STRATEGI DAN RENCANA AKSI KONSERVASI ORANGUTAN INDONESIA 2008-2014
LAMPIRAN
STRATEGI DAN RENCANA AKSI KONSERVASI ORANGUTAN INDONESIA 2008-2014 A. STRATEGI DAN PROGRAM PENGELOLAAN KONSERVASI ORANGUTAN A.1. Strategi meningkatkan pelaksanaan konservasi insitu sebagai kegiatan utama penyelamatan orangutan di habitat aslinya
Tidak terlaksana
3 Meningkatnya kesadaran konservasi dikalangan pemerintah dan swasta
Masih adanya pandangan terhadap rencana kelola sebatas kewajiban administrasi.
2. Ada laporan pelaksanaan implementasi rencana kelola dari unit manajemen secara periodik setiap tahun
Unit manajemen melaksanakan pertemuan regional secara periodik setiap tahun
4 Memiliki program dan divisi khusus untuk agenda konservasi
Sistem monitoring terhadap dampak dari proyek atau program masih lemah
3. Pelatihan monitoring orangutan dan habitatnya 2 kali setahun
1 Adanya keterampilan teknis yang belum memadai
1. Semua UPT yang ada orangutan mempunyai rencana kelola orangutan
Dukungan pendanaan yang tidak berkelanjutan
3 Membantu penyusunan SOP penanganan dan pengamanan orangutan dan habitatnya (termasuk tindakan pertolongan/penyelamatan, mitigasi konflik dan termasuk
2008- 2010
Nasional : PHKA, LSM, Masyarakat, HPH, HTI, Kebun, Tambang
1. SOP penanganan dan pengamanan orangutan dan habitatnya sudah disahkan oleh Departemen Kehutanan
Adanya SOP pengamanan satwa liar di area konsesi dan penanganan konflik (permenhut no.48 tahun 2008)
5 Adanya komitmen untuk mendukung kelestarian lingkungan
Lemahnya dukungan dari pemerintah
UPT yang memiliki populasi orangutan memiliki rencana kelola
Skala Likert
Program dan rencana aksi meningkatkan pelaksanaan konservasi insitu sebagai kegiatan utama penyelamatan orangutan di habitat aslinya NO. DESKRIPSI TATA WAKTU PEMANGKU KEPENTINGAN
Koordinasi antar pihak masih kurang
INDIKATOR KEBERHASILAN EVALUASI FORCE FIELD ANALYSIS Program Skala Likert (+) (-)
1 Membantu setiap pengelola hutan (unit manajemen usaha kehutanan) dan perkebunan untuk menyusun dan mengimplementasikan rencana kelola orangutan di areal kerjanya
2008- 2010
Nasional : BPK, LSM, Kebun, Universitas, HPH, HTI, Tambang Lokal : CII, OCSP, BBKSDA-SU, SOCP, Litbang Kehutanan Sumatera Aek Nauli, Pemkab Taput, YES
1. Ada minimal 10 HPH, 5 HTI dan 10 perkebunan yang punya rencana kelola orangutan di areal kerjanya.
Adanya rencana kelola PT. Astra Grup, PT. TPL, G-Resources, PT. Teluk Nauli, PTPN II
3 Meningkatnya kesadaran konservasi dikalangan pemerintah dan swasta
2. Ada laporan pelaksanaan implementasi rencana kelola dari unit manajemen secara periodik setiap tahun
2008- 2010
Unit manajemen melaksanakan pertemuan regional secara periodik per tahun.
3 Memiliki program dan divisi khusus untuk konservasi
Sistem monitoring terhadap dampak dari proyek atau program masih lemah
3. Jumlah populasi orangutan di unit manajemen tidak berkurang
Data terakhir masih tahun 2007
1 Beberapa kawasan hutan yang menjadi habitat Orangutan relatif masih terjaga
Minimnya data yang tersedia, pendanaan yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas
2 Meningkatkan kapasitas unit pengelola kawasan konservasi (KSA dan KPA) dan hutan lindung dalam melakukan konservasi orangutan
Nasional : PHKA, LSM, Masyarakat, Pemda Lokal : CII, BBKSDA- SU, OCSP, Litbang Kehutanan Sumatera Aek Nauli, SOCP.
- 4 Membangun dan mengelola koridor antar habitat orangutan yang sudah terfragmentasi
- 3. Populasi orangutan di habitat alami di sekitar koridor paling sedikit tetap
Konservasi orangutan ada beberapa ancaman
1. Ada indikator habitat dalam penentuan revisi dan penyusunan tata ruang Kabupaten/Kota, Propinsi dan Nasional
2 Legitimasi kelola kawasan habitat orangutan
pandang antara para pihak mengenai konservasi Orangutan.
6 Mendorong habitat prioritas konservasi orangutan masuk ke dalam RTRW Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota
2008- 2010
Nasional : PHKA, BAPPENAS, Pemda, LSM/Ornop, Ditjen Tata Ruang, PU Lokal : CII, OCSP, Konsorsium YEL, BBKSDA- SU, SOCP
5 Adanya kesadaran yang meningkat di kalangan pemerintah tentang Konservasi orangutan
Adanya indikator habitat yang menjadi pertimbangan dalam workshop tata ruang di Aceh Selatan dan usulan tata ruang provinsi
1. Ada 5 peraturan daerah yang menetapkan Kawasan Konservasi Daerah di areal KBNK sebagai habitat orangutan
7 Merehabilitasi dan merestorasi kawasan habitat orangutan yang potensial di dalam dan di luar kawasan konservasi
2008- 2015
Nasional : PHKA, LSM, Universitas, Masyarakat, BP DAS Lokal :
1. Ada 5 kawasan habitat orangutan yang direhabilitasi Adanya rehabilitasi di Besitang, Simpur Jaya, Sekoci, Bahorok, Tenggulun, Bakongan dan Kluet Selatan, Sei Lepan, Sikundur, dll
5 Perusahaan ikut berperan dengan bekerja sama dalam pengelolaan habitat orangutan
1 Perda, penetapan CA Sibual-buali
Nasional : PHKA, Pemda, LSM Lokal : BBKSDA-SU
2 Legitimasi kelola kawasan habitat orangutan
2. Sosialisasi dan distribusi dokumen SOP kepada pemangku kepentingan
5 Membentuk kawasan perlindungan baru bagi orangutan di kawasan budidaya non kehutanan dalam bentuk kawasan konservasi daerah
yang belum dapat dihilangkan.
