Kisah Penciptaan Adam Antara Mitos Dan Realita
Nama buku
: Abi Âdam Qishatu al Khalîqah baina al
Ustûrah wa al Haqîqah
Judul terjemah
: Kisah Penciptaan Adam Antara Mitos Dan
Realita
Penulis
: Dr Abdul Shabur Syahin
Penerjemah
: Yessi HM Basyaruddin, Lc (KUWAIS)
Penerbit
: Maktabah as Syabâb
Jumlah Halaman
: 263
Pembukaan
Dulu, di masa lalu sebelum terciptanya waktu, hanya
ada
Allah
Kemudian
dan
pada
belum
waktu
ada
itu
satupun
Allah
mahluk
ingin
di
sampingNya.
menciptakan
mahluk
hidup dan alam semesta. Allah-pun berkata: Jadilah, maka
segala
sesuatu
yang
Allah
kehendaki
baik
waktu,
tempat,
langit, bumi, bintang, planet, binatang dan segala sesuatu
yang belum kita ketahui, tercipta atas kehendak-Nya.
Pada
untuk
sebuah
menciptaan
kesempatan,
mahluk
Allah
hidup
mempunyai
yang
berakal
keinginan
dan
dapat
mengetahui segala sesuatu (termasuk dirinya). Maka akhirnya
Ia menciptakan manusia.
Sepertinya,
hal
tersebut
merupakan
sebuah
gambaran
yang dimaksud dalam hadis al Qudsi yang telah kita hapal
semenjak kecil. Ketika itu Allah berbicara tentang diriNya: (Aku adalah harta terpendam. Ketika aku ingin dikenal,
akhirnya akupun menciptakan mahluk hidup. Maka merekapun
mengenalku).
Waktu
dan
tempat
telah
diciptakan
untuk
membatasi
esensi segala sesuatu. Dan keduanya telah Allah posisikan
pada dua tempat; alam materi dan immateri. Apabila dunia
immateri telah bersembunyi dibelakang perputaran zaman dan
tempat sehingga tidak ada satupun yang dapat mengetahuinya
kecuali penciptanya, maka sebaliknya, dalam dunia materi
kita dapat menyingkapkan rahasia dan keistimewaan dimasa
lalu
dimana
semuanya
berasal
dari
sebuah
bentuk
relatifitas.
Selain itu, dunia materi juga dapat menuntun manusia
untuk menunjukkan keberadaan sang pencipta. Dzat yang tidak
dapat
diketahui
secara
mutlak,
dzat
immateri
yang
tidak
akan pernah diketahui keberadaannya. Sehingga pada akhirnya
kita
dalam
melihat
memperlihatkan
kekuasaan-Nya.
“Maka
perhatikanlah
Allah
menghidupkan
(Tuhan
hakikat
yang
Dalam
bekas-bekas
bumi
berkuasa
(berkuasa).
keberadaan
yang
al
Quran
rahmat
sudah
seperti)
Allah
dalam
disebutkan:
Allah,
bagaimana
mati.
Sesungguhnya
demikian
benar-benar
Menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”1
Dari pemaparan diatas kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa ketika Allah telah menutupi diri-Nya dari mata kasat
manusia,
maka
kita
dapat
mengetahuinya
melalui
berbagai
bentuk ciptaannya. Sehingga secara tidak langsung ciptaanNya tersebut telah membawa kita untuk lebih mengenalnya.
Adapun rahmat Allah, sebagai manusia kita tidak dapat
menelusurinya.
sifat
Allah
Karena
yang
sepertinya,
hal
maha
memang
tersebut
pengasih
itulah
yang
berada
dan
maha
dimaksud
dalam
wilayah
penyayang.
dalam
Dan
Hadits:
“Allah memiliki rahmat sebanyak seratus bagian. Kemudian
Allah
memegang
dimilikinya.
keatas
sembilan
Dan
bumi.
Ia
Dari
puluh
hanya
satu
sembilan
menurunkan
bagian
bagian
satu
tersebut
yang
bagian
manusia
saja
saling
meberikan kasih sayang. Sehingga, seekor kuda-pun enggan
untuk mengangkat kakinya, karena takut menginjak anaknya.”
Segala sesuatu yang melintas dalam kehidupan manusia,
termasuk berbagai peristiwa, waktu yang terus berlalu dan
tempat dimana manusia tinggal merupakan bagian dari rahmat
Allah. Dengan itu, diharapkan manusia dapat melihat ciptaan
Tuhan yang maha agung dalam jasadnya sehingga hal tersebut
dapat
menumbuhkan
keberadaan
keinginan
Tuhan.
untuk
dan
memperdalam
Disamping,
menelusuri
agar
proses
keyakinan
mereka
awal
tentang
mempunyai
penciptaan,
penyempurnaan, dan kemudian pemberian ruh yang maha tinggi.
1
QS. Ar Ruum: 50
Sehingga
dengan
membedakan
keistimewaan
dirinya
dari
tersebut
seluruh
manusia
mahluk
yang
dapat
ada
dalam
kehidupan di bumi ini.
Terkadang, kita salah dalam melihat kehidupan ini.
sehingga,
kita
beranggapan
bahwa
kita-lah
satu-satunya
ciptaan Tuhan, tanpa melihat keberadaan makhluk Tuhan yang
lain seperti: burung, binatang, serangga dan berbagai macam
ciptaan Tuhan yang hidup dilaut. Kita menganggap semuanya
itu
hanya
hewan
yang
bergerak
dan
terus
akan
bergerak
sampai manusia memburunya untuk di manfaatkan, atau mungkin
ciptaan-ciptaan Tuhan tersebut akan mati dengan sendirinya
dan kemudian binasa.
Disini
kita
dapat
melihat
arogansi
manusia
diatas
bumi yang selalu ingin menjadikan dirinya sebagai pemimpin
dari
seluruh
ciptaan
Allah
dibumi.
Padahal,
Allah
berfirman: “Dan aku tundukkan semua yang ada dilangit dan
di bumi untukmu. Sesungguhnya dalam hal tersebut merupakan
tanda-tanda bagi orang yang berfikir.”
Sebenarnya, al Quran tidak mendorong manusia untuk
masuk kedalam wilayah superioritas yang telah memenjarakan
pemahaman mereka dalam egonya sendiri. Karena pada dasarnya
al Quran telah membukakan sarana yang sangat luas didepan
penglihatan
manusia.
Sehingga
dengan
saranan
tersebut,
manusia dapat melihat ciptaan Tuhan yang lain sebagaimana
mereka dapat melihat dirinya sendiri. Allah berfirman: “Dan
tiadalah
binatang-binatang
yang
ada
di
bumi
dan
burung-
burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umatumat
(juga)
seperti
kamu.
