Policy Paper
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GRAFIK
iii
DAFTAR BOKS
iv
BAB
I-1
I-1
I-10
I-10
I-14
I-16
I-17
I-18
I-20
I-22
I-23
BAB
I
KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2014
A. EKONOMI DUNIA
B. EKONOMI INDONESIA
MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL
PERDAGANGAN LUAR NEGERI
NERACA PEMBAYARAN
INVESTASI
KEUANGAN NEGARA
PERTUMBUHAN EKONOMI
POSISI UTANG PEMERINTAH DAN UTANG LUAR NEGERI
PENGANGGURAN TERBUKA DAN KEMISKINAN
PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH DAN DISPARITAS
WILAYAH
DISTRIBUSI PENDAPATAN
INDIKATOR AKHIR TAHUN 2014
II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2015
A. EKONOMI DUNIA
B. TANTANGAN POKOK
C. LANGKAH YANG PERLU DITEMPUH
D. PROSPEK EKONOMI TAHUN 2015
PERTUMBUHAN EKONOMI
NERACA PEMBAYARAN
MONETER
E. DOWNSIDE RISK
i
I-24
I-26
I-27
II-1
II-1
II-6
II-7
II-14
II-14
II-16
II-17
II-19
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
I.1.
I.2.
I.3.
I.4.
I.5.
I-6.
I-7.
I.8.
I.9.
I-1
I-2
I-2
I-3
I-4
I-4
I-5
I-6
I.10.
I.11.
I.12.
I.13.
I.14.
I.15.
I.16.
I.17.
I.18.
I.19.
I.20.
I.21.
I.22.
I.23.
I.24.
I.25.
I.26.
I.27.
Produk Domestik Bruto Berbagai Negara, Tahun 2004 – 2014
Pengangguran di Kawasan Eropah, Januari – November 2014
Produk Domestik Bruto Jepang, Tahun 2009 – III/2014
Ekonomi Cina, Tahun 2009 – 2014
Indikator Bulanan Ekonomi Cina
Produk Domestik Bruto Amerika Serikat, Tahun 2009 – III/2014
Indikator Bulanan Ekonomi Amerika Serikat, Feb – Des 2014
Harga Komoditi Primer dan Harga Komoditi Ekspor Indonesia
Perkembangan Harga Minyak Mentah dan Kronologi
Proyeksi Harga Minyak Mentah
Nilai Tukar Mata Uang, Februari – Desember 2014
Cadangan Devisa, Februari – Desember 2014
Indeks Saham Global, Februari – Desember 2014
Perkembangan Inflasi, Maret – Desember 2014
Penyaluran Kredit dan Penghimpunan Dana Perbankan
Perdagangan Luar Negeri, Januari – November 2014
Perdagangan Luar Negeri, Tahun 2003 – 2014
Ringkasan Neraca Pembayaran, Tahun 2010 – III/2014
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, 2005 – 2015
Pertumbuhan Ekonomi, Tahun 2014 – III/2014
Sumbangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Tahun 2004 – III/2014
Utang Pemerintah dan Utang Luar Negeri, Tahun 2004 – 2014
Kondisi Ketenagakerjaan, November 2005 – Agustus 2014
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Tahun 2004 – 2014/9
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Tahun 2006 – III/2014
Gini Ratio Provinsi, Tahun 2007 – 2013
Indikator Daya Beli dan Konsumsi Masyarakat, Februari – Desember 2014
Indikator Investasi, Februari – Desember 2014
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
II.1.
II.2.
II.3.
II.4.
II.5.
II.6.
II.7.
Ekonomi Dunia, Tahun 2004 – 2015
Indeks Harga Nominal Komoditi (2010=100)
Produksi, Konsumsi, dan Inventori Minyak Mentah Dunia
Ease of Doing Busines, 2014
Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan, 2010 – 2014
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto, Tahun 2010 – 2015
Neraca Pembayaran, Tahun 2010 – 2015
II-1
II-3
II-4
II-11
II-14
II-15
II-16
ii
I-8
I-9
I-10
I-10
I-12
I-14
I-15
I-16
I-17
I-19
I-21
I-21
I-23
I-24
I-24
I-25
I-27
I-27
I-28
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
I.1.
I.2.
I.3.
I.4.
I.5.
I.6.
I.7.
I.8.
I.9.
I.10.
I.11.
I.12.
I.13.
I.14.
I.15.
I.16.
I.17.
Pengangguran Amerika Serikat, Januari 2013 – Desember 2014
Indeks Harga Energi dan Non-Energi, Triwulan I/2004 – IV/2014
Proses Pemisahan Kerogen pada Shale Oil
Cadangan Minyak Mentah Dunia
Nilai Tukar Rupiah Bulanan, Juli 2012 – Desember 2014
Nilai Tukar Rupiah Harian, 2 Januari 2014 – 20 Januari 2015
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah, 2 Januari 2014 – 20 Januari 2015
Suku Bunga dan Inflasi, Januari 2013 – Januari 2015
Kredit Perbankan, Januari 2013 – November 2014
Rasio Investasi terhadap PDB, Triwulan I/2009 – III/2014
Rasio Investasi terhadap PDB, Tahun 2000 -2013
Realisasi Total Investasi (BKPM), Triwulan III/2011 – IV/2014
Realisasi Total Investasi (BKPM), Tahun 2008 – 2014
Gini Rasio, Tahun 2002 – 2013
Distribusi Pendapatan, Tahun 2002 – 2013
Distribusi Pendapatan, Maret 2004
Distribusi Pendapatan, Maret 2013
I-5
I-6
I-7
I-8
I-11
I-11
I-11
I-13
I-13
I-18
I-18
I-18
I-18
I-26
I-26
I-26
I-26
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
II.1.
II.2.
II.3.
II.4.
II.5.
West Texas Intermediate (WTI) Crude Oil Price
World Liquid Fuels Production & Consumption Balance
Kredit Riil Perbankan dan PDB, Tahun 2000 – 2013
Kredit Modal Kerja Riil dan PMTB, Triwulan I/2007 – III/2014
Perbandingan Pertumbuhan PDB Tahun Dasar 2000 dan 2010
II-4
II-4
II-12
II-12
II-16
iii
DAFTAR BOKS
Halaman
Boks
Boks
I.1.
I.2.
Penurunan Harga Minyak Mentah Dunia
Commodity Boom dan Ekonomi Indonesia
I-6
I-22
Boks
Boks
Boks
Boks
Boks
Boks
II.1.
II.2.
II.3.
II.4.
II.5.
II.6.
Quantitative Easing
Suku Bunga Dalam Negeri Terlalu Tinggi ?
Kebijakan Subsidi Tetap Bahan Bakar Minyak (BBM)
Credit Channel dan Pertumbuhan Ekonomi
Perubahan Tahun Dasar PDB
Keseimbangan Baru Rupiah
II-5
II-8
II-9
II-12
II-15
II-17
iv
BAB I
KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2014
A. EKONOMI DUNIA
Kondisi ekonomi global tahun 2004 dihadapkan pada pertumbuhan ekonomi dunia yang
masih melambat serta resiko dari rencana normalisasi kebijakan moneter AS yang
meningkat.
Kecuali Amerika Serikat, hampir semua perekonomian baik kelompok negara maju
maupun kelompok negara berkembang melambat. Pertumbuhan ekonomi berbagai
negara tahun 2004 – triwulan IV/2014 dapat dilihat pada Tabel I.1 berikut ini.
Tabel I.1
PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN 2004 - IV/2014
(% perubahan, y-o-y)
Negara
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2013
Tw 4
Amerika Serikat
3,8
3,3
2,7
1,8 -0,3
-2,8
2,5
1,6
2,3
2,2
2,4
3,1
Kanada
3,1
3,2
2,6
2,0
1,2 -2,7
3,4
2,5
1,7
2,0
2,7
Jepang
2,4
1,3
1,7
2,1 -1,0
-5,5
4,7 -0,5
1,4
1,5
2,3
Inggris
3,2
3,2
2,8
3,4 -0,8
-5,2
1,7
1,1
0,3
1,8
2,7
Jerman
0,7
0,8
3,9
3,4
0,8 -5,1
3,9
3,4
0,9
0,5
1,1
Perancis
2,5
1,8
2,5
2,3 -0,1
-3,1
1,7
2,0
0,0
0,3
0,8
Belanda
2,2
2,0
3,4
3,9
1,8 -3,7
1,5
0,9 -1,2
-0,8
1,0
Itali
1,7
0,9
2,2
1,7 -1,2
-5,5
1,7
0,5 -2,4
-1,9
-1,2
Spanyol
3,3
3,6
4,1
3,5
0,9 -3,8
-0,2
0,1 -1,6
-1,2
0,1
Polandia
5,3
3,6
6,2
6,8
5,1
1,6
3,9
4,5
1,9
1,6
2,7
Portugal
1,6
0,8
1,4
2,4 -0,0
-2,9
1,9 -1,3
-3,2
-1,4
1,6
Yunani
4,4
2,3
5,5
3,5 -0,2
-3,1
-4,9
-7,1
-7,0
-3,9
-2,9
Hongaria
4,8
4,0
3,9
0,1
0,9 -6,8
1,1
1,6 -1,7
1,1
3,5
Romania
8,5
4,2
7,9
6,3
7,3 -6,6
-1,1
2,2
0,7
3,5
4,7
Siprus
4,2
3,9
4,1
5,1
3,6 -1,9
1,1
0,5 -2,4
-5,3
-4,7
Zona Eropa
2,2
1,7
3,3
3,0
0,4 -4,5
2,0
1,6 -0,7
-0,5
0,4
Australia
3,8
2,8
2,8
4,0
2,1
1,3
2,6
2,6
3,6
2,4
2,8
Cina
10,1 11,3 12,7 14,2
9,6
9,2 10,4
9,3
7,8
7,7
7,4
7,7
India
7,7
9,1
9,0
9,5
8,2
6,6
9,7
6,3
4,7
4,7
4,6
Korea Selatan
4,6
4,0
5,2
5,1
2,3
0,3
6,3
3,7
2,3
3,0
3,3
3,7
Taiwan
6,2
4,7
5,4
6,0
0,7 -1,8 10,8
4,2
1,5
2,1
2,9
Singapura
9,2
7,4
8,9
9,0
1,9 -0,6 15,1
6,0
1,9
3,9
2,4
3,9
Hong Kong
8,7
7,4
7,0
6,5
2,1 -2,5
6,8
4,8
1,5
2,9
2,9
Indonesia
5,0
5,7
5,5
6,3
6,0
4,6
6,2
6,5
6,3
5,8
5,7
Malaysia
6,8
5,3
5,8
6,2
4,8 -1,6
7,2
5,1
5,6
4,7
5,1
Thailand
6,3
4,6
5,1
5,0
2,5 -2,3
7,8
0,1
6,5
2,9
0,6
Filipina
6,7
4,8
5,2
6,6
4,2
1,1
7,6
3,6
6,8
7,2
6,3
Rusia
7,2
6,4
8,2
8,5
5,2 -7,8
4,5
4,3
3,4
1,3
2,0
Turki
9,4
8,4
6,9
4,7
0,7 -4,8
9,2
8,8
2,1
4,0
4,5
Brasil
5,7
3,2
4,0
6,1
5,2 -0,3
7,5
2,7
0,9
2,3
1,9
Meksiko
4,3
3,0
5,0
3,1
1,4 -4,7
5,1
4,0
3,9
1,1
0,7
Afrika Selatan
4,6
5,3
5,6
5,5
3,6 -1,5
3,1
3,6
2,5
1,9
2,9
Sumber: Badan Statistik Negara Bersangkutan
Tw 1
1,9
2,2
2,5
2,9
2,3
0,8
0,0
-0,3
0,7
3,5
1,0
-0,3
3,5
3,9
-3,6
1,0
3,5
7,4
4,6
3,9
3,2
4,7
2,6
5,2
6,2
-0,5
5,7
0,9
4,8
1,9
1,9
1,9
2014
Tw 2 Tw 3
2,6
2,7
2,5
2,6
-0,3
-1,3
3,2
3,0
1,4
1,2
0,0
0,4
1,1
1,1
-0,3
-0,4
1,3
1,6
3,4
3,4
0,9
1,0
0,4
1,4
3,6
3,1
2,2
3,3
-2,2
-2,0
0,8
0,8
3,1
2,7
7,5
7,3
5,7
5,3
3,5
3,2
3,7
3,8
2,3
2,8
1,8
2,7
5,1
5,0
6,5
5,6
0,4
0,6
6,4
5,3
0,8
0,7
2,2
1,7
-0,9
-0,3
1,6
2,2
1,3
1,4
Tw 4
2,5
7,3
2,7
1,5
Pemulihan ekonomi Kawasan Eropah (Euro Area) lambat. Pada triwulan I, II, dan
III/2014, Kawasan Eropah tumbuh berturut-turut 1,0 persen, 0,8 persen, dan 0,8 persen
(y-o-y), lebih baik dari tahun 2012 dan 2013 (tumbuh negatif).
Perekonomian Jerman terhindar dari resesi pada triwulan III/2014. Beberapa negara
Kawasan Eropah lainnya, termasuk Yunani, juga mengalami perbaikan ekonomi.
Dalam keseluruhan tahun 2014, ekonomi Kawasan Eropah diperkirakan hanya
tumbuh 0,8 persen (Poll of Forecaster, the Economist, Januari 2015).
I-1
Pengangguran di Kawasan Eropah masih tetap besar dan merupakan tantangan besar
bagi peekonomian Kawasan Eropa. Pengangguran hanya turun dari 19,2 juta orang
(12,0 persen) pada bulan Juni 2013 menjadi 18,4 juta orang (11,5 persen) pada
bulan November 2014. Pengangguran di Yunani dan Spanyol masih tetap tinggi
yaitu 25,7 persen dan 23,1 persen pada bulan September 2014 dan November 2014.
Tingkat pengangguran di Kawasan Eropah dan beberapa negara di kawasan tersebut
dapat dilihat pada Tabel I.2 berikut ini.
Kawasan Eropa (18)
Persentase
Jerman
Perancis
Inggris
Itali
Spanyol
Portugal
Yunani
Irlandia
Sumber: Eurostat
Jan
18755
11,8
5,1
10,1
6,9
12,6
25,4
15,1
27,2
12,1
Feb
18686
11,8
5,1
10,1
6,7
12,7
25,2
15,1
27,2
12,1
Tabel I.2
PENGANGGURAN DI KAWASAN EROPAH
Januari 2014 - November 2014
2014
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
18604 18501 18478 18397 18438
11,7
11,6
11,6
11,6
11,6
5,0
5,0
5,0
5,0
5,0
10,1
10,1
10,2
10,4
10,5
6,6
6,4
6,3
6,2
6,0
12,6
12,6
12,6
12,5
12,8
25,1
24,8
24,7
24,5
24,3
14,9
14,6
14,3
14,2
13,9
27,1
27,1
26,8
26,6
26,1
11,9
11,8
11,7
11,5
11,3
Agt
18275
11,5
5,0
10,4
5,9
12,7
24,2
13,5
26,0
11,2
Sep
18297
11,5
5,0
10,3
5,9
12,9
24,1
13,3
25,7
11,1
Okt
18360
11,5
5,0
10,2
:
13,3
24,0
13,6
:
10,9
Nov
18394
11,5
5,0
10,3
:
13,4
23,9
13,9
:
10,7
Perekonomian Jepang mengalami resesi yang dalam [pertumbuhan ekonomi (q-t-q) negatif
selama dua triwulan berturut-turut]. Pada triwulan II dan III/2014, ekonomi Jepang
turun 6,7 persen dan 1,9 persen (q-t-q at annual rate). Dibandingkan triwulan yang
sama tahun sebelumnya, ekonomi Jepang turun 0,3 persen dan 1,3 persen (y-o-y).
Kebijakan pemerintah Jepang yang diarahkan untuk mengatasi stagnasi dengan
mendorong pengeluaran pemerintah dan sekaligus melemahkan nilai tukar Yen pada
awalnya mampu mendorong optimisme terhadap perbaikan ekonomi Jepang.
Deflasi mulai berbalik sejak pertengahan tahun 2013.
Peningkatan pajak penjualan dari 5 persen menjadi 8 persen pada bulan April 2014,
yang ditujukan untuk mengurangi beban utang yang besar, memukul kembali
konsumsi dan investasi Jepang; sementara sisi eksternal masih terjaga dengan baik.
Ekonomi Jepang pada tahun 2014 diperkirakan hanya tumbuh 0,3 persen (Poll of
Forecaster, the Economist, Januari 2015). Perkembangan PDB Jepang tahun 2009 –
triwulan III/2014 dapat dilihat pada Tabel I.3 berikut ini.
Tabel I.3.
PRODUK DOMESTIK BRUTO JEPANG TAHUN 2009 - TRIWULAN III/2014
Persen Perubahan Terhadap Periode Sebelumnya (y-o-y)
2011
2012
GDP (expenditure approach)
-5,5
4,7
-0,5
Private Consumption
-0,7
2,8
0,3
Consumption of Households
-0,8
2,7
0,1
Excluding Imputed Rent
-1,2
3,0
-0,1
Private Residential Investment
-16,6
-4,5
5,1
Private Non-Residential Investment
-14,3
0,3
4,1
Government Consumption
2,3
1,9
1,2
Public Investment
7,0
0,7
-8,2
Exports
-24,2 24,4
-0,4
Imports
-15,7 11,1
5,9
GDP Growth (q-t-q, seasonally adjusted at annual rate)
GDP Growth (q-t-q, seasonally adjusted)
Sumber: Cabinet Office, Government of Japan; 2nd Preliminary
2009
2010
1,4
2,0
1,9
2,0
2,9
3,7
1,7
2,8
-0,1
5,3
I-2
2013 2013:1 2013:2 2013:3 2013:4 2014:1 2014:2 2014:3
1,5
1,9
1,9
2,0
8,9
-1,6
2,2
11,4
1,6
3,4
0,5
1,8
1,6
1,7
9,7
-1,8
1,5
-0,9
-3,4
0,0
6,0
1,5
1,4
1,9
1,8
1,9
6,6
-0,2
2,6
3,6
-0,1
0,5
3,0
0,7
2,2
2,3
2,4
2,6
8,2
1,2
2,0
14,0
3,1
2,9
1,6
0,4
2,3
2,3
2,4
2,6
10,1
3,0
1,5
16,1
6,8
8,9
-1,5
-0,4
2,5
3,3
3,4
3,8
11,8
10,8
0,2
6,5
9,2
14,7
5,8
1,4
-0,3
-2,8
-2,9
-3,8
-2,0
2,7
0,0
4,3
5,4
5,9
-6,7
-1,7
-1,3
-2,8
-3,0
-3,8
-12,4
1,6
0,4
1,9
7,3
4,9
-1,9
-0,5
Ekonomi Cina melambat. Pada triwulan IV/2014, pertumbuhan ekonomi Cina
melambat menjadi 7,3 persen (y-o-y). Dalam keseluruhan tahun 2014, ekonomi Cina
tumbuh 7,4 persen, lebih rendah dari tahun 2013 (7,7 persen) dan target pemerintah
Cina (7,5 persen). Perkembangan ekonomi Cina tahun 2009 – 2014 dapat dilihat pada
Tabel I.4 berikut ini.
