MAKALAH KOMUNITAS III MODEL TEORI KONSEP
MAKALAH KOMUNITAS III
MODEL TEORI KONSEPTUAL DOROTHEA ELIZABETH OREM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. ABDULLAH TAMIM S (001 STYC 13)
2. ASRIATUN
(011 STYC 13)
3. DWI PURNAWARNI
(020 STYC 13)
4. HENI AGUSTINI M P
(036 STYC 13)
5. KOMALA SARI
(049 STYC 13)
6. MUHAMAD SHOHIB
(065 STYC 13)
7. NI PUTU INTAN S
(073 STYC 13)
8. REZA WAHYU ILHAMI
(083 STYC 13)
9. SUCI HENDRA LESTARI
(093 STYC 13)
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan dan
rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Teori
Model Konseptual Dorothea Elizabeth Orem”. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas Mata Kuliah Komunitas III. Karena makalah ini tidak mungkin
dapat diselesaikan tanpa bantuan dari pihak-pihak tertentu, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
:
1. Agus Supinganto, Ners., M.Kes., selaku Ketua STIKES YARSI Mataram.
2. Indah Wasliah, Ners., M.Kep., Sp.Anak., selaku Ka. Prodi S1 Keperawatan
STIKES YARSI Mataram.
3. Bq. Nur’ainun Apriani Idris, Ners., selaku dosen pembimbing akademik.
4. Raden Ahmad Dedy M, S. Kep., Ners., MNS., selaku dosen Mata Kuliah
Sistem Komunitas III.
5. Semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis membuat makalah ini dengan seringkas-ringkasnya dan bahasa
yang jelas agar mudah dipahami. Karena penulis menyadari keterbatasan yang
penulis miliki, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar
pembuatan makalah penulis yang berikutnya dapat menjadi lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Mataram, 31 Maret 2016
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian
perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi
fenomena
respon
manusia.
Banyak
bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap
situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan
dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut
akan berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan
Nightingale
menyoroti
masalah
lingkungan,
Henderson
lebih
pada
pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi
pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya. Semua teori
tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan
penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu memberikan konstribusi
dalam memberikan arah asuhan.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model
“self
care”
yang
diperkenalkan
oleh
Dorothea
E.
Orem.
Orem
mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971
dimana dia mempublikasikannya dengan judul “Nursing Conceps of Practice
Self Care”. Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi
kedua tahun 1980 dikembangkan pada multiperson’s units (keluarga,
kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari tiga
hubungan konstruksi teori yang meliputi : teori self care, teori self care deficit
dan teori nursing system. Dalam pandangan orem, bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara
mandiri. Tapi pada situasi tertentu kemampuan itu tidak bisa tampil, disinilah
teori orem akan menjelaskan bahwa, kebutuhan manusia apapun kondisinya
adalah sama, tergantung bagaimana individu memenuhi kebutuhan itu. Bila
kebutuhanya terpenuhi dengan baik maka tidak akan ditemukan masalah,
berbeda dengan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhanya makan
akan mengalami deficiet.
Orem dengan tegas mencoba mengoptimalkan kemampuan alami
setiap klien dalam memenuhi kebutuhanya. Peran perawat dalam teori
merupakan
sebagai
agen
yang
mampu
membantu
klien
dalam
mengembalikan peranya sebagai self care agency. Sistem yang di bangun dari
tiga teori utama ini mampu menghasilkan kolaborasi pelayanan keperwatan
yang unik, tidak hanya dari prosesnya, tapi juga dari hasilnya akan mampu
membuat klien mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penyakitnya.
Teori ini mampu memberikan bentuk asuhan yang harus diberikan
pada klien pada keadaan tertentu. antara klien dan perawat harus memiliki
pemahaman tentang pendangan self-care. Proses yang lebih bertumpu pada
pelayanan terapeutik yang mandiri dengan melibatkan setiap individu agar
mampu melakukannya secara mandiri.
1.2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
gambaran konsep dasar teori keperawatan self-care dan penerapannya
pada asuhan keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan
2. Tujuan Khusus :
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
a. Agar perawat yang bekerja di rumah sakit dapat menerapkan teori selfcare pada klien dengan berbagai masalah kesehatan
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat tentang konsep
teori orem
c. Mampu menerapkan teori Orem pada asuhan keperawatan dengan
pendekatan proses keperawatan
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat mengetahui Teori Model Konseptual
Dorothea Elizabeth Orem.
1.3.2. Bagi Pendidikan
Sebagai kerangka acuan dalam pembuatan makalah Model
Konseptual Dorothea Elizabeth Orem.
1.4. Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah Model
Konseptual Dorothea Elizabeth Orem.
1.5. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah adalah
metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik
studi kepustakaan yang mengambil materi dari berbagai sumber buku dan
melalui media internet.
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I
: Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Ruang
Lingkup Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.
BAB II
: Tinjauan Pustaka
BAB III : Penutup meliputi: Simpulan dan Saran
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Keperawatan
Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang
menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem
menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut :
Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap
tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya
secara terus menerus dalam upaya mempertahankan kehidupan dan
kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya
yang ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki
perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan
akan terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan
mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus menerus bagi
mereka yang secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain,
perawat membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri dengan
melakukannya sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan
pada orang yang membantu klien dengan memberikan instuksi dan
pengarahamn secara individual sehingga secara bertahap klien mampu
melakukannya sendiri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan
mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep
kebutuhan dasar yang terdiri dari:
1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.
2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat
dan aktivitas.
6. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko
pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality
2.2. Paradigma
1. Keyakinan Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan adalah
a. Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/
trauma atau coping dan efeknya.
b. Sehat
Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care
yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas
struktural fungsi dan perkembangan.
c. Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self
care dan perawat termasuk di dalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan
untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan seft care yang mencakup integrias struktural, fungsi
dan perkembangan.
2. Tiga kategori self care
Model Orem’s, meyebutkan ada beberapa kebutuhan self care atau yang
disebutkan sebagai keperluan self care (sefl care requisite), yaitu
a. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal)
Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama
siklus kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial
termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat,
sosial, dan pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk
perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan
lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
b. Development self care requisites kebutuhan yang berhubungan dengan
pertumbuhan manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa
yang terjadi selama variasi tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi
prematur dan kehamilan) dan kejadian yang dapat berpengaruh buruk
terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan proses
perkembangan sepanjang siklus hidup.
c. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri
penyimpangan kesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan
genetik atau keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau
penyimpanngan cara, struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran
dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur
beserta
pengaruhnya,
dan
integritas
yang
dapat
mengganggu
kemampuan seseorang untuk melakukan self care.
Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu:
1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan
umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan
untuk mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup,
pembentukan
dan
pemeliharaan
integritas
structural,
serta
pemeliharaan dan peningkatan integritas fungsional.
2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga
pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan
kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan di
setiap periode dalam daur hidup.
3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan dari
struktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan menimbulkan
beberapa
persyaratan/permintaan
untuk
pencegahan,
tindakan
pengaturan untuk mengontrol perluasan dan mengurangi dampaknya.
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan
tingkat ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh
karena itu ada 3 tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri, yaitu:
1. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan
keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan klien yang
tinggi (sistem pengganti keseluruhan).
2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan
(sistem pengganti sebagian).
3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem
dukungan/pendidikan).
2.3. Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem’s secara umum adalah :
1.
Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
2.
Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
3.
Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk
memberikan asuhan depenent (dependent care) jika self care tidak
memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.
4.
Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.
2.4. Konsep Utama
1. Universal Self-Care Requisites
Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri
atau kebebasan merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk
mengenal, memvalidasi dan proses dalam memvalidasi mengenai anatomi
dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam lingkaran kehidupan.
Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :
a. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
b. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
c. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia.
h. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok social sesuai dengan potensinya
2. Developmental self-care requisites
Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan
dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup
seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal yang berhubungan
dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah:
a. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri
b. Terlibat dalam pengembangan diri
c. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi
kehidupan yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia.
(Orem, 1980,p.231)
3. Health deviation self-care requisites
Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau
trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan
dan penyandang cacat juga yang berada sedang dirawat dan menjalani
terapi. Adanya
gangguan kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga
mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi sakit
sepanjang hidupnya.
Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan
psikologi tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia
mengalami
gangguan
(termasuk
retardasi
mental
atau
autisme),
perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen maupun
sementara. Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami gangguan
kesehatan, self-care (perawatan diri) digunakan sebagai alat dalam
pengobatan dan terapi kesehatan.
Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan
perawatan diri individu yang merupakan langkah-langkah dalam
perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-care
atau
system
dependent-care
(ketergantungan
perawatan)
adalah
meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu.
4. Therapeutic self-care demand
Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program
perawatan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai
dengan tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh perawat ketika memberikan pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien diantaranya :
a. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang
dibutuhkan oleh pasien dan cara pemberian ke pasien
b. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan
dasar seperti promosi dan pencegahan yang bisa menunjang dan
mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien sesuai
dengan taraf kemandiriannya.
Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar
diantaranya :
a. Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan
lingkunganya yang mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia
b. Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa
dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala
sumberdaya yang ada disekitar pasien untuk memberikan pelyenana
pemenuhan kebutuhan dasar pasien semaksimal mungkin.
