TUBERKULOSIS PARU paru yang dirawat (1)
“TUBERKULOSIS PARU”
1. Pengertian
Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada
hampir semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil
(sekitar 1-5 mm).
2. Etiologi
Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat
dilihat dengan miroskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob,
berbentuk batu yang membentuk spora.
3. Patofisiologi
Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama
1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman.
Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG
partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paruparu. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea
bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma
makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri
pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga
diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.
4. Manifestasi Klinik
Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan
gejala sistemik.
a.
Gejala respiratorik
1. Batuk lebih dari 3 minggu
2. Batuk darah
3. Nyeri dada
b. Gejala sistemik
1. Demam
2. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun.
5. Pemeriksaan diagnostic
a.
Kultur sputum : positif untuk mycrobacterium tuberculosis
b. Ziehl-Neelsen : positif untuk basil-basil asam cepat
c.
Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya anti
bodi, tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.
d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.
e.
Histologi atau kulutr jaringan: positif untuk mycobacterium tuberculosis.
f.
Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio
udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap
infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.
6. Penatalaksanaan / Pengobatan
Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi dan
klinis. Kesembuhan tuberculosis paru yang baik akan memperhatikan sputum BTA(-), adanya
perbaikan radiology dan menghilangkan gejalah.
7. Komplikasi
a.
Batuk darah
b. Pneumothorax
c.
Luluh paru
d. Gagal nafas
e.
Gagal jantung
f.
Efusi pleura
8. Pencegahan
Dapat dilakukan dengan cara;
a.
Vaksinasi BCG pada bayi dan anak.
b. Terapi pencegahan
c.
Diagnosis dan pengobatan tuberculosis pengobatan (+) untuk mencegah penularan.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
2. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.
b. Riwayat keluhan utama
Biasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu
makan dan kelemahan tubuh.
B. Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)
a.
Resepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.
b. Aktifitas dan latihan
Biasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang
dialami.
c.
Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena batuk yang dialami pada malam hari
d. Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan
yang kurang / malaise.
e.
Eliminasi
Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.
f.
Kognitif Perseptual.
Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.
g. Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami
gangguan konsep diri.
h. Pola Koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta
pertolongan orang lain.
i.
Pola seksual reproduksi
Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kemalin. Kebanyakan pasien
tidak melakukan hubungan seksual karena kelemahan tubuh
j.
Pola peran Hubungan
Perubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk
melakukan peran.
k. Nilai dan kepercayaan
Agama yang dianut oleh pasien dan ketaatan pasien dalam melaksanakan ajaran agama biasanya
pasien tidak mengalami gangguan dalam sisitem nilai dan kepercayaan.
ASUHAN KEPERAWATAN
No
.
1.
Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
berhubungan dengan
penumpukan sekret
purulen pada jalan nafas.
Tujuan
Intervensi
Bersihan jalan nafas
1. kaji fungsi pernafasan, contoh
kembali efektif
bunyi nafas, kecepatan dan
irama.
Penurunan bunyi
menunjukkan atel
ronchi, mengi men
akumulasi sekret k
mampuan membe
nafas.
2. berikan pasien posisi semi
fowler atau fowler tinggi bantu
pasien untuk batuk efektif dan
latihan nafas dalam.
Posisi membantu
memaksimalkan e
dan menurunkan u
pernafasan.
3. pertahankan masukan cairan
sedikitnya 2500 ml/hari, kecuali
kontra indikasi
4. kolaborasi untuk pemberian obat
sesuai indikasi, obat mukolitik
2.
Perubahan nutrisi
kurangn dari kebutuhan
tubuh berhubungan
dengan produksi sputum,
anoreksia
Rasion
Menunjukkan berat 1. catat status nutrisi pasien, catat
badan meningkat.
turgor kulit, berat badan dan
derajat kekurangan berat badan,
kemampuan / ketidak mampuan
menelan, riwayat mual-muntal.
2. awasi masukan atau pengeluaran
dan berat badan secara periodic
3. berikan perawatan mulut
sebelum dan sesudah tindakan
pernapasan.
4. dorong makan sedikit dan sering
Pemasukan tinggi
membantu untuk
mengencerkan sek
membuatnya mud
dikeluarkan.
Agen mukolitik m
kekentalan dan pe
sekret paru untuk
memudahkan pem
Berguna dalam m
derajat / masalah d
menentukan piliha
yang tepat.
Berguna dalam m
keefektifan nutrisi
dukungan cairan.
Menurunkan rasa
karena sisa sputum
obat.
dengan makanan TKTP
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan komposisi
diet.
3.
Kurang pengetahuan
mengenai kondisi, aturan
tindakan dan
perpindahan.
Menyatakan
1. Kaji kemampuan pasien untuk
pemahaman proses
belajar. Contoh : masalah
penyakit / prognosis
kelemahan, tingkat partisipasi
dan kebutuhan
dan lingkungan yang terbaik.
pengobatan.
2. tekankan pentingnya
mempertahankan protein tinggi
dan diit karbohidrat dan masukan
cairan adekuat.
3. Jelaskan dosis obat, frekwensi,
kerja yang diharapkan dan alasan
pengobatan lama
4. Tekankan untuk tidak minum
alkohol dan tidak merokok
Memaksimalkan m
nutrisi sebagai keb
energi dan menuru
gaster.
Memberikan bant
perencanaan diet d
nutrisi adekuat un
kebutuhan metabo
Belajar tergantung
dan kesiapan fisik
pada tahapan indi
Memenuhi kebutu
metabolic, memba
meminimalkan ke
meningkatkan pen
Meningkatkan ker
dalam program pe
dan mencegah pen
obat.
Kombinasi INH d
telah menunjukka
peningkatan insid
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D.M
DENGAN TUBERKOLOSIS PARU DI IRINA C2
RSU Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama
: Tn. D.M
Umur
: 55 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Kr. Protestan
Pendidikan
: SD (tamat)
Pekerjaan
: Tani
Status
: Kawin
Suku/ bangsa
: Minahasa/ Indonesia
Tgl. MRS
: 15 - 07- 2008
Tgl. Pengkajian
: 10 - 08-2008, jam 08.00 wita
Diagnosa medis
: TB Paru
No. Med. Reg
: 19 09 69
2. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan Utama
Batuk berlendir.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Batuk dialami sejak + 6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, batuk disertai sesak nafas,
keringat dingin pada malam hari dan kelemahan tubuh. Saat dikaji klien mengeluh batuk
berlendir, lendir kental dan berwarna putih, disertai sesak nafas dan aktivitas dibantu orang lain.
c.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarga. Klien memiliki satu orang
istri dan satu orang anak, tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar
tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi cukup, pencahayaan cukup.
Genogram
Keterangan :
A
: Pihak ayah
B
: Pihak Ibu
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
+
: Sudah meninggal
erkemihan
encernaan
ntegumen
3. Pengkajian Kasus Kelolaan
a.
Persepsi Kesehatan/ Manajemen Kesehatan
Klien menganggap batuk yang dialami selama kurang lebih 6 bulan sebelum masuk rumah sakit
hanya batuk biasa dan menanggulanginya dengan membeli obat di warung. Klien mempunyai
riwayat merokok dan berhenti setelah sakit.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Klien makan 3x sehari, diit TRTB, pagi makan bubur, siang dan malam makan nasi, ikan, sayur.
Klien minum air putih kurang lebih 2000 ml/ hari. BB sebelum masuk rumah sakit 46 kg, BB
setelah sakit 40 kg. Mengalami penurunan BB, nafsu makan menurun, IVFD dextrose 5% 20 gtt/
mnt, HB 5,7 g/ dl, albumin 2,2 mg/dl, protein total 7,6 mg/ dl, GDS 67 mg/ dl.
c.
Eliminasi
:
klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine
warna kuning pekat dan bau khas, BAK menggunakan urinal dan dilakukan di tempat tidur.
:
klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, tidak
ada kesulitan BAB, BAB menggunakan alat bantu dan dilakukan di tempat tidur.
:
klien mengatakan sering berkeringat dingin pada malam hari.
d. Aktivitas dan Latihan
Aktivitas
dentitas
Harga diri
deal diri
1
4
Berpakaian
2
3
Mobiliasasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tidak mampu. Klien mengalami sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan
torakul abdominal.
e.
Kognitif Perseptual
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, kesadaran compos mentis, merespon
terhadap rangsangan nyeri, pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat
berinteraksi dengan orang lain.
f.
Pola Istirahat dan Tidur
:
klien beristirahat dengan baik, tidur siang 15.00-7.00 wita, tidur
malam 20.00-06.00 wita, tidak pernah menggunakan obat tidur
:
klien tidur siang pukul 13.00-16.00 wita, tidur malam 20.00-05.00
wita, klien sering terbangun sekali-kali jika batuk.
g. Konsep Diri
:
klien berjenis kelamin laki-laki dan senang dengan identitasnya
sebagai laki-laki.
:
klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota keluarga yang lain dan
ingin segera cepat sembuh.