Tabel I.4
EKONOMI CINA
Tahun 2009 - Triwulan IV/2014
2009
2010
2011
2012
2013
2014 2013:3 2013:4 2014:1 2014:2 2014:3 2014:4
PERTUMBUHAN PDB (%, y-o-y)
9,2 10,4
9,3
7,8
7,7
7,4
7,8
7,7
7,4
(% perubahan q-t-q)
2,3
1,8
1,6
Sektor (%, y-t-d)
Primer
4,3
4,5
4,0
4,1
3,5
4,0
3,5
Sekunder
10,3
8,1
7,8
7,3
7,8
7,8
7,3
Tersier
9,4
8,1
8,3
8,1
8,4
8,3
7,8
INFLASI
4,6
4,1
2,5
2,5
1,5
3,1
2,5
2,4
SUKU BUNGA ACUAN (%)
5,81 6,56 6,00 6,00 5,60 6,00 6,00 6,00
UANG KUASI, M2, (% perub, y-o-y)
18,9 17,3 14,4 13,6 12,2 14,2 13,6 12,0
PERDAGANGAN LUAR NEGERI CINA (USD Miliar)
Ekspor
1578 1899 2051 2213 2346
563
596
492
Impor
1394 1741 1818 1948 1960
501
505
472
NERACA PEMBAYARAN (USD Miliar)
Current Account Balance
243
238
136
215
183
40
44
7
Good Balance
250
254
244
322
360
87
116
40
Service Balance
-29
-31
-62
-90 -125
-43
-27
-33
Income Balance
-9
-26
-70
-20
-44
-3
-41
3
Transfer Balance
32
41
25
3
-9
-1
-4
-4
Cap and Fin Account Balance
198
287
265
-32
326
81
127
94
Capital Account Balance
4
5
5
4
3
0
0
0
Financial Account Balance
195
282
260
-36
323
80
127
94
Direct Investment Balance
87
186
232
176
185
34
73
54
Abroad Balance
-44
-58
-48
-65
-73
-16
-20
-12
In China Balance
131
244
280
241
258
50
94
66
Portfolio Investment Balance
27
24
20
48
61
10
26
22
Other Investment Balance
80
72
9 -260
78
36
27
18
CADANGAN DEVISA (USD Miliar)
2399 2847 3181 3312 3821 3843 3663 3821 3948
INVESTMENT (% perub, yoy)
Fixed Investment
25,0 20,6 20,4 16,8 20,2 19,9 17,8
Real Estate
32,8 18,7 20,6 14,5 20,6 19,5 18,1
PURCHASING MANAGER INDEX (Rata2 Bulanan)
Manufaktur
51,4 50,8 50,8 50,7 50,9 51,3 50,3
Non Manufaktur
55,5 56,0 54,9 54,4 54,5 55,6 54,3
CONFIDENCE
Ritel (% perubahan, yoy)
17,2 14,3 13,1 12,0 13,3 13,5 12,0
Business (Index)
69,6 62,8 58,5 55,0 56,3 58,1 55,3
NILAI TAMBAH INDUSTRI (% perubahan, yoy)
13,7 10,1
9,7
8,3 10,1 10,0
8,7
Sumber: Diolah dari Badan Statistik Cina, Bea Cukai Cina, Dept. Perdagangan Cina, SAFE Cina, Bank Sentral Cina
7,5
1,9
7,3
1,9
7,3
1,5
3,9
7,4
8,0
2,3
6,00
14,7
4,2
7,4
7,9
1,6
6,00
11,6
4,1
7,3
8,1
1,5
5,60
12,2
571
485
636
506
647
496
73
109
-30
2
-8
-16
-1
-16
39
-19
58
15
-69
3993
72
153
-62
-11
-8
-9
0
-9
45
-25
69
24
-77
3888
3843
17,3
15,1
16,5
13,1
15,8
11,6
50,7
55,1
51,3
54,2
50,4
53,9
12,3
55,4
8,9
11,9
54,9
8,0
11,7
54,5
7,6
Hampir semua sisi penting perekonomian Cina melambat antara lain investasi,
konsumsi masyarakat, sektor industri, serta ekspor dan impor. Pertumbuhan M2
(Quasi Money) kurang dari 13 persen, di bawah peningkatan M2 periode
pertumbuhan ekonomi tinggi (di atas 17 persen). Perlambatan yang berlanjut ini
membentuk ekspektasi jangka menengah dan panjang akan berkurangnya dorongan
pertumbuhan ekonomi Cina. Perkembangan indikator bulanan Cina dapat dilihat
pada Tabel I.5 berikut.
Perekonomian negara industri baru Asia melambat. Pada tahun 2014 ekonomi Singapura
tumbuh 2,4 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya. Ekonomi Korea Selatan dalam
kecenderungan melambat. Demikian pula ekonomi Hong Kong diperkirakan tumbuh
lebih rendah dari tahun sebelumnya. Ekonomi Taiwan diperkirakan sedikit lebih baik
(lihat Tabel I.1).
I-3
Tabel I.5
INDIKATOR BULANAN EKONOMI CINA
Februari 2014 - Desember 2014
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Kurs (Yuan/USD)
6,143
6,217
6,260
6,248
6,206
6,174
6,144
6,139
6,113
6,145
Inflasi (%, y-o-y)
2,0
2,4
1,8
2,5
2,3
2,3
2,0
1,6
1,6
1,4
Cadangan Devisa (USD Mil)
3914
3948
3979
3984
3993
3966
3969
3888
3853
3847
PMI Manufaktur (Indeks)
50,2
50,3
50,4
50,8
51,0
51,7
51,1
51,1
50,8
50,3
PMI Non-Man (Indeks)
55,0
54,5
54,8
55,5
55,0
54,2
54,4
54,0
53,8
53,9
M2 (%perub, yoy)
13,3
12,0
13,2
13,4
14,7
13,5
12,8
11,6
12,1
12,0
Inv Fixed Assets (% perub)
17,9
17,6
17,3
17,2
17,3
17,0
16,5
16,1
15,9
15,8
Inv Real Estate (% perub)
19,3
16,8
16,4
14,7
14,1
13,7
13,2
12,5
12,4
11,9
Ritel Sales (% perub)
11,8
12,2
11,9
12,5
12,4
12,2
11,9
11,6
11,5
11,7
Indeks Produksi (% perub)
8,6
8,8
8,7
8,8
9,2
9,0
6,9
8,0
7,7
7,2
Penjualan Industri (% perub)
9,4
10,1
10,0
9,8
11,4
11,7
10,0
7,9
6,7
5,3
Profit Industri (% perub)
8,0
8,0
8,4
8,1
8,6
8,8
8,3
7,9
7,7
7,2
Ekspor (USD Miliar)
114
170
189
195
187
213
209
214
207
212
Impor (USD Miliar)
136
162
170
159
156
166
158
183
162
157
Neraca Perdagangan (USD Mil) -22,1
8,0
18,7
35,9
31,6
47,3
51,0
31,7
45,4
54,7
Sumber: Statistics China, Bank Sentral Cina, Bea dan Cukai Cina, Bloomberg. Februari mewakili bulan Januari dan Februari
Des
6,202
1,5
3843
50,1
54,1
12,2
15,7
10,5
11,9
7,9
3,3
7,0
228
177
50,8
Pemulihan ekonomi Amerika Serikat lebih kuat dari yang diperkirakan. Pada triwulan II
dan III/2014, ekonomi AS tumbuh 4,6 persen dan 5,0 persen (q-t-q at annual rate).
Pada triwulan terakhir 2014, ekonomi AS masih menunjukkan pemulihan ekonomi
yang kuat. Keyakinan konsumen, penjualan ritel, sektor konstruksi, dan produksi
manufaktur menunjukkan kenaikan yang relatif tinggi.
Pada triwulan IV/2014, ekonomi AS tumbuh 2,4 persen (q-t-q at annual rate).
Dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, ekonomi AS dalam triwulan
II, III, dan IV/2014 tumbuh 2,6 persen, 2,7 persen, dan 2,5 persen (y-o-y). Dalam
keseluruhan tahun 2014, ekonomi AS tumbuh 2,4 persen. Konsumsi masyarakat,
investasi swasta, ekspor dan impor tumbuh cukup kuat. Investasi sektor perumahan
sudah pulih sejak tahun 2012. Perkembangan PDB Amerika Serikat tahun 2009 –
2014 dapat dilihat pada Tabel I.6 berikut ini.
Tabel I.6
PRODUK DOMESTIK BRUTO AMERIKA SERIKAT
Persen Perubahan Terhadap Periode Sebelumnya (y-o-y)
2009
2010
2011
2012
2013
2014 2013:3 2013:4 2014:1 2014:2 2014:3 2014:4
Gross Domestic Product (GDP)
-2,8
2,5
1,6
2,3
2,2
2,4
2,3
3,1
1,9
2,6
2,7
Personal consumption expenditures
-1,6
1,9
2,3
1,8
2,4
2,5
2,3
2,8
2,2
2,4
2,7
Goods
-3,0
3,4
3,1
2,8
3,4
3,5
3,4
3,6
2,4
3,5
3,8
Durable goods
-5,5
6,1
6,1
7,3
6,7
7,0
6,7
5,9
4,6
6,9
8,0
Nondurable goods
-1,8
2,2
1,8
0,7
1,9
1,8
1,9
2,5
1,3
1,9
1,8
Services
-0,9
1,2
1,8
1,3
1,9
2,0
1,8
2,4
2,1
1,8
2,1
Gross private domestic investment
-21,6 12,9
5,2
9,2
4,9
6,0
6,2
8,7
4,8
7,7
5,4
Fixed investment
-16,7
1,5
6,3
8,3
4,7
5,2
5,2
5,1
4,5
5,6
5,9
Nonresidential
-15,6
2,5
7,7
7,2
3,0
6,1
3,0
4,7
4,7
6,8
7,6
Structures
-18,9 -16,4
2,3 13,1
-0,5
8,0
-0,4
4,4
8,5
9,8
8,2
Equipment and software
-22,9 15,9 13,6
6,8
4,6
6,3
4,8
6,2
4,7
7,1
8,7
Intellectual property products...
-1,4
1,9
3,6
3,9
3,4
4,6
3,0
2,7
2,2
4,1
5,6
Residential
-21,2
-2,5
0,5 13,5 11,9
1,6 14,5
6,9
3,5
1,2
-0,7
Net exports of goods and services
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
Exports
-8,8 11,9
6,9
3,3
3,0
3,1
3,0
5,1
2,8
3,9
3,8
Goods
-12,1 14,4
6,5
3,7
2,8
4,0
2,4
6,6
3,4
4,9
5,3
Services
-1,1
6,8
7,6
2,4
3,6
1,1
4,3
1,8
1,3
1,8
0,4
Imports
-13,7 12,7
5,5
2,3
1,1
3,9
1,2
2,5
3,1
3,8
3,4
Goods
-15,8 14,9
5,8
2,1
0,9
4,0
1,0
2,5
3,0
3,9
3,5
Services
-3,8
3,8
4,0
3,4
2,2
3,2
2,5
2,6
3,9
3,2
2,8
Gov't consumption and gross inv
3,2
0,1
-3,0
-1,4
-2,0
-0,2
-2,4
-1,9
-1,1
-0,7
0,3
Federal
5,7
4,4
-2,7
-1,8
-5,7
-1,9
-7,0
-6,3
-3,9
-3,2
-0,6
National defense
5,4
3,2
-2,3
-3,3
-6,6
-2,2
-8,5
-6,1
-4,4
-3,7
-0,1
Nondefense
6,2
6,4
-3,4
1,0
-4,1
-1,5
-4,4
-6,6
-3,1
-2,6
-1,5
State and local
1,6
-2,7
-3,3
-1,2
0,5
0,9
0,8
1,2
0,8
0,9
0,9
GDP Growth (q-t-q, seasonally adjusted at annual rate)
4,5
3,5
-2,1
4,6
5,0
GDP Growth (q-t-q, seasonally adjusted)
1,1
0,9
-0,5
1,1
1,2
Sumber: Bureau of Economic Analysis, US Department of Commerce; First Estimate. Berdasarkan Revisi NIPA sejak tahun 1929
US CURRENT ACCOUNT
I-4
2,5
2,8
4,2
8,4
2,3
2,1
6,3
4,9
5,5
5,6
4,7
6,5
2,6
.....
2,0
2,5
1,0
5,3
5,7
3,1
0,8
0,2
-0,4
1,2
1,1
2,6
0,7
Pemulihan ekonomi AS yang kuat menurunkan tingkat pengangguran. Jumlah
pengangguran yang meningkat mencapai 15,1 juta orang (9,9 persen) pada tahun
2009 (karena krisis keuangan Lehman) dapat diturunkan menjadi 8,7 juta orang
(5,6 persen) pada bulan Desember 2014. Perkembangan beberapa indikator pokok
ekonomi AS terakhir dan pengangguran AS dapat dilihat pada Tabel I.7 dan Grafik
I.1
Tabel I.7
INDIKATOR BULANAN EKONOMI AMERIKA SERIKAT
Februari 2014 - Desember 2014
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Tingkat Pengangguran (%)
6,7
6,6
6,3
6,3
6,1
6,2
6,1
Non Farm Payroll (ribu)
222
203
304
229
267
243
203
Inflasi (%, y-o-y)
1,1
1,5
2,0
2,1
2,1
2,0
1,7
Fed Funds Rate (%)
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
T Bond 10 Years Yield (%)
2,66
2,73
2,67
2,48
2,53
2,58
2,35
Kurs (Euro/USD)
1,38
1,38
1,39
1,36
1,36
1,34
1,31
Housing Start (ribu)
928
950
1063
984
909
1098
963
Buliding Permit (ribu)
1011
1000
1059
1005
973
1057
1003
Retail Sales (% perub, y-o-y)
1,5
2,7
4,0
4,3
4,3
3,7
5,0
Reuter/Michigan Index
81,6
80,0
84,1
81,9
82,5
81,8
81,8
PMI (Indeks)
53,2
53,7
54,9
56,4
55,3
57,1
57,9
Balance Sheet the Feds (USD Miliar)
4203
4273
4332
4371
4418
4450
4462
Sumber: US BLS, US Dept. of Commerce, US ISM, Bloomberg, the Feds
PENGANGGURAN AMERIKA SERIKAT
Januari 2013 - Desember 2014
10900
7,0
10100
6,5
# (000 orang)
7,5
8500
6,0
Jan'13 Apr
Jul
Okt Jan'14 Apr
# Pengangguran
Jul
Okt
Nov
5,7
353
1,3
0,25
2,18
1,25
1043
1052
5,1
88,8
58,7
4538
Des
5,6
252
0,8
0,25
2,17
1,22
1089
1032
3,2
93,6
55,5
4555
8,0
11700
9300
Okt
5,8
261
1,7
0,25
2,35
1,25
1092
1092
4,1
86,9
59,0
4536
Persentase (%)
12500
Sep
5,9
271
1,7
0,25
2,52
1,26
1028
1031
4,3
84,6
56,6
4503
5,5
Persentase
Pertumbuhan ekonomi dunia yang lambat menurunkan harga komoditi. Pada bulan
Desember 2014, harga komoditi non-energi turun 7,5 persen (y-o-y). Dalam
keseluruhan tahun 2014, indeks harga komoditi non-energi turun 4,6 persen. Harga
komoditi turun sejak tahun 2012.
Pada tahun 2015, kelompok harga agricultural, fertilizer, serta metal dan mineral
masing-masing turun 3,4 persen, 11,6 persen, dan 6,6 persen. Dalam kelompok
agricultural, hanya harga kelompok beverages yang meningkat.
Harga ekspor komoditi andalan Indonesia turun. Harga karet, minyak sawit,
batubara, timah, dan tembaga berturut-turut turun 20,2 persen, 14,3 persen, 17,1
persen, 6,4 persen. Penurunan juga terjadi pada komoditi beras. Harga beras
Thailand (5 persen broken) tahun 2014 turun 16,4 persen. Perkembangan indeks
harga komoditi primer dan harga beberapa komoditi ekspor andalan Indonesia
tahun 2003 – 2014 dapat dilihat pada Tabel I.8 berikut ini.
Indeks harga komoditi non-energi tahun 2014 (97,0) belum merupakan tingkat
yang terendah. Pada tahun 2008 indeks harga komoditi non-energi sebesar 83,3
serta sebelum commodity boom (tahun 2004) sebesar 56,3. Siklus penurunan harga
I-5
komoditi masih dapat berlanjut apabila pertumbuhan ekonomi dunia tetap lambat.
Indeks harga komoditi energi dan non energi triwulan I/2004 – IV/2014 dapat
dilihat pada Grafik I.2 berikut ini.
Tabel I.8
INDEKS HARGA KOMODITI PRIMER DAN TINGKAT HARGA KOMODITI EKSPOR INDONESIA
Februari 2014 - Desember 2014
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
INDEKS HARGA KOMODITI PRIMER
ENERGY
130,6
127,9
128,4
129,0
131,5
126,9
121,2
116,6
106,2
Kenaikan (y-o-y)
-0,5
1,3
4,3
4,7
6,9
-0,9
-7,4
-11,4
-17,2
NON-ENERGY
99,7
99,8
99,9
99,8
98,3
98,3
97,6
94,3
93,3
Kenaikan (y-o-y)
-7,9
-4,6
-1,8
-2,4
-2,7
-1,3
-1,8
-4,4
-5,9
AGRICULTURAL
106,1
108,0
107,3
107,2
105,2
103,2
102,1
98,4
98,0
Beverages
94,6
103,2
106,1
105,1
103,1
104,3
106,9
104,9
106,8
Foods
113,0
113,7
112,2
112,5
109,8
106,5
105,6
101,3
100,7
Fats and Oils
123,1
119,4
117,1
117,4
114,0
106,9
103,2
96,9
96,0
Grains
110,3
114,5
113,1
112,9
106,7
101,0
99,1
92,9
92,9
Other Foods
102,0
105,6
104,8
105,7
107,2
111,1
114,7
114,6
113,9
Agricultural Raw Mat.