1 Adanya kesadaran yang meningkat di kalangan pemerintah tentang
Populasi orangutan cenderung berkurang
4 Legitimasi kelola kawasan habitat orangutan
2. Ada rencana pengelolaan dan pemantauan koridor Adanya rencana pengelolaan dan pemetaan potensi koridor yang terpisah
Habitat Orangutan tidak hanya di dalam kawasan hutan tetapi juga ada di luar kawasaan hutan.
2010- 2015
1. Ada 20 koridor antar habitat orangutan yang terfragmentasi Masih pada tahap pemetaan koridor, khususnya di Batang Toru
Nasional : PHKA, Universitas, HPH, HTI, Kebun, Tambang, LSM, Masyarakat Lokal : CII, BBKSDA- SU, SOCP, YES, Lonsum
2008- 2012
4 Adanya komitmen untuk mendukung kelestarian lingkungan
Adanya sosialisasi SOP di Pakpak Barat, Dairi, Langkat, Karo, Tapsel
Masih adanya perbedaaan cara
- Rehabilitasi habitat orangutan, baik di dalam kawasan maupun di luar kawasan konservasi
- 8 Mendorong unit pengelola mencari pilihan terbaik bagi perlindungan orangutan dan jika perlu melakukan translokasi orangutan maka ini menjadi tanggungjawab pengelola unit manajemen. Translokasi menjadi pilihan terakhir jika rehabilitasi kawasan habitat orangutan di unit manajemen tidak bisa dilakukan
Skala Likert keterlibatan masyarakat) Lokal : OCSP, Konsorsium Pusaka, Konsorsium Alive, SOCP
Masih adanya perbedaaan cara
- Adanya pengrusakan kawasan habitat
1 Menyusun stud book orangutan di kebun binatang dan taman safari yang ada di Indonesia dan Luar negeri
Rumitnya prosedural untuk mendapatkan informasi
1 Kurangnya informasi mengenai habitat dan populasi orangutan
3. Stud book ini terbuka untuk public Tidak terlaksana
baik di antara pemerintahan sendiri mau pun dengan institusi-institusi di luar pemerintahan.
1 Komitmen perusahaan untuk mendukung kelestarian lingkungan
Tidak terlaksana
2. Stud book orangutan dibangun di PHKA dengan dukungan dari pemangku kepentingan
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
1 Kurangnya informasi mengenai habitat dan populasi orangutan
Tidak terlaksana
1. Stud book orangutan sudah selesai disusun dan setiap 3 bulan diperbaharui
Nasional : PHKA, LSM, PKBSI, DitKesWan, Pusat Karantina Hewan Lokal : SOCP
2008- 2010
INDIKATOR KEBERHASILAN EVALUASI FORCE FIELD ANALYSIS Program Skala Likert (+) (-)
Skala Likert SOS-OIC, BBKSDA-SU, Litbang Kehutanan Sumatera Aek Nauli
A.2. Strategi mengembangkan konservasi Eksitu sebagai bagian dari dukungan untuk konservasi in-situ orangutan Kapasitas dan kapabilitas taman safari, kebun binatang dan pusat rehabilitasi dalam konservasi orangutan NO. DESKRIPSI TATA WAKTU PEMANGKU KEPENTINGAN
2. Ada 1 kawasan restorasi untuk menjadi habitat orangutan
Dua unit suaka margasatwa terestorasi secara bertahap di SM Sirangas dan SM Barumun untuk habitat orangutan
5 Adanya sumber pendanaan baru untuk konservasi habitat OU
2008- 2015
Nasional : PHKA, Industri (Tambang, HPH, HTI, kebun) Lokal : BBKSDA-SU dan Mitra Teknis, SOCP
1. Ada kantong perlindungan orangutan di areal unit manajemen lain
Alokasi untuk kawasan lindung 3.813 Ha, dengan lokasi terpisah- pisah di areal unit manajemen
4 Adanya kebijakan alokasi lahan konservasi pada areal konsesi HGU/Perkebunan.
pandang antara para pihak mengenai konservasi Orangutan.
2. Ada koridor dari kawasan kelola ke kawasan konservasi Adanya pemetaan koridor ke kawasan konservasi
2 Adanya kebijakan alokasi lahan konservasi pada areal konsesi HGU/Perkebunan.
Masih adanya perbedaaan cara pandang antara para pihak mengenai konservasi Orangutan.
3. Tidak ada translokasi orangutan ke habitat Translokasi orangutan dari luar kawasan ke dalam kawasan konservasi CA Jantho dan TN Bukit Tigapuluh
1
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
Koordinasi di antara pihak masih kurang
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
Skala Likert
1 Banyaknya sekolah- sekolah membutuhkan kegiatan ekstra
Tidak rutin terlaksana setiap 3 bulan
2 Komitmen dan kesadaran untuk meningkatkan kualitas aksi konservasi
proyek atau program masih lemah.
