Makalah Anti Lock Braking System On Moto

1

“Penerapan Sistem Pengereman Anti-lock Blocking System (ABS) Pada Setiap
Sepeda Motor Matic”

Disusun Oleh:
Nama : Gilang M Rahmadi
NIM : 16074029

Universitas Negeri Padang
Tahun 2017

2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk di Indonesia pada tahun 2015 berdasarkan data statistik
sensus penduduk Indonesia sebanyak 258,2 juta jiwa. Jumlah penduduk
tersebut mengalami kenaikan sekitar 2,9 juta jiwa bila dibandingkan dengan
tahun 2016 lalu. Pertumbuhan penduduk berdampak pada pertambahannya

kebutuhan transportasi darat, dimana rakyat Indonesia memiliki konsep
praktis, efektif, efesien dan murah, maka masyarakat Indonesia lebih memilih
kendaraan bermotor. Jumlah kepemilikan kendaraan bermotor di seluruh
Indonesia

pada tahun 2015 menurut Badan Pusat Statistik sebanyak

92.976.240 juta jiwa maka pastinya setiap tahun akan bertambah. (sumber :
www.bps.go.id)
Semakin tingginya angka kepemilikan kendaraan dan rendahnya
pengetahuan tentang keamanan berkendara akan menyebabkan tingginya
angka kecelakaan. Masyarakat Indonesia yang memiliki kendaraan, terutama
kendaraan bermotor, mereka tidak memikirkan resikonya, kendaraan bermotor
salah satu kendaraan darat yang paling membahayakan. Salah satu contohnya
mereka yang menggunakan kendaraan bermotor sering berkendara dengan
kecepatan tinggi dengan alasan terkejar waktu karena kendaraan bermotor
memang ringan dan sangat mudah untuk di akselerasi terutama pada motor
matic. Dampak dari mereka yang berkendara dengan kecepatan tinggi ketika
berhadapan dengan lawan di jalan raya, mereka akan menginjak atau menekan
rem dengan tiba-tiba akibatnya motor bisa terjatuh dan hilang kendali dan

dapat berujung pada kematian.

3

Gambar 1 : statistik kecelakaan (sumber : KORLANTAS POLRI)

KORPS

Lalulintas

Kepolisian

Negara

Republik

Indonesia

mengumumkan bahwa statistik kecelakaan selama triwulan terakhir
mengalami penurunan pada 01 Oktober 2016 dan mengalami kenaikan

kembali hingga 30 / 06 / 2017. Pada 31 / 12 / 2016 s.d.31 / 03/ 2017 terjadi
kecelakaan sekitar 24 ribu jiwa, sekitar 7 ribu jiwa meninggal dan lainnya
luka ringan hingga berat. (sumber : KORLANTAS POLRI). Dinas
perhubungan dan komunikasi padang, Hasil Riskedas 2013 dan sesuai data
yang dihimpun Dinas Perhubungan dan Komunikasi Informasi Sumatera
Barat pada tahun 2015 tercatat 2157 kecelakaan lalulintas. (sumber :
www.sumbarprov.go.id)
Ditinjau dari banyaknya kecelakaan yang terjadi, dikhususkan pada
kencadaraan bermotor yang automatic, tidak bosan kita mendengar keluhan
dari masyarakat karena sistem pengerman motor matic sekarang yang bisa
dikatakan kurang aman, maka sebab itu sangat penting sistem pengereman ini
di telititi kembali dan ditinjau lebih jauh lagi. Kebanyakan dari perusahaan
motor ,terutama motor matic di banderol dengan harga murah karena
disebabkan sistem keamanan berkendara yang kurang baik dan bisa disebut
membahayakan.
Bermula dari keluhan yang penulis dengar dari masyarakat sekitar kota
Padang terutama di daerah jalan raya Khatib Sulaiman, daerah Air Tawar dan
juga beberapa informasi dari beberapa situs. Sehingga penulis mengajukan
sebuah sistem pengereman otomatis pada kendaraan bermotor, penulis berfikir
bahwa memang harga untuk memasang sistem pengereman berbasis kontrol


