Pengaruh Suhu Terhadap Pembusukan Dan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di keluarga saya mengkonsumsi buah setiap hari sudah mejadi
kebiasaan yang tidak bias ditinggalkan. Buah yang kami makam pun
bermacam-macam jenisnya karena kebetulan keluarga saya tidak pemilih
dalam soal makanan. Buah yang biasa kami konsumsi antara lain, buah
jambu, buah pepaya, buah nangka, buah sawo, buah anggur, buah apel, buah
pisang dan masih banyak lagi. Di antara buah yang ada kami paling sering
mengkonsumsi buah pisang, terutama pisang Ambon (Musa paradisiaca var.
sapientum (L.) Kunt.), karena rasanya yang enak dan harganya pun cukup
murah.
Biasanya dalam membeli buah pisang ambon ini, Ibu saya membeli
dalam jumlah yang banyak sekaligus dan terkadang buah tersebut sudah
membusuk jika tidak segera dimakan. Hal ini mengingatkan saya bahwa ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pembususkan pada
buah pisang tersebut. Dan apa cara yang dapat dilakukan untuk menghambat
proses pembusukan tersebut terutama yang berkaitan dengan suhu
penempatan.
Pada umumnya bahan makanan seperti buah-buahan bersifat mudah
rusakatau membusuk Pembusukan merupakan salah satu perubahan secara
kimia yang membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat
mengalami perusakan susunan/struktur yang dilakukan oleh dekomposer.
Buah-buahan
setelah
dipanen
akan
mengalami
perubahan-perubahan
fisiologis disertai dengan perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi.
Penyebab lain kerusakan bebuahan adalah mikroorganisme semacam
bakteri, jamur dan cendawan. Mikroorganisme ini dapat menyerang bebuahan
serta mengakibatkan pembusukan. Proses ini dapat terjadi pada setiap jenis
bebuahan. Mengendalikan pembusukan dapat dilakukan dengan penanganan
Fisiologi Tumbuhan
1
buah yang membuat mikroorganisme tersebut tidak nyaman untuk tinggal dan
berkembang biak, salah satunya dengan menurunkan suhu penyimpanan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari penulisan makalah ini, maka rumusan
masalah yang saya tulis adalah :
a.
Bagaimana pengaruh keadaan temperature atau suhu dalam pembusukan
buah?
b.
Dari dua perlakuan yaitu dengan penempatan pada suhu ruangan terbuka
dan lemari pendingin, manakah tempat yang mengakibatkan pembusukan
buah lebih lambat?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
temperature atau suhu yang optimal untuk menghambat pembusukan pada buah
pisang.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah tentang “Pengaruh Penempatan Untuk
Menentukan Suhu Optimal Dalam Menghambat Pembusukan Buah Pisang
Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.)” ini adalah:
1.
Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa pendidikan Biologi, terutama
pengikut mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.
2.
Sebagai bahan masukkan pada penelitian selanjutnya dengan
memperhatikan perkembangan dari materi mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.
3. Sebagai pengaplikasian dari teori tentang “Metabolisme Asam Amino dan
Protein” tumbuhan pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan pada program studi
Pendidikan Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin.
4. Mengetahui cara penyimpanan buah pisang Ambon yang tepa agar
menghamba proses pembusukan.
Fisiologi Tumbuhan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Ciri Morfologi
Klasifikasi tanaman pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum
(L.) Kunt.) oleh Satuhu dan Supriyadi (2008) yang diterima secara luas saat
ini adalah sebagai berikut
Division
: Magnoliophyta
Sub division
: Spermatophyta
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Musaceae
Genus
: Musa
Species
:Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna
raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Menurut ( Tjahjadi,
1991) akar pohon pisang merupakan akar serabut yang berpangkal dari umbi
batang yang sebagian letaknya berada di bawah tanah. Dengan diameter
sekitar 0,5-1 cm, berbentuk silinder menyebabkan terlihat besar dan tampak
seperti cacing. Rata-rata panjangnya adalah 4-5 meter untuk yang menjalar
kesamping dan hanya 75-150 cm untuk yang tumbuh ke dalam tanah. Akar
ini keluar dari batang dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-4 akar.
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem
jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empelur; serta sistem berkas
pembuluh yang terdiri dari xylem dan floem yang tersusun berselang-seling.
Fisiologi Tumbuhan
3
Pisang dapat ditanam didataran rendah bersuhu 21-32 derajat celcius
dan beriklim lembab. Topografi yang di hendaki tanaman pisang berupa lahan
datar dengan kemiringan 8 derajat. Lahan itu terletak didaerah tropis antara
16 derajat LU – 12 derajat LS. Apabila suhu udara kurang dari 13 derajat
celcius atau lebih dari 38 derajat celcius maka pisang akan berhenti tumbuh
dan akhirnya mati (Suyanti dan Ahmad supriyadi, 2008).