Tiadalah
Kami
apakan
sesuatu
apapun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka
dihimpunkan.”2
2
QS. Al An’am: 38
Oleh
maupun
karena
yang
itu,
besar
semua
merupakan
binatang
mahluk
baik
yang
yang
juga
kecil
diciptakan
Allah. Dan semuanya harus mengikuti sunnah Allah. Bahkan,
untuk
itu
Allah
telah
mengajarkan
kepada
mereka
segala
sesuatu yang mereka butuhkan untuk hidup, bertahan dimuka
bumi
dan
berkooperasi
dengan
hewan-hewan
lainnya.
Dalam
menyoroti hal ini al Quran mengatakan: “Tidakkah kamu tahu
bahwasannya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit
dan
di
bumi
dan
(juga)
burung
dengan
mengembangkan
sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan
tasbihnya,
dan
Allah
Maha
Mengetahui
apa
yang
mereka
kerjakan.”3
Ayat
serangga
tersebut
dan
merupakan
ditujukan
hewan-hewan
ciptaan
Allah
lain
dan
untuk
yang
telah
kehidupan
secara
burung,
keseluruhan
diberikan
kehidupan
masing-masing. Mereka juga mempunyai ilmu, cara shalat dan
bertasbih. Sebenarnya, hal tersebut telah ditegaskan dalam
firman Allah yang berbunyi: “Langit yang tujuh, bumi dan
semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak
ada suatu-pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi
kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”4
Secara umum, kita telah mengetahui bahwa keberadaan
hewan dan burung telah didahului oleh keberadaan manusia
diatas bumi. Dan untuk itu, cukuplah isyarat al Quran yang
menceritakan tentang burung gagak yang mengajarkan kepada
anak adam yang membunuh, metode untuk menyembunyikan proses
pembusukan
mahkluk
jasad
tersebut
3
QS. An Nuur: 41
4
QS.
Al Israa: 44
saudaranya.
tidak
Akan
mendapatkan
tetapi,
perhatian
keberadaan
manusia.
Karena dalam pandangan manusia mereka tidak berarti apaapa.
Sehingga, lahirnya ciptaan tuhan yang bernama manusia
akan
menimbulkan
kesulitan
yang
sangat
besar
dalam
kehidupan. Karena keberadaannya akan menimbulkan berbagai
pendapat
dan
ijtihad.
Dimulai
dari
lahirnya
kisah
israiliyyat5 yang telah menyebar secara luas dan terlempar
kedataran pemikiran. Sehingga tidak jarang kita mendapatkan
sebagian
besar
mufasir
tersebut
secara
yang
harfiah
mempergunakan
tanpa
berusaha
kisah-kisah
mempergunakan
nalarnya untuk mencari apa kandungan yang ada dibalik kisah
tersebut. Atau berusaha mengcounter beberapa legenda dan
dongeng yang dibuat-buat.
Oleh
mengambil
karena
itu
esensi
yang
untuk
pembaca,
terdapat
dalam
sebaiknya
kisah
Anda
tersebut
sebagaimana yang kita dapat dari para pendahulu kita dan
dan
beberapa
kisah
yang
diriwayatkan
oleh
pemilik
kitab
Qishas al Anbiya yang diberi judul “al-Ara’is”6.
Para mufassir yang mempergunakan berbagai lafadz yang
beragam akan tetapi menuju pada makna yang sama mengatakan
bahwa
ketika
memberikan
Allah
wahyu
ke
hendak
menciptakan
Adam
bumi:
“Sesungguhnya
aku
AS,
Allah
menciptakan
makhluk yang berasal dari unsurmu. Sebagian mereka ada yang
taat kepadaku dan sebagian lain berbuat maksiat kepadaku.
Maka, barang siapa yang taat kepadaku aku akan memasukkan
mereka kedalam surga dan barang siapa yang berbuat maksiat
kepadaku
maka
ia
akan
masuk
neraka.”
Kemudian
Allah
mengutus jibril AS untuk datang ke bumi dan mengambil debu
5
Kisah Israiliyyat adalah: Legenda tentang sejarah yang
berkaitan dengan keagamaan, berisi kebenaran dan kebohongan
yang dikisahkan oleh kaum Yahudi.
6
Lihat: Al-‘Arais:16-17
yang
ada
disana.
Ketika
malaikat
jibril
mencoba
untuk
melakukan kewajibannya, bumi berkata: ‘Aku berlindung atas
nama
Allah
mengambil
yang
telah
sesuatu
mengutusmu.
dariku,
karena
Janganlah
dengan
engkau
mengambil
debu
dariku engkau akan menjadikan bumi sebagai bagian dari api
neraka.
tidak
Akhirnya,
jibrilpun
mengambil
apapun
kembali
dari
kepada
bumi.
Ia
Tuhannya
mengadu
dan
kepada
Tuhannya: ‘Wahai Tuhanku, ia meminta perlindungan kepadamu,
maka aku tidak mau datang lagi kepadanya.’
Kemudian Allah memerintahkan malaikat Mikail AS. Ia
pun
datang
ke
bumi.
Untuk
kedua
kalinya
bumi
meminta
perlindungan dari Allah agar Mikail tidak mengambil sesuatu
apapun darinya. Sehingga pada akhirnya Mikail-pun kembali
kepada Tuhannya dan tidak mengambil apapun dari bumi.
Akhirnya,
mendatangi
Allah
bumi.
memerintahkan
Pada
saat
itu,
malaikat
kembali
perlindungan dari Allah agar malaikat maut
sesuatu
‘Aku
apapun
juga
berlindung
meninggalkan
berhasil
darinya.
Kemudian
kepada
perintah-Nya.
mengambil
Dan
yang
berlainan.
Dari
tinggi,
tanah
berlumpur,
tanah
maut
agar
meminta
berkata:
aku
tidak
malaikat
tersebut
dari
permukaannnya
biasa,
untuk
tidak mengambil
akhirnya
unsur-unsur
sisinya
bumi
malaikat
Allah
maut
keempat
yang
bagian
maut
paling
tanah
yang
merah, hitam, dan putih.
Ke-empat
unsur
tersebut
merupakan
gambaran
karakteristik anak cucu Adam. Karena mereka ada yang baik
dan
ada
yang
buruk,
yang
shalih
dan
yang
thâlih,
yang
cantik dan yang jelek. Selain itu, mereka juga mempunyai
bentuk
dan
warna
yang
berbeda.
Allah
berfirman:
“Dan
termasuk kedalam tanda-tandanya penciptaan langit, bumi dan
perbedaan bahasa juga warna kulit”
Kemudian malaikat maut naik kembali menghadap Allah.