:
Gambaran diri :
eran
0
Eliminasi
ebelum sakit
aat dikaji
Mandi
klien tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai petani karena sakit.
klien merasa ia adalah seorang anggota masyarakat yang baik dan
kepala keluarga yang baik.
:
klien bekerja sebagai petani yang rajin dan sebagai kepala keluarga
yang baik bagi anggota keluarganya.
h. Pola Koping – Intoleransi Stres
Klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan tim medis tentang kondisi
penyakitnya, tingkat kecemasan ringan dengan tanda-tanda klien menyerahkan kesembuhannya
pada Tuhan Yang Maha Esa dan tim medis, N : 80x/ mnt, R : 22x/ mnt, ekspresi wajah tampak
tenang karena klien percaya ia bisa disembuhkan. Dalam mengatasi masalah klien sering
meminta bantuan orang lain.
i.
Pola Peran – Hubungan
Hubungan klien dengan anggota keluarga berjalan dengan baik. Klien bekerja sebagai seorang
petani, sudah menikah. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain baik.
j.
Pola Seksual – Reproduksi
Klien sudah menikah, mempunyai 1 orang anak, istri masih hidup. Klien tidak lagi melakukan
hubungan seksual karena keadaan yang sedang sakit.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama Kristen Protestan, klien percaya dan yakit pada TYME.
4. Pemeriksaan Fisik
TTV
TD
: 130/80 mmHg
N
: 80 x/ mnt
R
: 24 x/ mnt
SB
: 36,5oC
BB : 40 kg
Head to Toe
-
Kepala
Inspeksi
:
warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk kepala bulat
Palpasi
:
nyeri tekan tidak ada
-
Mata
Inspeksi
:
sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, pupil bulat
Palpasi
:
nyeri tekan tidak ada
-
Hidung
Inspeksi
:
bentuk simetris, sekret tidak ada
Palpasi
:
nyeri tekan tidak ada
Inspeksi
Mulut
:
Inspeksi
bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak ada
Leher
:
-
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Thorax/ dada
Inspeksi
:
simetris kiri dan kanan
Palpasi
:
stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi
:
sonur kiri dan kanan
Auskultasi
:
ronchi +/ +, wheezing +/ +a
-
Abdomen
Inspeksi
:
datar
Palpasi
:
lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi
:
tidak kembung
Auskultasi
:
bising usus normal
Atas
Ekstremitas
:
akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose 5%
20 gtt/ mnt
Bawah
:
akral hangat, tidak ada odem
5. Pemeriksaan Penunjang
a.
Pemeriksaan laboratorium tgl. 8-8-2008
Jenis
HB
Hasil
5,7 g/ dL
Normal
13-17 g/ dL
Eritrosit
2,03 uL
4,20-5,40 uL
Leukosit
7400 uL
5.000-10.000 uL
Trombosit
230.000 uL
150.000-450.000
GDS
67 mg/ dL
uL
Ureum
31 mg/ dL
110-160 mg/ dL
Creatinin
1,1 mg/ dL
10-50 mg/ dL
Asam urat
8,5 mg/ dL
0,6-1,1 mg/ dL
Protein total
7,6 mg/ dL
2,4-7,0 mg/ dL
Albumin
2,2 mg/ dL
6,6-8,3 mg/ dL
3,7-5,3 mg/ dL
b. Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
c.
Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis
6. Terapi
Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0
7. Klasifikasi Data
DS
:
- klien mengeluh batuk berlendir
- klien mengeluh sesak nafas
- klien mengeluh aktivitasnya perlu bantuan orang lain
- klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan
- klien mengeluh mengalami penurunan berat badan
- klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya
DO
:
- TTV
TD
: 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R
: 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
- auskultasi paru ronchi +/ +, wheezing +/ +
- aktivitas dibantu orang lain
- BAB dan BAK dilakukan di tempat tidur
- terpasang infuse di lengan kanan dextrose 5%
- BB sebelum sakit : 46 kg, BB sesudah sakit : 40 kg
- pendidikan klien tamat SD
ANALISA DATA
N
o
1
:
Data
Dampak Masalah
- klien mengeluh batuk
Peradangan parenkim
berlendir
- klien mengeluh sesak
nafas
:
- TTV
TD : 130/80 mmHg
paru
dalam alveoli
R : 24 x/ mnt
sputum
+
nafas tidak efektif
Keluarnya eksudut
Peningkatan produksi
- auskultasi paru ronchi +/
Bersihan jalan
N : 80 x/ mnt
SB : 36,5oC
Masalah
Kemampuan batuk
menurun
- sputum kental
Tertahannya sekresi
2
:
- klien mengatakan
aktivitasnya dibantu
:
Jalan nafas terganggu
Proses penyakit
- BAB dan BAK
Kelemahan tubuh
dilakukan di tempat tidur
- terpasang IVFD
Terpasang infuse di
dextrose 5% di lengan kanan
Intoleransi aktivitas
lengan kanan
3
:
- klien mengeluh
mengalami penurunan nafsu
makan
- klien mengeluh
mengalami penurunan berat
badan
Aktivitas terbatas
Adanya sputum pada
Ketidakseimbanga
saluran pernafasan dan n nutrisi kurang
di bagian mulut
Batuk produktif
dari kebutuhan
tubuh
N
Data
Dampak Masalah
- BB sebelum sakit : 46
Peningkatan frekuensi
Masalah
o
:
kg, BB sesudah sakit : 40 kg
pernafasan
4
:
- klien mengatakan tidak
mengerti tentang penyakitnya
:
- pendidikan klien tamat
SD
Nafsu makan menurun
Tingkat pendidikan
tamat SD
Kurang informasi
tentang penyakitnya
Kurang pengetahuan
Prioritas Masalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental
4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi
Kurang
pengetahuan
ASUHAN KEPERAWATAN
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
n jalan nafas
Bersihan jalan
ektif b/d
nafas kembali
i sputum
efektif setelah
seperti bunyi,
dengan :
diberikan tindakan
en mengeluh
Rasional
Eva
11-8-08, jm.08.00
: - klien m
1. Melakukan pengkajian
sesak berku
nafas dapat
frekuensi pernafasan
setelah diat
kecepatan dan irama
menunjukkan
24x/ mnt, iramanya
posisi semi
keperawatan
setiap jam 06.00,
ketidakmampuan
teratur, terdengar
erlendir
selama 3 hari
12.00, 18.00 setiap
untuk membersihkan
ronchi dan jenis
sputum yan
en mengeluh
dengan kriteria
hari
jalan nafas.
pernafasan torakal
banyak
afas
hasil:
abdominal
: - TTV
V
D : 130/80mmHg
: 80 x/ mnt
1. Kaji fungsi pernafasan1. Penurunan fungsi
Implementasi
- batuk berlendir
11-8-08, jm.12.00
berkurang atau
2. Mengukur TTV
hilang
: 24 x/ mnt
- sekret encer
: 36,5oC
- tanda-tanda vital
2. Penyimpangan
TD : 130/80mmH
N : 82 x/ mnt
TD : 130/80mmHg
R : 24 x/ mnt
normal TTV
N : 84 x/ mnt
SB : 36,2oC
vital setiap jam 06.00,
menunjukkan
R : 24 x/ mnt
A : masalah
SB : 36,2oC
2. Observasi tanda-tanda
skultasi paru
dalam putus
12.00, 18.00 setiap
perubahan status
+/ +
normal
hari
pasien.
utum kental
- klien m
- ronchi -/-
: - kaji fun
- Mengawasi klien
06.00, 12.0
tablet dan cefixime 1
- observa
11-8-08, jm.12.15
3. Merubah posisi tidur
3. Atur posisi klien
pernafasan
minum obat codein 1
tablet
3. Posisi membantu
teratasi
klien dari tidur satu
setiap 8 jam
- pertaha
tidur semi f
- anjurka
ekspansi paru dan
bantal menjadi posisi
untuk minu
dengan posisi semi
menurunkan upaya
semi fowler
yang banya
fowler setiap kali klien
pernafasan.
merasa sesak nafa
4. Ajarkan teknik nafas 4. Memaksimalkan
- anjurka
11-8-08, jm.13.15
untuk tetap
4. Mengajarkan teknik
menggunak
nafas dalam dan batuk
batuk efekt
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
dalam dan batuk
Rasional
ventilasi dan
Implementasi
efektif pada klien
efektif pada pertemuan meningkatkan
pertama
gerakan sekret ke
dalam jalan nafas
besar sebagai mudah
dikeluarkan
11-8-08, jm.13.30
5. Menganjurkan pasien
untuk gunakan teknik
5. Anjurkan pasien untuk5. Melatih pasien untuk
batuk efektif setiap
gunakan teknik batuk
dapat belajar
batuk
efektif setiap ingin
mengatasi batuk yang
11-8-08, jm.13.45
batuk
dialaminya.