Batang pisang menurut ( Nakasone, 1998) merupakan batang semu
yang terbentuk dari pelepah daun yang membesar di pangkalnya dan
mengumpul membentuk struktur berselangseling yang terlihat kompak
sehingga tampak sebagai batang ( pseudo stem). Batang pisang yang
sebenarnya terdapat didalam tanah dan kadang-kadang muncul di permukaan
tanah sebagai umbi yang tumbuh akar dan tunas. Secara umum batang
tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata. Sistem
berkas pembuluh yang terdiri atas xylem dan floem dan tersusun tersebar.
Secara fisiologi daun pisang menurut (Subartento et al., 2006) berwarna
hijau tua untuk daun yang dewasa dan hijau muda untuk daun yang masih
muda kecuali untuk beberapa spesies, terdapat bercak merah pada lembaran
daunnya atau pada ibu tulangnya. Daun pisang yang dewasa berbentuk
lonjong dan bertulang menyirip sedangkan daun mudanya menggulung.
Pelekatan daun pada batang membentuk roset batang. Helai daunnya lebih
panjang dari tangkai daunnya. Daun pisang memiliki pelepah daun yang yang
membesar dan mengumpul berselang seling membentuk suatu struktur seperti
batang yang disebut psudo stem. Dibawah permukaan daun memiliki lapisan
kutikula untuk mencengah terjadinya penguapan berlebih sedangkan
permukaan bawahnya dilapisi oleh suatu lapisan lilin tebal yang berfungsi
menahan air agar tidak membasahi daun.
2.2 Manfaat Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)
Kunt.)
Pisang ambon merupakan buah yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat karena mengandug senyawa yang disebut asam lemak rantai
Fisiologi Tumbuhan
4
pendek, yang memelihara lapisan sel jaringan dari usus kecil dan
meningkatkan kemampuan tubuh untuk meyerab nutrisi. Menurut penelitian
yang telah dilakukan buah pisang ambon matang sangat efektif dalam
mengurangi keparahan klinis dari penyakit diare dan banyak mengandung
vitamin, mineral dan karbihidrat yang baik untuk dikonsumsi untuk tubuh
(Elly dan Sarinah Amrullah, 1985).
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pembusukan
Ada beberapa hal yang menyebabkan pembusukan pada masakan, yaitu:
1.
Mikroorganisme.
Ada tiga jenis organisme yang menyebabkan pembusukan makanan
yaitu, bakteri, jamur dan ragi.
2.
Ontolisis
Mungkin istilah ontolisis masih terlalu asing di telinga kita. Ontolisis
adalah proses pembusukan makanan dikarenakan zat yang terkandung
dalam makanan itu sendiri dan adanya reaksi kimia antara zat yang
dikandung dalam makanan dengan oksigen di udara sekitar.
3.
Faktor – faktor lain
Faktor – faktor lain yang menyebakan pembusukkan pada makanan
adalah misalnya terkontaminasi oleh serangga (kecoa, semut, dll) serta
tikus. Suhu juga sangat berpengaruh terhadap kondisi makanan,
misalnya kentang yang sudah dikupas akan berubah warnanya jika
diletakkan begitu saja di tempat yang suhunya tidak sesuai.
2.4
Settingan Suhu Ideal Untuk Kulkas
Setting suhu ideal untuk Kulkas adalah 38 Derajat Fahrenheit (3 Derajat
Celcius). Sedangkan untuk Freezer adalah -4 Derajat Fahrenheit (-20 Derajat
Celcius).
Fisiologi Tumbuhan
5
BAB III
METODE PENELITIAN
Pengamatan ini dilakukan selama 7 hari mulai dari tanggal 29 November
sampai 5 Desember 2015. Pengamatan ini dilakukan di tempat tinggal peneliti
yaitu di Jalan Awang Sejahtera, No. 27. Kayu Tangi. Banjarmasin.
Adapun alat, bahan dan cara kerja yang dilakukan adalah:
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
1. Alat tulis
2. Kamera
3. Lemari Pendingin
4. Piring
Bahan yang digunakan :
1. Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) yang
sudah matang.
3.2 Prosedur Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan yaitu menyediakan buah pisang ambon
(Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) yang sudah matang.
2.
Menempatakan beberapa buah pisang pada lemari pendingin
dengan suhu ± 3˚C dan beberapa buah lagi diruangan terbuka di atas
piring dengan suhu ruangan ± 28˚C
3.
Melakukan pengamatan perubahan yang terjadi pada buah setiap
hari dengan jam yang sama.
4.
Mendokumentasikan hasil penelitian dengan kamera.
5.
Menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan, kemudian dilanjutkan
dengan melaporkannya dalam bentuk laporan penelitian.
Fisiologi Tumbuhan
6
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Pengamatan
Minggu/29
Keadaan Buah Pada Perlakuan
Di Dalam Lemari
Di Ruangan Terbuka
Pendingin
Segar, berwarna
Segar dan berwarna
November 2015
kuning, dan berstektur
kuning, dan berstektur
Senin/30
keras
Mulai layu, warnanya
keras
Mulai layu, warnanya
November 2015
sedikit menghitam,
sedikit menghitam,
teksturnya sedikit
teksturnya masih
No
Hari/Tanggal
.
