Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omnibus Bohong”)

  LAMPIRAN

  Hasil Wawancara Kofi Sumut Informan 1 Nama : Andi Hutagalung, S.T.

  Umur : 36 Tahun Akhir Pendidikan : ITM - Planologi Status Keanggotaan : Ketua Nama Komunitas : Media Identitas Alamat Komunitas : Jalan jati II No. 75 Teladan Timur, Medan Posisi Di Komunitas : Pemilik

1. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?

  Bicara tim sangat penting kerena satu rangakaian omnibusnya ya kalo satunya gagal akan bermasalah untuk yang lain. Karena kita punya komitmen kesepakatan bersama untuk membuat film omnibus yang mempunyai tema sama, mungkin judul yang berbeda tapi tetap tujuannya sama. Ini saling berkaitan yah kalo kita liat memang bagusih di awalnya tapi kita punya komitmen bagaimana kita membangun dan membuat sebuah karya dan ini juga bisa dibilang uji cobanya kita untuk membangun kerja sama yang tadinya kita masing-masing membuat sebuah karya, sekarang kita berkoloborasi dengan tema yang sama. Memang di tengah jalan problem itu pasti ada, yah kadang-kadang ego individu atau komunitas itukan ada. Kalo disayangkan ya pasti sayang kita punya komitmen bersama kalo akhirnya salah satu komunitas harus keluar, hanya karena persoalan kecil sebenarnya setelah kita selesai produksi pernah juga kita membuat screening dan akhirnya pecah dan itu juga sangat kita sayangkan. Bagaimana kita membangun cikal bakal untuk menguatkan Kofi Sumut itu tadi, akhirnya pecah omnibusnya satu komunitas harus mengambil keputusan untuk tidak bergabung. Karena membangun sebuah perkumpulan Kofi Sumut itu dia rasa tidak pas dengan visi misi mereka. Sebenarnya harapannya Kofi Sumut bukan anggar arogan atau apa segala macam, karena kita hanya ingin mempersatukan, bersama-sama belajar dari yang kita bangun bersama dari takeline berbagi untuk bersama artinyakan kita disini bukan untuk anggar jago siapa yang paling bagus bukan tapi bagiamana kita membangun kebersamaan itu menjadi kekuatan seperti yang tadi dibilang Sumatera Utara itu tidak punya sekolah film. Kita pingin sama-sama berbagi, kawan-kawan yang mengadai workshop pelatihan dari luar dia bisa share seperti apa sih, bertukar informasi terus itukan membuat sebuah kekuatan kita untuk kedepan jadi bukan proses sekarang yang kita cari tapi untuk kedepannya dan genarasi ini sangat penting sebenarnya kalo kita ini apalah?. Tapikan di awal juga harus solid kalo kita membangun kekuatan untuk ke depan yang lebih kuat gitu. Kalo kita bilang Sumatera Utara minim dan sekarang menjadi pasar orang luarkan sayang aja kita sebagai komunitas di tempat kita membangun gitu. Kadang-kadang kesulitan orang-orang luar itu untuk mencari lokasi

  shooting karena ini sudah menjadi objek, Sumatra Utara gitu targetan

  orang-orang luar untuk membuat film. Kenapa?. Karena mungkin orang luar sana di Jawa misalnya sudah biasa udah pasti mereka akan mengembangkan itu. Kita ingin membangun koneksi lebih besar, kalau kekuatan individukan pasti nggak akan kuat, keterbatasan itukan pasti ada tapi bagaimana kita mengenalkan diri kita bahwasanya kita ada, kita besar. Tapi kalo akhirnya kita juga tidak bisa bersama kawan-kawan di luar juga pastinya akan bingung untuk melihat itu untuk apa juga kita kerjasama dengan Kofi Sumut karena di internal juga kita nggak bisa selesai.

2. Apa tujuan terbentuknya tim Omnibus Bohong?

  Ingin membuat kekuatan bersama aja, dari situ cikal bakalnya ingin yang dari kecil dulu berapa komunitas kita membuat kerja barengan disitu juga sebenarnya kita ingin tahu seperti apa egonya kita lalu kita ingin memecahkan ego komunitas kita sendiri. Kita punya style tapi bagaimana

  style itu bikin yang berbaur dengan satu dan yang lainnya mungkin itu untuk gagasan di awal.

  3. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan Omnibus Bohong disepakati?

  Struktural yah pembagian, kesepakatan oke komunitas ini, namanya juga kerja tim ya, kerja tim itu tidak ada namanya atasan bawahan sama-sama untuk saling mengingatkan tapi berbagi peran mungkin Mataniari kemaren sebagia organize bagaimana mengemas sebuah tontonan, mungkin yang lain mencari lokasi, karenakan yang lain itu sudah memproduksi film gak mungkin juga mengeluarin bebankan kepada kawan-kawan yang sudah memproduksi film untuk mengorganize lagi karena komunitas film ada 5 kemaren yang satu Mataniari telah menyepakati tidak memproduksi film tapi mereka mengambil sebagai mengorganize untuk screening “Omnibus Bohong”.

  4. Apa saja hambatan yang terjadi saat produksi hingga pemutaran?

  Pasti banyaklah kalau hambatan apalagi kita masih belajar untuk membuat film, seperti apa film sama proses belajar itu pasti banyak hambatan di tengah jalan bicara peralatan kesiapan SDM kita, baru bicara talent mana

  talent nya nggak dibayar yakan?. Kalo talent dibayar udah jelas gituloh dia

  udah banyak punya kualitas, inikan kita nggak punya uang untuk bayar paksalah cari kawan-kawan yang mau gitu yah dengan beberapa proses. Proses membuat skenario habis itu dibedah lagi, habis itu bicara pralatan, habis itu bicara akomodasi terus gimana kita harus shooting. Yaaah

  problem itu pasti adalah apalagi kita kembali kesebuah tim yang paling

  repot memang keterbatasan kita itu untuk membuat film. Peralatan tadi itu bukan jadi kendala karena itu bisa kita akalin yah gak perlu canggih- canggihlah, ya karena memang nggak ada alat canggih yakan pasti bisa kita akal-akalinlah, nggak ada mic apa segala macam pasti masih bisa apalagi teknologi sudah bisa dikoneksikan, kurasa masih bisa diatasin dengan sederhana.

