PELAKSANAAN PROSES PEMINATAN BERDASARKAN standar

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 1 - 9

PELAKSANAAN PROSES PEMINATAN BERDASARKAN IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013 TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PESERTA DIDIK

Rulof Melmambessy
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Ambon
E-mail: rulof.melmambessy@gmail.com

ABSTRAK
Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan
pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk
paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki
sopan santun disiplin yang tinggi. Dalam kurikulum 2013 dilakukan
pembagian jurusan melalui nilai raport SMP dan dilakukan pada saat
siswa-siswi masih berada pada kelas X. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kepuasan siswa-siswi terhadap implementasi
pembagian jurusan yang dilakukan oleh para Guru pada saat siswa-siswi
masih berada pada kelas X dan berdasarkan pada nilai raport SMP.
Jurusan merupakan salah satu jalan dalam meraih cita-cita dan masa

depan siswa-siswi karena penjurusan bertujuan untuk mengembangkan
bakat dan kemampuan siswa-siswi. Instrument yang peneliti gunakan
yaitu dengan pembagian kuisioner, teknik pengumpulan data yang
penulis gunakan yaitu wawancara, study pustaka dan dokumentasi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa tingkat
kepuasan siswa-siswi terhadap implementasi pembagian jurusan yang
dilakukan berdasarkan kurikulum 2013 sangatlah tinggi atau dapat
dikatakan bahwa siswa-siswi yang tidak menerima hasil pembagian
jurusan melalui kurikulum 2013 sangatlah rendah. Oleh karena itu
kurikulum 2013 sangat baik digunakan pada siswa-siswi tahun depan
atau tahun ajaran 2017/2018.
Kata Kunci: peminatan, tingkat kepuasan, implementasi kurikulum.

PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1
ayat 19 menyebutkan “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan tahun ini melakukan pengembangan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 (K
13). Salah satu barometer yang dijadikan alasan pentingnya perubahan kurikulum itu dilakukan

adalah survey “Trends in International Math and Science” oleh Global Institut pada tahun 2007,
dimana berdasarkan survey tersebut hanya 5 persen peserta didik Indonesia yang mampu
mengerjakan soal berkategori tinngi yang memerlukan penalaran. Kurikulum 2013 memberi
Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

1

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 1 - 9

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kemampuan, bakat, dan minat secara
lebih luas dan terbuka sesuai prinsip perbedaan individu. Ini memungkinkan peserta didik
berkembang over achievement, yakni peserta didik yang memiliki tingakt penguasaan diatas
standard yang telah ditentukan baik dalam pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan.
Pelayaan peminatan peserta didik merupakan bagian dari upaya advokasi dan fasilitasi
perkembangan peserta didik agar secara selektif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat,
bangsa, dan Negara (arahan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional ) sehingga mencapai perkembangan optimal. Peminatan adalah proses yang
berkesenambungan, peminatan harus berpijak pada kaidah-kaidah dasar yang secara eksplisit dan
implisit, terkandung dalam kurikulum. Pemintan pilihan kelompok mata pelajaran, lintas minat

atau pendalaman minat merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam memilih dan
menetapkan peminatan yang diikuti pada satuan pendidikan di SMA/MA dan SMK, memahami
dan memilih arah pengembangan karir, dan menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan
sampai ke perguruan tinggi sesuai dengan kemampuan dasar umum, bakat, minat dan
kecenderungan pilihan masing-masing pseserta didik. Fungsi dari peminatan peserta didik yaitu
fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengntasan, fungsi pemeliharaan dan
pengembangan, dan fungsi advokasi.
Dalam peminatan terdapat aspek-aspek yang digunakan yaitu: prestasi belajar, yaitu
presentasi belajar peserta didik pada kelas VII, VIII, dan IX merupakan profil kemampuan
akademik peserta didik, yang dapat dijadikan dasar pertimbangan pokok dalam peminatan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai pedoman dalam menentukan peminatan
siswa-siswi meliputi Dokumentasi, yaitu dengan cara berdasarkan nilai raport semester 1- 6 pada
saat di SMP/MTS, nilai UN, Prestasi pada bidang non akademik, dan juga surat rujukan dari
Guru Bimbingan Konseling pada SMP, cara kedua dengan angket peminatan yang dibagikan
kepada peserta didik untuk mengisi angket sesuai kemauan peserta didik, cara ketiga dengan cara
wawancara, yaitu kami melakukan wawancara dengan para peserta didik untuk dapat
memastikan bahwa pilihan yang di angket merupakan pilihan mereka. Karena peminatan dan
masa depan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan yang lain, oleh karena itu
penelitian ini bermaksud untuk mengetahui tingkat kepuasan peserta didik terhadap pelaksanaan
peminatan berdasarkan implementasi kurikulum 2013. Adapun permasalahan yang akan diteliti

yaitu: 1) bagaimana perasaan

siswa-siswi terhadap pemberlakuan kurikulum 2013? 2)

