Makalah Perbedaan Fonologi Bahasa Indone (3)

Makalah
“Perbedaan Fonologi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris ”

Oleh :
Siti Aulia Insani
105331105116
BI 1 B
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
2016

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur, penulis persembahkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya.Oleh karena itu, penulis berhasil menyusun sebuah Makalah Kajian
Bahasa Indonesia tentang perbedaan fonologi bahasa Inggris dan fonologi
Bahasa Indonesia.Maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa inggris. Pada kesempatan kali
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Arief
Muchsin,S.pd,M.Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah Bahasa inggris.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi perbaikan makalah ini.Harapan penulis semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 09 Oktober 2016

PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak masyarakat yang memakai
bahasa Indonesia tetapi tuturan atau ucapan daerahnya terbawa ke dalam
tuturan bahasa Indonesia. Tidak sedikit seseorang yang berbicara dalam
bahasa Indonesia, tetapi dengan lafal atau intonasi Jawa, Batak, Bugis, Sunda
dan Lainnya. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar bangsa Indonesia
memposisikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Sedangkan bahasa
pertamanya adalah bahasa daerah masing-masing.Bahasa Indonesia hanya
digunakan dalam komunikasi tertentu, seperti dalam kegiatan- kegiatan
resmi. Selain itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya di
Sekolah Dasar, istilah yang dikenal dan lazim digunakan guru adalah istilah
“huruf” walaupun yang dimaksud adalah “fonem”. Mengingat keduanya
merupakan istilah yang berbeda, untuk efektifnya pembelajaran, tentu perlu

diadakan penyesuaian dalam segi penerapannya. Oleh karena itu, untuk
mencapai suatu ukuran lafal/fonem baku dalam bahasa Indonesia, sudah
seharusnya lafal-lafal atau intonasi khas daerah itu dikurangi jika mungkin
diusahakan dihilangkan. Sebagai seorang guru, pemahaman struktur fonologi
bahasa Indonesia selain dapat menjadi bekal dalam pemakaian bahasa
Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari juga dapat
bermanfaat dalam pembinaan kemampuan berbahasa siswa.

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fonologi?
2. Fonologi menurut para ahli
3. Apa perbedaan fonologi bahasa Inggris dan bahasa Indonesia?

Tujuan

a. Untuk menjelaskan pengertian fonologi.
b. Untuk membedakan ilmu-ilmu bahasa yang tercakup dalam
fonologi.

Pengertian Fonologi

Sebelum diuraikan mengenai fonologi, terlebih dahulu dibahas mengenai
struktur.Struktur adalah penyusunan atau penggabungan unsur-unsur
bahasa menjadi suatu bahasa yang berpola.
Secara etimologi kata fonologi berasal dari gabungan kata fon yang berarti
‘bunyi‘ dan logi yang berarti ‘ilmu’. Sebagai sebuah ilmu, fonologi lazim
diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang mempelajari, membahas,
membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang diproduksi oleh
alat-alat ucap manusia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) dinyatakan bahwa fonologi
adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi–bunyi bahasa
menurut fungsinya.Menurut Kridalaksana (2002) dalam kamus linguistik,
fonologi adalah bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa
menurut fungsinya. Dengan demikian, fonologi adalah sistem bunyi dalam
bahasa Indonesia atau dapat juga dikatakan bahwa fonologi adalah ilmu
tentang bunyi bahasa.

Pengertian Fonologi Menurut Para Ahli
 Depdikbud (1988)
Fonologi dimaknai sebagai ilmu tentang bunyi bahasa, terutama yang
mencakup sejarah dan teoriperubahan bunyi.

 Trubetzkoy (1962)
Fonologi merupakan studi bahasa yang berkenaan dengan sistem bahasa,
organisasi bahasa, serta merupakan studi fungsi linguistis bahasa.
 Keraf (1984)

Fonologi ialah bagian dari tata bahasa yang memperlajari bunyi-bunyi
bahasa.
 Menurut Daniel Jones
Sarjana fonologi Inggris, Fonologi ialah sistem bunyi sebuah bahasa.
 Fromkin & Rodman (1998)
Fonologi adalah bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan
membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa.