4

ini terbilang mahal, tetapi ini akan berdampak baik karena pengereman
semakin aman, bisa mengurangi angka kecelakaan dan memang harga motor
tersebut menjadi naik, ini akan berdampak pengurangan pembelian kendaraan
bermotor dan kepadatan lalulintas juga bisa diatasi. Pada makalah ini, penulis
merancang sebuah “Pengereman Anti-lock Braking System Terutama
Pada Kendaraan Bermotor Matic” sebagai

solusi dari permasalahan

tersebut. Sistem pengereman ini akan dikendalikan oleh sebuah otak yang
bernama Engine Control Unit(ECU), sehingga para rider matic tidak perlu
cemas walaupun melakukan pengereman mendadak dalam keadaan kencang.
Dalam perkembangan dunia teknologi kontroller, bahwa ECU dapat
mengendalikan sistem apa saja pada kendaraan terutama pada sistem
pengereman. Prinsipya sensor yang membaca kedua kondisi roda ini
terhubung pada ECU untuk membagi tekanan disalurkan ke kedua roda
tersebut, sistem rem ABS ini tidak langsung akan menggigit habis tromol atau

cakram pada roda yang mengakibatkan roda mati atau berhenti berputar
melainkan hanya menekan berulang dalam kecepatan penuh bahkan setiap 1
detik terjadi 15 kali penekanan sangat cepat prosesnya. Mudahnya, rider yang
menekan atau menginjak habis rem tidak akan menyebabkan roda berhenti
berputar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diungkapkan pada latar belakang,
maka didapat identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Dapat

dilihat

pertumbuhan

penduduk

terutama

di


Indonesia,

pertumbuhannya sangat pesat.
2. Semakin meingkatnya pertumbuhan penduduk, maka semakin banyaknya
kebutuhan alat transportasi.
3. Jika alat transportasi semakin meningkat maka, angka kecelakaan
lalulintas juga akan meningkat juga.
4. Sistem keamanan pengereman pada sepeda motor automatic bisa dibilang
tidak aman karena melihat teknologi yang digunakan sekarang adalah
CBS (combi brake system).
5. Sistem keamanan tersebut ketika melakukan pengereman pada rem
belakang maka otomatis rem depan juga akan tertekan, sehingga
mengakibatkan kedua ban bisa berhenti berputar dan terjadi slip di jalan.

5

6. Para mekanik perusahaan hanya mementingkan keuntungan saja tidak
mementingkan banyaknya nyawa yang melayang karena sistem tersebut.
C. Batasan Masalah
Dalam makalah ini penulis membatasi masalah pada peningkatan

angka kecelakaan yang terjadi di Indonesia , pengurangan jumlah kendaraan
bermotor.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penulis dapat
meruuskan beberapa permasalahan :
1. Apa yang disebut dengan sistem pengereman Anti-lock Braking System
yang berbasis ECU?
2. Bagaimanakah cara kerja sistem pengereman ABS ini sebagai pengereman
otomatis pada sepeda motor?
3. Apa kelebihan dan kelemahan sistem ABS ini pada kendaraan bermotor
matic?
E. Tujuan Penulisan
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka penulis dapat menulis
beberapa tujuan penulisan, sebagai berikut :
1. Merancang sebuah sepeda motor automatic dengan sistem pengereman
ABS.
2. Mengetahui cara kerja dari sistem ABS ini pada kendaraan bermotor matic
3. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang mulai memadat di
Padang.
F. Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan penulisan diatas, maka manfaat penulis menulis
makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memeberi solusi agar kecelakaan di kota Padang dapat di minimalisir.
2. Memberi wawasan kepada masyarakat kota Padang agar mengetahui
teknologi terbaru yang akan di terapkan.
3. Dapat menjadi bahan referensi bagi penulis yang lain untuk meningkatkan
pengetahuan tentang sistem pengereman ini.
4. Meminimalisir pembelian kendaraan yang juga tidak terkendali, agar
mengurangi kepadatan jalan.