5. Self Care Agency
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat
dilakukan pada perawat yang memiliki kemampuan komprehensif,
memahami konsep dasar manusia dan perkembangan manusia baik secara
holistik ( orem, 2001, p. 514)
6. Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang
berkompeten dan memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.
7. Dependent Care Agent
Dependent care agency merupakan perawat profesional yang
memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien
termasuk pasien dalam derajat
kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi
kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap
menekankan
pada
kemandirian
pasien
sesuai
dengan
tingkat
kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat promoting,
prevensi dan lain-lain
8. Self Care Deficit
Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya, utamanya pada pasien yang dalam perawatan total care.
Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan rehabilitatif. Pemenuhan
kebutuhan
pasien
hampir
semunay
tergantung
pada
pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan utamanya perawat.
9. Nursing Agency
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan
kemampuanya secara terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien secara holistik sehingga mereka mampu
membuktikan dirinya bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten
untuk bisa memberika pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan
dasar pasie. Beberapa ktrempilan selain psikomotor yang juga harus
dikuasai perawat adala komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal,
pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk
bisa memberikan pelayanan yang profesional.
10. Nursing Design
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan
asuhan keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara
holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu berfikir kritis,
memiliki dan menjalankan standar kerja dll.
11. Sistem Keperawatan
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang
dilakukan pada satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan
keperawatan pada klien untuk mengetahui dan memenuhi komponen
kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi
serta mengetahui perkembangan perawatan diri klien
2.5. Asumsi Dasar
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori
keperawatan terkait kebutuhan dasar manusia :
1. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya
dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan
2. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya
3. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan
pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional
2.6. Pernyataan-Pernyataan Teoritis
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan
ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan
tindakan
keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep
praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di
antaranya
1. Theory of nursing system
Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh
perawat, oleh pasien itu sendiri atau kedua–duanya. Sistem keperawatan
didesain berupa sistem tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
melatih/
meningkatkan
self
agency
seseorang
yang
mengalami
keterbatasan dalam pemenuhan self care. Terdapat tiga tingkatan/kategori
sistem keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan self care
pasien sebagai berikut :
a. Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan
bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien
dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan
bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya
manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.
b. Partially Compensatory System (system bantuan sebagian)
Merupakan system dalam pemberian perawatan diri sendiri
secara sebagian. tindakan pemenuhan kebutuhan sebagian dilakukan
oleh perawat dan sebagian lagi oleh pasien sendiri. Perawat
menyediakan kebutuhan self care akibat keterbatasan pasien,
membantu pasien sesuai indikasi yang dibutuhkan. Biasanya dilakukan
pada pasien – pasien dengan keterbatasan gerak, dan lain-lain
c. Supportif-Educative System
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang
membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara
pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan pada
pasien yang memelukan informasi pada pengaturan kelahiran.
BAGAN 1 : BASIC NURSING SISTEM
Menyelesaikan self-care
terapeutik klien
Tindakan
Perawat
Tindakan
klien
terbatas
Kompensasi terhadap
ketidakmampuan klien
terlibat dalam self-care
Dukung dan lindungi klien
Wholly Compensatory system
Tindakan
Perawat
Melakukan beberapa
tindakan self-care untuk
klienterhadap
Kompensasi
keterbatasan self-care
klien
Bantu klien sesuai
kebutuhan
Melakukan beberapa
tindakan self care
Mengatur self-care agency
Menerima asuhan dan
bantuan dari perawat
Tindakan
klien
Partial Compensatory System
Menyelesaikan Selfcare
Tindakan
Perawat
Mengatur latihan dan
perkembangan Selfcare
Tindakan
klien
Sistem Dukungan-Pendidikan
2. Teori Self Care Deficit
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara
umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat
perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak
mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus.
Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau
kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan
kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care,
baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri
sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem
memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat
untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support,
meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi
serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
3. Teori Self Care
Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan
kekuatan self care agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care
Agency lebih kecil dibandingkan dengan therapeutic self care demands
sehingga self care tidak terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya
kebutuhan perawat (nursing agency) melalui sistem keperawatan.
a. Nursing Agency (Agen keperawatan)
Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu
memenuhi status perawat dalam kelompok – kelompok sosial.
Tersedianya perawatan bagi individu laki – laki, wanita, dan anak atau
kumpulan manusia seperti keluarga – keluarga, memerlukan agar
perawat memiliki kemampuan khusus yang memungkinkan mereka
memberikan perawatan yang akan menggantikan kerugian atau
bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan antar
perawatan mandiri – kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi
orang lain. Kemampuan khusus yang merupakan agen keperawatan.
b. Self care agency (Agen perawatan diri)
Self care agency adalah kekeuatan individu yang berhubungan
dengan perkiraan dan esensial operasi – operasi produksi untuk
perawatan mandiri.
c. Therapeutik self care demand (Permintaan perawatan diri)
Self care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri
sendiri yang ditampilkan untuk beberapa waktu agar menemukan
syarat–syarat perawatan mandiri dengan cara menggunakan metode–
metode yang valid dan berhubungan dengan perangkat–perangkat
operasi atau penanganan.
d. Self–care (perawatan diri)
Self–care adalah suatu kontribusi berkelanjutan orang dewasa
bagi eksistensinya, kesehatannya dan kesejahteraannya. Perawatan diri
adalah aktivitas dimana individu – individunya memulai dan
menampilkan kepentingan mereka dalam mempertahankan individu,
kesehatan dan kesejahteraan.
e. Self–care deficit
Self care deficit adalah hubungan antara self – care agency
dengan self care demand yang didalamnya self care agency tidak
cukup mampu menggunakan self care demand.
Adapun kerangka konseptual dari teori ini secara umum dapat
R
Self-
Self
car
e
R
Conditioning factors
care
agency
R
Defisit
R
Selfcare
deman
ds
Conditioning factors
Conditioning factors
digambarkan sebagai berikut:
R
Nursin
g
Agency
Penjelasan gambar:
Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan
diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila
seseorang jatuh pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti
stres fisik dan psikologis. Self care deficit terjadi bila agen self care atau
orang yang memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri maupun pada
orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan
lebih memberikan perawatan self care therapeutic. Nursing agency
menggunakan kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan perawat perlu
dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau berhubungan dengan layanan
asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang melakukan
kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan keperawatan
yang diberikan sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat bagi
klien.
2.7. Kerangka Kerja
Self care
Kategori self care
Self care
Self care Nursing action
Requisites
Universal
Requistes
a. Cairan
agent
()
deficit
Elf care
Mandiri :
b. Makanan
Mandiri
agency
a. Support
c. Proseseliminasi
( ) Parsial
< self
d. Istirahat dan
( ) Total
care
tidur
e. Interaksi sosial
demand
Untuk
f. Pencegahan dari setiap
bahaya
g. Peningkatan
fungsi dan
perkembangan
manusia
perawatan diri
b. Pengaturan
latihan dan
pengembangan
self care agency
kategori
self care
Parsial :
reguisites
Nurse action :
a. Menentukan
kebutuhan self
care pasien
b. Membantu
keterbatasan self
care pasien
c. Membantu pasien
sesuai kebutuhan
Pasien action :
a. Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
b. Meregulasi self
care agency
c. Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
a. Memenuhi
kebutuhan
terapetik self care
pasien
b. Mengkompensasi
ketidakmampuan
paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
c. Memberikan
support dan
melindungi pasien
Developmental
a. Mempertahanka
Mandiri
Mandiri :
n kondisi
Partial
a. Support perawatan
lingkungan
Total
b. Yang
diri
b. Pengaturan latihan
mendukung
dan
perkembangan
pengembangan
c. Pencegahan dari
self care agency
kondisi yang
mengancam
Parsial :
perkembangan
Nurse action :
normal
a. Menentukan
kebutuhan self
care pasien
b. Membantu
keterbatasan self
care pasien
c. Membantu pasien
sesuai kebutuhan
Pasien action :
a. Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
b. Meregulasi self
care agency
c. Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
a. Memenuhi
kebutuhan
terapetik self care
pasien
b. Menkompensasi
ketidakmampuan
paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
c. Memberikan
support dan
melindungi pasien
Health
deviation
a. Pencarian
terhadap
bantuan medis
b. Kesadaran
Mandiri :
a. Support perawatan
diri
b. Pengaturan latihan
terhadap potensi
dan
masalah yang
pengembangan
muncul akibat
self care agency
dari pengobatan
atau perawatan
c. Modifikasi
konsep atau
gambaran diri
d. Penyesuaian
gaya hidup yang
Parsial :
Nurse action :
a. Menentukan
kebutuhan self
care pasien
b. Membantu
dapat
keterbatasan self
mendukung
care pasien
perubahan status
kesehatan.
c. Membantu pasien
sesuai kebutuhan
Pasien action :
a. Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
b. Meregulasi self
care agency
c. Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
a. Memenuhi
kebutuhan
terapetik self care
pasien
b. Menkompensasi
ketidakmampuan
paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
c. Memberikan
support dan
melindungi pasien
2.8. Konseptual Model Dorothea E. Orem dan Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien. Pada
pelaksanaan asuhan keperawatan terdapat pendekatan dan metode utama yang
digunakan yaitu metode memecahkan masalah secara ilmiah yang selanjutnya
dikenal sebagai proses keperawatan (nursing process).