2. Melakukan presentasi laporan perkembangan orangutan setiap tahun
Sejauh ini tidak terlaksana dengan baik
2 Diperlukannya data dan laporan terkait kondisi terkini orangutan
proyek atau program masih lemah. Peran kebun binatang dan taman safari sebagai bagian pendidikan konservasi orangutan
5 Meningkatkan interaksi kebun binatang dan taman safari dengan sekolah dengan memberikan kemudahan untuk pendidikan konservasi orangutan
2008- 2017
Nasional : PHKA, PKBSI, Sekolah Lokal : BBKSDA-SU, SOCP
1. Ada MoU kerjasama antara kebun binatang, taman safari dengan sekolah
Belum terlaksana
2. Jumlah kunjungan anak sekolah meningkat 50% Belum terlaksana
Kurangnya SDM pelaksanana
2 Mendorong peningkatan kapasitas pengelolaan orangutan di kebun binatang untuk memenuhi standart PKBSI dan aturan terkait lainnya
1 Banyaknya sekolah- sekolah membutuhkan kegiatan ekstra
Kurangnya SDM pelaksanana
6 Mewajibkan kebun binatang dan taman safari berperan dalam melakukan kegiatan pendidikan konservasi orangutan dan sarana pendukungnya
2008- 2012
Nasional : PHKA, LSM, PKBSI Lokal : BBKSDA-SU,
1. Ada informasi tentang konservasi orangutan yang memadai dan bersifat edukasi
Tidak terlaksana
1 Diperlukannya informasi mengenai habitat dan populasi orangutan
Bekerja dengan orientasi proyek atau program
2. Ada paket pendidikan konservasi orangutan Tidak terlaksana
1 Memiliki akses kepada pihak-pihak kunci di dunia konservasi dan
Bekerja dengan orientasi proyek atau program
1. Ada laporan setiap 3 (tiga) bulan ke PHKA.
Nasional : PHKA, LSM, PKBSI Lokal : BBKSDA-SU, SOCP
2008- 2017
Koordinasi di antara pihak masih kurang
2008- 2015
Nasional : PHKA, LSM, PKBSI Lokal : BBKSDA-SU, SOCP
1. Ada pelatihan pengelolaan orangutan di kebun binatang minimal sekali setahun
Sejauh ini tidak/ belum terlaksana
1 Keterampilan teknis konservasi orangutan belum memadai
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
2. Tersedianya informasi pengelolaan orangutan di kebun binatang yang memadai
Sejauh ini tidak/ belum terlaksana
1 Kurangnya informasi tentang orangutan dan keterampilan teknis konservasi orangutan belum memadai
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
3. Evaluasi kinerja kebun binatang dalam pengelolaan orangtan setiap tahun
Evaluasi tidak secara rutin
2 Kapasitas SDM yang masih belum merata di semua lembaga.
3 Meningkatkan pengawasan implementasi peraturan pengelolaan orangutan di eksitu oleh tim pengawas dari PHKA
4 Mewajibkan semua pusat rehabilitasi, kebun binatang dan taman safari melakukan pelaporan ke PHKA setiap tiga bulan tentang status terakhir orangutan di lembaganya
3 Adanya pertemuan regional untuk laporan implementasi
Kurangnya tertib administrasi
3 Adanya kebutuhan untuk meningkatkan kualitas program aksi
Hasil dokumentasi tidak terdokumentasi baik
3. Terdokumentasikannya hasil pemantauan implementasi aturan
Kurangnya komuniksi dan lemahnya koordinasi
Belum bekerja maksimal
2008- 2017
2. Ada pemeriksaan berkala tentang implementasi aturan pengelolaan orangutan oleh tim pengawas setiap tahun
Kurangnya komuniksi dan lemahnya koordinasi
3 Adanya forum multistakeholder yang dapat berfungsi sebagai pengawas.
Belum bekerja maksimal
1. PHKA membentuk tim pengawas untuk implementasi peraturan pengelolaan orangutan di eksitu
Nasional : PHKA, LSM, PKBSI Lokal : BBKSDA-SU, SOCP
Sistem monitoring terhadap dampak dari
Sistem monitoring terhadap dampak dari
Bekerja dengan orientasi proyek atau
- 2. Ada data genetik dari orangutan yang dilepasliarkan
Tidak konsistennya kebijakan yang
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
2. Ditetapkan dan difungsikannya lokasi pelepasliaran orangutan di Sumatera dan Kalimantan
2008- 2015
Nasional : PHKA, LSM, Universitas, Swasta, Masyarakat Adat/Lokal Lokal : SOCP, BBKSDA Jambi, TNBT
1. Diperoleh adanya minimal 3 kawasan yang aman dan kompak sebagai areal pelepasliaran
Kawasan pelepasliaran di Jantho dan Bukit Tiga Puluh
4 Beberapa kawasan hutan yang menjadi habitat Orangutan relatif masih terjaga
belum seluruhnya dilakukan oleh instansi terkait (BPKH)
4 Beberapa kawasan hutan yang menjadi habitat Orangutan relatif masih terjaga
Kawasan pelepasliaran di Jantho dan Bukit Tiga Puluh
Skala Likert SOCP banyaknya ktivitas- aktivitas yang tersebar di beberapa wilayah
belum seluruhnya dilakukan oleh instansi terkait (BPKH)
3. Sosialisasi program di sekitar lokasi pelepasliaran di Sumatera dan Kalimantan
Adanya sosialisasi program mengenai konservasi orangutan
4 Adanya divisi khusus serta banyaknya aktivitas-aktivitas yang
Kurangnya koordinasi dan masih adanya perbedaaan cara
9 Mencari dan menentukan adanya satu kawasan yang kompak dan aman untuk lokasi pelepasliaran orangutan di setiap wilayah habitat orangutan sumatera dan Kalimantan sehingga 2015 tidak ada lagi pusat rehabilitasi orangutan di Sumatera dan Kalimantan
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
1 Adanya divisi khusus serta banyaknya aktivitas-aktivitas yang tersebar di beberapa wilayah
1. Jumlah orangutan yang berhasil dilepasliarkan Dilaksanakan pelepasliaran 73 individu orangutan selama periode 2011- 2013
3. Ada kunjungan berkala dari sekolah ke kebun binatang dan taman safari
Tidak terlaksana
1 Adanya jaringan antara dunia pendidikan dengan dunia konservasi
program Pengembalian orangutan ke habitat alam
7 Melakukan pelepasliaran orangutan ke habitat alami berdasarkan data genetik, sehingga dapat dijamin keaslian dan tidak terjadi pencemaran genetik
2008- 2015
Nasional : PHKA, LSM, Universitas Lokal : BBKSDA-SU, OCSP, SOCP
5 Kuatnya dukungan ditambah dengan adanya payung hukum, serta beberapa kawasan hutan yang menjadi habitat Orangutan relatif masih terjaga
2. Ada sosialisasi dan pelatihan implementasi SOP Tidak terlaksana
Adanya data genetic dari orangutan yang dilepasliarkan
4 Banyaknya penelitian yang membutuhkan data
mengatur konservasi orangutan, termasuk kaitannya dengan kebijakan yang mengatur tentang penelitian-penelitian.
