Proporsi Fasad Bangunan Kompleks Pusat P

Proporsi Fasad Bangunan Kompleks Pusat Penelitian
Perkebunan Pabrik Gula Indonesia (P3GI) di Pasuruan


Dian Novia Putri Wijayanti, Antariksa, Noviani Suryasari
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145
Email: diannoviaputri0@gmail.com

ABSTRAK

Pusat Penelitian Perkebunan Pabrik Gula Indonesia (P3GI) yang berada di Kota Pasuruan
merupakan salah satu badan penelitian gula peninggilan pemerintahan Belanda. Lokasi P3GI
berada disalah satu kawasan bersejarah Kota Pasuruan. Permasalahan yang terjadi dikarenakan
kepemilikan yang berpindah alih dari milik pemerintah membuat susahnya pengaplikasian Raperda
Intesif Tentang Pelestarian Cagar Budaya. Ditunjukkan dengan beberapa rumah dinas P3GI yang
sudah diratakan dengan tanah. Perlu adanya peninjauan pada proporsi fasad bangunan agar
karakter bangunan tidak punah. Studi ini fokus pada fasad bangunan P3GI yang berumur lebih dari
50 tahun dan kondisi fasad yang masih baik. Rumah dinas yang terpilih berada di sepanjang Jalan
Pahlawan, Kota Pasuruan, dan beberapa bangunan yang ada pada Kantor P3GI. Variabel untuk
elemen-elemen pembentuk fasad, dibatasi hanya elemen-elemen yang ditemukan pada

keseluruhan fasad P3GI. Metode yang digunakan, yaitu deskriptif research-kualitatif dengan survey
langsung. Hasil studi menunjukkan karakter dari fasad bangunan masih terlihat, dengan adanya
kesinambungan visual fasad antara kantor P3GI dan rumah dinas P3GI. Hasil dari analisis proporsi
pada fasad lembaga P3GI, yaitu tidak ditemukannya sistem proporsi Golden Section pada fasad
lembaga P3GI melainkan ditemukkannya pola peletakan elemen penyusun fasad berdasarkan
fungsi.
Kata kunci: fasad, proporsi


ABSTRACT

Sugar Mill Plantation Research Center Indonesia (P3GI) situated in Pasuruan. Problems that occur
because of the ownership of the switching over from promiscuous government, making difficult the
application of draft Intensive about the Cultural Heritage Preservation. Thus need for review the
propotion of the building's facade so that the character of the building is not extinct. This study
focuses on building facades P3GI older than 50 years and the conditions are still good facade.
Variables for forming elements of the facade, limited only elements that are found on the entire
facade P3GI. The method used is descriptive qualitative research. The study shows the character
of the facade of the building is still visible, with the visual continuity of the facade between the office
and the home office P3GI P3GI. Results of the analysis of the proportion of the facade P3GI

institution that is not found in the system on the facade of the Golden Section proportions P3GI
institutions but there is a pattern of laying the constituent elements of the facade by function.
Keywords: facade, proportion














12

ar s i t ek t ur e- J our nal , Vol ume 8 Nomor 1, J uni 2015


Pendahuluan
Pusat Penelitian Perkebunan Pabrik Gula (P3GI) merupakan salah satu lembaga
riset pergulaan di Kota Pasuruan yang mempunyai potensi cagar budaya. P3GI yang
memiliki sejarah panjang dengan usia lebih dari + 127 tahun yang dulu bernama Het
Proefstation voor de Java Suiker Industrie. Pada waktu didirikan pada tahun 1887,
institusi ini berperan dalam mendukung industri gula di wilayah Hindia Belanda agar
mampu memberikan pelayanan kepada stakeholders, penyandang dana dan para
pengguna teknologi gula. P3GI menjadi satu-satunya lembaga penelitian di Indonesia
yang khususnya meneliti tentang gula dan pemanis.
Lembaga P3GI terdiri dari kantor P3GI dan rumah dinas P3GI. Tidak semua
bangunan P3GI yang termasuk bangunan peninggalan pemerintahan Belanda. Beberapa
rumah dinas yang berada di Jalan Pahlawan mulai punah. Penambahan ruang pada
rumah dinas, perubahan bentuk rumah menjadi rumah yang lebih mengikuti style rumah
modern. Perubahan fungsi rumah dinas menjadi bangunan komersial serta adanya rumah
dinas yang sudah diratakan tanah. Permasalahan yang muncul membuat perlunya kajian
terhadap proporsi untuk mengetahui karakter P3GI dan pola penyusunan elemen pada
fasad P3GI yang mulai punah. Sistem proporsi yang dipilih adalah sistem Golden Section
karena pada penelitian sebelumnya ditemukan aplikasi Golden Section pada bangunan
pemerintah Belanda dengan umur bangunan yang lebih tua.