  5. Berawal dari tim Omnibus Bohong, mengapa ditengah perjalanan produksi tim ini menjadi organisasi Kofi Sumut?

  Sebenarnya “Omnibus Bohong” ini yang mempengaruhi lahirnya Kofi Sumut karena interaksi komunitas di “Omnibus Bohong” yang sangat sering untuk berkomunikasi ada 5 komunitas dan ada konflik. Di sela-sela kesibukan premier dan mencari lokasi screening sebenernya terjadinya tawaran baru dan ide gagasan dari Muhammad Hidayat itu juga kebutuhan Omnibus. Kenapa? Karena kita masih repot untuk mencari tempat

  screening ada tawaran yang menurut kita baik untuk mempromosikan

  kembali “Omnibus Bohong” itu karena kerjasamanya sama TVRI untuk mengisi programnya itu salah satunya yang membuat kesibukan semakin menambah tapi memang itu menjadi kendala kita bukan akhirnya menjadi

  point yang kita harapkan tapi menambah PR yang baru. PRnya berbentuk

  masalah. Kita harus mengumpulkan lagi komunitas-komunitas film karena sementarakan di “Omnibus Bohong” hanya 6 datang tawaran yang lebih besar berarti kita harus menambah komunitas-komunitas film yang lain dari yang ada di Sumatera Utara karena menerima tawaran program dari TVRI. Di situ memang tahap perjalanan kita jadi sibuk dan jadinya

  screening nya agak mandek karena kita masih bingung mencari lokasi kita

  sibuk gitukan dengan tawaran itu terus kita berdiskusi bagaimana mengumpulkan kawan-kawan komunitas dan terkumpul dengan semangat. Di awal sih bagus, respect tapi taulah berorganisasi ini berkomunitas apalagi komunitas yang masing-masing punya ego, visi misinya tidak gampang untuk bisa mengumpulkan menjadi satu yah pasti seleksi alam akan terjadi. Tapi pelan-pelan terus terbangun, terbangun, dan terbangun walaupun di tengah jalan tawaran program itu mentah karena TVRI merasa kita hanya komunitas kecil yang tidak mampun untuk menjalankan program tersebut walaupun kita sudah membuat beberapa konsep yang sederhanalah yang biasa kita lihat di TV-TV lain tapi ya gitulah tadi itu akhirnya kita masih dianggap kecil dan orang baru kendala itu terjadi dan disitu menjadi kekuatan baru lagi untuk membangun Kofi Sumut itu di jalin terus komitmennya dan terus kita padati akhirnya tercetuslah Komunitas Film Sumatera Utara itu terbentuk walaupun sebenernya belum bagus, belum baku menjadi organisasi.

  6. Apakah dengan ada tambahan kerja ini, menjadi penghambat untuk

  pencapaian screening?

  Itu menjadi kendala memang, artinya memang itu menyingung juga keasyikan kita kemaren mencari tempat screening karena kita anggap gitulah tawaran ini sangat baik untuk promosi screening di tempat yang lain. Itu menjadi kendala baru untuk screening kita pasti lama-lama problem yang di awal ini akhirnya melemah, walaupun melemah tetap kita jalanin tapi tidak sekencang yang di awal tetap kita lakukan screening di

  coffee shop , di gedung-gedung pemerintahan yang bisa kita ajak kerjasama.

  7. Apa tujuan terbentuknya Kofi Sumut?

  Terbentuknya kofi sumut ini dari kegelisahan bersama kita yang membutuhkan wadah baru, koneksi, lalu SDM dan wawasan di masing- masing komunitas pasti punya pandangan berbeda di film dan satu lagi komunitas film di sumatera utara inikan. Mungkin tidak sama komunitas film yang ada di luar sana. Karenakan lahirnya itu hobi semua bukan akhirnya menjadi profesi yah dari situ butuh perkumpulan bersama itu di Kofi Sumut ini. Banyak juga komunitas yang dari sekolah yang dari kampus dari umum, tapi kayaknya ya yang punya niatan yang punya mimpi bersama bagaimana mewujudkan perfilman Sumut itu kembali lagikan itu sebenarnya mimpi komunitas film. Buat film dengan memperkenalkan Sumatera Utara.

  8. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut, sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?

  Masalah yang timbul untuk pengembangan Kofi Sumut pasti yaitu bicara waktu kita ngumpul bicara ngumpulnya aja, belum bicara program ngumpulnya ini memang agak repot, masing-masing kerjaannya berbeda setelah itu ya yang paling utamanya itu ya waktu ngumpulnya, jadwalnya itu yang bikin problem masalahnya yang utama. Walaupun tidak semuanya komunitas film yang ada di Sumatera Utara yang mengenal baik tentang berorganisasi. Kenapa? Karena dia membuat komunitas filmnya hanya untuk grup, ini juga jadi masalah gitu artinya ini yang sebenarnya harus diselesaikan sama kawan-kawan Kofi Sumut membangun organisasi seperti apa gitu loh. Kalo kita ingin membuat film bukan hanya untuk kita pastikan film kita ingin ditonton orang dan direspon seperti apa untuk menjadi tolak ukur perkembangan karya kita seperti apa.

  9. Apakah visi misi komunitas yang berbeda juga mempengaruhi? Ya itu visi dan misi itu setiap komunitas tidak sama mungkin ada yang satu komunitas punya visi misi yang membuat film selama sebulan sepuluh, mungkin komunitas lain enggak satu gitu misalnya. Hah itu yang membuat menjadi masalah karena kita susah untuk mengumpul untuk menyelesaikan masalah yang masing-masing sebenernya visi misi itu walaupun tujuannya pasti tetap satu. Tapi gara-gara misi dan visi ini jadwal untuk ngumpul kita yang selalu jadi kendala itu.

  10. Apa dampak terburuk yang pernah terjadi saat mengalami hambatan dalam komunikasi organisasi ini?

  Kalo aku liat sih kendalanya adalah bicara komunikasi juga dimana-mana pasti bicaranya komunikasi, komunikasih yang kurang baik sampai ke tujuan kendalanya sebenernya ya di sela-sela kesibukan screening omnibus itu muncul tawaran ide dan gagasan baru itu dari pihak TVRI itu sebenarnya yang muncul problem untuk bicara omnibus dan akhirnya ada Komunitas Film X itu keluar. Kenapa? Karena dia merasa wah, apa ya gak tau juga dia punya pikiran seperti apa. Ya kita tidak melarang dia punya pikiran beda dengan kita karena di situ muncul Kofi Sumut akhirnya Kofi Sumut yang muncul di atas tapikan akhirnya Komunitas Film X menganggap Kofi Sumut adalah ancaman bagi dia yang aku liat seperti itu. Kenapa? Karena Komunitas Film X punya misi sendiri untuk membangun organisasinya, tiba-tiba muncul Kofi Sumut yang akhirnya menaungin omnibus untuk bergerak screening dimana-mana. Itu mungkin komunikasi yang tidak sampai tepat kepada Komunitas Film X ya akhirnya Komunitas Film X mengundurkan diri. Sebenarnyakan Kofi Sumut adalah sebuah wadah bersama tapi diakan berpandangan berbeda dengan kita semua kayak yang lain-lain mirip dengan Kofi Sumut jadi itu, dia ingin besar tanpa ada embel-embel yang di samping.

