Tabel 4 Tabulasi silang antara lingkungan pergaulan dan perilaku merokok pada siswa kelas XII Otomotif 1 SMK PGRI Sukodadi

  

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN PERGAULAN DAN PERILAKU MEROKOK

PADA SISWA KELAS XII OTOMOTIF 1 DI SMK PGRI SUKODADI LAMONGAN

TAHUN AKADEMIK 2009/2010

  

Linawati*, Ati’ul Impartina**, Arfian Mudayan***

ABSTRAK

…………......……….…… …… . .…. …… … ......………. …… …… . .….

  Lingkungan pergaulan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku remaja, salah satunya adalah perilaku merokok, perilaku inin merupakan perilaku menyimpang dari perilaku keseharian. Perilaku yang menyimpang ini merupakan hasil dari interaksi antara kepribadian dan lingkungan.

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan antara lingkungan pergaulan dan perilaku merokok pada siswa kelas XII Otomotif 1 SMK PGRI Sukodadi Lamongan tahun akademik 2009/2010 dengan menggunakan desain penelitian analitik dan pendekatan cross

  

sectional dan teknik sampling menggunakan sample random sampling dengan variabel independen

  adalah lingkungan pergaulan sedangkan variabel dependen adalah perilaku merokok, instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang terdiri dari 25 pertanyan untuk lingkungan pergaulan dan 2 untuk perilaku merokok. Uji yang digunakan adalah Spearmen Rank dengan menngunakan SPSS for windows 11,5 dengan tingkat signifikan = 0,05.

  Hasil penelitian menunjukkan pengaruh lingkungan pergaulan besar yakni sebanyak 27 siswa(61,4%), pengaruh lingkungan pergaulan sedang sebanyak 11 siswa(25%), lingkungan pergaulan kecil sebanyak 6 siswa(13,6%) dan perilaku merokoknya yang merokok sebanyak 38 siswa(86,4%) dan yang tidak merokok sebanyak 6 siswa(13,6%). Dari hasil uji Spearmen Rank menunjukkan bahwa nilai P = 0,021 dinmana p < 0,05 maka H1 diterima jadi terdapat hubungan antara lingkungan pergaulan dan perilaku merokok pada siswa kelas XII Otomotif 1 SMK PGRI Sukodadi Lamongan tahun akademik 2009/2010.

  Dari hasil penelitian ini maka perlu adanya pengetahuan dan pemahaman pada semua kalangan khususnya bagi pelajar tentang dampak merokok bagi kesehatan.

  Kata Kunci : Lingkungan Pergaulan, Perilaku Merokok.

  PENDAHULUAN

  bahwa usia perokok di Indonesia ternyata . …… . … … . cukup mengejutkan. Betapa tidak, dalam

  Merokok merupakan masalah laporannya dituliskan bahwa usia anak mulai kesehatan bagi masyarakat karena dapat merokok adalah 7 tahun kemudian pada usia menimbulkan berbagai penyakit bahkan 15-19 tahun mereka menjadi perokok tetap. kematian, prevalensi perokok semakin lama

  Hal ini benar-benar merupakan sebuah semakin meningkat terutama perokok laki- keprihatinan bagi kita semua. laki (Sirait, 2003). Di Indonesia ada 57.000 ( pakandri ,2009 ). jiwa yang meninggal setiap tahun akibat

  Dari survey awal yang dilakukan oleh merokok atau 158 jiwa meninggal setiap hari peneliti pada tanggal 10 juli 2009 disebabkan merokok. Selain itu, dijumpai 12- di SMK PGRI Sukodadi pada siswa kelas XII 13 juta jiwa pada usia muda telah meninggal Otomotif 1 tahun akademik 2009/2010 yang disebabkan karena merokok (Istiqomah, sebanyak 25 siswa di dapatkan hasil bahwa

  2003:22). Hasil penelitian bersama antara 76% siswa yang merokok dan 24% tidak

  UGM Jogjakarta, Unpad Bandung, dan merokok, serta dari siswa yang merokok Universitas Andalas juga menunjukkan salah satunya disebabkan karena lingkungan pergaulan yaitu sebanyak 73% dan karena faktor lain-lain 27%.

