NASKAH DRAMA DAn jaka ngiyub

Angota Kelompok :
Ahmad Arif F. ~ Asri’ah ~ Lusiana C.D. ~ M. Annas A.F. ~ M. Reza ~ Mutiara S. ~ Sri Mintarsif ~ Yesy M.P.P.

NASKAH
"J A K A

Penokohan

DRAMA

N G I Y U B"
Ø Sosial :

a. Tokoh Antagonis
1) Nawang Menit
Dia adalah salah satu bidadari yang tidak
mempedulikan penderitaan saudaranya, karena
itu dia dianggap tokoh yang jahat.
Ø Ciri fisik :
Nawang Menit berumur 20 tahun, kurus dan
tingginya kurang lebih 155 cm, berat 42 kg,

rambut hitam lurus, dan cantik.
Ø Karakter :
Nawang Menit bersifat judes, egois, jahat,
centil, ddan cerewet. Logat bahasanya
Indonesia gaul.
2) Nawang Minggu
Dia adalah salah satu bidadari yang cuek dan
tidak peduli akan masalah yang dihadapi
saudaranya. Karena itu dia dianggap tokoh yang
jahat.

Jaka Ngiyub memiliki status sosial tingkat
menengah ke atas. Merupakan petani yang
memiliki banyak sawah
2) Nawang Tahun
Dia adalah tokoh utama yang kehilangan
selendang dan akhirnya menderita karena
ditinggalkan saudara-saudaranya kembali ke
khayangan.
Ø Ciri fisik :

Nawang Tahun berumur 25 tahun, tinggi kurang
lebih 160 cm, berat 48 kg, bentuk tubuh ideal,
rambut hitam lurus, kulit sawo matang, wajah
penuh jerawat, bertompel dan jelek.
Ø Karakter :
Nawang Tahun merupakan bidadari yang centil,
cerewet, agresif, genit dan gaya bahasanya
logat Bahasa Indonesia gaul.
c. Peran Pembantu

Ø Ciri fisik :

1) Nawang Wulan,

Nawang Minggu berumur 23 tahun, tingginya
kurang lebih 155 cm, berat 46 kg, rambut hitam
ikal, dan cantik.

Dia adalah bidadari yang selendangnya dicuri
oleh Jaka Ngiyub, tetapi pada akhirnya

selendangnya ditemukan kembali oleh Nawang
Jam.

Ø Karakter :
Nawang Minggu bersifat egois, sering berkata
ketus, tega. Berlogat Jawa, Surabaya.
b. Tokoh Protagonis
1) Jaka Ngiyub, diperankan
Dia adalah tokoh utama yang menyebabkan
masalah, yaitu dengan mencuri selendang
bidadari.
Ø Ciri fisik :
Jaka Ngiyub berumur 30 tahun, tingginya
kurang lebih 168 cm, berat 63 kg, bentuk tubuh
ideal, rambut hitam lurus, dan tampan.

Ø Ciri fisik :
Nawang Wulan berumur 24 tahun, tingginya
kurang lebih 155 cm, berat 46 kg, bentuk tubuh
ideal, rambut hitam ikal, kulit sawo matang

dan cantik.
Ø Karakter :
Nawang Wulan bidadari yang lemah lembut,
tutur katanya sopan, bijaksana, baik hati,
sabar. Gaya bahasanya logat Bahasa Indonesia.
2) Nawang Jam, diperankan oleh Erita Indah C.
Dia adalah bidadari yang menemukan selendang
Nawang Wulan.

Ø Karakter :

Ø Ciri fisik :

Jaka Ngiyub merupakan bujang lapuk di
desanya. Bersifat agresif, pemberani dan
nekat, serakah. Gaya bahasanya logat Jawa.

Nawang Jam berumur 21 tahun, tingginya
kurang lebih 160 cm, berat 48 kg, bentuk tubuh
ideal, rambut hitam, ikal, pendek, kulit sawo


matang. Cantik.

tuanya sudah meninggal.

