi suatu tantangan buat kita untuk bisa menjawab
bagaimana penanganan atau pemecahan masalah konflik tersebut dan dalam penanganan

4

konflik tersebut berpedoman kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta
langkah-langkah apa yang harus dilaksanakan.
Telah kita ketahui bersama bahwa negara indonesia terdiri dari berbagai macam suku,
bahasa, agama, adat istiadat, dan banyak lagi, hal itu akan bisa berdampak pada konflik
apabila kita tidak memiliki jiwa kesatuan dan persatuan. Untuk itu di dalam menumbuhkan
nilai persatuan dan kesatuan maka salah satu langkah pemecahan adalah perlu dihidupkan
kembali penataran pedoman penghayatan pengamalan pancasila (P4) kepada setiap lapisan
masyarakat. Karena dengan penataran tersebut secara tidak langsung masyarakat akan
memahami tentang dasar falsafah kita dan bagaimana pengaplikasiannya sehingga akan

mengurangi konflik-konflik yang terjadi di Negara kita, seperti halnya kalau kita simak SilaSila yang ada pada Pancasila, Sila pertama Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa) yang
mengandung nilai saling menghormati antar sesama penganut agama dan tidak memperuncing
perbedaan cara-cara pendekatan diri kepada Tuhan. Pada Sila kedua Pancasila (Kemanusiaan
yang adil dan beradab) terkandung nilai-nilai kemanusiaan antara lain : Pengakuan terhadap
adanya martabat manusia; Perlakuan yang adil terhadap martabat manusia; Pengertian
manusia yang beradab memiliki daya cipta, rasa, karsa dan keyakinan sehingga jelas adanya
perbedaan antara manusia dan hewan. Sehingga tumbuh nilai saling menyayangi dan
mengasihi antar sesama serta menghormati nilai-nilai hidup setiap orang. Dengan memahami
nilai-nilai ini maka tidak akan terjadi pelanggaran terhadap hak-hak manusia seperti
pembunuhan, pemerkosaan, penganiayaan dan lain-lain. Pada Sila ketiga (Persatuan
Indonesia) terkandung nilai-nilai sebagai berikut: Persatuan bangsa Indonesia adalah
persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia; Bangsa Indonesia adalah persatuan
suku-suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia dan memiliki satu tekad yang sama
dalam pencapaian cita-cita; Pengakuan terhadap “Ke-Bhineka Tunggal Ika-an” suku Bangsa
(etis) dan kebudayaan Bangsa (Berbeda-beda namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam
pembinaan kesatuan Bangsa. Sedangkan pada Sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan) terkandung nilai-nilai: Kedaulatan
negara adalah ditangan rakyat; Pimpinan kerakyatan adalah hikmat kebijaksanaan yang
ditempuh melalui jalan musyawarah dengan dilandasi akal sehat; Manusia Indonesia sebagai
warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempnyai kedudukan hak dan kewajiban yang

sama; Musyawarah untuk mufakat dicapai dalam permusyawaratan wakil-wakil rakyat. Pada
Sila kelima pada Pancasila (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) terkandung nilainilai: Perwujudan keadilan sosial dalam kehidupan sosial atau kemasyarakan meliputi seluruh
rakyat Indonesia dengan tidak memandang Suku, Agama, Ras dan golongan; Keadilan dalam
kehidupan sosial terutama meliputi bidang-bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial,
Kebudayaan dan Pertahanan/keamanan nasional; Cita-cita masyarakat adil dan makmur
material dan spiritual yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia; Keseimbangan antara hak
dan kewajiban menghormati hak orang lain.
Dengan memahami bagaimana pengaplikasian dari butir-butir Pancasila yang
merupakan sebagai pandangan hidup seperti tersebut di atas, maka bangsa Indonesia akan
dapat memandang suatu persoalan yang dihadapinya dan menetukan arah serta dapat
memecahkan persoalannya dengan tepat.

