Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Inspeksi Trafo Berbasis Mobile: studi kasus PT. Haleyora Power Salatiga

Perancangan dan Implementasi
Sistem Inspeksi Trafo Berbasis Mobile
(Studi Kasus: PT. Haleyora Power Salatiga)

Artikel Ilmiah

Peneliti :
Joko Sri Harnanto (672008100)
Frederik Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
September 2015

Perancangan dan Implementasi
Sistem Inspeksi Trafo Berbasis Mobile
(Studi Kasus: PT. Haleyora Power Salatiga)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:
Joko Sri Harnanto
NIM: 672008100

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
September 2015

i

ii

iii


iv

v

vi

Perancangan dan Implementasi
Sistem Inspeksi Trafo Berbasis Mobile
(Studi Kasus: PT. Haleyora Power Salatiga)
1)

Joko Sri Harnanto, 2) Frederik Samuel Papilaya
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)superjeka123@gmail.com, 2)samuel.papilaya@gmail.com

Abstract
Geographic information systems (GIS) used to input, process and output

geographically referenced data and geospatial which can then display the information
and characteristics that exist in a particular geographic area. GIS is applied in various
fields, one of which is the field of electricity. The development of increasingly advanced
technology allows for geographic information systems made Android based on the
location of the transformer in the area of Salatiga in particular on the feeder code BRG1
/ SA1 which can be accessed easily by mobile so it can help overcome the constraints
experienced inspectors PT Haleyora Power substation. GIS application "Transformers
Hunter" Android-based help inspectors PT Haleyora Power substations are looking for
location and informed transformer.
Keywords: Electricity, PT Haleyora Power, Transformer, GIS, Android.
Abstrak
Sistem informasi geografis (SIG) dimanfaatkan untuk memasukkan, mengolah
dan menghasilkan data bereferensi geografis dan geospasial yang kemudian dapat
menampilkan informasi dan karakteristik yang ada di suatu area geografi tertentu. SIG
dalam diterapkan dalam berbagai bidang, salah satunya bidang kelistrikan. Perkembangan
teknologi yang semakin maju memungkinkan untuk dibuatnya sistem informasi geografis
berbasis Android tentang lokasi trafo di area Salatiga khususnya pada kode feeder
BRG1/SA1 yang dapat diakses dengan mudah secara mobile sehingga dapat membantu
mengatasi kendala yang dialami petugas inspeksi gardu PT Haleyora Power. Aplikasi
SIG “Trafo Hunter” berbasis Android membantu petugas inspeksi gardu PT Haleyora

Power mencari lokasi dan mengetahui informasi trafo.
Kata Kunci: Kelistrikan, PT Haleyora Power, Trafo, SIG, Android.

1)

Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya
Wacana
2)
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana

vii

1.

Pendahuluan

Tenaga listrik sangat penting artinya bagi peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat, khususnya dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.
Usaha penyediaan tenaga listrik, pemanfaatan, dan pengelolaannya perlu
ditingkatkan agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata

dengan mutu pelayanan yang baik. Pembangunan dalam bidang kelistrikkan ini
dari tahun ke tahun meningkat. Hal ini berdasarkan dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat dalam pemakaian tenaga listrik, dimana dari
tahun ke tahun jumlah masyarakat semakin bertambah. Perencanaan sistem
distribusi energi listrik merupakan bagian yang esensial dalam mengatasi
pertumbuhan kebutuhan energi listrik yang cukup pesat [1]. Perencanaan
diperlukan sebab berkaitan dengan tujuan pengembangan sistem distribusi yang
harus memenuhi beberapa kriteria teknis dan ekonomis.
PT. PLN (Persero) [2] adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa
kelistrikkan yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
dikelola oleh pemerintah di masing-masing daerah. PT. PLN (Persero) terbagi atas
beberapa wilayah distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia salah satunya yaitu
PT. PLN (Persero) Distribusi wilayah Jateng dan DIY yang bertempat di
Semarang. Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY dibagi lagi menjadi
beberapa area pelayanan yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta,
salah satunya adalah PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Jaringan (APJ) Salatiga
yang dibagi menjadi 3 wilayah kerja atau yang disebut dengan Unit Pelayanan
Jaringan (UPJ) antara lain, PT. PLN (Persero) UPJ Salatiga Kota, PT. PLN
(Persero) UPJ Ambarawa, PT. PLN (Persero) UPJ Ungaran. PT. Haleyora Power
adalah anak perusahaan dari PT. PLN (Persero) yang juga merupakan mitra kerja