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Sepeda Motor
Kendaraan beroda dua yang digerakkan oleh sebuah mesin. Letak
kedua roda sebaris lurus dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap stabil
disebabkan oleh gaya giroskopik. Sedangkan pada kecepatan rendah,
kestabilan atau keseimbangan sepeda motor bergantung kepada pengaturan

setang oleh pengendara. ( sumber : https//id.wikipedia.org )
2. Rem
Suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan gerakan roda.
Karena gerak roda diperlambat, secara otomatis gerak kendaraan menjadi
lambat. ( sumber : https//id.wikipedia.org )
3. ECU (EngineControl Unit )
Alat control elektronik yang berfungsi untuk mengendalikan
serangkaian actuator pada mesin pembakaran dalam, seperti: ignition dan
injection. Secara singkat, ECU merupakan otak dari suatu kendaraan.
( sumber : www.insinyoer.com)
4. Sensor
Sesuatu yang digunakan untuk mendeteksi adanya perubahan
lingkungan fisik atau kimia. Variabel keluaran dari sensor yang diubah
menjadi besaran listrik disebut Transduser. ( sumber : https//id.wikipedia.org )
5. Kecelakaan
Kejadian yang muncul secara tiba-tiba dan tak terduga, dan
menyebabkan Tertanggung cidera, yang sifat dan tempatnya dapat dibuktikan
secara medis. ( sumber : http://www.asuransiklaten.com)

LTIhEfR

D
bK
upH
jdW
PM
Anti-lockBreagSysm
7

B. Kerangka Berfikir

M
M
A
e
e
e
n
n
l
m

t
e
a
b
i
k
k
u
a
u
n
t
l

k
u
o
a
P
h
c
n
e

k
d
k
a
a
P
l
n
e

B

g
r
R
S
e
e
e
r
o
m
a
e
l
k
m
T
u
i
a
e
s
r
n
n
i

l
g
a
M
E
l
e
S
u
f

n
y
e
d
D
s
k
a
a
t
t
d
l
e
i
a
a
m
m
k
f

8

BAB III
METODOLOGI PENULISAN
A. Jenis Penulisan
Dalam penulisan ini menggunakan jenis penuisan deskriptif kualitatif
yaitu memberikan gambaran secara menyeluruh tentang permasalahan yang
timbul dan berkembang dengan suatu gagasan kreatif yang akan dijadikan
solusi yang efektif dan efesien.
B. Sumber Data
Sumber pengumpulan data yang digunakan pada makalah ini adalah
studi research yaitu pengambilan data dari berbagai sumber bacaan, seperti
artikel, jurnal-jurnal para ahli dan website-website yang berkaitan dengan
makalah ini.
C. Analisa Data
Analisa data dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Metode ini adalah suatu metode yang digunakan
untuk membuat gambaran mengenai hubungan antara masalah yang dihadapi
dan hasilnya tidak dinyatakan dengan angka.
D. Sistematika Penulisan
Penulisa karya tulis ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari
sub-sub pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
1. Bab

pertama

pendahuluan,

menjelaskan

tentang

latar

belakang,

identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah serta
tujuan dan manfaat penulisan.
2. Bab kedua menguraikan tentang landasan teori yang relevan dengan
masalah yang dikaji dalam makalah ini.
3. Bab ketiga menguraikan metode penulisan seperti jenis penulisan, sumber
data, analisa data, kerangka berfikir serta sistematika penulisan.
4. Bab keempat menguraikan tentang pembahasan yang akan dibahas. Pada
bab ini juga mengemukakan rumusan masalah dan tujuan yang akan
dicapai berlandaskan teori yang ada.
5. Bab kelima yaitu bab penutup dari makalah ini, yang berisi tentang
kesimpulan makalah dan saran sesuai dengan gagasan yang di usulkan.

9

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Anti-lock Braking System (sebagai sistem pengereman otomatis berbasis
sensor kecepatan dan Electronic Engine Unit)
Anti-lock Braking System adalah sebuah sistem pengereman otomatis
berbasis sensor kecepatan dan Engine Control Unit sebagai otaknya yang
mengatur dan mengendalikan pengereman sesuai keinginan dan keadaan si
pengendara motor. Sensor kecepatan akan mendeteksi kecepatan roda motor
yang terletak pada komponen di dekat cakram atau tromol, kemudian sensor
akan memberikan informasi ke ECU kecepatan putaran roda, ketika
pengendara