Ø Karakter :

3. LOGAT BAHASA

Nawang Jam merupakan bidadari yang bersifat
lemot dan gagap.
3) Nawang Dina,

Dalam drama “Jaka Ngiyub” logat bahasa yang
digunakan adalah logat bahasa sehari-hari.
Disini ada beberapa logat bahasa yang
digunakan antara lain:

Dia adalah bidadari yang bersifat baik hati dan
tidak tega.


1. Nawang Tahun : logat yang digunakan dalam
dialognya adalah bahasa gaul dan centil.

Ø Ciri fisik :

2. Jaka Ngiyub : logat yang digunakan dalam
dialognya adalah bahasa Jawa.

Nawang Dina berumur 22 tahun, tingginya
kurang lebih 155 cm, berat 40 kg, bentuk tubuh
kurus, rambut hitam, lurus, dan panjang.
Cantik.
Ø Karakter :
Nawang Dina merupakan bidadari yang bersifat
lemah lembut dan pendiam. Bahasanya logat
Bahasa Indonesia.
4) Nawang Detik,
Dia adalah bidadari yang mencairkan suasana
dengan logat Madura.

Ø Ciri fisik :
Nawang Detik berumur 19 tahun, tingginya
kurang lebih 155 cm, berat 38 kg, bentuk tubuh
kurus, rambut hitam, lurus, dan pendek.
Cantik.
Ø Karakter :
Nawang Detik merupakan bidadari yang centil
dan berlogat bahasa Madura.
5) Genter,
Genter adalah teman Jaka Ngiyub yang
membuang selendang jelek yang diberikan oleh
Jaka Ngiyub.
Ø Ciri fisik :
Genter berumur 28 tahun, tingginya kurang
lebih 180 cm, berat 60 kg, bentuk tubuh kurus,
rambut hitam, ikal dan pendek. Kulit sawo
matang. Gagah.
Ø Karakter :
Teman Jaka Ngiyub yang baik hati dan
berbahasa gaul.


3. Nawang Wulan : logat yang digunakan dalam
dialognya adalah bahasa Indonesia, bahasa yang
digunakan lemah lembut dan bijaksana.
4. Nawang Minggu : logat yang digunakan dalam
dialognya adalah logaat Surabaya.
5. Nawang Dina : logat yang digunakan dalam
dialognya adalah logat bahasa Indonesia.
6. Nawang Jam : logat yang digunakan dalam
dialognya adalah logat orang yang gagap dan
lemot.
7. Nawang Menit : logat yang yang digunakan
dalam dialognya adalah logat Bahasa Indonesia,
logat orang judes.
8. Nawang Detik : logat yang digunakan dalam
dialognya adalah logat Madura
9. Genter : logat yang digunakan dalam
dialognya adalah logat bahasa Indonesia,
bahasa gaul.
4. SUASANA

Dalam drama “Jaka Ngiyub” suasana yang
tercipta yaitu:
Adegan 1 : suasana pagi hari yang tenang
Adegan 2 : suasana mengejutkan dan
menyenangkan
Adegan 3 : suasana menyenangkan ( Tujuh
BIdadari) dan menegangkan (Jaka Ngiyub)
Adegan 4 : suasana menegangkan dan penuh
emosi
Adegan 5 : suasana menyenangkan
Adegan 6 : suasana menyenangkan
Adegan 7 : suasana akrab
Adegan 8 : suasana menegangkan
Adegan 9 : suasana gaduh dan penuh emosi

Ø Sosial :

Adegan 10 : suasana menegangkan

Genter memiliki status sosial tingkat menengah

ke bawah. Dia bekerja sebagai petani yang
mengerjakan sawah orang lain, kedua orang

Adegan 11 : suasana emosi dan sedih
Adegan 12 : suasana dan terharu

Adegan 13 : suasana yang mengejutkan
5. SETTING

9. TATA MUSIK

Dalam drama “Jaka Ngiyub” ini setting yang
digunakan adalah:

Musik yang digunakan dalam drama “ Jaka
Ngiyub” yaitu musik karawitan (live)