Pengamatan
1
2
3
melemah.
Selasa/1 Desember Layu, warnanya
keras
Keadaan masih sama
2015
hitam, teksturnya
dengan hari
menjadi lembek,
sebelumnya,
ditumbuhi jamur.
warnanya sedikit
menghitam,
teksturnya masih
4
Rabu/2 Desember
Layu, warnanya
keras
Layu, warnanya
2015
hitam, teksturnya
hitam, tekstur sedikit
menjadi lembek,
lembek.
jamur yang tumbuh
5
semakin banyak.
Kamis/3 Desember Layu, warnanya
Layu, warnanya
2015
hitam, teksturnya
hitam, tekstur sedikit
menjadi lembek,
lembek.
jamur yang tumbuh
semakin banyak,
6
Jum’at/4
mulai keluar air.
kisut, warnanya hitam,
Fisiologi Tumbuhan
Layu, warnanya
7
Desember 2015
teksturnya menjadi
hitam, tekstur sedikit
lembek, jamur yang
lembek.
tumbuh semakin
banyak, airnya banyak
7
Sabtu/5 Desember
dan berbau
kisut, warnanya hitam,
Layu, warnanya
2015
teksturnya menjadi
hitam, tekstur sedikit
lembek, jamur yang
lembek.
tumbuh hampir
diseluruh permukaan,
airnya banyak dan
berbau
4.1.2
No
.
1
Foto Hasil Pengamatan
Hari/
Tanggal
Pengamatan
Minggu/29
Perlakuan
Di Dalam Lemari
Di Ruangan Terbuka
Pendingin
November
2015
2
Senin/30
November
2015
3
Selasa/1
Desember
2015
Fisiologi Tumbuhan
8
4
Rabu/2
Desember
2015
5
Kamis/3
Desember
2015
6
Jum’at/4
Desember
2015
7
Sabtu/5
Desember
2015
Sumber : Dokumentasi Pribadi dengan Kamera
4.2 Pembahasan
Pada penelitian yang saya lakukan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
temperature atau suhu yang optimal untuk menghambat pembusukan pada buah
pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt). Penelitian ini
Fisiologi Tumbuhan
9
dilakua selama 7 hari yaitu pada tangal 29 Oktober 2015 sampai dengan 5
Desember 2015.
Percobaan yang dilakukan menggunakan dua perlukan yaitu dengan
menempatkan buah pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt)
pada ruangan terbuka dengan suhu kurang lebih 28˚C dan menempatkat buah
pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt) pada lemari
pendingin dengan suhu kurang lebih 3˚C.
Dari hasil pengamatan dihari pertama bua masih segar yang bertekstur keras
dan berwarna kuning untuk kedua perlakuan. Tetapi pada hari kedua perubahan
yang terjadi yatu perubaan warna yang menjadi hitam di kulit buah pada kedua
perlakuan. Yang membedakan hanya pada tempat terbuka tekstuk buah sedikit
melembek sedangkan pada lemari es tekstur buah masih keras.
Menurut literature buah pisang merupakan buah yang tidak bisa bertahan
dalam jangka waktu yang cukup lama. Sehingga dengan begitu, jika kita membeli
pisang dalam jumlah yang banyak serta tidak habis dengan cepat maka hal yang
akan terjadi yaitu kesegaran buah pisang akan cepat hilang, bahkan buah yang
satu ini pun akan menjadi mudah busuk, dimana ciri-cirinya yaitu kulit buah
pisang akan berubah warna dari kuning menjadi coklat kehitaman.
Penyebab pisang mudah berubah warna menjadi coklat kehitaman yaitu
karena disebabkan oleh proses oksidasi sederhana. Ketika buah pisang terkena
udara luar, maka enzim oksidatif akan bereaksi sehingga menyebabkan warna
pisang berubah menjadi seperti itu. Reaksi ini memang tidak bisa dihindari,
namun reaksi ini bisa kita cegah.
Untuk mencegah perubahan warna tersebut, ada di antaranya beberapa orang
yang justru memasukan buah pisang ke dalam kulkas agar tetap terlihat segar.
Namun sayangnya, menyimpan pisang dalam kulkas tidak akan serta merta
membuat pisang akan terus terlihat segar. Namun justru yang ada kulit pisang
akan sangat mudah berubah warna.
Pada hari ke-3 pada penempatan di ruangan terbuka keadaan buah sudah layu,
warnanya hitam, teksturnya menjadi lembek, dan jamur mulai tumbuh. Sedangkan
Fisiologi Tumbuhan
10
buah dalam lemari es keadaan masih sama dengan hari sebelumnya, warnanya
sedikit menghitam, dan teksturnya masih keras.
Menurut literature jamur pada makanan dapat menyebabkan penyakit.