Proses keperawatan yang dijelaskan oleh Orem mempunyai tiga tahap
proses keperawatan yang dikenal sebagai kegiatan proses teknologi dari
praktek keperawatan. Tahapan tersebut meliputi: diagnosa keperawatan dan
persepsi, mendisain sistem keperawatan dan perencanaan, dan memproduksi
dan mengatur sistem keperawatan.
Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi
Pada tahap ini memperjelas mengapa keperawatan dibutuhkan.
Analisa dan interpretasi dalam membuat keputusan mengenai perawatan
merupakan bentuk kegiatan manajemen kasus. Didalam diagnosa
keperawatan memerlukan telaahan dan pengumpulan fakta tentang pasien
termasuk self care agent dan therapeutic self-care demand dan hubungan
keduannya sehingga dapat ditetapkan self-care deficit (Orem, 2001,
p.309). Orem menegaskan bahwa dalam diagnosa keperawatan dan
merupakan dasar
tujuan untuk memberikan arahan dalam melakukan
tindakan keperawatan dan dalam pengobatan, kemampuan pasien dan
minat keluarga serta bentuk dalam kolaborasi mempengaruhi tindakan
keperawatan yang dilakukan perawat.
Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan pengumpulan
data berdasarkan enam area yang ditentukan oleh Orem yaitu: Status
kesehatan perorangan, persepsi dokter terhadap kesehatan seseorang,
persepsi pasien/individu berkaitan kesehata dirinya sendiri, tujuan
kesehatan berkaitan dengan konteks riwayat kesehatan, gaya hidup dan
status kesehatan, kebutuhan pasien/individu terhadap self-care
dan
integritas/kapasitas pasien/individu melakukan self-care. Dari data-data
dikumpulkan dan dikelompokkan kedalam area masing-masing, yaitu:
Universal self-care requisites, developmental requisites dan healtdeviation sel-care requisites serta hubungan timbal baliknya. Selain datadata tersebut penting juga dikumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan
pengetahuan, ketrampilan, motivasi dan orientasi pasien.
Pada tahap pertama ini, asuhan keperawatan pada teori orem dapat
disimpulkan bahwa perawat harus mengajukan beberapa pertanyaan dan
menjawab hal-hal yang berkaitan dengan: Apakah kebutuhan perawatan
therapeutic pasien, sekarang, dan masa yang akan datang, apakah pasien
mempunyai self-care demand dan untuk memenuhi therapeutic self-care
demand-nya, apakah sifat dan alasan hal tersebut, apakah pasien perlu
dibantu untuk menahan diri menggunakan self care, apakah untuk
melindungi perkembagan kemampuan self-care dari tujuan terapetik, dan
apakah potensi pasien untuk menggunakan self-care pada periode yang
akan datang.
2. Tahap 2 : Mendisain sistem keperawatan dan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan perawatan pada
pasien dan membuat nursing system yang efisien dan efektif dan
menentukan cara-cara yang benar dalam membantu self care pasien. Tahap
ini termasuk mendisain bagaimana peran pasien dan peran perawat dalam
melakukan self care yang dilakukan dalam memenuhi therapeutic self-
care demand, dan mengatur latihan self-care agency, melindungi dan
membantu self care agency.
Sedangkan perencanaan merupakan kegiatan mengarahkan dan
cara untuk mengimplementasikan sistem keperawatan dan berhubungan
dengan usaha untuk mendapatkan aktifitas tertentu saat perawat dengan
klien beriteraksi.
3. Tahap 3: Memproduksi dan manajemen sistem keperawatan,
Didalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk menghasilkan dan
mengatur sistem keperawatan. Perawat selama berinteraksi dengan pasien,
dapat melakukan perencanaan dan control dan tahap ini mengatur sistem
keperawatan serta menghasilkan kegiatan yang terencana untuk memenuhi
therapeutic self-care demand dan mengatur latihan dan pengembangan
kemampuan akan self-care.
Kegiatan-kegiatan
mengarahkan,
tersebut
menstimulus
meliputi:
minat,
Membatu,
mendukung,
menuntun,
meregulasi,
mengkoordinasi dan memonitor tugas self-care sehingga sistem perawatan
dapat berjalan dengan optimal.
Bentuk perbandingan antara langkah-langkah proses keperawatan
umum dan proses keperawatan self care care deficit (Orem): (Tabel 1)
Proses Keperawatan
Proses Keperawatan Orem
Tahap 1.
1. Pengkajian dan Diagnosa Diagnosa dan persepsi; menentukan
Keperawatan
mengapa
perawat
dibutuhkan.
Menganalisa dan menginterpretasi –
membuat keputusan yang berkaitan
dengan perawatan.
Tahap 2.
2.
Perencanaan
Mendisain
sistem
merencanakan
perawatan
keperawatan
untuk
dan
memberikan
3.
Implementasi
Tahap 3.
4.
Evaluasi
Menghasilkan dan mengelola sistem
keperawatan
(Sumber: Nursing Theories; The Base For Professional Nursing
practice,Connecticut: Appleton dan Lange,h.109 dan Self-care Deficit
Theory of Nursing; Concepts and Applications, St.Louis: Mosby h.106).
.
Diagnosa
Perencanaan
Implementasi
Keperawatan
Berdasarkan self Tujuan dan sasaran:
Tindakan
care deficit
pasien untuk:
1. Sesuai
dengan
diagnosa
pasien
2. Berdasarkan
self-
care demand
care agent
keperawatan:
1. Wholly
compensatory
2. Partly
compensatory
3. Supportiveeducative
yang
tepat
untuk menolong :
1. Membimbing
2. Mendukung
3. mengajarkan
atau
melakukan sesuatu
5. Memberikan
lingkungan
berkembang
self-care agent
self-
care
yang
care deficit
1. Meningkatkan
pasien sebagai selfcare agent
2. Memenuhi
3. Menurunkan selfsistem
4. Beraksi
sebagai
kebutuhan
pasien sebagai self-
tindakan
perawat-pasien:
2. Memenuhi
3. meningkatkan
Motede
perawat- Keefektifan
1. Meningkatkan
keperawatan
Mendisain
Evaluasi
kebutuhan self-care
3. Menurunnya
selfcare deficit
(Sumber:
Nursing
theories;
The
base
for
professional
nursing
practice.Connecticut: Appleton & Lange, h.112-113)
2.9. Kritik
Kritisi berdasar konsep model teori Orem dapat dibagi berdasar 3 aspek yaitu:
1. Penjelasan Komprehensif
Istilah self-care (perawatan diri) memiliki berbagai pengertian pada
berbagai disiplin ilmu, Orem sendiri telah mendefinisikan terminologinya
dan mengelaborasi substansi konsepnya sehingga berbeda dengan disiplin
lainnya, namun tetap sejajar makna interpretasinya dengan yang lain.
2. Simpulan
Teori Orem didefinisikan dan digunakan secara konsisten dalam
berbagai pengalaman. Teori Self Care Deficit Orem secara umum terdiri
atas 3 komponen, yaitu self care (perawatan diri), self care deficit (deficit
perawatan diri), dan sistem keperawatan. Model teori keperawatan self
care deficit merupakan sintesis pengetahuan mengenai delapan penjelasan
yang termasuk di dalamnya perawatan diri (self care) dan ketergantungan,
agen perawatan diri, Kebutuhan terapi pemenuhan perawatan diri, deficit
perawatan diri, agen tenaga keperawatan, dan sistem keperawatan.
Keterkaitan antar komponen penjelas ini direpresentasikan melalui
model diagram yang telah dijelaskan sebelumnya. Kedalaman dari
perkembangan
konsep
memberikan kompleksitas teori yang penting
untuk dijelaskan dan dipahami oleh praktisi disiplin ilmu.
3. Generalisasi
Orem menyatakan sifat umum/ universalitas dalam teorinya adalah
bahwa
teori self care deficit ini bukan suatu penjelasan tentang
individualitas dalam suatu praktik keperawatan, namun lebih pada
pengalaman konseptualisasi pada seluruh kasus keperawatan. Model teori
ini terikat pada praktik keperawatan dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan keperawatan dan proses belajar mengajarnya.
4. Hasil Empiris
Teori Orem telah digunakan dalam bidang penelitian baik secara
metode kualitatif maupun kuantitatif. Teori Orem secara jelas dapat
didefinisikan dan diukur walaupun instrumennya belum dikembangkan
untuk semua komponen penjelas. Hasil bukti empiris tergantung pada
definisi operasional yang dibangun oleh para peneliti. Lebih dari itu, nilainilai dari komponen teori tidak konstan selama berada di populasi. Defisit
perawatan diri merupakan suatu fungsi dari kebutuhan akan perawatan diri
dan faktor-faktor kondisi dasar. Teori ini dianggap penting dalam rangka
mengembangkan instrument pengukur kebutuhan akan perawatan diri.