Setting tempat : Di sebuah hutan, ada air
terjun, bebatuan, dan pepohonan


1. Musik Pembuka : musik karawitan
2. Jaka Ngiyub masuk panggung : musik masuk

Setting waktu : Pagi hari dan sore hari
3. Bidadari turun : musik karawitan
6. TATA BUSANA
1. Jaka Ngiyub dan Genter
Busana yang digunakan adalah :
Ø Celana panjang memakai jarit diluarnya
Ø Rompi hitam
Ø Memakai ikat kepala
2. Tujuh bidadari
Busana yang digunakan adalah :
Ø Kemben

4. Bidadari mandi digambarkan dengan tarian :
musik karawitan
5. Bidadari kehilangan selendang : musik
karawitan kaget
6. Bidadari keluar panggung : musik keluar
7. Jaka Ngiyub masuk panggung : musik masuk
8. Jaka Ngiyub senang mendapatkan
selendang : digambarkan dengan tarian musik
karawitan, senang / gembira
9. Genter datang : musik masuk

Ø Dalaman memakai deker warna kulit

10. Genter membuang selendang : musik
karawitan kaget

Ø Memakai jarit

11. Bidadari kembali : musik masuk

Ø Memakai selendang

12. Bidadari menemukan satu selendang :
musik karawitan kaget

Ø Memakai aksesoris rambut, mahkota dan
hiasana bunga
7. TATA RIAS
Tata rias yang digunakan sesuai dengan
karakter masing-masing,
Ø Make up : menggunakan make up tebal
disesuaikan dengan busana
Ø Tatanan rambut : diikat ke samping diberi
hiasan bunga dan mahkota
8. TATA TARI

13. Bidadari meninggalkan Nawang Tahun
sendirian : musik keluar dan suasana sedih
14. Nawang Tahun menangis : musik sedih,
menggunakan seruling
15. Jaka Ngiyub pingsan : musik karawitan
kaget
16. Musik penutup : musik karawitan
17. Musik pengenalan pemain : lagu Mulan
Jameela “Makhluk Tuhan Paling Sexy”
10. PENATA LAMPU / LIGHTING

1. Tari diawal (pada saat bidadari masuk)
berisis tentang bidadari turun dari khayangan,
menikmati keindahan bumi.

Dalam drama “Jaka Ngiyub” kami menggunakan
tata cahaya (gelap dan terang)

2. Tari pada saat bidadari mandi, berisi tentang
tujuh bidadari yang sedang mandi

Ø Ketika pemain meninggalkan panggung lampu
dimatikan sebentar

3. Tari pada saat Jaka Ngiyub senang, berisi
tentang kesenangan Jaka Ngiyub mendapatkan
selendang.

Ø Ketika narator berbicara lampu menyala

11. Keenam bidadari : “Iya…ya..Ayuk…..!”
SKENARIO

ADEGAN 3

JAKA NGIYUB

(Ketujuh bidadari itu pun mandi yang
diibaratkan dengan gerakan tari, sementara itu
Jaka Ngiyub mengintip dibalik pohon dan
mencuri selendang bidadari tersebut.)