Biasanya gejala yang ditunjukkan akibat keracunan makanan berjamur seperti
mual serta pusing. Jamur dapat tumbuh pada makanan jika makanan dala suhu
yang sesuai. Biasanya suhu yang lembab meyebabkan makanan mudah berjamur.
Meletakakkan makanan pada ruang terbuka tanpa ditutup rapat juga merupakan
factor yang menyebabkan makanan ditumbuhi oleh jamur.
Pada hari ke-4 dan 5 keadaan buah tidak jauh beda yaitu buahnyan layu,
warnanya hitam, teksturnya menjadi lembek, jamur yang tumbuh semakin banyak,
mulai keluar air, ini pada tempat terbuka. Sedangkan pada lemari es buahnya layu,
warnanya hitam, tekstur sedikit lembek.
Menurut literature munculnya air pada pembusukan akibat adanya kerja
bakteri pengurai dalam mengraikan protein pada bahan organic. Bakteri tumbuh
pada makanan yang kadar keasamannya rendah, seperti pada sayuran dan buah buahan. Bakteri tumbuh dengan cepat pada suhu kamar (suhu ruangan biasa)
yakni 250C. Maka dari itu untuk menghindari tumbuhnya bakteri pada makanan,
maka makanan disimpan pada suhu di bawah 5 0C atau dipanaskan pada suhu di
atas 600C.
Pada hari ke-6 buah menjadi kisut, warnanya hitam, teksturnya menjadi
lembek, jamur yang tumbuh semakin banyak, airnya banyak dan berbau untuk di
ruangan terbuka. Sedangkan pada lemari pendingin buahnya hanya mengalami
kelayu, warnanya hitam, tekstur sedikit lembek. Hal ini terjadi karena dalam
lemari es bakteri dan jamur tidak apat tumbuh dengan optimal pada suhu tersebut.
Sehingga buah hanya mengalami oksidasi yaitu prubahan warna kulit mnjadi
hitam tanpa adanya pembusuka yang sempurna.
Di hari terakhir (ke-7) buah pada ruangan terbuka menjadi semakin kisut,
warnanya hitam, teksturnya menjadi lembek, jamur yang tumbuh hampir
diseluruh permukaan, airnya banyak dan berbau. Bau yang dikeluarkan diduga
juga dihasilkan dari proses pembusukan oleh bakteri yang mengeluarkan gas
Amonia (NH3). Sedangkan pada buah yang ditempatka pada lemari pendingin
Fisiologi Tumbuhan
11
keadaanya tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya yaitu warnya hitam dan
tekstur sedikit lembek.
Dalam 7 hari percobaan ini, dapat dilihat buah pada ruangan terbuka buah
pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt mengalami
kebusukan sedangkan pada penempatan di lemari pendingin kbuha tidak busuk
hanya saja warna dan tekturnya yang berubah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Fisiologi Tumbuhan
12
1. Keadaan suhu atau temperature sangat berpengaruh pada proses
pembusukan buah.
2. Suhu yang baik untuk menyimpan buah pisang Ambon (Musa
paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt untuk menghambat pembusukan
adalah kurang dari 5˚C (dalam lemari pendingin)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembusukan buah adalah
mikroorganisme, ontolisis, dan temperatur.
4.2
Saran
Berdasarkan pengalaman dari penelitian yang telah dilakukan, bahwa
hendaknya kita menyimpan buah – buah konsumsi dengan benar agar tidak cepat
mengalami
kebusukan
yang
akan
terbuang
dengan
sia-sia.
Karena
mengkomsumsi buah sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh kita. Jadi dari
sekarang mari budidayakan makan buah setiap hari agar menjadi manusia yang
cerdas.
DAFTAR PUSTAKA
Elly dan Sarinah Amrullah. 1985. Flora untuk sekolah di Indonesia. Jakarta. PT
PradynaParamita.Hal.237-239.
http://www.samsung/elektronik/kulkas.html Diakses pada tanggal 16 Desember 2015.
Fisiologi Tumbuhan
13
Nakasone.
1998.
Healthy
Life
With
Banana.
http://www.Nakazone.Byethost13.com/pisang.Html. Diakses pada tanggal 16
Desember 2015.
Salisburry, F.B. and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3: Biokimia
Tumbuhan. D.R. Lukman dan Sumargono (Penerjemah). Penerbit ITB.
Bandung. 173 hal. Terjemahan dari: Plant Physiology:Plant Biochemistry.
Subartentoat., el., 2006.Kimia Makanan. InstitutTeknologi Bandung, Bandung.
Suyanti dan Ahmadsupriyadi. 2008. Pisang:Budidaya, Pengolahan, dan Prospek
Pasar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tjahjadi.1991. Taksonomi Tumbuhan Spermathophyta. Gajah Mada University
Prees.Yogyakarta.
