MANAJEMEN TANAMAN PERKEBUNAN KOPI docx

PT. NGANCAR COFFE.Tbk

MAKALAH
MANAJEMEN TANAMAN PERKEBUNAN
“PERKEBUNAN KOPI PT. NGANCAR COFFE”
Disusun untuk memenuhi tugas praktikum mata kuliah Manajemen Tanaman
Perkebunan yang diampu oleh Ibu Kartika Yurlisa SP,.MP

oleh kelompok 3:

Amalia Azizah Ally

135040201113001

Galih Kurniawan Jati

135040218113026

Reni Zuanita

135040218113010


Riza Fauziatul Ulma

135040218113005

Syahidda Farrah Dita

135040218113018

Rizki Nurmalasari

135040118133007

Vidia Oktavia Sari

135040118113007

Denny Setiawan

125040118113008


PROGRAM STUDI AGRIBISNIS / AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016

PROFIL PERUSAHAAN PT. NGANCAR COFFE
Kopi (Coffea sp) adalahspesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk
dalam famili Rubiaceae dan dan genus coffea. Kopi ada berbagai jenis yakni ada
kopi robusta dan kopi arabika. Pada umumnya kopi bisa tumbuh pada kondisi
lingkungan apapun, tetapi untuk mencapai tumbuh yang optimal kopi memiliki
syarat tumbuh. Perkebunan PT. Ngancar Coffe ini memilih untuk jenis kopi
arabika dimana kopi arabika ini merupakan kopi pertama kali yang dibudidayakan
di Indonesia dan telah mendapatkan tempat pada konsumennya khusus nya paada
pencinta kopi.
Perkebunan PT. Ngancar Coffe ini didirrikan pada tanggal 22 Maret 2016
wilayah perkebunan ini , perkebunan ini bergelut pada komoditas kopi lebih
tepatnya kopi varietas java arabica coffe specialty yang saat ini paling digemari
oleh para konsumen. Perkebunan Ngancar Coffe ini berdiri dari assosiasi 7 orang

dengan visi yang sama yakni Menjadikan perkebunan yang berdaya saing tinggi
dan mampu tumbuh kembang berkelanjutan, dan menciptakan kualitas produk
dengan pelayanan yang prima. Terlihat dari misi bahwa perkebunan ini tidak
hanya menginginkan profit atau keuntungan saja, melainkan juga mampu
memproduksi kopi yang berkualitas tinggi dengan pelayanan yang prima hingga
mampu berdaya saing dan lebih unggul di pasaran.
Perkebunan ngancar coffe ini bergelut pada bagian hilir saja yang dimulai
dari budidaya tanaman kopi hingga tahap akhir pada saat pemanenan kopi akan
dikeringkan dan disimpan dalam gudang yang akhirnya nanti akan dikirmkan ke
perusahaan yang sudah bermitra , dimana perkebunan ini hanya menyediakan kopi
mentah yang belum diolah, sehingga nanti perkebunan ini akan bermitra dengan
berbagai perusahaan kopi yang ada di Indonesia dan juga perusahaan luar negeri,
dimana perkebunan ini nanti harapannya mampu menambah devisa bagi negara
dan mampu menebarkan sayap nya pada kancah internasional. Dengan begitu
perkebunan ini memiliki visi dan misi yakni :
Visi

: Menjadikan perkebunan yang berdaya saing tinggi dan mampu tumbuh

kembang berkelanjutan, dan menciptakan kualitas produk dengan pelayanan yang

prima.

Misi

:

1. Melaksanakan reformasi bisnis, strategi, struktur, dan budaya perusahaan untuk
mewujudkan

profesionalisme

berdasarkan

prinsip-prinsip

good corporate

governance.
2. Meningkatkan nilai dan daya saing perusahaan (competitive advantage) melalui
peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam penyediaan produk berkualitas

dengan harga kompetitif dan pelayanan bermutu tinggi.
3. Menghasilkan laba yang dapat membawa perusahaan tumbuh dan berkembang
untuk meningkatkan nilai bagi stakeholders lainnya.
4. Mengembangkan usaha agribisnis dengan tata kelola yang baik serta peduli
pada kelestarian alam dan tanggung jawab sosial pada lingkungan usaha
(community development).

1. PERENCANAAN
a. Pemilihan Lokasi
Lokasi dari PT. Ngancar Coffe ini berada pada Desa Ngancar Kabupaten
Kediri, dimana Desa Sugih waras kecamatan Ngancar ini berada pada lereng
Gunung Kelud bahkan hanya berjarak 7 km dari kawah gunung kelud, Secara
geografis, Desa Sugih waras ini berada pada posisi 7056’ Lintang Selatan dan
112018,5’ Bujur Timur dengan ketinggian 1.650 meter di atas dataran Kediri atau
1.731 meter di atas dari permukaan laut. Rata – rata suhu pada Desa sugih waras
Kecamatan Ngancar ini bersuhu 220C. Curah hujan rata – rata 2000 mm –
3000mm / thn.
Secara administratif, lokasi desa Sugih waras Kecamatan Ngacar sangat
strategis karena berada di antara tiga kabupaten, yakni Kediri, Blitar, dan
Kabupaten Malang. Desa ini memiliki lahan pertanian yang sangat subur ditanami