motor

melakukan

pengereman

mendadak

maka

sensor

memberikan informasi ke ECU bahwa pengendara melakukan pengereman
mendadak dengan menekan tuas rem hingga habis, maka ECU akan bekerja
dan memastikan jika ban akan terkunci maka ECU akan menghambat aliran
minyak rem sehingga tekanan piston pada kaliper rem akan berkurang. Mirip
dengan kita melakukan pengereman tanpa ABS yaitu dengan menekan
sedikit-sedikit rem, tetapi dengan ABS tanpa menekan rem sedikit-sedikit atau
bisa disebut menekan rem dengan dalam maka ABS unit yang akan menekan
dan mengendalikan rem tersebut tanpa kita sadari dalam satu detik saja
terdapat 15 kali penekanan. Komponen-komponen yang ada pada ABS
diantaranya :
1. Master Silinder
Master silinder adalah sebuah komponen pengereman yang berfungsi
membangun tekanan hidaulis sesuai dengan gaya tekan pengemudi dan
tekanan ini akan di teruskan ke unit tekanan. Komponen ini terdiri dari piston
yang berfungsi unutk menekan minyak rem, sehingga tromol atau cakram
pada roda dapat berfungsi.

Gambar 2 : Master Silinder Rem ( sumber : https://id.aliexpress.com)

10

2. Unit Kontrol Tekanan
Berfungsi mengatur tekanan hidraulis rem untuk setiap roda sesuai
dengan perintah computer atau ECU. Kebebasan pengemudi menggunakanya
untuk mengontrol tekanan pada rem roda melalui katup dan selenoid.
Modulator Hidraulis ini sebagai penghubung hidraulis antara silinder master
dan silinder roda. Karena tempatnya ada dibagian motor sehingga
penghubung hidraulis kesilinder master dan silinder roda dapat tetap
pendek.Unit control hidraulis mempunyai komponen utama, yaitu:
a.

Reservoir Fluida

Fluida pada reservoar juga digunakan untuk sistem rem secara keseluruhan.
Selain itu untuk unit control hidraulis dan pompa yang dipergunakan untuk
mengatur tekanan fluida pada sistem rem.
b. Motor Listrik dan Pompa Pengembali
Motor dan pompa bekerja secara bersama-sama menyediakan tekanan
hidraulis tinggi untuk accumulator dan mengembalikan fluida ke reservoar.
Bekerjanya pompa pengendali ini berdasarkan besarnya arus yang
dibangkitkan oleh sensor kecepatan. Pompa bekerja pada sensor kecepatan
kecepatan roda ke unit control electronik sebesar 5A.

Gambar 3 : Unit Kontrol Tekanan. ( sumber : unair.ac.id)
3.

ABS Control Unit
Sebagai penerima dan pengolah data komputer yang diperoleh dari

wheel speed sensor dan selanjutnya akan ditentukan besar kecilnya tekanan
minyak rem untuk masing-masing roda serta mengatur kerja masing valve
(katup) yang selanjutya aka di informasikan ke ECU berapa keluaran minyak
rem yang akan di salurkan sehingga pengereman terkontrol dengan baik.

11

Gambar 4 : ABS control unit. ( sumber : unair.ac.id)
4. Engine Control Unit
Pada dasarnya Engine Control Unit atau dalam bahasa Indonesia unit
kontrol mesin, dari namanya dapat kita tebak komponen inilah yang mengatur
semua kinerja mesin, dan komponen aksesoris lainnya, seperti rem yang
sedang kita bahas. Komponen ini adalah komponen terpenting pada sistem
pengereman.
ECU bekerja dengan cara memonitoring sinyal-sinyal yang dihasilkan
oleh sensor berada di roda yaitu wheel speed sensor. Tidak hanya pada roda,
ECU juga menangkap sinyal-sinyal dari sensor yang tersebar di mesin dan
komponen aksesoris lainnya. ECU akan menangkap sinyal dari sensor
kecepatan yang membawa informasi kecepatan putaran roda. Ketika
pengendara melakukan pengereman roda maka sensor kecepatan akan
memberikan informasi penurunan putaran roda yang drastis, ECU akan
memastikan bahwa roda tidak akan terkunci, kemudian ECU memberi
informasi ke ABS control uni seberapa minyak rem yang akan di keluarkan,
dan mengontrol besar katup minyak rem terbuka.