8 Menyusun panduan/guideline reintroduksi dan pelepasliaran orangutan ke habitat aslinya termasuk penilaian kelayakan habitat 2008 Nasional :
PHKA, LSM, Universitas Lokal : BBKSDA-SU, OCSP, SOCP
1. Tersusunan Pedoman (SOP) pelepasliaran orangutan Belum adanya SOP yang baku dan bisa dijadikan pedoman resmi dari pemerintah
2 Tumbuhnya komitmen untuk upaya-upaya konservasi
Keterbatasan kewenangan yang dimiliki, baik pada tingkatan provinsi mau pun kabupaten- kabupaten.
Penataan batas untuk kawasan-kawasan hutan
Penataan batas untuk kawasan-kawasan hutan
- 2. Laporan monitoring secara berkala
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
Rumitnya prosedural untuk mendapatkan izin
2. Pangkalan data dibangun di PHKA dengan bantuan pemangku kepentingan
Terlaksana
3 Komitmen perusahaan untuk mendukung kelestarian lingkungan terkait dengan kebun lestari, ekolabeling, dan lain-lain
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
3. Pangkalan Data orangutan menjadi dokumen public Public dapat mengakses dengan prosedural
4 Banyaknya penelitian yang berjalan dan berkesinambungan
2 Meningkatkan keterlibatan laboratorium acuan orangutan yang sudah ada baik dalam penelitian maupun kebutuhan medis dan forensik
3 Adanya divisi khusus yang bertanggungjawab untuk pembuatan database
2008- 2017
Nasional : Universitas, laboratorium*, LSM, *(Genetika dan Virus : PSSP
IPB, Fisiologi :
1. Ada MoU antara Departemen Kehutanan dengan laboratorium acuan
konservasi Orangutan seperti Stasiun Karantina SOCP, Rumah Sakit Gleni,
4 Banyaknya penelitian, dan tumbuhnya jaringan antara sesama akademisi dan peneliti
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
Adanya database, tapi tidak rutin diperbaharui
1. Pangkalan data selesai disusun dan setiap 3 bulan diperbaharui
4 Perusahaan ikut berperan dengan bekerja sama dalam pengelolaan habitat dan penanganan satwa khususnya orangutan
Skala Likert tersebar di beberapa wilayah pandang antara para pihak mengenai konservasi Orangutan.
4. Semua pusat rehabilitasi berhenti beroperasi setelah tahun 2015
Belum memungkinkan 2 - -
10 Meningkatkan monitoring dan evaluasi pasca released (pelepasliaran) dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaannya
2008- 2017
Nasional : PHKA, NGO, Pusat Reintroduksi, Universitas, Lembaga Penelitian Lokal : BBKSDA-SU, SOCP, BKSDA Jambi, TNTB
1. Tersusunnya program monitoring orangutan yang dilepasliarkan
Terlaksananya monitoring OU yang sudah dilepasliarkan di Jantho dan Bukit Tiga Puluh
Adanya laporan monitoring dalam pertemuan regional 4 - -
3. Evaluasi tahunan hasil monitoring Adanya evaluasi tahunan dalam pertemuan regional
4 Keinginan untuk meningkatkan kualitas aksi-aksi konservasi
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas. A.3. Strategi meningkatkan penelitian untuk mendukung konservasi orangutan Sistem informasi orangutan Indonesia NO. DESKRIPSI TATA WAKTU PEMANGKU KEPENTINGAN
INDIKATOR KEBERHASILAN EVALUASI FORCE FIELD ANALYSIS Program Skala Likert (+) (-)
1 Pengembangan sistem pangkalan data (database system) tentang genetika, pakan, penyakit, perburuan dan perdagangan orangutan Indonesia; data dasar ini akan menjadi acuan pemantauan orangutan Indonesia, baik di insitu, eksitu, relokasi, pelepasliaran, dan sebagainya
2008- 2010
Nasional : PHKA, Universitas Lokal : BBKSDA-SU, SOCP, OCSP,
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
Adanya kerjasama dengan stasiun
- 2. Semua laporan penelitian terdokumentasi di PHKA
Rumitnya prosedural untuk mendapatkan izin
3 Adanya database informasi untuk memudahkan penelitian lanjutan dan jangka panjang
4 Banyaknya tenaga peneliti-peneliti muda, khususnya di tingkat universitas Sumut dan Aceh
3. Laporan dapat diakses oleh public Laporan dapat diakses dengan prosedural
Kurang kesadaran untuk diseminasi informasi hasil-hasil penelitian
3 Adanya database informasi untuk memudahkan penelitian lanjutan dan jangka panjang
Beberapa laporan penelitian terdokumentasi dengan baik
4 Banyaknya tenaga peneliti-peneliti muda, khususnya di tingkat universitas Sumut dan Aceh
1. Tersedianya laporan hasil penelitian Adanya laporan hasil penelitian tentang medis orangutan di Stasiun Karantina Sibolangit
Nasional : PHKA, Universitas, LSM Lokal : SOCP, BBKSDA-SU
2008- 2012
4 Melakukan penelitian tentang medis orangutan; sehingga tidak terjadi penularan penyakit antar orangutan, dan juga menjadi acuan bagi pelepasliaran orangutan
Rumitnya prosedural untuk mendapatkan izin
4 Banyaknya tenaga peneliti-peneliti muda, khususnya di tingkat universitas Sumut dan Aceh
3. Laporan dapat diakses oleh public Laporan dapat diakses dengan prosedural
Kurang kesadaran untuk diseminasi informasi hasil-hasil penelitian
Beberapa laporan penelitian terdokumentasi dengan baik
Skala Likert FKH IPB; Parasit : FKH UGM, Malaria : Lab Eijkman dan NAMRU Nutrisi Pakan : LIPI) Lokal : SOCP
4 Banyaknya tenaga peneliti-peneliti muda, khususnya di tingkat universitas Sumut dan Aceh
1. Tersedianya laporan hasil penelitian Adanya laporan hasil penelitian
Nasional : PHKA, Universitas, LSM, Swasta Lokal : SOCP
2008- 2017
3 Melakukan penelitian ekologi dan perilaku, distribusi, genetik, pakan, reproduksi, orangutan di dalam dan diluar kawasan konservasi (KPA/KSA); diperlukan untuk meminimalisasi konflik orangutan-manusia dan mendorong pengelolaan orangutan yang efektif di dalam hutan produksi dan perkebunan
Kurangnya komunikasi dan koordinasi Penelitian orangutan
1 Kebutuhan untuk meningkatkan kualitas aksi dengan adanya data
Belum terlaksana
3. Tersusunnya data base dan sistem jaringan antar laboratorium
Kurangnya dana bantuan penelitian
1 Banyaknya tenaga peneliti muda untuk kawasan sumut dan aceh
Belum terlaksana/ terdata
2. Jumlah peneliti yang terlibat di laboratorium meningkat 50 %
IPB-PSSP, LIPI Herbarium, UGM- FKH, USU-MIPA, Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Eijkman-Jakarta, dan Zurich University.