sama dalam mengatasi masalah dibagian teknik. Pada tahun 2013 PT. Haleyora
Power [3] bekerja sama dengan PT. PLN (Persero) Salatiga. Dengan adanya kerja
sama yang baru ini diharapkan dapat terjalin kekompakan antara keduanya,
sehingga nantinya juga berpengaruh kepada masyarakat sebagai pengguna jasa
dibidang kelistrikan.
Seiring perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat berpengaruh
terhadap kemajuan PT. Haleyora Power Salatiga. Mereka bersaing untuk
meningkatkan profesionalisme. Dalam memajukan sebuah perusahaan maka
diperlukan adanya dukungan sistem teknologi informasi yang nantinya akan
membantu kinerja karyawan dalam mengolah data. Penerapan teknologi informasi
di PT. Haleyora Power Salatiga salah satunya dengan membangun
jaringan/network yang terintergrasi dengan kantor PLN yang lain. Tidak hanya itu
PT. Haleyora Power Salatiga juga menggunakan aplikasi software sistem
informasi yang dapat mempermudah dalam mengolah data.
Perkembangan teknologi mobile saat ini berkembang sangat pesat.
Teknologi pada awalnya hanya yang digunakan untuk mengirimkan pesan singkat
dan melakukan panggilan, kini telah berubah menjadi media komunikasi yang
dapat melakukan akses internet, mengirim email, video call dan fitur-fitur
pendukung lainnya.


1

Android adalah salah satu sistem operasi mobile yang bersifat open source
menggunakan versi modifikasi dari kernel Linux [4]. Dukungan multimedia yang
lengkap seperti menampilkan peta digital menggunakan Google Maps API
merupakan salah satu keunggulan Android. Google Maps API merupakan library
JavaScript yang dapat diintegrasikan ke dalam website. Dengan menggunakan
Google Maps API [5] dapat dibangun sistem peta digital yang canggih dengan
mudah.
Hal yang menjadi latar belakang masalah dari studi kasus ini adalah
kendala petugas inspeksi gardu PT. Haleyora Power Salatiga dalam melihat jalur
jaringan listrik yang terkadang melewatkan satu gardu atau tiang trafo.
Perkembangan teknologi yang semakin maju memungkinkan untuk dibuatnya
Sistem Informasi Geografis berbasis Android tentang lokasi trafo di area Salatiga
khususnya pada kode feeder BRG1/SA1 yang dapat diakses dengan mudah secara
mobile. Dengan adanya Sistem Informasi Geografis diharapkan dapat memberi
kemudahan kepada petugas inspeksi gardu PT. Haleyora Power Salatiga dalam
melakukan pencarian trafo dengan cara membuat sebuah sistem atau aplikasi yang
kiranya dapat membantu petugas yang bersangkutan.
2.


Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa penelitian terdahulu tentang pemanfaatan perangkat
mobile sebagai media untuk menyampaikan informasi geografis. Hidayat [6]
melakukan penelitian kegunaan social network untuk mempromosikan wisata dan
kuliner di Yogyakarta. Pada penelitian tersebut, dirancang aplikasi mobile,
berbasis Windows Phone 7, yang memberikan fasilitas yang membantu wisatawan
untuk menemukan dengan mudah, lokasi wisata dan kuliner di Yogyakarta.
Hidayat menggunakan web service sebagai penyedia data bagi aplikasi mobile.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Jeefoo [7], dibahas mengenai masalah
perangkat untuk mendukung kegiatan survey kehutanan secara real time, di
provinsi Phayao, Thailand bagian utara. Jeefoo merancang aplikasi mobile GIS
berbasis Android untuk keperluan Real-time field survey, menghubungkan tim
survey dengan peneliti yang berada di lokasi kantor. Tim survey lapangan
menggunakan aplikasi untuk mengirimkan laporan ke kantor pusat. Laporan
berupa teks, gambar, maupun video, hasil rekam di lapangan. Laporan yang
dilengkapi koordinat ini, dapat membantu proses analisis menjadi lebih akurat.
Penelitian-penelitian terdahulu tersebut menjadi acuan bagi penelitian ini,
dengan beberapa perbedaan. Pada penelitian ini membahas tentang perancangan