beraneka ragam buah, sayur dan komoditi pertanian lainya seperti tebu dan ketela
pohon. Sehingga Ngancar Coffe ini memutuskan untuk mendirikan perkebunan
pada daerah lereng gunung kelud ini, karena melihat kondisi lahannya yang subur
dan juga suhu yang mendukung untuk syarat tumbuh tanaman kopi, dimana
tanaman kopi ini salah satu tanaman yang memerlukan naungan.
Pemilihan lokasi ini sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kopi.
Pengkajian pemilihan Lokasi ini dilakukan secara tahap demi tahap atas semua
faktor yang terlibat dalam pemilihan lokasi dan Persiapan pembangunan
perkebunan Kopi

perlu didalami sebelum membuat keputusan membangun

perkebunan Kopi, antara lain :
1. Lokasi dan Kesesuaian Lahan
2. Syarat Tumbuh Kopi Arabika
3. Aspek Sosial
- Lokasi dan Kesesuaian Lahan
Pelestarian Lingkungan Hidup dan tentang persyaratan tumbuh untuk
produktifitas tanaman kopi. Letak ketinggian lahan, data agroklimat, kemiringan
lahan, dan jenis tanah sangat perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa lahan

yang akan dipilih adalah sesuai baik dari tinjauan aspek Lingkungan Hidup
maupun dari aspek persyaratan tumbuh untuk produktifitas. Studi awal untuk

memperoleh informasi tentang kondisi diatas dapat dilakukan melalui intepretasi
citra satelit dan lain lain, namun sangat disarankan untuk melaksanakan survey
lapangan dengan menunjuk konsultan yang sudah berpengalaman. Gambar bagan
dibawah merupakan studi pemilihan lokasi berdasarkan kondisi lingkungan.

-

Syarat Tumbuh Kopi Arabika
Kopi arabika memiliki syarat tumbuh ketinggian 700-2000 mdpl, dengan

kedalama tanah efektif 100 cm, kemiringan tanah kurang dari 45% dan pH 5,56,5. Iklim sangat berpengaruh terhadap produktifitass tanaman kopi. Pengaruh
iklim mulai nampak sejak cabang-cabang primer mulai berbunga. Suhu rata rata
kopi arabika ini berkisar 150C – 250C, dengan curah hujan 1500 mm – 3000 mm /
tahun. Kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. (Sulaiman, 1990)

Umumnya Kopi arabika akan berbunga diakhir musim penghujan, namum

gaga panen kopi arabika disebabkan karena faktor iklim cuaca yang ekstream,
apalagi bunga kopi arabika banyak yang tertimpa air hujan secara terus menerus
hal ini akan memberikan kondisi buruk bagi pertanian kopi. Sehingga dalam
mendirikan sebuah perkebunan terutama dengan komoditas Kopi, kondisi
lingkungan harus benar-benar diperhatikan. Melihat dari kondisi umum
lingkungan wilayah Desa Sugih waras kecamatan Ngancar dan berdasarkan syarat
tumbuh tanaman kopi arabika, wilayah ini sudah termasuk masuk dan cocok
sebagai tempat perkebunan dengan komoditas Kopi Arabika
-

Aspek Sosial
Pada dasarnya, penguasaan lahan menurut hukum negara maupun adat,

memiliki banyak kesamaan, karena pada hakekatnya disusun atas nilai-nilai sosial
dan kesejahteraan bersama di dalamnya. Sehingga penggunaan tanah yang mampu
memberi nilai ekonomi lebih, misalnya dengan membangun perkebunan besar,
dapat diterima asalkan misalnya dilakukan di atas prinsip keadilan. Jika
berdasarkan akal sehat, tidak mungkin suatu masyarakat hukum adat
mempertahankan isi dan pelaksanaan hak nya secara mutlak, seakan-akan ia
terlepas dari pada hubungannya dengan masyarakat masyarakat hukum dan

daerah-daerah lainnya didalam lingkungan Negara sebagai kesatuan. Karena akan
berakibat terhambatnya usaha-usaha untuk mencapai kemakmuran rakyat
seluruhnya.
Bagi perkebunan, Hak Guna Usaha baik diatas tanah negara maupun diatas
tanah adat pada hakekatnya adalah sama, yakni hak penguasaan tanah yang
bersifat sementara atau tidak permanen menurut kurun waktu tertentu. Ketika
jangka waktu itu habis, atau sesudah tanah tersebut tidak dipergunakan lagi, maka
tanah tersebut harus dikembalikan kepada pemiliknya yang sah, yaitu kepada
negara bila diatas tanah negara atau kepada masyarakat adat bila diatas tanah adat
atau pemilik perorangan. Bila penggunaannya akan dilanjutkan, maka harus
dilakukan berdasarkan ijin perpanjangan dari negara atau persetujuan baru dari
masyarakat hukum adat yang bersangkutan sepanjang hak ulayat masyarakat
hukum adat itu masih menghendaki.
Jadi, dalam pemilihan lokasi untuk dijadikan suatu perkebunan haruslah
mematuhi aturan-aturan yang ada, dan juga dimana perkebunana didirikan hal ini

akan memberikan dampak yang positif bagi warga masyrakat sekitar. Sehingga
nantinya tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan dengan adanya perkebunan
kopi di Desa Sugih waras Kecamatan kediri.
b. Perencanaan Lay Out Perkebunan PT. Ngancar Coffe :