6. Menganjurkan
keluarga dan klien
untuk memenuhi
6. Anjurkan klien untuk 6. Pemasukan cairan
asupan cairan yang
meningkatkan asupan
yang banyak
cukup bagi klien
cairan sedikitnya
membantu
dengan minum air
2.500 ml/ hari
mengencerkan sekret.
putih yang banyak +
2500 ml/ hari
11-8-08, jm.18.00
7. Memberikan obat
7. Kolaborasi beri obat
sesuai instruksi
sesuai instruksi dokter 7. Beri obat dengan
ranitidine inj 1 ampul/
Ranitidine inj 2x1 amp
teratur mempercepat
3 cc melalui IVFD
(06.00 & 18.00)
proses penyembuhan
Menganjurkan klien
Cefixime 2x1 tab
untuk minum obat
(06.00, 12.00, 18.00)
tablet secara teratur
Codein 3x1 tab (06.00,
dan tidak boleh
12.00, 18.00)
berhenti
Rifampisin 1x3 tab
Eva
batuk
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Eva
11-8-08, jm.08.00
: - klien m
1. Melakukan observasi
belum bisa
(06.00)
INH 1x3 tab (06.00)
PZA 1x3 tab (06.00)
Etambutol 1x3 tab
(06.00)
B6 1x1 tab (06.00)
Alupurinol 1-0-0
(06.00)
nsi aktivitas b/d
Klien dapat
han tubuh dan
beraktivitas dengan1. Monitor derajat
1. Untuk mengetahui
enyakit ditandai
baik dengan
mobilitas dengan
tingkat
derajat ketergantungan
beraktivitas
:
kriteria hasil :
menggunakan skala
ketergantungan
pada klien. mandi = 4,
terbatas pad
berpakaian = 4,
mobilisasi
en mengatakan - Klien dapat
ketergantungan
snya dibantu
beraktivitas secara
eliminasi = 3,
AB dan BAK
mandiri
mobilisasi = 2, pindah
an di tempat
pasang infus
- BAB dan BAK
- klien m
merasa lela
= 4, ambulasi = 4, naik : - klien be
dilakukan sendiri
tangga = 4. Hasil :
melakukan
di toilet
terjadi ketergantungan
aktivitas
e 5% di lengan
- BAB da
tempat tidu
11-8-08, jm.08.10
A : masalah
2. Membantu pasien
2. Bantu pasien dalam
pemenuhan kebutuhan
2. Memenuhi kebutuhan
sehari-hari klien
teratasi
dalam eliminasi BAK
: - bantu k
dengan menyediakan
pemenuhan
urinal dan pispot pada
- anjurka
saat BAB
untuk berak
berdasarkan tingkat
11-8-08, jm.08.15
secara man
ketergantungannya
3. Menganjurkan klien
untuk bisa melakukan
mobilisasi miring kiri,
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
3. Anjurkan klien untuk 3. Melatih klien untuk
Implementasi
Eva
miring kanan dan
beraktivitas secara
tidak tergantung dan
duduk secara mandiri
bertahap
secara bertahap bisa
tanpa bantuan orang
mandiri
lain. Hasil : klien bisa
melakukan mobilisasi
miring kiri dan miring
kanan
11-8-08, jm.08.15
4. Memberikan pujian
pada klien karena
klien sudah bisa
mobilisasi secara
mandiri
4. Beri reinforcement
4. Pujian
positif terhadap tingkat membangkitkan
keberhasilan klien
semangat pasien
untuk bisa mandiri
seimbangan
Menunjukkan
urang dari
peningkatan nutrisi1. Catat nutrisi klien
an b/d produksi
dengan kriteria
pada penerimaan, BB,
mendefinisikan
klien, hasil nutrisi
walaupun m
dan anoreksia
hasil :
turgor kulit, adanya
derajat masalah dan
pasien kurang dari
porsi
- Peningkatan BB
riwayat mual muntah
pilihan intervensi
kebutuhan, BB saat
: - porsi m
en mengeluh
- Bebas tanda
atau tidak
yang tepat
masuk : 40 kg, turgor
dihabiskan
ami penurunan
malnutrisi
dengan :
12-8-08, jm.08.00
1. Berguna dalam
1. Mencatat status nutrisi
kulit baik, mual
: - klien m
sudah bisa
- frekuen
akan
muntah tidak ada,
en mengeluh
nafsu makan menurun
ami penurunan
12-8-08, jm.08.058 A : masalah
dan
B sebelum sakit :
2. Mengganti cairan
2. Awasi masukan
infuse dari NaCl 0,9%
meningkat
- BB 40
sebagian
: - awasi m
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
BB sesudah sakit
Rasional
Implementasi
makanan dan cairan. 2. Berguna mengukur
diganti dextrose 5%
Awasi pengeluaran
keefektifan nutrisi dan
20 gtt/ mnt, BB : 40
urine, keringat
dukungan cairan
kg
timbang BB setiap hari
pengeluara
- timbang
hari
- mengan
3. Anjurkan klien makan
dalam porsi sedikit
Eva
3. Memaksimalkan
tapi sering dengan
masukan nutrisi
makanan TKTP
sebagai kebutuhan
12-8-08, jm.08.10
klien untuk
3. Menganjurkan klien
mempertah
untuk makan sedikit
masukan nu
tapi sering
energi
4. Kolaborasi ahli gizi
12-8-08, jm.12.00
komposisi diit
4. Mengawasi pola
Pagi : bubur dan telur, 4. Memberikan bantuan
makan pasien, hasil
Siang : nasi, telur/
dalam perencanaan
klien menghabiskan
ikan, sayur, sup, buah,
diit dengan nutrisi
makanannya, porsi
Sore : ekstra telur,
yang adekuat
makan sedikit
Malam : nasi, telur/
ikan, sayur
pengetahuan
Klien mengerti
13-8-08, jm.08.00
penyakitnya b/d
tentang
ya informasi
penyakitnya
klien tentang penyakit
pada emosi dan
kemampuan klien
tentang pen
dengan :
setelah diberikan
TBC yang dialaminya
kesiapan fisik
untuk belajar, hasil
diderita
1. Kaji pengetahuan
1. Belajar tergantung
1. Mengukur
: - klien da
mengatakan
en mengatakan
penyuluhan dengan
klien mau diberikan
: - klien da
engerti tentang
kriteria hasil :
penyuluhan
menjelaska
tnya
- Klien
pentingnya
gkat pendidikan
mengungkapkan 2. Jelaskan pada klien
13-8-08, jm.08.20
mat SD
pemahaman
pentingnya perawatan 2. Perawatan
tentang penjelasan
dan pengobatan di
pengobatan di rumah
2. Memberikan
penyuluhan kepada
dan akibat
A : masalah
: - anjurka
sa Keperawatan
Tujuan
yang diberikan
Intervensi
rumah sakit
- Klien dapat
menjelaskan
kembali secara
Rasional
Implementasi
Eva
sakit penting untuk
klien dan keluarga
keluarga be
mengurangi
tentang pentingnya
secara terat
komplikasi
perawatan di rumah
boleh putus
3. Jelaskan pada klien
sakit
umum penjelasan
tentang proses
yang diberikan
penyakit, pengobatan 3. Memberikan
dan pencegahan
13-8-08, jm.09.00
3. Memberikan
pengetahuan pada
penyuluhan pada klien
klien tentang
dan keluarga tentang
penyakitnya
penyakit yang diderita
klien
4. Jelaskan pada klien
dan keluarga tentang
dosis obat, frekuensi,
alasan pengobatan
13-8-08, jm.09.30
4. Mencegah pasien
4. Menjelaskan pada
lama dan akibat putus
putus obat, dan
klien dan keluarga
obat
meningkatkan kerja
tentang pentingnya
sama dalam
pengobatan dan
pengobatan
dampak berhenti
minum obat yaitu
pengobatan dimulai
dari pertama dan
penyakit yang diderita
bisa bertambah parah.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tgl.
