MAKALAH SOSIOLOGI EKONOMI makalah pendidikan
MAKALAH SOSIOLOGI EKONOMI
PERUBAHAN STRUKTUR SOSIAL DAN MOBILITAS SOSIAL
Diajukan sebagai salah satu tugas
Mata Kuliah Sosiologi Ekonomi
Dosen Pengajar : Bpk. Mudzakir
Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
1. PINA RAMADAYANTI
161021250051
2. RIFNI PUTRI
161021250085
3. RISKA JUNIARTI
161021250070
4.SULTHON AZIZ
161021250082
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAMULANG
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….....….. i
KATA PENGANTAR………………………………...……………………………………….……… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………... ……..
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..…
1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………………….....1
1.3 Tujuan Pembelajaran……………………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..……
2.1
Pengertian
Perubahan
Sosial
dan
Ekonomi
Sosial
…………………..
…………………......3
2.2 Sosiologi Pembangunan Ekonomi……………………………………………………...
…..4
2.3 Pengertian Struktur Sosial……………………………………………………………….....
5
2.4
Pengertian
Mobilitas
Sosial…………………….
…………………………………………..6
2.5 Bentuk – bentuk Mobilitas Sosial………..…………………………………………………
6
2.6
Faktor-faktor
Pendorong
dan
Penghambat
Mobilitas
Sosial……………………………….9
2.7
Dampak
Mobilitas
Sosial……………………………………………………………….....13
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….……………………16
DAFTAR PUSTAKA.
i
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Sosiologi Ekonomi dengan Judul : “ Perubahan Struktur
Sosial dan Mobilitas Sosial”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh Karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.
Tangerang, 22 Maret 2017
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial, dengan kata lain
perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dari kehidupan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, dimana pada masa lalu
di kehidupan keluarga seorang suami merupakan tulang punggung keluarga dan mempunyai
posisi yang dominan dalam berbagai urusan yang terjadi di rumah tangga, termasuk juga
dalam hal ekonomi keluarga.
Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat diketahui dengan
membandingkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu dengan keadaan di masa lampau.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuain
antara unsur-unsur sosial yang ada pada masyarakat. Sehingga akan mengubah struktur dan
fungsi dari unsur-unsur soaial masyarakat tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam sebuah masyarakat terdapat istilah yang sering kita dengar yaitu mobilitas sosial.
Banyak sekali masyarakat yang dalam kehidupan nya mengalami mobilitas sosial, namun
tidak sedikit pula dari mereka juga tidak mengetahui dan menyadari bagaimana dan mengapa
kita bisa terjun dalam sebuah mobilitas sosial. Oleh karena itu, di sini akan dilakukan sebuah
pembahasan terhadap apa saja masalah yang ditimbulkan dari mobilitas sosial dan bagaimana
cara menyelesaikannya secara universal
1
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami Pengertian Perubahan Sosial dan Ekonomi
2. Memahami Penegertian Struktur Sosial
3. Memahami Pengertian Mobilitas Sosial, Permasalah yang terjadi, dan cara
menyelesaikannya
2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN EKONOMI
Perubahan sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa dielakkan karena ia tumbuh dan
melekat dalam diri masyarakat seiring dengan perjalanan dan pergantian waktu.
Ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai perubahan
sosial, diantaranya :
a.William f. Ogburn
Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material
maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari umsur-unsur kebudayaan
material terhadap unsur-unsur immaterial.
b.Man Iver
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial atau perubahan
terhadap keseimbangan hubungan sosial.
c.Samuel Koenning
Perubahan sosial merujuk pada modifikasi-modifikasi (perubahan) yang terjadi dalam pola
kehidupan manusia. Sementara itu, perubahan sosial ditentukan juga oleh pendidikan, karena
pendidikan bukan saja sebagai alat membentuk sumberdaya manusia yang berdaya saing
tinggi, melainkan diharapkan juga ikut menentukan terjadinya berbagai perubahan sosial.
d. Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat yang memengaruhi istem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai,
sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
3
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi dalam tatanan kehidupan masyarakat baik dalam struktur masyarakat,
fungsinya unsur-unsur kebudayaan maupun hubungan antara individu dalam masyarakat.