PERKEBUNAN KOPI
PT. NGANCAR COFFE Tbk

GUDANG

PAKIRAN
KARYAWAN
/ UMUM

OFFICE

MUSHOLA
Pos Satpam

c. Perencanaan Biaya
Dalam perencanaan biaya perkebunan kopi yang bertempat di Kecamatan
Ngancar Kabupaten Kediri dimana kopi yang ditanam jenis arabika padalahan
seluas 10 Ha dengan jarak tanam 2,5m X 2,5m dengan pola segiempat dengan
populasi tanaman 16.000 pohon, persediaan sulaman untuk kematian benih 30%

dari jumlah populasi yakni 4.800 tanaman. selain itu juga menggunakan tanaman

pelindung
yaitu tanaman
clereside yang
ditanam
dengan
perbandingan
1:4.

Berikut

merupakan
perincian
biaya

yang

direncanakan
dalam

usaha

perkebunan kopi arabika dengan varietas “java arabika”.
1. inventarisasi tetap
No
1.
2.

3.

4.

Jenis inventarisasi
Lahan (10 Ha)
Bangunan
Kantor
Gudang
Peralatan
Peralatan kantor
Peralatan lapang dan pasca panen
Perizinan

Unit
1.000.000.000

Total
10.000.000.000

1
2

100.000.000
200.000.000
50.000.000
566.250.000
300.000.000

A. BIAYA TETAP
No

Mesin

Jumlah

Harga

Jumlah

1.

Traktor

1

150.000.000

150.000.000

2.

Powersprayer

10

875.000

8.750.000

3.

Parang/sabit

100

50.000

5.000.000

4.

Cangkul

50

70.000

3.500.000

5.

Truk

2

132.000.000

264.000.000

6.

Sortasi buah kopi

2

9.500.000

19.000.000

7.

Pengupasan buah merah

3

8.500.000

25.500.000

8.

Pencucian

2

17.500.000

25.000.000

9.

Pengeringan

2

15.000.000

30.000.000

10.

Pengupas kulit tanduk dan 3
kulit ari

1.500.000

4.500.000

11.

Sortasi biji kopi

15.500.000

31.000.000

2
Total biaya tetap

566.250.000

B. BIAYA VARIABEL
No
1.

2.

3.

4.

5.

Jenis
Jumlah
Bibit
Bibit kopi java arabika
16.000 bibit
Bibit sulaman
4.800 bibit
Bibit tanaman naungan 4000 bibit
Biaya total bibit tanaman
Pupuk dasar
1. urea
4 ton
2. TSP
2 ton
3. kandang
55 ton
4. ZA
2 ton
Biaya total pupuk
Pestisida
1. insektisida
20 liter
2. herbisida
100 liter
Biaya total pestisida
Tenaga Kerja
1.pembukaan
& Borongan
persiapan lahan
2.pembuatan
lubang 200 HOK
tanam
3.penanaman tanaman 40 HOK
naungan
4.penanaman kopi
100 HOK
5. penyulaman
10 HOK
6. pembumbunan & 300 HOK
pemupukan 1
7. pemupukan 2
200 HOK
8. penyemprotan gulma 10 HOK
7. pengendalian hama 10 HOK
dan penyakit
8. pemangkasan
5 HOK
9. panen dan pasca 200 HOK
panen
Biaya total tenaga kerja
Lain-lain
Listrik
Bahan bakar
500 liter
PDAM

Harga

Total

1.800
1.800
2000

28.800.000
8.640.000
8.000.000
45.440.000

1.800
2.000
700
1.400

7.200.000
4.000.000
3.850.000
2.800.000
17.850.000

100.000
80.000

2.000.000
8.000.000
10.000.000

10.000.000

10.000.000

50.000

10.000.000

50.000

2.000.000

50.000
50.000
50.000

5.000.000
500.000
15.000.000

50.000
50.000
50.000

10.000.000
500.000
500.000

50.000
50.000

250.000
10.000.000
63.750.000

7000

20.000.000
3.500.000
10.000.000

PBB
Biaya total lain-lain
Jumlah keseluruhan biaya variabel

8.800.000
42.300.000
179.340.000

C. TOTAL BIAYA
Jenis Biaya
Biaya Tetap
Biaya Variabel
Total Biaya Keseluruhan

Jumlah
566.250.000
179.340.000
745.590.000

D. PENERIMAAN
Kopi varietas java arabica akan mulai berbuah pada umur 4 tahun dengan masa
produktif kopi umumnya 15 tahun. Dalam 1 Ha kopi arabica mampu
menghasilkan 4 ton, maka dalam 10 Ha dengan jumlah tanaman 16.000 maka
akan dapat :
Jenis Biaya