Metode yang paling sesuai dalam menyelidiki teori ini dan begitu pula
bagi teori-teori lain adalah melalui evolusi. Metodologi penelitian secara
etnografik, hermenetik (interpretasi penjelasan), fenomenologi, dan
kuantitaif pernah digunakan untuk menguji teori self-care deficit maupun
sebaliknya, teori self-care deficit digunakan untuk menguji fenomenafenomena klinis. Teori ini telah terbukti berguna dalam memperluas
hipotesis dan memperkuat badan ilmu (body of knowledge) keperawatan.
Teori ini juga berguna dalam menyusun kurikulum pendidikan
keperawatan diberbagai jenjang (Hartweg, 2000, dikutip oleh Tomey &
Alligood, 2006). Orem telah menunjukkan pandangan melalui teorinya
untuk praktik keperawatan, pendidikan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
Teori ini juga dapat digunakan pada situasi yang
melibatkan keluarga dan komunitas.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk
praktik dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan
teori lain tidaklah saling bertentangan, melainkan saling berkaitan.
penggunaan teori keperawatan memungkinkan perbaiakan pelayanan
keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan dalam menghadapi
tangtangan di masa depan haruslah memiliki sebuah model dan pandangan
sendiri tentang disiplin ilmunya. keperawatan yang merupakan bagian dari
ilmu-ilmu kesehatan berusaha menampilkan sebuah cabang ilmu yang
berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.
Orem dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teori nya mencoba
memberikan pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari tiap
klien yang terganggu karena kondisi sakitnya. teori orem menjelaskan bahwa
proses keperawatan akan terjadi ketika kemampuan klien dalam memenuhi
kondisnya yang terganggu. dalam teori ini disebutkan bahwa kemampuan
seseorang dalam memberikan pealayanan tergadap dirintya sendiri itu akan di
pengaruhi oleh kebutuhan dasar tang dependen, artinya kebutuhan dasar
manusia akan terap porsi kebutuhanya dalam kondisi apapun seorang klien.
selain kebutuhan self care juga di pengaruhi self care agency, yaitu
kekempuan seseorang untuk memenuhi kebutuhanya sendiri. hal ini tifdak
bersipat dependen, artinya kemampuan ini kan terganggu bila keadaan tubuh
dei klien terganggnu. mislanya sakit. bila ini terjadi maka kemampuan diri
sendiri dalam memenuhi kebutuhanya akan berjurang, akibatnya suplai
kebutuhan yang harsusnya terpenuhi akan tidak optimal. keadaan seperti ini
yang akana menjadi permasalahan dalam teori ini. disaat seperti ini maka
yang diperluakan adalah nursing agency,maksudnya disaat self care agency
tidak mampu memenuhi kebutuhanya maka perawat yang bertindak sebagai
nursing Agency harus mampu memberikan bantuan pada klien tapi lebih pada
sisi self care agency nya.maksudnya tidak langsung diberikan pemenuhan
kebutuhanya, tapi melalui optimalisasi kemampuan klien itu sendiri.
3.2. Saran
1. Untuk dapat menerapkan model konsep/teori keperawatan ini diperlukan
suatu pengetahuan dan ketrampilan yang
mendalam terhadap teori
keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang
terapeutik, karena masing-masing teori mempunyai penekanan-penekanan
tersendiri
2. Untuk mampu menerapkan teori ini
perawat harus mampu mengkaji
secara tepat yang mana pasien yang membutuhkan bantuan perawat mana
pasien yang mampu memenuhi kebutahannya sendiri. Karena menurut
teori ini. manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk menentukan tingkat bantuan yang diberikan. pasien
mempunyai potensi untuk berpartisipasi dalam perawatan dirinya pada
tingkat kemampuannya.
3. Pada saat melakukan asuhan keperawatan sebaiknya perawat tidak hanya
menerapkan satu teori saja tetapi menggabungkannnya dengan teori lain
agar dapat memenuhi kebutuhan paisen yang komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood-Tomey, A. (2006). Nursing theorists and their work. Sixth edition.
Toronto: Mosby
Aziz Alimul H, 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika.
Bridge J, et all. Dorothea Orem’s Self Care Deficit Theory. Troy University.
Diunduh 18 Mei 2010
George, J.B. (1995). Nursing theories: The base for professional nursing practice.
Fourth edition. Connecticut: Appleton & Lange.
Marriner, A. (2004). Nursing Theorists and Their Work.(Ismail Ekawijaya,
penerjemah). Toronto : The Cosmoby (Buku Asli Diterbitkan 1986)
Orem, Dorothea. 2007. Dorothea Elizabeth Orem Made Nursing Theory.
“Exciting, Realistic, and Usable”. www. Diosav.org. Diunduh 18 Mei
2010
Tomey, A,M (2006). Nursing theorists and their work,6 th edition. St, Louis, Missouri;
C.V. Mosby Company
Zaidin Ali, 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.
MODEL TEORI KONSEPTUAL DOROTHEA ELIZABETH OREM
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. ABDULLAH TAMIM S (001 STYC 13)
2. ASRIATUN
(011 STYC 13)
3. DWI PURNAWARNI
(020 STYC 13)
4. HENI AGUSTINI M P
(036 STYC 13)
5. KOMALA SARI
(049 STYC 13)
6. MUHAMAD SHOHIB
(065 STYC 13)
7. NI PUTU INTAN S
(073 STYC 13)
8. REZA WAHYU ILHAMI
(083 STYC 13)
9. SUCI HENDRA LESTARI
(093 STYC 13)
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas limpahan dan
rahmat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Teori
Model Konseptual Dorothea Elizabeth Orem”. Makalah ini disusun sebagai
salah satu tugas Mata Kuliah Komunitas III. Karena makalah ini tidak mungkin
dapat diselesaikan tanpa bantuan dari pihak-pihak tertentu, maka dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada
:
1. Agus Supinganto, Ners., M.Kes., selaku Ketua STIKES YARSI Mataram.
2. Indah Wasliah, Ners., M.Kep., Sp.Anak., selaku Ka. Prodi S1 Keperawatan
STIKES YARSI Mataram.
3. Bq. Nur’ainun Apriani Idris, Ners., selaku dosen pembimbing akademik.
4. Raden Ahmad Dedy M, S. Kep., Ners., MNS., selaku dosen Mata Kuliah
Sistem Komunitas III.
5. Semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis membuat makalah ini dengan seringkas-ringkasnya dan bahasa
yang jelas agar mudah dipahami. Karena penulis menyadari keterbatasan yang
penulis miliki, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar
pembuatan makalah penulis yang berikutnya dapat menjadi lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Mataram, 31 Maret 2016
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keperawatan sebagai pelayanan profesional, dalam aplikasinya harus
dilandasi oleh dasar keilmuan keperawatan yang kokoh. Dengan demikian
perawat harus mampu berfikir logis dan kritis dalam menelaah dan
mengidentifikasi
fenomena
respon
manusia.
Banyak
bentuk-bentuk
pengetahuan dan ketrampilan berfikir kritis harus dilakukan pada setiap
situasi klien, antara lain dengan menggunakan model-model keperawatan
dalam proses keperawatan dan tiap model dapat digunakan dalam praktek
keperawatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam teori keperawatan bila kita perhatikan, kesemua teori tersebut
akan berorientasi pada satu bidang cakupan dalam keperawatan, misalkan
Nightingale
menyoroti
masalah
lingkungan,
Henderson
lebih
pada
pemenuhan kebutuhan dasarnya, selain itu ada juga teori yang berorientasi
pada optimalisasi peran klien dalam proses penyembuhanya. Semua teori
tersebut bersinergi dalam membentuk suatu sistem yang holistik dengan
penjelasan masalah yang detail, sehingga mampu memberikan konstribusi
dalam memberikan arah asuhan.
Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model
“self
care”
yang
diperkenalkan
oleh
Dorothea
E.
Orem.
Orem
mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971
dimana dia mempublikasikannya dengan judul “Nursing Conceps of Practice
Self Care”. Model ini pada awalnya berfokus pada individu kemudian edisi
kedua tahun 1980 dikembangkan pada multiperson’s units (keluarga,
kelompok dan komunitas) dan pada edisi ketiga sebagai lanjutan dari tiga
hubungan konstruksi teori yang meliputi : teori self care, teori self care deficit
dan teori nursing system. Dalam pandangan orem, bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara
mandiri. Tapi pada situasi tertentu kemampuan itu tidak bisa tampil, disinilah
teori orem akan menjelaskan bahwa, kebutuhan manusia apapun kondisinya
adalah sama, tergantung bagaimana individu memenuhi kebutuhan itu. Bila
kebutuhanya terpenuhi dengan baik maka tidak akan ditemukan masalah,
berbeda dengan orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhanya makan
akan mengalami deficiet.
Orem dengan tegas mencoba mengoptimalkan kemampuan alami
setiap klien dalam memenuhi kebutuhanya. Peran perawat dalam teori
merupakan
sebagai
agen
yang
mampu
membantu
klien
dalam
mengembalikan peranya sebagai self care agency. Sistem yang di bangun dari
tiga teori utama ini mampu menghasilkan kolaborasi pelayanan keperwatan
yang unik, tidak hanya dari prosesnya, tapi juga dari hasilnya akan mampu
membuat klien mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penyakitnya.