  11. Bagaimana cara yang dilakukan setelah Komunitas Film X keluar? Setelah satu komunitas mengundurkan diri dari dalam omnibus memang kekecewaan kita pasti ada gitukan bicara promosi sendiri kita sudah membuat media promosi kita dan kita sudah publish dan dia harus mengatakan mengundurkan diri “Omnibus Bohong” itukan yang masalah besar karena kenapa kita sudah publish gitu. Kenapa? Karena terus akan terbawa dan itu menjadi pertanyaakan baru bagi kawan-kawan yang masih ada di omnibus kenapa ini promonya kemaren 5 film sekarang jadi 4 film. Hah itukan jadi kendala baru dan orang lain pasti akan menganggap wadah kalian untuk bicara yang kecil aja masih repot gimana bicara yang besar itu kendala bagi kita dan akhirnya kita harus merubah semuanya dan pastikan bicara waktu lagi itu menjadi kesalah kita kita sudah punya komitmen dan dia melepaskan diri. Sayang waktu yang sudah bersama- sama di awal gitu mengerjain ini sampai bicarakan screening dan promosi tiba-tiba dia keluar. Sayang aja kita sudah konferensi pers yaitu sedikit kegagalan sebenarnya .

  12. Apa tidak dilakukan pencegahan agar Komunitas Film X tidak keluar?

  Oh mediasi tetap di lakukan agar Komunitas Film X itu tetap masuk kedalam omnibus yah tapi memang mereka punya perinsip kuat. Akhirnya ya mau nggak mau dan kita juga nggak mungkin memaksa nggak baik juga kita harus paksa. Dia punya visi misinya sendiri gitu ya akhirnya mau nggak mau kita harus tetap jalan. Kenapa? Sayang aja perkerjaan itu cuma setengah-setengah walaupun mungkin ada kendala itu yang jadi pelajaran untuk kita gitu loh. Biarlah ini berproses tapi kedepanya kita pikir dan akhirnya kita bisa tau jangan sampai gagal lagi seperti ini.

  13. Apakah saat pembentukan Kofi Sumut, Komunitas Film X tidak

  disampaikan?

  Ada beberapa kali yah Komunitas Film X tetap, tapi mungkin ya itulah kita bicara takdir mereka memang belum siap untuk bicara yang ke besar untuk tahapan yang lebih besar. Mental, SDM dan bisa juga wawasan bagaimana membangun bersama gitu loh, yah mungkin sekarang ini mereka masih bisa berfikir uephoria mereka bahwasanya mereka bisa dan mampu untuk berdiri sendiri. Sementara mereka harus berfikir kembali kalo misalnya mereka keluar, keluar juga butuh orang lain. Kalo dia tidak selesaikan di lokal dia, dia nggak akan bisa dihargai di luar. Kenapa? Dia di rumah sendiri aja enggak selesai ngapain ngurusin orang lain. Efeknya ada tapi memang mereka masih muda-muda dengan emosinya masih bersemangat tinggi dan egonya juga masih kuat masih merasa ooo aku pasti bisa, tanpa kalian aku juga masih bisa, masih mampu. Tapi lihat bukan saat ini di kemudian harinya mereka akan memuai masalah.

14. Bagaimana cara membangun iklim positif untuk mempercepat tujuan

  Omnibus Bohong guna meminimalisir hambatan?

  Akhirnya dibagi untuk mengatasi jarak ruang dan waktu kita itu akhirnya kita membagi kerja, membagi kerja itulah yang meringankan kita jadi masing-masing komunitas dipetakan dulu kesibukannya seperti apa dan pencapaian pertemuan itu dipetakan seperti apa. Disitu akhirnya kita bisa ketemu.

  Informan 2 Nama : Immanuel Prasetya Gintings, S.S, MHum Umur : 31 Tahun Akhir Pendidikan : S-2 USU Status Keanggotaan : Humas Nama Komunitas : Manuprojectpro Indonesia Alamat Komunitas : Jalan Seto Lrg. Sipirok No. 10 Medan Kota Posisi Di Komunitas : Pemilik 1.

   Kenapa anda membentuk tim Omnius Bohong?

  Jujur aja kalo untuk produksi sendiri udah pernah. Kalo aku secara pribadi beda dengan Bang Hendri, kalo Bang Hendri kerinduan untuk membentuk sesuatu komunitas yang lebih besar, Bang Hendri ini itu loh dari aku kenal di deliTV dulukan, sama dia tim produksi dia yang ngawanin aku kemana- mana jadi kalau dia memang semangatnya lain. Kalo aku semangatnya begini, pertama bosan dulu, Manuprojectpro itu kayak katak dalam tempurung, menang di Unimed, menang di SMA Negeri 5, yang pesaingnya bukan komunitas. Menang-menang terus menghadapi acara- acara terus aku bilang sih ada naik level. Kalo aku sih memang dari jiwanya orang yang suka olah raga. Aku bilang sih sama masak kita mainya di seri B terus naiklah ke seri A itu angin lebih kencang.

2. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?

  Terus terang aku bilang ada yang separuh kenal, ada yang mencolokan namanya, ada yang udah kenal baik itu semuanya kayak ada penasaran, sedikit percaya tapi punya kesamaan ya kan?. Makannya aku bilang mau gabungkan karya, dengan kompetisi. Ya siapa yang lebih bagus, itu mangkannya terbentuk “Omnibus Bohong”. Ada ego yang kayak gitu yang ku baca. Punya ku lebih bagus, oh tunggu aja seberapa kali kekuatan kau tapi ada juga yang bilangkan aku punya pengen gabung ini tapi jiwa persaingannya ini kental kok waktu diskusi konsep. Makanya konsep belakangan banyak kebuang-buang. Mutar-mutar balik, silat-silat lidah, masuk hati nggak ketahuan ketutup gitu, bicaranya bagus apa segala macam bagus. Tapi ada juga, kau tengok punya aku, pasti lebih bagus dari punya kau. Karena itu tadi belum kenal dia, orang di depannya jadi kalo sekarang kita cerita disuruh bikin lagi gak akan sama. Memang kalo untuk “Omnibus Bohong” ini, nggak bisa pungkirin semangat persaingan itu juga membuat komunitas ini, maksudnya membuat screening “Omnibus Bohong” ini jadi.

  3. Kenapa beberapa komunitas ini layak mengisi tim Omnibus Bohong?

  Pertanyaan aku yang kemaren itu nggak sempat mikir layak, aku pengen banyak yang datang. Cuma itu apa boleh buat ingatkan ada beberapa yang kita undang nggak datang. Yaudah sampai situ aja ku jawab, panjang kita mikiri mana cerita pikiri layak-layak. Itu yang dikenal Bang Hendrik.

  4. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan Omnibus Bohong disepakati?

  Sebeneranya kita juga nggak mau, jujurnya kita nggak mikir struktur, kita memikirkan job description, akhirnya job ini secara tidak sengaja tidak sadar menjadi struktur begitu dia, bicara fungsingnya. Jadi kalo kita ingat kita nunjuk nggak ada ketua. Kenapa enggak ada ketua? Ha beda, kalo kita mengkonsepnya berdasarkan struktur kita akan urus dulu strukturnya baru membuat job descnya. Tapi kita tebalik kita kebutuhnya apa kita bagi job

  desc nya tak sengaja kita terstruktur makannya struktur organisasi kita.