- 2. Semua laporan penelitian terdokumentasi di PHKA
- 2. Semua laporan penelitian terdokumentasi di PHKA
Adanya laporan hasil penelitian di stasiun penelitian Suaq Belimbing dan Stasiun Penelitian Ketambe
Rumitnya prosedural untuk mendapatkan izin
1. Tersedianya laporan hasil penelitian di stasiun penelitian dan di PHKA
Nasional : PHKA, Universitas, LSM, Swasta Lokal : SOCP
2008- 2017
6 Melanjutkan penelitian jangka panjang yang sudah dilakukan di beberapa stasiun penelitian orangutan yang data dan hasil penelitiannya dikelola dengan baik
kawasan hutan tetapi juga ada di luar kawasaan hutan dan data belum terintegrasi baik
4 Banyaknya tenaga peneliti-peneliti muda yang membutuhkan informasi, khususnya di tingkat universitas Sumut dan Aceh
Adanya informasi tentang sebaran dan besaran populasi serta habitat potensial orangutan
4. Tersedianya informasi sebaran dan besaran populasi serta habitat potensial orangutan
4 Adanya database informasi untuk memudahkan penelitian lanjutan dan jangka panjang
4 Dalam kaitannya dengan penelitian, sudah memiliki tenaga yang berpengalaman.
3. Laporan dapat diakses oleh public Laporan dapat diakses dengan prosedural
Kurang kesadaran untuk diseminasi informasi hasil-hasil penelitian
4 Banyaknya tenaga peneliti-peneliti muda, khususnya di tingkat universitas Sumut dan Aceh
Beberapa laporan terdokumentasi dengan baik
5 Dalam kaitannya dengan penelitian, sudah memiliki tenaga yang berpengalaman.
1. Tersedianya laporan hasil penelitian Adanya laporan hasil penelitian di Jantho, Tripa, Langkat, TNGL, SM Rawa Singkil
Nasional : PHKA, Universitas, LSM Lokal : CII, SOCP
2008- 2010
5 Survei dan monitoring populasi dan habitat orangutan di dalam kawasan dan diluar kawasan konservasi
Habitat Orangutan tidak hanya di dalam
- 2. Laporan dapat diakses oleh publik
Laporan dapat diakses dengan prosedural
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
4 Adanya dukungan yang kuat dan lebih nyata dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas habitat orangutan
Skala Likert
Kurangnya informasi mengenai habitat dan populasi orangutan
4 Adanya dukungan yang kuat dan lebih nyata dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas
Adanya laporan penelitian ekologi dan habitat OU di Bukit Lawang, Batang Toru,
2. Tersedia laporan dan peta hasil survei dan pemetaan potensi habitat orangutan Indonesia di PHKA
populasi orangutan
1. Tersedianya informasi potensial habitat orangutan Adanya informasi potensial habitat orangutan
4 Banyaknya tenaga peneliti-peneliti muda yang membutuhkan informasi, khususnya di tingkat universitas Sumut dan Aceh
Nasional : PHKA, Universitas Lokal : CII, SOCP, BBKSDA-SU
2008- 2012
7 Melakukan survei dan pemetaan potensi habitat orangutan Indonesia; diperlukan identifikasi dan inventarisasi daerah yang potensial menjadi habitat orang utan, baik secara alami maupun melalui program restorasi habitat, dan juga daya dukung habitat yang akan dijadikan tempat
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas. Teridentifikasinya kawasan habitat orangutan baik pada kawasan konservasi atau kawasan hutan yang sudah terdegradasi maupun kawasan hutan di luar kawasan konservasi
3 Adanya keinginan untuk meningkatkan kualitas penelitian dan aksi konservasi
3. Ada evaluasi hasil penelitian setiap tahun Adanya evaluasi hasil pelitian tahunan dalam pertemuan regional
Rumitnya prosedural untuk mendapatkan izin
Kurangnya informasi mengenai habitat dan
- 2. Tersedianya laporan dan peta tentang potensi koridor di PHKA
STRATEGI DAN PROGRAM ATURAN KEBIJAKAN
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
3 Adanya komitmen bersama antara pemerintah, swasta, dan LSM untuk aksi konservasi
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
2. Adanya rekomenadasi lokasi dan kebijakan untuk mendukung kawasan konservasi daerah untuk perlindungan orangutan
Adanya rekomendasi, seperti di Dairi – Pakpak Barat
3 Banyaknya tenaga peneliti yang dapat mendukung kesuksesan program
2008- 2017
2 Membuat kebijakan atau Perda untuk perlindungan orangutan pada kawasan budidaya non kehutanan (KBNK)
Skala Likert pelepasliaran orangutan Tripa, Barumun, Sipirok habitat orangutan
Nasional : PHKA, Pemda, LSM Lokal : BBKSDA-SU, OCSP, CII,
1. Ada 5 peraturan daerah yang menetapkan Kawasan Konservasi Daerah di areal KBNK sebagai habitat orangutan
Mendorong peraturan- peraturan daerah yang mengakomodir habitat orangutan
2 Adanya kesadaran yang meningkat di kalangan pemerintah tentang Konservasi orangutan.
kabupaten yang belum terintegrasi dengan baik.