Teori ini mampu memberikan bentuk asuhan yang harus diberikan
pada klien pada keadaan tertentu. antara klien dan perawat harus memiliki
pemahaman tentang pendangan self-care. Proses yang lebih bertumpu pada
pelayanan terapeutik yang mandiri dengan melibatkan setiap individu agar
mampu melakukannya secara mandiri.
1.2. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
gambaran konsep dasar teori keperawatan self-care dan penerapannya
pada asuhan keperawatan di tatanan pelayanan kesehatan
2. Tujuan Khusus :
Tujuan khusus penulisan makalah ini adalah :
a. Agar perawat yang bekerja di rumah sakit dapat menerapkan teori selfcare pada klien dengan berbagai masalah kesehatan
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat tentang konsep
teori orem
c. Mampu menerapkan teori Orem pada asuhan keperawatan dengan
pendekatan proses keperawatan
1.3. Manfaat
1.3.1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat mengetahui Teori Model Konseptual
Dorothea Elizabeth Orem.
1.3.2. Bagi Pendidikan
Sebagai kerangka acuan dalam pembuatan makalah Model
Konseptual Dorothea Elizabeth Orem.
1.4. Ruang Lingkup
Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah Model
Konseptual Dorothea Elizabeth Orem.
1.5. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah adalah
metode Deskrisif dan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik
studi kepustakaan yang mengambil materi dari berbagai sumber buku dan
melalui media internet.
1.6. Sistematika Penulisan
BAB I
: Pendahuluan meliputi : Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, Ruang
Lingkup Metode Penulisan, Sistematika Penulisan.
BAB II
: Tinjauan Pustaka
BAB III : Penutup meliputi: Simpulan dan Saran
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Keperawatan
Dorothea orem (1971) mengembangkan definisi keperawatan yang
menekankan pada kebutuhan klien tentang perawatan diri sendiri. Orem
menggambarkan filosofi tentang kaperawatan dengan cara seperti berikut :
Keperawatan memiliki perhatian tertentu pada kebutuhan manusia terhadap
tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta penatalaksanaannya
secara terus menerus dalam upaya mempertahankan kehidupan dan
kesehatan, penyembuhan dari penyakit, atau cidera, dan mengatasi hendaya
yang ditimbulkannya.
Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-laki
perempuan dan anak-anak. Ketika perawatan diri tidak dapat dipertahankan
akan terjadi kesakitan atau kematian. Keperawatan berupaya mengatur dan
mempertahankan kebutuhan keperawatan diri secara terus menerus bagi
mereka yang secara total tidak mampu melakukannya. Dalam situasi lain,
perawat membantu klien untuk mempertahankan perawatan diri dengan
melakukannya sebagian, tetapi tidak seluruh prosedur, melainkan pengawasan
pada orang yang membantu klien dengan memberikan instuksi dan
pengarahamn secara individual sehingga secara bertahap klien mampu
melakukannya sendiri.
Dalam pemahaman konsep keperawatan khususnya dalam pandangan
mengenai pemenuhan kebutuhan dasar, Orem membagi dalam konsep
kebutuhan dasar yang terdiri dari:
1. Air (udara): pemelihraan dalam pengambian udara.
2. Water (air): pemeliaraan pengambilan air
3. Food (makanan): pemeliharaan dalam mengkonsumsi makanan
4. Elimination (eliminasi): pemeliharaan kebutuhan proses eliminasi
5. Rest and Activity (Istirahat dan kegiatan): keseimbangan antara istirahat
dan aktivitas.
6. Solitude and Social Interaction (kesendirian dan interaksi sosial) :
pemeliharaan dalam keseimbangan antara kesendirian dan interaksi sosial
7. Hazard Prevention (pencegahan risiko): kebutuhan akan pencegahan risiko
pada kehidupan manusia dalam keadaan sehat .
8. Promotion of Normality
2.2. Paradigma
1. Keyakinan Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan adalah
a. Klien
Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/
trauma atau coping dan efeknya.
b. Sehat
Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care
yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas
struktural fungsi dan perkembangan.
c. Lingkungan
Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self
care dan perawat termasuk di dalamnya tetapi tidak spesifik.
d. Keperawatan
Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan
untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam
mempertahankan seft care yang mencakup integrias struktural, fungsi
dan perkembangan.
2. Tiga kategori self care
Model Orem’s, meyebutkan ada beberapa kebutuhan self care atau yang
disebutkan sebagai keperluan self care (sefl care requisite), yaitu
a. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal)
Kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama
siklus kehidupannya seperti kebutuhan fisiologis dan psikososial
termasuk kebutuhan udara, air, makanan, eliminasi, aktivitas, istirahat,
sosial, dan pencegahan bahaya. Hal tersebut dibutuhkan manusia untuk
perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian terhadap lingkungan, dan
lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
b. Development self care requisites kebutuhan yang berhubungan dengan
pertumbuhan manusia dan proses perkembangannya, kondisi, peristiwa
yang terjadi selama variasi tahap dalam siklus kehidupan (misal, bayi
prematur dan kehamilan) dan kejadian yang dapat berpengaruh buruk
terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk meningkatkan proses
perkembangan sepanjang siklus hidup.
c. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri
penyimpangan kesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan
genetik atau keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau
penyimpanngan cara, struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran
dengan pengaruhnya, diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur
beserta
pengaruhnya,
dan
integritas
yang
dapat
mengganggu
kemampuan seseorang untuk melakukan self care.
Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu:
1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan
umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan
untuk mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup,
pembentukan
dan
pemeliharaan
integritas
structural,
serta
pemeliharaan dan peningkatan integritas fungsional.
2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga
pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan
kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan di
setiap periode dalam daur hidup.
3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan dari
struktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan menimbulkan
beberapa
persyaratan/permintaan
untuk
pencegahan,
tindakan
pengaturan untuk mengontrol perluasan dan mengurangi dampaknya.
Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan
tingkat ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh
karena itu ada 3 tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri, yaitu:
1. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan
keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan klien yang
tinggi (sistem pengganti keseluruhan).
2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan
(sistem pengganti sebagian).
3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem
dukungan/pendidikan).
2.3. Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Orem’s secara umum adalah :
1.
Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat
memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
2.
Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
3.
Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk
memberikan asuhan depenent (dependent care) jika self care tidak
memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.
4.
Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.
2.4. Konsep Utama
1. Universal Self-Care Requisites
Tujuan universally required adalah untuk mencapai perawatan diri
atau kebebasan merawat diri dimana harus memiliki kemampuan untuk
mengenal, memvalidasi dan proses dalam memvalidasi mengenai anatomi
dan fisiologi manusia yang berintegrasi dalam lingkaran kehidupan.
Dibawah ini terdapat 8 teori self care secara umum yaitu :
a. Pemeliharaan kecukupan pemasukan udara
b. Pemeliharaan kecukupan pemasukan makanan
c. Pemeliharaan kecukupan pemasukan cairan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi social
g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan
manusia.
h. Peningkatan promosi fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam
kelompok social sesuai dengan potensinya
2. Developmental self-care requisites
Berhubungan dengan tingkat perkembangn individu dan lingkungan
dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup
seseorang atau tingkat siklus kehidupan. Tiga hal yang berhubungan
dengan tingkat perkembangan perawatan diri adalah:
a. Situasi yang mendukung perkembangan perawatan diri
b. Terlibat dalam pengembangan diri
c. Mencegah atau mengatasi dampak dari situasi individu dan situasi
kehidupan yang mungkin mempengaruhi perkembangan manusia.
(Orem, 1980,p.231)
3. Health deviation self-care requisites
Istilah perawatan diri ditujukan kepada orang-orang yang sakit atau
trauma, yang mengalami gangguan patologi, termasuk ketidakmampuan
dan penyandang cacat juga yang berada sedang dirawat dan menjalani
terapi. Adanya
gangguan kesehatan terjadi sepanjang waktu sehingga
mempengaruhi pengalaman mereka dalam menghadapi kondisi sakit
sepanjang hidupnya.
Penyakit atau trauma tidak hanya pada struktur tubuh, fisiologi dan
psikologi tetapi juga konsep diri seutuhnya. Ketika konsep diri manusia
mengalami
gangguan
(termasuk
retardasi
mental
atau
autisme),
perkembangan individu akan memberikan dampak baik permanen maupun
sementara. Dinegara-negara yang warganya banyak mengalami gangguan
kesehatan, self-care (perawatan diri) digunakan sebagai alat dalam
pengobatan dan terapi kesehatan.
Perawatan diri (self-care) adalah komponen system tindakan
perawatan diri individu yang merupakan langkah-langkah dalam
perawatan ketika terjadi gangguan kesehatan. Kompleksitas dari self-care
atau
system
dependent-care
(ketergantungan
perawatan)
adalah
meningkatnya jumlah penyakit yang terjadi dalam waktu-waktu tertentu.