  Sama kayak sistem kerja perang dulu gerilya. Bagian apa orang kita nggak tahu namanya yang kita tahu fungsingnya. Makanya aku bilang ini tim omnibus kemaren bicara struktur organisasi berangkat dari kebutuhan ini.

  5. Apa saja hambatan yang terjadi saat produksi?

  Ngumpulin orang. Punya komunitas masing-masing yang nggak sama latar belakangnya, sekali lagi ini nggak ada keharusan. Makanya yang aku bilang yang minim bukan kegelisaan yah semangat, kalo gelisah bisa jadi orang nggak datang lagi. Tapi kalo semangat sama kayak mau bikin komunitas motor atau komunitas apa karena semangat mau sama ini makanya datang. Cuma tadi latar belakang kita ada yang mahasiswa, ada yang dosen, ada yang pengusaha bidang media, ada yang punya kerjaan lagi.

  6. Berawal dari tim Omnibus Bohong, mengapa ditengah perjalanan produksi tim ini menjadi organisasi Kofi Sumut?

  Ada tawaran dari TVRI, dibawa Bang Dayat muncul Kofi Sumut, Bentuknya, itu itu juga yang kemarin datang cumakan kajol. Kita tidak terstruktur kita nggak bisa ngerasa bisa diikat, kita dari bawahkan?. Kita melihat ke berfungsian kita, begitu kita diacuhkan mulailah masuk. Jadi kalo aku bilang itu. Ngerasa nggak bergunakan?. Udah nggak ikut lagilah aku, untuk apa aku ikut orang aku nggak dibutuhkan lagi kok. Apa tujuan kita?. Ya udah, apa mau tujuan kita udah screening, cerita kita harusnya tamat kenapa kita bikin bersambung?. Season 2, season 3, season 4, cantiknya kita season 1 tamat karena kita paksa lanjut muncul kejenuhan, muncul hilang arah, muncul tanpa tujuan.

  7. Apa tujuan terbentuknya Kofi Sumut?

  Tujuan Kofi Sumut?, nampil di TVRI. Bukan jadi payung besar, pertanyaannya apa semua orang merasa itu? Nggak!. Kalo kita orang omnibus iya.

  8. Berarti betul-betul jadi bumerang?

  Memang iya, mangkannya Agung Film Maker dibilang Kofi Sumut selepas TVRI batal, dia tetap hancurkan kita. Dia merajuk nggak diajak, dia bilang dia bukan Kofi Sumut. Makannya aku bilangkan kalo aku tetap. Aku sering ulang-ulang sama orang ku bilang aku punya filsafat hidup, semakin sulit soal matetika itu sebenarnya semakin gampang jawabannya. Penjelasan secara ilmiahnya, kalo kita mendapat soal matematika yang gampang hasilnya pasti koma-koma. Waktu sekolah dulukan, ingat itukan?. Tapi kalo udah nyari hasilnya setengah mati, hasilnya bulat gitu juga falsafat hidup kita semakin kita tengok ribet masalahnya, sebenernya penyelesainya gampang. Kita aja yang ngeribet-ngeribeti. itupun terjadi di Kofi Sumut. Organisasi kita bukan dibentuk karena ada satu masalah kita dari kemaren itu baik Kofi Sumut maupun “Omnibus Bohong”. Dibentuk karena ada satu capaian bersama ketika capaiannya nggak ada lagi atau ketika capaiannya sudah berhasil akan muncul pertanyaan dalam hati masing-masing, ngapain aku masih di sini tugas ku sudah selesai.

  9. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut, sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?

  Kenapa semua masing-masing komunitas itu masih bertahan? Ya dinamanya Kofi Sumut yang kita kenal karena budaya kongkow-kongkow orang Medan, budaya kede kopi yang datang itu semuanya yang sempat ngomong-ngomong, ada juga komunitas yang nggak sempat ngomong- ngomong mana masuk sama kita. masalahnya dimana? Aku bilang bukan masalahlah itu orang dia sempat datang cuma untuk ngomong, becakap- cakap. Mau datang untuk becakap-cakap kalo dia nggak pernah ngasih saran atau nggak pernah mendengarkan saran nggak akan pernah dia gabung. Bukan itu kebutuhan dia, Komunitas Film X cabut, Joi Bangun cabut, sampai sekarang masih kita tengok Suhendra Kensington cabut dia bukan tipikal orang ngomong-ngomong. Bukan masalah, orang dia nggak punya tujuan yang sama dan nggak punya selera yang sama. Terjawab dampak yang paling buruknya itu, kita timpang karena job description yang kita bagi ke dia nggak dijalankan asalan kenapa dia keluar?, Simpel dia nggak merasakan punya tujuan yang sama.

  10. Menurut persepsi anda, apa yang sebenarnya Komunitas Film X rasakan sehingga mereka keluar?

  Dia enggak mau diatur, makannya dia bilang ini sudah tidak seperti semangat awal lagi. kenapa ada Kofi Sumut? Dia enggak mau di kumpuli. apa lagi dia punya masalah yang sama dengan TVRI. Harusnya sebelum dikasih ke Kofi Sumut ke Komunitas Film X dulu. Ingat enggak? Yaudah, mangkannya dia tetap benci sama Kofi Sumut, disangkanya pesaing dia masalah nama. Kita di anggapnya nggak ngerti perasaan dia.

  11. Waktu itu aku melihat, waktu saat dia menyatakan keluarnya di Mataniari, kenapa anda mencoba merangkul kembali?

  Karena sebanarnya aku udah mulai nangkap kenapa dia begitu, dan aku sebanarnya pada saat itu kan mau klarifikasi sama dia. Aku ingatkan kembali inikan semangat

  12. Setelah konfrensi pers Komunitas Film X menyatakan keluar, kenapa anda tidak mencoba merangkul lagi?

  Ya aku bilang kalo dia udah nggak merasakan semangat yang sama, semangat inikan kayak api kalo udah padam apa lagi mau di hidupkan. Kalo aku bilang udah sia-sia dan aku udah mulai nangkap dia ngerasa dia Kofi Sumut, karena udah lain lagi pemikiran ku. Yakan?, Aku ngerasa Kofi Sumut cocok, karena aku juga ingin di bawahnya Kofi Sumut yang Kofi Sumut adalah kita sendiri. Ah dia nggak, dia nggak mau di bawah Kofi Sumut. Jadikan udah susahkan?, Nggak bisa lagi ku persatukan persepsiku dengan dia. Karena udah lain, dia udah nggak nganggap itu sebagai komunitas lagi dia udah nganggap itu sebagai organisasi dia nggak mau di bawah organisasi.

  13. Bagaimana cara membangun iklim positif untuk mempercepat tujuan Omnibus Bohong guna meminimalisir hambatan?

  Menumbuhkan, mengigatkan kembali semangat yang di awal dan memang keinginan untuk mencapai tujuan dengan silatuhrami. ada waktu yang enggak bisa tetap dipaksa datang sampai bisa, makannyakan setelah kita bisa ngumpul semua baru ada bergerak maju kalo nggakkan stucknan. Setelah ngumpul di tekan makin cepat jadi.