Ketika itu, Allah memerintahkannya untuk mengolah unsurunsur bumi yang telah diambilnya tersebut untuk dijadikan
tanah
sampai
meragi.
dengan
air
yang
sebuah
adonan
Kemudian
pahit,
tanah
manis
liat
malaikat
dan
dan
asin
kembali
mencampurkannya
sehingga
menjadi
meragikannya.
Hal
tersebut mempunyai imbas pada sisi moralitas manusia yang
sangat berbeda antara satu dengan yang lain.
Kemudian para malaikat meninggalkan adonan tersebut
selama empat puluh tahun sampai menjadi tanah yang sangat
lengket dan lentur. Setelah empat puluh tahun berlalu, para
malaikat kembali meninggalkan adonan tersebut selama empat
puluh tahun lagi, sampai menjadi tembikar.7 Setelah itu,
barulah para malaikat meracik adonan tadi menjadi
jasad.
Kemudian
para
malaikat
tersebut
sebentuk
meninggalkannya
kembali selama empat puluh tahun. Allah berfirman: (Hal Atâ
‘Ala
al
Madzkûrâ
Insâni
=
Hînun
Min
ad
Dahri
Lam
Yakun
شيئا
شدهر لم يكن شش
شان حين من الش
اناسش
Syai’an
لى
تى
هش
)مذكورا
Artinya:
“Bukankah
telah
datang
atas
manusia
satu
waktu
dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu
yang dapat disebut.”8
Ibnu Abbas berkata: “Manusia adalah Adam, dan telah
dibentuk selama empat puluh tahun. Tadinya, Adam hanyalah
sebuah
jasad
yang
terpampang
didepan
pintu
surga.
Dalam
kitab shahih Tirmidzi dari perkataan Rasulullah SAW dalam
menafsirkan awal surat al Baqarah bahwasanya Allah telah
menciptakan Adam dengan kekuasaannya dengan mempergunakan
segenggam
7
tanah
Tanah tembikar
yang
diambil
adalah tanah
dari
bumi.
yang kering
Kemudian
dimana ketika
tanganmu memukulnya tanganmu akan sakit karena kerasnya.
8
QS. Al Insaan:1
Ia
melemparkannya
malaikat
yang
kedepan
melewati
Mereka
terkejut
tinggi
perawakan
dan
pintu
pintu
merasa
makhluk
surga,
sehingga
tersebut
terkesan
tersebut.
akan
melihatnya.
dengan
Karena
setiap
bentuk
pada
dan
dasarnya
mereka tidak pernah melihat bentuk seperti itu sebelumnya.
Kemudian
“Karena
satu
iblis
hal
lewat
kamu
dan
melihatnya.
diciptakan.
Ia
Kemudian
berkata:
ia
memukul
makhluk tersebut dengan tangannya. Ternyata ia mendapatkan
makhluk tersebut kosong. akhirnya iblis masuk kedalam tubuh
makhluk tersebut dan keluar lewat duburnya. Iblis berkata
kepada para malaikat: “ini adalah makhluk yang masih kosong
dan belum sempurna sehingga kita tidak dapat menyentuhnya.”
Berdasarkan semuanya itu, kita dapat melihat hampir
setiap kitab-kitab tafsir merujuk pada satu sumber rujukan.
Oleh karena itu, tidak jarang kita mendapatkan riwayat yang
dengan
mudahnya
mengatakan
bahwa
penciptaan
Adam
diselesaikan dengan sempurna di langit, malaikat maut-lah
yang berhasil mengambil debu dari bumi, mencampurkan unsurunsurnya dan akhirnya mempersiapkannya untuk melalui proses
peragian.
Ketika
Allah
menciptakan
dan
kemudian
menempatkannya dipintu surga. Dan akhirnya kisah seputar
skenario yang menceritakan tentang proses penciptaan Adam
dahulu tersebut terus berlangsung.
Kisah
dari
tersebut
berbagai
unsur
menceritakan
warna
bumi.
bagaimana
Bumi
debu
mempunyai
diambil
lapisan-
lapisan tanah yang beragam. Yang lebih menakjubkan, kisah
tersebut mengatakan bahwa pencampuran unsur-unsur tersebut
sedikit banyak telah berimbas pada keragaman moralitas umat
manusia dan begitulah seterusnya...
Padahal,
peristiwa
seandainya
tersebut
terjadi
kita
di
mau
berfikir,
semua
dunia
immateri.
Maka,
darimana
datangnya
ide
pemikiran
yang
mendorong
para
pembuat cerita itu untuk mengambil legenda bani Israil?!!
Dan bagaimana mungkin nalar manusia dapat menerima
semuanya
itu
dengan
terbangun
antara
datangnya
Adam
semudah
Allah
hanya
dengan
itu?
Sehingga
malaikat
dibedakan
oleh
jarak
yang
dan
iblis
sampai
jarak
yang
sangat
tipis?
Dalam
pandangan
permasalahan
ilmu
tersebut
pengetahuan
merupakan
kontemporer,
kasus
yang
banyak
mengandung resiko. Hal tersebut diakibatkan oleh bentrokan
antara
data
dan
informasi
yang
datang
dari
kisah-kisah
dimasa lalu dengan data atau hasil analisa yang didapatkan
pada
masa
tersebut
sekarang.
telah
sepanjang
Sehingga,
menyibukkan
empat
abad
atau
diakui
logika
bahkan
ataupun
tidak,
hal
nalar
manusia
hampir
lebih,
sebagai
bentuk
usaha dalam memahami teks keagamaan yang terdapat dalam al
Quran. Karena, sebagaimana kita ketahui bersama al Quran
merupakan
teks
yang
Didalamnya,
kita
menceritakan
proses
mengandung
akan
bukti-bukti
mendapatkan
penciptaan
kisah
makhluk
absolut.
sejati
hidup,
yang
khususnya
manusia.
Tidak hanya itu, usaha tersebut juga dilakukan untuk
menyatukan antara data yang telah digambarkan oleh al Quran
dengan
orientasi
ilmiah
dalam
menggambarkan
kehidupan
manusia yang hidup diatas permukaan bumi ini.
Sebenarnya,
semuanya
itu
bukan
masalah
besar
bagi
kita, selama kita masih mampu menjaga dan memegang kesucian
teks
al
Quran
yang
telah
Allah
turunkan.