5

Tanpa memiliki suatu pandangan hidup, bangsa Indonesia akan merasa terombang
ambing dalam mengahadapi suatu persoalan masyarakat itu sendiri maupun persoalan besar
umat manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa di dunia.
Pandangan hidup bangsa haruslah berakar pada pandangan hidup masyarakat dengan
kata lain bahwa pandangan hidup masyarakat dengan kata lain bahwa pandangan hidup
bangsa harus berakar dari nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh seluruh lapisan

masyarakat yang menjadi unsur lapisan masyarakat itu.
Setiap masyarakat yang mendiami suatu daerah di Indonesia pastilah mempunyai ciri
kebudayaan dan pandangan hidup masyarakat yang perlu dilindungi, dihormati, serta
dimajukan oleh negara.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa memperoleh dukungan dari rakyat
Indonesia karena sila-sila serta nilai-nilai yang secara keseluruhan merupakan intisari dari
nilai-nilai budaya masyarakat yang majemuk. Pancasila memberikan corak yang khas dalam
kebudayaan masyarakat, oleh karena itu,tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat
Indonesia dan merupakan ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsabangsa lain di dunia.
Realisasi pelaksanaan Pancasila sebagai dasar falsafah negara, sehingga tertanam
nilai-nilai Pancasila dalam rangka mencegah terjadinya konflik antar suku, agama, dan daerah
serta menghindari adanya keinginan pemisahan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
maka perlu dilakukan secara berangsur-angsur kepada lapisan masyarakat tentang
pemahaman lebih mendalam mengenai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 , sehingga
timbul jiwa persatuan dan kesatuan.
Oleh karena itulah Negara Kesatuan Republik Indonesia mencantumkan semboyan
Bhineka Tunggal Ika pada lambang Negara, Persatuan dan Kesatuan tidak boleh mematikan
keanekaragaman dan kemajemukan sebagaimana kemajemukan tidak boleh menajdi faktor
pemecah belah, tetapi harus menjadi sumber daya yang kaya untuk memajukan kesatuan dan
persatuan itu.

` Pancasila adalah asas persatuan, kesatuan, damai, kerjasama,hidup bersama dari
bangsa Indonesia yang warga-warganya sebagai manusia mempunyai bawaan kesamaan dan
perbedaan.
Unsur-unsur yang terkandung didalam pancasila itu merupakan ciri-ciri khas dari pada
kita bangsa Indonesia,oleh karena itu dengan sendirinya juga segala keadaan didalam
kehidupan kenegaraan kita perwujudannya didasarkan pada filsafat pancasila. Rakyat, bangsa,
masyarakat, adat istiadat, kebudayaan, kesusilaan, agama/kepercayaan dan daerah, semuanya
itu termasuk dalam sifat dan keadaan batin atau bawaan daripada negara dan bangsa kita.
Dasar filsafat Negara kita tersusun atas lima hal, yang masing-masing merupakan suatu
sila,suatu asas peradaban,dan suatu asas keadaban.
Sila-sila yang terdapat pada pancasila itu merupakan bagian-bagian dari suatu keutuhan
dan bagian-bagian dalam hubungan kesatuan. Negara kita hanya mempunyai satu dasar yang
susunannya tidak tunggal,akan tetapi majemuk tunggal. Dalam istilah disebutkan sebagai
Eka-Pancasila. Pada 19 September 1951 di Universitas Gajah Mada, setelah diadakan
penelitian secara ilmiah, dirumuskan oleh Senat Universitas Gajah Mada, Pancasila itu
bukannya suatu konsepsi politis, meskipun tentu saja juga mengandung sifat politis,

6

konsepsinya pada hakekatnya bukan mengenai politik, akan tetapi suatu asas pandangan
dunia, suatu asas pandangan hidup, buah hasil perenungan jiwa yang dalam, buah hasil
penelaahan cipta yang teratur dan seksama diatas basis pengetahuan dan pengalaman hidup
yang luas. (lihat Notonogoro hal.3). Berbicara mengenai pancasila seharusnya kita
mendudukkan diri sebagai sesama warga bangsa, sesama saudara, dimana kita telah
mempunyai sejarah yang sama,dan setelah proklamasi kemerdekaan, kita mempunyai
satu tekad untuk menyusun hidup bersama dalam Negara, yang bersatu, merdeka, adil dan
makmur.( Pembukaan UUD 1945). Dengan mengakui memiliki pandangan hidup dan sejarah
yang sama, itulah yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang hidup
bersama memiliki tekad bersama dalam mencapai tujuan bangsa yang dicita-cita kan.
Aktualisasi pancasila sebagai pandangan hidup dasar persatuan bangsa dapat
diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan kenegaraan yang meliputi kelembagaan negara
antara lain legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Aktualisasi pancasila juga dapat
diwujudkan pada setiap individu terutama dalam aspek moral yang berkaitan dalam hidup
negara dan masyarakat. Denen peran serta aktualisasi Pancasila oleh pemertintah dan
masyarakat yang selaras inilah yang akan memperkuat persatuan bangsa dan akan berujung
dalam peningkatan kesejahteraan bangsa Indonesia yang adil dan makmur