  Informan 3 Nama : Mameng Bongky Iskandar Umur : 37 Tahun Akhir Pendidikan : Unikom Bandung Status Keanggotaan : Finishing Mastering Nama Komunitas : Mata Sapi Films Alamat Komunitas : Jalan Tonggok Bongkar X Gg. Maryono No. 70b Medan Posisi Di Komunitas : Editor

  1. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?

  Jadi gini masing-masing komunitaskan punya style sendiri artinya kita sepakat untuk kita punya satu tema “Bohong” menurut kalian yang dikaryakan nanti tentang bohong itu atau kebohongan itu seperti apa sih?. Jadi masing-masing komunitas diberi kebebasan untuk membuat sebuah karya yang mentemakan tentang kebohongan. Jadi kita akan juga berfikir ini pastinya kita juga berbeda-beda. Nah yakan justru di masing-masing perbedaan itulah yang kerennya itu. Artinya kalo yang udah sama semua, kan nggak lucu juga ngapain juga dikumpulin kalo juga sama semua udah gitu kalo kita produksi bersama ada satu kekahwatiran waktu itu bagi aku. Ah kita ini baru kenal mungkin belum tau gitu ya tapi untuk bekerja samakan kita belum pernah nih. Untuk memulai, mungkin kita bisa memulai dengan menunjukkan karya-karya kita di satu film ini bukan bekerja bareng-bareng memang lebih bagusih kalo ini udah bekerja bareng, tapi kalo bekerja bareng tapi itu bukan namanya lagi omnibus. Satu film utuh gitu ya, kalo yang namanya omnibus itu yah, dari sini masing-masing komunitas punya film digabungin tapi tetap dengan satu benang merah yang sama gitu.

  2. Apa tujuan terbentuknya tim Omnibus Bohong?

  Gagasan di Mata Sapi sendiri, itu yang intinya itu sebenernya itu berempatlah cuman, yang lebih aktif itu aku dan Hendri yang lainnya kalo ada Willy “Kiwil” dan Ican mereka punya fokus yang nggak bisa terganggu gitu ya bisa fokus di Mata Sapi juga tapi nggak terlalu bisa sering. Nah yang lebih sering yang lebih aku sama Hendri itu di Mata Sapi nah untuk awal ide pembuatan filmnya itu aja konsepnya itu udah ngedelumet gitu ya yah artinya sampai konsepnya itu udah berubah sampai beberapa kali kita memvisualisasikan kata bohong itu untuk film yang digabungakan dengan “Omnibus Bohong” itu sampai berganti skrip beberapa kali ganti cerita, bahkan berubah total untuk biasalah kalo kita punya konsep harus kita uji kita itu matang atau nggak kita harus membaginya ke orang untuk dibahas gitu gimana yah itu aja udah sulit tapi kita ya harus tetap buat nahkan ada deadline.

  3. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan Omnibus Bohong disepakati?

  Setahu aku karena itu karya masing-masing komunitas artinya masing- masing punya ini sendiri ya apa namanya punya inisiatip yang kalo aku sendiri sih dipenggabungan filmnya itu. Kebetulan aku ditunjuk kawan- kawan sepakat aku ngebantu di bagian ngeditnya untuk ngedit secara keseluruhan yang untuk produksi kita sama-sama terjun kelapangan gitu untuk tempat dimana?. Untuk tempat itu yang ready Manu yang cocok, nah talentnya kebetulan Manu ready udah gitu aja sih sebenarya namanya berjalan dengan apa adanya

  4. Berawal dari tim Omnibus Bohong, mengapa ditengah perjalanan produksi tim ini menjadi organisasi Kofi Sumut?

  Jadi ide buat seseorang yang itulah Kepala TVRI itu melihat karya kita “Omnibus Bohong” dia jadi punya ide bagaimana misalnya kalian mengisi sebuah program disini. Kaliankan komunitas isilah waktu di TVRI tapi dengan catatan kalian udah bergabung, udah satu timlah artinya kita dituntut untuk membentuk suatu komunitas besar lagi, induk gitu.

  Awalnya kitakan gabung-gabung nggak ada satu bentukan khusus gitu, nggak ada membuat wadah khusus tapi kita cuma yok kau punya karya, punya karya, punya karya kita gabungin yok. Tapi yang menyatukan kita adalah pertemanan. Sebetulnya inilah dia kalo aku bilang di Medan ini bisa aku bilang penyakitlah, karena ini penyakit antara tua muda ini pemahan antara orang yang lebih dulu mengalamin merasa bahwasanya inilah dia film tapi kalo dia tidak mau. Ha itulah dia karena informasi juga kurang informasi mungkin ada tapi dia nggak mau mengambil informasi itu untuk jadi pengetahuan yang baru makanya ketika yang muda mendapatkan informasi itu yang tua bertahan dengan wawasannya yang jaman dulu itu jadi kontra. Akhirnya ya kita juga nggak boleh nahan orang tua yakan, takut kualat jadi yaudahlah kita-kita aja yang buat gitu artinya kalo kita bertahan dengan mengharapkan bergabungnya yang senior-senior itu tadi, nggak akan jadi-jadi karya kita. Orang mau melihat kita bisa berkarya atau nggak. Kurasa itu yang harusnya Medan bercermin ke Jawa itulah, Di Jawa itu jujur tua muda dari kalangan mana pun dari dari bangsa apapun melebur artinya yang menyatukan itu pemikirannya aja.

5. Berarti tidak ada bentuk senioritas?

  Nggak ada, senioritas itukan akan menimbulkan jurang pemisah itu kesejangan. Itu kalo di Jawa itu kebutuhannya itu udah nggak seperti itu artinya kebutuhannya adalah kemurnian karya jadi siapapun dikalangan mana pun diterima dan menerima gitu. Tapi kalo di sini Medan penyakit tadi itu masih belum sembuh-sembuh. Artinya bicara kembali lagi ke watak ini watak ini dari mana?. Kalo kita mau bercermin kebelakang, sejarah orang Jawa dengan orang Sumatera dengan pulau lain di jaman Belanda, mungkin kalo di Jawa itu menurut pendapat aku ya karena lebih banyak berjuang lebih nyatu dia satu sama lain, tapi kalo di Sumatera memang berjuang, udah berdarah-darah, cuma taulah di tanah khususnya di Medan ini tanah Deli bentuk kerajaannya ajapun kerjasama Belanda hanya orang bawah-bawah aja yang merasa tertindas yang nggak mungkin kerjasama sama Belanda yang menindas itu tadi. balik lagi kesitu jadi pola pikirnya terbentuk itu aku rasa dari situ. pola pikir yang Indonesia ini kaya, subur, makmur munculah di jiwa-jiwa pemalas, nah dimana orang- orang yang tertindas pasti, orang kreatif itu berasal dari orang-orang yang tertindas. Nah dari kertebatasan itulah, makannya kalo sekarang ini nggak, di Jawa di lebih kreatif jujur aku bilang itu kenapa? Karena di belakang tadi mungkin di Sumatera utara tertindas juga dengan penjajahan tapi mungkin persentasi tertindasanya itu lebih parah di Jawa.