sistem informasi geografis berbasis Android, untuk penentuan lokasi trafo di
wilayah jaringan BRG1 Kota Salatiga. Selain menampilkan lokasi-lokasi trafo,
aplikasi dilengkapi dengan fitur pemandu arah berupa rute dari lokasi pengguna,
menuju lokasi trafo.
Geografi adalah informasi mengenai permukaan bumi dan semua objek
yang berada diatasnya, yang menjadi kerangka bagi pengaturan dan
pengorganisasian bagi semua tindakan selanjutnya [8]. GIS merupakan teknologi
untuk mengelola, menganalisa dan menyebarkan informasi geografis. Pemilihan
lokasi, target lapisan pemasaran, perencanaan penyebaran jaringan, membalas

2

pada darurat, atau menuliskan kembali batas-batas wilayah suatu negara,
semuanya adalah permasalahan yang dapat dipecahkan melalui geografi [9].
GIS (Geographic Information System) merupakan suatu alat yang dapat
digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses dan output) data spasial
atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di
permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis.
Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan jalan, data vegetasi
dan sebagainya [10]

Sumber informasi geografi selalu mengalami perubahan dari waktu ke
waktu (bersifat dinamis), sejalan dengan perubahan gejala alam dan gejala sosial.
Dalam geografi, informasi yang diperlukan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki
ilmu lain [11] yaitu: (1) Merupakan pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman;
(2) Tersusun secara sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang tersusun
secara berurut dan teratur; (3) Logis, artinya masuk akal dan menunjukkan sebab
akibat; (4) Objektif, artinya berlaku umum dan mempunyai sasaran yang jelas dan
teruji.
Selain memiliki ciri-ciri tersebut di atas, geografi juga harus menunjukkan
ciri spasial (keruangan) dan regional (kewilayahan). Aspek spasial dan regional
merupakan ciri khas geografi, yang membedakannya dengan ilmu-ilmu lain.
Secara umum proses GIS terdiri atas tiga bagian (subsistem), yaitu subsistem
masukan data (input data), manipulasi dan analisis data, menyajikan data (output
data). Dalam GIS data yang yang diperoleh (data input) selanjutnya akan diolah
dengan sedemikian rupa sehingga akan menghasilkan data baru yang mudah
dipahami oleh pengguna. Dalam pengolahahnya itu data input yang berupa data
spasial dapat dipresentasikan dalam dua bentuk/format, yakni dalam bentuk
Vektor dan dalam bentuk Raster [12]. Dalam data format vektor, bumi
direpresentasikan sebagai suatu mosaik dari garis (arc/line), polygon (daerah yang
dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir pada titik yang sama), titik/point

(node yang mempunyai label), dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua
buah garis). Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam
merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Hal ini sangat berguna untuk
analisa yang membutuhkan ketepatan posisi, misalnya pada basis data batas-batas
kadaster. Contoh penggunaan lainnya adalah untuk mendefinisikan hubungan
spasial dari beberapa fitur. Data raster (atau disebut juga dengan sel grid) adalah
data yang dihasilkan dari sistem Penginderaan Jauh. Pada data raster, obyek
geografis direpresentasikan sebagai struktur sel grid yang disebut dengan pixel
(picture element). Pada data raster, resolusi (definisi visual) tergantung pada
ukuran pixel. Dengan kata lain, resolusi pixel menggambarkan ukuran sebenarnya
di permukaan bumi yang diwakili oleh setiap pixel pada citra. Semakin kecil
ukuran permukaan bumi yang direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi
resolusinya. Data raster sangat baik untuk merepresentasikan batas-batas yang
berubah secara gradual, seperti jenis tanah, kelembaban tanah, vegetasi, suhu
tanah, dsb. Keterbatasan utama dari data raster adalah besarnya ukuran file,
semakin tinggi resolusi grid-nya semakin besar pula ukuran filenya. Dalam bentuk
yang sederhana, struktur data raster terdiri atas sel-sel bujur sangkar atau kotak
segi empat yang biasa disebut pixel (picture element). Lokasi tiap pixel ditentukan