ADEGAN 1
SFX : Musik masuk panggung (karawitan)
1. Jaka Ngiyub : (Jaka Ngiyub memikul kayu
dan meletakkannya. Kemudian membasuh
mukanya di bawah air terjun dan beristirahat
sambil duduk-duduk).“Weleh – weleh !! Hidup
di jaman sekarang kok susah banget. Udah
semua mahal, BBM naik, malah sekarang
disuruh cari kayu bakar. Mana hutannya gundul
lagi. Woalah gusti-gusti.”
ADEGAN 2
(Suara angin bergemuruh seiring turunnya
ketujuh bidadari dari khayangan dan
digambarkan dengan tarian. Seketika itu Jaka
Ngiyub bersembunyi di balik pohon)
SFX : suara angin (live) dan selanjutnya musik
karawitan yang mengiringi tari bidadari yang
turun ke bumi
2. Bidadari : (Bidadari kagum akan keindahan
dunia dan menikmati pemandangan yang ada di
sekitar air terjun).“Wah……….!!!”
3. Jaka Ngiyub : (Jaka Ngiyub mengintip dibalik
pohon dan mengagumi kecantikan ketujuh
bidadari tersebut).“Weleh-weleh…………!!!
Cantik-cantik bener gadis itu!”
4. Nawang Dina : (sambil menikmati
pemandangan di sekitar air
terjun).“Wah…………!!! Ternyata bumi ini sangat
indah ya!”
5. Nawang Menit : (judes dan
meremehkan).”Perasaan biasa aja deh.”
6. Nawang Tahun : (tidak nyaman dan risih
dengan keadaan sekitar).“Eh…, tapi disini
becek banget ! udah ujan, becek, gak da ojek.
Cape deh…!”
7. Nawang Detik : (sambil menunjuk ke air
terjun).“Dek remah……, itu bukan hujan tapi air
jatuh.”
8. Nawang Minggu : “Piye, piye……, itu
namanya air terjun nduk……”

SFX : Musik (karawitan) yang mengiringi tarian
bidadari yang menggambarkan bidadari sedang
mandi.
ADEGAN 4
(Jaka Ngiyub masih berada di balik pohon
sambil menyembunyikan selendang bidadari.
Setelah selesai mandi para bidadari mengambil
selendangnya masing-masing)
12. Para Bidadari : ( sambil mencari
selendangnya masing-masing) “ Wah seger
ya….!”
13. Nawang Wulan : (bingung mencari
selendangnya)“Mana………..
selendangku………?????”
14. Nawang Tahun : (bingung mencari
selendangnya yang juga hilang)“ Hah…..
selendangku juga hilang. Dimana.……….
dimana……… dimana……. Dimana…….”
SFX : Musik karawitan kaget
15. Nawang Jam : (sambil mendekati Nawang
Tahun dan berbicara dengan logat gagap).”Me…
me…me…memangnya ka…ka…kamu taruh
dimana?”
16. Nawang Tahun : “Tadi tak taruh disini,
masak tak taruh di rumah”
17. Nawang Dina : “ya sudah, kita cari saja “
(Ketujuh bidadari mencari selendang Nawang
Wulan dan Nawang Tahun yang hilang)
18. Nawang Menit : “Ngapin kita ikut nyari, lha
wong bukan selendang kita yang hilang .
19. Nawang Minggu : “Disini lho gak ada,
barang kali hanyut di sungai. Kita telusuri
sungai aja barangkali ketemu”
20. keenam bidadari : “Iya… ya…ayuk………..!!!”
(tujuh bidadari keluar panggung)

9. Nawang Jam : “a….a…….a. a…air terjun……”

SFX : Musik keluar panggung (karawitan)

10. Nawang Menit : “Udah, udah rebut aja. Mau
air terjun kek, mau air jatuh kek mendingan
kita sekarang mandi aja!”

ADEGAN 5
KETUJUH BIDADARI ITUPUN TERUS MENCARI
SELENDANGNYA YANG HILANG, SEMENTARA ITU

JAKA NGIYUB KELUAR DARI
PERSEMBUNYIANNYA.

34. Jaka Ngiyub : “ Ya nggak lah, masak ya
nggak dong!”

( Joko Ngiyub menari karena senang
mendapatkan selendang bidadari)

35. Genter : (sambil berpikir lama). “Gimana
ya? ”

SFX : Musik (karawitan) yang mengiringi tarian
Jaka Ngiyub karena senang mendaspatkan
selendang bidadari)

36. Jaka Ngiyub : “Sudah lah, nggak usah mikir
lama-lama.”

20. Joko Ngiyub : (Jaka Ngiyub memegang
selendang dan heran ternyata selendang yang
dicurinya ada dua).“Lho kok ada dua?? Perasaan
tadi satu.”