  6. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut, sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?

  Oke kalo itu, kalo kita bilang kita tetapkan satu waktu misalnya hari apa tanggal berapa kita ngumpul, bisakan? Bisa cuman masalahnya kalo bicara kendala lagi itu, okelah kalo untuk ngumpul kendala nggak utama kalilah sebenarnya yang utama tadi sebetulnya di latar belakang kegiatannya itu sendiri udah gitu sebetulnya yang gabung di Kofi Sumut ini juga nggak generasi muda gitu, ada juga sisa-sisa generasi yang terdahului yang mau bergabung untuk Kofi Sumut. Cuma mereka juga masih menyisakan

  mindset cara berfikir mereka yang masih pola pikirnya masih pola pikir lama itulah yang jadi kendala gitu juga belum nyatu bener-bener.

  7. Apakah anda merasakan atmosfir yang berbeda?

  Terasa sekali itu artinya masih ada beberapa kawan-kawan yang mementingkan hal lain ketimbang itu yang kebutuhan Kofi Sumut. Tujuan lain gitu aku bicara-bicara ini mungkin ya ada orang yang menganggap Kofi Sumut ini dimanfaatkan juga sebagai wadah. Itu sah, artinya gini silahkan berkenalan sesama anggota, silahkan berinteraksi silahkan, membuat suatu kerjaan, silahkan membuat satu kesepakatan kerja sesama anggota. Tapi diluar Kofi Sumut, artinya Kofi Sumut tidak mendukung komersialsasi, karena bukan badan profit. Kofi Sumut adalah wadah untuk kita berkumpul berbagi ilmu sering berbagi untuk bersama gitu, ya kalo ada job ya silahkan tapi jangan bawa-bawa Kofi Sumut gitu ya kalo mau di luar ngbrolonya. kalopun memang mau bawa Kofi Sumut ke ranah komersil itu paling tidak balik lagi, karena kita belum ada rule tetap untuk Kofi Sumut ini jadinya segala sesuatunya masih ngambang. Jadi ketika ngelihat satu event, atau bilanglah ada hajatan atau acara dengan bawa label Kofi Sumut memang nggak ada komersialisasinya, tapi jangan sampailah Kofi Sumut ini dijadikan bendera untuk supaya mendapatkan satu hal yang berbau komersil, kan kasian memanfaatkan kawan-kawan artinya kawan-kawan dimanfaatkan secara komunitas tapi yang dikerjakan adalah kerjaan komersil. Kecuali kawan-kawan kalo memang dibayar artinya dibalas dengan sepadan. Nggak ada masalah dengan deal-deal di awal gitu silahkan tapi gak boleh, aku bukan bilang nggak boleh ya artinya janganlah sampai. Mungkin bicara kayak event internasional, mungkin bawalah ke pusat orang pusat berkewajiban untuk mengadakannya di daerah, di bawa ke daerah menggunakan orang-orang komunitas itu yang aku takutkan jangan sampai pemanfaatan kawan-kawan di komunitas untuk hal-hal yang sementara itu ada budgetnya gitu, jangan sampai seperti itu kalo memang ada budgetnya yah keluarkan untuk kawan- kawan, tranparanlah.

8. Apa dampak terburuk yang pernah terjdi saat mengalami hambatan dalam komunikasi organisasi ini?

  “Omnibus Bohong” itu sebetulnya ada 6, sebelum deadline itu ada yang menarik yaitu Mataniari karena mereka belum ready, mereka menarik diri tapi akhirnya kita karena ya sudahlah kalo nggak kalian di bagian untuk mengorganizer “Omnibus Bohong” ini seperti apa nantinya gitu bakal ditonton atau nggak bakal di publikasikan seperti apa. Oke, mereka setuju nah okelah di premierkanlah dan aku rasa itu juga belum maksimal karena sejauh ditunjuk sebagai organizer Mataniari juga belum maksimal untuk mengorganize itu, toh kita-kita juga yang memproduksi “Omnibus Bohong” juga yang masih merangkap semuanya. Okelah nggak masalah mungkin Mataniari lagi banyak PR yakan?. Ketika yang lebih fatalnya lagi, aku sangat merasa kecewa sekali dengan Ketua Komunitas Film X, Kenapa? Karena dengan membawa nama Komunitas Film X, dia orang yang membentuk sebuah komunitas, organisasi, tapi tidak tau bagaimana caranya beretika di komunitas. Sekarang pertanyaan ku, aku bertanyalah pantas enggak kalo kita sudah buat karya kita udah publikasikan udah konferensi pers, udah premier pertama, tiba-tiba dia menarik filmnya. dia menarik karyanya artinya itu fatal ku bilang. Yang lebih fatal lagi cara dia, menarik film itu artinya aku lupa ya, apakah ada pertemuan dia ngomong langsung sama kita atau enggak aku lupa ya. Tapi setahu aku dia ngomong langsung lewat facebook, itu kayaknya apa ya okelah facebook jugakan bisa berkomunikasi juga kan? Ya tapi paling tidak etis, nggak etisnya namanya dulu kita sama-sama ngumpul yang aku lihat nggak ada sih kepentingan kita di Kofi Sumut ini untuk apa, untuk apa nggak ada artinya selama kita terbuka transparan dan selama kita saling mau berbagi itukan nggak ada masalah.

  9. Menurut anda bagaimana etika yang baik?

  Etikannya, harusnya begini jujur aja sama kita secara orang dewasa kita ngobrol bareng terbuka gini loh bang aku ada masalah loh, gimana ya kalo film ini aku masukkan ke festival dulukan kita bisa berbicara ngumpul bilang kalo filmnya jangan dulu di premierkan. Okelah konferensi pers udah nggak bisa di lewati lagi, nggak bisa diulang lagi. Setelah premier baru menarik, tapi kalo misalnya sebelum premier mereka menarik film

  it’s ok gitu. Apa ya, kalo aku pribadi sih kalo setengah-setengah hati untuk

  di Kofi Sumut mendingan nggak usahlah. Ya kalo masih ragu-ragu untuk berbagi ilmu berbagi apa, nggak usah di Kofi Sumut. di Kofi Sumut ini hanya orang-orang yang mau total berbagi ilmu berbagi wawasan yang bisa bekerja sama. Tapi kalo masih ragu-ragu mendingan nggak usahlah. Kenapa? Karena memang banyak orang yang bakalan kecewa kalo gitu dipaksakan juga.