Para sosiolog mengklasifikasikan masyarakat menjadi dua yaitu : masyarakat statis
dan masyarakat dinamis. (Soerjono Soekanto; 1990). Masyarakat statis adalah masyarakat
yang mengalami perubahan yang berjalan lambat. Sementara masyarakat dinamis adalah
masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat.
Sementara itu, perubahan ekonomi adalah pergeseran yang terjadi di dalam kegiatan
atau proses ekonomi suatu negara.
Berdasarkan tinjauan makro-sektoral, perekonomian suatu negara dapat berstruktur
agraris (agricultural), industry (industrial), niaga (commercial). Hal ini tergantung pada
sektor apa atau mana yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian negara yang
bersangkutan.
B. SOSIOLOGI PEMBANGUNAN EKONOMI
Sosiologi pembangunan mencoba melengkapi kajian ekonomi yang selama ini hanya
didasarkan pada produktivitas dan efisiensi dalam mengukur keberhasilan pembangunan.
Kajian ekonomi konvensional sejauh ini hanya melihat peristiwa ekonomi dari sudut pandang
ilmu ekonomi saja dengan pendekatan utama melalui pengukuran produktivitas dan efisiensi
seperti misalnya angka-angka pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, disisi lain, factor-faktor
penting seperti aktor sosial masyarakat, termasuk di dalamnya perilaku elite cenderung
diabaikan.
Pembangunan sebagai sebuah perubahan sosial yang terencana tidak bisa
dijelaskan hanya dengan pendekatan ekonomi semata. Terdapat aspek tersembunyi di
dalam masyarakat seperti persepsi, gaya hidup, dan motivasi. Oleh Karena itu didalam
pembangunan ekonomi, aspek-aspek sosiologis tidak boleh dikesampingkan begitu saja
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi seperti krisis.
4
C. PENGERTIAN STRUKTUR SOSIAL
Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubunganhubungan yang dapat diprediksi melalui pola perilaku berulang-ulang antar individu dan
antar kelompok dalam masyarakat tersebut
Struktur sosial memiliki empat element dasar:
1. Status sosial
2. Peran sosial
3. Kelompok
4. Institusi atau lembaga
Para ahli teori interaksionis menekankan bahwa perilaku sosial kita dikondisikan oleh
peran-peran dan status-status yang kita terima, kelompok mana kita berasal dan institusi
mana kita berfungsi.
Status Sosial dalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial
sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. Status dilihat dari proses terjadinya
dibedakan menjadi:
a. Ascribed Status (Status akibat kelahiran)
b. Achieved Status (Status yang diperjuangkan)
c. Assigned Status (Status yang dianugerahkan)
Status selalu diikuti oleh peran. Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang
sesuai dengan statusnya atau seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu
posisi atau status tertentu.
5
D. PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL
Mobilitas sosial berasal dari kata mobilis yang artinya mudah dipindahkan,
sementara itu para ahli memberikan defenisi mengenai mobilitas sosial diantaranya
adalah:
1. William Kron Blum
Mobiltas sosial adalah perpindahan individu-individu, baik eluarga dan kelompok sosial
lainnya dari satu lapisan sosial kelapisn sosial lainnya.
2. Edward Ranford
Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur itu menckup sifat hubungan antara
individu dan kelompoknya.
3. Haditono
Mobilitas sosial yaitu perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari kedudukanya
yang satu ke kedudukan yang lain, kedudukan itu bisa berarti situasi tempat atau dapat
pula berarti status.
Dengan demikian, dari beberapa defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa,
mobilitas sosial itu ialah suatu perubahan atau perpindahan kelas sosial, baik keatas
maupun ke bawah, yang dialami oleh individu atau suatu kelompok sosial, sehingga
memberikan dampak terhadap kelas baru yang diperoleh individu atau kelompok sosial
tadi.