Senin,
Dx
I
11-08-08
Jam
Implementasi
08.0 - Mengkaji fungsi
0
Evaluasi
: - klien mengatakan
pernafasan klien
masih batuk berlendir
Hasil : pernafasan cepat,
I, II
frekuensi 24 x/ mnt,
masih sesak nafas
irama teratur, jenis
: - TTV
pernafasan torakal/
TD : 130/80mmHg
abdominal
N : 82 x/ mnt
- Melakukan pengukuran
R : 22 x/ mnt
08.1
TTV :
5 TD : 130/80mmHg
SB : 36,2oC
A : masalah belum
N : 82 x/ mnt
teratasi
R : 24 x/ mnt
: - kaji fungsi
SB : 36,2oC
pernafasan setiap jam
I
- Mengajarkan teknik
nafas dalam dan batuk
13.1
5
Hasil : klien dapat
18.00
- anjurkan klien untuk
klien dapat
menggunakan teknik
mengeluarkan sekret,
batuk efektif setiap ingin
warna putih, encer
batuk
makan
- Merubah posisi tidur
klien dari tidur
terlentang menjadi semi
13.2
- observasi TTV setiap
pukul 06.00, 12.00,
jumlah + ½ sendok
I
06.00, 12.00, 18.00
efektif
melakukan dengan baik,
I
- klien mengeluh
fowler
5 - Menganjurkan klien
- anjurkan klien untuk
tetap mengkonsumsi
cairan yang banyak
- pertahankan posisi
semi fowler
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
untuk menggunakan
Evaluasi
teknik batuk efektif
setiap kali ingin batuk
I
13.3 - Menganjurkan keluarga
0
dan klien untuk
memenuhi asupan
cairan yang cukup bagi
klien dengan minum air
13.4
yang banyak
5 - Memberikan obat
I, II, III
sesuai instruksi
Ranitidine 1 ampul dan
menganjurkan klien
untuk minum obat tablet
secara teratur dan tidak
boleh putus
18.0 - Mengkaji TTV dan
0
fungsi pernafasan
I, II
Hasil :
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 36,2oC
Fungsi pernafasan baik,
irama teratur, frekuensi
18.0
Selasa,
12-8-08
II
22 x/ mnt
0
08.0 - Melakukan observasi
0
Diagnosa I
derajat ketergantungan
: - klien mengatakan
pada klien
masih batuk berlendir
Hasil :
- klien mengatakan
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
Mandi = 2, berpakaian = sesak nafas berkurang
2, eliminasi = 3,
mobilisasi = 2, pindah =
: - sputum putih kental
- R : 22 x/ mnt
3, ambulasi = 2, naik A : masalah teratasi
tangga = 3
- Mencatat status nutrisi
III
klien
08.0
0
Hasil : nutrisi kurang
sebagian
: - pertahankan posisi
semi fowler
- kaji frekuensi
dari kebutuhan, BB saat
pernafasan, jenis dan
masuk RS : 40 kg,
irama setiap jam 06.00,
turgor kulit baik, mual
12.00, 18.00
muntah tidak ada, nafsu
makan menurun
- Melakukan pengkajian
I
08.0
Diagnosa II
: - klien mengatakan
frekuensi pernafasan
aktivitasnya masih
22x/ mnt, irama teratur,
dibantu
jenis pernafasan torakal
: - BAK dilakukan di
abdominal
tempat tidur
0 - Mengganti cairan infuse
A : masalah belum
dari NaCl 0,9% diganti
teratasi
dextrose 5% 20 gtt/ mnt, : - bantu klien dalam
III
menimbang BB hasil
pemenuhan kebutuhan
BB : 40 kg
sehari
- Membantu pasien untuk
08.0
5
- anjurkan untuk
eliminasi BAK dan
beraktivitas secara
mobilisasi
mandiri dengan bertahap
- Menganjurkan klien
II, III
untuk makan sedikit tapi Diagnosa III
sering
- Menganjurkan klien
: - klien mengatakan
sudah bisa makan
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
untuk bisa melakukan
Evaluasi
walaupun dalam porsi
08.1
mobilisasi sendiri tanpa
yang sedikit
bantuan orang lain
: - porsi makan
Hasil : klien mau
dihabiskan
0
II
melakukan aktivitas
- frekuensi makan
- Mengukur TTV
TD : 130/80mmHg
meningkat
A : masalah teratasi
N : 82 x/ mnt
08.1R : 22 x/ mnt
5 SB : 36,5oC
I, III
- Mengawasi pola makan
pasien
untuk tetap
batuk efektif setiap
ingin batuk
- Memberikan suntikan
ranitidine inj 1 ampul
via IVFD,
menganjurkan klien
untuk minum obat tablet
secara teratur
5
- anjurkan klien untuk
sedikit tapi sering
menggunakan teknik
13.1
- timbang BB tiap hari
menghabiskan
12.0 - Menganjurkan klien
I, II
dan pengeluaran
tetap makan dalam porsi
makan sedikit
I
: - awasi pemasukan
Hasil : klien
makanannya porsi
0
sebagian
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
18.0
Rabu,
13-8-08
I, II,
III, IV
0
08.0 - Melakukan pengkajian
0
Diagnosa I
frekuensi pernafasan 24
: - klien mengeluh
x/ mnt, irama teratur,
batuk berlendir
jenis pernafasan torakal
: - sputum kental
abdominal
- Observasi derajat
- TTV
TD : 130/80mmHg
ketergantungan, mandiN : 80 x/ mnt
= 2, berpakaian = 2,
R : 22 x/ mnt
eliminasi = 2, mobilisasi
SB : 36,5oC
= 0, pindah = 3,
A : masalah belum
ambulasi = 2, naik
teratasi
tangga = 3
: - pertahankan posisi
- Mengukur kemampuan
klien untuk belajar
- anjurkan klien untuk
Hasil : klien mau
meningkatkan asupan
diberikan penyuluhan
cairan
- Memberikan
penyuluhan kepada
III
semi fowler
- anjurkan untuk tetap
gunakan teknik batuk
klien tentang pentingnya efektif
08.2
0
perawatan di rumah
sakit, proses penyakit,
Diagnosa II
alasan pengobatan lama
: - klien mengatakan
dan akibat putus obat
belum bisa beraktivitas
- Mengatur posisi pasien
semi fowler
sepenuhnya masih
terbatas pada mobilisasi
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
- Mengganti cairan dari
Evaluasi
: - BAB dan BAK di
dextrose 5% dengan
tempat tidur
dextrose 5%
- berpakaian dibantu
08.3 - Menganjurkan klien
0
untuk menggunakan
09.0
oleh keluarga
A : masalah belum
teknik batuk efektif
teratasi
setiap ingin batuk
: - anjurkan klien
0 - Menganjurkan klien
beraktivitas mandiri
untuk terus
secara bertahap
meningkatkan aktivitas
10.0
secara mandiri
Diagnosa III
0 - Mengobservasi TTV
: - klien mengatakan
TD : 130/80mmHg
sudah bisa dalam porsi
N : 80 x/ mnt
sedikit
R : 22 x/ mnt
- klien mengatakan
10.1SB : 36,5oC
sering makan
0 - Mengawasi pola makan
klien, klien makan
makanan dihabiskan
dengan porsi sedikit
makanan dihabiskan
- BB : 40 kg
A : masalah teratasi
- Menimbang BB pasien
12.0
Hasil : BB = 40 kg
0 - Memberikan suntikan
via IVFD ranitidine 1
ampul
- Menganjurkan untuk
: - porsi makan sedikit,
sebagian
: - anjurkan klien tetap
mempertahankan asupan
nutrisi yang
- timbang BB setiap
hari
minum obat secara
teratur jangan sampai
Diagnosa IV
putus obat dan akibat
: - klien
putus obat
mengungkapkan
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
13.0
0
Implementasi
- Menjelaskan bahwa
Evaluasi
mengerti tentang cara
tugas di ruangan telah
pencegahan penularan
selesai
penyakit dan akibat
putus obat
: - klien dapat
menjelaskan kembali
18.0
0
cara pencegahan dan
akibat putus obat
- klien dapat minum
obat sendiri
A : masalah teratasi
: -
RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN
Topik
: Tuberkolosis Paru, Pencegahan dan
Akibat Putus Obat
Tujuan
: Meningkatkan
Pengetahuan
dan
Mencegah Klien Putus Obat
Sasaran
: Klien dan Keluarga
Tempat
: Irina C2 Kamar 212 RSU Prof. R.D.
Kandou Manado
Tanggal
: 13 Agustus 2008 jam 08.20 wita
Tujuan
Khusus
Klien dan
keluarga
memahami
1.
penyakit
2.
tuberkulosis
3.
paru
4.
Klien dan
keluarga
mengerti
tentang alasan
dirawat di RS,
pentingnya
pengobatan dan
akibat dari putus
obat
Materi
Metode
Konsep TB
Paru
Pengertian
Penyebab
Gejala
Cara penularan
Alasan dirawat di RS
Pentingnya
pengobatan dan
akibat putus
obat
Ceramah Tanya
jawab
Ceramah Tanya
jawab
Aktivitas KMB
Media
Petugas
Klien
Kesehatan
Flip chart Menjelaskan
Memperhatikan Leaflet
kepada klien
penjelasan
dan keluarga
petugas dan
konsep
bertanya jika tuberkolosis
tidak mengerti paru
Flip chart Menjelaskan :
Memperhatikan Leaflet - Alasan dirawat penjelasan
di RS
petugas dan
- Pentingnya
bertanya jika
pengobatan dan putus obat satu
akibat putus
hari saja
obat
Evaluasi
Proses
Apa itu
penyakit
tuberkolosis?
Penyebabnya?
Gejalanya?
Cara penularan?
Mengapa
dirawat di RS?
Kenapa
pentingnya
pengobatan? Akibat dari
putus obat
Hasil
Klien dan
keluarga
memahami
tentang konsep
penyakit
tuberkolosis pa
Klien dan
keluarga menge
mengapa diraw
di RS
Klien dan
keluarga menge
pentingnya
pengobatan dan
akibat
1. Pengertian
Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada
hampir semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil
(sekitar 1-5 mm).
