Proposal skripsi agus suryono (1)

PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang
Perkembangan arus globalisasi yang diiringi dengan perkembangan
teknologi informasi menyebabkan arus informasi yang dulu sulit didapat kini
dapat dengan mudah diperoleh sesuai kebutuhan. Perkembangan teknologi
informasi dalam instansi atau perusahaan sangat membantu dalam menyediakan
informasi yang dibutuhkan secara tepat, cepat, dan akurat, tidak terkecuali
bidang kesehatan seperti apotek.
Apotek adalah salah satu tempat dimana kegiatan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi dan perbekalan farmasi kepada masyarakat
dilakukan (UU No.1332/Menkes/SK/X/2002). Selain transaksi penjualan obat,
apotek juga melakukan transaksi pembelian dengan mengelola data jenis obat,
data distributor, data tanggal kadaluarsa, dan data retur penjualan. Mengingat
begitu banyaknya data yang harus dicatat, maka pencatatan secara manual tentu
saja akan memakan waktu serta rawan terjadi kesalahan dalam mengimput data.
Seperti data pembelian obat yang sangat banyak, data penjualan obat,
pengunjung yang kadang banyak kadang sedikit, jumlah obat yang tersedia
mencapai 200 lebih setiap unitnya. Pencatatan manual juga masih dilakukan di

Apotek Sisehat Sisma Farma. Jumlah karyawan di Apotek Sisehat Sisma Farma
adalah 4 orang, yaitu seorang apoteker dan sisanya karyawan penjualan.
Masalah yang timbul adalah saat karyawan membuat laporan data-data
1

penjualan, persediaan obat, mengecek tanggal kadaluarsa masih dilakukan
dengan sistem manual, sehingga sering terjadi kesalahan dalam melakukan
pembuatan laporan-laporan tersebut. Kesalahan tersebut juga sering terjadi saat
melakukan pembuatan laporan, pengiriman barang sehingga pencatatan data
obat yang dikirim menjadi kacau, dalam 1 bulan kesalahan bisa terjadi 2 kali
saat pengiriman barang dari distributor. Akibatnya apabila ada kesalahan
pembuatan laporan-laporan tersebut akan berdampak pada kerugian apotek.

2

Tabel 1: kesalahan-kesalahan yang sering terjadi :
No

Kategori


Frekuensi kesalahan %
Mar Apr
Mei Jun
5
10
5
10

1
2
3

Nama Obat
Jenis Obat
Data

Jan
10

Feb

20

Jul
5

Agst
20

4

Distributor
Transaksi

5

5

3

12


3

5

1

1

5

Penjualan
Transaksi

10

10

5


20

5

11

5

11

6

Pembelian
Pengecekan

25

35

20


10

20

5

10

5

10

20

5

10

5


20

15

20

Persediaan
7

Obat
Pengecekan
Kadaluarsa

Berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan sistem informasi yang
dapat mendukung pendataan jenis obat, data distributor, data tanggal
kadaluarsa, dan data retur penjualan yang tepat dan akurat, yang nantinya
akan memudahkan pengelolaan obat, pembelian, dan penjualan. Penulis
berniat mengadakan penelitian dengan judul skripsi “Perancangan Sistem
Informasi Transaksi Pembelian, penjualan dan Persediaan Obat pada

Apotek Sisehat Sisma Farma berbasis desktop”

3

II.

Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana merancang
sistem informasi transaksi dan persediaan obat pada Apotek Sisehat Sisma
Farma untuk mempermudahkan pengolahan data pembelian, penjualan serta
mempercepat pembuatan laporan-laporan transaksi dan laporan persediaan
obat?

III. Batasan Masalah
Hasil yang dicapai akan lebih optimal dan tidak meluas maka penelitian
ini dibatasi :
1.

Perancangan menangani pada pengolahan data penjualan dan pembelian,
data obat, data distributor.


2.

Perancangan sistem menghasilkan laporan tanggal kadaluarsa obat, retur
penjualan, pembelian persediaan obat.

3.

Sistem dirancang bersifat Stand-alone application (aplikasi tunggal).

4.

Sistem informasi ini bisa diakses semua karyawan Apotek Sisehat Sisma
Farma.

5.

Transaksi penjualan dan pembelian bersifat tunai

6.


Mengunakan metode persediaan FIFO

7.

Tahap implementai versi alfa.

4

IV.