E. BENTUK – BENTUK MOBILITAS SOSIAL
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas
sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial vertical dapat dibedakan
lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal
dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
6
1. Mobilitas vertical
Mobilitas Vertikal : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau
sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua
bentuk yang utama :
a. Mobilitas vertikal keatas (Social Climbing)
b. Mobilitas vertikal ke bawah (Social Sinking)
A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing)
Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau
kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana
status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena
memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah
ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua
dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :
1. Melakukan peningkatan prestasi kerja
2. Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi
B. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses
sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan
pada hak dan kewajibannya.
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
1. Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit
dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.
7
2. Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus
terdegradasi ke seri B.
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:
Berhalangan tetap atau sementara.
Memasuki masa pensiun.
Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.
2.Mobilitas horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang
dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan
individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial
lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan
seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh:
Pak
Amir
seorang
warga
negara
Amerika
Serikat,
mengganti
kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak
Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak
Amir tidak merubah status sosialnya.
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
1. Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu
atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan
migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial
2. Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua
generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan
seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau
turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu
sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya
hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara.
Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
8
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status atau
kedudukan dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu
struktur sosial yang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan
mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada
para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial
climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan
setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab
untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan
terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih
mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka
lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian
diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau
sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok
orang tersebut berada.
F. FAKTOR – FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT MOBILITAS
SOSIAL
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial yaitu :
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi
serta kemudahan untuk memperolehnya.
B. Faktor Individu
Faktor Individu adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan,
penampilan, maupun keterampilan pribadi.
9
C. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena
ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila
ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari
kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang
hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal
nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke
kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam
sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi
keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih
aman.
F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu
pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat
permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian
yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
G. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan
mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
H. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan
dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka
kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan
stratifikasi baru.
10
I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti
fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota,
transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
J.Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam
memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan
dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya,
pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas
garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan
yang menghadang.
K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian
kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka
mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata
yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini
memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status
tersebut.
L. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk
melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi
peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu,
menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah
status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor
penghambat itu antara lain sebagai berikut :
11
Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat
miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit
Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas,
terbukti denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan
berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu,
dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka
yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai
penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela,
seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan
terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan
sebebas-bebasnya
dan
sekehendak
hatinya
berpindah-pindah
agama
sesuai
keinginannya.
Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi
derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini
mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatankesempatan dalam masyarakat.
Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat
dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan
dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku.
Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur
organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan
sesuatu.
12
G. DAMPAK MOBILITAS SOSIAL
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian
atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya
mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang
meningkat.
Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena
seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif
maupun negatif antara lain sebagai berikut.
A. Dampak Positif :
Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari
strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk
maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.
Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik
Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah
yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari
masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika
didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung
dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat
dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya
hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status
sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi sosial.
13
B. Dampak Negatif :
Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan
menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. :
1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam
lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas
sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas.
2) Konflik Antarkelompok sosial Konflik yang menyangkut antara kelompok satu
dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok
sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu
kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki
wewenang 3) Konflik Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan
nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam
mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan normanorma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh
seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini
dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu
menjalankan fungsi-fungsinya
Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi
psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :
Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas
menurun.
Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke
lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.
14
Adapun Cara khusus untuk menaikan status, yaitu :
Perubahan tingkah laku Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha
menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas
yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku,
tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk
mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar penampilannya
meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu
mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia
berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.
Perubahan nama Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi
sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang
menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal
Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan
"kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja
sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"
Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat
berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru.
Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah,
indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah
akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis,
melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan
mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena
keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga
tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik
apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap
hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
Bergabung dengan organisasi tertentu Untuk meningkatkan statusnya seseorang dapat
bergabung dengan organisasi tertentu , sebagai contoh bergabung dengan organisasi
yang berkelas.