Atau,
tidak
menyalahi apa yang dibebankan oleh agama. Hal tersebut juga
tidak akan mempengaruhi kehidupan kita, selama kita masih
menghormati logika nalar yang benar, mempunyai kesadaran
dalam mempergunakan ilmu bahasa, dan mengajak masyarakat
Islam
untuk
mempercayai
semua
rahasia
Tuhan
yang
ada
dibalik keajaiban al Quran, yang terkadang tersembunyi dan
tidak
terlihat
Allah
oleh
mengizinkan
mata
kasat
mereka
manusia.
untuk
Sampai
menyingkap
kemudian
sebagian
rahasianya tersebut. Sehingga lahirlah berrbagai ide dan
pemikiran
seputar
permasalahan
tersebut.
Dan
sebenarnya
itulah harapan yang tersirat dibalik penulisan buku ini.
Sebenarnya,
usaha
ini
bukanlah
satu-satunya
cara
menuju arah tersebut. Kisah ini telah menyita waktu para
filosof dan ulama dari berbagai generasi dan miliu yang
berbeda. Dan sudah cukup rasanya apabila kita melepaskan
pandangan pada pemikiran Ibnu Thufail dalam kisahnya yang
terkenal “Hay bin Yaqdhan”. Sebagaimana kita dapat melihat
ide
pemikiran
ilmuwan
kontemporer
Charles
Darwin
yang
menyoroti timbulnya berbagai makhluk hidup.
Permasalahan
pertama
yang
diketengahkan
oleh
Ibnu
Thufail adalah proses penciptaan makhluk hidup. Tepatnya,
bagaimana awal munculnya manusia pertama diatas bumi ini.
Ahmad Amin berkomentar tentang Ibnu Thufail: “Sebenarnya,
Ibnu Thufail tidak mengetahui secara pasti ide pemikiran
Charles Darwin yang berpendapat bahwa setiap makhluk hidup
pasti
mempunyai
lainnya,
dan
hubungan
antara
sebenarnya
yang
manusia
satu
adalah
dengan
bagian
yang
dari
rangkaian tersebut yang telah didahului oleh makhluk hidup
yang
diciptakan
sebelumnya.
Dan
akhirnya
sampailah
pada
lahirnya manusia itu sendiri.
Dalam hal ini, Ibnu Thufail mengetengahkan dua point
pembahasan
yang
keduanya
dapat
dipertimbangkan.
Pertama:
manusia pertama lahir di salah satu tempat di kepulauan
India,
yang
berada
dibawah
garis
khatulistiwa.
Disana,
hiduplah manusia pertama yang tidak mempunyai ayah dan ibu.
Tempat
tersebut
merupakan
daerah
yang
mempunyai
udara
paling stabil. Karena, disamping wilayah tersebut merupakan
tempat awal terpancarnya matahari sehingga seluruh bagian
kepulauan ini akan tersinari oleh hangatnya sinar mentari,
selama
bertahun-tahun
tanahnya
yang
beranggapan
wilayah
subur.
bahwa
ini
Sehingga
daerah
juga
dikenal
sebagian
seperti
ini
dengan
para
dapat
filosof
melahirkan
segala sesuatu secara alami.
Akan
tetapi,
beranggapan
bahwa
Ibnu
Hay
Thufail
Bin
berpendapat
Yaqdhan
tidak
lain.
lahir
Ia
dengan
sendirinya, tapi ia memiliki ayah dan ibu. Dalam versinya,
ibu Hay Bin Yaqdhan adalah saudara perempuan raja. Karena
merasa
takut
dengan
sang
raja
(saudaranya)
maka
ia-pun
melemparkan anaknya tersebut ketengah lautan. Akhirnya Hay
Bin Yaqdhan terseret arus dan akhirnya terdampar disebuah
pulau
dan
anaknya.
ditemukan
Maka,
oleh
kijang
kijang
tersebut
betina
merasa
yang
kehilangan
kasihan
terhadap
nasib bayi tersebut. Akhirnya ia mengambilnya, memberinya
makan dengan sabar, dan menyusuinya sampai akhirnya Hay Bin
Yaqdhan menjadi dewasa.
Maka kedua point yang disodorkan oleh Ibnu Thufail
tersebut tidak jauh berbeda dengan para pemikir sebelumnya.
Sebagian mereka mengatakan bahwa proses melahirkan secara
alami
dapat
terjadi
apabila
kondisi
lingkungannya
memungkinkan hal tersebut, dengan adanya tempat yang subur
dan
lain
sebagainya.
Akan
tetapi
sebagian
pendapat
mengatakan bahwa manusia tidak mungkin akan lahir kecuali
dari jenisnya lagi yaitu, manusia.”
Ustadz
Ahmad
Amin
meneruskan
kisahnya
tentang
perjalanan Hay Bin Yaqdhan, ia berkata: “Hay Bin Yaqdhan
sangat
menyayangi
tersebutlah
yang
kijang
telah
tersebut,
menyusuinya.
Ia
karena
sangat
kijang
dekat
dan
penurut kepada kijang tersebut seperti halnya kepada ibu
kandungnya sendiri. Dalam hal ini ia masih terus bersama
dengan kijang tadi. Terkadang, ia memperdengarkan suaranya
dan ia juga menceritakan apa yang didengarnya seperti suara
burung
dan
hewan-hewan
lain.
Ia
menceritakan
semuanya
dengan bersemangat, penuh harap untuk dapat mempelajarinya
dan terkadang ia-pun merasa tidak puas dan mengkritiknya.
Ketika Hay Bin Yaqdhan mulai belajar untuk mengikuti
suara-suara yang sangat beragam tersebut, maka secara tidak
langsung
keduanya
telah
saling
membantu
dan
membentuk
sesuatu yang baru. Dan dari situlah manusia belajar untuk
mengikuti suara dan gerak gerik hewan-hewan dan burung. Dan
begitulah seterusnya....
Dari ringkasan kisah diatas kita dapat menyimpulkan
ide pemikiran Ibnu Thufail sebagai berikut:
Ibnu Thufail mengakui kemungkinan penciptaan manusia
dari tanah yang keras (dibakar). Hal tersebut sesuai
dengan firman Allah tentang proses penciptaan manusia.
Allah
berfirman:
menciptakan
manusia
“Dan
sesungguhnya
(Adam)
dari
tanah
Kami
telah
liat
kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”9
Pengakuannya bahwa Hay Bin Yaqdhan lahir dari kedua
orang tua sempurna merupakan penolakan terhadap proses
penciptaan
sama,
ia
manusia
juga
pertama.
menegaskan
Masih
bahwa
dalam
bahasa
point
yang
berasal
dari
hasil interaksi manusia dengan suara alam, hewan atau
burung.
Hal
tersebut
tidak
berbeda
jauh
dengan
pendapat kebanyakan ahli etimologi.