Metode Penelitian
Prijotomo (1987:3) mengatakan, bagian bangunan dan arsiterktur yang paling
mudah untuk dilihat adalah bagian wajah bangunan atau yang lebih dikenal dengan
sebutan façade bangunan. Bagian fasacade bangunan ini juga sering disebut tampak,
kulit luar ataupun tampang bangunan, karena façade bangunan ini merupakan yang
paling sering diberi penilaian oleh para pengamat tanpa memeriksa terlebih dahulu
keseluruhan bangunan baik di keseluruhan sisi luar bangunan, maupun pada bagian
dalam bangunan. Lippsmeier (1994) & Krier (1988), bahwa elemen-elemen arsitektur
dapat mempengaruhi bentuk fasad bangunan, yaitu atap, dinding, lantai, pintu, jendela
dan sun shading. Menurut Elam (2001), Golden Section Rectangle adalah sebuah
perbandingan dari the Divine Proportion. The Divine Proportion adalah sebuah konsep
yang berasal dari sebuah garis yang dibagi menjadi dua bagian dengan perbandingan
dua bagian tersebut tidak sama.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif research-kualitatif dengan survei
langsung. Pemilihan karakter objek studi berdasarkan beberapa pertimbangan, di antara
umur bangunan serta kondisi fasad bangunan. Variabel yang terpilih merupakan variabel
yang distudi pada fasad bangunan serta elemen-elemen penyusun fasad dengan prinsip
desain sebagai indikator penelitian.
Objek penelitian

P3GI merupakan suatu kawasan dengan beberapa bangunan dengan fungsi yang
berbeda dan beberapa bangunan rumah dinas. Umur bangunan yang sudah melebihi
seabad membuat P3GI merupakan salah satu bangunan yang dilestarikan. Beberapa
bangunan masih dengan kondisi baik dan ada juga bangunan tambahan. Telah beberapa
kali mengalami renovasi, baik renovasi ringan maupun renovasi besar. Jumlah bangunan
kantor P3GI ada 20 gedung, tetapi tidak semua bangunan merupakan bangunan
peninggalan kolonial Belanda, delapan bangunan (PHP, konsumsi, analisa tanah,
engineering, gudang, gedung penjilidan, gedung serba guna dan P3RI) merupakan
bangunan kolonial Belanda dan bangunan kantor yang lain merupakan bangunan baru.
Jumlah rumah dinas P3GI seluruhnya adalah 61 unit, 19 di antaranya dihuni oleh pihak ke
tiga. Tidak semua rumah dinas yang terpilih menjadi objek studi dikarenakan faktor umur
bangunan, yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini. Rumah dinas yang terpilih berada
disepanjang Jalan Pahlawan. (Gambar 1 dan Tabel 1)

ar s i t ek t ur e- J our nal , Vol ume 8 Nomor 1, J uni 2015

13






Pahlawan 29&31
Pahlawan
33&35

Pahlawan
37&39




Pahlawan 45&47














U





Pahlawan 6&8



Pahlawan 23

Kantor P3GI
Rumah dinas

P3R
Engineering
Gudang
Penjilidan
Analisa Tanah
Konsumsi
PHP
Museum / Ruang Serba

Gambar 1. Peta lokasi objek penelitian.




Tabel 1. Data Rumah Dinas P3GI di JL. Pahlawan

14

No.


Alamat

1.