2. Etiologi
Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat
dilihat dengan miroskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob,
berbentuk batu yang membentuk spora.
3. Patofisiologi
Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama
1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman.
Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG
partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paruparu. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea
bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma
makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri
pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga
diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.
4. Manifestasi Klinik
Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan
gejala sistemik.
a.
Gejala respiratorik
1. Batuk lebih dari 3 minggu
2. Batuk darah
3. Nyeri dada
b. Gejala sistemik
1. Demam
2. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun.
5. Pemeriksaan diagnostic
a.
Kultur sputum : positif untuk mycrobacterium tuberculosis
b. Ziehl-Neelsen : positif untuk basil-basil asam cepat
c.
Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya anti
bodi, tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.
d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.
e.
Histologi atau kulutr jaringan: positif untuk mycobacterium tuberculosis.
f.
Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio
udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap
infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.
6. Penatalaksanaan / Pengobatan
Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi dan
klinis. Kesembuhan tuberculosis paru yang baik akan memperhatikan sputum BTA(-), adanya
perbaikan radiology dan menghilangkan gejalah.
7. Komplikasi
a.
Batuk darah
b. Pneumothorax
c.
Luluh paru
d. Gagal nafas
e.
Gagal jantung
f.
Efusi pleura
8. Pencegahan
Dapat dilakukan dengan cara;
a.
Vaksinasi BCG pada bayi dan anak.
b. Terapi pencegahan
c.
Diagnosis dan pengobatan tuberculosis pengobatan (+) untuk mencegah penularan.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
2. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.
b. Riwayat keluhan utama
Biasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu
makan dan kelemahan tubuh.
B. Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)
a.
Resepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.
b. Aktifitas dan latihan
Biasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang
dialami.
c.
Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena batuk yang dialami pada malam hari
d. Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan
yang kurang / malaise.
e.
Eliminasi
Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.
f.
Kognitif Perseptual.
Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.
g. Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami
gangguan konsep diri.
h. Pola Koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta
pertolongan orang lain.
i.
Pola seksual reproduksi
Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kemalin. Kebanyakan pasien
tidak melakukan hubungan seksual karena kelemahan tubuh
j.
Pola peran Hubungan
Perubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk
melakukan peran.
k. Nilai dan kepercayaan
Agama yang dianut oleh pasien dan ketaatan pasien dalam melaksanakan ajaran agama biasanya
pasien tidak mengalami gangguan dalam sisitem nilai dan kepercayaan.
ASUHAN KEPERAWATAN
No
.
1.
Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas
tidak efektif
berhubungan dengan
penumpukan sekret
purulen pada jalan nafas.
Tujuan
Intervensi
Bersihan jalan nafas
1. kaji fungsi pernafasan, contoh
kembali efektif
bunyi nafas, kecepatan dan
irama.
Penurunan bunyi
menunjukkan atel
ronchi, mengi men
akumulasi sekret k
mampuan membe
nafas.
2. berikan pasien posisi semi
fowler atau fowler tinggi bantu
pasien untuk batuk efektif dan
latihan nafas dalam.
Posisi membantu
memaksimalkan e
dan menurunkan u
pernafasan.
3. pertahankan masukan cairan
sedikitnya 2500 ml/hari, kecuali
kontra indikasi
4. kolaborasi untuk pemberian obat
sesuai indikasi, obat mukolitik
2.
Perubahan nutrisi
kurangn dari kebutuhan
tubuh berhubungan
dengan produksi sputum,
anoreksia
Rasion
Menunjukkan berat 1. catat status nutrisi pasien, catat
badan meningkat.
turgor kulit, berat badan dan
derajat kekurangan berat badan,
kemampuan / ketidak mampuan
menelan, riwayat mual-muntal.
2. awasi masukan atau pengeluaran
dan berat badan secara periodic
3. berikan perawatan mulut
sebelum dan sesudah tindakan
pernapasan.
4. dorong makan sedikit dan sering
Pemasukan tinggi
membantu untuk
mengencerkan sek
membuatnya mud
dikeluarkan.
Agen mukolitik m
kekentalan dan pe
sekret paru untuk
memudahkan pem
Berguna dalam m
derajat / masalah d
menentukan piliha
yang tepat.
Berguna dalam m
keefektifan nutrisi
dukungan cairan.
Menurunkan rasa
karena sisa sputum
obat.
dengan makanan TKTP
5. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan komposisi
diet.
3.
Kurang pengetahuan
mengenai kondisi, aturan
tindakan dan
perpindahan.
Menyatakan
1. Kaji kemampuan pasien untuk
pemahaman proses
belajar. Contoh : masalah
penyakit / prognosis
kelemahan, tingkat partisipasi
dan kebutuhan
dan lingkungan yang terbaik.
pengobatan.
2. tekankan pentingnya
mempertahankan protein tinggi
dan diit karbohidrat dan masukan
cairan adekuat.
3. Jelaskan dosis obat, frekwensi,
kerja yang diharapkan dan alasan
pengobatan lama
4. Tekankan untuk tidak minum
alkohol dan tidak merokok
Memaksimalkan m
nutrisi sebagai keb
energi dan menuru
gaster.
Memberikan bant
perencanaan diet d
nutrisi adekuat un
kebutuhan metabo
Belajar tergantung
dan kesiapan fisik
pada tahapan indi
Memenuhi kebutu
metabolic, memba
meminimalkan ke
meningkatkan pen
Meningkatkan ker
dalam program pe
dan mencegah pen
obat.
Kombinasi INH d
telah menunjukka
peningkatan insid
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D.M
DENGAN TUBERKOLOSIS PARU DI IRINA C2
RSU Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama
: Tn. D.M
Umur
: 55 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Kr. Protestan
Pendidikan
: SD (tamat)
Pekerjaan
: Tani
Status
: Kawin
Suku/ bangsa
: Minahasa/ Indonesia
Tgl. MRS
: 15 - 07- 2008
Tgl. Pengkajian
: 10 - 08-2008, jam 08.00 wita
Diagnosa medis
: TB Paru
No. Med. Reg
: 19 09 69
2. Riwayat Kesehatan
a.
Keluhan Utama
Batuk berlendir.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Batuk dialami sejak + 6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, batuk disertai sesak nafas,
keringat dingin pada malam hari dan kelemahan tubuh. Saat dikaji klien mengeluh batuk
berlendir, lendir kental dan berwarna putih, disertai sesak nafas dan aktivitas dibantu orang lain.
c.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarga. Klien memiliki satu orang
istri dan satu orang anak, tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar
tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi cukup, pencahayaan cukup.
Genogram
Keterangan :
A
: Pihak ayah
B
: Pihak Ibu
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
+
: Sudah meninggal
erkemihan
encernaan
ntegumen
3. Pengkajian Kasus Kelolaan
a.
Persepsi Kesehatan/ Manajemen Kesehatan
Klien menganggap batuk yang dialami selama kurang lebih 6 bulan sebelum masuk rumah sakit
hanya batuk biasa dan menanggulanginya dengan membeli obat di warung. Klien mempunyai
riwayat merokok dan berhenti setelah sakit.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Klien makan 3x sehari, diit TRTB, pagi makan bubur, siang dan malam makan nasi, ikan, sayur.
Klien minum air putih kurang lebih 2000 ml/ hari. BB sebelum masuk rumah sakit 46 kg, BB
setelah sakit 40 kg. Mengalami penurunan BB, nafsu makan menurun, IVFD dextrose 5% 20 gtt/
mnt, HB 5,7 g/ dl, albumin 2,2 mg/dl, protein total 7,6 mg/ dl, GDS 67 mg/ dl.
c.
Eliminasi
:
klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine
warna kuning pekat dan bau khas, BAK menggunakan urinal dan dilakukan di tempat tidur.
:
klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, tidak
ada kesulitan BAB, BAB menggunakan alat bantu dan dilakukan di tempat tidur.
:
klien mengatakan sering berkeringat dingin pada malam hari.
d. Aktivitas dan Latihan
Aktivitas
dentitas
Harga diri
deal diri
1
4
Berpakaian
2
3
Mobiliasasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tidak mampu. Klien mengalami sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan
torakul abdominal.
e.
Kognitif Perseptual
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, kesadaran compos mentis, merespon
terhadap rangsangan nyeri, pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat
berinteraksi dengan orang lain.
f.
Pola Istirahat dan Tidur
:
klien beristirahat dengan baik, tidur siang 15.00-7.00 wita, tidur
malam 20.00-06.00 wita, tidak pernah menggunakan obat tidur
:
klien tidur siang pukul 13.00-16.00 wita, tidur malam 20.00-05.00
wita, klien sering terbangun sekali-kali jika batuk.
g. Konsep Diri
:
klien berjenis kelamin laki-laki dan senang dengan identitasnya
sebagai laki-laki.
:
klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota keluarga yang lain dan
ingin segera cepat sembuh.