95,1
96,5
96,0
95,5
95,2
94,4
90,9
88,1
87,0
Timber
106,0
106,3
106,9
107,5
107,8
108,7
106,6
103,7
102,3
Other Raw Materials
83,2
85,9
84,1
82,4
81,3
78,8
73,8
71,0
70,1
FERTILIZERS
104,2
100,8
95,0
96,2
96,2
99,1
102,3
103,1
102,7
METAL AND MINERALS
86,2
83,0
85,5
84,8
84,4
88,2
88,0
85,1
82,6
Base Metals
86,9
84,4
87,1
88,5
89,2
93,4
93,7
91,7
88,9
PRECIOUS METAL
105,0
107,3
103,9
103,0
102,9
105,9
103,8
98,6
96,3
TINGKAT HARGA BEBERAPA KOMODITI EKSPOR INDONESIA
Coal, Australia (USD/MT)
76,3
73,3
72,8
73,7
71,5
68,8
68,9
65,9
63,7
LNG, Jpn (USD/MMBTU)
16,8
16,6
16,8
16,3
16,1
15,2
15,7
15,2
15,9
Palm Oil, Malaysia (USD/MT) 908,0
961,0
911,0
893,3
857,0
841,0
766,0
709,0
722,0
ICP (USD/barel)
106,1
106,9
106,4
106,2
109,0
103,1
99,5
95,0
83,7
Rubber, TSR 20 (USD/kg)
1,89
1,92
1,78
1,70
1,71
1,69
1,66
1,53
1,51
Copper (USD/MT)
7149
6650
6674
6891
6821
7113
7002
6872
6737
Nickel (USD/MT)
14204 15678 17374 19401 18629 19118 18600 18035 15812
Sumber: Bank Dunia, Ditjen Migas, ESDM
Nov
Des
96,3
-23,2
93,6
-4,7
98,3
101,4
103,0
99,6
98,0
112,1
85,2
99,3
69,8
101,9
82,9
90,4
92,1
78,4
-39,5
91,2
-7,5
96,7
99,0
101,2
96,2
99,6
109,2
84,5
98,1
69,6
101,8
78,8
86,3
94,0
62,6
14,3
731,0
75,4
1,54
6713
15807
62,2
13,7
685,0
59,6
1,48
6446
15962
116
112
102
Energy
136
88
88
64
74
40
2004:1
2006:1
2008:1
2010:1
Energy
2012:1
2014:1
Non-Energy
INDEKS HARGA: ENERGY DAN NON-ENERGY
(Tahun 2010 = 100)
130
160
60
Non-Energy
Harga minyak mentah dunia turun sejak bulan September 2014. Pada bulan Desember
2014 harga Brent turun menjadi USD 62,3 per barel dan ICP menjadi USD 59,6 per
barel. Penurunan harga minyak mentah dunia selain disebabkan oleh perubahan faktor
fundamental, yaitu meningkatnya produksi minyak mentah terutama di AS dan
melambatnya permintaan minyak mentah, juga disebabkan oleh ketidakpastian OPEC
untuk menstabilkan harga minyak mentah dunia (lihat Boks I,1).
I-6
Boks I.1
PENURUNAN HARGA MINYAK MENTAH DUNIA
Penurunan harga minyak mentah dunia dipengaruhi oleh perubahan fundamental pasar minyak
mentah dunia, yaitu meningkatnya produksi minyak mentah terutama di AS dan melambatnya
permintaan minyak mentah. Penurunan harga minyak mentah dunia juga didorong oleh
ketidakpastian OPEC untuk menjaga stabilitas harga minyak mentah dunia.
Peningkatan produksi minyak mentah AS didorong oleh shale oil yaitu minyak mentah yang
didapatkan dari memecahkan bebatuan yang kaya kandungan kerogen untuk menghasilkan
berbagai jenis minyak, dari minyak tanah hingga minyak kualitas tinggi seperti untuk jet.
Bebatuan yang mengandung kerogen tersebut terdapat di negara bagian western Colorado,
eastern Utah, dan southtern Wyoming. Proses pemisahan kerogen dapat dilihat pada Grafik I.3
berikut ini (sumber: Institute fot Energy Research).
Grafik I.3
PROSES PEMISAHAN KEROGEN
Revolusi energi AS yang dimulai sejak tahun 2009 telah meningkatkan produksi minyak mentah
AS. Dalam 5 tahun terakhir ini, total produksi minyak AS meningkat sebesar 5,8 juta barel per
hari. Meskipun AS masih tetap sebagai net importer, kebutuhan impor minyak mentahnya
menurun drastis, yaitu dari 10,9 juta barel/hari pada tahun 2008 menjadi hanya 4,2 juta
barel/hari pada tahun 2015 (diolah dari EIA, US Dept. of Energy).
AS diperkirakan mempunyai cadangan shale oil sekitar 1 triliun barel atau 3,8 kali lipat dari
cadangan terbukti minyak mentah Arab Saudi. Perbandingan cadangan shale oil AS dengan
cadangan terbukti minyak mentah Arab Saudi dan negara-negara penghasil minyak mentah
lainnya dapat dilihat pada Grafik I.4 berikut ini.
Dengan perlambatan ekonomi dunia terutama emerging economies yang banyak mengkonsumsi
energi, pasar minyak mentah dunia menjadi berlimpah. Harga minyak mentah dunia mulai
turun sejak September 2014. Pertemuan OPEC pada tanggal 27 November 2014 tidak
mengambil langkah untuk menjaga stabilitas harga minyak, tapi lebih mempertahankan pangsa
OPEC dalam pasar minyak mentah dunia yaitu sekitar 40 persen. Harga minyak mentah terus
menurun hingga di bawah USD 50 per barel pada bulan Januari 2015.
Sulit memperkirakan keseimbangan baru harga minyak mentah dunia dengan meningkatnya
peranan shale oil dalam pembentukan harga minyak mentah. Sampai awal Januari 2015,
ekpektasi penurunan harga minyak mentah masih berlanjut. Keseimbangan baru harga minyak
I-7
mentah dunia dalam jangka pendek dapat dilihat dari biaya produksi shale oil. Berbagai sumber
menyatakan harga produksi shale oil bervariasi dengan rata-rata sekitar USD 55 – 60 per barel.
Keputusan OPEC untuk tetap mempertahankan pangsa OPEC dalam pasar minyak mentah
dunia (sekitar 40 persen) dapat dipandang sebagai test case terhadap kelayakan produksi shale oil
(biaya produksi minyak mentah Arab Saudi diperkirakan antara USD 10 – 20 per barel). Meski
harga minyak mentah dunia yang rendah dapat mengurangi produksi shale oil, naiknya kembali
harga minyak mentah dunia akan mendorong lagi produksi shale oil. Menurut Rystad Energy,
belanja modal perusahaan-perusahaan minyak raksasa turun 7 persen dibandingkan tahun 2013.
Secara keseluruhan dalam satu atau dua tahun ini, keseimbangan baru harga minyak mentah
dunia diperkirakan cukup jauh di bawah harga tahun 2014.
Grafik I.4
CADANGAN MINYAK MENTAH DUNIA
Proyeksi terakhir Energy Information Administration (EIA), US Dept. of Energy,
Januari 2015 memperkirakan harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate
(WTI) dalam keseluruhan tahun 2015 turun menjadi sebesar USD 57,6 per barel dan
USD 54,6 per barel. Dalam tahun 2016, harga Brent dan WTI diperkirakan meningkat
kembali menjadi masing-masing USD 75 dan USD 71 per barel. Perkembangan harga
minyak mentah dan kronologi proyeksi harga minyak mentah dunia oleh EIA, US Dept.
of Energy dapat dilihat pada Tabel I.9 berikut.
Realisasi Harga Minyak
Mentah (USD/barel)
Feb
WTI
100,7
Dubai
104,9
Brent
108,8
Rata2 (WTI, Dubai, Brent)
104,8
Minyak Mentah Indonesia
106,1
Sumber: Bank Dunia, Pertamina/ESDM
Proyeksi Bulan
Mar
Perkiraan Harga WTI (USD/barel)
Keseluruhan Thn 2014
95,3
Keseluruhan Thn 2015
89,8
Keseluruhan Thn 2016
Perkiraan Harga Brent (USD/barel)
Keseluruhan Thn 2014
104,9
Keseluruhan Thn 2015
100,9
Keseluruhan Thn 2016
Sumber: EIA, US Dept. of Energy
Tabel I.9
PERKEMBANGAN HARGA MINYAK MENTAH
2014
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
100,6
102,1
101,9
105,2
102,9
96,4
104,2
104,7
105,6
108,0
105,8
101,9
107,4
107,8
109,7
111,9
107,0
101,9
104,0
104,9
105,7
108,4
105,2
100,1
106,9
106,4
106,2
109,0
103,1
99,5
Sep
93,2
97,0
97,3
95,9
95,0
Okt
84,4
86,6
87,3
86,1
83,7
Nov
75,8
76,7
78,4
77,0
75,4
Des
59,3
60,5
62,3
60,7
59,6
KRONOLOGI PROYEKSI HARGA MINYAK MENTAH
2014
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
2015
Jan
Apr
95,6
89,8
96,6
90,9
96,9
90,9
101,0
95,2
100,5
96,1
98,3
94,7
97,7
94,6
95,0
77,8
93,8
62,8
93,3
54,6
71,0
104,9
100,9
106,3
101,9
107,8
101,9
109,6
104,9
108,1
105,0
106,0
103,0
104,4
101,7
101,0
83,4
99,5
68,1
99,0
57,6
75,0
I-8
Pemulihan ekonomi AS yang kuat mendorong diakhirinya kebijakan moneter nonconventional dan suku bunga rendah. Menjelang pergantian Gubernur Bank Sentral AS
awal tahun 2014, sinyal untuk mengakhiri pembelian surat utang oleh The Feds
disampaikan dengan jelas, mengacu pada tingkat pengangguran dan laju inflasi.
Pengurangan pembelian surat utang oleh The Feds yang berjumlah sebesar USD 85
miliar per bulan diakhiri pada bulan Oktober 2014. Meski dilakukan secara
bertahap dan terukur, pengakhiran kebijakan non-conventional AS ini sempat
memberi tekanan pada bursa saham, aliran modal, dan nilai tukar mata uang
berbagai negara, termasuk rupiah pada pertengahan tahun 2014.
Kinerja ekonomi AS yang membaik menimbulkan spekulasi dipercepatnya
normalisasi kebijakan suku bunga pada bulan Desember 2014 yang pada gilirannya
memberi tekanan kembali pada bursa saham, aliran modal, nilai tukar mata uang,
dan cadangan devisa di berbagai negara.
Nilai tukar dolar AS menguat terhadap mata uang berbagai negara. Kurs rupiah pada
akhir tahun 2014 dibandingkan akhir tahun 2012 melemah 28,6 persen, disusul
rupee India 15,1 persen, ringgit Malaysia 14,4 persen, dolar Singapura 8,2 persen.
Perkembangan nilai tukar mata uang beberapa negara dapat dilihat pada Tabel I.10
berikut ini.
Jepang (Y/USD)
UK (USD/GBP)
Uni Eropa (USD/Euro)
China (Yuan/USD)
India (Rupee/USD)
Korea (Won/USD)
Taiwan (NTD/USD)
Singapura (SGD/USD)
Hong Kong (HKD/USD)
Thailand (Bath/USD)
Malaysia (Ringgit/USD)
Filipina (Peso/USD)
Sumber: Bloomberg
Feb
101,9
1,67
1,38
6,14
61,9
1074
30,4
1,27
7,76
32,4
3,28
44,7
Tabel I.10
NILAI TUKAR MATA UANG (AKHIR PERIODE)
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
103,2
102,4
102,3
101,3
102,8
1,66
1,69
1,67
1,70
1,69
1,38
1,39
1,36
1,36
1,34
6,22
6,26
6,25
6,21
6,17
59,9
60,2
59,2
60,1
60,6
1065
1031
1023
1009
1028
30,5
30,1
30,0
29,9
30,0
1,26
1,25
1,29
1,25
1,25
7,76
7,75
7,75
7,75
7,75
32,4
32,4
32,7
32,4
32,2
3,26
3,27
3,23
3,21
3,20
44,8
44,6
43,8
43,6
43,5
Agt
104,1
1,66
1,31
6,14
60,5
1014
29,9
1,25
7,75
31,9
3,15
43,6
Sep
109,7
1,62
1,26
6,14
61,8
1055
30,4
1,28
7,77
32,4
3,28
45,0
Okt
112,3
1,60
1,25
6,11
61,4
1069
30,5
1,29
7,76
32,6
3,29
44,9
Nov
118,6
1,56
1,25
6,15
62,0
1108
31,0
1,30
7,45
32,9
3,38
44,9
Des
119,7
1,56
1,22
6,20
63,3
1091
31,6
1,32
7,76
32,9
3,50
44,7
Cadangan devisa di banyak negara berkurang antara lain oleh sentimen dari tapering
off quantitative easing dan rencana normalisasi kebijakan suku bunga AS serta
jatuhnya harga minyak mentah dunia terutama pada negara pengekspor minyak
mentah.
Dibandingkan akhir semester I/2014, jumlah cadangan devisa pada akhir tahun
2014 di Cina berkurang sebesar USD 150,2 miliar, Rusia sebesar USD 89,8 miliar,
Singapura sebesar USD 21,2 miliar, Malaysia sebesar USD 15,9 miliar, dan
Thailand sebesar USD 11,1 miliar. Perkembangan cadangan devisa terakhir di
berbagai negara dapat dilihat pada Tabel I.11 berikut ini.
I-9
Tabel I.11
CADANGAN DEVISA (USD MILIAR)
Februari 2014 - Desember 2014
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Jepang
1288,2 1279,3 1282,8 1283,9 1283,9 1276,0
Cina
3913,7 3948,1 3978,8 3983,9 3993,2 3966,3
Rusia
493,3
486,1
486,1
467,2
478,3
468,8
Brasil
377,2
377,2
378,4
379,2
380,5
379,4
India
294,4
303,7
309,9
312,4
316,4
320,0
Korea Selatan
351,8
354,3
355,8
360,9
366,5
368,0
Taiwan
418,0
419,2
421,5
421,7
423,5
423,7
Hong Kong
315,9
315,9
317,8
320,2
320,9
325,1
Singapura
274,0
272,9
275,2
276,1
278,0
273,7
Thailand
168,1
167,4
168,9
167,5
168,2
169,4
Indonesia
102,7
102,6
105,6
107,0
107,7
110,5
Malaysia
130,6
130,2
131,2
130,9
131,9
136,7
Filipina
80,3
79,8
79,6
80,0
80,7
81,0
Australia
46,4
57,4
57,7
60,7
59,2
58,5
Sumber: Bank Sentral/Otoritas Moneter Negara Terkait
Agt
1278,0
3968,8
465,2
379,4
318,6
367,5
423,1
331,3
273,3
167,5
111,2
132,0
80,8
56,1
Sep
1264,4
3887,7
454,2
375,7
311,4
364,4
420,7
325,8
266,1
161,6
111,2
127,3
80,4
53,3
Okt
1265,9
3852,9
428,6
376,0
315,9
363,7
421,5
325,4
264,4
160,6
112,0
127,1
79,3
47,2
Nov
1269,1
3847,4
420,5
375,6
316,3
363,1
421,5
327,9
260,6
158,5
111,1
125,7
79,0
52,4
Des
1260,5
3843,0
388,5
363,6
319,2
363,6
419,0
328,5
256,9
157,1
111,9
116,0
79,8
53,9
Bursa saham global dalam kecenderungan menguat dengan kebijakan suku bunga
rendah di negara industri maju. Fluktuasi indeks saham terjadi menjelang rencana
tapering off dan normalisasi kebijakan suku bunga AS disampaikan kepada publik.
Perkembangan indeks saham beberapa negara dapat dilihat pada Tabel I.12 berikut
ini.
New York (DJIA)
London (FTSE 100)
Tokyo (Nikkei)
Hong Kong (Hangseng)
Indonesia (BEI)
Singapura (STI)
Malaysia (KLSE)
Sumber: Bloomberg, BEI
Feb
16322
6810
14841
22837
4620
3111
1836
Mar
16458
6598
14828
22151
4768
3189
1849
Tabel I.12
INDEKS HARGA SAHAM GLOBAL
Februari 2014 - Desember 2014
Apr
Mei
Jun
Jul
16581 16717 16827 16563
6780
6845
6744
6730
14304 14632 15162 15621
22134 23082 23191 24757
4840
4894
4879
5089
3265
3296
3256
3374
1872
1873
1879
1871
Agt
17098
6820
15425
24742
5137
3327
1866
Sep
17043
6623
16174
22933
5138
3277
1846
Okt
17391
6546
16414
23998
5090
3274
1855
Nov
17828
6723
17460
23987
5150
3351
1821
Des
17823
6566
17451
23605
5227
3365
1769
B. EKONOMI INDONESIA
MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL
Stabilitas ekonomi dalam tahun 2014 mengalami tekanan. Ketidakseimbangan eksternal
di dalam negeri terutama meningkatnya defisit neraca transaksi berjalan, pengurangan
stimulus moneter (tapering off quantitative easing) dan rencana normalisasi kebijakan
suku bunga AS menekan nilai tukar rupiah. Kenaikan harga BBM dan administered price
lainnya kembali meningkatkan inflasi.
Nilai tukar rupiah terus melemah sejak pertengahan tahun 2013 oleh rencana
pengurangan stimulus moneter AS dan melemahnya keseimbangan eksternal
Indonesia. Sejak pertengahan tahun 2013, rupiah menembus Rp 10.000,- per dolar
AS. Pada bulan Desember 2014, rata-rata kurs rupiah sebesar Rp 12.438 per dolar
AS, dan keseluruhan tahun 2014 sebesar Rp 11.877 per dolar AS, melemah 13,6
persen dari tahun sebelumnya. Perkembangan nilai tukar rupiah bulanan dan harian
serta pergerakannya dapat dilihat pada Grafik I.5, Grafik I.6, dan Grafik I.7 berikut
ini.