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yaitu Menghasilkan sistem informasi transaksi dan
persediaan obat yang berbasis desktop untuk mempercepat proses pembuatan
laporan-laporan transaksi penjualan, transaksi pembelian dan retur.

V.

Manfaat
Manfaat yang diambil dari penelitian ini yaitu:

1.

Bagi Penulis.
Penulis dapat mengaplikasikan konsep perancangan sistem informasi
terutama sistem informasi transaksi dan persediaan obat pada apotek.

2.

Bagi Apotek Sisehat Sisma Farma.
Mempermudah karyawan dalam pembuatan laporan-laporan transaksi dan
persediaan obat yang cepat dan akurat, yang berkaitan dengan pencatatan
transaksi penjualan, pencatatan transaksi pembelian, pencatatan distributor,
pencatatan persediaan barang, data tanggal kadaluarsa, pencatatan retur
pembelian dan retur pembelian.

3.

Bagi Civitas Akademika.
Sebagai salah satu bahan referensi untuk penelitian lain bagi yang akan
meneliti perancangan sistem informasi yang sejenis

5

LANDASAN TEORI
VI.

Tinjauan Pustaka
A. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
berhubungan, berkumpul bersama-sama melakukan kegiatan untuk
melakukan sasaran tertentu (Hartono, 2002:1). Menurut Kadir (2003:54)
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang
dimaksud untuk mencapai suatu tujuan.
Jadi kesimpulan dari beberapa ahli tersebut sistem adalah suatu kumpulan
elemen atau jaringan kerja yang terkait untuk melakukan kegiatan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
B.

Informasi
Informasi

adalah

merupakan

bahan

yang penting

dalam

mengambil keputusan informasi terdiri dari data yang telah diperbaiki dan
diproses, atau dengan kata lain digunakan untuk perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan operasional perusahaan (Ukas, 2004:153).
Menurut Hartono (2004:36) Informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang berguna bagi para pemakainya.

6

Kesimpulan dari kedua ahli tersebut bahwa informasi adalah suatu bahan
yang penting untuk mengambil keputusan informasi terdiri dari data yang
telah diperbaiki dan telah diproses yang berguna bagi para pemakainya.

C. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia,
komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang
diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai
suatu sasaran atau tujuan (Kadir, 2003:10). Menurut Sutabri (2007:36)
sistem informasi adalah suatu sisem didalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan.
Berdasarkan dari beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan
bahwa sistem informasi adalah sekumpulan prosedur-prosedur yang
saling bekerja sama untuk mengolah data menjadi suatu informasi yang
berguna bagi penggunanya.

D.

Persediaan Barang

7

Persediaan barang adalah membeli barang dan menjualnya kembali
tanpa mengadakan perubahan bentuk barang (Baridwan, 2004:54).
Persedian itu peru diawasi sehingga diperlukan pengawas persediaan.
Secara fungsional pengawasan persediaan untuk menentukan tingkat atau
komposisi dari persediaan barang, sehingga perusahan dapat melindungi
kelancaran pembelanjaan kebutuhan secara efektif dan efisien.
Dalam melakukan penilaian terhadap biaya persediaan terdapat tiga
metodeyang umum digunakan yakni sebagai berikut:
1. FIFO Adalah barang pertama yang masuk berarti barang
tersebutlah yang pertama keluar. Dalam metode ini persediaan
akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang paling
akhir.Metode ini juga mengasumsikan bahwa barang yang
terjual karena pesanan adalah barang yang mereka beli. Oleh
karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah
barang-barang pertama yang dijual dan barang-barang sisa di
tangan (persediaan akhir) diasumsikan untuk biaya akhir.
Metode FIFO seringkali tidak nampak secara langsung pada
aliran fisik dari barang tersebut karena pengambilan barang dari
gudang lebih didasarkan pada pengaturan barangnya. Dengan
demikian meode FIFO lebih nampak pada perhitungan harga
pokok barang. Dalam metode FIFO, biaya yang digunakan

8

untuk membeli barang pertama kali akan dikenali sebagai Cost
of Goods Sold (COGS). Untuk perhitungan harga maka
digunakan harga dari stok barang dari transaksi yang terdahulu.
2. Metode LIFO adalah barang terakhir yang masukmaka barang
tersebut yang pertama keluar. Ada beberapa cara untuk
menerapkan metode Metode LIFO.Karena setiap variasi
menghasilkan, angka yang berbeda untuk biaya bahan baku
yang dikeluarkan, biaya persediaan akhir, dan laba, maka
penting untuk mengikuti prosedur yang dipilih secara
konsisten.