  Lingkungan pergaulan merupakan panutan atau model dalam membentuk identitasnya. pada seorang remaja penerimaan lingkungan pergaulan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya (Istiqomah, 2003:28). Seperti pada Iqbal (17) dan Wika seorang pelajar SMU mereka mengakui bahwa faktor terbesar mereka merokok adalah disebabkan karena pengaruh lingkungan pergaulannya. Perokok remaja yang merupakan cikal bakal perokok aktif sudah mencapai angka yang sangat mengkhawatirkan. Penyebab banyaknya angka perokok remaja dan pelajar pada khususnya dapat dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya pergaulan dengan teman sepermainan dan lingkungan sekitar merupakan faktor dominan selain iklan rokok http://pakandri .blogguru.net). Sedangkan menurut Istiqomah (2003) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mendorong mereka merokok adalah faktor lingkungan pergaulan, faktor lingkungan keluarga, faktor citra rokok yang “keren”, pengaruh idola dan sponsor, lingkungan agama, lingkungan sekolah mendorong mereka untuk merokok.

  Merokok merupakan kebiasaan yang buruk. Rokok tidak hanya menyebabkan penyakit paru-paru atau kanker, namun juga penyakit kelamin rokok merupakan racun yang berbahaya bagi tubuh kita. Orang yang merokok akan mengalami nafas pendek dan batuk-batuk yang sangat mengganggu, mudah lelah, kemampuan indra penciuman dan pengecap rasa berkurang, penuaan pada kulit, kerusakan rambut, mata, dan gigi. Selain itu merokok juga dapat membuat kita menjadi kekurangan gizi, karena merokok membuat nafsu makan berkurang. Sehingga pertumbuhan kita terhambat dan kecerdasan sangat sulit berkembang. Dalam waktu lama, orang yang merokok dapat terkena penyakit kanker paru dan tenggorokkan, gangguan pernafasan, TBC, jantung, hipertensi, dan osteoporosis (Kuntari, 2009).

METODE PENELITIAN

  Adapun beberapa cara untuk menanggulangi remaja yang terlanjur kecanduan merokok itu sangat kompleks dengan berbagai pendekatan diantaranya lewat kesadaran, kampanye anti merokok, peran Pemerintah dan didukung peran dari orang-orang yang punya otoritas. Dan bagi yang merokok untuk tidak melanjutkan merokok atau berhenti merokok. Namun jika gagal dalam usaha, berhenti merokok atau tidak berhasil, maka bisa berobat ke psikiater untuk diterapi agar bisa sembuh dari kebisaaan merokok (Istiqomah, 2003:122). Sedangkan menurut Sastriyani (2008) ada beberapa yang perlu diambil untuk mencegah dan mengurangi bertambahnya remaja berperilaku merokok. Pertama, perlu diterapkan peraturan tidak merokok di dalam rumah dengan pengawasan dan contoh dari orang tua. Langkah kedua, pengawasan dan nasihat orang tua tentang model pergaulan yang dibangun anak dengan teman sebayanya. Ketiga, membatasi pergaulan dengan teman sebaya yang merokok. Selain itu, menurut kepala BKKBN (2007) mengatakan bahwa masalah merokok sebenarnya telah diupayakan melalui penetapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

  Upaya tersebut sudah ada dibeberapa tatanan dan sebagian wilayah Jakarta, Bogor, Cirebon, dan sebagainya. Dengan adanya KTR (Kawasan Tanpa Rokok) ini diharapkan angka perokok pelajar dapat dikurangi. Sejak lama Sekolah telah memberlakukan larangan merokok secara tegas dalam menerapkan aturan ini ( pakandri ,2009 ).