4. Therapeutic self-care demand
Terapi pemenuhan kebutuhan dasar berisi mengenai suatu program
perawatan dengan tujuan pemenuhan kebutuhan dasar pasien sesuai
dengan tanda dan gejala yang ditampilkan oleh pasien. Beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh perawat ketika memberikan pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien diantaranya :
a. Mengatur dan mengontrol jenis atau macam kebutuhan dasar yang
dibutuhkan oleh pasien dan cara pemberian ke pasien
b. Meningkatkan kegiatan yang bersifat menunjang pemenuhan kebutuhan
dasar seperti promosi dan pencegahan yang bisa menunjang dan
mendukung pasien untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien sesuai
dengan taraf kemandiriannya.
Beberapa pemahaman terkait terapi pemenuhan kebutuhan dasar
diantaranya :
a. Perawat harus mampu mengidentifikasi faktor pada pasien dan
lingkunganya yang mengarah pada gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia
b. Perawat harus mampu melakukan pemilihan alat dan bahan yang bisa
dipakai untuk memenuhi kebutuhan dasar pasien, memanfaatkan segala
sumberdaya yang ada disekitar pasien untuk memberikan pelyenana
pemenuhan kebutuhan dasar pasien semaksimal mungkin.
5. Self Care Agency
Pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara holistik hanya dapat
dilakukan pada perawat yang memiliki kemampuan komprehensif,
memahami konsep dasar manusia dan perkembangan manusia baik secara
holistik ( orem, 2001, p. 514)
6. Agent
Pihak atau prerawat yang bisa memberikan pemenuhan kebutuhan
dasar pada pasien adalah perawat dengan keahlian dan ketrampilan yang
berkompeten dan memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien secara holistik.
7. Dependent Care Agent
Dependent care agency merupakan perawat profesional yang
memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat dalam upaya perawatan
pemenuhan kebutuhan dasar pasien
termasuk pasien dalam derajat
kesehatan yang masih baik atau masih mampu atau sebagain memenuhi
kebutuhan dasar pada pasien. Pemberian kebutuhan dasar tetap
menekankan
pada
kemandirian
pasien
sesuai
dengan
tingkat
kemampuannya. Perawatan yang diberikan bisa bersifat promoting,
prevensi dan lain-lain
8. Self Care Deficit
Perawat membantu pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya, utamanya pada pasien yang dalam perawatan total care.
Perawatan yang dilakukan biasanya kuratif dan rehabilitatif. Pemenuhan
kebutuhan
pasien
hampir
semunay
tergantung
pada
pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan utamanya perawat.
9. Nursing Agency
Perawat harus mampu meningkatkan dan mengembangkan
kemampuanya secara terus menerus untuk bisa memberikan pemenuhan
kebutuhan dasar pada pasien secara holistik sehingga mereka mampu
membuktikan dirinya bahwa mereka adalah perawat yang berkompeten
untuk bisa memberika pelayanan profesional untuk memenuhi kebutuhan
dasar pasie. Beberapa ktrempilan selain psikomotor yang juga harus
dikuasai perawat adala komunikasi terapetik, ketrampilan intrapersonal,
pemberdayaan sumberdaya di sekitar lingkungan perawat dan pasien untuk
bisa memberikan pelayanan yang profesional.
10. Nursing Design
Penampilan perawat yang dibutuhkan untuk bisa memberikan
asuhan keperawatan yang bisa memenuhi kebutuhan dasar pasien secara
holistik adalah perawata yang profesioanl, mampu berfikir kritis,
memiliki dan menjalankan standar kerja dll.
11. Sistem Keperawatan
Merupakan serangkaian tindakan praktik keperawatan yang
dilakukan pada satu waktu untuk kordinasi dalam melakukan tindakan
keperawatan pada klien untuk mengetahui dan memenuhi komponen
kebutuhan perawatan diri klien yang therapeutic dan untuk melindungi
serta mengetahui perkembangan perawatan diri klien
2.5. Asumsi Dasar
Orem (2001) mengidentifikasi beberapa hal mendasar dari teori
keperawatan terkait kebutuhan dasar manusia :
1. Kebutuhan dasar manusia bersifat berkelanjutan ,dimana pemenuhannya
dipengaruhi dari faktor dari dalam pasien ataupun dari lingkungan
2. Human agency, pasien yang memiliki tingkatan ketergantungan dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya
3. Pengalaman dan pengetahuan perawat diperlukan untuk bisa memberikan
pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar pasien secara profesional
2.6. Pernyataan-Pernyataan Teoritis
Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan
ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan
tindakan
keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep
praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori Self Care, di
antaranya
1. Theory of nursing system
Menggambarkan kebutuhan pasien yang akan dipenuhi oleh
perawat, oleh pasien itu sendiri atau kedua–duanya. Sistem keperawatan
didesain berupa sistem tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
melatih/
meningkatkan
self
agency
seseorang
yang
mengalami
keterbatasan dalam pemenuhan self care. Terdapat tiga tingkatan/kategori
sistem keperawatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan self care
pasien sebagai berikut :
a. Wholly Compensatory system (Sistem Bantuan Penuh)
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan
bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidamampuan pasien
dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan
bantuan dalam pergerakan, pngontrolan, dan ambulansi serta adanya
manipulasi gerakan. Contoh: pemberian bantuan pada pasien koma.
b. Partially Compensatory System (system bantuan sebagian)
Merupakan system dalam pemberian perawatan diri sendiri
secara sebagian. tindakan pemenuhan kebutuhan sebagian dilakukan
oleh perawat dan sebagian lagi oleh pasien sendiri. Perawat
menyediakan kebutuhan self care akibat keterbatasan pasien,
membantu pasien sesuai indikasi yang dibutuhkan. Biasanya dilakukan
pada pasien – pasien dengan keterbatasan gerak, dan lain-lain
c. Supportif-Educative System
Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang
membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agara
pasien mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan
pembelajaran. Contoh: pemberian sistem ini dapat dilakukan pada
pasien yang memelukan informasi pada pengaturan kelahiran.
BAGAN 1 : BASIC NURSING SISTEM
Menyelesaikan self-care
terapeutik klien
Tindakan
Perawat
Tindakan
klien
terbatas
Kompensasi terhadap
ketidakmampuan klien
terlibat dalam self-care
Dukung dan lindungi klien
Wholly Compensatory system
Tindakan
Perawat
Melakukan beberapa
tindakan self-care untuk
klienterhadap
Kompensasi
keterbatasan self-care
klien
Bantu klien sesuai
kebutuhan
Melakukan beberapa
tindakan self care
Mengatur self-care agency
Menerima asuhan dan
bantuan dari perawat
Tindakan
klien
Partial Compensatory System
Menyelesaikan Selfcare
Tindakan
Perawat
Mengatur latihan dan
perkembangan Selfcare
Tindakan
klien
Sistem Dukungan-Pendidikan
2. Teori Self Care Deficit
Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara
umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat
perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak
mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus.
Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau
kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan
kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care,
baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri
sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem
memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat
untuk orang lain, sebagai pembimbing orang lain, memberi support,
meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi
serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
3. Teori Self Care
Merupakan hubungan antara therapeutic self care demands dengan
kekuatan self care agency yang tidak adekuat. Kemampuan Self Care
Agency lebih kecil dibandingkan dengan therapeutic self care demands
sehingga self care tidak terpenuhi. Kondisi ini menentukan adanya
kebutuhan perawat (nursing agency) melalui sistem keperawatan.
a. Nursing Agency (Agen keperawatan)
Nursing agency adalah karakteristik orang yang mampu
memenuhi status perawat dalam kelompok – kelompok sosial.
Tersedianya perawatan bagi individu laki – laki, wanita, dan anak atau
kumpulan manusia seperti keluarga – keluarga, memerlukan agar
perawat memiliki kemampuan khusus yang memungkinkan mereka
memberikan perawatan yang akan menggantikan kerugian atau
bantuan dalam mengatasi turunan kesehatan atau hubungan antar
perawatan mandiri – kesehatan atau perawatan dependen deficit bagi
orang lain. Kemampuan khusus yang merupakan agen keperawatan.
b. Self care agency (Agen perawatan diri)
Self care agency adalah kekeuatan individu yang berhubungan
dengan perkiraan dan esensial operasi – operasi produksi untuk
perawatan mandiri.
c. Therapeutik self care demand (Permintaan perawatan diri)
Self care demand adalah totalitas upaya –upaya perawatan diri
sendiri yang ditampilkan untuk beberapa waktu agar menemukan
syarat–syarat perawatan mandiri dengan cara menggunakan metode–
metode yang valid dan berhubungan dengan perangkat–perangkat
operasi atau penanganan.
d. Self–care (perawatan diri)
Self–care adalah suatu kontribusi berkelanjutan orang dewasa
bagi eksistensinya, kesehatannya dan kesejahteraannya. Perawatan diri
adalah aktivitas dimana individu – individunya memulai dan
menampilkan kepentingan mereka dalam mempertahankan individu,
kesehatan dan kesejahteraan.
e. Self–care deficit
Self care deficit adalah hubungan antara self – care agency
dengan self care demand yang didalamnya self care agency tidak
cukup mampu menggunakan self care demand.