Sebenarnya, tidak ada yang baru dalam ide pemikiran
Ibnu Thufail. Kelebihannya hanyalah dalam menyajikan kisah
seekor
kijang
dan
hubungannya
yang
begitu
seorang anak kecil bernama Hay Bin Yaqdhan!!
9
QS. Al hijr: 26
dekat
dengan
Padahal, kisah tersebut juga bisa kita dapatkan pada
dunia
pemikiran
Barat
dalam
kisah
‘Robinson
Cruz’
yang
telah terseret ombak dan akhirnya terdampar disebuah pulau
terpencil. Disana, ia berusaha untuk berinteraksi dengan
lingkungan
barunya
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
keperluannya. Dan sebenarnya Hay Bin Yaqdhan dan Robinson
adalah dua makhluk Tuhan yang mempunyai nasib yang sama.
*****
Sumber utama yang akan selalu kita pergunakan dalam
mempelajari proses penciptaan makhluk hidup adalah ayatayat
al
dalam
Quran.
agama,
Karena,
al
disamping
Quran
juga
sebagai
sumber
merupakan
pertama
sumber
yang
terpercaya kebenarannya. Dan memang dalam wilayah ini kita
harus bersandar pada teks tersebut. Setelah itu, barulah
kita
sedikit
meminta
bantuan
hadits
Rasulullah
SAW
yang
berfungsi untuk memperjelas makna yang terdapat dalam al
Quran.
Disamping al Quran, dalam mempelajari dan menganalisa
kisah ini kita juga harus mengikut sertakan beberapa unsur
dasar
yang
sangat
penting
dalam
mendukung
kesempurnaan
kisah tersebut. Diantaranya:
Bumi:
Karena
peristiwa
diatas
nyata
Adam,
kematian
dan
terjadi
dalam
hidupnya
dilaluinya
yang
permukaan
dari
berbagai
Allah
kehidupan
apa
ayat
bumi.
yang
al
Quran
menumbuhkan
kamu
Hal
tersebut
telah
Allah
seperti
dari
sebagai
bukti
jelaskan
dalam
firman
tanah
semua
Allah:
dengan
“Dan
sebaik-
baiknya.”10 Dalam ayat lain Allah berfirman: “Dari bumi
(tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami
10
QS. Nuh: 17
akan
mengembalikan
kamu
dan
daripadanya
Kami
akan
mengeluarkan kamu pada kali yang lain.”11
Unsur tanah: Karena Allah telah menciptakan manusia
dari tanah yang berasal dari bumi dan semua unsur yang
ada
didalamnya.
antara
yang
perempuan.
Dalam
kafir
Hal
hal
atau
tersebut
ini,
tidak
mukmin,
banyak
ada
perbedaan
laki-laki
disinggung
atau
dalam
berbagai ayat seperti firman Allah: “Sesungguhnya kami
menciptakan kalian dari tanah.” Atau dalam ayat lain:
“Apakah kamu akan berbuat kufur dengan dzat yang telah
menciptakan
kamu
dari
tanah?”
Dalam
firmannya
yang
lain Allah berfirman: “Sesungguhnya misal (penciptaan)
'Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam.
Allah
menciptakan
Adam
dari
tanah,
kemudian
Allah
berfirman kepadanya: “Jadilah" (seorang manusia), maka
jadilah dia.”
Unsur kemanusiaan: Adanya sebuah realitas sebagai awal
penciptaan manusia. Sebagaimana yang ditegaskan oleh
Allah
dalam
al
Quran
ketika
berbicara
kepada
para
malaikat, Ia berkata: (Innî Khâliqun Basyaran Min Thîn
= خالق بشرا من طين
)اا
Artinya: “Sesungguhnya Aku menciptakan al Basyar
di
bumi.” Dalam hal ini, kita menganggap bahwa al Basyar
adalah
wujud
awal
sebelum
terciptanya
al-insân,
sebagai hasil sebuah proses penciptaan dari tanah.
Unsur
ketuhanan:
Karena
manusia
telah
diberikan
keistimewaan dengan mendapatkan tiupan ruh dari Allah
untuk
manusia.
Allah
berfirman:
“Dan
aku
telah
meniupkan ruh-Ku kedalamnya.” Sebagai gantinya, Allah
meminta manusia untuk berbuat ihlas dalam melaksanakan
segala
11
macam
QS. Thaha: 55
bentuk
ritualitas
peribadatan.
Allah
berfirman:
“tidaklah
aku
ciptakan
jin
dan
manusia
kecuali agar mereka menyembahku.” Atau dalam ayatnya
yang lain: “Dan jadilah kalian generasi rabbani.” Dan
perlu diketahui bahwa berbagai bentuk peribadatan dan
peng-esaan Tuhan tersebut tidak akan pernah mempunyai
akhir.
Inilah
yang
dapat
kita
ringkas
mengenai
hakikat
keberadaan manusia sekaligus, pendevinisiannya dilihat dari
sisi keberadaan dan ketinggian kedudukannya disisi Allah.
Oleh
karena
makhluk
proses
itu,
bumi
yang
menjadi
al
kita
dapat
berasal
menyebut
dari
Basyar
dan
tanah
manusia
dan
kemudian
telah
menjadi
sebagai:
melalui
generasi
rabbani.
Adapun sebagian kalangan yang mendevinisikan manusia
sebagai bagian dari hewan yang dapat berbicara, maka hal
tersebut
dikarenakan
manusia
juga
makhluk
ciptaan
Tuhan
yang hidup berdampingan di bumi seperti layaknya ciptaan
Tuhan
yang
lain.
Akan
tetapi
ia
mempunyai
berbagai
kelebihan dan keistimewaan.
Apabila
ini
para
bersepakat
pemikir
untuk
yang
menganalisa
mempergunakan
permasalahan
sumber-sumber
diatas,
saya yakin, sekalipun perbedaan pendapat tetap ada, akan
tetapi perbedaan tersebut bukan pada wilayah yang terlalu
krusial.
Dan
permasalahan
terdahulu,
apabila
lain
yang
hendaknya
masih
terdapat
belum
disoroti
kita
mulai
permasalahan-
oleh
para
menyorotinya
ulama
dan
mengeluarkan hasil penelitiannya secara pasti. Saya harap,
para pembaca dapat menerima semua ide pemikiran yang ada
dalam buku ini.
*****
kisah ini harus dapat dinikmati oleh para pembaca.
Ustadz Dr Muhammad Haitsam al Khayyath —anggota perkumpulan
bahasa Arab di dunia Arab— telah menghadiahkan sebuah buku
kepada
saya
yang
berjudul
“Adam
AS”.
Buku
tersebut
merupakan salah satu karya Ustadz Basyir al Turki salah
seorang pemikir yang berasal dari Tunisia.