3

dari nomor baris dan kolom. Setiap pixel memiliki nilai (value) sebagai indikasi
nilai atribut yang diwakilinya. Contoh peta digital yang disusun dalam struktur
data raster: peta/foto hasil scanning, citra satelit [13].

3.

Metode dan Perancangan Sistem

Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang
terbagi dalam empat tahapan, yaitu: (1) Analisis kebutuhan dan pengumpulan
data. Analisa dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara. (2)
Perancangan sistem, (3) Implementasi sistem, (4) Pengujian sistem dan analisis
hasil pengujian.
Analisis Kebutuhan, dan Pengumpulan Data
Perancangan Sistem meliputi Perancangan Proses (UML)

Implementasi Sistem
Pengujian Sistem dan Analisis Hasil Pengujian

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian pada Gambar 1, dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tahap pertama: penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan
investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap
muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian [14].
Pengumpulan data primer diperoleh berdasarkan wawancara terhadap petugas
inspeksi gardu mengenai letak lokasi trafo dan maintenance trafo serta kendalakendala yang ada di lapangan salah satunya, petugas terkadang melewatkan trafo
yang sedang di inspeksi. Sedangkan pengumpulan data sekunder diperoleh dari
data, posisi dan spesifikasi trafo serta dari Standard Operating Procedure (SOP).
Data trafo antara lain berisi alamat lokasi trafo, nomer tiang, merek trafo, daya
trafo, kondisi tangki trafo, tanggal inspeksi, nama petugas inspeksi dan keterangan
lain trafo. Posisi trafo adalah letak koordinat trafo tersebut berada yang
ditunjukkan pada sebuah peta.
Tahap kedua: perancangan sistem yang meliputi perancangan antarmuka,
perancangan database dan perancangan proses sistem. Antarmuka yang didesain
adalah antarmuka untuk sistem operasi Android. Perancangan database termasuk
didalamnya yaitu perancangan tabel, field dalam tabel, tipe data tiap field dan
perancangan relasi antar tabel.
Tahap ketiga: implementasi sistem, membuat aplikasi sesuai perancangan
proses pada tahap kedua. Database server yang digunakan adalah MySQL
database server. Antarmuka dibuat Android SDK, dengan target minimal adalah
Android versi 2.2. Semua teknologi yang digunakan pada perancangan program
4

ini merupakan teknologi opensource. Kemudian menempatkan sistem yang telah
dibuat secara online, dan melakukan pengujian terhadap sistem. Pengujian
dilakukan mengetahui apakah sistem sudah memenuhi kebutuhan yang telah
didefinisikan pada tahap pertama.
Tahap keempat: tahap ini akan dijelaskan pada bagian hasil dan
pembahasan. Secara garis besar berisi pembahasan tentang hasil penelitian yang
telah dicapai. Pada tahap tersebut juga dilakukan pengujian aplikasi, guna melihat
apakah aplikasi telah memenuhi kebutuhan yang telah didefinisikan sebelumnya.
Aplikasi dikembangkan dengan metodologi Prototyping [15]. Pada proses
implementasi dihasilkan beberapa prototype. Diagram prototype model
ditunjukkan pada Gambar 2. Metode prototyping memberikan kesempatan bagi
pengembang dan pengguna untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan
sistem.