Jumlah

Quantitas (16.000)

40 ton

Harga (Rp)

30.000

Penerimaan (Rp)

1.200.000.000

E. KEUNTUNGAN
Jenis Biaya

Jumlah

Total Penerimaan (Rp)

1.200.000.000

Total Biaya (Rp)

745.590.000

Keuntungan (Rp)

454.410.000

d. PENETAPAN PASAR
Dalam penetapan pasar maka PT. Ngancar Coffe memiliki penetapan target pasar
dengan segmentasi,targetting, dan positioning. Berikut merupakan STP


Segmentasi

Segmentasi pasar PT Ngancar Coffe dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan gender
dan demografis. Berdasarkan gender yaitu laki-laki dan perempuan, sedangkan
berdasarkan demografis yaitu seluruh wilayah di Indonesia dan luar negeri


Targeting

Target pasar yang dituju adalah industri pengolahan kopi dan coffe shop di seluruh
Indonesia maupun di luar negeri.


Positioning

Dengan karakteristik yang khas dari kopi spesialty, khususnya varietas java
arabica coffe akan mampu mengikat hati konsumen dan mudah diingat di setiap
kalangan pecinta kopi.
e. SUMBERDAYA MANUSIA (SDM)
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang menyerap biaya
cukup besar sehingga perlu upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi. Salah satu
cara mengukur efisiensi tenaga kerja dengan menghitung produktivitas kerja.
Produktivitas kerja merupakan perbandingan antara tenaga kerja yang digunakan
untuk menghasilkan produksi dalam satuan waktu tertentu. Kebutuhan tenaga
kerja perkebunan kopi dipengaruhi oleh luas kebun, jenis pekerjaan, topografi dan
iklim, teknologi, komposisi/umur tanaman. Untuk itu pengelolaan tenaga kerja
harus

memperhatikan

fungsi-fungsi

manajemen

yaitu

perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengontrolan tenaga kerja penting untuk
dilakukan dalam menjamin terlaksananya pekerjaan dengan baik. Pekerjaan dalam
pemeliharaan cukup banyak memerlukan biaya dan tenaga, dan merupakan syarat
untuk mendapatkan tanaman yang baik. Selain itu kegiatan perkebunan kopi
berfluktuasi sepanjang tahun karena adanya pekerjaan yang berkaitan dengan
musim, lahan, curah hujan, dan bulan panen puncak dan panen rendah. Hal
tersebut menunjukkan perlunya pengelolaan tenaga kerja yang cermat, efektif dan
efisien.
Manajer HRD, menseleksi karyawan dengan memperhatikan faktor faktor memadai dan memenuhi persyaratan pekerja sesuai bidang yang
dibutuhkan yang berhubungan erat dengan produktivitas perusahaan. Tenaga kerja
yang akan diterima bekerja, terlebih dahulu ditentukan jenis dan mutu serta
jumlah tenaga kerja yang diperlukan oleh perusahaan melalui syarat standar

personalia. Proses seleksi dilaksanakan baik dan benar akan membuat karyawan
memiliki semangat dalam bekerja, karena merupakan bidang diminatinya dan
pekerjaan merupakan sesuatu hal yang dikuasai dengan baik.
Seleksi penilaian karakteristik dalam mendapatkan tenaga kerja yang efektif
dalam menjalankan tugas, diantaranya :
a) Karyawan yang qualified dan potensial
b) Karyawan yang jujur dan berdisiplin
c) karyawan yang cakap dengan penempatan yang tepat
d) karyawan yang terampil dan bersemangat dalam bekerja
e) karyawan yang memenuhi syarat Undang-Undang Perburuhan
f) karyawan yang dapat bekerja sama
g) Karyawan yang dinamis dan kreatif
h) Karyawan yang inovatif dan bertanggung jawab
i) Karyawan yang loyal dan berdedikasi tinggi
j) Karyawan yang mudah dikembangkan dimasa akan datang
k) Karyawan yang dapat bekerja sendiri
l) Karyawan yang mempunyai budaya dan perilaku malu
m) Mengurangi tingkat absensi dan turn over karyawan

Perusahaan berusaha meningkatkan kinerja karyawan melalui pendidikan,
keterampilan, kepuasan kerja dan motivasi kerja, guna mengoptimalkan
pemberdayaan sumber daya manusia menjadi lebih bertanggung jawab secara
efektif yang bertujuan pada dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan.
Dengan kata lain kinerja organisasi atau perusahaan sangat dipengaruhi dan
bahkan tergantung pada kualitas dan kemampuan kompetitif sumber daya manusia
yang dimilikinya.
Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan adalah :
a) Pendidikan, merupakan salah satu faktor penting dalam pengembangan sumber
daya manusia agar dapat menumbuhkan kesadaran tentang produktivitas serta
mempersiapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
b) Latihan, dapat menambah pengetahuan dan keterampilan bekerja guna
meningkatkan produktivitas. Dengan program latihan diharapkan akan
meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran
kerja yang telah ditetapkan.