Upaya (dialog public) untuk terbentuknya kawasan konservasi daerah dengan tokoh MPR/ DPD
1. Lokakarya penentuan & sosialisasi lokasi yang akan dijadikan kawasan konservasi daerah
Nasional : PHKA, Pemda, LSM Lokal : CII, SOCP, BBKSDA-SU, OCSP, Dishut Prov-SU, DPRD, WCS-IP, Bappeda Prov- SU
2008- 2010
3. Informasi dapat diakses oleh public Laporan dapat diakses dengan prosedural
4 Banyaknya tenaga peneliti-peneliti muda yang membutuhkan informasi, khususnya di tingkat universitas Sumut dan Aceh
Rumitnya prosedural untuk mendapatkan izin
8 Melakukan survei dan pemetaan potensi koridor, diperlukan untuk mendukung adanya konektifitas antar habitat dan populasi orangutan yang terpisah
2008- 2012
Nasional : PHKA, Universitas, LSM/NGO Lokal : CII, SOCP, BBKSDA-SU
1. Tersedianya informasi kawasan yang memiliki potensi sebagai koridor
Adanya informasi kawasan yang memiliki potensi sebagai koridor
4 Adanya komitmen bersama antara pemerintah, swasta, dan LSM untuk aksi konservasi
Adanya laporan pemetaan potensi koridor di Batang Toru
3 Adanya peluang untuk pengelolaan habitat orangutan yang lebih baik yang didukung kuat pemerintah
Data terkait OU dan habitatnya yang belum terintegrasi B.
B.1. Strategi mengembangkan dan mendorong terciptanya kawasan konseravasi daerah berdasarkan karakteristik ekonsistem, potensi, tata ruang wilayah, status hukum, dan kearifan masyarakat Peraturan daerah untuk kawasan perlindungan orangutan di daerah yang merupakan habitat orangutan NO. DESKRIPSI TATA WAKTU PEMANGKU KEPENTINGAN
INDIKATOR KEBERHASILAN EVALUASI FORCE FIELD ANALYSIS Program Skala Likert (+) (-)
1 Memfasilitasi terbentuknya kawasan konservasi daerah sebagai kawasan perlindungan orangutan
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
Proses penataan ruang antar provinsi dan
Proses penataan ruang antar provinsi dan
- 2. Ada keputusan penetapan kawasan
Penataan batas untuk kawasan-kawasan hutan
dari investor/private sector
dimiliki, baik pada tingkatan provinsi mau pun kabupaten- kabupaten.
6 Mengembangkan sistem pembiayaan jasa lingkungan (air, karbon, REDD) dari habitat orangutan sehingga habitat terlindungi
2008- 2017
Nasional : PHKA, Pemda, LSM Lokal : Pemerintah, SOCP, CII, BBKSDA-SU
1. Tersusun konsep pembiayaan jasa lingkungan untuk mendukung konservasi orangutan.
Konsep pembiayaan jasa lingkungan wilayah hutan Batang Toru dan lainnya di Sumut
4 Adanya peluang untuk memanfaatkan SDA dan SDH yang baik dan berkelanjutan
Masih dalam tataran konsep
2. Dimasukkannya sistem pembiayaan jasa lingkungan menjadi bagian pengelolaan konservasi orangutan di unit pelaksana teknis.
Skala Likert WCS, FFI, SOCP, Pemda, DPRD
2 Adanya kesadaran yang meningkat dalam konsevasi
SDM yang kurang memadai
3. Adanya MoU antara UPT dengan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan jasa
Masih dalam tataran konsep
2 Adanya kesadaran yang meningkat dalam konsevasi
SDM yang kurang memadai
3 Adanya kesatuan Polisi Hutan yang tergabung di SPORC untuk menangani permasalahan permasalahan kehutanan secara cepat dan tanggap.
Upaya yustisi terhadap pelaku illegal logging, penyitaan OU, dan penanggkapan pelaku perdagangan OU di perbatasan Dairi- Tanah Karo
1. Jumlah kasus perburuan, perdagangan dan perusakan habitat orangutan yang diproses secara hukum sampai tuntas
Nasional : PHKA, Pemda, LSM, Polisi, Jaksa, Hakim Lokal : BBKSDA-SU, WCU, SOCP, OCSP, WCS, Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan
3 Melakukan evaluasi dan rekonstruksi tataruang mikro pada kawasan yang diketahui menjadi habitat satwa langka dan dilindungi khususnya orangutan
2008- 2010
Nasional : PHKA, Pemda, LSM Lokal : OCSP, CII, Pemda, BBKSDA-SU, SOCP
1. Adanya revisi tata ruang mikro yang mengakomodasi kebutuhan habitat satwa langka termasuk orangutan
Adanya revisi tata ruang provinsi dan draft revisi SK nomor 44/kemenhut
4 Adanya kesadaran yang meningkat di kalangan pemerintah tentang Konservasi orangutan.
kabupaten yang belum terintegrasi dengan baik.