37. Genter : “ Ya dah, aku mau”
38. Jaka Ngiyub : “ Yo wis ter.. rawat baik-baik
selendangnya! Aku pulang dulu ya!”

ADEGAN 6

39. Genter : (sambil berjabat tangan)“ Ok
friend, ati-ati ya!”

SFX : Musik masuk panggung (karawitan)

(Jaka Ngiyub keluar panggung)

21. Genter : (Genter bertemu Jaka Ngiyub
sambil membawa cangkul dan menjabat tangan
Jaka Ngiyub).“Hallo prend …………!

SFX : Musik keluar panggung (karawitan)

22. Jaka Ngiyub : (dengan eksprei senyumsenyum)“Hallo ………ter!!

40. Genter : (sambil menimbang-nimbang
selendang, mengamati dan mencium baunya.
Dan akhirnya dia membuang selendang
tersebut). “Ngapain aku mau dikasih selendang
kaya gini? Sudah jelek, bau lagi. Nggak penting
deh.”

23. Genter : “Ngapain kamu disini??”
24. Jaka Ngiyub : “Aku habis cari kayu bakar
ini”
25. Genter : “Hari gini cari kayu bakar?”
26. Jaka Ngiyub : “Habisnya aku nggak dapat
pembagian konfersi gas dari pemerintah.
Pemerintah itu nggak adil sama aku. La kamu
sendiri dari mana?”

ADEGAN 8

SFX : Musik kaget (karawitan)
(Genter meninggalkan panggung, kemudian
kembali lagi karena cangkulnya ketinggalan)
41. Genter : (Genter mengambil cangkulnya)
“Aku lupa . Cangkulku ketinggalan”

27. Genter : “ Aku habis nyangkul dari sawah.”

ADEGAN 9

28. Jaka Ngiyub : (Jaka Ngiyub senyum-senyum
dan memegangi kedua selendang yang
dicurinya) .”O…….. “

KETUJUH BIDADARI PUN KEMBALI KARENA
MEREKA TIDAK MENEMUKAN SELENDANG
NAWANG WULAN DAN NAWANG TAHUN DI
TEMPAT LAIN.

ADEGAN 7
29. Genter : “Ngapain kamu pegang-pegang
selendang itu?”
30. Jaka Ngiyub : (sambil memegangi kedua
selendangnya) “ waktu aku istirahat tadi aku
mengintip gadis-gadis cantik lagi mandi, aku
ambil aja selendangnya. Eh.. ternyata ada dua.
Ini tak kasih satu, kamu mau nggak??’
31. Genter : (sambil menunjuk selendang yang
bagus) “ Gimana kalau yang itu ? yang itu lebih
bagus deh.”
32. Jaka Ngiyub : “ Nggak pokoknya yang ini!!
(kemudian berbisik-bisik) Ini milik bidadari
lho!”
33. Genter : “Nggak mbujuk ta??”

SFX : Musik masuk panggung (karawitan)
42. Nawang Menit : “Kalian itu ceroboh banget
sih !!”
43. Nawang Minggu : “ Makanya kalau naruh
selendang tu yang bener dong!”
44. Nawang Menit : “Kalian tu merugikan kita
semua.”
(Bidadari yang lain mencari selendang, Nawang
Tahun menangis dan sedih)
ADEGAN 10
45. Nawang Jam : (sambil menunjuk selendang
yang ada di balik bebatuan dan menepuk
pundak Nawang Tahun) ” i …… i ……. i ……. i
…….tu…….”