Gambar 2 Prototype Model [16]

Pada tahap Listen to Customer, yaitu tahap observasi, dilakukan
pengamatan dan penelitian secara langsung ke lapangan bagaimana keadaan
kondisi trafo saat itu juga, dan mengetahui dimana letak posisi trafo dengan
mencari dan mencatat koordinatnya. Wawancara dilakukan dengan pihak yang
bersangkutan yaitu dengan petugas inspeksi gardu untuk menentukan tujuan
umum dan mengumpulkan kebutuhan dalam perancangan sistem.
Pada tahap Built/Revise Mockup, dilakukan perancangan sistem sesuai
dengan data-data yang sudah didapatkan dari lapangan mengenai kondisi trafo
sampai koordinat letak trafo. Rancangan ini nantinya menjadi dasar pembuatan
aplikasi “Trafo Hunter”.
Pada tahap Customer Test Drives Mockup, dilakukan uji coba pada sistem.
Uji coba ini meliputi evaluasi protoype yang dibuat untuk memperjelas kebutuhan
aplikasi, dan mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan aplikasi. Ketiga proses
tersebut akan dilakukan berulang-ulang sampai semua kebutuhan terpenuhi dan
sesuai dengan permintaan petugas inspeksi gardu PT. Haleyora Power Salatiga.

5

Gambar 3 Use Case Diagram

Use case diagram merupakan gambaran fungsionalitas yang diharapkan
dari sebuah sistem serta penekanan pada apa yang dilakukan oleh sistem. Sebuah
use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem/aplikasi.
Sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia yang berinteraksi dengan sistem
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Rancangan use case diagram
dalam sistem ini dapat dilihat pada Gambar 3.
Terdapat dua aktor dalam use case diagram pada Gambar 3, yaitu petugas
dan admin. Petugas dapat mengakses fungsi untuk melihat informasi trafo, dan
lokasi trafo pada peta. Admin bertugas untuk mengolah data trafo, data tiang, dan
data merk. Petugas mengakses fungsi-fungsi tersebut pada aplikasi Android.
Admin mengatur data-data pada sistem melalui aplikasi web.
PetugasLo kasi

SistemL okasi

DatabaseL okasi

Goog leMap sServerL okasi

Start

Login

( Salah )
( Benar )
Menampilakn
Menu
Tambah

Manage
Lokasi

Perbaharui

Record

Hapus

Detail

Request
Google Maps

End

Gambar 4 Activity Diagram Petugas (Menu Tambah Lokasi Trafo)

Activity diagram menggambarkan berbagai alur aktivitas dalam sistem
yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alur berawal, decision yang
mungkin terjadi, dan bagaimana diakhiri. Pada Gambar 4 terdapat sebuah activity
diagram yang menampilkan aktivitas petugas inspeksi gardu untuk menu tambah
lokasi trafo. Kemudian pada Gambar 5 terdapat activity diagram administrator
untuk menu tambah petugas.
6

Admin

SistemAdmin

DatabaseAdmin

Start

Login

( Salah )
( Benar )
Menampilakn
Menu

Tambah

Perbaharui

Record

Manage
Petugas
Hapus

Detail
End

Gambar 5 Activity Diagram Admin (Menu Tambah Petugas)

Class diagram mendeskripsikan objek-objek yang terlibat dalam sistem.
Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah
objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class
menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan
layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode/fungsi). Class diagram
menggambarkan struktur deskripsi class, package, dan objek beserta hubungan
satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.
Tiang

Trafo
nama
kode tiang
kode merk

kode
latitude
longitude
alamat

cari tiang
control

hapus tiang
control

tambah tiang
control

cari()
tambah()
hapus()
edit()
1

0..n

1

cari()
tambah()
hapus()
edit()
1

Merk
kode
nama
0..n

cari()
tambah()
hapus()
edit()
1

cari merk
control

cari trafo
control

1
Atur Tiang Control

1

1
Atur Trafo Control

hapus trafo
control

1

hapus merk
control

1
Atur Merk Control
1

1
tambah merk
control

tambah trafo
control

edit tiang
control
edit trafo
control

edit merk
control
1

1

Trafo User Interface

Tiang User Interface

1
Merk User Interface

Gambar 6 Class Diagram

Class diagram sistem terdiri dari entity class, boundary class dan
controller class. Setiap entity class dapat mengakses controller class dan masingmasing controller class berelasi dengan boundary class.