Fisiologi Tumbuhan
14
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di keluarga saya mengkonsumsi buah setiap hari sudah mejadi
kebiasaan yang tidak bias ditinggalkan. Buah yang kami makam pun
bermacam-macam jenisnya karena kebetulan keluarga saya tidak pemilih
dalam soal makanan. Buah yang biasa kami konsumsi antara lain, buah
jambu, buah pepaya, buah nangka, buah sawo, buah anggur, buah apel, buah
pisang dan masih banyak lagi. Di antara buah yang ada kami paling sering
mengkonsumsi buah pisang, terutama pisang Ambon (Musa paradisiaca var.
sapientum (L.) Kunt.), karena rasanya yang enak dan harganya pun cukup
murah.
Biasanya dalam membeli buah pisang ambon ini, Ibu saya membeli
dalam jumlah yang banyak sekaligus dan terkadang buah tersebut sudah
membusuk jika tidak segera dimakan. Hal ini mengingatkan saya bahwa ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya pembususkan pada
buah pisang tersebut. Dan apa cara yang dapat dilakukan untuk menghambat
proses pembusukan tersebut terutama yang berkaitan dengan suhu
penempatan.
Pada umumnya bahan makanan seperti buah-buahan bersifat mudah
rusakatau membusuk Pembusukan merupakan salah satu perubahan secara
kimia yang membuat objek, biasanya makhluk hidup yang mati dapat
mengalami perusakan susunan/struktur yang dilakukan oleh dekomposer.
Buah-buahan
setelah
dipanen
akan
mengalami
perubahan-perubahan
fisiologis disertai dengan perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi.
Penyebab lain kerusakan bebuahan adalah mikroorganisme semacam
bakteri, jamur dan cendawan. Mikroorganisme ini dapat menyerang bebuahan
serta mengakibatkan pembusukan. Proses ini dapat terjadi pada setiap jenis
bebuahan. Mengendalikan pembusukan dapat dilakukan dengan penanganan
Fisiologi Tumbuhan
1
buah yang membuat mikroorganisme tersebut tidak nyaman untuk tinggal dan
berkembang biak, salah satunya dengan menurunkan suhu penyimpanan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dari penulisan makalah ini, maka rumusan
masalah yang saya tulis adalah :
a.
Bagaimana pengaruh keadaan temperature atau suhu dalam pembusukan
buah?
b.
Dari dua perlakuan yaitu dengan penempatan pada suhu ruangan terbuka
dan lemari pendingin, manakah tempat yang mengakibatkan pembusukan
buah lebih lambat?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
temperature atau suhu yang optimal untuk menghambat pembusukan pada buah
pisang.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah tentang “Pengaruh Penempatan Untuk
Menentukan Suhu Optimal Dalam Menghambat Pembusukan Buah Pisang
Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.)” ini adalah:
1.
Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa pendidikan Biologi, terutama
pengikut mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.
2.
Sebagai bahan masukkan pada penelitian selanjutnya dengan
memperhatikan perkembangan dari materi mata kuliah Fisiologi Tumbuhan.
3. Sebagai pengaplikasian dari teori tentang “Metabolisme Asam Amino dan
Protein” tumbuhan pada mata kuliah Fisiologi Tumbuhan pada program studi
Pendidikan Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin.
4. Mengetahui cara penyimpanan buah pisang Ambon yang tepa agar
menghamba proses pembusukan.
Fisiologi Tumbuhan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi dan Ciri Morfologi
Klasifikasi tanaman pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum
(L.) Kunt.) oleh Satuhu dan Supriyadi (2008) yang diterima secara luas saat
ini adalah sebagai berikut
Division
: Magnoliophyta
Sub division
: Spermatophyta
Klas
: Liliopsida
Sub klas
: Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Musaceae
Genus
: Musa
Species
:Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.
Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna
raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Menurut ( Tjahjadi,
1991) akar pohon pisang merupakan akar serabut yang berpangkal dari umbi
batang yang sebagian letaknya berada di bawah tanah. Dengan diameter
sekitar 0,5-1 cm, berbentuk silinder menyebabkan terlihat besar dan tampak
seperti cacing. Rata-rata panjangnya adalah 4-5 meter untuk yang menjalar
kesamping dan hanya 75-150 cm untuk yang tumbuh ke dalam tanah. Akar
ini keluar dari batang dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-4 akar.
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem
jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empelur; serta sistem berkas
pembuluh yang terdiri dari xylem dan floem yang tersusun berselang-seling.
Fisiologi Tumbuhan
3
Pisang dapat ditanam didataran rendah bersuhu 21-32 derajat celcius
dan beriklim lembab. Topografi yang di hendaki tanaman pisang berupa lahan
datar dengan kemiringan 8 derajat. Lahan itu terletak didaerah tropis antara
16 derajat LU – 12 derajat LS. Apabila suhu udara kurang dari 13 derajat
celcius atau lebih dari 38 derajat celcius maka pisang akan berhenti tumbuh
dan akhirnya mati (Suyanti dan Ahmad supriyadi, 2008).