I-10
NILAI TUKAR RUPIAH (RATA2)
Juli 2011 - Desember 2014
8000
11200
11400
11600
11800
12000
12200
12400
12600
12800
13000
9000
Kurs (Rp/USD)
Rp/USD
10000
11000
12000
13000
NILAI TUKAR RUPIAH HARIAN
2 Januari 2014 - 20 Januari 2015
Jul
Jan'12
Jul
Jan'13
Jul
Jan'14
Jul
02-Jan-14 21-Feb-14 14-Apr-14 06-Jun-14
25-Jul-14 18-Sep-14 05-Nov-14 23-Dec-14
PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH HARIAN
2 Januari 2014 - 20 Januari 2015
2
1
% perub thd hari sebelumnya
0
-1
-2
-3
02-Jan-14
20-Feb-14 10-Apr-14 03-Jun-14
21-Jul-14
11-Sep-14 28-Oct-14 12-Dec-14
Inflasi terkendali sampai Oktober 2014 dan meningkat dalam dua bulan terakhir tahun
2014 oleh kenaikan harga BBM dan administered price di dalam negeri serta oleh
pelemahan rupiah. Kenaikan harga BBM di dalam negeri yang dilakukan pada sekitar
pertengahan November 2014 dimaksudkan untuk merealokasikan subsidi BBM yang
sangat besar pada kegiatan yang produktif terutama infrastruktur.
Dalam bulan November dan Desember 2014, inflasi meningkat menjadi 1,50 persen
dan 2,46 persen (m-t-m). Dalam keseluruhan tahun 2014, inflasi mencapai 8,4
persen (y-o-y). Dalam bulan Desember 2014, kelompok pengeluaran transportasi
dan komunikasi; bahan makanan; makanan jadi, minuman, dan tembakau; serta
perumahan menyumbang masing-masing 1,06 percentage point, 0,64 percentage
point, 0,31 percentage point; dan 0,35 percentage point.
Menurut komponen, inflasi bulan Desember 2014 terutama disumbang oleh
kenaikan harga yang diatur pemerintah (1,22 percentage point), kenaikan harga
yang bergejolak (0,64 percentage point), dan inflasi inti (0,60 percentage point).
Inflasi rata-rata setahun pada bulan Desember 2014 mencapai 6,6 persen. Ringkasan
perkembangan inflasi sampai Desember 2014 dapat dilihat pada Tabel I.13 berikut
ini.
I-11
Mar
MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
BULANAN (M-T-M)
Umum
0,08
Bahan Makanan
-0,44
Mknan Jd, Min., Tembakau
0,43
Perumahan
0,16
Sandang
0,08
Kesehatan
0,41
Pendidikan, Rekreasi, OR
0,14
Transpor Komunikasi
0,24
TAHUN KALENDER (Y-T-D)
Umum
1,41
Bahan Makanan
2,68
Mknan Jd, Min., Tembakau
1,59
Perumahan
1,34
Sandang
1,20
Kesehatan
1,43
Pendidikan, Rekreasi, OR
0,60
Transpor Komunikasi
0,59
TAHUNAN (Y-O-Y)
Umum
7,32
Bahan Makanan
7,34
Mknan Jd, Min., Tembakau
7,60
Perumahan
5,86
Sandang
3,11
Kesehatan
4,03
Pendidikan, Rekreasi, OR
3,85
Transpor Komunikasi
13,20
Rata-rata Setahun
7,46
MENURUT KOMPONEN
BULANAN (M-T-M)
Inti
0,21
Bergejolak
-0,55
Harga Diatur Pemerintah
0,31
TAHUNAN (Y-O-Y)
Inti
4,61
Bergejolak
7,25
Harga Diatur Pemerintah
17,47
INFLASI PEDESAAN (M-T-M)
0,19
Sumber: Diolah dari BPS
Apr
Tabel 1.13
PERKEMBANGAN INFLASI, %
Maret 2014 - Desember 2014
2014
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Andil
-0,02
-1,09
0,45
0,25
-0,25
0,61
0,24
0,20
0,16
-0,15
0,35
0,23
0,12
0,41
0,07
0,21
0,43
0,99
0,32
0,38
0,30
0,36
0,08
0,19
0,93
1,94
1,00
0,45
0,85
0,39
0,45
0,88
0,47
0,36
0,52
0,73
0,23
0,33
1,58
-0,12
0,27
-0,17
0,51
0,77
-0,17
0,29
0,68
-0,24
0,47
0,25
0,43
1,04
0,21
0,60
0,23
0,16
1,50
2,15
0,71
0,49
-0,08
0,43
0,08
4,29
2,46
3,22
1,96
1,45
0,64
0,74
0,36
5,55
1,39
1,56
2,05
1,59
0,95
2,05
0,83
0,79
1,56
1,41
2,40
1,82
1,07
2,47
0,90
1,00
1,99
2,42
2,73
2,21
1,37
2,84
0,98
1,20
2,94
4,41
3,76
2,67
2,24
3,24
1,44
2,09
3,42
4,78
4,29
3,42
2,47
3,58
3,04
1,96
3,71
4,61
4,83
4,22
2,29
3,88
3,74
1,72
4,19
4,87
5,29
5,31
2,51
4,50
3,97
1,88
5,75
7,12
6,03
5,83
2,42
4,94
4,06
6,25
8,36
10,57
8,11
7,36
3,08
5,71
4,44
12,14
7,25
6,76
7,67
5,72
3,45
4,43
3,93
13,39
7,57
7,32
7,23
7,67
5,24
4,21
4,65
3,93
13,53
7,70
6,70
6,89
7,40
5,42
4,50
4,77
3,96
10,15
7,79
4,53
3,22
6,93
5,39
5,06
4,80
3,78
2,96
7,69
3,99
1,78
6,76
5,40
4,16
4,77
4,24
2,05
7,33
4,53
4,59
6,53
5,57
2,32
4,74
4,21
2,39
7,01
4,83
5,19
6,36
6,37
2,80
5,08
4,13
2,25
6,73
6,23
7,97
6,79
6,18
2,67
5,17
4,13
6,58
6,57
8,36
10,57
8,11
7,36
3,08
5,71
4,44
12,14
6,57
0,24
-1,26
0,28
0,23
-0,22
0,30
0,25
1,06
0,45
0,52
2,00
1,32
0,46
0,33
0,63
0,29
-0,22
0,54
0,27
0,24
1,34
0,40
2,37
4,20
1,02
3,53
6,10
4,66
6,57
17,64
-0,05
4,82
7,09
16,85
0,23
4,81
6,74
13,47
0,74
4,64
2,63
6,18
0,82
4,47
1,06
5,49
0,37
4,04
4,21
6,53
0,45
4,02
4,89
7,57
0,43
4,21
7,96
11,39
1,49
4,93
10,88
17,57
2,72
2,46
0,64
0,31
0,35
0,04
0,03
0,03
1,06
0,60
0,64
1,22
Suku bunga acuan diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pengaruh kenaikan harga
BBM yang dilakukan pada bulan Juli 2013 dan pelemahan rupiah oleh pengurangan
stimulus moneter AS (quantitative easing) yang dilakukan sejak awal tahun 2014
mendorong kebijakan suku bunga acuan untuk lebih menjaga stabilitas ekonomi.
Suku bunga acuan (BI rate) naik bertahap dari 5,75 persen pada bulan Mei 2013
menjadi 7,50 persen pada bulan November 2013. Pada bulan November 2014, BI
rate dinaikkan 25 bps menjadi 7,75 persen untuk lebih menjaga stabilitas ekonomi
dari dampak kenaikan harga BBM yang dilakukan sekitar pertengahan November
2014.
Kenaikan suku bunga acuan (200 bps) mendorong kenaikan suku bunga simpanan
dan pinjaman. Suku bunga deposito satu bulan naik 269 bps; sedangkan suku bunga
kredit modal kerja naik 138 bps. Perkembangan suku bunga dan inflasi dapat dilihat
pada Grafik I.8 berikut ini.
I-12
SUKU BUNGA DAN LAJU INFLASI
Januari 2013 - Januari 2015
10
9
Depo (3 bln)
8
BI Rate
[persen, %]
7
6
Inflasi
5
Penjaminan
4
FASBI
3
Jan'13
Jul
Jan'14
Jul
Jan15
Penyaluran kredit perbankan terus melemah sejak triwulan III/2013 dengan melambatnya
pertumbuhan ekonomi dan relatif tingginya suku bunga di dalam negeri.
Kenaikan kredit perbankan melambat dari 23,4 persen (y-o-y) pada bulan
September 2013 menjadi 11,8 persen (y-o-y) pada bulan November 2014. Secara riil
kenaikan kredit pertumbuhan kredit perbankan melambat dari 15,0 persen menjadi
5,5 persen pada periode yang sama. Perkembangan kredit perbankan dapat dilihat
pada Grafik I.9 berikut ini.
KREDIT PERBANKAN
Januari 2013 - November 2014
100
44
19,0
16
16,5
-12
14,0
-40
Jan'13
Apr
Jul
Okt Jan'14
Tambahan (m-t-m)
Apr
Jul
Okt
Pertumbuhan (%, y-o-y)
21,5
72
Tambahan (Rp Triliun, m-t-m)
24,0
11,5
Pertumbuhan (y-o-y)
Dari sisi penggunaan, perlambatan pada semua jenis kredit. Kredit investasi
melambat dari 34,4 persen (y-o-y) pada bulan September 2013 menjadi 13,2 persen
(y-o-y) pada bulan Oktober 2014. Sedangkan kredit modal kerja dan konsumsi
masing-masing melambat dari 22,1 persen dan 17,6 persen (y-o-y) menjadi 11,4
persen dan 11,1 persen pada periode yang sama.
Menurut sektor usaha, perlambatan juga terjadi pada hampir semua sektor produksi.
Penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan, pertambangan, dan perdagangan
melambat dari 29,3 persen, 22,9 persen, dan 35,4 persen (y-o-y) pada bulan
September 2013 menjadi 14,5 persen, 6,1 persen, dan 13,9 persen (y-o-y) pada
bulan November 2014.
Kesehatan dan kepercayaan terhadap perbankan tetap terjaga dalam ekonomi yang
melambat. CAR meningkat dari 18,0 persen pada bulan September 2013 menjadi
19,6 persen pada bulan Oktober 2014. Pelemahan terjadi pada non-performing loan
(NPL) yang meningkat dari 1,9 persen (Rp 61,2 triliun) menjadi 2,3 persen (Rp
82,2 triliun) pada periode yang sama.
I-13
Dana yang dihimpun perbankan pada bulan November 2014 naik 13,4 persen (y-oy) dengan peningkatan terbesar pada simpanan berjangka 21,3 persen (y-o-y),
kemudian giro (7,8 persen, y-o-y) dan tabungan (7,1 persen, y-o-y). Penempatan
dana masyarakat pada perbankan yang lebih pada instrumen jangka panjang
menggambarkan berkurangnya kebutuhan masyarakat untuk pembiayaan jangka
pendeknya. Penyaluran dan penghimpunan kredit oleh perbankan dapat dilihat pada
Tabel I.14 berikut ini.
Tabel 1.14
PENYALURAN KREDIT DAN PENGHIMPUNAN DANA PERBANKAN
(Rp Triliun)
2014
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
3288,8 3298,8 3338,8 3391,2 3434,4 3500,8 3524,7 3527,0
21,0
20,0
19,2
18,7
17,6
16,9
15,3
13,7
794,9
801,2
806,9
822,6
838,5
849,8
844,7
849,5
1553,6 1552,4 1582,9 1615,6 1619,0 1661,0 1682,3 1677,1
940,4
945,3
949,0
953,0
976,8
990,0
997,7 1000,4
2348,1 2353,5 2389,9 2438,2 2457,6 2510,8 2527,0 2526,6
185,1
187,1
191,4
196,8
201,4
203,8
206,2
208,2
119,1
120,3
116,6
121,3
114,0
113,2
119,0
125,8
570,5
563,4
567,8
576,3
582,8
602,1
605,5
603,7
84,5
89,7
89,4
89,8
90,5
82,7
86,1
88,1
111,7
113,0
117,3
120,8
122,9
129,1
134,7
139,0
701,0
707,8
725,4
739,5
755,9
778,0
778,2
772,1
156,1
153,6
156,3
163,7
170,2
170,4
168,9
169,5
267,6
266,1
272,3
272,5
291,3
307,1
304,2
296,4
152,5
152,5
153,4
157,6
128,7
124,3
124,0
123,8
940,7
945,3
948,9
953,0
976,8
990,0
997,7 1000,4
2747,3 2780,5 2821,0 2857,1 2896,8 2958,3 2988,0 2984,0
541,5
518,3
517,9
534,1
537,5
542,5
536,7
543,0
467,4
471,4
479,8
484,8
500,3
513,8
520,7
526,7
594,7
604,8
619,4
627,5
635,4
651,3
651,2
648,6
3511,7 3520,4 3525,4 3601,1 3651,6 3728,7 3677,6 3741,5
11,4
11,3
10,4
11,2
10,9
13,8
10,5
11,8
759,6
764,3
756,9
792,1
830,6
856,6
747,2
783,4
1185,4 1183,8 1166,1 1175,8 1166,7 1177,6 1214,1 1203,7
1566,7 1572,3 1602,3 1633,2 1654,3 1694,5 1716,3 1754,4
2923,3 2943,5 2964,4 3036,8 3048,8 3135,3 3093,4 3154,0
588,4
576,9
561,0
564,4
602,9
593,3
584,2
587,5
KREDIT DISALURKAN
Kenaikan (%, y-o-y)
Investasi
Modal Kerja
Konsumsi
LAPANGAN USAHA
Pertanian
Pertambangan
Industri
Listrik, Gas, Air Brsh
Bangunan
Perdagangan
Pengangkutan Kom
Keuangan, RE, Js Ush
Jasa-Jasa
BUKAN LAP USAHA
Rupiah
Valas
Properti
KUKM
DANA DIHIMPUN
Kenaikan (%, y-o-y)
Giro
Tabungan
Simp Berjangka
Rupiah
Valas
MEMORANDUM
Kredit Riil (% perub)
12,8
12,3
NPL (%)
1,9
2,0
LDR (%)
90,5
90,5
CAR (%)
19,9
19,9
Sumber: Diolah dari Bank Indonesia dan OJK
11,9
2,0
91,2
19,8
11,5
2,0
90,8
19,3
10,3
2,1
90,3
19,5
10,2
2,1
90,3
19,5
10,7
2,2
92,2
19,4
9,7
2,2
90,6
19,7
Sep
3590,3
12,6
863,5
1714,6
1012,2
2578,1
209,7
131,2
624,5
87,5
144,4
780,1
172,5
302,1
126,1
1012,2
3024,2
566,1
537,1
655,6
3872,8
12,4
857,3
1216,7
1798,7
3256,8
615,9
Okt
3587,7
12,4
860,6
1704,9
1022,2
2565,5
210,6
123,2
626,9
76,1
149,9
783,6
167,8
303,1
124,3
1022,2
3032,7
555,1
546,3
654,5
3886,8
13,4
859,4
1212,3
1815,1
3273,5
613,3
Nov
3626,2
11,8
872,8
1720,2
1033,2
2593,0
215,4
126,4
633,2
78,2
150,4
793,4
166,0
302,5
127,5
1033,2
3063,9
562,3
551,2
660,9
3930,1
13,4
873,0
1228,5
1828,5
3308,6
621,5
8,1
2,2
88,9
19,5
7,5
2,3
88,5
19,6
5,5
2,3
88,7
19,8
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir Desember
2014 mencapai 5.227 atau meningkat 22,3 persen dibandingkan akhir tahun
sebelumnya. Kinerja bursa saham Indonesia tidak lepas dari perkembangan saham global
yang meningkat dengan kebijakan moneter global yang sangat longgar selama ini.
PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Penerimaan ekspor dalam 11 bulan pertama tahun 2014 mencapai USD 161,7 miliar,
turun 2,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Penurunan disebabkan
oleh berkurangnya penerimaan ekspor migas dan ekspor non-migas masing-masing
sebesar 4,3 persen dan 2,0 persen.
Berkurangnya ekspor migas disebabkan oleh turunnya harga ekspor minyak mentah
Indonesia dan berkurangnya volume ekspor. Dalam 11 bulan pertama tahun 2014,
rata-rata ICP mencapai USD 99,7 per barel, turun 5,7 persen (y-o-y) dan volume
I-14
ekspor berkurang 3,8 persen (y-o-y). Sementara itu penurunan ekspor non-migas
terutama disebabkan oleh berkurangnya ekspor hasil pertambangan yang turun 25,6
persen; sedangkan ekspor hasil pertanian dan industri tumbuh masing-masing 0,4
persen dan 4,4 persen (y-o-y).
Cina, Amerika Serikat, Jepang, dan India merupakan negara tujuan utama ekspor
non-migas. Dalam 11 bulan pertama tahun 2014, ekspor non-migas ke Cina,
Jepang, dan India turun masing-masing 20,1 persen, 9,4 persen, dan 5,4 persen (yo-y); adapun ekspor ke AS naik 4,3 persen (y-o-y) dengan menguatnya pemulihan
ekonomi AS.
Pengeluaran impor dalam 11 bulan pertama tahun 2014 mencapai USD 163,7 miliar,
turun 4,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Penurunan disebabkan
oleh bekurangnya impor migas dan non-migas masing-masing sebesar 2,4 persen dan
5,0 persen (y-o-y)
Dari penggunaannya, dalam 11 bulan pertama tahun 2014 impor barang konsumsi,
bahan baku/penolong, dan modal turun berturut-turut 3,6 persen, 3,8 persen, dan
6,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (y-o-y)
Neraca perdagangan dalam 11 bulan pertama tahun 2014 mengalami defisit sebesar USD
2,1 miliar. Defisit terutama berasal dari neraca migas sebesar USD 12,1 miliar;
sedangkan neraca nonmigas mencatat surplus sebesar USD 10,0 miliar. Neraca
perdagangan dalam perkembangan bulanan dan tahunan dapat dilihat pada Tabel I.15
dan Tabel I.16 berikut ini.