:
Gambaran diri :
eran
0
Eliminasi
ebelum sakit
aat dikaji
Mandi
klien tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai petani karena sakit.
klien merasa ia adalah seorang anggota masyarakat yang baik dan
kepala keluarga yang baik.
:
klien bekerja sebagai petani yang rajin dan sebagai kepala keluarga
yang baik bagi anggota keluarganya.
h. Pola Koping – Intoleransi Stres
Klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan tim medis tentang kondisi
penyakitnya, tingkat kecemasan ringan dengan tanda-tanda klien menyerahkan kesembuhannya
pada Tuhan Yang Maha Esa dan tim medis, N : 80x/ mnt, R : 22x/ mnt, ekspresi wajah tampak
tenang karena klien percaya ia bisa disembuhkan. Dalam mengatasi masalah klien sering
meminta bantuan orang lain.
i.
Pola Peran – Hubungan
Hubungan klien dengan anggota keluarga berjalan dengan baik. Klien bekerja sebagai seorang
petani, sudah menikah. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain baik.
j.
Pola Seksual – Reproduksi
Klien sudah menikah, mempunyai 1 orang anak, istri masih hidup. Klien tidak lagi melakukan
hubungan seksual karena keadaan yang sedang sakit.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama Kristen Protestan, klien percaya dan yakit pada TYME.
4. Pemeriksaan Fisik
TTV
TD
: 130/80 mmHg
N
: 80 x/ mnt
R
: 24 x/ mnt
SB
: 36,5oC
BB : 40 kg
Head to Toe
-
Kepala
Inspeksi
:
warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk kepala bulat
Palpasi
:
nyeri tekan tidak ada
-
Mata
Inspeksi
:
sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, pupil bulat
Palpasi
:
nyeri tekan tidak ada
-
Hidung
Inspeksi
:
bentuk simetris, sekret tidak ada
Palpasi
:
nyeri tekan tidak ada
Inspeksi
Mulut
:
Inspeksi
bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak ada
Leher
:
-
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Thorax/ dada
Inspeksi
:
simetris kiri dan kanan
Palpasi
:
stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi
:
sonur kiri dan kanan
Auskultasi
:
ronchi +/ +, wheezing +/ +a
-
Abdomen
Inspeksi
:
datar
Palpasi
:
lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi
:
tidak kembung
Auskultasi
:
bising usus normal
Atas
Ekstremitas
:
akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose 5%
20 gtt/ mnt
Bawah
:
akral hangat, tidak ada odem
5. Pemeriksaan Penunjang
a.
Pemeriksaan laboratorium tgl. 8-8-2008
Jenis
HB
Hasil
5,7 g/ dL
Normal
13-17 g/ dL
Eritrosit
2,03 uL
4,20-5,40 uL
Leukosit
7400 uL
5.000-10.000 uL
Trombosit
230.000 uL
150.000-450.000
GDS
67 mg/ dL
uL
Ureum
31 mg/ dL
110-160 mg/ dL
Creatinin
1,1 mg/ dL
10-50 mg/ dL
Asam urat
8,5 mg/ dL
0,6-1,1 mg/ dL
Protein total
7,6 mg/ dL
2,4-7,0 mg/ dL
Albumin
2,2 mg/ dL
6,6-8,3 mg/ dL
3,7-5,3 mg/ dL
b. Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
c.
Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis
6. Terapi
Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0
7. Klasifikasi Data
DS
:
- klien mengeluh batuk berlendir
- klien mengeluh sesak nafas
- klien mengeluh aktivitasnya perlu bantuan orang lain
- klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan
- klien mengeluh mengalami penurunan berat badan
- klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya
DO
:
- TTV
TD
: 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R
: 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
- auskultasi paru ronchi +/ +, wheezing +/ +
- aktivitas dibantu orang lain
- BAB dan BAK dilakukan di tempat tidur
- terpasang infuse di lengan kanan dextrose 5%
- BB sebelum sakit : 46 kg, BB sesudah sakit : 40 kg
- pendidikan klien tamat SD
ANALISA DATA
N
o
1
:
Data
Dampak Masalah
- klien mengeluh batuk
Peradangan parenkim
berlendir
- klien mengeluh sesak
nafas
:
- TTV
TD : 130/80 mmHg
paru
dalam alveoli
R : 24 x/ mnt
sputum
+
nafas tidak efektif
Keluarnya eksudut
Peningkatan produksi
- auskultasi paru ronchi +/
Bersihan jalan
N : 80 x/ mnt
SB : 36,5oC
Masalah
Kemampuan batuk
menurun
- sputum kental
Tertahannya sekresi
2
:
- klien mengatakan
aktivitasnya dibantu
:
Jalan nafas terganggu
Proses penyakit
- BAB dan BAK
Kelemahan tubuh
dilakukan di tempat tidur
- terpasang IVFD
Terpasang infuse di
dextrose 5% di lengan kanan
Intoleransi aktivitas
lengan kanan
3
:
- klien mengeluh
mengalami penurunan nafsu
makan
- klien mengeluh
mengalami penurunan berat
badan
Aktivitas terbatas
Adanya sputum pada
Ketidakseimbanga
saluran pernafasan dan n nutrisi kurang
di bagian mulut
Batuk produktif
dari kebutuhan
tubuh
N
Data
Dampak Masalah
- BB sebelum sakit : 46
Peningkatan frekuensi
Masalah
o
:
kg, BB sesudah sakit : 40 kg
pernafasan
4
:
- klien mengatakan tidak
mengerti tentang penyakitnya
:
- pendidikan klien tamat
SD
Nafsu makan menurun
Tingkat pendidikan
tamat SD
Kurang informasi
tentang penyakitnya
Kurang pengetahuan
Prioritas Masalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental
4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi
Kurang
pengetahuan
ASUHAN KEPERAWATAN
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
n jalan nafas
Bersihan jalan
ektif b/d
nafas kembali
i sputum
efektif setelah
seperti bunyi,
dengan :
diberikan tindakan
en mengeluh
Rasional
Eva
11-8-08, jm.08.00
: - klien m
1. Melakukan pengkajian
sesak berku
nafas dapat
frekuensi pernafasan
setelah diat
kecepatan dan irama
menunjukkan
24x/ mnt, iramanya
posisi semi
keperawatan
setiap jam 06.00,
ketidakmampuan
teratur, terdengar
erlendir
selama 3 hari
12.00, 18.00 setiap
untuk membersihkan
ronchi dan jenis
sputum yan
en mengeluh
dengan kriteria
hari
jalan nafas.
pernafasan torakal
banyak
afas
hasil:
abdominal
: - TTV
V
D : 130/80mmHg
: 80 x/ mnt
1. Kaji fungsi pernafasan1. Penurunan fungsi
Implementasi
- batuk berlendir
11-8-08, jm.12.00
berkurang atau
2. Mengukur TTV
hilang
: 24 x/ mnt
- sekret encer
: 36,5oC
- tanda-tanda vital
2. Penyimpangan
TD : 130/80mmH
N : 82 x/ mnt
TD : 130/80mmHg
R : 24 x/ mnt
normal TTV
N : 84 x/ mnt
SB : 36,2oC
vital setiap jam 06.00,
menunjukkan
R : 24 x/ mnt
A : masalah
SB : 36,2oC
2. Observasi tanda-tanda
skultasi paru
dalam putus
12.00, 18.00 setiap
perubahan status
+/ +
normal
hari
pasien.
utum kental
- klien m
- ronchi -/-
: - kaji fun
- Mengawasi klien
06.00, 12.0
tablet dan cefixime 1
- observa
11-8-08, jm.12.15
3. Merubah posisi tidur
3. Atur posisi klien
pernafasan
minum obat codein 1
tablet
3. Posisi membantu
teratasi
klien dari tidur satu
setiap 8 jam
- pertaha
tidur semi f
- anjurka
ekspansi paru dan
bantal menjadi posisi
untuk minu
dengan posisi semi
menurunkan upaya
semi fowler
yang banya
fowler setiap kali klien
pernafasan.
merasa sesak nafa
4. Ajarkan teknik nafas 4. Memaksimalkan
- anjurka
11-8-08, jm.13.15
untuk tetap
4. Mengajarkan teknik
menggunak
nafas dalam dan batuk
batuk efekt
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
dalam dan batuk
Rasional
ventilasi dan
Implementasi
efektif pada klien
efektif pada pertemuan meningkatkan
pertama
gerakan sekret ke
dalam jalan nafas
besar sebagai mudah
dikeluarkan
11-8-08, jm.13.30
5. Menganjurkan pasien
untuk gunakan teknik
5. Anjurkan pasien untuk5. Melatih pasien untuk
batuk efektif setiap
gunakan teknik batuk
dapat belajar
batuk
efektif setiap ingin
mengatasi batuk yang
11-8-08, jm.13.45
batuk
dialaminya.