Batang pisang menurut ( Nakasone, 1998) merupakan batang semu
yang terbentuk dari pelepah daun yang membesar di pangkalnya dan
mengumpul membentuk struktur berselangseling yang terlihat kompak
sehingga tampak sebagai batang ( pseudo stem). Batang pisang yang
sebenarnya terdapat didalam tanah dan kadang-kadang muncul di permukaan
tanah sebagai umbi yang tumbuh akar dan tunas. Secara umum batang
tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata. Sistem
berkas pembuluh yang terdiri atas xylem dan floem dan tersusun tersebar.
Secara fisiologi daun pisang menurut (Subartento et al., 2006) berwarna
hijau tua untuk daun yang dewasa dan hijau muda untuk daun yang masih
muda kecuali untuk beberapa spesies, terdapat bercak merah pada lembaran
daunnya atau pada ibu tulangnya. Daun pisang yang dewasa berbentuk
lonjong dan bertulang menyirip sedangkan daun mudanya menggulung.
Pelekatan daun pada batang membentuk roset batang. Helai daunnya lebih
panjang dari tangkai daunnya. Daun pisang memiliki pelepah daun yang yang
membesar dan mengumpul berselang seling membentuk suatu struktur seperti
batang yang disebut psudo stem. Dibawah permukaan daun memiliki lapisan
kutikula untuk mencengah terjadinya penguapan berlebih sedangkan
permukaan bawahnya dilapisi oleh suatu lapisan lilin tebal yang berfungsi
menahan air agar tidak membasahi daun.
2.2 Manfaat Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.)
Kunt.)
Pisang ambon merupakan buah yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat karena mengandug senyawa yang disebut asam lemak rantai
Fisiologi Tumbuhan
4
pendek, yang memelihara lapisan sel jaringan dari usus kecil dan
meningkatkan kemampuan tubuh untuk meyerab nutrisi. Menurut penelitian
yang telah dilakukan buah pisang ambon matang sangat efektif dalam
mengurangi keparahan klinis dari penyakit diare dan banyak mengandung
vitamin, mineral dan karbihidrat yang baik untuk dikonsumsi untuk tubuh
(Elly dan Sarinah Amrullah, 1985).
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pembusukan
Ada beberapa hal yang menyebabkan pembusukan pada masakan, yaitu:
1.
Mikroorganisme.
Ada tiga jenis organisme yang menyebabkan pembusukan makanan
yaitu, bakteri, jamur dan ragi.
2.
Ontolisis
Mungkin istilah ontolisis masih terlalu asing di telinga kita. Ontolisis
adalah proses pembusukan makanan dikarenakan zat yang terkandung
dalam makanan itu sendiri dan adanya reaksi kimia antara zat yang
dikandung dalam makanan dengan oksigen di udara sekitar.
3.
Faktor – faktor lain
Faktor – faktor lain yang menyebakan pembusukkan pada makanan
adalah misalnya terkontaminasi oleh serangga (kecoa, semut, dll) serta
tikus. Suhu juga sangat berpengaruh terhadap kondisi makanan,
misalnya kentang yang sudah dikupas akan berubah warnanya jika
diletakkan begitu saja di tempat yang suhunya tidak sesuai.
2.4
Settingan Suhu Ideal Untuk Kulkas
Setting suhu ideal untuk Kulkas adalah 38 Derajat Fahrenheit (3 Derajat
Celcius). Sedangkan untuk Freezer adalah -4 Derajat Fahrenheit (-20 Derajat
Celcius).
Fisiologi Tumbuhan
5
BAB III
METODE PENELITIAN
Pengamatan ini dilakukan selama 7 hari mulai dari tanggal 29 November
sampai 5 Desember 2015. Pengamatan ini dilakukan di tempat tinggal peneliti
yaitu di Jalan Awang Sejahtera, No. 27. Kayu Tangi. Banjarmasin.
Adapun alat, bahan dan cara kerja yang dilakukan adalah:
3.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
1. Alat tulis
2. Kamera
3. Lemari Pendingin
4. Piring
Bahan yang digunakan :
1. Buah Pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) yang
sudah matang.
3.2 Prosedur Kerja
1.
Menyiapkan alat dan bahan yaitu menyediakan buah pisang ambon
(Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.) yang sudah matang.
2.
Menempatakan beberapa buah pisang pada lemari pendingin
dengan suhu ± 3˚C dan beberapa buah lagi diruangan terbuka di atas
piring dengan suhu ruangan ± 28˚C
3.
Melakukan pengamatan perubahan yang terjadi pada buah setiap
hari dengan jam yang sama.
4.
Mendokumentasikan hasil penelitian dengan kamera.
5.
Menganalisis hasil pengamatan yang dilakukan, kemudian dilanjutkan
dengan melaporkannya dalam bentuk laporan penelitian.
Fisiologi Tumbuhan
6
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Pengamatan
Minggu/29
Keadaan Buah Pada Perlakuan
Di Dalam Lemari
Di Ruangan Terbuka
Pendingin
Segar, berwarna
Segar dan berwarna
November 2015
kuning, dan berstektur
kuning, dan berstektur
Senin/30
keras
Mulai layu, warnanya
keras
Mulai layu, warnanya
November 2015
sedikit menghitam,
sedikit menghitam,
teksturnya sedikit
teksturnya masih
No
Hari/Tanggal
.