Ilmu-Ilmu yang Tercakup dalam Fonologi
Fonologi dalam tataran ilmu bahasa terdiri atas:
 Fonetik
Fonetik yaitu ilmu bahasa yang membahas tentang bunyi-bunyi ujaran yang
dipakai dalam tutur dan bagaimana bunyi itu dihasilkan oleh alat ucap.
Menurut Samsuri (1994), fonetik adalah studi tentang bunyi-bunyi ujar.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), fonetik diartikan

bidang linguistik tentang pengucapan (penghasilan) bunyi ujar atau fonetik
adalah sistem bunyi suatu bahasa.Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa fonetik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa yang
dihasilkan alat ucap manusia, serta bagaimana bunyi itu dihasilkan. Chaer
(2007) membagi urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu menjadi tiga jenis
fonetik yaitu:
Fonetik artikulatoris
Fonetik artikulatoris disebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis,
mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam
menghasilkan bunyi bahasa serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.
Pembahasannya antara lain meliputi masalah alat-alat ucap yang digunakan
dalam memproduksi dalam bahasa itu, mekanisme arus udara yang
digunakan dalam memproduksi bunyi bahasa, bagaimana bunyi bahasa itu
dibuat, mengenai klasifikasi bahasa yang dihasilkan serta apa kriteria yang

digunakan, mengenai silabel, dan juga mengenai unsur-unsur atau ciri-ciri
supresegmental, seperti tekanan, jeda, durasi dan nada.

Fonetik akustik
Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau

fenomena alam. Objeknya adalah bunyi bahasa ketika merambat di udara,
antara lain membicarakan: gelombang bunyi beserta frekuensi dan
kecepatannya ketika merambat di udara, spektrum, tekanan, dan intensitas
bunyi. Juga mengenai skala desibel, resonansi, akustik produksi bunyi, serta
pengukuran akustik itu.Kajian fonetik akustik lebih mengarah kepada kajian
fisika daripada kajian linguistik, meskipun linguistik memiliki kepentingan
didalamnya.
Fonetik auditoris
Fonetik auditoris mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu diterima
oleh telinga, sehingga bunyi-bunyi itu didengar dan dapat dipahami.Dalam
hal ini tentunya pambahasan mengenai struktur dan fungsi alat dengar, yang
disebut telinga itu bekerja.Bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa
itu, sehingga bisa dipahami.Oleh karena itu, kajian fonetik auditoris lebih
berkenaan dengan ilmu kedokteran, termasuk kajian neurologi.
Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunia
lingusitik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan
dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau
diucapkan manusia.Sedangkan fonetik akustik lebih berkenaan dengan
bidang fisika yang dilakukan setelah bunyi-bunyi itu dihasilkan dan sedang
merambat di udara.Kajian mengenai frekuensi dan kecepatan gelombang

bunyi adalah kajian bidang fisika bukan bidang linguistik.Fonetik auditoris
berkenaan dengan bidang kedokteran daripada linguistik.Kajian mengenai
struktur dan fungsi telinga jelas merupakan bidang kedokteran.
 Fonemik
Fonemik adalah ilmu bahasa yang membahas bunyi-bunyi bahasa yang
berfungsi sebagai pembeda makna. Terkait dengan pengertian tersebut,
fonemik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) diartikan: (1) Bidang