Adapun kerangka konseptual dari teori ini secara umum dapat
R
Self-
Self
car
e
R
Conditioning factors
care
agency
R
Defisit
R
Selfcare
deman
ds
Conditioning factors
Conditioning factors
digambarkan sebagai berikut:
R
Nursin
g
Agency
Penjelasan gambar:
Self care adalah kemampuan individu untuk melakukan perawatan
diri. Perawatan diri dapat mengalami gangguan atau hambatan bila
seseorang jatuh pada kondisi sakit atau kondisi yang melelahkan seperti
stres fisik dan psikologis. Self care deficit terjadi bila agen self care atau
orang yang memberikan perawatan diri baik pada diri sendiri maupun pada
orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri individu dan
lebih memberikan perawatan self care therapeutic. Nursing agency
menggunakan kegiatan gabungan berarti bahwa kegiatan perawat perlu
dikoordinasi, dilakukan secara serentak atau berhubungan dengan layanan
asuhan keperawatan yang akan diberikan. Seseorang yang melakukan
kegiatan ini harus mempunyai pengetahuan tentang asuhan keperawatan
yang diberikan sehingga dapat mengambil suatu keputusan yang tepat bagi
klien.
2.7. Kerangka Kerja
Self care
Kategori self care
Self care
Self care Nursing action
Requisites
Universal
Requistes
a. Cairan
agent
()
deficit
Elf care
Mandiri :
b. Makanan
Mandiri
agency
a. Support
c. Proseseliminasi
( ) Parsial
< self
d. Istirahat dan
( ) Total
care
tidur
e. Interaksi sosial
demand
Untuk
f. Pencegahan dari setiap
bahaya
g. Peningkatan
fungsi dan
perkembangan
manusia
perawatan diri
b. Pengaturan
latihan dan
pengembangan
self care agency
kategori
self care
Parsial :
reguisites
Nurse action :
a. Menentukan
kebutuhan self
care pasien
b. Membantu
keterbatasan self
care pasien
c. Membantu pasien
sesuai kebutuhan
Pasien action :
a. Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
b. Meregulasi self
care agency
c. Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
a. Memenuhi
kebutuhan
terapetik self care
pasien
b. Mengkompensasi
ketidakmampuan
paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
c. Memberikan
support dan
melindungi pasien
Developmental
a. Mempertahanka
Mandiri
Mandiri :
n kondisi
Partial
a. Support perawatan
lingkungan
Total
b. Yang
diri
b. Pengaturan latihan
mendukung
dan
perkembangan
pengembangan
c. Pencegahan dari
self care agency
kondisi yang
mengancam
Parsial :
perkembangan
Nurse action :
normal
a. Menentukan
kebutuhan self
care pasien
b. Membantu
keterbatasan self
care pasien
c. Membantu pasien
sesuai kebutuhan
Pasien action :
a. Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
b. Meregulasi self
care agency
c. Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
a. Memenuhi
kebutuhan
terapetik self care
pasien
b. Menkompensasi
ketidakmampuan
paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
c. Memberikan
support dan
melindungi pasien
Health
deviation
a. Pencarian
terhadap
bantuan medis
b. Kesadaran
Mandiri :
a. Support perawatan
diri
b. Pengaturan latihan
terhadap potensi
dan
masalah yang
pengembangan
muncul akibat
self care agency
dari pengobatan
atau perawatan
c. Modifikasi
konsep atau
gambaran diri
d. Penyesuaian
gaya hidup yang
Parsial :
Nurse action :
a. Menentukan
kebutuhan self
care pasien
b. Membantu
dapat
keterbatasan self
mendukung
care pasien
perubahan status
kesehatan.
c. Membantu pasien
sesuai kebutuhan
Pasien action :
a. Mengenali
kebutuhan self
care dirinya
b. Meregulasi self
care agency
c. Menerima
perawatan dan
bantuan dari
perawat
Total
a. Memenuhi
kebutuhan
terapetik self care
pasien
b. Menkompensasi
ketidakmampuan
paien dalam
pemenuhan
kebutuhan self
care
c. Memberikan
support dan
melindungi pasien
2.8. Konseptual Model Dorothea E. Orem dan Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada pasien. Pada
pelaksanaan asuhan keperawatan terdapat pendekatan dan metode utama yang
digunakan yaitu metode memecahkan masalah secara ilmiah yang selanjutnya
dikenal sebagai proses keperawatan (nursing process).
Proses keperawatan yang dijelaskan oleh Orem mempunyai tiga tahap
proses keperawatan yang dikenal sebagai kegiatan proses teknologi dari
praktek keperawatan. Tahapan tersebut meliputi: diagnosa keperawatan dan
persepsi, mendisain sistem keperawatan dan perencanaan, dan memproduksi
dan mengatur sistem keperawatan.
Adapun masing-masing tahap dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap 1: Diagnosa keperawatan dan persepsi
Pada tahap ini memperjelas mengapa keperawatan dibutuhkan.
Analisa dan interpretasi dalam membuat keputusan mengenai perawatan
merupakan bentuk kegiatan manajemen kasus. Didalam diagnosa
keperawatan memerlukan telaahan dan pengumpulan fakta tentang pasien
termasuk self care agent dan therapeutic self-care demand dan hubungan
keduannya sehingga dapat ditetapkan self-care deficit (Orem, 2001,
p.309). Orem menegaskan bahwa dalam diagnosa keperawatan dan
merupakan dasar
tujuan untuk memberikan arahan dalam melakukan
tindakan keperawatan dan dalam pengobatan, kemampuan pasien dan
minat keluarga serta bentuk dalam kolaborasi mempengaruhi tindakan
keperawatan yang dilakukan perawat.
Pada tahap ini perawat melakukan pengkajian dan pengumpulan
data berdasarkan enam area yang ditentukan oleh Orem yaitu: Status
kesehatan perorangan, persepsi dokter terhadap kesehatan seseorang,
persepsi pasien/individu berkaitan kesehata dirinya sendiri, tujuan
kesehatan berkaitan dengan konteks riwayat kesehatan, gaya hidup dan
status kesehatan, kebutuhan pasien/individu terhadap self-care
dan
integritas/kapasitas pasien/individu melakukan self-care. Dari data-data
dikumpulkan dan dikelompokkan kedalam area masing-masing, yaitu:
Universal self-care requisites, developmental requisites dan healtdeviation sel-care requisites serta hubungan timbal baliknya. Selain datadata tersebut penting juga dikumpulkan hal-hal yang berkaitan dengan
pengetahuan, ketrampilan, motivasi dan orientasi pasien.
Pada tahap pertama ini, asuhan keperawatan pada teori orem dapat
disimpulkan bahwa perawat harus mengajukan beberapa pertanyaan dan
menjawab hal-hal yang berkaitan dengan: Apakah kebutuhan perawatan
therapeutic pasien, sekarang, dan masa yang akan datang, apakah pasien
mempunyai self-care demand dan untuk memenuhi therapeutic self-care
demand-nya, apakah sifat dan alasan hal tersebut, apakah pasien perlu
dibantu untuk menahan diri menggunakan self care, apakah untuk
melindungi perkembagan kemampuan self-care dari tujuan terapetik, dan
apakah potensi pasien untuk menggunakan self-care pada periode yang
akan datang.
2. Tahap 2 : Mendisain sistem keperawatan dan perencanaan
Tahap ini merupakan tahap dalam memberikan perawatan pada
pasien dan membuat nursing system yang efisien dan efektif dan
menentukan cara-cara yang benar dalam membantu self care pasien. Tahap
ini termasuk mendisain bagaimana peran pasien dan peran perawat dalam
melakukan self care yang dilakukan dalam memenuhi therapeutic self-
care demand, dan mengatur latihan self-care agency, melindungi dan
membantu self care agency.
Sedangkan perencanaan merupakan kegiatan mengarahkan dan
cara untuk mengimplementasikan sistem keperawatan dan berhubungan
dengan usaha untuk mendapatkan aktifitas tertentu saat perawat dengan
klien beriteraksi.
3. Tahap 3: Memproduksi dan manajemen sistem keperawatan,
Didalam tahap ketiga ini, perawat bekerja untuk menghasilkan dan
mengatur sistem keperawatan. Perawat selama berinteraksi dengan pasien,
dapat melakukan perencanaan dan control dan tahap ini mengatur sistem
keperawatan serta menghasilkan kegiatan yang terencana untuk memenuhi
therapeutic self-care demand dan mengatur latihan dan pengembangan
kemampuan akan self-care.
Kegiatan-kegiatan
mengarahkan,
tersebut
menstimulus
meliputi:
minat,
Membatu,
mendukung,
menuntun,
meregulasi,
mengkoordinasi dan memonitor tugas self-care sehingga sistem perawatan
dapat berjalan dengan optimal.
Bentuk perbandingan antara langkah-langkah proses keperawatan
umum dan proses keperawatan self care care deficit (Orem): (Tabel 1)
Proses Keperawatan
Proses Keperawatan Orem
Tahap 1.
1. Pengkajian dan Diagnosa Diagnosa dan persepsi; menentukan
Keperawatan
mengapa
perawat
dibutuhkan.
Menganalisa dan menginterpretasi –
membuat keputusan yang berkaitan
dengan perawatan.
Tahap 2.
2.
Perencanaan
Mendisain
sistem
merencanakan
perawatan
keperawatan
untuk
dan
memberikan
3.
Implementasi
Tahap 3.
4.