  10. Setelah dia menyatakan dirinya keluar, apa yang harus dilakukan itu?

  Apa yang di lakukan? Yah, itu udah maunya dia mau gimana lagi kita nggak ada keterikatan secara tertulis nggak ada keterikatan di “Omnibus Bohong” itu. Nggak ada aturan tertulis, nggak ada kekuatan hukum juga untuk apa juga, toh ini kita bentuk secara kesadaran kreatifitas masing- masing gitu, artinya nggak adalah berbau menyangkut-menyangkut nantinya akan seperti ini, nggak ada jadi yang kita lakukan adalah yah, yah sudah apa boleh buat artinya yang pasti editornyalah yang bekerja lagi untuk mencut film itu. Artinya memisahkan film yang ada jadinya nggak ada gitu.

  11. Tapi apakah tidak dicoba agar bertaha?

  Udah, waktu itu udah di coba apa masalahnya? Apa yang bisa kita carikan solusi. Tapi memang dari pihak Komunitas Film X sendiri nggak ada keterbukaan. Aku bilang kurang terbuka itu pasti ada masalah kenapa dia menarik, ya pasti itu kalo nggak ada masalah nggak mungkin dia menarik cuma dia kurang terbuka gitu. nggak ngerti aku kenapa dia kurang terbukanya. Memang Komunitas Film X ini sebelum Kofi Sumut ada Komunitas Film X tapi kita ngebacanyakan Komunitas Film X ini komunitas sama kayak Mata Sapi, sama kayak Mataniari, sama kayak Opique Pictures sama juga kayak komunitas-komunitas yang lain. Bukan wadah, kalo sepengetahuan aku jadi samalah kita kalo misalnya karena kita buat satu wadah besar namanya Kofi Sumut dia ngerasa, ya kalo dia merasa tersaingin maka artinya dia merasa juga dengan Kofi Sumut jadi dia selevel Kofi Sumut itupun nggak ada masalah silahkan. itu hak masing-masing kelompok.

12. Bagaimana cara membangun iklim positif untuk mempercepat tujuan Omnibus Bohong guna meminimalisir hambatan?

  Untuk mempercepat, yaitulah tadi mungkin situasinya PR masing-masing itu yang masing-masing kejarkan selain untuk produksi omnibus ini. Untuk kegiatan masing-masing komunitas itu sudah mau selesai atau sebelumnya sudah mulai reda. Artinya mau kegiatan apa lagi ini yah yang ada ya “Omnibus Bohong” yang sudah kita selesai produksi ya caranya ya kalo di Mata Sapi sendiri melihat ini kayaknya harus, harus sudah tanggal berapa inikan udah nggak lucu lagi. ini satu di facebook sendiri orang sudah banyak komunitas lain yang ngeupload film, udah ada yang premier juga lagi film kita yang udah produksi dari akhir tahun kemaren belum

  premier . Ya udahlah kapan ini kita premiernya. Artinya lebih serius lagi

  berhubung waktu itu belum terbentuk Kofi Sumut karena hanya cuma berempat atau berlima itu tadi gampanglah dia terjadi kesepakatan untuk ngambil keputusan tadi. Kalo diliat sekarang akan lebih susah, kenapa? Karena mangkin banyak, jadi makin susah, kumpul aja susah apa lagi untuk ngambil keputusan.

  Informan 4 Nama : Ridho Golap Umur : 34 Tahun Akhir Pendidikan : FISIP UMSU Status Keanggotaan : Event Organizer Nama Komunitas : Mataniari Project Alamat Komunitas : Jalan HM Joni Komp. Puri Teladan No.4 Medan. Posisi Di Komunitas : Koordinator 1. Kenapa anda membentuk tim Omnibus Bohong?

  Ya yang aku pahami kenapa itu harus dibentuk tim kerja lebih tepatnya itu tim kerja, ada karya yang ingin kita pertontonkan secara luas bagaimana caranya agar karya kita ini bisa disaksikan oleh orang banyak, walaupun kemaren itu, sebenarnya bisa di handle oleh masing-masing komunitas. Masing-masing komunitas tinggal mengagendakan jadwalnya untuk pemutaran film itu tapi kita ngeliat ini harus lebih lues lebih fleksibel agar bisa dilihat oleh banyak dan merangkul lebih banyak pihak lebih banyak komunitas. Sehingga kita buat itu kita buat tim kerjanya jadi siapa yang bertanggujawab atas apa karena kita punya kesibukan masing-masing di komunitas juga ada. Biar lebih berstruktur biar lebih rapi lebih koordinasinya lebih enak yang menangani untuk menggundul semua materi satu siapa, kalo nggak salah itu kemaren itu kerjaan Mameng, lalu yang bertanggu jawab untuk menyiapi materi promosi siapa dari rilis dari

  head itu satu orang juga yang menyiapkan tempat dan pihak-pihak siapa

  saja yang akan diundang itu siapa hingga itu menjadi mempermudah kita untuk saling melihat oh udah sampai sini loh langkah yang udah kita kerjakan dan kira-kira ini bisa menyedot seberapa banyak perhatian orang aku kira gitu.

2. Bagaimana menurut anda mengenai pembentukan tim Omnibus Bohong ini?

  Ya tanggapan ku itu yah itu langkah positif untuk membiasakan diri, membiasakan kita kerja bareng karena mau memberi. Yah aku mau mendapatakan efek besar itu ya harus meledakannya harus besar. Yah harus banyak tempat, banyak orang yang menyebar isu agar semuanya tau.

  3. Bagaimana pembentukan struktur organisasi setelah gagasan Omnibus Bohong disepakati?

  Lebih tepatnya itu untuk pembentukannya sesuai dengan bidang dan kemampuan yang ada, kita tidak membentuk itu dengan meletakan orang pada bagian yang harus dijalanin ya tapi kira-kira siapakah yang bisa menanganin bagian itu misalnya tadi bagian untuk mengundel materi dari film-film tu dibuat dari sebuah satu rangkaian film panjang ya Mameng dari Mata Sapi karena dia juga basisnya sebagai editor film dan cukup melek teknologi kita ngeliat itu dan dia merasa oke ini memang ranah tanggung jawab wewenang yang diberikan untuku. Mampu dia jalanin, makannya dia dalam bagian struktur itu untuk mengisi kursi itu, begitu juga dengan yang lain bagaimana event, bagaimana jadwalan, bagaimana promosi jadi sesuai dengan kemampuan.

  4. Apa tujuan terbentuknya Kofi Sumut?

  Apakah ini menjadi sebuah keterpaksaan ya, momentum itu untuk kegiatan yang tidak sengaja itu menyatukan kita membuat kita selalu sering berkomunikasi, sering berbagi, sering diskusi itu berbagi pikiran atau saling melemparkan wacana sama pandangan kedepannya seperti apa tadi perfilman di Medan Sumatera Utara sampai akhirnya kecetus Kofi Sumut. Apakah sudah meluas ke komunitas-komunitas lainnya yang ingin nimbrung juga kedalam Kofi Sumut mungkin ada nilai-nilai paksa, terpaksa atau nilai semangat yang kebabalasan. Yah gimana ini ada pemersatu dari sekian banyak penggiat, ada sekian banyak kelompok, gimana kalo ada pemersatu, kecurigaan juga ada, terus keragu-raguan juga ada, ragu tidak jadi satu seperti apa?.