Jl. Pahlawan No. 23 Pasuruan

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Jl. Pahlawan No. 25 Pasuruan
Jl. Pahlawan No. 29 Pasuruan

Jl. Pahlawan No. 31 Pasuruan
Jl. Pahlawan No. 33 Pasuruan
Jl. Pahlawan No. 35 Pasuruan
Jl. Pahlawan No. 37 Pasuruan
Jl. Pahlawan No. 39 Pasuruan
Jl. Pahlawan No. 45 Pasuruan
Jl. Pahlawan No. 47 Pasuruan
Jl. Pahlawan No. 6 Pasuruan
Jl. Pahlawan No. 8 Pasuruan
(Sumber: P3GI)







Luas Tanah
(m2)
6495


Luas Bangunan
(m2)
885

41515
1580
1580
838
611
1214
1214
1571
1421
837
387

14500
325
325
240
121
352
352
328
275
200
294

Penghuni
Rumah jabatan
direktur
Kantor P3GI
Wisma tamu
Wisma tamu
Kosong
Kosong
Kosong
Karyawan P3GI
Karyawan P3GI
Karyawan P3GI
Pihak ke-3
Pihak ke-3

ar s i t ek t ur e- J our nal , Vol ume 8 Nomor 1, J uni 2015

Hasil dan Pembahasan
Proporsi merupakan perbandingan sejumlah nilai dari elemen-elemen yang ada
dalam satu unit bangunan untuk mengetahui perbedaan atau nilai dari setiap elemen yang
ada. Bangunan P3GI merupakan bangunan peninggalan pemerintah kolonial Belanda di
Pasuruan. Perhitungan sistem Golden Section sebagai sistem proporsi yang digunakan
pada fasad, menggunakan metode yang digunakan oleh Elam (2001). (Gambar 2)
The Divine Proportion:

A

C

B

Gambar 2. The Devinine Proportion (Elam 2001:24)

Kantor P3GI
Peninjauan sistem proporsi Golden Section pada setiap sisi tampak bangunan
kantor P3GI. Perhitungan seperti yang sudah dijelaskan pada Elam (2001) untuk
mengetahui apakah tampak yang dimaksud memiliki penerapan Golden Section sebagai
sistem proporsi yang digunakan. Pada Gambar 3 dan Gambar 4, menunjukkan sistem
Golden Section yang diterapkan pada kantor P3GI.














Gambar 3. Proporsi Golden Section Gedung Serbaguna, Kantor P3GI




Gambar 4. Proporsi Golden Section Gedung PHP, Konsumsi, Analisa Tanah, Engineering, Gudang
dan P3RI.

Hasil perhitungan pada fasad Kantor P3GI, masih belum ditemukan fasad yang
menggunakan Golden Section sebagai sistem proporsi yang digunakan karena hasil tidak
sesuai dengan nilai ketetapan Golden Section (1.618).
Rumah Dinas P3GI
Rumah dinas P3GI yang dianalisis adalah rumah dinas nomor 6, 8, 23, 29, 31, 33,
35, 37, 45 dan 47. Satu bangunan menjadi dua unit rumah dinas. Rumah dinas P3GI yang
terpilih berada disepanjang Jalan Pahlawan yang merupakan peninggalan pemerintah
Belanda. Terdapat tiga macam jenis bangunan rumah dinas, karena ada beberapa
bangunan yang memiliki kesamaan. Bangunan rumah dinas akan dianalisis sistem

ar s i t ek t ur e- J our nal , Vol ume 8 Nomor 1, J uni 2015

15

proporsi Golden Section dan proporsi peletakan elemen pembentuk fasad terhadap
tampak (Gambar 5, Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9).






Gambar 5. Proporsi Golden Section rumah dinas nomor 6 & 8.







Gambar 6. Proporsi Golden Section rumah dinas nomor 23.






Gambar 7. Proporsi Golden Section rumah dinas nomor 29 & 31.





Gambar 8. Proporsi Golden Section rumah dinas nomor 37 & 39





Gambar 9. Proporsi Golden Section rumah dinas 45 & 47.



Berdasarkan beberapa tahapan menunjukkan bahwa sistem proporsi Golden
Section pada rumah dinas P3GI tidak diterapkan sebagai sistem proporsi.

Proporsi elemen penyusun fasad
Elemen penyusun fasad terdiri dari pintu, jendela, dinding, atap, sun shading, gevel,
tower, dormer, balustrade dan ornamen. Beberapa elemen penyusun fasad yang ada
pada fasad lembaga P3GI dikaji proporsi elemen pada satu fasad bangunan. Elemen
yang dilihat hanya elemen yang berada pada fasad lembaga P3GI, sehingga tower dan
balustrade tidak dilakukan kajian.
Kantor P3GI
Kantor P3GI memiliki beberapa gedung, di antaranya gedung Serbaguna, PHP,
Analisis Tanah, Konsumsi, Engineering, Gudang dan P3RI. Elemen-elemen penyusun
fasad pada gedung kantor P3GI ditinjau proporsinya pada satu fasad bangunan.
A.
Gedung Serbaguna (Gambar 10)
1.
Dinding



16




ar s i t ek t ur e- J our nal , Vol ume 8 Nomor 1, J uni 2015













Gambar 10. Skala dinding batu pada fasad gedung Serbaguna.