Pada waktu itu, Dr Haitsam telah menghadiri sebuah
seminar
yang
diselenggarakan
oleh
Raja
Hasan
dengan
pembicara saya sendiri. Seminar yang diselenggarakan pada
Ramadhan 1417 H tersebut mengambil tema: “Menganalisa kisah
kekhalifahan.”
Dr Haitsam mengatakan bahwa dirinya pernah melihat
sebuah buku milik salah seorang pemikir Tunis yang membahas
tema yang sama. Ia telah mendapatkan lembaran buku tersebut
dari
salah
Akhirnya,
seorang
copy-an
kawannya
tersebut
dan
ia
kemudian
kirimkan
meng-copynya.
kepada
saya.
Dan
ketika saya menerima kiriman tersebut terbersit dalam benak
saya bahwa ilmu pengetahuan tidak ubahnya seperti seutas
tali
yang
mengikat
sebuah
keluarga.
Dr
Haitsam
telah
mendapatkan tali tersebut dan menghadiahkannya kepada saya.
Dan pada waktu itu, memang saya sedang membutuhkan materi
tersebut untuk dipelajari kembali.
Akan tetapi, saya belum mendapatkan kesempatan untuk
ikut
masuk
dalam
pemikiran
ustadz
al
Turki
untuk
membantunya mendapatkan pemecahan ilmiah untuk permasalahan
ini. Sebenarnya, pada waktu itu saya telah menyelesaikan
buku ini. Dan saya berniat untuk memberikan ulasan ringkas
tentang buku ustadz al Turkiy dalam pengantar buku saya ini
sebagai
tanggung
jawab
ilmiah
dan
mengingat
jasa
Dr
Muhammad Haitsam al Khayyath. Oleh karena itu, untuk para
pembaca, inilah ringkasan buku tersebut:
Dalam
penulisan
bukunya,
ustadz
al
Turkiy
telah
menganalogikan proses terciptanya Adam dengan pendapatnya
mengenai
wilayah
al
Mahdiyyah,
sebuah
kota
di
wilayah
pantai timur tunis. Tempat tersebut merupakan pusat daratan
yang sangat luas. Kedalaman laut di bagian timur wilayah
tersebut
tidak
mencapai
seratus
meter
dengan
panjang
seratus lima puluh kilo meter. Dan pada wilayah baratnya
ketinggian tanahnya tidak mencapai dua ratus meter dengan
jarak seratus kilo meter. Penulis telah menyebutkan ciriciri daerah tersebut secara terperinci. Ia mengklaim tempat
tersebut
sebagai
tempat
awal
kehidupan
manusia
semenjak
berjuta-juta tahun yang lalu.12
Setelah makhluk Allah yang bernama al Basyar punah
dari kehidupan dibumi, maka Allah mulai menciptakan Adam di
surga. Dan kemudian ia turun kebumi dengan membawa tujuh
ayat
yang
maksud
dibaca
dari
berulang-ulang.
firman
Allah:
“Dan
Hal
tersebut
sesungguhnya
merupakan
Kami
telah
berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan
al-Qur'an yang agung.”13
Yang
akan
kita
perhatikan
disini
adalah,
penulis
telah memberikan titik pemisah antara arti al Basyar dengan
al-insân.
Sehingga
menurutnya,
adam
tercipta
setelah
punahnya bangsa al Basyar. Maka didalam bukunya tersebut
penulis mencoba memberikan berbagai argumen yang menguatkan
pendapatnya sehingga dapat dipercaya.
Pada
gerakan
halaman
terpenting
enam
puluh
dalam
tiga
ia
kehidupan
menerangkan
manusia.
empat
Ke-empat
gerakan tersebut adalah:
1. Semenjak empat milyar atau bermilyar-milyar tahun yang
lalu, yaitu pada masa hidupnya al Basyar pertama yang
12
Lihat: “Adam AS” H: 13
13
QS. Al Hijr: 87
dinamakan
dengan
manusia
Australopethecus.
Makhluk
keistimewaan
mereka
karena
dari
selatan
tersebut
memiliki
merupakan
makhluk
yang
menemukan alat-alat dari batu untuk pertama kalinya.
Tepatnya, ketika mereka dapat menggerakkan ibu jarinya
untuk dihadapkan pada ke-empat jarinya yang lain. Dan
hal tersebut berbeda sekali dengan hewan-hewan yang
ada pada waktu itu. Sehingga dengan alat-alat tersebut
mereka
dapat
berburu
untuk
memenuhi
semua
kebutuhannya.
2. Semenjak satu milyar sampai seratus lima puluh ribu
tahun yang lalu, telah hidup generasi pithecanthropus
atau manusia kera. Ia disebut sebagai manusia yang
berdiri tegak. Dan diasumsikan bahwa manusia inilah
yang telah menemukan api untuk pertama kalinya.
3. Semenjak seratus lima puluh sampai empat puluh ribu
tahun
yang
lalu,
telah
hidup
semacam
manusia
Neanderthals. Yaitu semacam manusia yang berbulu. Dan
pada akhirnya jadilah adam yang telah diajarkan oleh
Allah
dengan
mengetahui
berbagai
segala
nama-nama,
sesuatu
dan
sehingga
dapat
ia
dapat
berbicara.
Hal
tersebut merupakan awal terciptanya sebuah kebudayaan,
yang
telah
sebagai
Allah
suatu
berikan
fitrah.
kepada
Dan
setiap
makhluknya
menjadikannya
sebagai
warisan yang akan ada selamanya.
4. Semenjak empat ribu tahun yang lalu sampai sekarang
telah
hidup
manusia
yang
dinamakan
sebagai
Homo
sapiens, atau manusia yang telah menunjukkan manusia
cara-cara menulis.
Dari empat poin di atas kita dapat mengetahui bahwa
penulis
berusaha
untuk
menerangkan
kepada
kita
tentang
proses perubahan pada diri manusia. Dan hal tersebut akan
bertentangan dengan buku yang ada ditangan anda ini. Karena
saya berpendapat bahwa manusia berasal dari satu sumber.
Tepatnya, semenjak Allah berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya
Aku
akan
menciptakan
makhluk
dari
tanah.”
Sampai zaman kita sekarang ini.
Dengan berlalunya waktu, al Basyar telah mendapatkan
penyempurnaan dan mendapatkan tiupan ruh dari Allah SWT.
Hal tersebut terjadi secara berfase. Dan hal tersebutlah
yang justru menjadi perbincangan dan perdebatan berbagai
generasi.