Status kawasan hutan yang menjadi habitat orangutan
4 Melakukan tata batas dan pengukuhan kawasan konservasi, hutan lindung, KBNK yang memiliki habitat ofrangutan
2008- 2015
Nasional : PHKA, Baplan, Pemda, BPN Lokal : BBKSDA-SU, BPKH, SOCP, CII
1. Ada laporan pelaksanaan tata batas Laporan pelaksanaan tata batas di Besitang, SM Rawa Singkil, Konsesi Teluk Nauli, Batang Toru
5 Adanya tenaga pendukung, serta dukungan dari swasta
Mengusulkan dan menetapkan penetapan CA Sibual-Buali, SM Siranggas, SM Barumun
5 Meningkatnya kesadaran konservasi dan dukungan dari berbagai pihak
belum seluruhnya dilakukan oleh instansi terkait (BPKH)
5 Meningkatkan upaya penegakan hukum bagi perburuan, perdagangan dan perusakan habitat orangutan
2008- 2017
Keterbatasan kewenangan yang
Masih adanya stigma resisten terhadap dan
Skala Likert lingkungan di habitat orangutan
7 Memfasilitasi investor untuk membangun hutan restorasi bagi kelestarian orangutan
Keterbatasan kewenangan yang dimiliki, baik pada tingkatan provinsi mau
1 Dukungan pemerintah untuk meningkatkan aksi konservasi
Tidak terlaksana
4. Tersedianya kompilasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan Spesies
dimiliki, baik pada tingkatan provinsi mau pun kabupaten- kabupaten.
1 Banyaknya SDM yang potensial untuk meningkatkan kualitas aksi konservasi
3. Tersedianya manual pelaksanaan penegakan hukum Tidak terlaksana
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
1 Banyaknya SDM yang potensial untuk meningkatkan kualitas aksi konservasi
2. Tersedianya manual pelatihan Tidak terlaksana
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
1 Banyaknya SDM yang potensial untuk meningkatkan kualitas aksi konservasi
Tidak terlaksana
1. Pelatihan penegakan hukum dan setiap pelatihan minimal 30 orang peserta
PHKA, LSM, Donor Lokal : BBKSDA-SU, TNGL, WCU, OCSP, SOCP
2 Peningkatan kapasitas lembaga terkait dalam penanganan orangutan hasil penegakan hukum 2008 Nasional :
2008- 2012
Nasional : PHKA, Pemda, LSM, Donor Lokal : Dephut, BBKSDA-SU, Pemda, OCSP, WCS, CII
1. Ada 5 investor yang berkomitmen untuk membangun hutan restorasi untuk mendukung kelestarian orangutan
Tidak terlaksana
1 Adanya SD Finansial dan Komitmen perusahaan untuk mendukung kelestarian lingkungan
Orientasi bisnis semata menjadi penghalang B.2. Strategi implementasi dan menyempurnakan berbagai peraturan perundangan untuk mendukung keberhasilan konservasi orangutan Revisi perundang-undangan yang ada NO. DESKRIPSI TATA WAKTU PEMANGKU KEPENTINGAN
INDIKATOR KEBERHASILAN EVALUASI FORCE FIELD ANALYSIS Program Skala Likert (+) (-)
1 Menyiapkan masukan untuk revisi UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya
2008- 2017
Nasional : PHKA, LSM Lokal : PHKA, BBKSDA-SU, CII, WCS, OCSP, SOCP
1. Usulan revisi UU No. 5 Tahun 1990
Terlaksana tahun 2012 4 - - Peningkatan implementasi peraturan perundangan yang terkait dengan perlindungan orangutan
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
Keterbatasan kewenangan yang
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
- 4 Memfasilitasi perubahan lampiran
PHKA Lokal : BBKSDA-SU, OCSP, SOCP,
1
5 Menyederhanakan prosedur perizinan pengangkutan spesimen biologis orangutan untuk kegiatan penelitian dan pemeriksaan medis
2008 Nasional : PHKA, LSM, Universitas, LIPI Lokal : OCSP WCS, CII, LIPI, Kementrian Ristek, PHKA, BBKSDA-SU, SOCP,
1. Tersedianya SOP perizinan pengangkutan spesimen biologis
Adanya SOP perizinan pengangkutan spesimen biologis di BBKSDA-SU dan BBTNGL
5 Manajemen ADM yang baik di pemerintahan
1. Sosialisasi SOP penyitaan orangutan melalui seminar, radio, TV, surat kabar
2. Tersedianya konsep usulan perubahan lampiran PP No.7 Tahun 1999
Tidak terlaksana
1 Banyaknya LSM dengan aktivitas-aktivitas yang tersebar di beberapa wilayah
Koordinasi di antara pihak masih kurang
2. Setiap seminar minimal 30 orang peserta Tidak terlaksana
1 Adanya jaringan dan banyaknya SDM yang potensial untuk diikutsertakan dalam mensukseskan agenda konservasi
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
Tidak terlaksana
1
2. Setiap seminar minimal 30 orang peserta Tidak terlaksana
Peraturan perlindungan orangutan di luar habitatnya
PHKA, LSM Lokal : BBKSDA-SU, OCSP, APAPI, SOCP
PP 7 Tahun 1999 terkait dengan status taksonomi orangutan 2008 Nasional :
4 Banyaknya LSM dengan aktivitas-aktivitas yang tersebar di beberapa wilayah
Adanya lembar informasi yang dibagikan di sekitar areal konservasi dan habitat OU
3. Tersedianya lembar informasi larangan memelihara dan memperdagangkan orangutan
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
1 Adanya jaringan dengan berbagai media massa
1. Lokakarya usulan perubahan lampiran PP No. 7 Tahun 1999 Tidak terlaksana
2 Adanya jaringan dengan berbagai media massa Koordinasi di antara pihak masih kurang
1. Diseminasi peraturan melalui seminar, radio, tv, surat kabar Tidak terlaksana secara baik
Nasional : PHKA, LSM Lokal : WCU, BBKSDA-SU, OCSP, CII
2008- 2013
3 Diseminasi aturan larangan memelihara, memperdagangkan orangutan
- Keterbatasan kewenangan yang dimiliki, baik pada tingkatan provinsi mau pun kabupaten- kabupaten.
- Keterbatasan kewenangan yang dimiliki, baik pada tingkatan provinsi mau pun kabupaten- kabupaten.
- 6 Mensosialisasikan SOP penyitaan orangutan 2008 Nasional :
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
Skala Likert pun kabupaten- kabupaten.