Gambar 5 : Engine Control Unit. ( sumber : http://www.rodadua.web.id)

12

5. Speed Sensor
Komponen ini di dekat cakram roda, tepatnya di dekat cakram atau
tromol di kedua roda, speed sensor atau sensor kecepatan secara umum
berfungsi untuk mendeteksi kecepatan, karena terletak di roda maka fungsinya
mendeteksi kecepatan putaran roda. Cara kerjanya speed sensor yang
terpasang pada cakram roda, pada cakram terdapat lingkaran sebagai wadah
speed sensor untuk mendeteksi kecepatan putaran roda.

Gambar 6 : Wheel Speed Sensor. ( sumber : unair.ac.id)

Gambar 7 : Posisi Speed Sensor. ( sumber : http://www.otobuku.com)
6. Pedal Rem
Komponen ini adalah sebagai aksi pertama pada saat pengereman, kita
juga sudah biasa mendengar kata-kata peda rem, yang sangat tidak asing
fungsnya adalah untuk menekan master silinder kemudian master silinder
menekan aliran minyak sistem rem lainnya.

13

7. Cakram Rem
Komponen ini sangat penting pada unit pengereman karena alat ini
adalah wadah tempat bergeseknya antara kampas rem, sehingga dapat
memperlambat laju kendaraan. Cakram rem terdapat beberapa komponen
yaitu :
a. Piston Rem
Alat ini berfungsi untuk membuka dan menutup aliran minyak di
bak penampungan minyak, untuk menekan aliran minyak rem ke
arah kaliper rem.
b. Selang Rem
Alat ini berfungsi sebagai saluran mengalirnya minyak rem ke
berbagai komponen pengereman.
c. Kaliper Rem
Pada kaliper ini juga terdapat piston atau penekan yang berfungsi
menekan kampas rem, maka semakin banyak kaliper rem maka
pengereman menjadi lebih baik.
d. Kampas Rem
Komponen ini berfungsi untuk menahan putaran cakram pada
roda, sehingga putaran roda berkurang.

Gambar 8 : Cakram. ( sumber : https://blognyamitra.wordpress.com)
8. Hidrolik Unit
Hidrolik Unit terdiri dari selenoid valve, pompa, reservoir,
accumulator. Cara kerjanya ialah, saat sirkuit penghasil tekanan terbentuk,
minyak rem dari caliper/wheel cylinder mengalir enuju reservoir dan tekana
rem menurun. Pompa mengalirkan minyak rem ke accumulator dimana

14

tersimpan minyak rem yang bertekanan tinggi , sebelum dikembalikan ke
master silinder. Saaat sirkuit penaha terbentuk, saluran kaliper terputus dan
tekanan minyak rem dalam kaliper dijaga konsisten, kemudian saat sirkuit
peningkatan terbentuk, minyak rem yang bertekanan tinggi pada accumulator
diteruskan ke kaliper, bila tekanan minyak rem dalam accumulator belum
tinggi,tekanan minyak rem dalamcaliper sama degan tekanan dalm master
silinder.

Gambar 9 : Hidrolik Unit
B. Cara Kerja Anti-lock Braking System
Pada ABS sensor kecepatan akan mendeteksi kecepatan putaran roda ,
sensor ini terdapat pada cakram roda, maka ketika seorang pengendara akan
melakukan pengereman mendadak , informasi yang diberikan sensor
kecepatan aka di cerna oleh ECU , kemudian ECU memastikan ban tidak akan
terkunci, ECU akan meneruskan informasi ke ABS unit, kemudian ABS unit
akan meneruskan ke setiap roda, tepatnya ke kaliper pada cakram, ABS unit
akan bekerja mengeluarkan tekanan minyak rem, setiap 1 detik akan terjadi
kira-kira 15-20 tekanan, tergantung kekuatan tekanan rem yang di berikan
pengendara pada pedal rem, perhatikan gambar simulasi berikut.