7

4.

Hasil dan Pembahasan

Sistem dikembangkan dengan menggunakan software IDE Eclipse dengan
tambahan Android Development Toolkit sebagai alat untuk membuat aplikasi
Android. Sistem yang digunakan oleh admin, yaitu aplikasi web, dikembangkan
dengan menggunakan teknologi PHP, database MySQL, dan web server Apache.

Gambar 7 Tampilan Menu Lokasi

Pada Gambar 7 ditunjukkan halaman yang digunakan admin untuk
mengolah data lokasi. Halaman ini memberikan kemudahan bagi admin untuk
melihat seluruh data lokasi trafo. Data lokasi trafo ditampilkan dalam bentuk
tabel, pada setiap baris dilengkapi fasilitas untuk melihat detail informasi data,
mengubah data, dan menghapus data. Halaman maintenance (Gambar 8)
menyediakan detail informasi data trafo. Informasi yang ditampilkan adalah
alamat lokasi trafo, status trafo (daya, grounding, dll), keterangan tambahan, dan
juga foto trafo.

Gambar 8 Detail Maintenance Trafo

8

Aplikasi mobile digunakan oleh petugas inspeksi gardu untuk melakukan
pengontrolan trafo. Aplikasi ini diberi nama “Trafo Hunter” yang digunakan
untuk mempermudah petugas dalam melakukan pencarian trafo di area Salatiga
yang jumlahnya bisa mencapai ribuan. Selain itu dapat membantu petugas pada
saat dilapangan untuk melakukan pengecekan trafo. Pada Gambar 9 ditunjukkan
tampilan aplikasi “Trafo Hunter” dengan tampilan yang sangat simpel sehingga
memudahkan petugas inspeksi trafo ketika berada di lapangan.

Gambar 9 Tampilan Menu Awal Aplikasi
“Trafo Hunter”

Gambar 10 Tampilan Data Trafo

Terdapat empat menu utama pada aplikasi berbasis mobile (Gambar 9).
Menu data mengarah ke halaman daftar data trafo (Gambar 10). Sesuai dengan
namanya, halaman data trafo menyediakan informasi daftar trafo serta terdapat
foto trafo yang ada di wilayah Salatiga.

Gambar 12 Rute dari Posisi Petugas ke
Lokasi Trafo

Gambar 11 Tampilan Peta Titik Trafo

Gambar 11 menunjukkan lokasi-lokasi trafo di peta. Peta yang digunakan
adalah Google Maps, yang terhubung dengan aplikasi melalui Google Maps
Android API. Lokasi trafo ditunjukkan dengan tanda pin di peta, yang jika
9

disentuh akan muncul memunculkan dialog yang berisi detail trafo dan rute
menuju ke lokasi trafo tersebut (Gambar 12).

Gambar 13 Maintenance Trafo

Menu maintenance merupakan salah satu menu yang ditampilkan ketika
pada menu data trafo di tekan, kemudian petugas memilih pada pilihan input
perbaikan. Halaman maintenance (Gambar 13) merupakan sebuah isian yang
digunakan oleh petugas untuk mengisi keadaan trafo pada saat dilakukan
pemeriksaan di lapangan. Keadaan trafo yang dimaksud adalah kondisi tangki
trafo hingga kondisi kabel trafo.

Gambar 14 Tampilan Peta Titik Trafo

Gambar 15 Rute dari Posisi Petugas ke
Lokasi Trafo

Aplikasi yang digunakan untuk mengunci letak titik koordinat trafo yaitu
menggunakan “Map Coordinates” (Gambar 14) yang dapat diunduh secara gratis
lewat Google Play Store. Pada Gambar 15 menunjukkan bahwa petugas secara
10