15
BAB III PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa setiap masyarakat
senantiasa berada dalam proses perubahan sosial, dengan kata lain perubahan sosial
merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Dalam sebuah
masyarakat terdapat istilah yang sering kita dengar yaitu mobilitas sosial. Terjadinya
mobilitas sosial dapat menimbulkan berbagai konsekuensi, baik positif maupun negatif.
Konsekuensi positif atau negatif ditentukan oleh kemampuan individu atau kelompok
individu menyesuaikan dirinya terhadap situasi baru, kelompok baru, orang baru, cara
hidup baru.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. (2014). Pengantar Teori Mikro Ekonomi, (edisi ketiga, cet.29).
Jakarta: Rajawali Press.
Stiglitz, Joseph E. (2006). Making Globalization Work. New York: W.W. Norton &
Company, Inc
PERUBAHAN STRUKTUR SOSIAL DAN MOBILITAS SOSIAL
Diajukan sebagai salah satu tugas
Mata Kuliah Sosiologi Ekonomi
Dosen Pengajar : Bpk. Mudzakir
Disusun Oleh :
KELOMPOK 9
1. PINA RAMADAYANTI
161021250051
2. RIFNI PUTRI
161021250085
3. RISKA JUNIARTI
161021250070
4.SULTHON AZIZ
161021250082
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN S1 AKUNTANSI
UNIVERSITAS PAMULANG
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….....….. i
KATA PENGANTAR………………………………...……………………………………….……… ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………... ……..
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………..…
1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………………….....1
1.3 Tujuan Pembelajaran……………………………………………………………………....2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………..……
2.1
Pengertian
Perubahan
Sosial
dan
Ekonomi
Sosial
…………………..
…………………......3
2.2 Sosiologi Pembangunan Ekonomi……………………………………………………...
…..4
2.3 Pengertian Struktur Sosial……………………………………………………………….....
5
2.4
Pengertian
Mobilitas
Sosial…………………….
…………………………………………..6
2.5 Bentuk – bentuk Mobilitas Sosial………..…………………………………………………
6
2.6
Faktor-faktor
Pendorong
dan
Penghambat
Mobilitas
Sosial……………………………….9
2.7
Dampak
Mobilitas
Sosial……………………………………………………………….....13
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan………………………………………………………….……………………16
DAFTAR PUSTAKA.
i
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi
tugas kelompok untuk mata kuliah Sosiologi Ekonomi dengan Judul : “ Perubahan Struktur
Sosial dan Mobilitas Sosial”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh Karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.
Tangerang, 22 Maret 2017
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial, dengan kata lain
perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dari kehidupan yang terjadi dalam masyarakat Indonesia, dimana pada masa lalu
di kehidupan keluarga seorang suami merupakan tulang punggung keluarga dan mempunyai
posisi yang dominan dalam berbagai urusan yang terjadi di rumah tangga, termasuk juga
dalam hal ekonomi keluarga.
Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat diketahui dengan
membandingkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu dengan keadaan di masa lampau.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuain
antara unsur-unsur sosial yang ada pada masyarakat. Sehingga akan mengubah struktur dan
fungsi dari unsur-unsur soaial masyarakat tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam sebuah masyarakat terdapat istilah yang sering kita dengar yaitu mobilitas sosial.
Banyak sekali masyarakat yang dalam kehidupan nya mengalami mobilitas sosial, namun
tidak sedikit pula dari mereka juga tidak mengetahui dan menyadari bagaimana dan mengapa
kita bisa terjun dalam sebuah mobilitas sosial. Oleh karena itu, di sini akan dilakukan sebuah
pembahasan terhadap apa saja masalah yang ditimbulkan dari mobilitas sosial dan bagaimana
cara menyelesaikannya secara universal
1
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Memahami Pengertian Perubahan Sosial dan Ekonomi
2. Memahami Penegertian Struktur Sosial
3. Memahami Pengertian Mobilitas Sosial, Permasalah yang terjadi, dan cara
menyelesaikannya
2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL DAN EKONOMI
Perubahan sosial merupakan sesuatu yang tidak bisa dielakkan karena ia tumbuh dan
melekat dalam diri masyarakat seiring dengan perjalanan dan pergantian waktu.
Ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli mengenai perubahan
sosial, diantaranya :
a.William f. Ogburn
Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material
maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari umsur-unsur kebudayaan
material terhadap unsur-unsur immaterial.
b.Man Iver
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial atau perubahan
terhadap keseimbangan hubungan sosial.
c.Samuel Koenning
Perubahan sosial merujuk pada modifikasi-modifikasi (perubahan) yang terjadi dalam pola
kehidupan manusia. Sementara itu, perubahan sosial ditentukan juga oleh pendidikan, karena
pendidikan bukan saja sebagai alat membentuk sumberdaya manusia yang berdaya saing
tinggi, melainkan diharapkan juga ikut menentukan terjadinya berbagai perubahan sosial.
d. Selo Soemardjan
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam
suatu masyarakat yang memengaruhi istem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai,
sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
3
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi dalam tatanan kehidupan masyarakat baik dalam struktur masyarakat,
fungsinya unsur-unsur kebudayaan maupun hubungan antara individu dalam masyarakat.
Para sosiolog mengklasifikasikan masyarakat menjadi dua yaitu : masyarakat statis
dan masyarakat dinamis. (Soerjono Soekanto; 1990). Masyarakat statis adalah masyarakat
yang mengalami perubahan yang berjalan lambat. Sementara masyarakat dinamis adalah
masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat.
Sementara itu, perubahan ekonomi adalah pergeseran yang terjadi di dalam kegiatan
atau proses ekonomi suatu negara.
Berdasarkan tinjauan makro-sektoral, perekonomian suatu negara dapat berstruktur
agraris (agricultural), industry (industrial), niaga (commercial). Hal ini tergantung pada
sektor apa atau mana yang dapat menjadi tulang punggung perekonomian negara yang
bersangkutan.
B. SOSIOLOGI PEMBANGUNAN EKONOMI
Sosiologi pembangunan mencoba melengkapi kajian ekonomi yang selama ini hanya
didasarkan pada produktivitas dan efisiensi dalam mengukur keberhasilan pembangunan.
Kajian ekonomi konvensional sejauh ini hanya melihat peristiwa ekonomi dari sudut pandang
ilmu ekonomi saja dengan pendekatan utama melalui pengukuran produktivitas dan efisiensi
seperti misalnya angka-angka pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, disisi lain, factor-faktor
penting seperti aktor sosial masyarakat, termasuk di dalamnya perilaku elite cenderung
diabaikan.
Pembangunan sebagai sebuah perubahan sosial yang terencana tidak bisa
dijelaskan hanya dengan pendekatan ekonomi semata. Terdapat aspek tersembunyi di
dalam masyarakat seperti persepsi, gaya hidup, dan motivasi. Oleh Karena itu didalam
pembangunan ekonomi, aspek-aspek sosiologis tidak boleh dikesampingkan begitu saja
dalam menyelesaikan persoalan-persoalan ekonomi seperti krisis.
4
C. PENGERTIAN STRUKTUR SOSIAL
Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubunganhubungan yang dapat diprediksi melalui pola perilaku berulang-ulang antar individu dan
antar kelompok dalam masyarakat tersebut
Struktur sosial memiliki empat element dasar:
1. Status sosial
2. Peran sosial
3. Kelompok
4. Institusi atau lembaga
Para ahli teori interaksionis menekankan bahwa perilaku sosial kita dikondisikan oleh
peran-peran dan status-status yang kita terima, kelompok mana kita berasal dan institusi
mana kita berfungsi.
Status Sosial dalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial
sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. Status dilihat dari proses terjadinya
dibedakan menjadi:
a. Ascribed Status (Status akibat kelahiran)
b. Achieved Status (Status yang diperjuangkan)
c. Assigned Status (Status yang dianugerahkan)
Status selalu diikuti oleh peran. Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang
sesuai dengan statusnya atau seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu
posisi atau status tertentu.