c) Sikap dan Etika Kerja, seseorang yang melakukan pekerjaannya dengan baik,
penuh tanggungjawab adalah karyawan yang mempunyai sikap dan etika kerja
yang baik, sehingga akhirnya akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.
d) Gizi dan Kesehatan, merupakan salah satu syarat untuk meningkatkan
produktivitas kerja karyawan, dimana makan dan minum bagi tenaga kerja
merupakan sumber tenaga.

f. PERENCANAAN PERKEBUNAN


Jangka Pendek
Dalam perencanaan jangka pendek PT Ngancar Coffe mampu memenuhi
permintaan domestik maupun internasional terhadap kopi arabika
mengingat di Indonesia telah banyak perusahaan industri pengolahan kopi
dan tingkat konsumsi kopi baik luar negeri maupun dalam negeri
meningkat, hal ini dibuktikan dengan banyak coffe shop diberbagai
wilayah yang ramai dikunjungi pecinta kopi. Sehingga PT. Ngancar Coffe
dapat menjadi mitra usaha mereka dalam menyediakan bahan baku untuk
pengolahan kopi.



Jangka Menengah
Dalam perencanaan menengah PT. Ngancar Coffe ingin mengembangkan
perkebunan kopi di berbagai wilayah di Indonesia. Selain itu PT Ngancar
Coffe ingin mengembangkan berbagai jenis kopi specialty yang ada di
Indonesia tentunya diwilayah yang potensial untuk pengembangannya.



Jangka Panjang
Dalam perencanaan jangka panjang PT. Ngancar coffe ingin menjadi
perusahaan pengekspor kopi terbesar dan terbaik di dunia. Dengan
kekhasan kopi specialty dari PT Ngancar Coffe mampu menjadikan
produk kopi specialty dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia. Selain itu
dalam jangka panjang PT. Ngancar Coffe tidak hanya menjadi produsen
kopi yang menjual kopi (dalam bentuk bijian) namun juga berkembang
pula menjadi perusahaan pengolahan kopi yang dapat menjual dalam
bentuk bubuk.

2. PENGORGANISASIAN
 Struktur Organisasi

Manajemen

perkebunan

memiliki

tujuan

tertentu

yang ditelah

ditetapkan dalam program jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam
memanajemen perkebunan di perlukan sebuah organisasi yang berguna untuk
mengelola dan mengatur. Struktur organisasi merupakan kerangka antar hubungan
dari sekelompok orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing memiliki
tugas, tanggungjawab dan memiliki wewenang tertentu dari setiap personil.
Struktur organisasi di PT. Ngancar Coffe Tbk. Ini adalah fungsional karena
perusahaan diatur berdasarkan pengelompokan aktivitas dan tugas yang sama
untuk membentuk unit-unit kerja yang memiliki fungsi yang terspesialisasi,
seperti direktur utama, administrasi, manager produksi, manager keuangan,
manajer

keuangan,

manajer

HRD,

manajer

penjadwalan

dan

manajer

pemeliharaan. Spesialisasi di sini akan memberikan efisiensi kerja yang lebih
tinggi lagi, sehingga semua dari posisi tersebut bertugas dan bertanggung jawab
pada masing-masing bidang dan bawahannya. Bentuk struktur organisasi PT.
Ngancar Coffe Tbk dapat dilihat pada Bagan 1.

Bagan 1. Struktur Organisasi PT. Ngancar Coffe

Diektur Utama
(Galih KUrniawan Jati)

Wakil Direktur Utama
(Amalia Azizah A.)

Manajer Produksi
(Syahidda Farah Dita S.)

Manajer Penjadwalan
(Reni Zuanita)

Manajer Pemeliharaan
(Deni Setiawan)

Manajer Keuangan
(Vidia Oktavia)

Manajer Pemasaran
(Riza Fauziatul U.)

Manajer HRD
(Rizki Nurmalasari)

 Tugas – tugas setiap devisi
Direktur merupakan orang yang berperan dalam berdirinya suatu
perusahaan. Direktur menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan
pencapaian kinerja dan pengelolaan perusahaan untuk kepentingan perusahaan
dan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan, serta mewakili perusahaan baik
di dalam maupun di luar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian yang
berkaitan dengan perusahaan. Berikut tugas direktur diantaranya adalah:
 Menjalankan bisnis perusahaan
 Memimpin seluruh karyawan dalam menjalankan bisnis perusahaan
 Menetapkan kebijakan-kebijakan perusahaan
 Menetapkan dan merumuskan strategi bisnis perusahaan
 Memilih staf-staf yang membantu di bawahnya
 Menyetujui anggaran tahunan perusahaan
 Menyampaikan laporan kepada pemegang saham
 Meningkatkan performance perusahaan
Wakil Direktur Utama, untuk selanjutnya disebut COO adalah posisi yang
diberikan peran sebagai koordinator untuk membantu Direktur Utama dalam
mengintegrasikan penyelanggaran operasi direktorat-direktorat yang berada dalam
kelompok Operating Bussines, dan fungsi Corporate Support. Fungsi dari
Corporate Office adalah berfokus pada sinergi, yaitu pengelolaan pengendalian
penggunaan resource operation bussines antar unit-unit bisnis agar terbentu
sinergi secara optimal, dan process Management and Support, yaitu pengelolaan
manajemen bisnis proses yang mencakup perencanaan atau desain, pengelolaan
perubahan bisnis proses serta kesisteman pendukungnya, dan lain-lain.
Manajer produksi memiliki tanggung jawab atas segala mekanisme
manajemen produksi secara teknis yang meliputi pengawasan dan pengendalian
dalam proses produksi yaitu menentukan standar control kualitas produk,
mengawasi proses produksi, mengawasi pekerjaan staff junior, menilai kelayakan
proyek, menjadi penghubung dengan pembeli pasar dan staff penjualan dan
memperkirakan serta melakukan negoisasi rentang waktu dengan klien dan
direktur dalam hal yang berkaitan dengan proses produksi. Manajer produksi ini
memiliki dua staff yaitu manajer penjadwalan dan manajer perwatan. Manajer
penjadwalan bertugas dalam melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal
produksi,