3. Metode Rata-Rata (Moving Avarage).
Metode ini beranggapan, bahwa setiap terjadinya perubahan
jumlah persediaan barang, baik karena pembelian maupun
karena adanya penjualan yang dilakukan oleh perusahaan, sisa
persediaan barang yang masih ada segera diambil nilai rataratanya. Nilai rata-rata barang yang masih ada diperoleh
dengan jalan membagi jumlah nilai persediaan barang yang
masih ada dengan jumlah satuan barang yang bersangkutan

E. Database

9

Ada beberapa definisi dari database menurut beberapa ahli. Menurut
Fathansyah (2005:9), database adalah kumpulan data yang saling
berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa
pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai
kebutuhan. Database sendiri dapat didefinisikan sebagai kumpulan file
yang saling berhubungan, akan tetapi database tidak hanya kumpulan file
harus dapat dihubungkan dengan record di dalam file lain (Whitten,
2004:518). Database adalah suatu kumpulan data yang berhubungan yang
disimpan secara bersama-sama pada suatu media, tanpa merangkap satu
sama lain atau tidak perlu suatu kerangkapan data, dengan cara-cara
tertentu sehingga mudah untuk digunakan atau ditampilkan kembali, dapat
digunakan oleh satu atau lebih program aplikasi secara optimal, data
disimpan tanpa mengalami ketergantungan pada program yang akan
menggunakannya, data disimpan sedemikian rupa sehingga penambahan
dan modifikasi data dapat dilakukan dengan mudah dan terkontrol (Sutanta,
2004:18).

1.

Barang
Barang Berdasarkan Tingkat Kesiapannya dalam Proses
Produksi Berdasarkan tingkat kesiapannya dalam proses produksi,

10

barang dapat digolongkan menjadi barang mentah, barang setengah
jadi, dan barang jadi.(sumber ekonomi kelas X)
1.

Barang baku/mentah
Barang baku yaitu yang merupakan input awal dari proses
transformasi menjadi produk jadi. Barang baku digunakan
secara langsung yang dapat diperoleh dari pembeli.

2.

Barang setengah jadi.
Barang setengah jadi yaitu yang merupakan bentuk peralihan
antara barang baku dengan produk setengah jadi, barang
setengah jadi atau barang dalam proses adalah barang yang
sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca barang
belum selesai dikerjakan dan jika akan dijual masih diperlukan
pengerjaan lebih lanjut.

3.

Barang jadi
Barang jadi yaitu yang merupakan hasil akhir proses
tranformasi yang siap dipasarkan kepada konsumen.
Contoh barang jadi adalah obat yang didefinisikan sebagai
berikut, obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan,
hewan, mineral, maupun zat kimia tertentu yang dapat
digunakan untuk mengurangi ras sakit, memperlambat proses
penyakit dan atau menyembunyikan penyakit. Obat harus

11

sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita dapatkan
( Menurut Kementri Kesehatan RI Nomor 949 / Menkes / Per /
VI / 2000 ).

2. Supplier
Seseorang yang menjalankan usaha menyalurkan atau memesarkan
suatu barang (produk) tertentu dalam jangka waktu tertentu.

3. Pelanggan (Castomer)
Pelanggan adalah pihak yang mengkonsumsi hasil atau produk
perusahaan

4. Transaksi
Menurut Sunarto Zulkifli (2003:10) Secara umum transaksi
dapat diartikan sebagai kejadian ekonomi/ keuangan yang melibatkan
paling tidak 2 pihak (seseorang dengan seseorang atau beberapa orang
lainnya) yang saling melakukan pertukaran, melibatkan diri dalam
perserikatan usaha, pinjam meminjam atas dasar sama-sama suka
ataupun atas dasar suatu ketetapan hukum atau syariah yang berlaku.

12

1. Pembelian
Menurut Mulyadi (2001:299), pembelian adalah
suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang
diperlukan oleh perusahaan.
a.

Transaksi pembelian tunai adalah jenis transaksi dimana
pembayarannya dilakukan secara langsung pada saat barang
diterima.

b.