  .… … .… Desain penelitian ini menggunakan analitik dengan pendekatan Cross

  sectional

  ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor- faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time

  approach ). Artinya tiap subjek penelitian

  hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Soekidjo Notoatmodjo, 2002:146).

HASIL PENELITIAN

  Dari tabel 2 diatas menunjukkan bahwa dari . … 44 responden sebagian besar terpengaruh

  1. Data Umum lingkungan pergaulan besar sebanyak 27 1) Karakteristik responden. siswa (61,4%) dan sebagian kecil

  Tabel 1 Karakteristik siswa kelas XII

  terpengaruh lingkungan pergaulan kecil

  Otomotif

1 SMK PGRI sebanyak 6 siswa (13,6%). Sukodadi berdasarkan usia

  2) Perilaku merokok No. Umur Jumlah %

  1

  15 1 2.3%

  Tabel 3 Distribusi siswa kelas XII

  2

  16 2 4,5%

  Otomotif 1 SMK PGRI

  3

  17 22 50%

  Sukodadi berdasarkan

  4

  18 16 36,4%

  perilaku merokok

  5

  19 3 6,8% Jumlah 44 100%

  No Perilaku Jumlah %

  1 Tidak merokok 6 13,6

  Dari tabel 1 diatas menunjukkan

  2 Merokok 1-5 batang 19 43,2

  bahwa sebagian besar siswa kelas XII

  3 Merokok > 6 batang 19 43,2

  Otomotif 1 SMK PGRI Sukodadi berusia

  Jumlah 44 100%

  17 tahun dan sebagian kecil responden berusia 15 tahun.

  Dari tabel 3 diatas menunjukkan sebagaian besar responden banyak yang merokok yaitu

  2. Data Khusus sebanyak 38 siswa (54,5%) dan yang 1) Lingkungan Pergaulan merokok sebagian kecil tidak merokok

  Tabel 2 Distribusi siswa kelas XII sebanyak 6 siswa (13,6%). Otomotif 1 SMK PGRI Sukodadi berdasarkan

  3) Hubungan antara lingkungan pergaulan

  lingkungan pergaulan di

  dan perilaku merokok

  SMK PGRI Sukodadi Lamongan.

  No Pengaruh Jumlah %

  1 Besar 27 61,4

2 Sedang

  11

  25 3 kecil 6 13,6 Jumlah

  44 100% Tabel 4 Tabulasi silang antara lingkungan pergaulan dan perilaku merokok pada siswa kelas XII Otomotif 1 SMK PGRI Sukodadi

  

Perilaku merokok

Lingkungan Merokok Merokok No Tidak merokok Total % pergaulan 1-5 batang ≥ 6 batang

  

N % N %

  1 Besar 1 3,7% 11 40,7% 15 55,6% 27 100%

  2 Sedang 4 36,4% 5 45,5% 2 18,2% 11 100%

  3 Kecil 1 16,7% 3 50% 2 33,3% 6 100% 6 13,6% 19 43,2% 19 43,2% 44 100%

Spearman rho (rs) = -0,348 p = 0,021

  Berdasrkan tabel 4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang merokok ≥ 6 batang yang disebabkan karena pengaruh pergaulan besar sebanyak 15 siswa (55,6%) dan yang tidak merokok yang disebabkan karena pengaruh lingkungan pergaulan kecil sebanyak 1 orang (16,7%). Hasil dari uji Spearman Rank dengan versi 11,5 dengan N= 44 diperoleh P= 0,021 dimana P< 0,05 maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan pergaulan dan perilaku merokok pada siswa kelas XII otomotif I di SMK PGRI Sukodadi.