mengelola

pemesanan

dan pembelian

bahan

baku produksi,

mengevaluasi dan menilai akibat perubahan waktu penyelesaian dan biaya

produksi yang akan di keluarkan, mengatur waktu keterlibatan dengan subsector
dan memanajemen mengenai waktu awal dan akhir dari proses produksi.
Sedangakan manajer pengamatan yaitu mengamati proses produksi yang sedang
di kerjakan dan Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku.
Manajer keuangan memiliki tugas yaitu menyusun rencana dan program
kerja sub bagian keuangan, memberikan petunjuk kepada bawahan, menilai
prestasi kerja bawahan, melaksanakan penatausahaan keuangan, melaksanakan
pengurusan gaji pegawai dan tunjangan lainnya, melaksanakan kontrol keuangan
menjaga keseimbangan antara pertambahan dan profitabilitas perusahaan.,
mencari sumber dana bagi pertumbuhan perusahaan, membangun sarana dan
prasarana informasi manajemen keuangan melalui teknologi informasi yang
terintegrasikan dan berbasis data base, serta memberdayagunakan secara
maksimal, menjalin hubungan yang harmoni dengan stake holders, menyusun dan
menyampaikan laporan pertanggung jawaban keuangan.
Seorang manajer pemasaran tidak hanya melihat kepada masa sekarang
tetapi juga masa depan. Begitu pula dengan rencana pemasaran yang akan
dibuatnya. Seorang manajer pemasaran harus dapat melihat kesempatan/peluang
pemasaran yang ada, merumuskannya menjadi sebuah program pemasaran dan
menjalankannya. Tugas

Manajer

Pemasaran

bertanggung-jawab

terhadap

manajemen bagian pemasaran, manajer pemasaran bertanggung-jawab terhadap
perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi, koordinator manajer
produk dan manajer penjualan, membina bagian pemasaran dan membimbing
seluruh karyawan dibagian pemasaran, membuat laporan pemasaran kepada
direksi, Melakukan perencanaan strategi pemasaran dengan memperhatikan trend
pasar dan sumber daya perusahaan, merencanakan marketing research yaitu
dengan mengikuti perkembangan pasar, terutama terhadap produk yang sejenis
dari perusahaan pesaing, melakukan perencanaan analisis peluang pasar,
melakukan perencanaan tindakan antisipatif dalam menghadapi penurunan order,
menyusun perencanaan arah kebijakan pemasaran, melakukan identifikasi dan
meramalkan peluang pasar dan merencanakan pengembangan jaringan pemasaran.
HRD atau Human Resources Development, merupakan bagian atau
departemen dari perusahaan yang tugas utamanya mengelola sumber daya
manusia di perusahaan, mulai dari tugas perencanaan yang sering disebut
perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi tenaga kerja, pelatihan dan pengembangan,

manajemen kinerja, menumbuhkan hubungan kerja dan mempertahankan untuk
membantu perusahaan menyadari Goal, Visi, Misi dan valuenya.
Dalam sebuah perusahaan perlu adanya kekompakan bersama dalam
mencapai target perusahaan yang diinginkan. Kemajuan perusahaan tersebut perlu
adanya dukungan dari antar organisasi baik dari direktur utama, administrasi,
manager produksi, manager keuangan, manajer keuangan, manajer HRD, manajer
penjadwalan dan manajer pemeliharaan.
3. PELAKSANAAN


Pembukaan Lahan
Penanaman tanaman kopi dilakukan dengan cara membuka lahan kebun

warga sebesar 10 Ha. Pembukaan lahan kebun warga dapat dilakukan dengan
cara manual yaitu dengan menggunakan gergaji mesin. Hal tersebut dilakukan
dengan manual karena lebih ramah lingkungan meskipun biaya cukup mahal
dibandingkan dengan pembakaran. Pembukaan lahan tidak dilakukan sampai
bersih karena gulma maupun tanaman liar yang ada nantinya dapat digunakan
sebagai tanaman inang bagi musuh alami. Sehingga yang dilakukan hanya
menebang tanaman yang besar dan berkayu.