Transaksi pembelian kredit adalah jenis transaksi dimana
pembayarannya tidak dilakukan secara langsung pada saat
barang diterima, tetapi dilakukan selang beberapa waktu
setelah barang diterima, sesuai perjanjian kedua belah pihak.
Tujuan utamanya adalah memperoleh bahan dengan biaya
serendah mungkin yang konsisten dengan kualitas dan jasa
yang dipersyaratkan.Fungsi dari pembelian adalah untuk
memastikan bahwa ada keseimbangan antara persediaan bahan
dengan

tingkat

inventaris

sehingga

perusahaan

dapat

mempertahankan posisi labanya sepanjang menyangkut biaya
bahan.

13

2. Penjualan
Menurut Mulyadi (2001:202), kegiatan penjualan terdiri dari
penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun secara tunai.
Penjualan

merupakan

fungsi

yang

utama

dalam

memaksimalkan laba, jumlah transaksi penjualan yang terjadi
biasanya cukup besar dibandingkan dengan jenis transaksi lain.
Penjualan merupakan sumber utama pendapatan perusahaan
3. Retur
Retur adalah barang dagang yang dikembalikan oleh
pelanggan karena kerusakan (Soemarso, 2004:48). Retur dibagi dua
yaitu retur penjualan dan retur pembelian.Retur penjualan adalah
pengembalian barang dari customer Karena hal tersebut, mungkin
karena rusak dalam perjalanan atau pengiriman barang yang tidak
memenuhi spesifikasi yang diinginkan customer. Sedangkan retur
pembelian adalah barang dapat dikembalikan kepemasok jika
mereka membawa barang cacat atau jika mereka membawa barang
tidak sesuai dengan spesifikasi dari pembeli.

F. Apotek
Menurut UU no.1332/Menkes/SK/X/2002, yang menyatakan bahwa
apotek adalah salah satu tempat dimana kegiatan kefarmasian dan
14

penyalur sediaan farmasi dan perbekalan farmasi kepada masyarakat
dilakukan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No1027 /
MenKes / SK / IX / 2004, apotek adalah tempat tertentu tempat dilakukan
pekerjaan dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat.
G.

UML (Unified Modeling Language)
UML

(Unified

Modeling

Language)

adalah

bahasa

untuk

menspesifikasi, memvisualisasikan, serta mengkonstruksi bangunan
dasar dari sistem perangkat lunak, termasuk di dalamnya dengan
melibatkan pemodelan aturan-aturan bisnis (Nugroho, 2004:105).
Menurut Hariyanto (2004:259) UML (Unified Modeling Language)
adalah bahasa grafis untuk mendokumentasi, menspesifikasikan dan
membangun

sistem

menerapkan

banyak

perangkat
level

lunak.

UML

berorientasi

abstraksi,

tidak

bergantung

objek
proses

pengembangan, tidak bergantung bahasa dan teknologi, pemaduan
beberapa notasi diberagam metodologi, pengembangan UML dimulai
dari kerjasama Grady Booch dan James Rumbauh pada 1994 untuk
mengkombinasikan dua metodologi terkenal Booch dan OMT,
kemudian Ivar Jacobson pencipta metode OOSE (Object Oriented
Software Engineering) bergabung. Di dalam UML memiliki diagram

15

data notasi untuk menjelaskan secara visual mengenai elemen-elemen
pemodelan antara lain:
a. Use case diagram
Use

case

diagram

menggambarkan

fungsionalitas

yang

diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah ”apa” yang
diperbuat

sistem,

bukan

“bagaimana

“.

Sebuah

use

case

mempresentasikan sebuah interaksi antara aktok dan sistem. Simbolsimbul use case diagram diperlihatkan pada gambar 2.1
Simbol

Keterangan
Actor
Use Case
Undirectional association
Dependency /
Instantiates
Package

Generalization

Gambar 2.1 Notasi Use case diagram (sumber RPL: Rosa & Shalahuddin)

b. Class Diagram

16

Class Diagram menggambarkan struktur dan deskripsi Class,
Packge dan objek berserta hubungan satu sama lain seperti pewarisan,
asosiasi, dan lain-lain. Class memiliki tiga area pokok yaitu nama,
atribut, metode. Class Diagram membantu dalam visualisasi struktur
kelas-kelas dari suatu sistem dan merupakan tipe diagram yang paling
banyak dipakai. Class Diagram memperlihatkan hubungan antar kelas
dan penjelasan detail tiap-tiap kelas didalam model desain dari suatu
sistem. Class diagram disimbulkan seperti gambar 2.2