burung (siulan)
46. Nawang Tahun : (mencueki Nawang Jam)“
apa sih …??”
47. Nawang Jam : (tangan menunjuk ke
selendang) “i…… i …… i …… tu se….. se…..
lendangnya.”
48. Nawang Tahun : (sambil berjalan
mengambil selendang yang ditunjukkan oleh
Nawang Jam)“ Ha….!!! Akhirnya ketemu juga,
itu selendangku.”
SFX : Musik kaget (karawitan)
49. Nawang Wulan : (Nawang Wulan melihat
dan mengamati selendasng yang diambil
Nawang Tahun ) “ ini bukan selendangmu, ini
selendangku ndek .”
50. Nawang Tahun : (sedih dan kecewa)“Trus
mana punyaku……??
51. Nawang Wulan : “Ya dah, kita cari aja
dulu”
52. Nawang Menit : (cuek)“ Meneketehek, itu
urusanmu.”
53. Nawang Detik : “ Ini kan dah sore, sebentar
lagi gelap, kita kan gak bisa terbang kalau
malam.”
54. Nawang Dina : “ Iya… ya, ntar nabraknabrak lagi.
55. Nawang Tahun : (Nawang Tahun sambil
menangis)“Trus aku gimana dong??”

60. Nawang Tahun : (sambil menangis dan
mencari selendangnya) “ Dimana sich
selendangku?”
(Tiba-tiba ada seorang pemuda tampan yang
menghampiri Nawang Tahun dari belakang)
61. Jaka Ngiyub : (dengan heran dan penasaran
Joko Ngiyub mendekati Nawang Tahun)“ hah ini
pasti wanita cantik. ”
62. Jaka Ngiyub : “ Wahai gadis cantik jelita!
Mengapa engkau menangis sendirian di hutan?
Ada apa gerangan? Apakah aku bias
membantumu?”
63. Nawang Tahun : (sambil terisak-isak yang
masih membelakangi Jaka Ngiyub) “a….. aku
tidak bisa pulang karena selendangku hilang.”
64. Jaka Ngiyub : “Memangnya rumahmu
dimana?”
65. Nawang Tahun : “Rumahku jauh”
66. Jaka Ngiyub : “Berarti kamu bukan
penduduk sini?”
67. Nawang Tahun : “sambil menangis”
68. Jaka Ngiyub : (sambil menerka-nerka Joko
Ngiyub menerka-nerka bahwa gadis yang
ditemui merupakan pemilik selendang yang
diambilnya) “Aku tahu siapa kamu…….. , kalau
aku dapat menemukan selendangmu…… ”

56. enam bidadari : “ Meneketehek.”

69. Nawang Tahun : “Berarti kamu yang
mengambil selendangku?”

57. Nawang Menit : “itu urusanmu .”

ADEGAN 13

58. Nawang Minggu : “ Lagian, salah sendiri
naruh selendang sembarangan. Sekarang
rasain !!”(Dengan ekspresi marah, mendengar
hal itu Nawang Tahun menangis histeris)

70. Jaka Ngiyub : “ Bukan… bukan aku yang
mengambilnya. Tapi kalau aku dapat
menemukan selendangmu, sudikah kiranya
dirimu menjadi istriku?”

ADEGAN 11

71. Nawang Tahun : “ Apa kamu nggak bakalan
menyesal?”

59. Nawang Menit : “ Ya udah sebaiknya kita
pulang aja yuk !”
( Enam bidadari terbang meninggalkan Nawang
Tahun sendirian)
SFX : Musik keluar panggung (karawitan)
ADEGAN 12
KEESOKAN HARINYA NAWANG TAHUN SAMBIL
MENANGIS TERSEDU-SEDU MASIH MENCARI
SELENDANGNYA YANG HILANG.
SFX : Musik sedih (seruling) dan suara kicauan

72. Jaka Ngiyub : “Tidak…. Aku tidak akan
menyesal. Aku akan menerimamu apa adanya.
Apakah kamu bersedia menikah denganku? ”
73. Nawang Tahun : (sambil menoleh kearah
Jaka Ngiyub) “ Hah !!! menikah?? Ya iyalah,”
(seketika Jaka Ngiyub pingsan karena melihat
wajah Nawang Tahun yang jelek)
SFX : Musik kaget (karawitan)
PERBUATAN YANG TIDAK BAIK PASTI AKAN
MENDAPATKAN BALASANNYA. ENTAH SEKARANG

ATAU PUN NANTI. SIAPA YANG MENANAM PASTI
AKAN MENUAI