manual mencari letak titik koordinat trafo dengan mengandalkan GPS pada
smartphone dan dengan melihat gambar kondisi lingkungan di sekitar trafo. Akan
muncul sebuah koordinat latitude dan longitude yang dicatat oleh petugas
kemudian dimasukkan ke database oleh admin. Keakuratan dalam mengunci letak
titik koordinat sebuah trafo mencapai 99%, yang sebelumnya sudah melalui
pengujian berulang-ulang terlebih dahulu.
Pengujian aplikasi dilakukan untuk menguji fungsi-fungsi aplikasi hasil
implementasi. Pengujian dilakuan dengan dua cara, yaitu dengan teknik blackbox. Pengujian aplikasi dengan menggunakan teknik black-box adalah pengujian
fungsional tanpa memperhatikan alur eksekusi program namun cukup
memperhatikan apakah setiap fungsi berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Pengujian dilakukan dengan menjalankan aplikasi dengan hal yang diuji pada
aplikasi web administrator dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 1.
No.

Fungsi

Tabel 1 Pengujian Web Admin
Pengujian

Hasil
Pengujian
Bisa

1.

Menambah data

Menambahkan data trafo, apabila tidak
lengkap maka akan muncul peringatan.

2.

Mengedit data

Apabila admin melakukan perubahan data
sesuai yang akan di edit.

Bisa

3.

Menghapus Data

Data yang akan dipilih untuk dihapus maka
data akan terhapus.

Bisa

4.

Menampilkan
Detail Data

Akan menampilkan detail data lokasi dan
informasi trafo.

Bisa

Berdasarkan hasil pengujian blackbox (Tabel 1), disimpulkan bahwa
fungsi-fungsi pada aplikasi web admin berfungsi dengan baik. Pengujian
dilakukan dengan menjalankan aplikasi dengan hal yang diuji pada aplikasi
“Trafo Hunter” untuk petugas dan hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 2.
No.
1.
2.
3.
4.
5.

Fungsi
Menekan aplikasi
“Trafo Hunter”
Memilih menu data
Memilih menu
Lokasi
Menu Maintenance
Menu Login dan
Logout

Tabel 2 Pengujian Aplikasi “Trafo Hunter”
Pengujian
Untuk memasuki aplikasi maka harus
menekan icon aplikasi “Trafo Hunter”
Menampilkan data lokasi trafo
Menampilkan peta letak koordinat petugas
dan lokasi trafo.
Menampilkan form pengisian pengecekan
kondisi trafo.
Masuk dan keluar dari aplikasi “Trafo
Hunter”

Hasil
Pengujian
Bisa
Bisa
Bisa
Bisa
Bisa

Selain blackbox testing, dilakukan juga User Acceptance Test (UAT) untuk
mengetahui sejauh mana sistem ini memenuhi kebutuhan user, pada tahapan ini
diminta tanggapan user tentang aplikasi sistem informasi ini sebagai bahan
evaluasi. Berikut ini adalah hasil prosentasi dari kuesioner yang telah dibagikan
pada 30 orang responden. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 3.
11

Tabel 3 Hasil UAT

No
Pertanyaan
Apakah sistem ini mudah digunakan atau
1
dioperasikan?
a. mudah
b. sedang
c. sulit
Apakah Anda setuju jika sistem ini memberikan
2
informasi yang bermanfaat?
a. setuju
b. tidak setuju
c. ragu-ragu
Apakah program sistem ini dapat meningkatkan
3
produktifitas Anda?
a. setuju
b. tidak setuju
c. ragu-ragu
Apakah
sistem
ini,
membantu
Anda
4
menemukan jalur jaringan listrik, sehingga
menghindari
kemungkinan
terlewatnya
tiang/gardu listrik?
a. menarik
b. biasa saja
c. kurang menarik
Bagaimana
tanggapan
Anda
terhadap
5
keseluruhan aplikasi Sistem ini?
a. bagus
b. cukup
c. kurang

Jumlah Presentase (%)

100%
0%
0 %

90 %
5%
5%

100 %
0%
0%

100 %
0%
0%

100 %
0%
0%

Hasil kuesioner menujukkan bahwa sistem yang dihasilkan pada penelitian
ini dapat digunakan dan diterima dengan baik. Informasi yang disajikan oleh
sistem jelas, dan membantu petugas dalam menemukan lokasi jalur jaringan listrik
yang terkadang terlewat satu gardu atau tiang trafo. Tampilan yang digunakan
tidak membingungkan.
5.