Pengamatan
1
2
3
melemah.
Selasa/1 Desember Layu, warnanya
keras
Keadaan masih sama
2015
hitam, teksturnya
dengan hari
menjadi lembek,
sebelumnya,
ditumbuhi jamur.
warnanya sedikit
menghitam,
teksturnya masih
4
Rabu/2 Desember
Layu, warnanya
keras
Layu, warnanya
2015
hitam, teksturnya
hitam, tekstur sedikit
menjadi lembek,
lembek.
jamur yang tumbuh
5
semakin banyak.
Kamis/3 Desember Layu, warnanya
Layu, warnanya
2015
hitam, teksturnya
hitam, tekstur sedikit
menjadi lembek,
lembek.
jamur yang tumbuh
semakin banyak,
6
Jum’at/4
mulai keluar air.
kisut, warnanya hitam,
Fisiologi Tumbuhan
Layu, warnanya
7
Desember 2015
teksturnya menjadi
hitam, tekstur sedikit
lembek, jamur yang
lembek.
tumbuh semakin
banyak, airnya banyak
7
Sabtu/5 Desember
dan berbau
kisut, warnanya hitam,
Layu, warnanya
2015
teksturnya menjadi
hitam, tekstur sedikit
lembek, jamur yang
lembek.
tumbuh hampir
diseluruh permukaan,
airnya banyak dan
berbau
4.1.2
No
.
1
Foto Hasil Pengamatan
Hari/
Tanggal
Pengamatan
Minggu/29
Perlakuan
Di Dalam Lemari
Di Ruangan Terbuka
Pendingin
November
2015
2
Senin/30
November
2015
3
Selasa/1
Desember
2015
Fisiologi Tumbuhan
8
4
Rabu/2
Desember
2015
5
Kamis/3
Desember
2015
6
Jum’at/4
Desember
2015
7
Sabtu/5
Desember
2015
Sumber : Dokumentasi Pribadi dengan Kamera
4.2 Pembahasan
Pada penelitian yang saya lakukan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
temperature atau suhu yang optimal untuk menghambat pembusukan pada buah
pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt). Penelitian ini
Fisiologi Tumbuhan
9
dilakua selama 7 hari yaitu pada tangal 29 Oktober 2015 sampai dengan 5
Desember 2015.
Percobaan yang dilakukan menggunakan dua perlukan yaitu dengan
menempatkan buah pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt)
pada ruangan terbuka dengan suhu kurang lebih 28˚C dan menempatkat buah
pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt) pada lemari
pendingin dengan suhu kurang lebih 3˚C.
Dari hasil pengamatan dihari pertama bua masih segar yang bertekstur keras
dan berwarna kuning untuk kedua perlakuan. Tetapi pada hari kedua perubahan
yang terjadi yatu perubaan warna yang menjadi hitam di kulit buah pada kedua
perlakuan. Yang membedakan hanya pada tempat terbuka tekstuk buah sedikit
melembek sedangkan pada lemari es tekstur buah masih keras.
Menurut literature buah pisang merupakan buah yang tidak bisa bertahan
dalam jangka waktu yang cukup lama. Sehingga dengan begitu, jika kita membeli
pisang dalam jumlah yang banyak serta tidak habis dengan cepat maka hal yang
akan terjadi yaitu kesegaran buah pisang akan cepat hilang, bahkan buah yang
satu ini pun akan menjadi mudah busuk, dimana ciri-cirinya yaitu kulit buah
pisang akan berubah warna dari kuning menjadi coklat kehitaman.
Penyebab pisang mudah berubah warna menjadi coklat kehitaman yaitu
karena disebabkan oleh proses oksidasi sederhana. Ketika buah pisang terkena
udara luar, maka enzim oksidatif akan bereaksi sehingga menyebabkan warna
pisang berubah menjadi seperti itu. Reaksi ini memang tidak bisa dihindari,
namun reaksi ini bisa kita cegah.
Untuk mencegah perubahan warna tersebut, ada di antaranya beberapa orang
yang justru memasukan buah pisang ke dalam kulkas agar tetap terlihat segar.
Namun sayangnya, menyimpan pisang dalam kulkas tidak akan serta merta
membuat pisang akan terus terlihat segar. Namun justru yang ada kulit pisang
akan sangat mudah berubah warna.
Pada hari ke-3 pada penempatan di ruangan terbuka keadaan buah sudah layu,
warnanya hitam, teksturnya menjadi lembek, dan jamur mulai tumbuh. Sedangkan
Fisiologi Tumbuhan
10
buah dalam lemari es keadaan masih sama dengan hari sebelumnya, warnanya
sedikit menghitam, dan teksturnya masih keras.