7

BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Sebagai pemersatu bangsa, Pancasila mutlak diperlukan oleh seluruh generasi
bangsa. Sekalipun bangsa Indonesia yang sekarang sudah bersatu, tidak berarti
Pancasila tidak diperlukan lagi. Karena yang disebut bangsa Indonesia bukan hanya
yang sekarang ini ada, tetapi juga yang nanti akan ada. Selama masih terjadi proses
regenerasi, selama itu pula Pancasila sebagai pemersatu Bangsa masih tetap kita
perlukan. Itu berarti, selama masih ada bangsa Indonesia, selama itu pula masih kita
perlukan alat pemersatu bangsa. Ini berarti, bahwa selama masih ada bangsa
Indonesia, maka Pancasila sebagai dasar negara masih tetap kita butuhkan. Ini
sekaligus membuktikan kebenaran Pancasila, baik selaku dasar Negara, maupun
sebagai kepentingan lain. Sehingga Pancasila menunjukkan memiliki banyak fungsi
atau multy function.
B. Saran
Untuk menjaga agar Pancasila tetap terpelihara dan lestari, maka harus
dilakukan peningkatan pemahaman pada semua lapisan masyarakat.Yang lebih
penting lagi, para pemimpin harus menjadi teladan dalam pengamalan Pancasila.
Pancasila akan menjadi ideologi yang kuat apabila diamalkan dalam semua aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, menuju negara aman, damai,
tentram, adil, makmur dan sejahtera dalam semua aspek kehidupan terutama dalam
menegakkan persatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.

8

Daftar Pustaka

Bahan Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. 1990. Jakarta: BP-7
Pusat.
Darmodihardjo, Dardji. 1997. Orientasi Pancasila. Malang: Universitas Brawijaya.
---------, et.al 1981. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.
Moedjanto, G. 1989. Pancasila: Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia.
Notonagoro. 1974. Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: Pantjuran Tudjuh.
Oesman, Oetojo dan Alfian (Ed). 1991. Pancasila sebagai Ideologi: Dalam Berbagai Bidang
Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jakarta: BP-7 Pusat.
Panitia Lima, 1997. Uraian Pancasila. Jakarta: Mutiara.
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ketetapan MPR No II/MPR/1978). 1990.
Jakarta: BP-7 Pusat.
Pranarka, A.M.W. 1985 Sejarah Pemikiran Tentang Pancasila. Jakarta: CSIS.
Soekarno.t.th. Lahirnya Pancasila. Jakarta: Deppen.
Sunoto, 1982. Mengenal Filsafat Pancasila. Seri pertama, kedua, ketiga, keempat.
Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UII.
Undang-undang Dasar 1945. 1990. Jakarta: BP-7 Pusat.
Wahyono, Padmo. 1984. Bahan-bahan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila.
Jakarta: Aksara Baru.
YAmin, Muhammad. 1971. Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945. Jakarta:
Siguntang.
Bakry MS, Noor. 1994. Pancasila Yuridis Kenegaraan Ed.revisi, Liberty : Yogyakarta.
Rusmarsini, dkk, kewarganegaraan untuk kelas 2 SMP CV. Media Karya Putra, Kartosura
Undang-Undang Dasar tahun 1945
http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/view/6308/4656/19.09.2015/09.27/

9

http://ebuddy921.blogspot.co.id/2014/01/pancasila-sebagai-alat-pemersatu-bangsa.html/
19.09.2015/09.28/
http://www.scribd.com/doc/216780904/Pancasila-Sebagai-Alat-Pemersatu-Bangsa#scribd/
19.09.2015/09.28
http://monitavalentine.blogspot.co.id/2014/03/pancasila-sebagai-pandangan-hidup-dasar.html/
19.09.2015/09.43/

10