Bagian depan terlihat pada Gambar 10, posisi batu pada dinding terletak di sebelah
kanan dan kiri gedung. Diperoleh proporsi dinding batu jika dilihat dari depan, yaitu tinggi
1/15 dari tinggi gedung keseluruhan dan lebar 2/3 dari lebar gedung. Pada bagian
belakang gedung, peletakan batu pada dinding tidak banyak. Dinding tersebut secara
keseluruhan dengan tinggi 1/4 dari tinggi bangunan dan lebar 1/15 dari lebar keseluruhan
sisi belakang gedung. Sisi samping kanan dan kiri bangunan, jika tidak terdapat ruang
tambahan, adalah sama. Diperoleh proporsi dengan tinggi dinding ¼ dari tinggi gedung
dan panjang sama dengan panjang gedung.
2.

Atap (Gambar 11)





Gambar 11. Skala atap terhadap tampak gedung Serbaguna.


Berdasarkan skala atap terhadap tampak pada gedung Serbaguna seperti yang
terlihat pada Gambar 11, dihasilkan skala ½ untuk tinggi atap terhadap tinggi keseluruhan
gedung Serbaguna.
3.

Pintu
Pintu bangunan yang asli hanya terdapat pada bagian depan. Posisi pintu berada
tepat disumbu tengah gedung. Berdasarkan Gambar 12, dapat dilihat bahwa tinggi pintu
adalah ¼ dari tinggi gedung dan lebar pintu adalah 1/7 dari lebar gedung. (Gambar 12)









Gambar 12. Skala pintu terhadap tampak depan gedung Serbaguna.

4.



Jendela (Gambar 13)






Gambar 13. Skala jendela terhadap tampak gedung Serbaguna

ar s i t ek t ur e- J our nal , Vol ume 8 Nomor 1, J uni 2015

17

Letak jendela pada sisi depan gedung yang terlihat pada Gambar 13, yaitu ada di
samping kanan dan kiri pintu dengan jarak antar pintu ke jendela adalah sama. Tinggi
jendela ¼ dari tinggi gedung dan lebar 1/3 dari lebar penampang tampak. Pada tampak
samping terdapat beberapa jendela dengan bentuk dan ukuran yang sama. Tinggi
jendela, yaitu ¼ dari tinggi gedung dan lebar jendela untuk satu jendela 1/11 dari panjang
gedung. Jika jendela dihitung secara keseluruhan, lebar panjang daerah yang digunakan
untuk peletakan jendela pada tampak samping ½ dari panjang gedung keseluruhan.
5.

Gevel (Gambar 14)

Gambar 14. Skala gevel terhadap tampak depan.

Bentuk setengah lingkaran yang terlihat pada Gambar 14, dengan lebar (diameter)
5/6 lebar gedung dan tinggi 2/5 dari tinggi gedung. Perbandingan luas bentuk pada gevel
dengan luas penampang tampak secara keseluruhan, yaitu 5 : 9.
Ketinggian tiap elemen dapat menentukan fungsi dari elemen yang digunakan.
iketahui tinggi jendela yang digunakan, yaitu ¼ dari tinggi gedung, tinggi dinding yang
bermaterial batu 1/4 dari tinggi bangunan, tinggi pintu ¼ dari tinggi bangunan serta tinggi
gevel yang digunakan 2/5 dari tinggi bangunan. Fungsi jendela yang ada pada gedung
Serbaguna ada dua, yaitu pencahayaan dan penghawaan. Warna yang terlihat pada
Gambar 15 menunjukkan macam elemen yang ada, untuk warna hijau tua memiliki fungsi
lebih ke arah penghawaan dan pencahayaan pada jendela sedangkan untuk warna hijau
muda pada gevel berfungsi sebagai pencahayaan. (Gambar 15)

Gambar 15. Pembagian area elemen penyusun fasad pada tampak gedung.