Menurut literature jamur pada makanan dapat menyebabkan penyakit.
Biasanya gejala yang ditunjukkan akibat keracunan makanan berjamur seperti
mual serta pusing. Jamur dapat tumbuh pada makanan jika makanan dala suhu
yang sesuai. Biasanya suhu yang lembab meyebabkan makanan mudah berjamur.
Meletakakkan makanan pada ruang terbuka tanpa ditutup rapat juga merupakan
factor yang menyebabkan makanan ditumbuhi oleh jamur.
Pada hari ke-4 dan 5 keadaan buah tidak jauh beda yaitu buahnyan layu,
warnanya hitam, teksturnya menjadi lembek, jamur yang tumbuh semakin banyak,
mulai keluar air, ini pada tempat terbuka. Sedangkan pada lemari es buahnya layu,
warnanya hitam, tekstur sedikit lembek.
Menurut literature munculnya air pada pembusukan akibat adanya kerja
bakteri pengurai dalam mengraikan protein pada bahan organic. Bakteri tumbuh
pada makanan yang kadar keasamannya rendah, seperti pada sayuran dan buah buahan. Bakteri tumbuh dengan cepat pada suhu kamar (suhu ruangan biasa)
yakni 250C. Maka dari itu untuk menghindari tumbuhnya bakteri pada makanan,
maka makanan disimpan pada suhu di bawah 5 0C atau dipanaskan pada suhu di
atas 600C.
Pada hari ke-6 buah menjadi kisut, warnanya hitam, teksturnya menjadi
lembek, jamur yang tumbuh semakin banyak, airnya banyak dan berbau untuk di
ruangan terbuka. Sedangkan pada lemari pendingin buahnya hanya mengalami
kelayu, warnanya hitam, tekstur sedikit lembek. Hal ini terjadi karena dalam
lemari es bakteri dan jamur tidak apat tumbuh dengan optimal pada suhu tersebut.
Sehingga buah hanya mengalami oksidasi yaitu prubahan warna kulit mnjadi
hitam tanpa adanya pembusuka yang sempurna.
Di hari terakhir (ke-7) buah pada ruangan terbuka menjadi semakin kisut,
warnanya hitam, teksturnya menjadi lembek, jamur yang tumbuh hampir
diseluruh permukaan, airnya banyak dan berbau. Bau yang dikeluarkan diduga
juga dihasilkan dari proses pembusukan oleh bakteri yang mengeluarkan gas
Amonia (NH3). Sedangkan pada buah yang ditempatka pada lemari pendingin
Fisiologi Tumbuhan
11
keadaanya tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya yaitu warnya hitam dan
tekstur sedikit lembek.
Dalam 7 hari percobaan ini, dapat dilihat buah pada ruangan terbuka buah
pisang Ambon (Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt mengalami
kebusukan sedangkan pada penempatan di lemari pendingin kbuha tidak busuk
hanya saja warna dan tekturnya yang berubah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Fisiologi Tumbuhan
12
1. Keadaan suhu atau temperature sangat berpengaruh pada proses
pembusukan buah.
2. Suhu yang baik untuk menyimpan buah pisang Ambon (Musa
paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt untuk menghambat pembusukan
adalah kurang dari 5˚C (dalam lemari pendingin)
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembusukan buah adalah
mikroorganisme, ontolisis, dan temperatur.
4.2
Saran
Berdasarkan pengalaman dari penelitian yang telah dilakukan, bahwa
hendaknya kita menyimpan buah – buah konsumsi dengan benar agar tidak cepat
mengalami
kebusukan
yang
akan
terbuang
dengan
sia-sia.
Karena
mengkomsumsi buah sangat baik untuk menjaga kesehatan tubuh kita. Jadi dari
sekarang mari budidayakan makan buah setiap hari agar menjadi manusia yang
cerdas.
DAFTAR PUSTAKA
Elly dan Sarinah Amrullah. 1985. Flora untuk sekolah di Indonesia. Jakarta. PT
PradynaParamita.Hal.237-239.
http://www.samsung/elektronik/kulkas.html Diakses pada tanggal 16 Desember 2015.
Fisiologi Tumbuhan
13
Nakasone.
1998.
Healthy
Life
With
Banana.
http://www.Nakazone.Byethost13.com/pisang.Html. Diakses pada tanggal 16
Desember 2015.
Salisburry, F.B. and C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3: Biokimia
Tumbuhan. D.R. Lukman dan Sumargono (Penerjemah). Penerbit ITB.
Bandung. 173 hal. Terjemahan dari: Plant Physiology:Plant Biochemistry.
Subartentoat., el., 2006.Kimia Makanan. InstitutTeknologi Bandung, Bandung.
Suyanti dan Ahmadsupriyadi. 2008. Pisang:Budidaya, Pengolahan, dan Prospek
Pasar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tjahjadi.1991. Taksonomi Tumbuhan Spermathophyta. Gajah Mada University
Prees.Yogyakarta.
Fisiologi Tumbuhan
14