5
D. PENGERTIAN MOBILITAS SOSIAL
Mobilitas sosial berasal dari kata mobilis yang artinya mudah dipindahkan,
sementara itu para ahli memberikan defenisi mengenai mobilitas sosial diantaranya
adalah:
1. William Kron Blum
Mobiltas sosial adalah perpindahan individu-individu, baik eluarga dan kelompok sosial
lainnya dari satu lapisan sosial kelapisn sosial lainnya.
2. Edward Ranford
Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur itu menckup sifat hubungan antara
individu dan kelompoknya.
3. Haditono
Mobilitas sosial yaitu perpindahan seseorang atau sekelompok orang dari kedudukanya
yang satu ke kedudukan yang lain, kedudukan itu bisa berarti situasi tempat atau dapat
pula berarti status.
Dengan demikian, dari beberapa defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa,
mobilitas sosial itu ialah suatu perubahan atau perpindahan kelas sosial, baik keatas
maupun ke bawah, yang dialami oleh individu atau suatu kelompok sosial, sehingga
memberikan dampak terhadap kelas baru yang diperoleh individu atau kelompok sosial
tadi.
E. BENTUK – BENTUK MOBILITAS SOSIAL
Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas
sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial vertical dapat dibedakan
lagi menjadi social sinking dan social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal
dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah (geografis) dan mobilitas antargenerasi.
6
1. Mobilitas vertical
Mobilitas Vertikal : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau
sekelompok orang pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua
bentuk yang utama :
a. Mobilitas vertikal keatas (Social Climbing)
b. Mobilitas vertikal ke bawah (Social Sinking)
A. Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing)
Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau
kedudukan seseorang
Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :
Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana
status itu telah tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena
memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.
Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah
ada. Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua
dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.
Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :
1. Melakukan peningkatan prestasi kerja
2. Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi
B. Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)
Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses
sosial sinking sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan
pada hak dan kewajibannya.
Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
1. Turun nya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit
dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.
7
2. Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus
terdegradasi ke seri B.
Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:
Berhalangan tetap atau sementara.
Memasuki masa pensiun.
Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.
2.Mobilitas horizontal
Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang
dalam lapisan sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan
individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial
lainnya yang sederajat.
Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan
seseorang dalam mobilitas sosialnya.
Contoh:
Pak
Amir
seorang
warga
negara
Amerika
Serikat,
mengganti
kewarganegaraannya dengan kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak
Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak
Amir tidak merubah status sosialnya.
Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :
1. Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu
atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan
migrasi.Cara untuk melakukan mobilitas sosial
2. Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua
generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan
seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau
turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu
sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.
Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya
hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara.
Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.
8
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status atau
kedudukan dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu
struktur sosial yang berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan
mobilitas sosial tergantung dari struktur sosial masyarakatnya.
Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada
para anggotanya untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial
climbing ataupun sinking. Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan
setiap anggota masyarakat bersikap aktif dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab
untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya
Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan
terjadinya mobilitas sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih
mengutamakan nilai-nilai tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka
lebih memilih menjaga nilai-nilai tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian
diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas sosial yang terjadi pada seseorang atau
sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat seseorang atau sekelompok
orang tersebut berada.
F. FAKTOR – FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT MOBILITAS
SOSIAL
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial yaitu :
A. Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi
serta kemudahan untuk memperolehnya.
B. Faktor Individu
Faktor Individu adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan,
penampilan, maupun keterampilan pribadi.
9
C. Status Sosial
Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena
ketika ia dilahirkan tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila
ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari
kedudukannya sendiri dilapisan sosial yang lebih tinggi.
D. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang
hidup dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal
nya tandus dan kekurangan SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke
kota besar. Secara sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitas
E.Situasi Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam
sebuah negara. Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi
keamanan yang bisa mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih
aman.
F. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu
pihak, pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat
permukiman, dan di pihak lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian
yang membuat sebagian warga masyarakat mencari tempat kediaman lain.
G. Keingina Melihat Daerah Lain
Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan
mobilitas geografik dari satu tempat ke tempat yang lain.