Keterampilan teknis konservasi orangutan
2008- 2010
2008- 2009
1. Lokakarya penyusunan peraturan pengelolaan stasiun penelitian orangutan
Nasional : PHKA, LSM Lokal : OCSP, SOCP
9 Memfasilitasi pembuatan aturan pengelolaan stasiun penelitian orangutan di dalam dan di luar kawasan konservasi
Kurangnya keterampilan kesadaran untuk diseminasi informasi
1 Adanya tenaga ahli yang mendukung serta adanya komitmen bersama
2. Tersedianya SOP penanganan satwa sitaan Tidak terlaksana
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
1 Banyaknya stakeholder yang memungkinan untuk dilakukan penyamaan persepsi untuk mensukseskan agenda konservasi
Tidak terlaksana
1. Lokakarya penyusunan kebijakan penanganan satwa sitaan
Nasional : PHKA, LSM, Universitas Lokal : OCSP, SOCP, WCU, APAPI
8 Memfasilitasi proses penyusunan kebijakan penanganan satwa sitaan (termasuk keputusan euthanasia sebagai opsi terakhir)
1
belum memadai
4 Adanya tenaga ahli yang mendukung serta adanya komitmen bersama
Belum adanya standar pengelolaan baku yang resmi dari pemerintah
1. Tersusunnya standar pengelolaan orangutan di lembaga konservasi
Nasional : PHKA, LSM, LIPI Universitas Lokal : OSCP, WCU, CII, SOCP
2008- 2010
7 Menyusun standar pengelolaan orangutan yang ada di lembaga konservasi
Kurang kesadaran untuk diseminasi informasi
1 Banyaknya LSM dengan aktivitas-aktivitas yang tersebar di beberapa wilayah
Tidak terlaksana
3. Tersedianya lembar informasi SOP penyitaan orangutan
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
Tidak terlaksana
- Minimnya data yang tersedia, pendanaan yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
2. Tersedianya SOP pengelolaan stasiun penelitian orangutan
Tidak terlaksana
1
- Kurangnya keterampilan kesadaran untuk diseminasi informasi
Peraturan perlindungan orangutan di dalam habitatnya
10 Mereview dan merevisi Keputusan Menhut No 280/Kpts-II/1995 tentang pedoman reintroduksi orangutan 2008 Nasional :
1. Revisi SK Menhut No. No 280/Kpts-II/1995 tentang pedoman reintroduksi orangutan
Tidak terlaksana
1 Adanya tenaga ahli yang dapat mendukung program konservasi
Keterbatasan kewenangan yang
dimiliki, baik pada tingkatan provinsi mau pun kabupaten- kabupaten.
11 Membangun sistem pemantauan dan evaluasi untuk penilaian kinerja unit pengelola yang memasukkan pengelolaan orangutan pada indikator kinerja
2008- 2010
Nasional : PHKA, LSM, Dunia usaha Lokal : OCSP,
1. Tersedianya sistem pemantauan internal dalam setiap unit manajemen sebagai implementasi kriteria kinerja unit manajemen pada aspek ekologi.
Tidak terlaksana dengan baik
3 Adanya divisi khusus serta dukungan dan keinginan untuk meningkatkan kualitas aski konservasi
Sistem monitoring terhadap dampak dari proyek atau program masih lemah.
PHKA, LSM Lokal : OCSP, BBKSDA-SU, SOCP
Skala Likert
Sistem evaluasi bagi unit pengelola yang mempunyai habitat orangutan
Manajemen yang tertutup
5 Banyaknya stakeholder yang memungkinan untuk dilakukan penyamaan persepsi untuk mensukseskan agenda konservasi
1. Lokakarya tentang pembentukan forum multistakholder orangutan Indonesia.
Nasional : PHKA, LSM, Pemda, Lembaga Adat, Swasta, Masyarakat Lokal : BBKSDA-SU, SOCP, OCP, CII, OIC
2008- 2017
1 Memperkuat forum komunikasi antar pakar orangutan menjadi wadah multistakeholder yang disebut Forum Orangutan Indonesia; sebagai pusat informasi penelitian dan kegiatan konservasi orangutan Indonesia
INDIKATOR KEBERHASILAN EVALUASI FORCE FIELD ANALYSIS Program Skala Likert (+) (-)
C.1. Strategi meningkatkan dan memperluas kemitraan antara pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan konservasi orangutan indonesia Forum Orangutan Indonesia NO. DESKRIPSI TATA WAKTU PEMANGKU KEPENTINGAN
Keterbatasan kewenangan yang dimiliki, baik pada tingkatan provinsi mau pun kabupaten- kabupaten.
1 Adanya tenaga ahli yang dapat membantu kesuksesan program
Tidak terlaksana
1. Laporan hasil evaluasi implementasi komitmen dan konvensi internasional
Nasional : PHKA, LSM Lokal : WCU, OCSP, SOCP
2008- 2012
12 Memantau dan mengevaluasi implementasi komitmen dan konvensi Internasional yang telah diratifikasi (GRASP, CBD, CITES)
3 Adanya divisi khusus serta dukungan dan keinginan untuk meningkatkan kualitas aski konservasi
Tidak terlaksana dengan baik
2. Adanya laporan implementasi SOP yang dilakukan periodik
C. STRATEGI DAN PROGRAM KEMITRAAN DAN KERJASAMA
Lokakarya pembentukan forum multistakeholder region sumut
- 2. Adanya forum multistakeholder
Pembentukan dan pemberian legalitas kepada FOKUS – SK.277/BBKSDASU- 1/2009
5 Banyaknya stakeholder yang memungkinan untuk dilakukan penyamaan persepsi untuk mensukseskan agenda konservasi
- 3. Adanya pertemuan tahunan untuk mengevaluasi pelaksanaan rencana aksi konservasi orangutan
Pertemuan tahunan rutin untuk melaporkan pelaksanaan SRAK- OU region Sumut
4 Banyaknya stakeholder yang memungkinan untuk dilakukan penyamaan persepsi untuk mensukseskan agenda konservasi
Minimnya data yang tersedia, pendanaan
yang kurang serta kapasitas sumber daya manusia yang terbatas.
4. Ada jaringan komunikasi dan distribusi informasi Adanya jaringan komunikasi dan distribusi informasi