linguistik tentang sistem fonem. (2) Sistem fonem suatu bahasa. (3) Prosedur
untuk menentukan fonem suatu bahasa.
Jika dalam fonetik mempelajari berbagai macam bunyi yang dapat
dihasilkan oleh alat-alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu
dilaksanakan, maka dalam fonemik mempelajari dan menyelidiki
kemungkinan-kemungkinan, bunyi ujaran yang manakah yang dapat
mempunyai fungsi untuk membedakan arti.
Chaer (2007) mengatakan bahwa fonemik mengkaji bunyi bahasa yang dapat
atau berfungsi membedakan makna kata.Misalnya bunyi [l], [a], [b] dan [u]
dan [r], [a], [b] dan [u].Jika dibandingkan perbedaannya hanya pada bunyi
yang pertama, yaitu bunyi [l] dan bunyi [r].Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kedua bunyi tersebut adalah fonem yang berbeda dalam

bahasa Indonesia, yaitu fonem /l/ dan fonem /r/.

Fonologi Bahasa Inggris
Inggris fonologi mengacu pada sistem suara (fonologi) dari bahasa Inggris,
atau untuk mempelajari sistem itu.Seperti banyak bahasa, bahasa Inggris
memiliki variasi dalam pengucapan, baik historis dan dari dialek ke dialek.
Secara umum, bagaimanapun, dialek regional saham Inggris yang sangat
mirip (meskipun tidak identik) system
fonem
Sebuah fonem dari bahasa atau dialek adalah sebuah abstraksi dari bunyi
ujaran atau kelompok suara yang berbeda yang semuanya dianggap memiliki
fungsi yang sama dengan penutur bahwa bahasa atau dialek. Misalnya, kata
Inggris "melalui" terdiri dari tiga fonem: awal "th" suara, "r" suara, dan
"oo" suara vokal. Perhatikan bahwa fonem dalam hal ini dan banyak katakata bahasa Inggris lainnya tidak selalu berhubungan langsung dengan suratsurat yang digunakan untuk mengeja mereka (ortografi bahasa Inggris tidak
sekuat seperti yang phonemik bahasa tertentu lainnya).
Fonem dari bahasa Inggris dan jumlah mereka bervariasi dari dialek ke
dialek, dan juga tergantung pada interpretasi peneliti individu.Jumlah fonem
konsonan umumnya diletakkan di 24 (atau sedikit lebih).Jumlah vokal
tunduk pada variasi yang lebih besar, dalam sistem disajikan pada halaman
ini terdapat 20 fonem vokal di Pengucapan Diterima, 14-16 di General

Amerika dan 20-21 dalam Bahasa Inggris Australia.Kunci pengucapan yang
digunakan dalam kamus pada umumnya mengandung sejumlah sedikit lebih
besar dari simbol dari ini, untuk mempertimbangkan suara-suara tertentu
yang digunakan dalam kata-kata asing dan perbedaan terlihat tertentu yang
mungkin tidak fonemik ketat berbicara.

Konsonan
Tabel berikut menunjukkan fonem konsonan 24 ditemukan dalam dialek
sebagian besar bahasa Inggris. Ketika konsonan muncul di pasang, fortis
konsonan (misalnya, disedot atau bersuara) muncul di kiri dan konsonan

Lenis (yaitu, ringan menyuarakan atau menyuarakan) muncul di sebelah
kanan:
Konsonan fonem Inggris bilabial Labiogigi Post-alveolus Gigi
alveolar2 Palatal velar glotal
Nasal1 m n ŋ
Hentikan p b t d k ɡ
Afrikat tʃ dʒ
Frikatif f v θ ð s z ʃ ʒ (x) 3 h
Afroksiman r1, 2, 5 j w4