Tepatnya,
dari
fase
hidupnya
al
Basyar
sampai
lahirnya al Adam sebagai insan pertama di bumi, yang telah
Allah pilih menjadi Nabi. Oleh karena itu, Adam merupakan
ayah al-insân dan bukan al Basyar, sebagaimana akan kita
terangkan didepan nanti.
Adapun pembagian fase dan penciptaannya telah menjadi
perdebatan
setiap
kaum
akademisi,
pendapat
tersebut
golongan-golongan
mempunyai
bukti
mereka
dan
dan
tujuan
tertentu.
Tulisan
tadi
adalah
coretan
ringkas
dari
tulisan
ustadz Basyir al Turki yang secara khusus mengupas kisah
Adam.
Adapun
pembahasan-pembahasan
lain
dalam
bukunya
tersebut menerangkan tentang kota Mahdiyyah sebagai kota
yang pernah menjadi tempat awal hidupnya makhluk Tuhan.
*****
Permasalahan
sangat
berbahaya.
yang
Dan
tengah
kita
kita
akan
hadapi
membutuhkan
sekarang
waktu
ini
lebih
banyak untuk merenungkan kembali setiap rentetan kisah yang
ada, tanpa harus terpengaruh oleh ide-ide pemikiran para
ulama terdahulu, atau kisah-kisah klasik (yang berasal dari
kisah-kisah
Israiliyyat.
Dan
hal
tersebut
akan
semakin
berbahaya ketika seseorang berusaha untuk membaca satu teks
tertentu dan tidak memahaminya secara benar dan mendalam.
Maka,
yang
harus
selalu
kita
ingat
adalah:
sebuah
tujuan bagaimana supaya kita selalu sampai pada titik yang
benar dan rasional, insya Allah.
Apabila
pembahasan
buku
ini
telah
memakan
waktu
selama dua puluh lima tahun bahkan lebih. Maka, membaca
buku ini dalam kurun waktu beberapa jam saja tidak akan
cukup
untuk
mencoba
berdialog
dengan
sejarah
tersebut.
Semuanya ini kita lakukan dengan tujuan agar kita dapat
keluar
dari
krisis
nalar
dan
kebudayaan
yang
telah
dilingkarkan oleh legenda-legenda Israiliyyat.
Analisa ini didasarkan pada ayat-ayat al Quran yang
telah diturunkan.
Analisa ini tidak keluar sedikitpun dari kandungan
makna al Quran.
Analisa ini pada dasarnya tidak bertentangan dengan
sunnah
yang
dibawa
oleh
Nabi
SAW,
baik
secara
tekstual
maupun pentakwilannya.
Tujuan
untuk
dari
menyadarkan
analisa
dan
dan
membawa
penulisan
kembali
buku
nalar
ini
adalah
muslim
dari
pengaruh legenda-legenda Israiliyyat yang sangat menyimpang
dan
menafikan
adanya
akal,
ilmu
pengetahuan
dan
cahaya
agama.
Maka: “Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu kebenaran (al-Qur'an) dari Tuhanmu, sebab
itu barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya
(petunjuk
itu)
untuk
kebaikan
dirinya
sendiri.
Dan
barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu
mencelakakan dirinya sendiri.”14
14
QS. Yunus: 108
Dan: “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari
Allah,
dan
kitab
yang
menerangkan.
Dengan
kitab
itulah
Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke
jalan
keselamatan,
mengeluarkan
cahaya
yang
dan
(dengan
orang-orang
terang
itu
kitab
dari
benderang
itu
gelap
dengan
pula)
gulita
Allah
kepada
seizin-Nya,
dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”15 Maha benar Allah
dengan segala firman-Nya.
4 Ramadhan 1418 H
2 Januari
1998 M
I. Kisah Adam; Antara Nalar Manusia dan Teks al Quran
Bagian Pertama
Proses Penciptaan dan Kisah-kisah Israiliyyat
Kisah
telah
dibalik
diceritakan
rahasia
proses
dalam
misterius,
dan
penciptaan
al
Quran
berbagai
makhluk
penuh
hidup
dengan
pengertian
yang
berbagai
yang
terus
muncul ke permukaan. Untuk itu, para mufassir dan penulis
telah
menyorotinya
dari
berbagai
sudut
yang
berlainan.
Usaha mereka sama dengan apa yang dilakukan oleh para ulama
terdahulu.
Para
ulama
dimasa
lalu
tersebut
secara
bahu
membahu bekerjasama untuk saling mengisi antara satu sama
lainnya.
Dan
ketika
kita
sampai
pada
zaman
modern
dengan
berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya
seperti terciptanya ilmu Geologi, Antropologi, Biologi dan
sebagainya,
yang
secara
tidak
langsung
telah
merubah
berbagai pemahaman yang pernah ada sekaligus mengharuskan
15
QS. Al Maidah: 15-16
para ilmuan yang akan menulis permasalahan dan kisah-kisah
tersebut untuk mengambil hasil analisa dan berbagai teori
kontemporer.
Sehingga
hasil
penelitian
mereka
tidak
bertentangan dengan ilmu pengetahuan kontemporer. Faktorfaktor
tersebut
harus
tetap
dilakukan
sekalipun
para
penulis tersebut termasuk kedalam kalangan orang baru dalam
dunia ini.
Kisah tersebut —sebagaimana disebutkan dalam al Quran—
memungkinkan tumbuhnya berbagai pentakwilan. Bahkan, kita
akan menemukan banyak isyarat dan pemahaman yang menunjuk
pada
sejarah
terma
dan
“sejarah”
waktu.
yang
Disini
kita
dipergunakan
akan
secara
mempergunakan
umum,
sehingga
mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu,
terbatas
ataupun
tidak
terbatas.
Tegasnya,
dalam
ruang
lingkup sejarah atau pra sejarah, dimana ketika itu Allah
memerintahkan
untuk
menjadikan
semua
ciptaannya
dengan
perkataan “Jadilah!” maka semuanya tercipta.
Pendapat para pendahulu kita terhadap kisah-kisah ini
banyak dipengaruhi oleh legenda Israiliyyat yang termaktub
seiring dengan perjalanan proses pembentukan makhluk hidup.
Proses tersebut membutuhkan waktu selama tiga ribu tahun
yang
telah
Ibrahim.
melalui
Dan
dua
rangkaian
puluh
generasi
generasi
dimasa
antara
lalu
Adam
ini
dan
terbagi
kedalam dua golongan, yaitu:
Antara Adam dan Nuh, melalui sepuluh generasi
Antara Nuh dan Ibrahim terdapat sepuluh generasi juga.
