BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laba Akuntansi 2.1.1 Pengertian Laba akuntansi - Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Operas Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

  2.1.1 Pengertian Laba akuntansi

  Pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya (Anis Chariri dan Imam, 2007).

  Laba Akuntansi merupakan perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan tersebut. Menurut Belkaoui, laba akuntansi secara operasional didefinisikan sebagai perbedaan antara pendapatan realisasi yang timbul dari transaksi periode tersebut dan biaya historis yang sepadan dengannya.

  2.1.2 Permasalahan Laba Akuntansi

  Permasalahan yang sering dihadapi mengenai laba akuntansi adalah menentukan nilai ekonomi, harga, modal, skala, dan pengukuran pertukaran. Nilai ekonomi adalah preferensi seseorang terhadap suatu produk berdasarkan kegunaan di masa yang akan datang dibanding dengan produk lainnya. Apabila terjadi pertukaran, maka akan terjadi pertukaran harga (exchange price) yang ditetapkan berdasarkan nilai uang. Jenis harga dalam menentukan laba akuntansi yaitu :

  1. Harga Historis (Historical Cost) 2.

  Harga Sekarang (Current Price)/ Harga Ganti (Replacement Cost)/ Exit Price 3. Harga nanti, harga ganti nanti, atau harga exit price nanti.

  4. Harga Diskonto/ Computed Amount

2.1.3 Konsep Laba Akuntansi

  Pada laba akuntansi dikenal konsep Replacement Cost Income dengan dua komponen laba yaitu :

1. Current oprating profit : Perhitungan dari pengurangan biaya pengganti (replacement 2.

  Realied holding gain and loss : Perhitungan perbedaan antara replacement cost barang yang dijual dengan biaya historis barang yang sama.

2.1.4 Sifat Laba Akuntansi

  Definisi laba menurut Belkaoui mengandung lima sifat yaitu: 1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi yaitu timbulnya pendapatan dan biaya untuk mendapatkan pendapatan tersebut.

  2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat “periodik” laba, artinya merupakan prestasi perusahaan dalam bidang keuangan pada periode tertentu.

  3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan pengukuran dan pengakuan.

  4. Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan.

  5. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip “matching” artinya hasil pendapatan dikurangi biaya yang dikeluarkan dalam periode yang sama.

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Laba Akuntansi

  Beberapa kelebihan laba akuntansi yg dikemukakan oleh Muqodim (2005 : 114) adalah:

  

  1. bahwa laba akuntansi bermanfaat bagi para pemakai Terbukti teruji sepanjan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

  2. Laba akuntansi telah diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuj kebenaran sebab didasarkan pada transaksi nyata yg didukung oleh bukti.

  3. Berdasarkan prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan laba akuntansi memenuhi 4.

  Laba akuntansi bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama berkaitan dengan pertanggungjawaban manajemen.

  Dari kelemahan yang terdapat pada laba akuntansi, maka dilakukan upaya untuk mengatasi kelemahan dari konsepsi laba tersebut antara lain:

  1. Berusaha memperbaiki laporan laba akuntansi dengan memberikan tekanan pada data transaksi dan aktualisasi secara lebih mendalam.

  2. Sebaiknya ada konsep laba yang tunggal dan operasional yang dapat digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

  3. Membuat konsep tunggal mengenai laba yang lebih sesuai dengan apa yang disebut konsep laba secara ekonomi.

  4. Seharusnya ada berbagai konsep laba untuk berbagai kepentingan (different income for different purposes ).

2.2 Laporan Arus Kas

2.2.1 Pengertian Arus Kas

  Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan dalam satu periode.

  Menurut PSAK No.2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku).

  Laporan arus kas (cash flow) mengandung dua macam aliran/arus kas yaitu : Cash inflow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang melahirkan keuntungan kas (penerimaan kas). Arus kas masuk (cash inflow) terdiri dari: a.