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

2

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 1 - 9

bagaimana tingkat kepuasan siswa-siswi terhadap pembagian jurusan yang dilakukan yang
berdasarkan pada kurikulum 2013? Adapun tujuan dilakukan penelitian ini yaitu: 1) untuk dapat
mengetahui perasaan siswa-siswi terhadap pemberlakuan kurikulum 2013; 2) untuk mengetahui
tingkat kepuasan siswa-siswi terhadap pembagian jurusan yang dilakukan

berdasarkan

kurikulum 2013. Adapun manfaat yang dapat penelitian ini antara lain: 1) bagi Kemetrian
Pendidikan: sebagai acuan untuk dapat mengembangkan pemakaian kurikulum 2013 pada

sekolah yang lain yang berada pada Kota Ambon, dan terus mengembangkan inovasi baru untuk
dapat menumbuhkembangkan kemampuan siswa melalui pemakaian kurikulum 2013; 2) bagi
Siswa-Siswi: untuk mengetahui dasar kurikulum 2013 dalam cara, dan implementasi pembagian
jurusan melalui kurikulum 2013.

METODE
Lokasi yang peneliti gunakan yaitu SMA NEGERI 5 AMBON, dengan menggunakan
siswa-siswi kelas X sebagai objek penelitian. Penelitian ini berlangsung selama 2 hari yaitu dari
2 – 3 November 2016. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu: 1) observasi, yaitu
peneliti melakukan pengamatan di SMA NEGERI 5 AMBON yang digunakan sebagai lokasi
penelitian; 2) wawancara, yaitu peneliti melakukan tanya jawab (interview) dengan narasumber
yaitu siswa-siswi SMA NEGERI 5 AMBON; 3) study pustaka, yaitu peneneliti mendapat
referensi tambahan dari situs internet dan buku. Sumber data: 1) sumber data primer, yaitu
penulis mendapat informasi dengan cara hadir ke lokasi penelitian, melakukan wawancara
dengan narasumber, dan juga membagikan kuisioner kepada para responden; 2) sumber data
sekunder, yaitu penulis mendapat informasi dari situs internet dan referensi yang sesuai dengan
permasalahan yang dibahas.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Perasaan Siswa-Siswi.

Berdasarkan wawancara dan study pustaka yang dilakukan didapatkan hasil

bahwa

perasaan siswa-siswi terhadap pemberlakuan kurikulum 2013 (K 13) sebagai berikut:
1. Siswa-siswi sangat bersemangat dengan proses pembelajaran dengan metode kurikulum 2013
karena merupakan revolusi belajar dari kurikulum 2006. Metode pembelajaran kurikulum
2013 menggunakan pembelajaran saintifik yaitu dengan cara mengamati (Observing) ,
Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

3

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 1 - 9

menaya (Questioning), menalar (Associating) ,mencoba ( Experimenting) ,mencipta, dan
mengkomunikasikan. Kurikulum 2013 juga di implementasi secara sempurna dari GuruGuru yang mengajar karena dapat membawa mereka ke ranah atau tempat pemikiran mereka
masing-masing bukan hanya satu pikiran tunggal. Dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standard Kualifikasi Akademik dan

Kompetisi Konselor, Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk berkonsultasi dan
memperoleh informasi tentang pendalaman mata pelajaran bagi peserta didik.
2. Siswa-siswi lebih merasa menjadi insan yang berbudi pekerti luhur. Kurikulum 2013 juga
mengajarakan tentang ilmu sikap yang baik, yaitu saling menghargai bekerja sama dan juga
dan berapresiasi. Kurikulum 2013 membuat domain kepada sikap yaitu : dapat menciptakan
pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar, serta dunia dan
peradabannya.