Simpulan

Berdasarkan penelitian, pengujian dan analisis terhadap sistem, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Sistem yang dirancang dapat
membantu petugas inspeksi gardu dalam melakukan pencarian trafo yang
jumlahnya tidak sedikit bahkan bisa mencapai ribuan di Area Salatiga; (2) Sistem
dapat membantu mempermudah petugas inspeksi gardu dalam melakukan
pemeriksaan kondisi trafo; (3) Data yang masuk ke server dapat diolah dengan
cepat oleh administrator.

12

Saran pengembangan yang dapat diberikan untuk penelitian lebih lanjut
adalah selain menampilkan lokasi dan data informasi trafo, sistem dapat
dikembangkan untuk mengunci letak titik koordinat trafo tanpa menggunakan
aplikasi lain yang bisa mengunci sebuah titik koordinat, hal ini diperlukan apabila
terdapat trafo sisipan atau trafo baru yang dipasang pada tiang tertentu.
6.
[1].

[2].

[3].

[4].

[5].
[6].

[7].

[8].

[9].
[10].

[11].
[12].
[13].
[14].

Daftar Pustaka
Mahardhika, D., Nugroho, A. & Sukmadi, T. 2010. Pengembangan Trafo
Distribusi Berdasarkan Pertumbuhan Beban Tahun 2012--2016 di UPJ
Batang. TRANSMISI 12, 87–93.
PLN
2015.
PLN
Company
Profile.
http://www.pln.co.id/dataweb/COMPANY%20PROFILE/Company%20Pr
opile%20PLN.pdf. Diakses pada 14 Juni 2015.
Haleyora
Power
2015.
Profil
Haleyora
Power.
http://www.haleyorapower.co.id/Corporate/profil-1.html. Diakses pada 14
Juni 2015.
Android Open Source Project 2011. What is android? http://developer.
android. com/guide/basics/what-is-android. html, 2. Diakses tanggal 27
Oktober 2013.
Google
Developers
2015.
Google
Maps
Web
APIs.
https://developers.google.com/maps/web/. Diakses pada 14 Juni 2015.
Hidayat, N. F. & Ferdiana, R. 2012. The Development of Mobile Client
Application in Yogyakarta Tourism and Culinary Information System
Based on Social Media Integration. Development 3.
Jeefoo, P. 2014. Real-time field survey using android-based interface of
mobile GIS. In Information Science and Applications (ICISA), 2014
International Conference on, pp. 1–3.
Tjiptanata, R. A., Anggraini, D. & Safitri, D. 2012. Sistem Informasi
Geografis SLTP di Kotamadya Jakarta Selatan. Konferensi Nasional
Sistem Informasi 2012, STMIK-STIKOM Bali 23-25 Pebruari 2012.
Awange, J. L. & Kiema, J. B. K. 2013. Fundamentals of GIS. In
Environmental Geoinformatics, pp. 191–200. Springer.
Nuckols, J. R., Ward, M. H. & Jarup, L. 2004. Using geographic
information systems for exposure assessment in environmental
epidemiology studies. Environmental health perspectives , 1007–1015.
Aini, A. 2007. Sistem Informasi Geografis Pengertian Dan Aplikasinya.
STMIK AMIKOM. Yogyakarta.
Aronoff, S. 1989. Geographic information systems: a management
perspective. Wdl Pubns.
Prahasta, E. 2002. Sistem Informasi Geografis: Konsep--Konsep Sistem
Informasi Geografis. CV. Informatika, Bandung.
McMillan, J. & Schumacher, S. 2001. Research in Education. New York:
Longman.

13

[15]. Bischofberger, W. R. & Pomberger, G. 2012. Prototyping-Oriented
Software Development: Concepts and Tools. Springer Science & Business
Media.
[16]. Pressman, R. S. & Jawadekar, W. S. 1987. Software engineering. New
York 1992.

14

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24

GANGGUAN PICA(Studi Tentang Etiologi dan Kondisi Psikologis)

4 75 2