B.
1.

Gedung PHP, Konsumsi, Analisa Tanah, Engineering, Gudang dan P3RI.
Pintu
Peletakan pintu pada gedung PHP, Konsumsi, Analisa Tanah, Engineering,
Gudang, P3RI, yang terlihat pada Gambar 16, memiliki pola ketingga yang sama. Tinggi
pintu yang digunakan, yaitu 1/3 dari tinggi bangunan. Perbandingan luas pintu dengan
luas dinding menunjukkan jumlah pintu yang digunakan pada setiap tampak bangunan.

Gambar 16. Proporsi pintu pada tampak keseluruhan.

18

ar s i t ek t ur e- J our nal , Vol ume 8 Nomor 1, J uni 2015

2.

Jendela
Secara keseluruhan tampak bangunan PHP, Konsumsi, Analisa Tanah,
Engineering, Gudang, P3RI, yang terlihat pada Gambar 17, memiliki pola penataan
jendela dengan sistem grid dan terdapat dua pola garis di dalam peletakan jendela
dengan berbagai macam jendela yang ada pada gedung banyak. Pola peletakan jendela
yang dimaksud adalah ketinggian peletakan jendela dari dasar bangunan. Pola pertama,
yaitu 1/8 dari ketinggian bangunan, pola kedua 2/5 dari ketinggian bangunan dan pola
ketiga ¼ dari tinggi bangunan.

Gambar 17. Proporsi jendela pada tampak keseluruhan.

3.

Atap
Atap secara keseluruhan pada gedung PHP, Analisa Tanah, Konsumsi,
Engineering, gudang dan P3RI, memiliki dua macam atap. Atap yang berbeda, yaitu pada
gedung PHP yang memiliki ketinggian 2/5 dari tinggi gedung keseluruhan dan tinggi atap
gedung Analisa Tanah, Konsumsi, Engineering, Gudang dan P3RI ½ dari tinggi gedung
secara keseluruhan. (Gambar 18)

Gambar 18. Porporsi atap pada tampak keseluruhan.

Gambar 19 menunjukkan perbedaan warna elemen-elemen penyusun fasad yang
terlihat pada tampak. Jendela memiliki dua bagian yang berbeda. Jendela (warna biru)
menunjukkan fungsi jendela lebih sebagai fungsi pencahayaan, sedangkan jendela
(warna merah) berfungsi kearah penghawaan dan pencahayaan. Pada bagian pintu dan
jendela, area tersebut merupakan area penataan pintu dan jendela pada gedung kantor
dengan berbagai macam bentuk jendela dan pintu yang ada pada gedung kantor.

ar s i t ek t ur e- J our nal , Vol ume 8 Nomor 1, J uni 2015

19

Gambar 19. Pembagian area elemen penyusun fasad pada tampak gedung kantor P3GI.

Kesimpulan
Sistem proporsi Golden Section tidak ditemukan pada fasad lembaga P3GI, tetapi
ditemukan pola grid pada penataan elemen penyusun fasad. Pola tersebut menghasilkan
area yang memiliki fungsi berbeda-beda. Fungsi tersebut di antaranya untuk
pencahayaan, penghawaan dan sirkulasi. Antara rumah dinas dan kantor P3GI juga
memiliki kesamaan pada skala dinding yang memiliki material batu pada bagian bawah
dinding. Fungsi yang terlihat pada setiap area yang ditemukan secara keseluruhan
disesuaikan dengan fungsi bangunan yang digunakan.

Daftar Pustaka
Elam, K. 2001. Geometry of Design: Studies in Proportion adan Composition. New York:
Princeton Architectural Press.
Krier, R. 1988. Komposisi Arsitektur, Jilid I. Cetakan I. Terjemahan Effendi Setiadharma.
Jakarta: Erlangga.
Lippsmeier, G. 1994. Bangunan Tropis (Edisi ke-2). Terjemahan Syahmir Nasution.
Jakarta: Erlangga.
Prijotomo, J. 1987. Komposisi Olah Tampang Arsitektur Kampung (Telaah Kasus
Kampung di Surabaya. Tidak dipublikasikan. Surabaya: Pusat Penelitian Institut
Teknologi Sepuluh November.

20

ar s i t ek t ur e- J our nal , Vol ume 8 Nomor 1, J uni 2015