6. Menganjurkan
keluarga dan klien
untuk memenuhi
6. Anjurkan klien untuk 6. Pemasukan cairan
asupan cairan yang
meningkatkan asupan
yang banyak
cukup bagi klien
cairan sedikitnya
membantu
dengan minum air
2.500 ml/ hari
mengencerkan sekret.
putih yang banyak +
2500 ml/ hari
11-8-08, jm.18.00
7. Memberikan obat
7. Kolaborasi beri obat
sesuai instruksi
sesuai instruksi dokter 7. Beri obat dengan
ranitidine inj 1 ampul/
Ranitidine inj 2x1 amp
teratur mempercepat
3 cc melalui IVFD
(06.00 & 18.00)
proses penyembuhan
Menganjurkan klien
Cefixime 2x1 tab
untuk minum obat
(06.00, 12.00, 18.00)
tablet secara teratur
Codein 3x1 tab (06.00,
dan tidak boleh
12.00, 18.00)
berhenti
Rifampisin 1x3 tab
Eva
batuk
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Implementasi
Eva
11-8-08, jm.08.00
: - klien m
1. Melakukan observasi
belum bisa
(06.00)
INH 1x3 tab (06.00)
PZA 1x3 tab (06.00)
Etambutol 1x3 tab
(06.00)
B6 1x1 tab (06.00)
Alupurinol 1-0-0
(06.00)
nsi aktivitas b/d
Klien dapat
han tubuh dan
beraktivitas dengan1. Monitor derajat
1. Untuk mengetahui
enyakit ditandai
baik dengan
mobilitas dengan
tingkat
derajat ketergantungan
beraktivitas
:
kriteria hasil :
menggunakan skala
ketergantungan
pada klien. mandi = 4,
terbatas pad
berpakaian = 4,
mobilisasi
en mengatakan - Klien dapat
ketergantungan
snya dibantu
beraktivitas secara
eliminasi = 3,
AB dan BAK
mandiri
mobilisasi = 2, pindah
an di tempat
pasang infus
- BAB dan BAK
- klien m
merasa lela
= 4, ambulasi = 4, naik : - klien be
dilakukan sendiri
tangga = 4. Hasil :
melakukan
di toilet
terjadi ketergantungan
aktivitas
e 5% di lengan
- BAB da
tempat tidu
11-8-08, jm.08.10
A : masalah
2. Membantu pasien
2. Bantu pasien dalam
pemenuhan kebutuhan
2. Memenuhi kebutuhan
sehari-hari klien
teratasi
dalam eliminasi BAK
: - bantu k
dengan menyediakan
pemenuhan
urinal dan pispot pada
- anjurka
saat BAB
untuk berak
berdasarkan tingkat
11-8-08, jm.08.15
secara man
ketergantungannya
3. Menganjurkan klien
untuk bisa melakukan
mobilisasi miring kiri,
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
3. Anjurkan klien untuk 3. Melatih klien untuk
Implementasi
Eva
miring kanan dan
beraktivitas secara
tidak tergantung dan
duduk secara mandiri
bertahap
secara bertahap bisa
tanpa bantuan orang
mandiri
lain. Hasil : klien bisa
melakukan mobilisasi
miring kiri dan miring
kanan
11-8-08, jm.08.15
4. Memberikan pujian
pada klien karena
klien sudah bisa
mobilisasi secara
mandiri
4. Beri reinforcement
4. Pujian
positif terhadap tingkat membangkitkan
keberhasilan klien
semangat pasien
untuk bisa mandiri
seimbangan
Menunjukkan
urang dari
peningkatan nutrisi1. Catat nutrisi klien
an b/d produksi
dengan kriteria
pada penerimaan, BB,
mendefinisikan
klien, hasil nutrisi
walaupun m
dan anoreksia
hasil :
turgor kulit, adanya
derajat masalah dan
pasien kurang dari
porsi
- Peningkatan BB
riwayat mual muntah
pilihan intervensi
kebutuhan, BB saat
: - porsi m
en mengeluh
- Bebas tanda
atau tidak
yang tepat
masuk : 40 kg, turgor
dihabiskan
ami penurunan
malnutrisi
dengan :
12-8-08, jm.08.00
1. Berguna dalam
1. Mencatat status nutrisi
kulit baik, mual
: - klien m
sudah bisa
- frekuen
akan
muntah tidak ada,
en mengeluh
nafsu makan menurun
ami penurunan
12-8-08, jm.08.058 A : masalah
dan
B sebelum sakit :
2. Mengganti cairan
2. Awasi masukan
infuse dari NaCl 0,9%
meningkat
- BB 40
sebagian
: - awasi m
sa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
BB sesudah sakit
Rasional
Implementasi
makanan dan cairan. 2. Berguna mengukur
diganti dextrose 5%
Awasi pengeluaran
keefektifan nutrisi dan
20 gtt/ mnt, BB : 40
urine, keringat
dukungan cairan
kg
timbang BB setiap hari
pengeluara
- timbang
hari
- mengan
3. Anjurkan klien makan
dalam porsi sedikit
Eva
3. Memaksimalkan
tapi sering dengan
masukan nutrisi
makanan TKTP
sebagai kebutuhan
12-8-08, jm.08.10
klien untuk
3. Menganjurkan klien
mempertah
untuk makan sedikit
masukan nu
tapi sering
energi
4. Kolaborasi ahli gizi
12-8-08, jm.12.00
komposisi diit
4. Mengawasi pola
Pagi : bubur dan telur, 4. Memberikan bantuan
makan pasien, hasil
Siang : nasi, telur/
dalam perencanaan
klien menghabiskan
ikan, sayur, sup, buah,
diit dengan nutrisi
makanannya, porsi
Sore : ekstra telur,
yang adekuat
makan sedikit
Malam : nasi, telur/
ikan, sayur
pengetahuan
Klien mengerti
13-8-08, jm.08.00
penyakitnya b/d
tentang
ya informasi
penyakitnya
klien tentang penyakit
pada emosi dan
kemampuan klien
tentang pen
dengan :
setelah diberikan
TBC yang dialaminya
kesiapan fisik
untuk belajar, hasil
diderita
1. Kaji pengetahuan
1. Belajar tergantung
1. Mengukur
: - klien da
mengatakan
en mengatakan
penyuluhan dengan
klien mau diberikan
: - klien da
engerti tentang
kriteria hasil :
penyuluhan
menjelaska
tnya
- Klien
pentingnya
gkat pendidikan
mengungkapkan 2. Jelaskan pada klien
13-8-08, jm.08.20
mat SD
pemahaman
pentingnya perawatan 2. Perawatan
tentang penjelasan
dan pengobatan di
pengobatan di rumah
2. Memberikan
penyuluhan kepada
dan akibat
A : masalah
: - anjurka
sa Keperawatan
Tujuan
yang diberikan
Intervensi
rumah sakit
- Klien dapat
menjelaskan
kembali secara
Rasional
Implementasi
Eva
sakit penting untuk
klien dan keluarga
keluarga be
mengurangi
tentang pentingnya
secara terat
komplikasi
perawatan di rumah
boleh putus
3. Jelaskan pada klien
sakit
umum penjelasan
tentang proses
yang diberikan
penyakit, pengobatan 3. Memberikan
dan pencegahan
13-8-08, jm.09.00
3. Memberikan
pengetahuan pada
penyuluhan pada klien
klien tentang
dan keluarga tentang
penyakitnya
penyakit yang diderita
klien
4. Jelaskan pada klien
dan keluarga tentang
dosis obat, frekuensi,
alasan pengobatan
13-8-08, jm.09.30
4. Mencegah pasien
4. Menjelaskan pada
lama dan akibat putus
putus obat, dan
klien dan keluarga
obat
meningkatkan kerja
tentang pentingnya
sama dalam
pengobatan dan
pengobatan
dampak berhenti
minum obat yaitu
pengobatan dimulai
dari pertama dan
penyakit yang diderita
bisa bertambah parah.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/ Tgl.