H. Perubahan kondisi sosial
Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan
dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka
kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan
stratifikasi baru.
10
I. Ekspansi teritorial dan gerak populasi
Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti
fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota,
transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.
J.Komunikasi yang bebas
Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam
memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan
dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya,
pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas
garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan
yang menghadang.
K. Pembagian kerja
Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian
kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka
mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata
yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini
memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status
tersebut.
L. Kemudahan dalam akses pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk
melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi
peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu,
menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah
status, akibat dari kurangnya pengetahuan.
Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor
penghambat itu antara lain sebagai berikut :
11
Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat
miskin, mencapai status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit
Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas,
terbukti denga adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan
berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu,
dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka
yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai
penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela,
seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan
terjadinya mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan
sebebas-bebasnya
dan
sekehendak
hatinya
berpindah-pindah
agama
sesuai
keinginannya.
Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi
derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini
mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatankesempatan dalam masyarakat.
Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat
dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan
dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku.
Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur
organisasi menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan
sesuatu.
12
G. DAMPAK MOBILITAS SOSIAL
Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian
atau sebalik nya akan menimbulkan konflik.
Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya
mobilitas sosial vertikal, di antara nya:
Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.
Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang
meningkat.
Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena
seseorang berpindah ke status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.
Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif
maupun negatif antara lain sebagai berikut.
A. Dampak Positif :
Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari
strata ke strata yang lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk
maju dalam berprestasi agar memperoleh status yang lebih tinggi.
Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik
Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah
yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang sedang mengalami perubahan dari
masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika
didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung
dengan peningkatan dalam bidang pendidikan.
Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat
dapat meningkatkan integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya
hidup, nilai-nilai dan norma-norma yang di anut oleh kelompok orang dengan status
sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi sosial.
13
B. Dampak Negatif :
Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan
menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut. :
1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok dalam
lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas
sosial, maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas.
2) Konflik Antarkelompok sosial Konflik yang menyangkut antara kelompok satu
dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik antara kelompok
sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu
kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki
wewenang 3) Konflik Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan
nilai dan kepentingan antara generasi yang satu dengan generasi yang lain dalam
mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin mengadakan perubahan.
Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan normanorma yang ada dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh
seseorang yamg mengalami mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini
dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas sosial yang baru dan mampu
menjalankan fungsi-fungsinya
Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi
psikologis seseorang, antara lain sebagai berikut. :
Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas
menurun.
Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya
Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke
lapisan atas, tetapi tidak dapat mencapainya.
14
Adapun Cara khusus untuk menaikan status, yaitu :
Perubahan tingkah laku Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha
menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas
yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku,
tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk
mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar penampilannya
meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu
mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia
berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.
Perubahan nama Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi
sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang
menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal
Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan
"kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja
sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"
Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat
berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru.
Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah,
indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah
akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis,
melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan
mempengaruhi peningkatan status. Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena
keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga
tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik
apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap
hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
Bergabung dengan organisasi tertentu Untuk meningkatkan statusnya seseorang dapat
bergabung dengan organisasi tertentu , sebagai contoh bergabung dengan organisasi
yang berkelas.
15
BAB III PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa setiap masyarakat
senantiasa berada dalam proses perubahan sosial, dengan kata lain perubahan sosial
merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan masyarakat. Dalam sebuah
masyarakat terdapat istilah yang sering kita dengar yaitu mobilitas sosial. Terjadinya
mobilitas sosial dapat menimbulkan berbagai konsekuensi, baik positif maupun negatif.
Konsekuensi positif atau negatif ditentukan oleh kemampuan individu atau kelompok
individu menyesuaikan dirinya terhadap situasi baru, kelompok baru, orang baru, cara
hidup baru.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. (2014). Pengantar Teori Mikro Ekonomi, (edisi ketiga, cet.29).
Jakarta: Rajawali Press.
Stiglitz, Joseph E. (2006). Making Globalization Work. New York: W.W. Norton &
Company, Inc