Domain ketrampilan yaitu : dapat menciptakan insan yang yang

berkemampuan piker dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah konkret dan abstrak.
Domain pengetahuan yaitu dapat menciptakan pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanuasiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban.
3. Siswa-siswi merasa bahwa sudah memiliki dasar untuk dapat bersaing pada MEA. Dalam
pembelajaran kurikulum 2013 terdapat pembelajaran extrakurikuler yang dapat diisi dengan
hal yang baik. Salah satu progam di SMA NEGERI 5 AMBON yaitu kegiatan
kewirausahaan, yaitu para siswa-siswi dibentuk dalam beberapa kelompok dan diberi modal
oleh sekolah untuk dapat berwirausaha dengan bakat yang dimiliki baik itu kerajianan

tangan, maupun kerajinan dan ketrampilan dan membuat makanan. Oleh sebab itu siswasiswi sangat bersemangat dengan implementasi kurikulum 2013 yang dilakukan.
4. Siswa-siswi sangat senang karena dapat pendampingan dari para Guru dalam memecahkan
permasalahan yang dialami. Dalam metode kurikulum 2013 Guru dituntut untuk mampu
berdampingan dengan siswa-siswi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi baik itu dalam
bidang intrakurikuler maupun ekstrakurikuler agar mampu dapat mensharing permasalahan
yang dihadapi agar dapat menukar pikiran dari siswa ke Guru dan dari Guru ke siswa agar
dapat menemukan solusi yang terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

4

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 1 - 9

Tingkat Kepuasan Siswa-Siswi.
Berdasarkan pembagian kuisioner (berdasarkan instrument penelitian) didapat hasil
sebagai berikut:
1. Pendapat siswa-siswa terhadap pemberlakuan kurikulum 2013.

Responden

Puas

Tidak Puas

10%

90%
Gambar 1 Pendapat siswa-siswi terhadap kurikulum 2013

Berdasarkan hasil yang didapat, maka peserta didik yang puas dengan penggunaan
kurikulum 2013 sebanyak 90 persen, dan yang tidak puas sebanyak 10 persen. Kurikulum 2013
memberikan kesempatan kepada siswa-siswi untuk mengembangkan kemampuan, bakat dan
minat mereka secara lebih luas dan terbuka sesuai prinsip perbedaan individu. Implementasi
kurikulum 2013 menekankan penilaian berbasis proses, dan hasil tidak menyederhanakan upaya
pendidikan sebagai pencapaian target-target kuantitatif berupa angka-angka hasil ujian sejumlah
mata pelajaran akademik saja, tanpa penilaian proses atau upaya yang dilakukan oleh peserta
didik. Mengingat pentingnya pelayanan peminatan peserta didik dalam implementasi kurikulum
2013, maka Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan, Kemeneterian Pendidikan dan Kebudayaan menyusun Pedoman
Peminatan Peserta Didik dalam Implementasi Kurikulum 2013.


Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

5

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 1 - 9

2. Apakah jurusan yang didapat siswa-siswi sama seperti kemampuan yang dimiliki.

Gambar 2 Jurusan yang sesuai dengan kemampuan siswa

Berdasarkan hasil yang didapat peserta didik yang beranggapan bahwa jurusan yang
didapat sesuai dengan kemampuan mereka sebanyak 90 persen, dan yang tidak sesuai dengan
kemampuan sebanyak 10 persen. Secara Khusus tujuan dari peminatan yang dilakukan yaitu: a)
Pendidikan di SMA/MA dan sederajat merupakan pendidikan untuk menyiapkan peserta didik
menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri di masyarakat. b) Kemandirian didasarkan
pada kematangan pemenuhan potensi dasar, bakat, minat, dan ketrampilan pekerjaan/ karier. c)
Setelah tamat, peserta didik dapt bekerja atau berkuliah pada jurusan yang sesuai dengan
peminatan di SMA/MA.


3. Apakah jurusan yang didapat siswa-siswi sama seperti kemauan yang diingini.

Gambar 3 Jurusan sesuai dengan kemauan siswa-siswi.

Berdasarkan hasil yang didapat peserta didik yang beranggapan bahwa jurusan yang
didapat sesuai dengan kemauan mereka sebanyak 90 persen, dan yang tidak sesuai dengan
kemauan siswa sebanyak 10 persen. Dalam peminatan dipakai alternatif antara lain : a) Prestasi
Belajar: yaitu prestasi belajar peserta didik pada kelas VII, VIII, dan IX yang dapat dijadikan
dasar pertimbangan pokok dalam peminatan. b) Prestasi Non Akademik: yaitu prestasi akademik
Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

6

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 1 - 9

yang pernah diraih seperti kejuaraan dalam lomba melukis, menyanyi, menari, pidato, tenis meja,
dan yang lain. Data ini di peroleh melalui isian (angket) dan dokumentasi berupa fotokopi
piagam perhargaan peserta didik. c) Berdasarkan nilai UN: yaitu nilai UN yang diperoleh pada
SMP harus melebihi minimum nilai yang ditentukan. Dan data dideteksi oleh Guru BK
menggunakan test potensi akademik. d) Berdasarkan Surat Rujukan dari Guru BK SMP: yaitu
perlu adanya surat rekomendasi dari Guru BK asal SMP peserta didik.

4. Bagaimana implementasi Guru dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013.

Gambar 4 Implementasi Guru dalam pembelajaran.

Berdasarkan data yang didapat adalah pendapat peserta didik yang beranggap bahwa Guru
yang mengimplementasi kurikulum dengan tidak baik sebanyak 0 persen , yang cukup baik
sebanyak 10 persen, dan yang sangat baik sebanyak 90 persen. Dalam proses pembelajaran Guru
mata pelajaran memiliki tugas: a) Informasi sekolah yang sedang dijalani peserta didik, b)
informasi mata pelajaran wajib dan pilihan yang dapat dipilih oleh peserta didik dalam rangka
penyelesaian study pada satuan pendidikan yang sedang ditempuh, dan pendidikan lanjuta,
terutama berkenaan dengan peminatan akademik dan sistem SKS, c) informasi pendalaman mata
pelajaran bagi peserta didik yang ingin memperkaya dan mendalami mata pelajaran tersebut, d)
melakukan pembelajaran dan pendalaman materi kepada peserta didik sesuai dengan mata
pelajaran yang diampunya, e) berkonsultasi dengan kepala sekolah tentang keseluruhan upaya
peminatan dan pendalaman materi bagi peserta didik serta hasil-hasilnya.

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

7

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 1 - 9

5. Apakah siswa-siswi puas dengan jurusan yang didapat yang sesuai menurut pemberlakuan
kurikulum 2013.

Gambar 5 Tingkat kepuasan siswa-siswi.

Siswa-siswi yang sangat puas dengan jurusan yang dapat sebanyak 90% dan yang tidak
puas dengan pembagian jurusan yang didapat sebanyak 10%.

PENUTUP
Peminatan adalah proses yang berkesenambungan, peminatan harus berpijak pada
kaidah-kaidah dasar yang secara eksplisit dan implisit, terkandung dalam kurikulum. Pemintan
pilihan kelompok mata pelajaran, lintas minat atau pendalaman minat merupakan upaya untuk
membantu peserta didik dalam memilih dan menetapkan peminatan yang diikuti pada satuan
pendidikan di SMA/MA dan SMK, memahami dan memilih arah pengembangan karir, dan
menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan sampai ke perguruan tinggi sesuai dengan
kemampuan dasar umum, bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing pseserta didik.
Peserta didik sangat bersemangat dengan adanya implementasi kurikulum 2013. Peserta didik
yang sangat puas dengan jurusan yang dapat sebanyak 90% dan yang tidak puas dengan
pembagian jurusan yang didapat sebanyak 10%.
Saran kepada Pemerintah agar dapat menyempurnakan lagi kurikulum 2013 agar lebih
mudah dipahami oleh peserta didik, agar peserta didik dengan mudah dapat menentukan
kemanah arah tujuan masa depan mereka. Kepada Guru: agar dapat menyerdanakan
pembelajaran agar dapat dibawa degan enjoy kepada siswa-siswi agar kemampuan mereka
semakin bertumbuh. Kepada Peserta Didik: agar dapat menentukan peminatan yangs sesuai
dengan kemampuan peserta didik agar tidak terjadi kesalahan di kemudian hari akibat salahnya
peminatan.

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

8

Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan
Vol. 1 No. 1, Januari 2017. Halaman 1 - 9

DAFTAR RUJUKAN
Anonim. (2011). Pedoman Mutu Unit Kerja Kesiswaan tentang Penerimaan Peserta Didik Baru
SMA dan SMK Marsudi Luhur I Yogyakarta.
Balitbangdiknas. (2010). Model Pengembangan Diri
Depdiknas. (2010). Pengolahan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Gybers, N. C., Herderson P. (2012). Developing dan Managing Your School Guidancedan
Counseling Program, American Counseling Association.
Dirjen Mendikdasmen. (2008). Spektrum Kealihan Pendidikan Menengah Kejuruan.
Depdiknas RI. (2008). Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan
Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal

Copyright © 2017 - Jurnal Bimbingan dan Konseling Terapan – All Rights Reserved

9