  PEMBAHASAN

  .… .…

  1. Lingkungan Pergaulan

  Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa pengaruh lingkungan pergaulan siswa kelas XII otomotif I Di SMK PGRI Sukodadi lamongan adalah pengaruh pergaulan besar sebanyak 27 siswa (61,4%), pengaruh pergaulan sedang sebanyak 11 siswa (25%), pengaruh pergaulan kecil sebanyak 6 siswa (13,6%), hal ini di pengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Menurut Turner dan Helms menyatakan bahwa dalam kelompok teman berperan sebagi panutan (model) dalam membentuk identitasnya, seorang remaja tak ingin dianggap berbeda dar sesamanya, pada diri seorang remaja penerimaan lingkungan teman sebaya sangat berperan penting karena melalui proses penerimaan inilah sosialisai diri sebagi bagian dari perkembangan kepribadian di masa remaja berperan penting (Istiqomah,200:28). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lingkungan pergaulan dapat memberikan tempat pada seseorang untuk melakukan sosialisasi sehingga dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku sehari-hari.

  2. Perilaku merokok.

  Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang merokok adalah 38 siswa yang dikelompokkan merokok 1-5 batang/hari sebanyak 19 siswa (43,2%) dan merokok ≥6 batang sebanyak 19 siswa (43,2%) serta yang tidak merokok sebanyak sebanyak 6 siswa (13,6%).

  Berdasrkan fakta diatas dapat diketahui bahwa banyaknya perokok dikalangan pelajar selain dipengaruhi oleh lingkumgan pergaulan juga dipengaruhi lingkungan keluarga, pengaruh teman sepermainan pencarian sensasi, sikap memberontak dan kepercayaan diri (Antz, 2006)

  3. Hubungan antara lingkungan pergaulan dengan perilaku merokok.

  Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil perhitungan uji Spearman Rank dengan taraf signifikan = 0,05 diperoleh hasil r = 0,021 yang menunjukkan Ho ditolak dan H 1 dterima yang berarti ada hubungan antara lingkungan pergaulan dari perilaku merokok pada siswa kelas XII otomtif I di SMK PGRI Sukodadi.

  Dari tabel 4 tabulasi silang antara lingkungan pergaulan terhadap perilaku merokok dapat dilihat bahwa semakin besar pengaruhnya maka semakin cenderung untuk merokok dan bahkan sebalikya semakin kecil pengaruhnya maka cenderung untuk tidak merokok

  Menurut Leventhal dan Clearly dalam Kumalasari, 2008 terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga mmenjadi perokok: : yang pertama tahap preparatory yakni : seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai rokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan, yang kedua tahap initiation tahap seorang apakah akan merumuskan atau tidak terhadap perilaku merokok, yang ketiga tahap becoming a smoker yakni apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak 4 batang perhari maka mempunyi kecenderungan menjadi perokok, yang ke empat yakni tahap maintenance of smoking yakni tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri.

  Perilaku merokok timbul dari 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal timbul dari diri sendiri sedangkan faktor ekternal dari lingkungan pergaulan lingkungan sekolah, lingkungan kalangan dan sponsor iklan. Memang manusia adalah bagian dari lingkungan remaja pada diri seorang remaja penerimaan lingkungan teman sebaya sangat berperan oenting karena melalui proses penerimaan ini sosialisasi diri sebagai bagian dari perkembangan remaja berperan penting (istiqomah 2003:28)

  Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku itu dibentuk melalui proses langsung dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungan.

  . . . DAFTAR PUSTAKA . . .

  dan Analisa Data, jakarta: salemba

  http://akhmadsudrajat. Wordpress.com diakses tanggal 07 juli 2009 Alimul, H. (2007). Metodelogi Penelitian

  Lingkungan Terhadap Individu,

  Admin, (2008). Identitas sebatang rokok, http://www.smkn2-maj.sch.id. Diakses: tanggal 07 juli 2009. akhmadsudrajat ,(2008). Pengaruh

KESIMPULAN DAN SARAN

  Perlu melakukan kerjasama dengan petugas kesehatan agar dilakukannya kerjasama untuk mengadakan penyuluhan tentang bahaya merokok dan diharapkan institusi pendidikan menyediakan tenaga kesiswaan untuk memberikan sanksi pada siswa yang melanggar aturan di sekolah terutama masalah rokok.