Penanaman
Jenis tanaman kopi yang akan ditanam adalah kopi arabika. Pembibitan

dapat dilakukan secara generative yaitu dengan menggunakan biji kopi arabika.
Pada tahap pembibitan dilakukan penyemaian benih kopi terlebih dahulu sambil
menyiapkan lahan yang nantinya digunakan untuk penanaman. Lahan yang akan
digunakan dibuat teras individu dan ditanami tanaman penaung terlebih dahulu.
Tanaman penaung dapat bersifat sementara atau permanen. Setelah tanaman
penaung siap ditanami kopi kemudian dilakukan penanaman kopi di lahan.
Pembuatan lubang tanam dengan ukiran 60 x 60 x 60 cm dengan jarak
tanam 2,5 x 2,5 m kemudian masukkan pupuk kandang atau pupuk kompos ke
dalam lubang tanam. Penanaman dilakukan satu bulan setelah pembuatan lubang
tanam agar pupuk yang dimasukkan ke dalam tanah dapat terdekomposisi
terlebih dahulu dengan baik. Penanaman dilakukan dengan mebuka polybag dan
membenamkan pada lubang tanam yang telah disediakan.


Pemeliharaan

Pemeliharaan

tanaman

kopi

dapat

dilakukan

dengan

melakukan

pemupukan, pemangkasan, maupun pengendalian hama dan penyakit tanaman
kopi. Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk menjaga daya tahan tanaman,
meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar produksi stabil tinggi.
Pemberian pupuk dapat diletakkan sekitar 30-40 cm dari batang pokok.
Pedoman dosis pemupukan kopi secara ringkas adalah pada Tabel 1 berikut :
Tabel 1. Pedoman Dosis Pemupukan Kopi (Puslitkoka, 2006)

Pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk membentuk tanaman yang
sehat dan mengatur tinggi tanaman sehingga memudahkan perawatan dan
pemanenan, memudahkan masuknya cahaya dan memperlancar aliran udara
dalam tajuk, memudahkan pengendalian hama penyakit, mengurangi terjadinya
perubahan hasil yang naik turun serta dampak dari pembuahan yang berlebih.
Pada kopi arabika dapat dilakukan dengan menghilangkan cabang tua, cabang
liar, cabang balik, cabang cacing, dan cabang yang tidak dikehendaki. Terdapat
dua macam sistem pemangkasan, yaitu pemangkasan berbatang tunggal (single
stem) dan pemangkasan berbatang ganda (multiple stem).
Secara garis besar penurunan produktivitas kopi ditentukan oleh berbagai
faktor, di antaranya oleh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Terdapat tiga
(3) jenis OPT utama yang menyerang tanaman kopi yaitu hama (Hama
Penggerek Buah Kopi atau PBKO), nematoda parasit (Pratylenchus coffeae) dan
penyakit (Penyakit Karat Daun Kopi). Pengendalian OPT dapat dilakukan secara
kultur teknis, mekanis, biologis, fisik, maupun kimia. Cara pengendalian
tersebut disesuaikan dengan serangan OPT yang ada di lahan kopi.


Panen
Pemanenan buah kopi yang umum dilakukan dengan cara memetik buah

yang telah masak pada tanaman kopi adalah berusia mulai sekitar 2,5 – 3 tahun.
Buah matang ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kulit buah berwarna

hijau tua adalah buah masih muda, berwarna kuning adalah setengah masak dan
jika berwarna merah maka buah kopi sudah masak penuh dan menjadi kehitamhitaman setelah masak penuh terlampaui (over ripe). Untuk mendapatkan hasil
yang bermutu tinggi, buah kopi harus dipetik dalam keadaan masak penuh.


Pasca Panen
Pengolahan pasca panen dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu basah dan

semi basah. Tahapan pengolahan kopi cara basah adalah sebagai berikut : Panen
Pilih -> Pengupasan kulit kopi HS -> Sortasi Biji Kering -> Pengeringan ->
Pencucian -> Fermentasi -> Pengupasan kulit buah merah -> Sortasi Buah ->
Pengemasan dan penyimpanan. Tahapan pengolahan kopi cara semi basah
adalah sebagai berikut : Panen Pilih -> Sortasi Buah -> Pengupasan kulit buah
merah -> Fermentasi + pencucian lendir -> Penjemuran 1-2 hari, KA ± 40 % ->
Pengupasan kulit cangkang -> Penjemuran biji sampai KA 11 - 13 % -> Sortasi
dan pengemasan -> Penyimpanan dan penggudangan.
Sortasi atau pemilihan biji kopi dimaksudkan untuk memisahkan biji yang
masak dan bernas serta seragam dari buah yang cacat/pecah, kurang seragam
dan terserang hama serta penyakit. Sortasi juga dimaksudkan untuk pembersihan
dari ranting, daun atau kerikil dan lainnya. Buah kopi masak hasil panen
disortasi secara teliti untuk memisahkan buah superior (masak, bernas dan
seragam) dari buah inferior (cacat, hitam, pecah, berlubang, dan terserang hama
penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah dan kerikil harus dibuang karena
benda-benda tersebut dapat merusak mesin pengupas. Buah merah terpilih
(superior) diolah dengan metode pengolahan secara basah atau semi basah
supaya diperoleh biji kopi HS (Haulk Snauk) kering dengan tampilan yang
bagus, sedang buah campuran hijau-kuning-merah diolah dengan cara
pengolahan kering.
Sebelum dikupas, biji kopi sebaiknya dipisahkan berdasarkan ukuran biji
agar menghasilkan pengupasan yang baik jika dilakukan dengan mesin
pengupas. Mesin pengupas kopi saat ini sudah tersedia dan mudah diperoleh
dipasaran. Pengupasan kulit buah berlangsung di antara permukaan silinder
yamg berputar (rotor) dan permukaan pisau yang diam (stator). Silinder
mempunyai profil permukaan bertonjolan atau sering disebut “buble plate” dan