NERACA PERDAGANGAN
Migas
Non Migas
EKSPOR TOTAL
Kenaikan (%, y-o-y)
Ekspor Migas
Kenaikan (%, y-o-y)
Ekspor Nonmigas
Kenaikan (%, y-o-y)
Ekspor Nonmigas
Pertanian
Kenaikan (%, y-o-y)
Pertambangan (nonmigas)
Kenaikan (%, y-o-y)
Industri
Kenaikan (%, y-o-y)
IMPOR TOTAL
Kenaikan (%, y-o-y)
Impor Migas
Kenaikan (%, y-o-y)
Impor Nonmigas
Kenaikan (%, y-o-y)
IMPOR GOL. BARANG
Barang Konsumsi
Kenaikan (%, y-o-y)
Bahan Baku
Kenaika
Halaman
DAFTAR ISI
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GRAFIK
iii
DAFTAR BOKS
iv
BAB
I-1
I-1
I-10
I-10
I-14
I-16
I-17
I-18
I-20
I-22
I-23
BAB
I
KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2014
A. EKONOMI DUNIA
B. EKONOMI INDONESIA
MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL
PERDAGANGAN LUAR NEGERI
NERACA PEMBAYARAN
INVESTASI
KEUANGAN NEGARA
PERTUMBUHAN EKONOMI
POSISI UTANG PEMERINTAH DAN UTANG LUAR NEGERI
PENGANGGURAN TERBUKA DAN KEMISKINAN
PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH DAN DISPARITAS
WILAYAH
DISTRIBUSI PENDAPATAN
INDIKATOR AKHIR TAHUN 2014
II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2015
A. EKONOMI DUNIA
B. TANTANGAN POKOK
C. LANGKAH YANG PERLU DITEMPUH
D. PROSPEK EKONOMI TAHUN 2015
PERTUMBUHAN EKONOMI
NERACA PEMBAYARAN
MONETER
E. DOWNSIDE RISK
i
I-24
I-26
I-27
II-1
II-1
II-6
II-7
II-14
II-14
II-16
II-17
II-19
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
I.1.
I.2.
I.3.
I.4.
I.5.
I-6.
I-7.
I.8.
I.9.
I-1
I-2
I-2
I-3
I-4
I-4
I-5
I-6
I.10.
I.11.
I.12.
I.13.
I.14.
I.15.
I.16.
I.17.
I.18.
I.19.
I.20.
I.21.
I.22.
I.23.
I.24.
I.25.
I.26.
I.27.
Produk Domestik Bruto Berbagai Negara, Tahun 2004 – 2014
Pengangguran di Kawasan Eropah, Januari – November 2014
Produk Domestik Bruto Jepang, Tahun 2009 – III/2014
Ekonomi Cina, Tahun 2009 – 2014
Indikator Bulanan Ekonomi Cina
Produk Domestik Bruto Amerika Serikat, Tahun 2009 – III/2014
Indikator Bulanan Ekonomi Amerika Serikat, Feb – Des 2014
Harga Komoditi Primer dan Harga Komoditi Ekspor Indonesia
Perkembangan Harga Minyak Mentah dan Kronologi
Proyeksi Harga Minyak Mentah
Nilai Tukar Mata Uang, Februari – Desember 2014
Cadangan Devisa, Februari – Desember 2014
Indeks Saham Global, Februari – Desember 2014
Perkembangan Inflasi, Maret – Desember 2014
Penyaluran Kredit dan Penghimpunan Dana Perbankan
Perdagangan Luar Negeri, Januari – November 2014
Perdagangan Luar Negeri, Tahun 2003 – 2014
Ringkasan Neraca Pembayaran, Tahun 2010 – III/2014
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, 2005 – 2015
Pertumbuhan Ekonomi, Tahun 2014 – III/2014
Sumbangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Tahun 2004 – III/2014
Utang Pemerintah dan Utang Luar Negeri, Tahun 2004 – 2014
Kondisi Ketenagakerjaan, November 2005 – Agustus 2014
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin, Tahun 2004 – 2014/9
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Tahun 2006 – III/2014
Gini Ratio Provinsi, Tahun 2007 – 2013
Indikator Daya Beli dan Konsumsi Masyarakat, Februari – Desember 2014
Indikator Investasi, Februari – Desember 2014
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
II.1.
II.2.
II.3.
II.4.
II.5.
II.6.
II.7.
Ekonomi Dunia, Tahun 2004 – 2015
Indeks Harga Nominal Komoditi (2010=100)
Produksi, Konsumsi, dan Inventori Minyak Mentah Dunia
Ease of Doing Busines, 2014
Jumlah Penduduk Miskin dan Tingkat Kemiskinan, 2010 – 2014
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto, Tahun 2010 – 2015
Neraca Pembayaran, Tahun 2010 – 2015
II-1
II-3
II-4
II-11
II-14
II-15
II-16
ii
I-8
I-9
I-10
I-10
I-12
I-14
I-15
I-16
I-17
I-19
I-21
I-21
I-23
I-24
I-24
I-25
I-27
I-27
I-28
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
I.1.
I.2.
I.3.
I.4.
I.5.
I.6.
I.7.
I.8.
I.9.
I.10.
I.11.
I.12.
I.13.
I.14.
I.15.
I.16.
I.17.
Pengangguran Amerika Serikat, Januari 2013 – Desember 2014
Indeks Harga Energi dan Non-Energi, Triwulan I/2004 – IV/2014
Proses Pemisahan Kerogen pada Shale Oil
Cadangan Minyak Mentah Dunia
Nilai Tukar Rupiah Bulanan, Juli 2012 – Desember 2014
Nilai Tukar Rupiah Harian, 2 Januari 2014 – 20 Januari 2015
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah, 2 Januari 2014 – 20 Januari 2015
Suku Bunga dan Inflasi, Januari 2013 – Januari 2015
Kredit Perbankan, Januari 2013 – November 2014
Rasio Investasi terhadap PDB, Triwulan I/2009 – III/2014
Rasio Investasi terhadap PDB, Tahun 2000 -2013
Realisasi Total Investasi (BKPM), Triwulan III/2011 – IV/2014
Realisasi Total Investasi (BKPM), Tahun 2008 – 2014
Gini Rasio, Tahun 2002 – 2013
Distribusi Pendapatan, Tahun 2002 – 2013
Distribusi Pendapatan, Maret 2004
Distribusi Pendapatan, Maret 2013
I-5
I-6
I-7
I-8
I-11
I-11
I-11
I-13
I-13
I-18
I-18
I-18
I-18
I-26
I-26
I-26
I-26
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
Grafik
II.1.
II.2.
II.3.
II.4.
II.5.
West Texas Intermediate (WTI) Crude Oil Price
World Liquid Fuels Production & Consumption Balance
Kredit Riil Perbankan dan PDB, Tahun 2000 – 2013
Kredit Modal Kerja Riil dan PMTB, Triwulan I/2007 – III/2014
Perbandingan Pertumbuhan PDB Tahun Dasar 2000 dan 2010
II-4
II-4
II-12
II-12
II-16
iii
DAFTAR BOKS
Halaman
Boks
Boks
I.1.
I.2.
Penurunan Harga Minyak Mentah Dunia
Commodity Boom dan Ekonomi Indonesia
I-6
I-22
Boks
Boks
Boks
Boks
Boks
Boks
II.1.
II.2.
II.3.
II.4.
II.5.
II.6.
Quantitative Easing
Suku Bunga Dalam Negeri Terlalu Tinggi ?
Kebijakan Subsidi Tetap Bahan Bakar Minyak (BBM)
Credit Channel dan Pertumbuhan Ekonomi
Perubahan Tahun Dasar PDB
Keseimbangan Baru Rupiah
II-5
II-8
II-9
II-12
II-15
II-17
iv
BAB I
KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2014
A. EKONOMI DUNIA
Kondisi ekonomi global tahun 2004 dihadapkan pada pertumbuhan ekonomi dunia yang
masih melambat serta resiko dari rencana normalisasi kebijakan moneter AS yang
meningkat.
Kecuali Amerika Serikat, hampir semua perekonomian baik kelompok negara maju
maupun kelompok negara berkembang melambat. Pertumbuhan ekonomi berbagai
negara tahun 2004 – triwulan IV/2014 dapat dilihat pada Tabel I.1 berikut ini.
Tabel I.1
PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN 2004 - IV/2014
(% perubahan, y-o-y)
Negara
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2013
Tw 4
Amerika Serikat
3,8
3,3
2,7
1,8 -0,3
-2,8
2,5
1,6
2,3
2,2
2,4
3,1
Kanada
3,1
3,2
2,6
2,0
1,2 -2,7
3,4
2,5
1,7
2,0
2,7
Jepang
2,4
1,3
1,7
2,1 -1,0
-5,5
4,7 -0,5
1,4
1,5
2,3
Inggris
3,2
3,2
2,8
3,4 -0,8
-5,2
1,7
1,1
0,3
1,8
2,7
Jerman
0,7
0,8
3,9
3,4
0,8 -5,1
3,9
3,4
0,9
0,5
1,1
Perancis
2,5
1,8
2,5
2,3 -0,1
-3,1
1,7
2,0
0,0
0,3
0,8
Belanda
2,2
2,0
3,4
3,9
1,8 -3,7
1,5
0,9 -1,2
-0,8
1,0
Itali
1,7
0,9
2,2
1,7 -1,2
-5,5
1,7
0,5 -2,4
-1,9
-1,2
Spanyol
3,3
3,6
4,1
3,5
0,9 -3,8
-0,2
0,1 -1,6
-1,2
0,1
Polandia
5,3
3,6
6,2
6,8
5,1
1,6
3,9
4,5
1,9
1,6
2,7
Portugal
1,6
0,8
1,4
2,4 -0,0
-2,9
1,9 -1,3
-3,2
-1,4
1,6
Yunani
4,4
2,3
5,5
3,5 -0,2
-3,1
-4,9
-7,1
-7,0
-3,9
-2,9
Hongaria
4,8
4,0
3,9
0,1
0,9 -6,8
1,1
1,6 -1,7
1,1
3,5
Romania
8,5
4,2
7,9
6,3
7,3 -6,6
-1,1
2,2
0,7
3,5
4,7
Siprus
4,2
3,9
4,1
5,1
3,6 -1,9
1,1
0,5 -2,4
-5,3
-4,7
Zona Eropa
2,2
1,7
3,3
3,0
0,4 -4,5
2,0
1,6 -0,7
-0,5
0,4
Australia
3,8
2,8
2,8
4,0
2,1
1,3
2,6
2,6
3,6
2,4
2,8
Cina
10,1 11,3 12,7 14,2
9,6
9,2 10,4
9,3
7,8
7,7
7,4
7,7
India
7,7
9,1
9,0
9,5
8,2
6,6
9,7
6,3
4,7
4,7
4,6
Korea Selatan
4,6
4,0
5,2
5,1
2,3
0,3
6,3
3,7
2,3
3,0
3,3
3,7
Taiwan
6,2
4,7
5,4
6,0
0,7 -1,8 10,8
4,2
1,5
2,1
2,9
Singapura
9,2
7,4
8,9
9,0
1,9 -0,6 15,1
6,0
1,9
3,9
2,4
3,9
Hong Kong
8,7
7,4
7,0
6,5
2,1 -2,5
6,8
4,8
1,5
2,9
2,9
Indonesia
5,0
5,7
5,5
6,3
6,0
4,6
6,2
6,5
6,3
5,8
5,7
Malaysia
6,8
5,3
5,8
6,2
4,8 -1,6
7,2
5,1
5,6
4,7
5,1
Thailand
6,3
4,6
5,1
5,0
2,5 -2,3
7,8
0,1
6,5
2,9
0,6
Filipina
6,7
4,8
5,2
6,6
4,2
1,1
7,6
3,6
6,8
7,2
6,3
Rusia
7,2
6,4
8,2
8,5
5,2 -7,8
4,5
4,3
3,4
1,3
2,0
Turki
9,4
8,4
6,9
4,7
0,7 -4,8
9,2
8,8
2,1
4,0
4,5
Brasil
5,7
3,2
4,0
6,1
5,2 -0,3
7,5
2,7
0,9
2,3
1,9
Meksiko
4,3
3,0
5,0
3,1
1,4 -4,7
5,1
4,0
3,9
1,1
0,7
Afrika Selatan
4,6
5,3
5,6
5,5
3,6 -1,5
3,1
3,6
2,5
1,9
2,9
Sumber: Badan Statistik Negara Bersangkutan
Tw 1
1,9
2,2
2,5
2,9
2,3
0,8
0,0
-0,3
0,7
3,5
1,0
-0,3
3,5
3,9
-3,6
1,0
3,5
7,4
4,6
3,9
3,2
4,7
2,6
5,2
6,2
-0,5
5,7
0,9
4,8
1,9
1,9
1,9
2014
Tw 2 Tw 3
2,6
2,7
2,5
2,6
-0,3
-1,3
3,2
3,0
1,4
1,2
0,0
0,4
1,1
1,1
-0,3
-0,4
1,3
1,6
3,4
3,4
0,9
1,0
0,4
1,4
3,6
3,1
2,2
3,3
-2,2
-2,0
0,8
0,8
3,1
2,7
7,5
7,3
5,7
5,3
3,5
3,2
3,7
3,8
2,3
2,8
1,8
2,7
5,1
5,0
6,5
5,6
0,4
0,6
6,4
5,3
0,8
0,7
2,2
1,7
-0,9
-0,3
1,6
2,2
1,3
1,4
Tw 4
2,5
7,3
2,7
1,5
Pemulihan ekonomi Kawasan Eropah (Euro Area) lambat. Pada triwulan I, II, dan
III/2014, Kawasan Eropah tumbuh berturut-turut 1,0 persen, 0,8 persen, dan 0,8 persen
(y-o-y), lebih baik dari tahun 2012 dan 2013 (tumbuh negatif).
Perekonomian Jerman terhindar dari resesi pada triwulan III/2014. Beberapa negara
Kawasan Eropah lainnya, termasuk Yunani, juga mengalami perbaikan ekonomi.
Dalam keseluruhan tahun 2014, ekonomi Kawasan Eropah diperkirakan hanya
tumbuh 0,8 persen (Poll of Forecaster, the Economist, Januari 2015).
I-1
Pengangguran di Kawasan Eropah masih tetap besar dan merupakan tantangan besar
bagi peekonomian Kawasan Eropa. Pengangguran hanya turun dari 19,2 juta orang
(12,0 persen) pada bulan Juni 2013 menjadi 18,4 juta orang (11,5 persen) pada
bulan November 2014. Pengangguran di Yunani dan Spanyol masih tetap tinggi
yaitu 25,7 persen dan 23,1 persen pada bulan September 2014 dan November 2014.
Tingkat pengangguran di Kawasan Eropah dan beberapa negara di kawasan tersebut
dapat dilihat pada Tabel I.2 berikut ini.
Kawasan Eropa (18)
Persentase
Jerman
Perancis
Inggris
Itali
Spanyol
Portugal
Yunani
Irlandia
Sumber: Eurostat
Jan
18755
11,8
5,1
10,1
6,9
12,6
25,4
15,1
27,2
12,1
Feb
18686
11,8
5,1
10,1
6,7
12,7
25,2
15,1
27,2
12,1
Tabel I.2
PENGANGGURAN DI KAWASAN EROPAH
Januari 2014 - November 2014
2014
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
18604 18501 18478 18397 18438
11,7
11,6
11,6
11,6
11,6
5,0
5,0
5,0
5,0
5,0
10,1
10,1
10,2
10,4
10,5
6,6
6,4
6,3
6,2
6,0
12,6
12,6
12,6
12,5
12,8
25,1
24,8
24,7
24,5
24,3
14,9
14,6
14,3
14,2
13,9
27,1
27,1
26,8
26,6
26,1
11,9
11,8
11,7
11,5
11,3
Agt
18275
11,5
5,0
10,4
5,9
12,7
24,2
13,5
26,0
11,2
Sep
18297
11,5
5,0
10,3
5,9
12,9
24,1
13,3
25,7
11,1
Okt
18360
11,5
5,0
10,2
:
13,3
24,0
13,6
:
10,9
Nov
18394
11,5
5,0
10,3
:
13,4
23,9
13,9
:
10,7
Perekonomian Jepang mengalami resesi yang dalam [pertumbuhan ekonomi (q-t-q) negatif
selama dua triwulan berturut-turut]. Pada triwulan II dan III/2014, ekonomi Jepang
turun 6,7 persen dan 1,9 persen (q-t-q at annual rate). Dibandingkan triwulan yang
sama tahun sebelumnya, ekonomi Jepang turun 0,3 persen dan 1,3 persen (y-o-y).
Kebijakan pemerintah Jepang yang diarahkan untuk mengatasi stagnasi dengan
mendorong pengeluaran pemerintah dan sekaligus melemahkan nilai tukar Yen pada
awalnya mampu mendorong optimisme terhadap perbaikan ekonomi Jepang.
Deflasi mulai berbalik sejak pertengahan tahun 2013.
Peningkatan pajak penjualan dari 5 persen menjadi 8 persen pada bulan April 2014,
yang ditujukan untuk mengurangi beban utang yang besar, memukul kembali
konsumsi dan investasi Jepang; sementara sisi eksternal masih terjaga dengan baik.
Ekonomi Jepang pada tahun 2014 diperkirakan hanya tumbuh 0,3 persen (Poll of
Forecaster, the Economist, Januari 2015). Perkembangan PDB Jepang tahun 2009 –
triwulan III/2014 dapat dilihat pada Tabel I.3 berikut ini.
Tabel I.3.
PRODUK DOMESTIK BRUTO JEPANG TAHUN 2009 - TRIWULAN III/2014
Persen Perubahan Terhadap Periode Sebelumnya (y-o-y)
2011
2012
GDP (expenditure approach)
-5,5
4,7
-0,5
Private Consumption
-0,7
2,8
0,3
Consumption of Households
-0,8
2,7
0,1
Excluding Imputed Rent
-1,2
3,0
-0,1
Private Residential Investment
-16,6
-4,5
5,1
Private Non-Residential Investment
-14,3
0,3
4,1
Government Consumption
2,3
1,9
1,2
Public Investment
7,0
0,7
-8,2
Exports
-24,2 24,4
-0,4
Imports
-15,7 11,1
5,9
GDP Growth (q-t-q, seasonally adjusted at annual rate)
GDP Growth (q-t-q, seasonally adjusted)
Sumber: Cabinet Office, Government of Japan; 2nd Preliminary
2009
2010
1,4
2,0
1,9
2,0
2,9
3,7
1,7
2,8
-0,1
5,3
I-2
2013 2013:1 2013:2 2013:3 2013:4 2014:1 2014:2 2014:3
1,5
1,9
1,9
2,0
8,9
-1,6
2,2
11,4
1,6
3,4
0,5
1,8
1,6
1,7
9,7
-1,8
1,5
-0,9
-3,4
0,0
6,0
1,5
1,4
1,9
1,8
1,9
6,6
-0,2
2,6
3,6
-0,1
0,5
3,0
0,7
2,2
2,3
2,4
2,6
8,2
1,2
2,0
14,0
3,1
2,9
1,6
0,4
2,3
2,3
2,4
2,6
10,1
3,0
1,5
16,1
6,8
8,9
-1,5
-0,4
2,5
3,3
3,4
3,8
11,8
10,8
0,2
6,5
9,2
14,7
5,8
1,4
-0,3
-2,8
-2,9
-3,8
-2,0
2,7
0,0
4,3
5,4
5,9
-6,7
-1,7
-1,3
-2,8
-3,0
-3,8
-12,4
1,6
0,4
1,9
7,3
4,9
-1,9
-0,5
Ekonomi Cina melambat. Pada triwulan IV/2014, pertumbuhan ekonomi Cina
melambat menjadi 7,3 persen (y-o-y). Dalam keseluruhan tahun 2014, ekonomi Cina
tumbuh 7,4 persen, lebih rendah dari tahun 2013 (7,7 persen) dan target pemerintah
Cina (7,5 persen). Perkembangan ekonomi Cina tahun 2009 – 2014 dapat dilihat pada
Tabel I.4 berikut ini.
Tabel I.4
EKONOMI CINA
Tahun 2009 - Triwulan IV/2014
2009
2010
2011
2012
2013
2014 2013:3 2013:4 2014:1 2014:2 2014:3 2014:4
PERTUMBUHAN PDB (%, y-o-y)
9,2 10,4
9,3
7,8
7,7
7,4
7,8
7,7
7,4
(% perubahan q-t-q)
2,3
1,8
1,6
Sektor (%, y-t-d)
Primer
4,3
4,5
4,0
4,1
3,5
4,0
3,5
Sekunder
10,3
8,1
7,8
7,3
7,8
7,8
7,3
Tersier
9,4
8,1
8,3
8,1
8,4
8,3
7,8
INFLASI
4,6
4,1
2,5
2,5
1,5
3,1
2,5
2,4
SUKU BUNGA ACUAN (%)
5,81 6,56 6,00 6,00 5,60 6,00 6,00 6,00
UANG KUASI, M2, (% perub, y-o-y)
18,9 17,3 14,4 13,6 12,2 14,2 13,6 12,0
PERDAGANGAN LUAR NEGERI CINA (USD Miliar)
Ekspor
1578 1899 2051 2213 2346
563
596
492
Impor
1394 1741 1818 1948 1960
501
505
472
NERACA PEMBAYARAN (USD Miliar)
Current Account Balance
243
238
136
215
183
40
44
7
Good Balance
250
254
244
322
360
87
116
40
Service Balance
-29
-31
-62
-90 -125
-43
-27
-33
Income Balance
-9
-26
-70
-20
-44
-3
-41
3
Transfer Balance
32
41
25
3
-9
-1
-4
-4
Cap and Fin Account Balance
198
287
265
-32
326
81
127
94
Capital Account Balance
4
5
5
4
3
0
0
0
Financial Account Balance
195
282
260
-36
323
80
127
94
Direct Investment Balance
87
186
232
176
185
34
73
54
Abroad Balance
-44
-58
-48
-65
-73
-16
-20
-12
In China Balance
131
244
280
241
258
50
94
66
Portfolio Investment Balance
27
24
20
48
61
10
26
22
Other Investment Balance
80
72
9 -260
78
36
27
18
CADANGAN DEVISA (USD Miliar)
2399 2847 3181 3312 3821 3843 3663 3821 3948
INVESTMENT (% perub, yoy)
Fixed Investment
25,0 20,6 20,4 16,8 20,2 19,9 17,8
Real Estate
32,8 18,7 20,6 14,5 20,6 19,5 18,1
PURCHASING MANAGER INDEX (Rata2 Bulanan)
Manufaktur
51,4 50,8 50,8 50,7 50,9 51,3 50,3
Non Manufaktur
55,5 56,0 54,9 54,4 54,5 55,6 54,3
CONFIDENCE
Ritel (% perubahan, yoy)
17,2 14,3 13,1 12,0 13,3 13,5 12,0
Business (Index)
69,6 62,8 58,5 55,0 56,3 58,1 55,3
NILAI TAMBAH INDUSTRI (% perubahan, yoy)
13,7 10,1
9,7
8,3 10,1 10,0
8,7
Sumber: Diolah dari Badan Statistik Cina, Bea Cukai Cina, Dept. Perdagangan Cina, SAFE Cina, Bank Sentral Cina
7,5
1,9
7,3
1,9
7,3
1,5
3,9
7,4
8,0
2,3
6,00
14,7
4,2
7,4
7,9
1,6
6,00
11,6
4,1
7,3
8,1
1,5
5,60
12,2
571
485
636
506
647
496
73
109
-30
2
-8
-16
-1
-16
39
-19
58
15
-69
3993
72
153
-62
-11
-8
-9
0
-9
45
-25
69
24
-77
3888
3843
17,3
15,1
16,5
13,1
15,8
11,6
50,7
55,1
51,3
54,2
50,4
53,9
12,3
55,4
8,9
11,9
54,9
8,0
11,7
54,5
7,6
Hampir semua sisi penting perekonomian Cina melambat antara lain investasi,
konsumsi masyarakat, sektor industri, serta ekspor dan impor. Pertumbuhan M2
(Quasi Money) kurang dari 13 persen, di bawah peningkatan M2 periode
pertumbuhan ekonomi tinggi (di atas 17 persen). Perlambatan yang berlanjut ini
membentuk ekspektasi jangka menengah dan panjang akan berkurangnya dorongan
pertumbuhan ekonomi Cina. Perkembangan indikator bulanan Cina dapat dilihat
pada Tabel I.5 berikut.
Perekonomian negara industri baru Asia melambat. Pada tahun 2014 ekonomi Singapura
tumbuh 2,4 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya. Ekonomi Korea Selatan dalam
kecenderungan melambat. Demikian pula ekonomi Hong Kong diperkirakan tumbuh
lebih rendah dari tahun sebelumnya. Ekonomi Taiwan diperkirakan sedikit lebih baik
(lihat Tabel I.1).
I-3
Tabel I.5
INDIKATOR BULANAN EKONOMI CINA
Februari 2014 - Desember 2014
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Kurs (Yuan/USD)
6,143
6,217
6,260
6,248
6,206
6,174
6,144
6,139
6,113
6,145
Inflasi (%, y-o-y)
2,0
2,4
1,8
2,5
2,3
2,3
2,0
1,6
1,6
1,4
Cadangan Devisa (USD Mil)
3914
3948
3979
3984
3993
3966
3969
3888
3853
3847
PMI Manufaktur (Indeks)
50,2
50,3
50,4
50,8
51,0
51,7
51,1
51,1
50,8
50,3
PMI Non-Man (Indeks)
55,0
54,5
54,8
55,5
55,0
54,2
54,4
54,0
53,8
53,9
M2 (%perub, yoy)
13,3
12,0
13,2
13,4
14,7
13,5
12,8
11,6
12,1
12,0
Inv Fixed Assets (% perub)
17,9
17,6
17,3
17,2
17,3
17,0
16,5
16,1
15,9
15,8
Inv Real Estate (% perub)
19,3
16,8
16,4
14,7
14,1
13,7
13,2
12,5
12,4
11,9
Ritel Sales (% perub)
11,8
12,2
11,9
12,5
12,4
12,2
11,9
11,6
11,5
11,7
Indeks Produksi (% perub)
8,6
8,8
8,7
8,8
9,2
9,0
6,9
8,0
7,7
7,2
Penjualan Industri (% perub)
9,4
10,1
10,0
9,8
11,4
11,7
10,0
7,9
6,7
5,3
Profit Industri (% perub)
8,0
8,0
8,4
8,1
8,6
8,8
8,3
7,9
7,7
7,2
Ekspor (USD Miliar)
114
170
189
195
187
213
209
214
207
212
Impor (USD Miliar)
136
162
170
159
156
166
158
183
162
157
Neraca Perdagangan (USD Mil) -22,1
8,0
18,7
35,9
31,6
47,3
51,0
31,7
45,4
54,7
Sumber: Statistics China, Bank Sentral Cina, Bea dan Cukai Cina, Bloomberg. Februari mewakili bulan Januari dan Februari
Des
6,202
1,5
3843
50,1
54,1
12,2
15,7
10,5
11,9
7,9
3,3
7,0
228
177
50,8
Pemulihan ekonomi Amerika Serikat lebih kuat dari yang diperkirakan. Pada triwulan II
dan III/2014, ekonomi AS tumbuh 4,6 persen dan 5,0 persen (q-t-q at annual rate).
Pada triwulan terakhir 2014, ekonomi AS masih menunjukkan pemulihan ekonomi
yang kuat. Keyakinan konsumen, penjualan ritel, sektor konstruksi, dan produksi
manufaktur menunjukkan kenaikan yang relatif tinggi.
Pada triwulan IV/2014, ekonomi AS tumbuh 2,4 persen (q-t-q at annual rate).
Dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, ekonomi AS dalam triwulan
II, III, dan IV/2014 tumbuh 2,6 persen, 2,7 persen, dan 2,5 persen (y-o-y). Dalam
keseluruhan tahun 2014, ekonomi AS tumbuh 2,4 persen. Konsumsi masyarakat,
investasi swasta, ekspor dan impor tumbuh cukup kuat. Investasi sektor perumahan
sudah pulih sejak tahun 2012. Perkembangan PDB Amerika Serikat tahun 2009 –
2014 dapat dilihat pada Tabel I.6 berikut ini.
Tabel I.6
PRODUK DOMESTIK BRUTO AMERIKA SERIKAT
Persen Perubahan Terhadap Periode Sebelumnya (y-o-y)
2009
2010
2011
2012
2013
2014 2013:3 2013:4 2014:1 2014:2 2014:3 2014:4
Gross Domestic Product (GDP)
-2,8
2,5
1,6
2,3
2,2
2,4
2,3
3,1
1,9
2,6
2,7
Personal consumption expenditures
-1,6
1,9
2,3
1,8
2,4
2,5
2,3
2,8
2,2
2,4
2,7
Goods
-3,0
3,4
3,1
2,8
3,4
3,5
3,4
3,6
2,4
3,5
3,8
Durable goods
-5,5
6,1
6,1
7,3
6,7
7,0
6,7
5,9
4,6
6,9
8,0
Nondurable goods
-1,8
2,2
1,8
0,7
1,9
1,8
1,9
2,5
1,3
1,9
1,8
Services
-0,9
1,2
1,8
1,3
1,9
2,0
1,8
2,4
2,1
1,8
2,1
Gross private domestic investment
-21,6 12,9
5,2
9,2
4,9
6,0
6,2
8,7
4,8
7,7
5,4
Fixed investment
-16,7
1,5
6,3
8,3
4,7
5,2
5,2
5,1
4,5
5,6
5,9
Nonresidential
-15,6
2,5
7,7
7,2
3,0
6,1
3,0
4,7
4,7
6,8
7,6
Structures
-18,9 -16,4
2,3 13,1
-0,5
8,0
-0,4
4,4
8,5
9,8
8,2
Equipment and software
-22,9 15,9 13,6
6,8
4,6
6,3
4,8
6,2
4,7
7,1
8,7
Intellectual property products...
-1,4
1,9
3,6
3,9
3,4
4,6
3,0
2,7
2,2
4,1
5,6
Residential
-21,2
-2,5
0,5 13,5 11,9
1,6 14,5
6,9
3,5
1,2
-0,7
Net exports of goods and services
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
.....
Exports
-8,8 11,9
6,9
3,3
3,0
3,1
3,0
5,1
2,8
3,9
3,8
Goods
-12,1 14,4
6,5
3,7
2,8
4,0
2,4
6,6
3,4
4,9
5,3
Services
-1,1
6,8
7,6
2,4
3,6
1,1
4,3
1,8
1,3
1,8
0,4
Imports
-13,7 12,7
5,5
2,3
1,1
3,9
1,2
2,5
3,1
3,8
3,4
Goods
-15,8 14,9
5,8
2,1
0,9
4,0
1,0
2,5
3,0
3,9
3,5
Services
-3,8
3,8
4,0
3,4
2,2
3,2
2,5
2,6
3,9
3,2
2,8
Gov't consumption and gross inv
3,2
0,1
-3,0
-1,4
-2,0
-0,2
-2,4
-1,9
-1,1
-0,7
0,3
Federal
5,7
4,4
-2,7
-1,8
-5,7
-1,9
-7,0
-6,3
-3,9
-3,2
-0,6
National defense
5,4
3,2
-2,3
-3,3
-6,6
-2,2
-8,5
-6,1
-4,4
-3,7
-0,1
Nondefense
6,2
6,4
-3,4
1,0
-4,1
-1,5
-4,4
-6,6
-3,1
-2,6
-1,5
State and local
1,6
-2,7
-3,3
-1,2
0,5
0,9
0,8
1,2
0,8
0,9
0,9
GDP Growth (q-t-q, seasonally adjusted at annual rate)
4,5
3,5
-2,1
4,6
5,0
GDP Growth (q-t-q, seasonally adjusted)
1,1
0,9
-0,5
1,1
1,2
Sumber: Bureau of Economic Analysis, US Department of Commerce; First Estimate. Berdasarkan Revisi NIPA sejak tahun 1929
US CURRENT ACCOUNT
I-4
2,5
2,8
4,2
8,4
2,3
2,1
6,3
4,9
5,5
5,6
4,7
6,5
2,6
.....
2,0
2,5
1,0
5,3
5,7
3,1
0,8
0,2
-0,4
1,2
1,1
2,6
0,7
Pemulihan ekonomi AS yang kuat menurunkan tingkat pengangguran. Jumlah
pengangguran yang meningkat mencapai 15,1 juta orang (9,9 persen) pada tahun
2009 (karena krisis keuangan Lehman) dapat diturunkan menjadi 8,7 juta orang
(5,6 persen) pada bulan Desember 2014. Perkembangan beberapa indikator pokok
ekonomi AS terakhir dan pengangguran AS dapat dilihat pada Tabel I.7 dan Grafik
I.1
Tabel I.7
INDIKATOR BULANAN EKONOMI AMERIKA SERIKAT
Februari 2014 - Desember 2014
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Tingkat Pengangguran (%)
6,7
6,6
6,3
6,3
6,1
6,2
6,1
Non Farm Payroll (ribu)
222
203
304
229
267
243
203
Inflasi (%, y-o-y)
1,1
1,5
2,0
2,1
2,1
2,0
1,7
Fed Funds Rate (%)
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
T Bond 10 Years Yield (%)
2,66
2,73
2,67
2,48
2,53
2,58
2,35
Kurs (Euro/USD)
1,38
1,38
1,39
1,36
1,36
1,34
1,31
Housing Start (ribu)
928
950
1063
984
909
1098
963
Buliding Permit (ribu)
1011
1000
1059
1005
973
1057
1003
Retail Sales (% perub, y-o-y)
1,5
2,7
4,0
4,3
4,3
3,7
5,0
Reuter/Michigan Index
81,6
80,0
84,1
81,9
82,5
81,8
81,8
PMI (Indeks)
53,2
53,7
54,9
56,4
55,3
57,1
57,9
Balance Sheet the Feds (USD Miliar)
4203
4273
4332
4371
4418
4450
4462
Sumber: US BLS, US Dept. of Commerce, US ISM, Bloomberg, the Feds
PENGANGGURAN AMERIKA SERIKAT
Januari 2013 - Desember 2014
10900
7,0
10100
6,5
# (000 orang)
7,5
8500
6,0
Jan'13 Apr
Jul
Okt Jan'14 Apr
# Pengangguran
Jul
Okt
Nov
5,7
353
1,3
0,25
2,18
1,25
1043
1052
5,1
88,8
58,7
4538
Des
5,6
252
0,8
0,25
2,17
1,22
1089
1032
3,2
93,6
55,5
4555
8,0
11700
9300
Okt
5,8
261
1,7
0,25
2,35
1,25
1092
1092
4,1
86,9
59,0
4536
Persentase (%)
12500
Sep
5,9
271
1,7
0,25
2,52
1,26
1028
1031
4,3
84,6
56,6
4503
5,5
Persentase
Pertumbuhan ekonomi dunia yang lambat menurunkan harga komoditi. Pada bulan
Desember 2014, harga komoditi non-energi turun 7,5 persen (y-o-y). Dalam
keseluruhan tahun 2014, indeks harga komoditi non-energi turun 4,6 persen. Harga
komoditi turun sejak tahun 2012.
Pada tahun 2015, kelompok harga agricultural, fertilizer, serta metal dan mineral
masing-masing turun 3,4 persen, 11,6 persen, dan 6,6 persen. Dalam kelompok
agricultural, hanya harga kelompok beverages yang meningkat.
Harga ekspor komoditi andalan Indonesia turun. Harga karet, minyak sawit,
batubara, timah, dan tembaga berturut-turut turun 20,2 persen, 14,3 persen, 17,1
persen, 6,4 persen. Penurunan juga terjadi pada komoditi beras. Harga beras
Thailand (5 persen broken) tahun 2014 turun 16,4 persen. Perkembangan indeks
harga komoditi primer dan harga beberapa komoditi ekspor andalan Indonesia
tahun 2003 – 2014 dapat dilihat pada Tabel I.8 berikut ini.
Indeks harga komoditi non-energi tahun 2014 (97,0) belum merupakan tingkat
yang terendah. Pada tahun 2008 indeks harga komoditi non-energi sebesar 83,3
serta sebelum commodity boom (tahun 2004) sebesar 56,3. Siklus penurunan harga
I-5
komoditi masih dapat berlanjut apabila pertumbuhan ekonomi dunia tetap lambat.
Indeks harga komoditi energi dan non energi triwulan I/2004 – IV/2014 dapat
dilihat pada Grafik I.2 berikut ini.
Tabel I.8
INDEKS HARGA KOMODITI PRIMER DAN TINGKAT HARGA KOMODITI EKSPOR INDONESIA
Februari 2014 - Desember 2014
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
INDEKS HARGA KOMODITI PRIMER
ENERGY
130,6
127,9
128,4
129,0
131,5
126,9
121,2
116,6
106,2
Kenaikan (y-o-y)
-0,5
1,3
4,3
4,7
6,9
-0,9
-7,4
-11,4
-17,2
NON-ENERGY
99,7
99,8
99,9
99,8
98,3
98,3
97,6
94,3
93,3
Kenaikan (y-o-y)
-7,9
-4,6
-1,8
-2,4
-2,7
-1,3
-1,8
-4,4
-5,9
AGRICULTURAL
106,1
108,0
107,3
107,2
105,2
103,2
102,1
98,4
98,0
Beverages
94,6
103,2
106,1
105,1
103,1
104,3
106,9
104,9
106,8
Foods
113,0
113,7
112,2
112,5
109,8
106,5
105,6
101,3
100,7
Fats and Oils
123,1
119,4
117,1
117,4
114,0
106,9
103,2
96,9
96,0
Grains
110,3
114,5
113,1
112,9
106,7
101,0
99,1
92,9
92,9
Other Foods
102,0
105,6
104,8
105,7
107,2
111,1
114,7
114,6
113,9
Agricultural Raw Mat.
95,1
96,5
96,0
95,5
95,2
94,4
90,9
88,1
87,0
Timber
106,0
106,3
106,9
107,5
107,8
108,7
106,6
103,7
102,3
Other Raw Materials
83,2
85,9
84,1
82,4
81,3
78,8
73,8
71,0
70,1
FERTILIZERS
104,2
100,8
95,0
96,2
96,2
99,1
102,3
103,1
102,7
METAL AND MINERALS
86,2
83,0
85,5
84,8
84,4
88,2
88,0
85,1
82,6
Base Metals
86,9
84,4
87,1
88,5
89,2
93,4
93,7
91,7
88,9
PRECIOUS METAL
105,0
107,3
103,9
103,0
102,9
105,9
103,8
98,6
96,3
TINGKAT HARGA BEBERAPA KOMODITI EKSPOR INDONESIA
Coal, Australia (USD/MT)
76,3
73,3
72,8
73,7
71,5
68,8
68,9
65,9
63,7
LNG, Jpn (USD/MMBTU)
16,8
16,6
16,8
16,3
16,1
15,2
15,7
15,2
15,9
Palm Oil, Malaysia (USD/MT) 908,0
961,0
911,0
893,3
857,0
841,0
766,0
709,0
722,0
ICP (USD/barel)
106,1
106,9
106,4
106,2
109,0
103,1
99,5
95,0
83,7
Rubber, TSR 20 (USD/kg)
1,89
1,92
1,78
1,70
1,71
1,69
1,66
1,53
1,51
Copper (USD/MT)
7149
6650
6674
6891
6821
7113
7002
6872
6737
Nickel (USD/MT)
14204 15678 17374 19401 18629 19118 18600 18035 15812
Sumber: Bank Dunia, Ditjen Migas, ESDM
Nov
Des
96,3
-23,2
93,6
-4,7
98,3
101,4
103,0
99,6
98,0
112,1
85,2
99,3
69,8
101,9
82,9
90,4
92,1
78,4
-39,5
91,2
-7,5
96,7
99,0
101,2
96,2
99,6
109,2
84,5
98,1
69,6
101,8
78,8
86,3
94,0
62,6
14,3
731,0
75,4
1,54
6713
15807
62,2
13,7
685,0
59,6
1,48
6446
15962
116
112
102
Energy
136
88
88
64
74
40
2004:1
2006:1
2008:1
2010:1
Energy
2012:1
2014:1
Non-Energy
INDEKS HARGA: ENERGY DAN NON-ENERGY
(Tahun 2010 = 100)
130
160
60
Non-Energy
Harga minyak mentah dunia turun sejak bulan September 2014. Pada bulan Desember
2014 harga Brent turun menjadi USD 62,3 per barel dan ICP menjadi USD 59,6 per
barel. Penurunan harga minyak mentah dunia selain disebabkan oleh perubahan faktor
fundamental, yaitu meningkatnya produksi minyak mentah terutama di AS dan
melambatnya permintaan minyak mentah, juga disebabkan oleh ketidakpastian OPEC
untuk menstabilkan harga minyak mentah dunia (lihat Boks I,1).
I-6
Boks I.1
PENURUNAN HARGA MINYAK MENTAH DUNIA
Penurunan harga minyak mentah dunia dipengaruhi oleh perubahan fundamental pasar minyak
mentah dunia, yaitu meningkatnya produksi minyak mentah terutama di AS dan melambatnya
permintaan minyak mentah. Penurunan harga minyak mentah dunia juga didorong oleh
ketidakpastian OPEC untuk menjaga stabilitas harga minyak mentah dunia.
Peningkatan produksi minyak mentah AS didorong oleh shale oil yaitu minyak mentah yang
didapatkan dari memecahkan bebatuan yang kaya kandungan kerogen untuk menghasilkan
berbagai jenis minyak, dari minyak tanah hingga minyak kualitas tinggi seperti untuk jet.
Bebatuan yang mengandung kerogen tersebut terdapat di negara bagian western Colorado,
eastern Utah, dan southtern Wyoming. Proses pemisahan kerogen dapat dilihat pada Grafik I.3
berikut ini (sumber: Institute fot Energy Research).
Grafik I.3
PROSES PEMISAHAN KEROGEN
Revolusi energi AS yang dimulai sejak tahun 2009 telah meningkatkan produksi minyak mentah
AS. Dalam 5 tahun terakhir ini, total produksi minyak AS meningkat sebesar 5,8 juta barel per
hari. Meskipun AS masih tetap sebagai net importer, kebutuhan impor minyak mentahnya
menurun drastis, yaitu dari 10,9 juta barel/hari pada tahun 2008 menjadi hanya 4,2 juta
barel/hari pada tahun 2015 (diolah dari EIA, US Dept. of Energy).
AS diperkirakan mempunyai cadangan shale oil sekitar 1 triliun barel atau 3,8 kali lipat dari
cadangan terbukti minyak mentah Arab Saudi. Perbandingan cadangan shale oil AS dengan
cadangan terbukti minyak mentah Arab Saudi dan negara-negara penghasil minyak mentah
lainnya dapat dilihat pada Grafik I.4 berikut ini.
Dengan perlambatan ekonomi dunia terutama emerging economies yang banyak mengkonsumsi
energi, pasar minyak mentah dunia menjadi berlimpah. Harga minyak mentah dunia mulai
turun sejak September 2014. Pertemuan OPEC pada tanggal 27 November 2014 tidak
mengambil langkah untuk menjaga stabilitas harga minyak, tapi lebih mempertahankan pangsa
OPEC dalam pasar minyak mentah dunia yaitu sekitar 40 persen. Harga minyak mentah terus
menurun hingga di bawah USD 50 per barel pada bulan Januari 2015.
Sulit memperkirakan keseimbangan baru harga minyak mentah dunia dengan meningkatnya
peranan shale oil dalam pembentukan harga minyak mentah. Sampai awal Januari 2015,
ekpektasi penurunan harga minyak mentah masih berlanjut. Keseimbangan baru harga minyak
I-7
mentah dunia dalam jangka pendek dapat dilihat dari biaya produksi shale oil. Berbagai sumber
menyatakan harga produksi shale oil bervariasi dengan rata-rata sekitar USD 55 – 60 per barel.
Keputusan OPEC untuk tetap mempertahankan pangsa OPEC dalam pasar minyak mentah
dunia (sekitar 40 persen) dapat dipandang sebagai test case terhadap kelayakan produksi shale oil
(biaya produksi minyak mentah Arab Saudi diperkirakan antara USD 10 – 20 per barel). Meski
harga minyak mentah dunia yang rendah dapat mengurangi produksi shale oil, naiknya kembali
harga minyak mentah dunia akan mendorong lagi produksi shale oil. Menurut Rystad Energy,
belanja modal perusahaan-perusahaan minyak raksasa turun 7 persen dibandingkan tahun 2013.
Secara keseluruhan dalam satu atau dua tahun ini, keseimbangan baru harga minyak mentah
dunia diperkirakan cukup jauh di bawah harga tahun 2014.
Grafik I.4
CADANGAN MINYAK MENTAH DUNIA
Proyeksi terakhir Energy Information Administration (EIA), US Dept. of Energy,
Januari 2015 memperkirakan harga minyak mentah Brent dan West Texas Intermediate
(WTI) dalam keseluruhan tahun 2015 turun menjadi sebesar USD 57,6 per barel dan
USD 54,6 per barel. Dalam tahun 2016, harga Brent dan WTI diperkirakan meningkat
kembali menjadi masing-masing USD 75 dan USD 71 per barel. Perkembangan harga
minyak mentah dan kronologi proyeksi harga minyak mentah dunia oleh EIA, US Dept.
of Energy dapat dilihat pada Tabel I.9 berikut.
Realisasi Harga Minyak
Mentah (USD/barel)
Feb
WTI
100,7
Dubai
104,9
Brent
108,8
Rata2 (WTI, Dubai, Brent)
104,8
Minyak Mentah Indonesia
106,1
Sumber: Bank Dunia, Pertamina/ESDM
Proyeksi Bulan
Mar
Perkiraan Harga WTI (USD/barel)
Keseluruhan Thn 2014
95,3
Keseluruhan Thn 2015
89,8
Keseluruhan Thn 2016
Perkiraan Harga Brent (USD/barel)
Keseluruhan Thn 2014
104,9
Keseluruhan Thn 2015
100,9
Keseluruhan Thn 2016
Sumber: EIA, US Dept. of Energy
Tabel I.9
PERKEMBANGAN HARGA MINYAK MENTAH
2014
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
100,6
102,1
101,9
105,2
102,9
96,4
104,2
104,7
105,6
108,0
105,8
101,9
107,4
107,8
109,7
111,9
107,0
101,9
104,0
104,9
105,7
108,4
105,2
100,1
106,9
106,4
106,2
109,0
103,1
99,5
Sep
93,2
97,0
97,3
95,9
95,0
Okt
84,4
86,6
87,3
86,1
83,7
Nov
75,8
76,7
78,4
77,0
75,4
Des
59,3
60,5
62,3
60,7
59,6
KRONOLOGI PROYEKSI HARGA MINYAK MENTAH
2014
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
2015
Jan
Apr
95,6
89,8
96,6
90,9
96,9
90,9
101,0
95,2
100,5
96,1
98,3
94,7
97,7
94,6
95,0
77,8
93,8
62,8
93,3
54,6
71,0
104,9
100,9
106,3
101,9
107,8
101,9
109,6
104,9
108,1
105,0
106,0
103,0
104,4
101,7
101,0
83,4
99,5
68,1
99,0
57,6
75,0
I-8
Pemulihan ekonomi AS yang kuat mendorong diakhirinya kebijakan moneter nonconventional dan suku bunga rendah. Menjelang pergantian Gubernur Bank Sentral AS
awal tahun 2014, sinyal untuk mengakhiri pembelian surat utang oleh The Feds
disampaikan dengan jelas, mengacu pada tingkat pengangguran dan laju inflasi.
Pengurangan pembelian surat utang oleh The Feds yang berjumlah sebesar USD 85
miliar per bulan diakhiri pada bulan Oktober 2014. Meski dilakukan secara
bertahap dan terukur, pengakhiran kebijakan non-conventional AS ini sempat
memberi tekanan pada bursa saham, aliran modal, dan nilai tukar mata uang
berbagai negara, termasuk rupiah pada pertengahan tahun 2014.
Kinerja ekonomi AS yang membaik menimbulkan spekulasi dipercepatnya
normalisasi kebijakan suku bunga pada bulan Desember 2014 yang pada gilirannya
memberi tekanan kembali pada bursa saham, aliran modal, nilai tukar mata uang,
dan cadangan devisa di berbagai negara.
Nilai tukar dolar AS menguat terhadap mata uang berbagai negara. Kurs rupiah pada
akhir tahun 2014 dibandingkan akhir tahun 2012 melemah 28,6 persen, disusul
rupee India 15,1 persen, ringgit Malaysia 14,4 persen, dolar Singapura 8,2 persen.
Perkembangan nilai tukar mata uang beberapa negara dapat dilihat pada Tabel I.10
berikut ini.
Jepang (Y/USD)
UK (USD/GBP)
Uni Eropa (USD/Euro)
China (Yuan/USD)
India (Rupee/USD)
Korea (Won/USD)
Taiwan (NTD/USD)
Singapura (SGD/USD)
Hong Kong (HKD/USD)
Thailand (Bath/USD)
Malaysia (Ringgit/USD)
Filipina (Peso/USD)
Sumber: Bloomberg
Feb
101,9
1,67
1,38
6,14
61,9
1074
30,4
1,27
7,76
32,4
3,28
44,7
Tabel I.10
NILAI TUKAR MATA UANG (AKHIR PERIODE)
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
103,2
102,4
102,3
101,3
102,8
1,66
1,69
1,67
1,70
1,69
1,38
1,39
1,36
1,36
1,34
6,22
6,26
6,25
6,21
6,17
59,9
60,2
59,2
60,1
60,6
1065
1031
1023
1009
1028
30,5
30,1
30,0
29,9
30,0
1,26
1,25
1,29
1,25
1,25
7,76
7,75
7,75
7,75
7,75
32,4
32,4
32,7
32,4
32,2
3,26
3,27
3,23
3,21
3,20
44,8
44,6
43,8
43,6
43,5
Agt
104,1
1,66
1,31
6,14
60,5
1014
29,9
1,25
7,75
31,9
3,15
43,6
Sep
109,7
1,62
1,26
6,14
61,8
1055
30,4
1,28
7,77
32,4
3,28
45,0
Okt
112,3
1,60
1,25
6,11
61,4
1069
30,5
1,29
7,76
32,6
3,29
44,9
Nov
118,6
1,56
1,25
6,15
62,0
1108
31,0
1,30
7,45
32,9
3,38
44,9
Des
119,7
1,56
1,22
6,20
63,3
1091
31,6
1,32
7,76
32,9
3,50
44,7
Cadangan devisa di banyak negara berkurang antara lain oleh sentimen dari tapering
off quantitative easing dan rencana normalisasi kebijakan suku bunga AS serta
jatuhnya harga minyak mentah dunia terutama pada negara pengekspor minyak
mentah.
Dibandingkan akhir semester I/2014, jumlah cadangan devisa pada akhir tahun
2014 di Cina berkurang sebesar USD 150,2 miliar, Rusia sebesar USD 89,8 miliar,
Singapura sebesar USD 21,2 miliar, Malaysia sebesar USD 15,9 miliar, dan
Thailand sebesar USD 11,1 miliar. Perkembangan cadangan devisa terakhir di
berbagai negara dapat dilihat pada Tabel I.11 berikut ini.
I-9
Tabel I.11
CADANGAN DEVISA (USD MILIAR)
Februari 2014 - Desember 2014
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Jepang
1288,2 1279,3 1282,8 1283,9 1283,9 1276,0
Cina
3913,7 3948,1 3978,8 3983,9 3993,2 3966,3
Rusia
493,3
486,1
486,1
467,2
478,3
468,8
Brasil
377,2
377,2
378,4
379,2
380,5
379,4
India
294,4
303,7
309,9
312,4
316,4
320,0
Korea Selatan
351,8
354,3
355,8
360,9
366,5
368,0
Taiwan
418,0
419,2
421,5
421,7
423,5
423,7
Hong Kong
315,9
315,9
317,8
320,2
320,9
325,1
Singapura
274,0
272,9
275,2
276,1
278,0
273,7
Thailand
168,1
167,4
168,9
167,5
168,2
169,4
Indonesia
102,7
102,6
105,6
107,0
107,7
110,5
Malaysia
130,6
130,2
131,2
130,9
131,9
136,7
Filipina
80,3
79,8
79,6
80,0
80,7
81,0
Australia
46,4
57,4
57,7
60,7
59,2
58,5
Sumber: Bank Sentral/Otoritas Moneter Negara Terkait
Agt
1278,0
3968,8
465,2
379,4
318,6
367,5
423,1
331,3
273,3
167,5
111,2
132,0
80,8
56,1
Sep
1264,4
3887,7
454,2
375,7
311,4
364,4
420,7
325,8
266,1
161,6
111,2
127,3
80,4
53,3
Okt
1265,9
3852,9
428,6
376,0
315,9
363,7
421,5
325,4
264,4
160,6
112,0
127,1
79,3
47,2
Nov
1269,1
3847,4
420,5
375,6
316,3
363,1
421,5
327,9
260,6
158,5
111,1
125,7
79,0
52,4
Des
1260,5
3843,0
388,5
363,6
319,2
363,6
419,0
328,5
256,9
157,1
111,9
116,0
79,8
53,9
Bursa saham global dalam kecenderungan menguat dengan kebijakan suku bunga
rendah di negara industri maju. Fluktuasi indeks saham terjadi menjelang rencana
tapering off dan normalisasi kebijakan suku bunga AS disampaikan kepada publik.
Perkembangan indeks saham beberapa negara dapat dilihat pada Tabel I.12 berikut
ini.
New York (DJIA)
London (FTSE 100)
Tokyo (Nikkei)
Hong Kong (Hangseng)
Indonesia (BEI)
Singapura (STI)
Malaysia (KLSE)
Sumber: Bloomberg, BEI
Feb
16322
6810
14841
22837
4620
3111
1836
Mar
16458
6598
14828
22151
4768
3189
1849
Tabel I.12
INDEKS HARGA SAHAM GLOBAL
Februari 2014 - Desember 2014
Apr
Mei
Jun
Jul
16581 16717 16827 16563
6780
6845
6744
6730
14304 14632 15162 15621
22134 23082 23191 24757
4840
4894
4879
5089
3265
3296
3256
3374
1872
1873
1879
1871
Agt
17098
6820
15425
24742
5137
3327
1866
Sep
17043
6623
16174
22933
5138
3277
1846
Okt
17391
6546
16414
23998
5090
3274
1855
Nov
17828
6723
17460
23987
5150
3351
1821
Des
17823
6566
17451
23605
5227
3365
1769
B. EKONOMI INDONESIA
MONETER, PERBANKAN, DAN PASAR MODAL
Stabilitas ekonomi dalam tahun 2014 mengalami tekanan. Ketidakseimbangan eksternal
di dalam negeri terutama meningkatnya defisit neraca transaksi berjalan, pengurangan
stimulus moneter (tapering off quantitative easing) dan rencana normalisasi kebijakan
suku bunga AS menekan nilai tukar rupiah. Kenaikan harga BBM dan administered price
lainnya kembali meningkatkan inflasi.
Nilai tukar rupiah terus melemah sejak pertengahan tahun 2013 oleh rencana
pengurangan stimulus moneter AS dan melemahnya keseimbangan eksternal
Indonesia. Sejak pertengahan tahun 2013, rupiah menembus Rp 10.000,- per dolar
AS. Pada bulan Desember 2014, rata-rata kurs rupiah sebesar Rp 12.438 per dolar
AS, dan keseluruhan tahun 2014 sebesar Rp 11.877 per dolar AS, melemah 13,6
persen dari tahun sebelumnya. Perkembangan nilai tukar rupiah bulanan dan harian
serta pergerakannya dapat dilihat pada Grafik I.5, Grafik I.6, dan Grafik I.7 berikut
ini.
I-10
NILAI TUKAR RUPIAH (RATA2)
Juli 2011 - Desember 2014
8000
11200
11400
11600
11800
12000
12200
12400
12600
12800
13000
9000
Kurs (Rp/USD)
Rp/USD
10000
11000
12000
13000
NILAI TUKAR RUPIAH HARIAN
2 Januari 2014 - 20 Januari 2015
Jul
Jan'12
Jul
Jan'13
Jul
Jan'14
Jul
02-Jan-14 21-Feb-14 14-Apr-14 06-Jun-14
25-Jul-14 18-Sep-14 05-Nov-14 23-Dec-14
PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH HARIAN
2 Januari 2014 - 20 Januari 2015
2
1
% perub thd hari sebelumnya
0
-1
-2
-3
02-Jan-14
20-Feb-14 10-Apr-14 03-Jun-14
21-Jul-14
11-Sep-14 28-Oct-14 12-Dec-14
Inflasi terkendali sampai Oktober 2014 dan meningkat dalam dua bulan terakhir tahun
2014 oleh kenaikan harga BBM dan administered price di dalam negeri serta oleh
pelemahan rupiah. Kenaikan harga BBM di dalam negeri yang dilakukan pada sekitar
pertengahan November 2014 dimaksudkan untuk merealokasikan subsidi BBM yang
sangat besar pada kegiatan yang produktif terutama infrastruktur.
Dalam bulan November dan Desember 2014, inflasi meningkat menjadi 1,50 persen
dan 2,46 persen (m-t-m). Dalam keseluruhan tahun 2014, inflasi mencapai 8,4
persen (y-o-y). Dalam bulan Desember 2014, kelompok pengeluaran transportasi
dan komunikasi; bahan makanan; makanan jadi, minuman, dan tembakau; serta
perumahan menyumbang masing-masing 1,06 percentage point, 0,64 percentage
point, 0,31 percentage point; dan 0,35 percentage point.
Menurut komponen, inflasi bulan Desember 2014 terutama disumbang oleh
kenaikan harga yang diatur pemerintah (1,22 percentage point), kenaikan harga
yang bergejolak (0,64 percentage point), dan inflasi inti (0,60 percentage point).
Inflasi rata-rata setahun pada bulan Desember 2014 mencapai 6,6 persen. Ringkasan
perkembangan inflasi sampai Desember 2014 dapat dilihat pada Tabel I.13 berikut
ini.
I-11
Mar
MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN
BULANAN (M-T-M)
Umum
0,08
Bahan Makanan
-0,44
Mknan Jd, Min., Tembakau
0,43
Perumahan
0,16
Sandang
0,08
Kesehatan
0,41
Pendidikan, Rekreasi, OR
0,14
Transpor Komunikasi
0,24
TAHUN KALENDER (Y-T-D)
Umum
1,41
Bahan Makanan
2,68
Mknan Jd, Min., Tembakau
1,59
Perumahan
1,34
Sandang
1,20
Kesehatan
1,43
Pendidikan, Rekreasi, OR
0,60
Transpor Komunikasi
0,59
TAHUNAN (Y-O-Y)
Umum
7,32
Bahan Makanan
7,34
Mknan Jd, Min., Tembakau
7,60
Perumahan
5,86
Sandang
3,11
Kesehatan
4,03
Pendidikan, Rekreasi, OR
3,85
Transpor Komunikasi
13,20
Rata-rata Setahun
7,46
MENURUT KOMPONEN
BULANAN (M-T-M)
Inti
0,21
Bergejolak
-0,55
Harga Diatur Pemerintah
0,31
TAHUNAN (Y-O-Y)
Inti
4,61
Bergejolak
7,25
Harga Diatur Pemerintah
17,47
INFLASI PEDESAAN (M-T-M)
0,19
Sumber: Diolah dari BPS
Apr
Tabel 1.13
PERKEMBANGAN INFLASI, %
Maret 2014 - Desember 2014
2014
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov
Des
Andil
-0,02
-1,09
0,45
0,25
-0,25
0,61
0,24
0,20
0,16
-0,15
0,35
0,23
0,12
0,41
0,07
0,21
0,43
0,99
0,32
0,38
0,30
0,36
0,08
0,19
0,93
1,94
1,00
0,45
0,85
0,39
0,45
0,88
0,47
0,36
0,52
0,73
0,23
0,33
1,58
-0,12
0,27
-0,17
0,51
0,77
-0,17
0,29
0,68
-0,24
0,47
0,25
0,43
1,04
0,21
0,60
0,23
0,16
1,50
2,15
0,71
0,49
-0,08
0,43
0,08
4,29
2,46
3,22
1,96
1,45
0,64
0,74
0,36
5,55
1,39
1,56
2,05
1,59
0,95
2,05
0,83
0,79
1,56
1,41
2,40
1,82
1,07
2,47
0,90
1,00
1,99
2,42
2,73
2,21
1,37
2,84
0,98
1,20
2,94
4,41
3,76
2,67
2,24
3,24
1,44
2,09
3,42
4,78
4,29
3,42
2,47
3,58
3,04
1,96
3,71
4,61
4,83
4,22
2,29
3,88
3,74
1,72
4,19
4,87
5,29
5,31
2,51
4,50
3,97
1,88
5,75
7,12
6,03
5,83
2,42
4,94
4,06
6,25
8,36
10,57
8,11
7,36
3,08
5,71
4,44
12,14
7,25
6,76
7,67
5,72
3,45
4,43
3,93
13,39
7,57
7,32
7,23
7,67
5,24
4,21
4,65
3,93
13,53
7,70
6,70
6,89
7,40
5,42
4,50
4,77
3,96
10,15
7,79
4,53
3,22
6,93
5,39
5,06
4,80
3,78
2,96
7,69
3,99
1,78
6,76
5,40
4,16
4,77
4,24
2,05
7,33
4,53
4,59
6,53
5,57
2,32
4,74
4,21
2,39
7,01
4,83
5,19
6,36
6,37
2,80
5,08
4,13
2,25
6,73
6,23
7,97
6,79
6,18
2,67
5,17
4,13
6,58
6,57
8,36
10,57
8,11
7,36
3,08
5,71
4,44
12,14
6,57
0,24
-1,26
0,28
0,23
-0,22
0,30
0,25
1,06
0,45
0,52
2,00
1,32
0,46
0,33
0,63
0,29
-0,22
0,54
0,27
0,24
1,34
0,40
2,37
4,20
1,02
3,53
6,10
4,66
6,57
17,64
-0,05
4,82
7,09
16,85
0,23
4,81
6,74
13,47
0,74
4,64
2,63
6,18
0,82
4,47
1,06
5,49
0,37
4,04
4,21
6,53
0,45
4,02
4,89
7,57
0,43
4,21
7,96
11,39
1,49
4,93
10,88
17,57
2,72
2,46
0,64
0,31
0,35
0,04
0,03
0,03
1,06
0,60
0,64
1,22
Suku bunga acuan diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi. Pengaruh kenaikan harga
BBM yang dilakukan pada bulan Juli 2013 dan pelemahan rupiah oleh pengurangan
stimulus moneter AS (quantitative easing) yang dilakukan sejak awal tahun 2014
mendorong kebijakan suku bunga acuan untuk lebih menjaga stabilitas ekonomi.
Suku bunga acuan (BI rate) naik bertahap dari 5,75 persen pada bulan Mei 2013
menjadi 7,50 persen pada bulan November 2013. Pada bulan November 2014, BI
rate dinaikkan 25 bps menjadi 7,75 persen untuk lebih menjaga stabilitas ekonomi
dari dampak kenaikan harga BBM yang dilakukan sekitar pertengahan November
2014.
Kenaikan suku bunga acuan (200 bps) mendorong kenaikan suku bunga simpanan
dan pinjaman. Suku bunga deposito satu bulan naik 269 bps; sedangkan suku bunga
kredit modal kerja naik 138 bps. Perkembangan suku bunga dan inflasi dapat dilihat
pada Grafik I.8 berikut ini.
I-12
SUKU BUNGA DAN LAJU INFLASI
Januari 2013 - Januari 2015
10
9
Depo (3 bln)
8
BI Rate
[persen, %]
7
6
Inflasi
5
Penjaminan
4
FASBI
3
Jan'13
Jul
Jan'14
Jul
Jan15
Penyaluran kredit perbankan terus melemah sejak triwulan III/2013 dengan melambatnya
pertumbuhan ekonomi dan relatif tingginya suku bunga di dalam negeri.
Kenaikan kredit perbankan melambat dari 23,4 persen (y-o-y) pada bulan
September 2013 menjadi 11,8 persen (y-o-y) pada bulan November 2014. Secara riil
kenaikan kredit pertumbuhan kredit perbankan melambat dari 15,0 persen menjadi
5,5 persen pada periode yang sama. Perkembangan kredit perbankan dapat dilihat
pada Grafik I.9 berikut ini.
KREDIT PERBANKAN
Januari 2013 - November 2014
100
44
19,0
16
16,5
-12
14,0
-40
Jan'13
Apr
Jul
Okt Jan'14
Tambahan (m-t-m)
Apr
Jul
Okt
Pertumbuhan (%, y-o-y)
21,5
72
Tambahan (Rp Triliun, m-t-m)
24,0
11,5
Pertumbuhan (y-o-y)
Dari sisi penggunaan, perlambatan pada semua jenis kredit. Kredit investasi
melambat dari 34,4 persen (y-o-y) pada bulan September 2013 menjadi 13,2 persen
(y-o-y) pada bulan Oktober 2014. Sedangkan kredit modal kerja dan konsumsi
masing-masing melambat dari 22,1 persen dan 17,6 persen (y-o-y) menjadi 11,4
persen dan 11,1 persen pada periode yang sama.
Menurut sektor usaha, perlambatan juga terjadi pada hampir semua sektor produksi.
Penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan, pertambangan, dan perdagangan
melambat dari 29,3 persen, 22,9 persen, dan 35,4 persen (y-o-y) pada bulan
September 2013 menjadi 14,5 persen, 6,1 persen, dan 13,9 persen (y-o-y) pada
bulan November 2014.
Kesehatan dan kepercayaan terhadap perbankan tetap terjaga dalam ekonomi yang
melambat. CAR meningkat dari 18,0 persen pada bulan September 2013 menjadi
19,6 persen pada bulan Oktober 2014. Pelemahan terjadi pada non-performing loan
(NPL) yang meningkat dari 1,9 persen (Rp 61,2 triliun) menjadi 2,3 persen (Rp
82,2 triliun) pada periode yang sama.
I-13
Dana yang dihimpun perbankan pada bulan November 2014 naik 13,4 persen (y-oy) dengan peningkatan terbesar pada simpanan berjangka 21,3 persen (y-o-y),
kemudian giro (7,8 persen, y-o-y) dan tabungan (7,1 persen, y-o-y). Penempatan
dana masyarakat pada perbankan yang lebih pada instrumen jangka panjang
menggambarkan berkurangnya kebutuhan masyarakat untuk pembiayaan jangka
pendeknya. Penyaluran dan penghimpunan kredit oleh perbankan dapat dilihat pada
Tabel I.14 berikut ini.
Tabel 1.14
PENYALURAN KREDIT DAN PENGHIMPUNAN DANA PERBANKAN
(Rp Triliun)
2014
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
3288,8 3298,8 3338,8 3391,2 3434,4 3500,8 3524,7 3527,0
21,0
20,0
19,2
18,7
17,6
16,9
15,3
13,7
794,9
801,2
806,9
822,6
838,5
849,8
844,7
849,5
1553,6 1552,4 1582,9 1615,6 1619,0 1661,0 1682,3 1677,1
940,4
945,3
949,0
953,0
976,8
990,0
997,7 1000,4
2348,1 2353,5 2389,9 2438,2 2457,6 2510,8 2527,0 2526,6
185,1
187,1
191,4
196,8
201,4
203,8
206,2
208,2
119,1
120,3
116,6
121,3
114,0
113,2
119,0
125,8
570,5
563,4
567,8
576,3
582,8
602,1
605,5
603,7
84,5
89,7
89,4
89,8
90,5
82,7
86,1
88,1
111,7
113,0
117,3
120,8
122,9
129,1
134,7
139,0
701,0
707,8
725,4
739,5
755,9
778,0
778,2
772,1
156,1
153,6
156,3
163,7
170,2
170,4
168,9
169,5
267,6
266,1
272,3
272,5
291,3
307,1
304,2
296,4
152,5
152,5
153,4
157,6
128,7
124,3
124,0
123,8
940,7
945,3
948,9
953,0
976,8
990,0
997,7 1000,4
2747,3 2780,5 2821,0 2857,1 2896,8 2958,3 2988,0 2984,0
541,5
518,3
517,9
534,1
537,5
542,5
536,7
543,0
467,4
471,4
479,8
484,8
500,3
513,8
520,7
526,7
594,7
604,8
619,4
627,5
635,4
651,3
651,2
648,6
3511,7 3520,4 3525,4 3601,1 3651,6 3728,7 3677,6 3741,5
11,4
11,3
10,4
11,2
10,9
13,8
10,5
11,8
759,6
764,3
756,9
792,1
830,6
856,6
747,2
783,4
1185,4 1183,8 1166,1 1175,8 1166,7 1177,6 1214,1 1203,7
1566,7 1572,3 1602,3 1633,2 1654,3 1694,5 1716,3 1754,4
2923,3 2943,5 2964,4 3036,8 3048,8 3135,3 3093,4 3154,0
588,4
576,9
561,0
564,4
602,9
593,3
584,2
587,5
KREDIT DISALURKAN
Kenaikan (%, y-o-y)
Investasi
Modal Kerja
Konsumsi
LAPANGAN USAHA
Pertanian
Pertambangan
Industri
Listrik, Gas, Air Brsh
Bangunan
Perdagangan
Pengangkutan Kom
Keuangan, RE, Js Ush
Jasa-Jasa
BUKAN LAP USAHA
Rupiah
Valas
Properti
KUKM
DANA DIHIMPUN
Kenaikan (%, y-o-y)
Giro
Tabungan
Simp Berjangka
Rupiah
Valas
MEMORANDUM
Kredit Riil (% perub)
12,8
12,3
NPL (%)
1,9
2,0
LDR (%)
90,5
90,5
CAR (%)
19,9
19,9
Sumber: Diolah dari Bank Indonesia dan OJK
11,9
2,0
91,2
19,8
11,5
2,0
90,8
19,3
10,3
2,1
90,3
19,5
10,2
2,1
90,3
19,5
10,7
2,2
92,2
19,4
9,7
2,2
90,6
19,7
Sep
3590,3
12,6
863,5
1714,6
1012,2
2578,1
209,7
131,2
624,5
87,5
144,4
780,1
172,5
302,1
126,1
1012,2
3024,2
566,1
537,1
655,6
3872,8
12,4
857,3
1216,7
1798,7
3256,8
615,9
Okt
3587,7
12,4
860,6
1704,9
1022,2
2565,5
210,6
123,2
626,9
76,1
149,9
783,6
167,8
303,1
124,3
1022,2
3032,7
555,1
546,3
654,5
3886,8
13,4
859,4
1212,3
1815,1
3273,5
613,3
Nov
3626,2
11,8
872,8
1720,2
1033,2
2593,0
215,4
126,4
633,2
78,2
150,4
793,4
166,0
302,5
127,5
1033,2
3063,9
562,3
551,2
660,9
3930,1
13,4
873,0
1228,5
1828,5
3308,6
621,5
8,1
2,2
88,9
19,5
7,5
2,3
88,5
19,6
5,5
2,3
88,7
19,8
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada akhir Desember
2014 mencapai 5.227 atau meningkat 22,3 persen dibandingkan akhir tahun
sebelumnya. Kinerja bursa saham Indonesia tidak lepas dari perkembangan saham global
yang meningkat dengan kebijakan moneter global yang sangat longgar selama ini.
PERDAGANGAN LUAR NEGERI
Penerimaan ekspor dalam 11 bulan pertama tahun 2014 mencapai USD 161,7 miliar,
turun 2,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Penurunan disebabkan
oleh berkurangnya penerimaan ekspor migas dan ekspor non-migas masing-masing
sebesar 4,3 persen dan 2,0 persen.
Berkurangnya ekspor migas disebabkan oleh turunnya harga ekspor minyak mentah
Indonesia dan berkurangnya volume ekspor. Dalam 11 bulan pertama tahun 2014,
rata-rata ICP mencapai USD 99,7 per barel, turun 5,7 persen (y-o-y) dan volume
I-14
ekspor berkurang 3,8 persen (y-o-y). Sementara itu penurunan ekspor non-migas
terutama disebabkan oleh berkurangnya ekspor hasil pertambangan yang turun 25,6
persen; sedangkan ekspor hasil pertanian dan industri tumbuh masing-masing 0,4
persen dan 4,4 persen (y-o-y).
Cina, Amerika Serikat, Jepang, dan India merupakan negara tujuan utama ekspor
non-migas. Dalam 11 bulan pertama tahun 2014, ekspor non-migas ke Cina,
Jepang, dan India turun masing-masing 20,1 persen, 9,4 persen, dan 5,4 persen (yo-y); adapun ekspor ke AS naik 4,3 persen (y-o-y) dengan menguatnya pemulihan
ekonomi AS.
Pengeluaran impor dalam 11 bulan pertama tahun 2014 mencapai USD 163,7 miliar,
turun 4,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2013. Penurunan disebabkan
oleh bekurangnya impor migas dan non-migas masing-masing sebesar 2,4 persen dan
5,0 persen (y-o-y)
Dari penggunaannya, dalam 11 bulan pertama tahun 2014 impor barang konsumsi,
bahan baku/penolong, dan modal turun berturut-turut 3,6 persen, 3,8 persen, dan
6,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (y-o-y)
Neraca perdagangan dalam 11 bulan pertama tahun 2014 mengalami defisit sebesar USD
2,1 miliar. Defisit terutama berasal dari neraca migas sebesar USD 12,1 miliar;
sedangkan neraca nonmigas mencatat surplus sebesar USD 10,0 miliar. Neraca
perdagangan dalam perkembangan bulanan dan tahunan dapat dilihat pada Tabel I.15
dan Tabel I.16 berikut ini.
NERACA PERDAGANGAN
Migas
Non Migas
EKSPOR TOTAL
Kenaikan (%, y-o-y)
Ekspor Migas
Kenaikan (%, y-o-y)
Ekspor Nonmigas
Kenaikan (%, y-o-y)
Ekspor Nonmigas
Pertanian
Kenaikan (%, y-o-y)
Pertambangan (nonmigas)
Kenaikan (%, y-o-y)
Industri
Kenaikan (%, y-o-y)
IMPOR TOTAL
Kenaikan (%, y-o-y)
Impor Migas
Kenaikan (%, y-o-y)
Impor Nonmigas
Kenaikan (%, y-o-y)
IMPOR GOL. BARANG
Barang Konsumsi
Kenaikan (%, y-o-y)
Bahan Baku
Kenaika