  Hasil penjualan produk/jasa perusahaan.

  b.

  Penagihan piutang dari penjualan kredit.

  c.

  Penjualan aktiva tetap yang ada.

  d.

  Penerimaan investasi dari pemilik atau saham bila perseroan terbatas.

  e.

  Pinjaman/hutang dari pihak lain.

  f.

  Penerimaan sewa dan pendapatan lain.

  2. Cash out flow Cash out flow adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas keluar (cash out flow) terdiri dari : a.

  Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.

  b.

  Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.

  c.

  Pembelian aktiva tetap.

  d.

  Pembayaran hutang-hutang perusahaan.

  e.

  Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.

  f.

  Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.

  Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari perusahaan dari suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.Menurut PSAK No.2 (2002:9) Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan:

  1. Aktivitas Operasi Aktivitas operasi menimburkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan.

  Karena itu aktivitas operasi mempengaruhi laporan laba rugi, yang dilaporkan dengan dasar terbesar dari opersi berasal dari pengumpulan kas dari langganan. Arus masuk kas yang kurang penting adalah penerimaan bunga atas pinjaman dan dividen atas investasi saham. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak.

  2. Aktivitas Investasi Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pembelian atau penjualan aktiva tetap seperti tanah, gedung, atau peralatan merupakan kegiatan investasi, atau dapat pula berupa pembelian atau penjualan investasi dalam saham atau obligasi dari perusahaan lain.

  Pada laporan arus kas kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas.

  3. Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. Kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wesel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti dividen dan pembelian saham perbendaharaan. Pembayaran terhadap kreditor hanyalah mencakup pembayaran pokok pinjaman.

2.3. Saham

2.3.1. Pengertian Saham

  Saham sering diartikan sebagai: Tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 6). Suatu surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit

2.3.2. Jenis-Jenis Saham

  Berdasarkan hak kepemilikannya, maka saham dapat dibagi 2 jenis (Fakhruddin dan Hadianto, 2001: 12), yaitu: 1.

  (common stocks) - Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior dalam hal pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaantersebut dilikuidasi. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyakdikenal dan diperdagangkan di pasar. Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya memiliki hak yaitu:

  a) Hak Kontrol - Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.

  b) Hak menerima Pembagian Keuntungan - Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen. c) Hak Preemtive - Hak preemtive (preetive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.

  2. Saham Preferen (preferred stocks) - Saham ini mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bisa juga mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Ada dua hal penyebab saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut dan membayar dividen. Perbedaan saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu klaim atas laba dan aktiva, dividen tetap selama masa berlaku dari saham, mewakili hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa.

  Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut: 1.

  Preferen terhadap dividen Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.

  Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.

  2. Preferen pada waktu likuidasi Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif.

2.4.1 Pengertian Dividen

  “Dividen adalah pembagian keuntungan yang dibagikan kepada investor oleh perusahaan yang mengeluarkan saham” (Stice dkk 2004 : 902). Deviden ini merupakan suatu penghasilan atas investasi dan dapat berupa uang kas, harta selain kas dan dalam keadaan tertentu dapat berupa saham tambahan.

  Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Dari segi perusahaan membagikan dividen kepada para investor memerlukan pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga harus memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan.

  Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak pemegang saham.Pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali. Gitosudarmo (2002 : 227) menyatakan bahwa : “kebijaksanaan perusahaan untuk membagi keuntungan kepada pemegang saham membawa arti dalam dua hal: (a) dana yang dibagikan kepada para pemegang saham.

  Hal ini ditunjukkan oleh pembayaran kepada para pemegang saham, (b)dana untuk membelanjai kebutuhan perkembangan usaha. Hal ini tercermin dalam neraca pada pos laba yang ditahan”.

  Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan.Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan.Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. “Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen” (Keown, 2000 : 496).

  Dividend Payout Ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividen yang

  persentase.“Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Sebaliknya, semakin kecil dividen payout ratio akan merugikan para pemegang saham (investor) tetapi internal financial perusahaan semakin kuat” (Gitosudarmo, 2002 : 232).

2.4.2. Teori Dividen

  Ada tiga teori dividen yang dikemukakan dalam Brigham dkk (2001 : 66), yaitu : 1.

  Teori Ketidakrelevanan Dividen Teori ini menjelaskan bahwa nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi diantara dividen dan laba ditahan.

2. Teori Bird in the Hand

  Tingkat pengembalian yang diisyaratkan atas ekuitas akan turun apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan karena para investor kurang yakin terhadap penerimaan keuntungan (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba yang ditahan dibandingkan dengan seandainya menerima dividen.

3. Teori Preferensi Pajak

  Investor lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada yang tinggi artinya para investor mungkin lebih suka perusahaan bagian besar laba perusahaan karena adanya keuntungan pajak.

  Menurut Gitosudarmo dkk (2002 : 212), besar kecilnya dividend payout ratio dipengaruhi beberapa faktor :

  1. Faktor Likuiditas rendah likuiditas akan menurunkan DPR. Kebutuhan dana untuk melunasi hutang Semakin besar dana untuk melunasi hutang baik untuk obligasi hipotek dalam tahun tersebut yang diambilkan dari kas, maka akan berakibat menurunkan DPR dan sebaliknya.

  2. Tingkat ekspansi yang direncanakan Semakin tinggi tingkat ekspansi yang direncanakan oleh perusahaan berakibat mengurangi DPR karena laba yang diperoleh diprioritaskan untuk penambahan aktivitas.

  3. Faktor Pengawasan Semakin terbukanya perusahaan atau semakin banyaknya pengawas cenderung memperkuat modal sendiri sehingga mangakibatkan kenaikan DPR, dan sebaliknya semakin tertutupnya perusahaan akan menurunkan DPR.

  Ketentuan-ketentuan dari pemerintah, Ketentuan-ketentuan tersebut dimaksud adalah yang berkaitan dengan laba perusahaan maupun pembayaran dividen. Pajak kekayaan/ Penghasilan dari pemegang saham

  Apabila para pemegang saham adalah ekonomi lemah yang bebas pajak maka DPR lebih tinggi dibanding apabila pemegang saham para ekonomi kuat yang kena pajak.

2.5. Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Pada tabel 2.1 dapat kita lihat beberapa peneliti terdahulu yang menjadi bahan referensi peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.

  No Nama Variabel Penelitian Hasil Penelitian Peneliti

  1. Hermi, 2004 Independen : Terdapat pengaruh signifikan laba

  • Laba bersih bersih dan arus kas operasi
  • Arus kas operasi terhadap dividen kas, tetapi arus Dependen : dividen tunai kas operasi lebih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

  2. Dewi Natalia Independen : Kedua variabel independen, yaitu Sagala, 2006 -earnings eranings dan arus kas operasi

  • arus kas operasi menunjukkan pengaruh terhadap Dependen : dividen tunai dividen tunai, tetapi earnings lebih berpengaruh signifikan

  3. Pangaribuan, Independen: Laba akuntansi dan kasmemiliki 2007 -Laba akuntansi korelasi terhadap dividen kas

  • kas namun laba akuntansi lebih kuat Dependen : Dividen Kas korelasinya.

  4. Fitri Independen : Hasil Penelitian menunjukkan Ariyanti, - Laba akuntasi bahwa terdapat hubungan antara 2007 - Laba tunai kedua variabel independen dengan

  Dependen : Dividen Kas dividen kas. Variabel mempunyai hubungan yang kuat dengan dividen kas adalah variabel laba akuntansi.

Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu

  Berikut ini adalah uraian dri tabel tinjauan penelitian terdahulu yang disajikan oleh peneliti:

  1. Hermi (2004) meneliti hubungan laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas pasa perusahaan perdagangan besar barang produksi di Bursa Efek Jakarta, hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan laba bersih dan arus kas operasi terhadap dividen kas, tetapi arus kas operasi lebih berpengaruh signifikan terhadap dividen kas.

  2. Sagala(2006) meneliti tentang pengaruh earnins dan arus kas operasi terhadap dividen tunai yang diterima oleh pemegang saham dengan objek perusahaan manufaktor sektor indrustri dan kimia dasar serta indrustri barang konsumsi. variabel independen dan dividen tunai sebagai variabel dependen. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa earnings lebih berpengaruh signifikan dibanding arus kas operasi. Pangaribuan (2007) meneliti tentang analisis hubungan antara laba akuntansi dan kas dengan dividen kan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar si BEJ pada tahun 2002-2004. Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu laba akuntansi dan kas sebagai variabel independen dan dividen kas sebagai variabel dependen.

  Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kedua variabelindependen memiliki korelasi tehadap variabel dependen, namun laba akuntansi lebih kuat korelasinya.

  4. Ariyanti (2007) meneliti tenteng analisis hubungan antara laba akuntansi dan kas dan dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2002-2004. Model analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah model korelasi Spearman. Berdasarkan penelitian ini, didapat bahwa terdapat hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas. Diantara kedua variabel tersebut yang mempuyai hubungan yang kuat dengan dividen kas adalah laba akuntansi.

2.6. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian

2.6.1. Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual merupakan sintesis atau eksplorasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecah kan masalah penelitian secara merumuskan hipotesis.

  Ada beberapa alternatif pendanaan yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Salah satunya dengan melakukan penerbitan dan penjualan saham ke publik, dengan cara itu investor dapat menanamkan dananya ke perusahaan tersebut dengan cara membeli sahamnya. Dan salah satu jenis dividen yang dibagikan adalah dividen kas.

  Distribusi sebagai laba yang diperoleh perusahaan kepada pemegang beberapa faktor yang dapat mempengaruhi alokasi laba untuk dividen atau untuk laba ditahan yang menjadi faktor utama untuk dipertimbangkan menentukan akan membayar dividen adalah tersedianya kas, karena meskipun perusahaan tersebut akan memilih untuk diinvestasikan kembali bukan diberikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen.

  Laba akuntansi itu adalah laba bersih yang didapat dari selisih antara pendapatan yang operatif maupun tidak dan seluruh biaya operatif maupun tidak.

  Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.

  Dividen kas adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya”.

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya peneliti menyusun kerangka konseptual dan hipotesis penelitian yang menggambarkan variabel independen dan variabel dependen : Laba Akuntansi (X

  1 )

  Deviden kas ( Y )

  Arus Kas Operasi (X

  2 )

Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual

  Hipotesis Penelitian Erlina (2008:49) menyatakan “Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Preposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau menprediksi fenomena- fenomena”. Berdasakan tinjauan pustaka dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H

  1 :Laba akuntansi berpengaruh terhadap tingkat dividen kas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. H

  

2 : Arus kas operasi berpengaruh terhadap tingkat dividen kas pada perusahaan manufaktur

  jenis otomotaf yang terdaftar di BEI H

  

3 : Adanya pengaruh simultan Laba akuntansi dan Arus kas terhadap Dividen kas pada

Dokumen yang terkait

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Operas Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 91 84

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Total Arus Kas Dalam Memprediksi Arus Kas Di Masa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Jasa Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

8 38 80

Pengaruh Laba Sebelum Bunga Dan Pajak Dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

6 89 93

Pengaruh Laba Sebelum Bunga Dan Pajak Dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

6 48 89

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

14 80 70

Analisis Hubungan Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008

0 24 79

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan industri konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 56 82

Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas Operasi, Kebijakan Hutang Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 31 77

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Dividen - Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Laba Akuntansi Dan Arus Kas Operas Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Jenis Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 2 25