Lateral l1, 6
Varietas yang paling dari bahasa Inggris memiliki konsonan suku kata,
misalnya pada akhir botol dan tombol.Dalam kasus tersebut, tidak ada vokal
yang diucapkan antara dua konsonan terakhir. Adalah umum bagi konsonan
suku kata yang akan ditranskripsi dengan tanda subscript, sehingga
transkripsi fonetik botol akan [bɒtll] dan tombol [bʌtnl ]. Secara teori,
konsonan tersebut dapat dianalisis sebagai fonem individu. Namun, hal ini
akan menambah beberapa fonem konsonan tambahan untuk persediaan
untuk bahasa Inggris, [1] dan phonologists memilih untuk mengidentifikasi
nasal suku kata dan cairan fonemis sebagai / əC / [2] [3]. Jadi tombol adalah
fonemis / bʌtən / dan 'botol' adalah fonemis / bɒtəl /.
The frikatif velar tak bersuara / x / terutama dibatasi ke Scottish bahasa
Inggris, kata-kata dengan / x / dalam aksen Skotlandia cenderung diucapkan
dengan / k / dalam dialek lain. The frikatif velar mungkin muncul dalam katakata baru-meminjam seperti chutzpah.
Suara pada awal kata-kata dieja ⟨wh⟩ (misalnya yang, mengapa) dalam
beberapa aksen (misalnya banyak Amerika Selatan, Skotlandia, dan Irlandia)
yang "bersuara w" suara, sedangkan aksen lain memiliki afroksiman
bersuara [w ]. Status fonemik dari suara tak bersuara, yang simbol fonetik
adalah [ʍ], sulit untuk menentukan. Ini akan menjadi mungkin untuk
mempertimbangkan suara ini menjadi fonem yang terpisah, namun

phonologists memilih untuk memperlakukannya sebagai kombinasi / h / dan /
w /. Jadi yang (seperti yang diucapkan oleh penutur yang memiliki "w
bersuara") ditranskripsi fonemis sebagai / hwɪtʃ /. Ini tidak harus,
bagaimanapun, harus ditafsirkan bahwa pembicara tersebut benar-benar
mengucapkan [h] diikuti dengan [w]: transkripsi fonemik / hw / hanyalah
sebuah cara yang nyaman untuk mewakili suara tunggal [ʍ] tanpa
menganalisis dialek seperti memiliki extra fonem [4].

Kasus serupa di atas adalah bahwa dari suara pada awal besar, dalam aksen
di mana / h / diucapkan dalam konteks tersebut, frikatif palatal bersuara [ç]
terjadi, tetapi analisis fonemik biasa adalah untuk memperlakukan ini
sebagai / h / plus / j / sehingga besar ditranskripsi / hju ː dʒ /. Transkripsi ini
sering menimbulkan keyakinan yang salah bahwa speaker mengucapkan [h]
diikuti dengan [j] dalam konteks tersebut, tetapi simbol sebenarnya
merupakan suara tunggal [ç] [5].The yod-menjatuhkan ditemukan dalam
dialek Norfolk berarti bahwa pengucapan Norfolk tradisional besar adalah
[hʊudʒ] dan tidak [CU ː dʒ].
Kendala phonotactic mengenai fonem / r / berbeda antara aksen.Dalam nonrhotic aksen, seperti Pengucapan Diterima dan Australia Bahasa Inggris, [r]
hanya muncul sebelum vokal, sedangkan pada aksen rhotic [r] terjadi di
semua posisi.

PENUTUP

KESIMPULAN

Tiap perangkat dibidangi oleh ilmu yang berbeda-beda.Bunyi bahasa,
misalnya dipelajari dan dikaji oleh ilmu bunyi atau sering disebut
Fonologi.Fonologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bunyi
bahasa, dengan tujuan agar para pembaca dapat membedakan bagaimana
bunyi-bunyi bahasa itu dipadukan sehingga mengandung arti.

SARAN

Bagi pengajar disarankan untuk terus menggali potensi mengajarnya, hingga
dapat mengajarkan materi fonologi dan bunyi bahasa secara menarik dan
kreatif, sehingga siswa merasa senang, tidak jenuh, serta mudah
memahaminya.Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat untuk kita ke
depannya.Amiinn.

DAFTAR PUSTAKA

http://dasrius.blogspot.co.id/2013/04/english-fonologi.html
http://www.sekolahanbaru.com/2016/06/101-pengertian-fonologi-menurut-para.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Fonologi