15

Gambar 9 : simulasi penggunaan rem ABS. ( sumber :
http://www.ridergalau.com)

Gambar 10 : Prinsip Sederhana Kerja ABS. ( sumber :
http://www.ridergalau.com)

C. Kelebihan Dan Kekurangan Anti-lock Braking System Pada Sepeda
Motor Matic
Kelebihan dari Anti-lock Braking System Sebagai Sistem Pengereman
Yang Aman untuk sepeda motor matic :
i) Keamanan berkendaran menjadi lebih baik.
ii) Pada saat pengereman mendadak ban motor tidak terkunci, sehingga motor
berhenti perahan namun pasti.
iii) Motor tidak hilang kendali atau bias disebut stabil walaupun di rem dengan
keras.
iv) Rem lebih cakram ketika melalui jalan datar/ tidak ada kerusakan jalan.

16

Kelemahan

dari

Anti-lock

Braking

System

Sebagai

Sistem

Pengereman Yang Aman Untuk Sepeda Motor Matic :
i) Satu unit komponen ABS sangatlah mahal, akan mempengaruhi harga jual
motor yang menggunakan teknologi ini.
ii) Jika salah satu komponen ABS rusak, tentu saja menggantinya juga
termasuk mahal.
iii) Rem tidak cakram ketika menghadapi jalan berbatuan atau rem basah
terkena air.
iv) Tidak bias membawa kendaraan diatas 60 km/jam ketika dijalan
berbatuan, basah dan tanah yang berumput.

17

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat ini dibuat dengan harapan bahwa segala permasalahan dari
kecelakaan lalulintas dapat dikurangi, karena semuanya dapat di selesaikan
dengan rancangan teknologi yang semakin berkembang dan sangat
mempengaruhi kehidupan manusia. Maka pengguna kendaraan bermotor
dihimbau agar memperhatikan fungsi dari berbagai komponen teknologi dari
kendaraan tersebut agar tidak awam dalam menangani masalah kecil, seperti
suara berdecit pada rem, artinya kampas rem sudah habis.
Anti-lock Braking System adalah sebuah alat yang dirancang untuk
keamanan berkendara bagi pengendara motor, terutama pada motor matic,
melihat teknologi matic sekarang yaitu dengan menggunakan CBS (combi
brake system) yaitu dimana kedua ban akan di rem walau hanya menekan satu
pedal rem saja, missal kita hanya menekan pedal rem belakang maka otomatis
rem depan juga akan tertekan, ini banyak menyebabkan kecelakaan bagi
pengendara yang masih awam dalam berkendara. Maka system ABS ini
dirancang bagi pengendara yang awam dalam berkendara, yang bertujuan
mampu mengurangi jumlah kecelakaan lalulintas, terutama pada sepeda motor
matic yang sangat banyak di jumpai.
B. Saran
a. Dalam sistem pengereman agar dikembangkan lagi pada tiap motor
matic.
b. Berhati-hatilah dalam berkendara menggunakan system ABS karena
sistem ini kurang berjalan lancer pada medan yang berbatuan, basah,
dan tanah yang berumput.
c. Kepada perusahaan yang memproduksi motor matic, agar ditinjau
kembali penggunaan sistem CBS dan sebaiknya mengganti dengan
teknologi ABS.

18

Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. 2016. “Statistik Jumlah Penduduk 2016”. www.bps.go.id di
akses pada tanggal 02 Oktober 2017.
Kristino Murdhoko. 2011. “Anti-lock Braking System Berbasis ECU dan Sensor
Kecepatan”. Universitas Airlangga.
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/ototronik/975sistem-rem-kendali-elektronik. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2017.
https://id.wikipedia.org/wiki/Rem. Diakses ada tanggal 6 Oktober 2017.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sepeda_motor. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2017.
www.insinyoer.com/prinsip-kerja-engine-control-unit-ecu/. Diakses pada tanggal 6
Oktober 2017.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kecelakaan. Diakses pada tanggal 6 Oktober 2017.
http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-engine-control-unit-ecu/. Diakses pada
tanggal 2 Oktober 2017.

19

Lampiran 1
Biographi
Name
NIM
Faculty
University
Handphone
Number
Email

:
:
:
:
:

Gilang M Rahmadi
16074029
Automotive Engineering
Padang State University
082386318770

:

[email protected]