Simbol

Keterangan
Interface

17

Class
Undirectional association
Dependency / Instantiates
Package
Realize

Generalization

Association Class

Gambar2.2 Notasi Class Diagram (sumber RPL: Rosa & Shalahuddin)
c. Activity Diagram
Activity Diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalm
sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing aliran
berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka
berakhir.Activity Diagram juga dapat menggambarkan proses parallel
yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Dan dijelaskan dengan
simbul-simbul activitydiagram seperti gambar 2.3
Simbol

Keterangan
State
Activity
Start state

18

End state
State transition
Transition to self
NewState

Anchor note to item
NewState2
Horizontal synchronization

Vertical synchronization
Decision

Swimlane

Gambar 2.3 Notasi Activity Diagram (sumber RPL: Rosa & Shalahuddin)

H. System Development Life Cycle (SDLC)
System Development Life Cycle (SDLC) adalah menyusun suatu
sistem atau perangkat lunak yang benar-benar baru atau yang lebih sering
terjadi yaitu mempergunakan yang telah ada. Metode SDLC menggunakan
pendekatan sistem yang disebut pendekatan air terjun (waterfall
approach)yang menggunakan beberapa tahapan dalam mengembangkan
sistem (Supriyanto,2007:271). Seperti yang digambarkan pada gambar 2.4.

19

Tahap-tahap pengembangan sistem sesuai dengan SDLC meliputi tahapan
sebagai berikut:
1. Perencanaan sistem dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek lain
yang berkaitan dengan sistem, antara lain identifikasi data dan
informasi, identifikasi masalah yang ada, menentukan tujuan sistem
baik yang terkait secara langsung maupun tidak dengan sistem
informasi yang akan dibangun.
2. Analisa sistem merupakan telaah atas sistem berjalan dengan tujuan
untuk mendesain sistem baru atau menyempurnakan sistem lama.
Rincian tujuan dari tahapan analisis sistem adalah untuk :
a) membuat keputusan apabila sistem saat ini mempnyai masalah atau
sudah tidak berfungsi secara baik dan hasil analisisnya digunakan
sebagai dasar untuk memperbaiki sistem.
b) Mengetahui ruang lingkup pekerjaannya yang akan ditanganinya.
c) Memahami sistem yang sedang berjalan saat ini.
d) Mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya.
3. Perancangan sistem merupakan penentuan proses dan kebutuhan data
dari sistem yang baru. Langkah-langkah perancangan sistem antara
lain :
a) Data modeling, menggambarkan relasi tabel dengan menggunakan
class diagram.

20

b) Proses modeling, menggambarkan alur sistem yang berjalan dan
usulan sistem baru dengan use case diagram dan activity diagram.
c) Table design, menggambarkan struktur tabel yang akan digunakan
dalam perancangan sistem.
d) Form design, menggambarkan bentuk dan layout form input data
untuk dibuat ke dalam model GUI (Graphical User Interface).
4. Penerapan Sistem memiliki beberapa kegiatan pokok yaitu :
a) Memperoleh sumber daya hardware dan software.
b) Melakukan intalasi program yang telah dibuat.
c) Pengetesan program dengan cara stub testing (test terstruktur
kendali) dengan menggunakan dummy data (data semu).
d) Pengetesan program lanjut yaitu dilakukan dengan menggunakan
data sesungguhnya dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan
oleh analis sistem bersama-sama dengan user.
5. Pemeliharaan sistem bertujuan agar sistem informasi yang telah
diterapkan dapat mengikuti perkembangan dan perubahan yang ada
sehingga tujuan pengembangan sistem informasi tetap dapat dicapai.
Tahap

ini

meliputi

perbaikan

errors,

modifikasi

sistem

dan

penyempurnaan sistem.

Perencanaan
Sistem

21

Analisa Sistem

Desain/perancangan
Sistem
Penerapan/implementasi
Sistem
Perawatan Sistem

Gambar2.4 Metode pengembangan sistem SDLC

I.

Penelitian Terdahulu
Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Aditia Prihantara dalam
penelitian yang dimuat pada jurnal eSpeed Web 13 – Volume 2Nomor 2 –
2012 yang berjudul “Design dan Implementasi Sistem Informasi Apotek
pada Apotek Mitra Agung Pacitan”. Pada penelitian tersebut disebutkan
bahwa transaksi penjualan berlangsung secara cepat karena semua daftar
harga barang sudah terekam di dalam sistem informasi apotek tersebut.
Stok persediaan barang dapat dilihat dengan cepat dan akurat sehingga
22

kesalahan dalam laporan stok dapat dihindari dan memudahkan apoteker
saat memesan obat kepada supplier. Pencarian obat menjadi lebih mudah
karena menggunakan fasilitas searching di dalam sistem tersebut. Pemilik
apotek dapat meminta laporan rekap penjualan, laporan laba penjualan,
laporan stok dan laporan pembelian sewaktu-waktu tanpa harus melihat
catatan-catatan seperti saat masih menggunakan cara konvensional yang
membutuhkan banyak waktu. Sehingga hal ini sangat membantu pimpinan
dalam pengambilan keputusan.Dari revensi diatas menghasilkan laporan
penjualan obat dengan mudah dan pemilik dapat mengambil keputusan
untuk penambahan barang. Program yang digunakan PHP dan database
MySQL
Jurnal Muhammad Afrizal, 2008 yang berjudul “Sistem Informasi
Penjualan Obat - Obatan Pada Apotek Bhayangkara Medan”.Dijelaskan
bahwa ,permasalahan yang terjadi pada apotek terletak pada penggunaan
data dan informasi yangakurat. Penerapan suatu sistem data dan informasi
sebenarnya tidak terlepas dari penggunaan peralatan elektronik yang dapat
membantu manusia dalam proses penanganan sistem informasi. Apotek
memiliki kekurangan salah satunya dalam hal sistem informasi, yang
mengakibatkan kurangnya optimalitas dan serta efektifitas kerjabahkan
adanya kerugian yang ditanggung oleh pemilik Apotek itu sendiri. Laporan
yang dihasilkan pembuatan program untuk mengurangi kerugian yang

23

dikenakan pada pemilik apotek. Program yang digunakan PHP dan
MySQL.
Perbedaannya adalah saat obat terjadi jatuh tempo tanggal
kadaluarsa maka data obat tersebut akan masuk kebagian data-data
kadaluarsa dan saat persedian obat habis akan timbul warna guna menandai
persediaan habis dan akan masuk kedalam data-data persediaan, guna
untuk mencari dan membeli obat, sehinga bisa mudah di cetak/diprint
langsung, sehingga tidak ada kesalahan saat pemesanan obat. Pada
penulisan terdahulu belum ada data supplier sedangkan penulis ditambahi
data supplier.

J.

Kerangka Pikir
Kerangka pikir memudahkan suatu penelitian yang akan dikerjakan
supaya bisa akurat untuk suatu proses dalam pengamatan masalah,
sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.5.

24

Proses
Pengamatan
permasalahan

Analisis
Permasalahan
Masih mengunakan
sistem manual

25

Perancangan
Sistem

Pembuatan Aplikasi Sistem
Informasi Penjualan
Menggunakan Software Visual
Basic .Net

Aplikasi/produk

Uji Coba
berhasil

Revisi

Implementasi

kesimpulan
Gambar 2.5 Kerangka Pikir
METODE DAN PERANCANGAN SISTEM
VII. Metode Penelitian/Perancangan
A. Objek Penelitian

26

Objek penelitian yang dipilih oleh penulis adalah Apotek Sisehat
Farma yang beralamat jl. Boyolali – Klaten KM. 16 Trangkilan,
Jatinom, Klaten 57481.
B. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melalui melakukan tanya jawab
dengan karyawan Apotek Sisehat Sisma Farma untuk memperoleh
data tentang masalah-masalah yang timbul dengan sistem manual.
Masalah yang timbul adalah masih mengunakan sistem manual dan
sering terjadi kesalahan saat pembuatan laporan pendataan jenis
obat, data distributor, data tanggal kadaluarsa, dan data retur penjualan
2. Observasi
Observasi

dilakukan

untuk

mengamati

transaksi

antara

pelanggan dan karyawan serta proses pencatatan manual di Apotek
Sisehat Sisma Farma

3.

Studi Dokumentrasi
Studi dokumentasi suatu bentuk perolehan data yang bersumber
dari dokumen laporan-laporan dari Apotek Sisehat Sisma Farma,
yang berupa berkas-berkas penjualan, pembelian, data stok obat.

27

C.

Metode Perancangan Sistem
Metodologi yang digunakan untuk menganalisis dan menggambarkan
sistem adalah analisis dan desain terstruktur modern.Pengembangan
terhadap sistem menggunakan metode pendekatan waterfall. Pendekatan
ini dipilih karena pendekatan ini mempunyai struktur yang jelas dan terarah
dalam setiap tahapan perancangan dan implementasinya. Secara umum
metodologi pengembangan sistem ini dibagi menjadi beberapa tahapan,
antara lain:
1.

Perencanaan
Tahap perencanaan dilakukan :
a.

Mendefinisikan masalah dan kekurangan atau kelemahan pada
sistem perhitungan yang masih menggunakan manual yaitu
pencatatan laporan data jenis obat, data distributor, data tanggal
kadaluarsa, dan retur penjualan.

b. Identifikasi masalah dan alur sistem yang lama.
Identifikasi masalah dan alur sistem yang lama yaitu
pembuatan laporan data jenis obat, data distributor, data tanggal

28

kadaluarsa, dan retur penjualan masih menggunakan sistem
manual.
2.

Analisa Kebutuhan Sistem
Tahap analisa kebutuhan sistem dilakukan :
a. Penentuan tujuan pembuatan aplikasi.
Tujuan pembuatan aplikasi harus ditentukan agar siapa tahu
aplikasi-aplikasi apa yang akan digunakan sehingga tidak akan
ada penambahan aplikasi lain
b. Penentuan solusi atau fitur-fitur yang akan diberikan pada
aplikasi yang akan dibuat, fitur-fiturnya seperti penjelasan obat
dan nama distributor

3. Desain Sistem
Tahap desain sistem:
a. Membuat

pemodelan

proses,

yaitu

menggambarkan

perancangan alur sistem baru dengan menggunakan use case
dan activity diagram.
b. Melakukan pemodelan data dengan merancang pemodelan
database menggunakan class diagram.
c. Membuat desain antar muka aplikasi
4. Implementasi

29

a. Mempersiapkan

sumber

daya

(hardware,

software)

yang

dibutuhkan
b. Menerapkan program sistem informasi di Apotek Sisehat Sisma
Farma.
5. Pengujian
Tahapan pengujian dilakukan pengujian terhadap fitur-fitur
aplikasi yang sudah ditentukan sebelumnya
6. Perawatan
Tahap

perawatan

merupakan

tahapan

penerapan

dan

pemeliharaan sistem yang sudah dibuat. Tahapan ini tidak dilakukan
karena membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya.

VIII. Jadual Penelitian

30

No

Nama Kegiatan

1

Pengumpulan Kebutuhan

2

Analisis Sistem

3

Desain Sistem

4

Implementasi dan Eksekusi

5

Pengujian

6

Penyusunan Laporan Skripsi

Waktu Pelaksanaan (Bulan)
1

2

3

4

5

IX. DAFTAR PUSTAKA

31

Afrizal,Muhammad. 2008. “Sistem InformasiPenjualan Obat - Obatan Pada
ApotekBhayangkara Medan”. Jurnal ilmiah FMIPA
Baridwan, Zaki. 2004. Intermadiate Accounting. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.
Fathansyah.(2005). Sistem Basis Data, Cetakan Pertama. Penerbit Informatika,
Bandung.
Hartono,J, 2002. Pengenalan Komputer. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Hartono.2004.Pengenalan Komputer,Dasar Komputer, Pemrograman,
Informasi dan Intelegensi Butan. Yogyakarta: Penerbit Andi

Sistem

Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta:PenerbitAndi.
Menteri Kesehatan No1027/MenKes/SK/IX/2004
Mulyadi. (2001). Sistem Akuntansi, edisi ke-3. Salemba Empat, Jakarta.
Nugroho.2010. Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML dan java. Bandung:
Penerbit Andi
Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000.
Peraturan Menteri No.1332/Menkes/SK/X/2002
Prihantara,Aditya.2012. “Design dan Implementasi Sistem Informasi pada Apotek
Mitra Agung Pacitan”. eSpeed Web 13 – Volume 2Nomor 2 – SR.
Soemarso. 2004. Akuntasi Suatu Pengantar. Jakarta : Salemba Empat.
Supriyanto. 2007. Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta : Salemba Infotek
Sutabri, Tata. 2007. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sutanta, Edhy. 2004. Pengantar Teknologi Informasi. Graha Ilmu, Yogyakarta

32

Ukas, Maman. 2004. Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung: Penerbit
Agnini.
Zulkifli,Sunarto. 2003. Dasar-dasar Akuntansi Perbankan Syariah: penerbit zikrul
hakim.

33