terbuat dari bahan logam lunak jenis tembaga. Silinder digerakkan oleh sebuah
motor bakar atau sebuah motor diesel, mesin pengupas tipe kecil dengan
kapasitas 200-300 kg buah kopi per jam digerakkan dengan motor bensin 5 PK.
Alat ini juga bisa dioperasikan secara manual (tanpa bantuan mesin), namun
kapasitasnya turun menjadi hanya 80-100 kg buah kopi per jam.
Fermentasi diperlukan untuk menyingkirkan lapisan lendir pada kulit
tanduk kopi. Fermentasi dilakukan biasanya pada pengolahan kopi arabika,
untuk mengurangi rasa pahit dan mempertahankan citarasa kopi. Fermentasi
dapat dilakukan dengan cara perendaman biji ke dalam air atau secara kering
dengan memasukkan biji kopi ke dalam kantong plastik dan menyimpannya
secara tertutup selama 12 sampai 36 jam. Setelah tahapan ini dapat dilakukan
pencucian dengan air untuk menghilangkan sisa lender setelah fermentasi.
Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan lapisan lendir yang tersisa di
lapisan kulit tanduk pada biji kopi setelah proses pengupasan. Pada kopi arabika,
fermentasi juga bertujuan untuk mengurangi rasa pahit dan mendorong
terbentuknya kesan “mild” pada citarasa seduhannya. Pencucian bertujuan untuk
menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang masih menempel pada kulit
tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian dapat dikerjakan secara manual di
dalam bak atau ember, sedang kapasitas besar perlu di bantu dengan mesin.
Pengeringan biji kopi dilakukan dengan suhu antara 45 – 500C sampai
tercapai kadar air biji maksimal sekitar 12,5%. Suhu pengeringan yang terlalu
tinggi dapat merusak citarasa, terutama pada kopi arabika. Pengeringan kopi
robusta bisa diawali suhu yang agak tinggi (sekitar 900C) dalam waktu singkat
(sekitar 20-24 jam). Pengeringan dapat juga dilakukan dua tahap, dengan
pengeringan awal melalui penjemuran sampai kadar air sekitar 20 % dan
selanjutnya dilakukan pengeringan mekanis sampai kadar air 12,5 %. Proses
pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam biji kopi HS
yang semula 60-65% sampai menjadi 12%.
4. PENGENDALIAN
Pengendalian merupakan usaha mengevaluasi prestasi kerja pada pegawai
dan mengadakan tindakan yang dianggap perlu untuk menyesuaikan hasil
pekerjaan agar dapat sesuai dengan yang diharapkan oleh PT. Ngancar Coffe.

Dengan tindakan pengendalian akan dapat diketahui apakah hasil pelaksanaan
pekerjaan para pegawai sudah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Apabila ternyata ada penyimpangan dari rencana, selanjutnya diadakan tindakan
perbaikan. Pengendalian juga merupakan suatu upaya yang sistematik untuk
menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan
balik berupa informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang
telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan,
serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa semua sumber daya PT. Ngancar Coffe telah digunakan seefektif dan
seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan.
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur yaitu penetapan
standar

pelaksanaan,

penentuan

ukuran-ukuran

pelaksanaan,

pengukuran

pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan
dan

pengembalian

tindakan

koreksi

yang

diperlukan

bila

pelaksanaan

menyimpang dari standar. Tahap penetapan standar merupakan tolak ukur untuk
merancang pengawasan, berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan
adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud adalah menentukan
standar yang bertujuan sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan
yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan sehingga dalam
melakukan pengawasan manajer mempunyai standar yang jelas. Bentuk standar
yang umum yakni standar fisik, standar moneter dan standar waktu.
Tahap kedua adalah tahap penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang
digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
Tahap ketiga adalah pengukuran pelaksanaan kegiatan untuk mengukur atau
mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan
sehingga PT. Ngancar Coffe dapat mencapai tujuannya secara optimal. Tahap
keempat adalah pembandingan pelaksanaan dengan standar dan analisa
penyimpangan

yang

digunakan

untuk

mengetahui

penyebab

terjadinya

penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian. Selain itu juga
digunakan sebagai alat pengambil keputusan bagi manajer. Tahap kelima adalah
tahap pengambilan tindakan koreksi, dilakukan apabila diketahui dalam

pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam
pelaksanaan.

DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman, 1990. Budidaya Tanaman Kopi. Bogor : IPB