  5. Bagaimana pendapat anda mengenai organisasi Kofi Sumut ini?

  ya Kofi Sumut secara organisasi seperti yang di awal tadi kondisinya seperti kondisi perfilman Sumatera Utara. Masih belajar tengkurep dan telungkup belum belajar merangkak seperti itulah kondisi Kofi Sumut sesuai secara manusialah baru dua tahu belum banyak hal, dan masih banyak hal yang harus dipelajarin yang harus dibenahin.

  6. Apa saja masalah yang timbul dari terbentuknya Kofi Sumut, sedangkan tiap tim produksi Omnibus Bohong ini masing-masing memiliki komunitas?

  Aku kira tidak menjadi masalah yang dasar antara tujuan masing-masing komunitas terhadap Kofi Sumutnya, karena Kofi Sumut ini juga tujuannya ini untuk bersama-sama bagaimana Kofi Sumut bisa memayungin atau mendorong komunitas-komunitas yang menjadi membernya di dalamnya itu bisa mendapat peran, mendapat bagian, terus mengembangkan dari adanya Kofi Sumut gitu. Jadi Kofi Sumut bukan sesuatu yang harus di sorong maju oleh komunitas kecilnya atau sebaliknya Kofi Sumut juga tidak punya kewajiban khusus untuk membesarkan komunitas-komunitas yang menjadi membernya tapi ini bagaimana menjadi sebuah sinergi komunitas menjadi sebuah hubungan saling mengisi bisa jadi satu komunitas yang ada didalamnya itu akan melemparkan sebuah kegiatan menjadi sebuah program Kofi Sumut dan sebaliknya juga seperti itu. apakah Kofi Sumut yang melontarkan program kedalamnya untuk komunitas-komunitas yang ada di dalamnya tidak seperti organisasi formal umumnya yang induk akan menyorong anak-anak nya di bawah gitu. Tapi dalam kondisi saat ini Kofi Sumut aku analogikan seperti bayi yang belajar baru tahapan belajar tengkurep masih disitu itu belum untuk bergerak mulai merengkak. mulai berjalan kita masih seputaran pembenahan internal bagaimana ini mengolah sebagai bisa jalanlah.

  7. Apa dampak terburuk yang pernah terjadi saat mengalami hambatan dalam komunikasi organisasi ini?

  Dampak terburuk dari kegiatan “Omnibus Bohong” itu tadi adalah kita itu letupan ego, letupan-letupan ego dari komunitas. Ada yang bisa mengendalikan ada yang tidak bisa mengendalikan letepun egonya itu dinamanya juga pikiran banyak, ada banyak pikiran, ada banyak gagasan dan bila tidak siap untuk menerima gagasan yang tidak diterima atau dinomor kesekiankan ujungnya merajuk. Ambil sikap mundur itu terjadi kemaren diproses omnibus satu komunitas yang ujungnya menarik diri. Bisa dikatakan seratus persen berjalan kita sudah jalan semua tim kerja tiba-tiba dia menarik diri. Aku bilang itu ego kekanak-kanakan yang tidak bisa dia selesaikan tidak bisa meletakan kapan kepetingan pribadi dan kepetingan bersama harus diprioritaskan. Selebihnya tidak ada masalah selebihnya komunitas yang tersisa juga akhirnya tetap bisa enjoy tetap bisa sinergi saling berkomunikasi kecuali yang mundur itu. Itu sama sekali tidak bisa. Dan kita tidak tau lagi cara membangun, komunikasi dengan dia ya karena begitu keluar langsung mengurung diri tidak menerima apapun yang berbau dengan Kofi Sumut.

  8. menurut pandangan anda, apa yang ada dalam benak pikiran mereka?

  Tidak tau persis, tapi kalo kau paksa aku mereka-reka, ku kira eksistensi mereka. Mereka merasa eksistensinya sebagai komunitas film akan redup kalau Kofi Sumut ini dibesarkan jadi seperti mengasuh anak macan. Mungkin gitu pikirannya seperti si kambing mengasuh anak macan udah besar yah si kambing yang dimakannya. Mungkin dia punya pemikiran seperti itu padahal ya belum tentu. Tidak akan begitu ya seperti itu tadi yang aku bilang kedewasaan berorganisasi yang diapain dia harus meletakan mana kepetingan kelompok dengan kepentingan bersama disini kepentingannya Kofi Sumut. Karena Kofi Sumutkan ada banyak ada dia sangat luas sedangkan komuunitas ini dia punya kepentingan sendiri, punya ego sendiri, tidak bisa meletakan prioritas itu dimana mana prioritas yang harus dikerjakan secara bersama mana komunitas yang di kerjakan secara pribadi.

Dokumen yang terkait

Distorsi Komunikasi Komunitas Film Sumatera Utara (Kofi Sumut) (Studi Deskriptif Kualitatif Gangguan Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Film Sumatera Utara Selama Produksi Sampai Dengan Pemutaran Perdana Film “Omnibus Bohong”)

5 122 134

Budaya Pop Lagu Korea di Medan Sumatera Utara (Studi Deskriptif : Pada Komunitas Cassiopeia Medan)

1 83 33

Arus Komunikasi Vertikal Pada Organisasi Sapma Pemuda Pancasila USU (Studi Deskriptif Kualitatif Arus Komunikasi Vertikal Pada Organisasi Satuan Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila Universitas Sumatera Utara)

3 83 111

Komunikasi Organisasi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 30 79

Komunikasi Organisasi Komunitas Motor "KNC" (Kawasaki Ninja Club) Wilayah Bandung Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Organisasi Komunitas Motor "KNC" (Kawasaki Ninja Club) Wilayah Bandung Dalam Membangun Solidaritas Anggotanya

1 24 1

Komunikasi organisasi Dalam Komunitas Wisata Mistis Forum Supranatural Kaskus Bandung (Studi Deskriptif Komunikasi Organisasi Komunitas Wisata Mistis Dalam Mengungkap Mitos Yang Berkembang di Bandung)

0 20 94

Pola Komunikasi Organisasi Komunitas The Panasdalam (Studi Deskriptif Pola Komunikasi Organisasi Komunitas The Panasdalam Melalui Program Trembesi Dalam Membangun Solidaritas Anggotanya)

0 3 1

Pola Komunikasi Organisasi Pada Komunitas Oi (Penggemar Iwan Fals) (Studi Deskriptif tentang Pola Komunikasi Organisasi pada Komunitas Oi (Penggemar Iwan Fals) di Kota Bandung)

2 11 1

Perilaku Komunikasi Komunitas Hansamo Dengan Sesama Anggotanya (Studi Deskriptif Perilaku Komunikasi Komunitas Hansamo Dengan Sesama Anggotanya di Kota Bandung)

0 3 1

Komunikasi organisasi dalam jogja endang club (Studi Deskriptif Kualitatif Pada Komunitas Jogja Endang Club)

0 1 16