Senin,
Dx
I
11-08-08
Jam
Implementasi
08.0 - Mengkaji fungsi
0
Evaluasi
: - klien mengatakan
pernafasan klien
masih batuk berlendir
Hasil : pernafasan cepat,
I, II
frekuensi 24 x/ mnt,
masih sesak nafas
irama teratur, jenis
: - TTV
pernafasan torakal/
TD : 130/80mmHg
abdominal
N : 82 x/ mnt
- Melakukan pengukuran
R : 22 x/ mnt
08.1
TTV :
5 TD : 130/80mmHg
SB : 36,2oC
A : masalah belum
N : 82 x/ mnt
teratasi
R : 24 x/ mnt
: - kaji fungsi
SB : 36,2oC
pernafasan setiap jam
I
- Mengajarkan teknik
nafas dalam dan batuk
13.1
5
Hasil : klien dapat
18.00
- anjurkan klien untuk
klien dapat
menggunakan teknik
mengeluarkan sekret,
batuk efektif setiap ingin
warna putih, encer
batuk
makan
- Merubah posisi tidur
klien dari tidur
terlentang menjadi semi
13.2
- observasi TTV setiap
pukul 06.00, 12.00,
jumlah + ½ sendok
I
06.00, 12.00, 18.00
efektif
melakukan dengan baik,
I
- klien mengeluh
fowler
5 - Menganjurkan klien
- anjurkan klien untuk
tetap mengkonsumsi
cairan yang banyak
- pertahankan posisi
semi fowler
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
untuk menggunakan
Evaluasi
teknik batuk efektif
setiap kali ingin batuk
I
13.3 - Menganjurkan keluarga
0
dan klien untuk
memenuhi asupan
cairan yang cukup bagi
klien dengan minum air
13.4
yang banyak
5 - Memberikan obat
I, II, III
sesuai instruksi
Ranitidine 1 ampul dan
menganjurkan klien
untuk minum obat tablet
secara teratur dan tidak
boleh putus
18.0 - Mengkaji TTV dan
0
fungsi pernafasan
I, II
Hasil :
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 36,2oC
Fungsi pernafasan baik,
irama teratur, frekuensi
18.0
Selasa,
12-8-08
II
22 x/ mnt
0
08.0 - Melakukan observasi
0
Diagnosa I
derajat ketergantungan
: - klien mengatakan
pada klien
masih batuk berlendir
Hasil :
- klien mengatakan
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
Mandi = 2, berpakaian = sesak nafas berkurang
2, eliminasi = 3,
mobilisasi = 2, pindah =
: - sputum putih kental
- R : 22 x/ mnt
3, ambulasi = 2, naik A : masalah teratasi
tangga = 3
- Mencatat status nutrisi
III
klien
08.0
0
Hasil : nutrisi kurang
sebagian
: - pertahankan posisi
semi fowler
- kaji frekuensi
dari kebutuhan, BB saat
pernafasan, jenis dan
masuk RS : 40 kg,
irama setiap jam 06.00,
turgor kulit baik, mual
12.00, 18.00
muntah tidak ada, nafsu
makan menurun
- Melakukan pengkajian
I
08.0
Diagnosa II
: - klien mengatakan
frekuensi pernafasan
aktivitasnya masih
22x/ mnt, irama teratur,
dibantu
jenis pernafasan torakal
: - BAK dilakukan di
abdominal
tempat tidur
0 - Mengganti cairan infuse
A : masalah belum
dari NaCl 0,9% diganti
teratasi
dextrose 5% 20 gtt/ mnt, : - bantu klien dalam
III
menimbang BB hasil
pemenuhan kebutuhan
BB : 40 kg
sehari
- Membantu pasien untuk
08.0
5
- anjurkan untuk
eliminasi BAK dan
beraktivitas secara
mobilisasi
mandiri dengan bertahap
- Menganjurkan klien
II, III
untuk makan sedikit tapi Diagnosa III
sering
- Menganjurkan klien
: - klien mengatakan
sudah bisa makan
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
untuk bisa melakukan
Evaluasi
walaupun dalam porsi
08.1
mobilisasi sendiri tanpa
yang sedikit
bantuan orang lain
: - porsi makan
Hasil : klien mau
dihabiskan
0
II
melakukan aktivitas
- frekuensi makan
- Mengukur TTV
TD : 130/80mmHg
meningkat
A : masalah teratasi
N : 82 x/ mnt
08.1R : 22 x/ mnt
5 SB : 36,5oC
I, III
- Mengawasi pola makan
pasien
untuk tetap
batuk efektif setiap
ingin batuk
- Memberikan suntikan
ranitidine inj 1 ampul
via IVFD,
menganjurkan klien
untuk minum obat tablet
secara teratur
5
- anjurkan klien untuk
sedikit tapi sering
menggunakan teknik
13.1
- timbang BB tiap hari
menghabiskan
12.0 - Menganjurkan klien
I, II
dan pengeluaran
tetap makan dalam porsi
makan sedikit
I
: - awasi pemasukan
Hasil : klien
makanannya porsi
0
sebagian
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
Evaluasi
18.0
Rabu,
13-8-08
I, II,
III, IV
0
08.0 - Melakukan pengkajian
0
Diagnosa I
frekuensi pernafasan 24
: - klien mengeluh
x/ mnt, irama teratur,
batuk berlendir
jenis pernafasan torakal
: - sputum kental
abdominal
- Observasi derajat
- TTV
TD : 130/80mmHg
ketergantungan, mandiN : 80 x/ mnt
= 2, berpakaian = 2,
R : 22 x/ mnt
eliminasi = 2, mobilisasi
SB : 36,5oC
= 0, pindah = 3,
A : masalah belum
ambulasi = 2, naik
teratasi
tangga = 3
: - pertahankan posisi
- Mengukur kemampuan
klien untuk belajar
- anjurkan klien untuk
Hasil : klien mau
meningkatkan asupan
diberikan penyuluhan
cairan
- Memberikan
penyuluhan kepada
III
semi fowler
- anjurkan untuk tetap
gunakan teknik batuk
klien tentang pentingnya efektif
08.2
0
perawatan di rumah
sakit, proses penyakit,
Diagnosa II
alasan pengobatan lama
: - klien mengatakan
dan akibat putus obat
belum bisa beraktivitas
- Mengatur posisi pasien
semi fowler
sepenuhnya masih
terbatas pada mobilisasi
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
Implementasi
- Mengganti cairan dari
Evaluasi
: - BAB dan BAK di
dextrose 5% dengan
tempat tidur
dextrose 5%
- berpakaian dibantu
08.3 - Menganjurkan klien
0
untuk menggunakan
09.0
oleh keluarga
A : masalah belum
teknik batuk efektif
teratasi
setiap ingin batuk
: - anjurkan klien
0 - Menganjurkan klien
beraktivitas mandiri
untuk terus
secara bertahap
meningkatkan aktivitas
10.0
secara mandiri
Diagnosa III
0 - Mengobservasi TTV
: - klien mengatakan
TD : 130/80mmHg
sudah bisa dalam porsi
N : 80 x/ mnt
sedikit
R : 22 x/ mnt
- klien mengatakan
10.1SB : 36,5oC
sering makan
0 - Mengawasi pola makan
klien, klien makan
makanan dihabiskan
dengan porsi sedikit
makanan dihabiskan
- BB : 40 kg
A : masalah teratasi
- Menimbang BB pasien
12.0
Hasil : BB = 40 kg
0 - Memberikan suntikan
via IVFD ranitidine 1
ampul
- Menganjurkan untuk
: - porsi makan sedikit,
sebagian
: - anjurkan klien tetap
mempertahankan asupan
nutrisi yang
- timbang BB setiap
hari
minum obat secara
teratur jangan sampai
Diagnosa IV
putus obat dan akibat
: - klien
putus obat
mengungkapkan
Hari/ Tgl.
Dx
Jam
13.0
0
Implementasi
- Menjelaskan bahwa
Evaluasi
mengerti tentang cara
tugas di ruangan telah
pencegahan penularan
selesai
penyakit dan akibat
putus obat
: - klien dapat
menjelaskan kembali
18.0
0
cara pencegahan dan
akibat putus obat
- klien dapat minum
obat sendiri
A : masalah teratasi
: -
RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN
Topik
: Tuberkolosis Paru, Pencegahan dan
Akibat Putus Obat
Tujuan
: Meningkatkan
Pengetahuan
dan
Mencegah Klien Putus Obat
Sasaran
: Klien dan Keluarga
Tempat
: Irina C2 Kamar 212 RSU Prof. R.D.
Kandou Manado
Tanggal
: 13 Agustus 2008 jam 08.20 wita
Tujuan
Khusus
Klien dan
keluarga
memahami
1.
penyakit
2.
tuberkulosis
3.
paru
4.
Klien dan
keluarga
mengerti
tentang alasan
dirawat di RS,
pentingnya
pengobatan dan
akibat dari putus
obat
Materi
Metode
Konsep TB
Paru
Pengertian
Penyebab
Gejala
Cara penularan
Alasan dirawat di RS
Pentingnya
pengobatan dan
akibat putus
obat
Ceramah Tanya
jawab
Ceramah Tanya
jawab
Aktivitas KMB
Media
Petugas
Klien
Kesehatan
Flip chart Menjelaskan
Memperhatikan Leaflet
kepada klien
penjelasan
dan keluarga
petugas dan
konsep
bertanya jika tuberkolosis
tidak mengerti paru
Flip chart Menjelaskan :
Memperhatikan Leaflet - Alasan dirawat penjelasan
di RS
petugas dan
- Pentingnya
bertanya jika
pengobatan dan putus obat satu
akibat putus
hari saja
obat
Evaluasi
Proses
Apa itu
penyakit
tuberkolosis?
Penyebabnya?
Gejalanya?
Cara penularan?
Mengapa
dirawat di RS?
Kenapa
pentingnya
pengobatan? Akibat dari
putus obat
Hasil
Klien dan
keluarga
memahami
tentang konsep
penyakit
tuberkolosis pa
Klien dan
keluarga menge
mengapa diraw
di RS
Klien dan
keluarga menge
pentingnya
pengobatan dan
akibat