  Kebidanan, jakarta : ECG Istiqomah, U. (2003).

  Kesehatan,Yogyakarta : Graha Ilmu

  I. Dkk, (2007) Promosi

  http://www.medika.uii.ac.id. Diakses tanggal 06 juli 2009 Mubarak,

  Dari Pengaruh Rokok,

  Kuntari, Y. (2008). Melindungi Keluarga

  Penyebab Perilaku Merokok Pada Remaja, diakses tanggal 10 juli 2009

  http://www.koalisi.org. Diakses tanggal 20 juli 2009 Kolamasari, (2008). Faktor-Faktor

  Mendapatkan rokok,

  CV Setia – Aji koalisi ,(2008). Remaja perempuan mudah

  Upaya Menuju Generasi Tanpa Merokok, Surakarta :

  direktorat peningkatan kualitas lingkungan keluarga Danin, sudaran, (2003). Metode Penelitian

  Dengan hasil penelitian yang telah diperoleh ini diharapkan para petugas kesehatan lebih meningkatkan upaya pencegahan tentang rokok terutama di instansi pendidikan.

  Harmonis Sejahtra, jakarta :

  BKKBN, (2007). Lingkungan Keluarga

  . …

  Diakses tanggal 07 juli 2009 Azrul, A. (2003). Metodeolgi Penelitian Neil, (2000). Psikologi Kesehatan, jakarta : ECG

  Medika Antz, (2006) Remaja Merokok Gara- Gara Film, http://www.dotertomi.com.

  1. Kesimpulan

  1) Sebagian besar siswa kelas XII Otomotif I SMK PGRI Sukodadi memiliki pengaruh pergaulan besar sebanyak 27 siswa (61,4%). 2) Sebagian besar siswa kelas XII

  Otomotif I SMK PGRI Sukodadi merokok sebanyak 38 siswa (86,4%) 3) Terdapat hubungan antara lingkungan pergaulan dan perilaku merokok pada siswa kelas XII Otomotif I SMK PGRI Sukodadi Lamongan hal ini didasarkam pasa uji Spearmen Rank dengan menggunakan SPSS for windows 11,5 diperoleh p = 0,021, dimana p < 0,05 maka H1 diterima.

  2. Saran

  Diharapkan dengan hasil penelitian ini para siswa mampu memperbaiki perilaku yang kurang sehat dengan cara meningkatkan pengetahuannya bahaya merokok.

  Kedokteran dan Kesejahtraan Masyarakat, batam : binarupa aksara

  Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan

  dan Perilaku Kesehatan, jakarta :

  Merokok. http://www.wordpress.com

  mediprom wordpress, (2008). Gender dan Perilaku

  Kesehatan Keluarga, Yogyakarta : PT

  Cipta Sopannata, I. Dkk (2006/2007). Panduan

  kesehatan Masyarakat Prinsip- Prinsip Dasar,jakarta : PT Rineka

  Bhineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo, (20070. Ilmu

  PT Phibeta Aneka Agama Gama Soekidjo Notoatmodjo, (2003). Pendidikan

  Metode Penelitian Ilmu keperawatan,

  http://puspek-avveorus.org. diakses tanggal 10 juli 2009 Saptono, dkk. (2006). Sosoiologi, Jakarta :

  tentang dampak merokok,

  Persada Purwanto, N. (2007). Psikologi Pendidikan, bandung : PT Remaja Rosda Karya puspek ,(2008) Kontruksi kebenaran

  Kuantitatif, jakarta : PT RajaGrafindo

  http://pakandri.Blogguru.net. Diakses tanggal 07 juli 2009. Prasetyo, B. (2005). Metode Penelitian

  Perokok Pelajar Dengan KTR,

  jakarta : Salemba pakandri ,(2009). Mengurangi Angka

  diaksess tanggal 09 juli 2009