Evaluasi
Menghasilkan dan mengelola sistem
keperawatan
(Sumber: Nursing Theories; The Base For Professional Nursing
practice,Connecticut: Appleton dan Lange,h.109 dan Self-care Deficit
Theory of Nursing; Concepts and Applications, St.Louis: Mosby h.106).
.
Diagnosa
Perencanaan
Implementasi
Keperawatan
Berdasarkan self Tujuan dan sasaran:
Tindakan
care deficit
pasien untuk:
1. Sesuai
dengan
diagnosa
pasien
2. Berdasarkan
self-
care demand
care agent
keperawatan:
1. Wholly
compensatory
2. Partly
compensatory
3. Supportiveeducative
yang
tepat
untuk menolong :
1. Membimbing
2. Mendukung
3. mengajarkan
atau
melakukan sesuatu
5. Memberikan
lingkungan
berkembang
self-care agent
self-
care
yang
care deficit
1. Meningkatkan
pasien sebagai selfcare agent
2. Memenuhi
3. Menurunkan selfsistem
4. Beraksi
sebagai
kebutuhan
pasien sebagai self-
tindakan
perawat-pasien:
2. Memenuhi
3. meningkatkan
Motede
perawat- Keefektifan
1. Meningkatkan
keperawatan
Mendisain
Evaluasi
kebutuhan self-care
3. Menurunnya
selfcare deficit
(Sumber:
Nursing
theories;
The
base
for
professional
nursing
practice.Connecticut: Appleton & Lange, h.112-113)
2.9. Kritik
Kritisi berdasar konsep model teori Orem dapat dibagi berdasar 3 aspek yaitu:
1. Penjelasan Komprehensif
Istilah self-care (perawatan diri) memiliki berbagai pengertian pada
berbagai disiplin ilmu, Orem sendiri telah mendefinisikan terminologinya
dan mengelaborasi substansi konsepnya sehingga berbeda dengan disiplin
lainnya, namun tetap sejajar makna interpretasinya dengan yang lain.
2. Simpulan
Teori Orem didefinisikan dan digunakan secara konsisten dalam
berbagai pengalaman. Teori Self Care Deficit Orem secara umum terdiri
atas 3 komponen, yaitu self care (perawatan diri), self care deficit (deficit
perawatan diri), dan sistem keperawatan. Model teori keperawatan self
care deficit merupakan sintesis pengetahuan mengenai delapan penjelasan
yang termasuk di dalamnya perawatan diri (self care) dan ketergantungan,
agen perawatan diri, Kebutuhan terapi pemenuhan perawatan diri, deficit
perawatan diri, agen tenaga keperawatan, dan sistem keperawatan.
Keterkaitan antar komponen penjelas ini direpresentasikan melalui
model diagram yang telah dijelaskan sebelumnya. Kedalaman dari
perkembangan
konsep
memberikan kompleksitas teori yang penting
untuk dijelaskan dan dipahami oleh praktisi disiplin ilmu.
3. Generalisasi
Orem menyatakan sifat umum/ universalitas dalam teorinya adalah
bahwa
teori self care deficit ini bukan suatu penjelasan tentang
individualitas dalam suatu praktik keperawatan, namun lebih pada
pengalaman konseptualisasi pada seluruh kasus keperawatan. Model teori
ini terikat pada praktik keperawatan dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan keperawatan dan proses belajar mengajarnya.
4. Hasil Empiris
Teori Orem telah digunakan dalam bidang penelitian baik secara
metode kualitatif maupun kuantitatif. Teori Orem secara jelas dapat
didefinisikan dan diukur walaupun instrumennya belum dikembangkan
untuk semua komponen penjelas. Hasil bukti empiris tergantung pada
definisi operasional yang dibangun oleh para peneliti. Lebih dari itu, nilainilai dari komponen teori tidak konstan selama berada di populasi. Defisit
perawatan diri merupakan suatu fungsi dari kebutuhan akan perawatan diri
dan faktor-faktor kondisi dasar. Teori ini dianggap penting dalam rangka
mengembangkan instrument pengukur kebutuhan akan perawatan diri.
Metode yang paling sesuai dalam menyelidiki teori ini dan begitu pula
bagi teori-teori lain adalah melalui evolusi. Metodologi penelitian secara
etnografik, hermenetik (interpretasi penjelasan), fenomenologi, dan
kuantitaif pernah digunakan untuk menguji teori self-care deficit maupun
sebaliknya, teori self-care deficit digunakan untuk menguji fenomenafenomena klinis. Teori ini telah terbukti berguna dalam memperluas
hipotesis dan memperkuat badan ilmu (body of knowledge) keperawatan.
Teori ini juga berguna dalam menyusun kurikulum pendidikan
keperawatan diberbagai jenjang (Hartweg, 2000, dikutip oleh Tomey &
Alligood, 2006). Orem telah menunjukkan pandangan melalui teorinya
untuk praktik keperawatan, pendidikan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan.
Teori ini juga dapat digunakan pada situasi yang
melibatkan keluarga dan komunitas.
BAB 3
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pada dasarnya semua teori yang ada merupakan sebuah petunjuk
praktik dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. antara teori satu dengan
teori lain tidaklah saling bertentangan, melainkan saling berkaitan.
penggunaan teori keperawatan memungkinkan perbaiakan pelayanan
keperawatan yang lebih berkualitas. keperawatan dalam menghadapi
tangtangan di masa depan haruslah memiliki sebuah model dan pandangan
sendiri tentang disiplin ilmunya. keperawatan yang merupakan bagian dari
ilmu-ilmu kesehatan berusaha menampilkan sebuah cabang ilmu yang
berbeda dari ilmu kesehatan yang lainya.
Orem dengan Self-Care Dependent-Care Nursing teori nya mencoba
memberikan pelayanan keperawatan dengan memunculkan potensi dari tiap
klien yang terganggu karena kondisi sakitnya. teori orem menjelaskan bahwa
proses keperawatan akan terjadi ketika kemampuan klien dalam memenuhi
kondisnya yang terganggu. dalam teori ini disebutkan bahwa kemampuan
seseorang dalam memberikan pealayanan tergadap dirintya sendiri itu akan di
pengaruhi oleh kebutuhan dasar tang dependen, artinya kebutuhan dasar
manusia akan terap porsi kebutuhanya dalam kondisi apapun seorang klien.
selain kebutuhan self care juga di pengaruhi self care agency, yaitu
kekempuan seseorang untuk memenuhi kebutuhanya sendiri. hal ini tifdak
bersipat dependen, artinya kemampuan ini kan terganggu bila keadaan tubuh
dei klien terganggnu. mislanya sakit. bila ini terjadi maka kemampuan diri
sendiri dalam memenuhi kebutuhanya akan berjurang, akibatnya suplai
kebutuhan yang harsusnya terpenuhi akan tidak optimal. keadaan seperti ini
yang akana menjadi permasalahan dalam teori ini. disaat seperti ini maka
yang diperluakan adalah nursing agency,maksudnya disaat self care agency
tidak mampu memenuhi kebutuhanya maka perawat yang bertindak sebagai
nursing Agency harus mampu memberikan bantuan pada klien tapi lebih pada
sisi self care agency nya.maksudnya tidak langsung diberikan pemenuhan
kebutuhanya, tapi melalui optimalisasi kemampuan klien itu sendiri.
3.2. Saran
1. Untuk dapat menerapkan model konsep/teori keperawatan ini diperlukan
suatu pengetahuan dan ketrampilan yang
mendalam terhadap teori
keperawatan sehingga diperoleh kemampuan tehnikal dan sikap yang
terapeutik, karena masing-masing teori mempunyai penekanan-penekanan
tersendiri
2. Untuk mampu menerapkan teori ini
perawat harus mampu mengkaji
secara tepat yang mana pasien yang membutuhkan bantuan perawat mana
pasien yang mampu memenuhi kebutahannya sendiri. Karena menurut
teori ini. manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka
mempunyai hak untuk menentukan tingkat bantuan yang diberikan. pasien
mempunyai potensi untuk berpartisipasi dalam perawatan dirinya pada
tingkat kemampuannya.
3. Pada saat melakukan asuhan keperawatan sebaiknya perawat tidak hanya
menerapkan satu teori saja tetapi menggabungkannnya dengan teori lain
agar dapat memenuhi kebutuhan paisen yang komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood-Tomey, A. (2006). Nursing theorists and their work. Sixth edition.
Toronto: Mosby
Aziz Alimul H, 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba
Medika.
Bridge J, et all. Dorothea Orem’s Self Care Deficit Theory. Troy University.
Diunduh 18 Mei 2010
George, J.B. (1995). Nursing theories: The base for professional nursing practice.
Fourth edition. Connecticut: Appleton & Lange.
Marriner, A. (2004). Nursing Theorists and Their Work.(Ismail Ekawijaya,
penerjemah). Toronto : The Cosmoby (Buku Asli Diterbitkan 1986)
Orem, Dorothea. 2007. Dorothea Elizabeth Orem Made Nursing Theory.
“Exciting, Realistic, and Usable”. www. Diosav.org. Diunduh 18 Mei
2010
Tomey, A,M (2006). Nursing theorists and their work,6 th edition. St, Louis, Missouri;
C.V. Mosby Company
Zaidin Ali, 2001. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika.