METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN REKONDISI A

METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN
LOKASI
SUMBER DANA
TAHUN
ANGGARAN
A.

REKONDISI ACCES ROAD DARI KANTOR STAFF SAMPAI GEDUNG
PKP-PK = 2.700 M2
: BANDAR UDARA Dr.FERDINAN LUMBANTOBING - TAPTENG
:

: APBN KEMENTRIAN PERHUBUNGAN
: 2013

LINGKUP PEKERJAAN :
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN.
II. PEKERJAAN KONSTRUKSI AKSES ROAD
III. PEKERJAAN BAHU JALAN


B. METODA KERJA :
I.

PEKERJAAN PENDAHULUAN :
Pekerjaan Pendahuluan ini adalah meliputi pekerjaan-pekerjaan :
1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan
Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan ini adalah Pekerjaan untuk
mengadakan dan pengiriman peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan pada proyek ini.
Mobilisasi adalah untuk pengiriman alat-alat yang dibutuhkan pada saat
pekerjaan konstruksi belum dimulai, termasuk pengiriman tenaga personil
kontraktor kelapangan. Pekerjaan ini dilaksanakan paling lambat 30 hari
kalender setelah SPMK ditandatangani, atau sesuai dengan syarat-syarat
perjanjian kontrak yang ditandatangani pihak Pemberi kerja dan Kontraktor
Pelaksana.
Demobilisasi adalah pekerjaan Pengembalian alat-alat yang digunakan untuk
proyek ini, setelah pekerjaan konstruksi selesai dilaksanakan semuanya.
Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi ini dibayar dengan harga satuan
lumpsum.
2. Photo Dokumentasi

Pekerjaan Photo Dokumentasi ini adalah kegiatan pembuatan photo-photo
dokumentasi mulai dari photo-photo dokumentasi keadaan lapangan sebelum
dikerjakan atau photo 0%, kemudian photo dokumentasi pada saat pekerjaan
konstruksi dilaksanakan atau yang disebut photo sedang dikerjakan, dan photo
dokumentasi setelah pekerjaan konstruksi selesai dilaksanakan atau photo
100%, sehingga photo-photo dokumentasi ini dilaksanakan dalam 3 (tiga) phase.
Semua photo-photo dokumentasi ini di simpan dan pada saat berita acara
pembayaran 100%, photo dokumentasi ke tiga phase tersebut akan diserahkan
kepada direksi pekerjaan dalam satu set.
Mata pembayaran pekerjaan ini dibayar dengan harga satuan Set.
3. Pembuatan Pelaporan.
Pekerjaan pembuatan pelaporan, Shop Drawing dan As built Drawing ini adalah
pekerjaan atau kegiatan administrasi proyek. Semua kegiatan pelaksanaan
proyek ini akan di rekam atau dicatat dan dibuatkan sebagai laporan, mulai dari
laporan harian, yang akumulasinya menjadi laporan mingguan, dan akumulasi

laporan mingguan menjadi laporan bulanan. Kami pihak kontraktor pelaksana
akan menyiapkan satu buku laporan yang disebut Buku Harian Standard (BHS)
yang merekam semua kegiatan pelaksanaan proyek ini setiap hari.
Shop drawing adalah kegiatan untuk membuat gambar-gambar untuk pedoman

pelaksanaan dilapangan yang telah disetujui dan ditanda tangani oleh masingmasing pihak. Dasar pembuatan Shop drawing ini adalah hasil survey atau
pengukuran lapangan.
As Built Drawing adalah kegiatan pembuatan gambar-gambar konstruksi yang
telah dilaksanakan dilapangan.
Semua dokumen ini harus disetujui dan ditanda tangani masing-masing pihak,
yaitu pihak Kontraktor pelaksana, Pihak Konsultan Pengawas, dan Pihak
pemberi pekerjaan atau Direksi Pekerjaan.
Mata pembayaran untuk pekerjaan ini di bayar dengan dengan harga satauan
Paket.
4. Papan Informasi Pekerjaan
Pekerjaan Papan Informasi Pekerjaan adalah Pekerjaan Pembuatan Plank Nama
Proyek yang berisikan tulisan informasi tentang data-data proyek secara singkat
antara lain :
a. Nama Pemilik Proyek
b. Nama Pekerjaan
c. Besar atau nilai Proyek
d. Sumber Dana
e. Tahun Anggaran
f. Perusahaan Pelaksana Pekerjaan
g. Waktu Penyelesaian Pekerjaan

h. Dan lain-lain sesuai dengan yang ditentukan dalam Spesifkasi Teknis dan
gambar serta ukuran yang telah ditetapkan untuk item Pekerjaan Pembuatan
Papan Informasi Pekerjaan.
Tujuan dari Papan Informasi Pekerjaan ini adalah untuk memberikan informasi
dan uraian secara singkat tentang proyek yang sedang dilaksanakan.
Mata pembayaran untuk pekerjaan ini dibayarkan dengan harga satuan Paket.

5. Pekerjaan Kendali Mutu/Pengujian Material (JMD,JMF,Coredrill,Test
Marshal, dll)
Pekerjaan Kendali Mutu/pengujian Material (JMD, JMF, Core drill, Test Marshal,
dll) ini adalah kegiatan pengendalian mutu atau kualitas pekejaan, sebelum
material yang akan digunakan untuk proyek ini di kirim atau ditentukan
sumbernya, terlebih dahulu dilakukan pengujian laboratorium untuk
memastikan material yang akan digunakan nantinya dapat memenuhi spesifkasi
teknis yang telah ditetap dalam kontrak.
Demikian juga dengan material-material yang dihasilkan dari pencampuran dari
berbagai material yang di produksi dari Batching plan, kami terlebuh dahulu
menyiapkan pengujian laboratorium untuk mendapatkan hasil pencampuran
material yang terbaik dan memenuhi seluruh standar spesifkasi teknis yang
telah ditentukan dalam kontrak yang disebut dengan Job Mix Design (JMD).

Yang kemudian berdasarkan Job Mix Design dapat dibuat lagi hasil
pencampuran atau Grading terbaik sesuai dengan satuan ukuran yang dapat

diterapkan dilapangan sebagai acuan pelaksanaan produksi material dari
batching Plan yang kemudian disebut sebagai Job Mix Formula (JMF).
Selama periode pelaksanaan pekerjaan, kami sebagai kontraktor pelaksana juga
tetap melakukan pengendalian mutu, atau pengujian material yang sudah
dikerjakan untuk menjadi kontrol hasil pekerjaan, yang disebut dengan core drill
dan test marshal untuk setiap pengiriman material dalam batas kuantitas atau
jumlah volume tertentu sesuai dengan yang ditentukan dalam spesifkasi Teknis
dalam kontrak.
Mata pembayaran untuk pekerjaan ini dibayarkan dengan harga satuan Paket.

II. PEKERJAAN KONSTRUKSI :
Pekerjaan Konstruksi ini adalah pekerjaan yang menjadi pekerjaan utama dalam
proyek ini, yang meliputi :
1. Pengukuran sebelum sampai dengan sesudah pekerjaan
Pekerjaan Pengukuran sebelum dan sesudah pekerjaan ini adalah kegiatan
survey lapangan pada awal pekerjaan. Pada pekerjaan ini Pihak Kontraktor
Pelaksana bersama-sama dengan Pihak Pemberi pekerjaan, dengan atau

Konsultan Pengawas yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan untuk mewakilinya
mengawasi seluruh pelaksanaan proyek ini, melakukan survey lapangan atau
pengukuran, termasuk penentuan lokasi dan setting out dan pembuatan center
line alinemen jalan yang hendak dikerjakan, serta penentuan atau pembuatan
titik-titik simpanan atau Bens Mark (BM).
Seluruh data data atau hasil pengukuran ini dituangkan dalam gambar shop
drawing untuk menjadi pedoman pelaksanaan pekerjaan kontruksi pada proyek
ini, dan sebagai dasar penghitungan kuantitas pekerjaan yang hendak
dilaksanakan atau yang disebut Rekayasa Lapangan atau Mutual Check Awal
(MC 0).
Sesudah pekerjaan konstruksi selesai seluruhnya dilaksanakan, kemudian
dilakukan lagi pengukuran atau survey lapangan sesudah pekerjaan, kegiatan ini
dilaksanakan untuk memastikan seluruh hasil pekerjaan termasuk kuantitas
pekerjaan apakah sudah sesuai dengan design atau kontrak.
Pekerjaan pengukuran ini tidak hanya dilakukan pada saat sebelum dan sesudah
pekerjaan konstruksi dilaksanakan, namun pada saat periode pelaksanaan atau
pekerjaan sedang dilaksanakan juga perlu dilakukan pengukuran-pengukuran
untuk mengontrol ketepatan pekerjaan sesuai dengan gambar design, untuk
menjaga kualitas pekerjaan. Petugas untuk pekerjaan ini, kami sebagai pihak
kontraktor pelaksana telah mempersiapkannya sebagai juru ukur yang

berpengalaman sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen lelang.
Mata pembayaran item ini dibayar dengan harga satuan meter persegi (M2).
2. Pekerjaan Galian Tanah T – 40 Cm.
Pekerjaan Galian Tanah T – 40 Cm yang dimaksud dalam item pekerjaan pada
proyek ini adalah galian tanah yang dilaksanakan untuk daerah penempatan
lapisan sirtu padat dan konstruksi diatasnya untuk perbaikan atau rekondisi
jalan yang akan dibangun. Galian ini mengunakan alat excavator, atau pengali
mekanis lainnya. Bahan material galian tanah dapat digunakan kembali sebagai
timbunan tanah kembali apa jenis material tanah tersebut memenuhi syarat,
sesuai dengan yang diisyaratkan dalam spesifkasi teknis, namun apabila jenis
material galian tidak memenuhi syarat teknis, maka material galian harus
disingkirkan dan dibuang ketempat yang telah ditentukan atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Teknis atau Konsultan Pengawas. Segera setelah penggalian
tanah dasar untuk daerah jalan yang hendak dibangun telah dilaksanakan
sebatas panjang tertentu, tanah dasar atau permukaan tanah bekas galian harus

dipadatkan hingga kepadatan dan CBR yang telah ditentukan sesuai dengan
spesifkasi teknis.
Mata pembayaran untuk pekerjaan ini dibayar dengan harga satuan M3 (meter
kubik).

3. Pekerjaan Sirtu Padat.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang tercakup dalam item pekerjaan ini terdiri dari melengkapi
semua perlengkapan peralatan, serta bahan kerja untuk melaksanakan semua
pekerjaan yang berhubungan dengan pembuatan lapisan sirtu padat dengan
tebal sesuai persyaratan kontrak dan spesifkasi teknis serta gambar-gambar
yang dipergunakan dan disetujui.
Bahan
Bahan sirtu padat harus terdiri dari material yang mempunyai partikel dengan
tingkat kekerasan atau fragmen dengan butiran agregat yang terdiri dari
campuran sirtu, batu pecah, kerikil atau material sejenis dari sumber yang telah
disetujui oleh Konsultan pengawas dan Direksi pekerjaan. Ukuran agregat sirtu
harus sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan dalam spesifkasi teknis
untuk pekerjaan ini atau berdasarkan standar yang digunakan dalam spesifkasi
teknis.
Material – material tersebut harus bersih dari humus, lumpur, lempung yang
berlebihan serta bahan organik lainnya.
Cara Pelaksanaan
Lapisan sirtu harus hampar lapis demi lapis dengan ketebalan perlapisan
minimal 7,5 cm sampai dengan 20 cm setelah dilakukan pemadatan.

Karena bahan itu dihampar rata maka harus mempunyai ketebalan yang sama
dan tidak diperkenankan adanya tempat-tempat yang mengalami segregation.
Sirtu padat tidak boleh dihamparkan lebih dari 2.000 meter persegi sebelum
digilas, kecuali dinyatakan lain oleh Konsultan Pengawas atau Direksi
pekerjaan.
Tiap penyiraman air yang diperlukan harus dijaga dalam batas-batas yang
dipersyaratkan. Bahan sirtu tidak boleh ditempatkan di atas lapisan yang lunak
atau berlumpur.
Sebelum penempatan dan penghamparan berlangsung, tindakan-tindakan
pencegahan dilaksanakan untuk menjaga agar bahan-bahan yang tidak
diinginkan tidak tercampur kedalam campuran lapisan sirtu.
Penyelesaian dan Pemadatan
Sesudah penghamparan atau pengadukan bahan sirtu, harus benar-benar
dipadatkan dengan Vibro Roller dan menambah air, jika perlu.
Diperlukan pemadatan yang cukup memadai yaitu dengan menggunakan alat
vibratory rollers seberat 14 ton lalu smooth wheel rollers dengan berat
minimum 12 ton untuk melayani kecepatan perletakan dan penghamparan dari
bahan sirtu itu. Dalam hal lokasi sulit diperoleh peralatan tersebut (vibrator),
dapat diganti peralatan lain dengan persetujuan Konsultan Pengawas atau
Direksi Pekerjaan, tetapi tidak mengurangi mutu. Pemadatan harus

berlangsung tahap demi tahap dari dan ke arah jalur yang sedang dihampar,
dan tiap - tiap jalur dengan arah longitudinal harus digilas secara berlapis
(overlapping), paling sedikit setengah lebar unit penggilasan.

Banyaknya gilasan yang diperlukan minimum 6 gilasan (passes) atau lebih
sehingga permukaan lower sirtu memiliki nilai CBR minimum 25%.
Penggilasan harus berlangsung sampai bahan itu tersusun dan stabil benarbenar, serta bahan sirtu telah dipadatkan sehingga kepadatannya adalah 95%
kepadatan maksimum pada kadar air optimum sebagai yang ditetapkan oleh
ASTM D-1557 Blending dan rolling harus dilakukan bergantian, menurut
keperluan / petunjuk untuk memperoleh satu subbase yang rata, halus dan
dipadatkan secara merata pula. Lapisan itu tidak boleh digilas pada waktu
dasar lapisan lunak atau berlumpur atau jika penggilasan menimbulkan
gelombang di lapisan sirtu.
Jika penggilasan menghasilkan ketidakrataan yang melebihi 12 mm apabila
diuji dengan tongkat lurus dari 3 meter, maka permukaan yang tidak rata harus
digusur untuk kemudian ditimbun kembali dengan bahan yang sama seperti
yang dipakai dalam menyusun lapisan itu dan digilas lagi seperti tersebut
diatas.
Penambahan air selama penggilasan apabila perlu, harus dalam jumlah tertentu
serta dengan peralatan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atau Direksi

Teknis pekerjaan.
Pemadatan lapisan terakhir diberi siraman air yang ringan dan digilas dengan
Vibro roller seberat 12 ton, agar lapisan sirtu menjadi rata dan padat.
Pengendalian Mutu /Test Material Lapangan
Test Pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi
persyaratan spesifkasi. Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali
dengan bahan Sirtu dipadatkan dengan sempurna, harus dikerjakan oleh
kontraktor dibawah pengawasan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis.
Untuk Laporan hasil uji kepadatan lapangan, harus memuat tentang titik
koordinat dan elevasi hasil pengujian tersebut.
Mata Pembayaran untuk Pekerjaan ini dibayar dengan harga satuan meter
kubik (M3) sesuai dengan volume pekerjaan dilapangan berdasarkan berita
acara pemeriksaan lapangan.
4. Pekerjaan Base Course.
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari melengkapi semua perlengkapan, peralatan, bahan
dan kerja serta melaksanakan semua pelaksanaan yang berhubungan dengan
pembangunan base course setebal 15 cm sesuai dengan persyaratan kontrak,
spesifkasi serta gambar yang telah digunakan dan disetujui.
Bahan
Aggregate harus terdiri dari batu pecah, fne aggregate yang merupakan hasil
screening yang diperoleh dari pemecahan batu (minimum pecah 3 sisi).
Batu pecah dari batu gunung, batu kali yang dipecah sedemikian hingga
butirannya yang ukurannya sesuai dengan persyaratan dan harus bebas dari
kelebihan bahan - bahan yang gepeng/ fat, panjang / elongated, lunak atau
hancur, kotor dan bahan lainnya yang tidak diinginkan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kami akan melakukan uji pemadatan di luar
area yang akan dikerjaan dengan Konsultan Pengawas dan Direksi teknis
pekerjaan. Uji pemadatan dimaksudkan untuk mengetahui jumlah lintasan
optimum sehingga tercapai nilai kepadatan dan CBR minimum 25% sesuai
dengan yang disyaratkan. Luas area untuk uji pemadatan minimal 3 m x 30 m
yang dibagi menjadi 3 segmen, dimana perbedaan tiap segmen adalah pada
jumlah lintasan pemadatan. Selanjutnya dari hasil uji pemadatan apabila sudah
memenuhi persyaratan, maka dijadikan dasar dalam pelaksanaan. Namun

apabila hasil uji pemadatan tidak memenuhi persyaratan, maka uji pemadatan
dapat di ulang kembali.
Pelaksanaan Penghamparan
Bahan aggregate base course harus ditempatkan di underlying course
sedemikian rupa untuk memperoleh adukan base yang sesuai dengan susunan
gradasi dengan kadar air yang disyaratkan, dan dalam jumlah tertentu untuk
mencapai tebal lapisan aggregate base course serta kepadatan sesudah
dipadatkan.
Bahan itu harus dibentuk menjadi bagian yang sama / uniform section.
Kontraktor bersama-sama dengan Konsultan pengawas dan direksi teknis
pekerjaan akan menguji adukan untuk menetapkan bahwa pengadukan tersebut
lengkap dan lagi memuaskan dan kadar air yang telah sesuai dengan
persyaratan harus dijaga benar-benar sebelum pemadatan dimulai.
Tidak diadakan penghamparan kecuali jika telah disetujui. Harus dijaga benarbenar supaya bahan dari underlying course tidak tercampur teraduk dengan
bahan aggregate base course.
Apabila perlu, aggregate base course harus digaru hingga diperoleh permukaan
yang rata, dan sama, lurus kemiringan dan cross section sampai adukan ini
dalam keadaan yang baik untuk pemadatan.
Cara Pemadatan
Lapisan aggregate base course harus dilaksanakan berlapis-lapis yang tebal
setiap lapisannya anatar 6 cm sampai dengan 10 cm.
Gradasi aggregate yang sudah ditebarkan harus seragam dan tidak
mengandung pemecahan- pemecahan atau unsur-unsur bahan yang halus
ataupun kasar pada suatu tempat. Aggregate dimaksudkan tidak boleh ditebar
melebihi 1500 meter persegi sebelum digilas, kecuali diperkenankan oleh
Konsultan Pengawas atau direksi teknis pekerjaan.
Tidak ada bahan apapun boleh ditempatkan dipemukaan yang lunak atau
berlumpur.
Kontraktor diwajibkan mengadakan test untuk menetapkan kepadatan
maksimum serta kadar air yang dari pada aggregate base course. Bahan
aggregate base course harus mempunyai kadar air yang memuaskan pada saat
pengilasan dimulai.
Setiap perbedaan kecil harus dibetulkan dengan pembasahan (penambahan air)
jika dipandang perlu. Selama pekerjaan penempatan dan penebaran
berlangsung, maka disyaratkan untuk mencegah tercampurnya bahan untuk
subgrade, subbase atau shoulder dalam adukan / aggregate base course.
Penyelesaian Pemadatan
Konstruksi base coure dikerjakan berlapis-lapis tersebut sedemikian dapat
mencapai struktur yang homogen, kemudian dipadatkan dengan menggunakan
Smoothwheel Rollers dengan berat 8 – 12 ton, Pneumatic Tire Roller dan Vibro
Roller sampai benar-benar padat dan jika perlu dengan penambahan air.
Kami akan menyediakan mesin penggilas dalam jumlah yang mencukupi untuk
pelaksanaan yang memuaskan bagi pemadatan bahan yang telah ditempatkan /
dihamparkan seperti disyaratkan di atas. Penggilasan harus berlangsung
bertahap dari tepi-tepi ke pusat jalur yang sedang dilaksanakan dari satu sisi
menuju ke arah bahan yang telah ditebarkan sebelumnya dengan overlapping
uniformly tiap jejak roda belakang yang terdahulu dengan setengah lebar jejak
semacam itu dan seterusnya sampai daerah lapisan seluruhnya selesai digilas
oleh roda belakang. Penggilasan dilakukan terus menerus sampai batu itu
benar-benar tersusun baik, celah-celah antara bahan dikurangi sampai jumlah
minimum sehingga gerakan batu didepan
penggilasan penggilasan tidak
kelihatan lagi.

Pengendalian Mutu dan pengujian Lapangan
Test Pengendalian mutu dan pengujian lapangan harus dilaksanakan untuk
memenuhi persyaratan spesifkasi oleh kontraktor dibawah pengawasan
Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis. Apabila kesusutan base course lebih
dari 10 mm Kami sebagai Kontraktor harus memperbaiki daerah-daerah itu
dengan cara mengupas menambah campuran base yang memadai, menggilas,
membuat bentuk kembali dan menyelesaikan sesuai dengan persyaratan teknis
pelaksanaan ini.
Kami akan mengganti atas biayanya, atas bahan base ditempat-tempat yang
dibor untuk keperluan pengetesan. Berikut persyaratan pengendalian di
lapangan. Laporan hasil uji kepadatan lapangan, harus memuat tentang titik
koordinat dan elevasi hasil pengujian tersebut.
Mata pembayaran pekerjaan ini dibayar dengan harga satuan meter kubik (M3)
dengan kuantitas sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan Lapangan.
5.

Pekerjaan lapis Perekat (Prime Coat)
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini terdiri dari memperlengkapi semua peralatan, bahan dan kerja
serta melaksanakan semua kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan bahan
aspal pada lapisan aggregate base course yang disiapkan sebelumnya yang
tercantum pada persyaratan kontrak serta sesuai dengan persyaratan teknis
dan gambar-gambar yang dapat digunakan.
Bahan
Jenis asphalt untuk Prime Coat ini adalah Asphalt Cement 60/70 komposisi
sesuai hasil tes viscositas, perihal bahan-bahan dilaksanakan dengan memakai
pressure distributtor yang memenuhi syarat. Pemakaian asphalt jenis lain hanya
dibenarkan dengan ijin Pejabat Pembuat Komitmen / Direktorat Bandar Udara.
Dalam garis besarnya, jumlah bahan asphalt tergantung dari texture dari base
course, dan banyaknya berkisar 2,5 kg/m 2 jika terlalu pekat dapat diijinkan
menggunakan bahan pengencer secukupnya.
Prime Coat dapat disemprotkan hanya apabila permukaan yang ada tetap
kering tetapi kelembaban cukup untuk memperoleh penyebaran bahan asphalt
yang merata pada waktu suhu udara berada di atas 15 ° C dan apabila cuaca
tidak berkabut atau hujan.
Peralatan yang digunakan adalah meliputi sapu listrik atau peniup listrik atau
compressor, sebuah distributor bahan asphalt yang otomatis serta peralatan
untuk memanaskan bahan asphalt, serta peralatan-peralatan tambahan yang
diperlukan untuk menyelesaikan bagian ini, dioperasikan sedemikian hingga
temperatur asphalt pada kepanasan yang merata dapat digunakan secara
seragam pada kelebaran permukaan yang berbeda-beda dengan perbandingan
yang sudah ditentukan serta terawasi dari 0.20 sampai 7.50 kg.
Perlengkapan distributor berisikan sebuah alat pengukur volume yang seksama
atau calibrated, serta sebuah thermometer untuk mengukur suhu isi tangki.
Menjelang digunakan bahan utama, semua kotoran dan benda lainnya yang
tidak diinginkan disingkirkan dari permukaan dengan sapu listrik atau alat
peniup seperti ditentukan.
Bahan untuk priming, digunakan dengan bantuan sebuah distributor dengan
perbandingan seperti yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan direksi

teknis pekerjaan serta suhu dalam tahap yang dispesifkasikan dalam
persyaratan teknis pelaksanaan ini. Setelah penggunaan ini selesai maka
permukaan yang telah diprime, dibiarkan mengering selama 48 jam tanpa
diganggu, atau selama waktu yang diperpanjang/diperpendek menurut
keperluan untuk membiarkan prime itu kering hingga tidak akan terbawa oleh
lalu-lintas peralatan, masa atau jangka waktu lain yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas dan direksi teknis pekerjaan. Kemudian permukaan itu dijaga oleh
pelaksana kami sampai pekerjaan lapisan berikutnya dimulai. Kami tetap
melindungi permukaan yang sudah diprime terhadap kerusakan selama masa
itu, termasuk menyediakan dan menghamparkan pasir yang diperlukan untuk
menghapus bahan asphalt yang berkelebihan.
Mata pembayaran ini dibayar dengan harga satuan Kg/m2 sesuai dengan Berita
Acara Pemeriksaan lapangan.
6.

Pekerjaan Aspal AC, tebal 5 cm
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang tercakup dalam item pekerjaan ini terdiri dari penyediaan
pekerjaan asphalt mixing plant, equipment dengan material serta pelaksanaan
pekerjaan yang berhubungan dengan pemasangan dan penghamparan lapisan
aspal hotmix sesuai dengan tebal lapisan sesuai dengan gambar, ketentuan dan
syarat kontrak serta sesuai dengan spesifkasi ini.
Bahan
Aspal
Jenis aspal yang digunakan untuk pekerjaan ini sesuai dengan kondisi iklim di
Indonesia adalah AC 60/70.
Prosentasi berat aspal yang dipergunakan pada campuran aspal hotmix dibuat
berdasarkan hasil analisa saringan agregat dan percobaan campuran
sebagaimana yang termuat dalam Job Mix Formula yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan direksi teknis pekerjaan.
Jenis spesifkasi dan suhu campuran untuk aspal adalah sebagai berikut :
Penetration grade 60 – 70. Spesifcation ASTM D 946, Kadar Parafn kurang
dari 2 %, Mixing Temperature ditentukan berdasarkan tes viscositas atau
biasanya 150° C - 160° C.
Agregat terdiri dari batu pecah, screenings, bahan lain, butiran-butiran,
material-material yang disetujui yang mempunyai sifat dan kualitas yang sama
dan memenuhi semua persyaratan bila dicampurkan dalam batas gradasi
tersebut diatas. Agregat kasar terdiri dari bahan yang bersifat tahan aus/keras
dan bebas dari lapisan (coatings) yang melekat dan sesuai ketentuan-ketentuan
dari persyaratan A.S.T.M. D-692-79, A.S.T.M.D-693-77. Course agregat bila di
test berdasarkan Los Angeles Abrassion Test, tidak boleh hilang lebih dari
25 %.
Agregat halus tidak boleh mengandung pasir alami lebih dari 15 persen
terhadap total berat agregat. Jika digunakan, pasir alami harus memenuhi
persyaratan ASTM D 1073 dan memiliki plasticity index maksimum 6 % dan
liquid limit maksimum 25 % bila diuji sesuai dengan ASTM D 4318.
Agregat halus harus memiliki nilai sand equivalent minimum 65 % bila diuji
sesuai dengan ASTM D 2419. Agregat halus tidak boleh mengandung pasir
alami lebih dari 15 % terhadap total berat agregat sesuai persyaratan ASTM D
1073. Kotoran organik maximum 3% bila diuji dengan ASTM C.4079

Filler
Bila fller merupakan tambahan yang diperlukan pada agregat yang ada maka
harus terdiri dari debu batu pecah. Portland cement atau bahan lain yang
disetujui. Material Filler harus memenuhi persyaratan dari A.S.T.M D. 242.
Stockpiling Agregat
Agregat disimpan sedemikian rupa sehingga mencegah adanya segregasi dan
longsoran. Stockpiling Agregat diatur sedemikian rupa hingga lapisan - lapisan
tidak melebihi satu meter, diatas dasar yang keras dan bersih dengan tidak
lebih dari 5 prosen kemiringan.
Course agregat dan fne agregat di tempat penimbunan akan dipisahkan oleh
sekat atau alat lain dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen dan
sekeliling timbunan dibuat drainage yang baik. Bagian tengah dasar dari
tempat penyimpanan agregat merupakan titik tertinggi untuk pengeringan
kadar air yang berkelebihan. Agregat yang menjadi segregasi atau kotor
dengan bahan dipindahkan atau diproses lagi, atau dipisahkan dari material
berkualitas yang dapat diterima atas biaya kontraktor sendiri.
Gradasi Agregat
Gradasi agregat untuk aspal hotmix dibuat berada dalam batas - batas dalam
tabel berikut :
Tabel 3.6.5 Gradasi Agregat AC dan ATB
Lolos Saringan Persentase
Terhadap Berat
Saringan A.S.T.M
ATB
AC
Max. 1”
Max. 3/4”
1” (25.0 mm)
100
100
¾” (19.0 mm)
82 – 100
100
½” (12.5 mm)
70 – 90
75-95
3/8” (9.5 mm)
60 – 82
60 – 82
No.4 (4.75 mm)
42 – 70
42 – 70
No. 10
30 – 60
30-60
No. 40
15 – 40
15-40
No. 80
8 – 26
8 – 26
No. 200
3–8
3–8
Bituminous percent
Kadar Bitumen dari mixture diperhitungkan dari berat mixture seluruhnya,
untuk persyaratan Gradasi agregat dan kadar bitumen disamping hal - hal
tersebut, dapat pula dipakai komposisi lain sesuai dengan persyaratan Teknis
yang berlaku umum (A.S.T.M) tebal lapisan yang dilaksanakan, serta atas
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
Gradasi
Dalam tabel tadi menunjukan batas - batas yang akan menentukan agregat
yang dipersyaratkan untuk dapat dipakai dari sumber pengadaan.
Gradasi yang ditentukan terakhir di dalam batas yang ditetapkan dalam tabel
tersebut harus dipilih merata dari yang course sampai fne dan tidak boleh
dari batas terendah dari suatu sieve sampai batas tertinggi dari sieve - sieve
yang berdekatan atau sebaliknya.

Untuk mengetahui prosentasi dari seluruh material yang lolos saringan No.
200, suatu sample dari course agregat dan fne agregat harus dicuci. Dari
jumlah material yang lolos saringan No. 200 minimum separuhnya harus
lolos saringan No. 200 dengan dry sieving.
Meskipun diatur dengan komposisi limit yang, telah ditetapkan masih perlu
juga pengawasan teliti terhadap bahan - bahan yang dipakai untuk
pelaksanaan disesuaikan dengan Job Mix Formula.
Temperatur untuk mixing dan pemadatan pada prinsipnya didapatkan dari
hasil tes viscositas aspal, secara umum untuk AC 60/70 temperatur mixing
dan pemadatan sebagai berikut :
Mixing temperature

Laying temperature
Rolling temperature

: Aspal cement 149° C - 160° C.
: Agregat 160° C - 170° C. Temperature agregat
tak boleh lebih dari 14° C diatas temperature
aspal cement.
: Antara 135° C - 155° C
: Seperlunya untuk memperoleh feld
density yang dimaksud tetapi tidak boleh
kurang dari 122° C . (sesuai hasil trial
compaction).

Trial Compaction
Sebelum dilaksanakan pelaksanaan pekerjaan, Kami terlebih dahulu
melakukan uji pemadatan di luar area yang akan dikerjaan dengan
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Uji pemadatan dimaksudkan untuk
mengetahui jumlah lintasan optimum sehingga tercapai nilai kepadatan
lapangan sesuai dengan yang disyaratkan. Luas area untuk uji pemadatan
minimal 3 m x 30 m yang dibagi menjadi 3 segmen, dimana perbedaan tiap
segmen adalah pada jumlah lintasan pemadatan. Selanjutnya dari hasil uji
pemadatan apabila sudah memenuhi persyaratan, maka dijadikan dasar
dalam pelaksanaan. Namun apabila hasil uji pemadatan tidak memenuhi
persyaratan, maka uji pemadatan dapat di ulang kembali.
Persiapan dan Pelaksanaan
Sebelum campuran aspal hotmix dihamparkan, maka permukaan lapisan
yang ada, dibersihkan dari material yang terlepas dengan sweeper yang
dilengkapi blower atau mesin compressor. Hanya diijinkan menghampar
campuran aspal hotmix di atas lapisan yang kering, yang dalam keadaan baik
dan hanya pada waktu cuaca baik.
Machine Spreading atau Asphalt Finisher
Setelah sampai ditempat pelaksanaan hotmix dimasukkan/ dituang kedalam
Aspahalt Finisher dan segera dihamparkan selebar yang telah ditetapkan.
Selanjutnya digilas dengan tinggi lapisan yang merata sehingga bila
pekerjaan selesai akan memenuhi tebal yang ditetapkan dan sesuai dengan
grade dan surface contour yang ditetapkan. Kecepatan paver diatur agar
campuran aspal hotmix tidak melesak dan terkoyak (pulling dan tearing).
Campuran aspal hotmix dihamparkan memanjang dengan minimum 3m.
material dihamparkan tapi tidak boleh dibiarkan tanpa digilas 2 jam sesudah
dihampar.
Pemadatan
Sesudah penghamparan yang telah mendapatkan persetujuan dari Pejabat
Pembuat Komitmen hot mix segera dipadatkan seluruhnya dan merata

dengan mesin gilas. Penggilasan dimulai segera setelah penghamparan,
hingga tidak menyebabkan displacement atau retak rambut.
Pada jalur
hamparan pertama penggilasan dimulai pada kedua tepinya dan diteruskan
kearah tengah jalur. Pada jalur yang dihamparkan berikutnva, penggilasan
dimulai dari sisi sebelah luar menuju ke arah jalur yang telah selesai
dipadatkan.
Selanjutnya sisi lainnya digilas dan diteruskan menuju ketengah jalur
tersebut. Pemadatan pertama / initial rolling, dilaksanakan memanjang,
dengan steel wheel rollers berat total 8 - 10 ton. tidak boleh lebih dari 10
ton, roller harus dipadatkan dengan lintasan berulang - ulang / panjang
lintasan bolak - balik dari rollers senantiasa harus cukup lambat untuk
menghindarkan terjadinya displacement dari hotmix dengan kecepatan max
2.5 Km/ jam.
Final rolling dikerjakan dengan two wheel tandem atau three axle
tandem sewaktu aspal concrete masih cukup panas untuk menghilangkan
jejak dari rollers. Berat steel wheel rollers minimum 12 ton dan digilas
sampai permukaan menunjukan texture yang uniform, rapat dan licin. Pada
tempat - tempat yang tak dapat dilalui rollers, campuran aspal hotmix harus
dipadatkan sepenuhnya dengan hand stampers.
Sampling Dan Testing
Kami sebagai kontraktor pelaksana akan melakukan semua sampling dan
testing yang dianggap perlu guna menjamin tercapainva pengawasan yang
teliti dari material dan campuran aspal hotmix. Bilamana kontraktor
mengambil samples untuk testing, dia diharuskan mengambil duplikasi
samples itu bila diperintahkan dan menyerahkannya kepada Konsultan
Pengawas atau direksi tenis pekerjaan.
Samples tersebut dipak dengan baik dan ditandai dengan terang agar mudah
dibandingkan dengan samples yang disimpan kontraktor. Melakukan
sampling dan testing tiap material dan campuran aspal hotmix harus
menurut A.S.T.M test dengan cara yang telah ditetapkan. Untuk tiap
pengiriman aspal harus didapat surat pernyataan suppliernya.
Setiap lebih kurang 4 (empat) jam dalam mixing periodes, suatu sample dari
agregat diambil dari tiap hot bin dan gradingnya ditentukan bersama
combined grading. Combined grading ini diperiksa menurut grading "Job
mix" yang ditetapkan. Tambahan sample dari bahan adukan mixed material
diambil ditempat mixing setiap paling sedikit 4 (empat) jam dan sekurangkurangnya 2 kali sehari untuk percobaan Marshall Speciment.
Grading analysis dari agregat dan bitument content determination
(penentuan kadar bitumen) dilaksanakan pada material yang diambil dari
sample yang sama. Hasil setiap analisa harus diberikan kepada Konsultan
Pengawas atau direksi tenis pekerjaan dalam 4 (empat) jam sampling dalam
setiap penyesuaian yang ternyata diperlukan harus dilaksanakan segera atas
persetujuan Konsultan Pengawas atau dirksi tenis pekerjaan. Diijinkan
untuk melanjutkan, membawa mixed materials dari plant setelah adanya
adjustment dan pernyataan hasilnya diterima oleh Konsultan Pengawas atau
dirksi tenis pekerjaan.
Pemeriksaan dan Pengujian Rutin
Pemeriksaan dan pengujian rutin akan dilaksanakan oleh Kontraktor di
bawah pengawasan Konsultan Pengawas untuk menguji pekerjaan yang
sudah diselesaikan sesuai toleransi dimensi, mutu bahan, kepadatan
pemadatan dan setiap ketentuan lainnya yang disebutkan dalam Seksi ini.
Setiap bagian pekerjaan, yang menurut hasil pengujian tidak memenuhi
ketentuan yang disyaratkan harus diperbaiki sedemikian rupa sehingga
setelah diperbaiki, pekerjaan tersebut memenuhi semua ketentuan yang

disyaratkan, semua biaya pembongkaran, pembuangan, penggantian bahan
maupun perbaikan dan pengujian kembali menjadi beban Kontraktor.

Pengambilan Benda Uji Inti Lapisan Beraspal
Kami akan menyediakan mesin bor pengambil benda uji inti (core) yang
mampu memotong benda uji inti berdiameter 4” maupun 6” pada lapisan
beraspal yang telah selesai dikerjakan. Biaya ekstraksi benda uji inti untuk
pengendalian proses, sudah termasuk ke dalam harga satuan Kontraktor
untuk pelaksanaan perkerasan lapis beraspal dan tidak dibayar secara
terpisah.
Pengujian Pengendalian Mutu Campuran Aspal
1)
2)
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Kami akan selalu menyimpan catatan seluruh pengujian dan catatan tersebut
dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas tanpa keterlambatan.
Kami akan menyerahkan kepada Konsultan Pengawas hasil dan catatan
pengujian berikut ini, yang dilaksanakan setiap hari produksi, beserta lokasi
penghamparan yang sesuai :
Analisa ayakan (cara basah), paling sedikit dua contoh agregat dari setiap
penampung panas.
Temperatur campuran saat pengambilan contoh di instalasi pencampur aspal
(AMP) maupun di lokasi penghamparan (satu per jam).
Kepadatan Marshall Harian dengan detil dari semua benda uji yang
diperiksa.
Kepadatan hasil pemadatan di lapangan dan persentase kepadatan lapangan
relatif terhadap Kepadatan Campuran Kerja (Job Mix Density) untuk setiap
benda uji inti (core).
Stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, paling sedikit dua contoh.
Kadar aspal dan gradasi agregat yang ditentukan dari hasil ekstraksi kadar
aspal paling sedikit dua contoh. Bilamana cara ekstraksi sentrifugal
digunakan maka koreksi abu harus dilaksanakan seperti yang disyaratkan
SNI 03-3640-1994.
Pengendalian Kuantitas dengan Menimbang Campuran Aspal
Dalam pemeriksaan terhadap pengukuran kuantitas untuk pembayaran,
campuran aspal yang dihampar harus selalu dipantau dengan tiket
pengiriman campuran aspal dari rumah timbang sesuai dengan Spesifkasi
teknis.
Mata pembayaran yang dibayarkan untuk pekerjaan ini dibayar dengan
harga satuan meter kubik (M3) berdasarkan Berita Acara Hasil Pemeriksaan
Lapangan.

7.

Pekerjaan Bahu Jalan.
Lingkup pekerjaan bahu jalan dalam paket ini meliputi pengadaan peralatan,
matrial dan pemadatan :
Bahan yang digunakan :
Bahan yang digunakan untuk pekerjaan bahu jalan ini menurut gambar
dokumen pengadaan adalah Tanah timbun biasa yang diganakan dari
material galian tanah setempat, namun harus tetap memperhatikan jenis
material tanah tersebut tidak mengandung humus dan harus sesuai dengan
spesifkasi teknis untuk tanah timbunan dan harus mendapat persetujuan
dari Konsultan pengawas dan Direksi teknis pekerjaan.

Cara Pelaksanaan :
Cara pelaksanaan pekerjaan bahu jalan adalah, bahwa material timbunan
tanah di hampar selebar bahu jalan yang diinginkan berdasarkan ukuran
yang tertera dalam gambar kontrak atau shop drawing yang telah disetujui
Direksi pekerjaan. Kemiringan bahu jalan atau Shoulder dibentuk sedemikian
rupa dengan kemiringan 3% dari permukaan aspal menuju sisi drainase
jalan.
Bahu jalan dipadatkan dengan peralatan alat pemadat Vibrator roller hingga
kepadatan maxsimum 100% dan minimum 98%.
Mata pembayaran yang dibayarkan untuk pekerjaan ini dibayar dengan
harga satuan meter kubik (M3) berdasarkan Berita Acara Hasil Pemeriksaan
Lapangan.
III. SERAH TERIMA PEKERJAAN :
Pada saat penyerahan pekerjaan yang pertama (PHO), langkah-langkah yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :
Kontraktor Pelaksana
mengajukan permintaan kepada
Pengguna Jasa untuk Penyerahan Pertama pekerjaan setelah pekerjaan selesai
100 %.
Pengguna Jasa memerintahkan kepada Panitia penerima
pekerjaan untuk melakukan Penilaian terhadap hasil pekerjaan selambatlambatnya 7 hari setelah diterimanya surat permintaan dari Kontraktor
Pelaksana
Penilaian terhadap hasil pekerjaan oleh Panitia penerima
pekerjaan
Pembuatan Daftar kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan oleh Panitia penerima pekerjaan
Kontraktor Pelaksana
& pengguna jasa mengadakan
pemeriksaan pekerjaan secara bersama-sama berdasarkan check list
pemeriksaan
Kontraktor Pelaksana
mengadakan perbaikan terhadap
kekurangan-kekurangan pekerjaan sesuai check list pekerjaan
Pemeriksaan kembali hasil penyelesaian/perbaikan oleh
Panitia penerima pekerjaan
Pembuatan Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan
oleh Panitia Penerima Pekerjaan
Penyerahan Pertama Pekerjaan oleh Kontraktor Pelaksana
kepada Pengguna Jasa
Penyerahan
Jaminan
Pemeliharaan
oleh
Kontraktor
Pelaksana
Pembayaran sebesar 100 % dari Nilai Kontrak oleh
Pengguna Jasa
IV. PEMELIHARAAN :
Sedangkan pada saat masa pemeliharaan, langkah-langkah yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut :
- Kontraktor Pelaksana memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi hasil pekerjaan tetap berada seperti pada saat Penyerahan
Pertama pekerjaan dan berfungsi sebagaimana pada saat serah terima pertama.
- Kemudian setelah periode masa pemeliharaan berakhir Kontraktor Pelaksana
mengajukan permintaan kepada Penggunan Jasa untuk Penyerahan setelah masa
Pemeliharaan berakhir

-

V.

Pengguna Jasa memerintahkan kepada Panitia Penerima pekerjaan untuk
melakukan pemeriksaan terhadap hasil pemeliharaan pekerjaan selambatlambatnya 7 hari setelah diterimanya surat permintaan dari Kontraktor
Pelaksana
Panitia Penerima pekerjaan memeriksa hasil penyempurnaan dari checklist
Penyerahan I,
Pembuatan Daftar cacat hasil pemeliharaan pekerjaan oleh Panitia Penerima
pekerjaan
Perbaikan cacat hasil pemeliharaan pekerjaan oleh Panitia Penerima pekerjaan
Pembuatan Berita Acara Penyerahan Akhir/Ke II pekerjaan oleh Panitia Penerima
pekerjaan
Penyerahan Akhir Pekerjaan oleh Kontraktor Pelaksana kepada Pengguna Jasa
Pengembalian Jaminan Pemeliharaan dan jaminan Pelaksanaan oleh Pengguna
Jasa kepada Kontraktor Pelaksana
Pengguna Jasa mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam waktu 7 hari
setelah diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Akhir pekerjaan.

PENUTUP :
Dalam pelaksanaan proyek ini kontraktor tetap memperhatikan aspek analisa
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) seperti yang disyaratkan dalam spesifkasi.
Personil yang profesional akan ditempatkan untuk mengawasi mutu baik mutu
pekerjaan, waktu dan biaya. Spesifkasi Teknis, gambar kerja yang disetujui Direksi
dan dokumen kontrak merupakan acuan kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan
ini.
Uraian usulan metode pelaksanaan ini akan menjadi acuan bagi para personil kami
dalam menyelesaikan pekerjaan di lapangan nantinya. Dengan melihat kondisi
aktual lokasi pekerjaan, maka dimungkinkan metode ini nantinya akan disesuaikan
kembali mengacu pada kondisi aktual tersebut untuk mendapatkan metode
pelaksanaan pekerjaan yang lebih memenuhi standar biaya, mutu dan waktu
sehingga dapat memberikan nilai lebih bagi Pemilik dan Kontraktor Pelaksana.
Medan,

April 2013

CV. DAMAI INDAH
SUDARMANTO
direktur