Dari
teks
wahyu
yang
didapatkan,
kita
dapat
menyimpulkan bahwa sepuluh generasi pertama telah binasa
akibat adanya angin Topan. Kemudian dimulailah kehidupan
generasi
kedua
yang
berasal
dari
keturunan
Nuh
yang
merupakan ayah kedua bagi keturunannya tersebut, dilihat
dari putranya yang tiga: Sâm, Hâm dan Yâputs.16
Dan apabila kita melihat sisi lain, seperti umur Adam
misalnya, sebagian pendapata ada yang mengatakan bahwa umur
Adam dimasa lalu mencapai sembilan generasi. Tepatnya, satu
generasi sebelum keberadaan Nuh.
Kita tidak ingin untuk memperdebatkan dan mengkritik
apa yang telah dihasilkan oleh para peneliti di masa lalu.
Karena
hal
tersebut
juga
merupakan
legenda
berharga
dan
kita tidak berhak untuk membenarkan atau menyalahkannya,
baik dalam penyebutan nama ataupun jumlah tahun. Sekalipun,
kita lebih condong untuk menganggap hal tersebut sebagai
perkara yang non sense dan tidak dapat dipercaya.
Akan
tetapi,
aliran
pemikiran
tersebut
telah
menganggap bahwa ide pemikirannya dapat diterima kalangan
umum. Sehingga mereka terus mengulang hal tersebut tanpa
melalui proses dialog dan perbaikan. Atau berhenti sejenak
untuk merenungkannya.
Hal tersebut sama persis seperti yang kita baca dalam
siroh Ibnu Hisyam yang menyebutkan silsilah keturunan nabi
Muhammad SAW yang sampai kepada nabi Adam AS. Buku tersebut
menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan generasi ke-50
pasca
nabi
Adam.
Tegasnya,
Muhammad
dan
perjalanan
zaman
yang
waktu
kita
dari
lalui
Adam
sekarang
kepada
tidak
lebih dari tujuh ribu tahun. Secara tidak langsung pendapat
tersebut telah mengatakan bahwa
itulah waktu yang telah
dilalui oleh bangsa manusia. Padahal, semuanya tidak sesuai
dengan analisa ilmiah yang mengasumsikan bahwa waktu yang
dilalui
tidak
sejauh
pendapat
tersebut.
Bahkan,
para
pemikir sekarang tidak memastikan hitungan waktu tersebut.
16
Lihat: “Safar at Takwîn al ‘Ahdu al Qadîm”
Sebagai balance, kita akan mengutip pendapat Syaikh
Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid tentang pendapat Ibnu Hisyam
dalam
pendapatnya
tentang
nasab
Rasulullah
SAW.
Diriwayatkan dari ‘Urwah bin Zubair ia berkata: “Kita tidak
dapat memastikan fase antara Adnan dan Ismail.”
Dan
hanya
diriwayatkan
dapat
membaca
dari
nasab
Umar
RA,
manusia
ia
berkata:
“Kita
Adnan.
Adapun
sampai
setelah itu, kita tidak dapat mengetahuinya.” Hal tersebut
telah mendapatkan pembenaran dari Rasulullah SAW. Ketika
mereka mengutip hadits tentang penasaban,
berkata:
“Orang-orang
orang-orang
yang
yang
Rasulullah-pun
menasab-nasabkankan
berbohong.”
Ia
mengucapkan
adalah
kalimat
tersebut kurang lebih sebanyak dua atau tiga kali.
Imam
menyukai
Adam.
Malik
dan
beberapa
orang-orang
Karena
yang
semuanya
ulama
lain
sangat
menasab-nasabkan
merupakan
dirinya
persangkaan
yang
tidak
pada
tidak
mungkin dapat dipercaya.17
Dan
riwayat
tiga
sejenak
kita
akan
memalingkan
pandangan
pada
Ibnu Abbas: “Di antara Adnan dan Ismail terdapat
puluh
Tegasnya
keturunan
tiga
yang
puluh
tidak
generasi
dapat
yang
kita
ketahui.”
menghabiskan
waktu
sekurangnya tiga ribu tahun.
Apabila
menghitung
kita
waktu
Ibrahim
sampai
hampir
empat
disebutkan
sejarah.
terlalu
yang
saat
ribu
jauh
Hal
kembali
telah
ini,
berbeda
dari
waktu
atau
sumber-sumber mereka dalam penulisan.
17
Lihat: “Sirah Ibnu Hisyam”
yang
para
mengapa
banyak
dari
memakan
jumlah
hitungan
alasan
sejarah
manusia
semuanya
Padahal
menjadi
mempermasalahkan
hitungan
dilalui
maka
tahun.
tersebut
pada
untuk
masa
waktu
telah
spekulator
kita
merujuk
tidak
pada
Bagian kedua
Perspektif Ilmiah
Dalam permasalahan yang sedang kita hadapi sekarang
ini, perspektif ilmiah akan menempatkan kita pada sebuah
pendapat
yang
Perspektif
bersebrangan
ilmiah
dengan
mengasumsikan
pandangan
bahwa
keagamaan.
kehidupan
manusia
telah dimulai semenjak ratusan ribu bahkan, ratusan juta
tahun
yang
lalu.
Dalam
Ensiklopedia
Ilmu
Pengetahuan
halaman 417-418, terdapat nama-nama fase kehidupan geologi
dan penggambaran yang sangat jauh mengenai masa tersebut.
Yaitu perjalanan waktu yang telah dilalui oleh planet bumi
dan dibagi kedalam beberapa periode, sesuai dengan unsur
yang
menopangnya
sebagaimana
yang
disebutkan
oleh
akademisi:
Periode Paleozoic (Klasik)
Periode Precambrian 71.125.000.000 tahun lalu
Periode Cambrian 500.000.000 tahun lalu
Periode Ordovician 375.000.000 tahun lalu
Periode Silurian 335.000.000 tahun lalu
Periode Devonian 300.000.000 tahun lalu
Periode Carboniverous 250.000.000 tahun lalu
Periode Permian 205.000.000 tahun lalu
Periode Mesozoic (Pertengahan)
Periode Triassic 170.000.000 tahun lalu
Periode Jurrasic 135.000.000 tahun lalu
Periode Cretaceous 95.000.000 tahun lalu
Periode Cenozoic (Modern)
Periode Paleocene 80.000.000 tahun lalu
kaum
Periode Eocene 50.000.000 tahun lalu
Periode Oligocene 42.000.000 tahun lalu
Periode Miocene 25.000.000 tahun lalu
Periode Pliocene 8.000.000 tahun lalu
Periode Pleistocene 500.000 tahun lalu
Di
setiap
periode
tersebut
keberadaan
manusia
diasumsikan masih belum diketahui secara pasti. Dan mungkin
keberadaannya
dapat
kita
gambarkan
dalam
bentuk
makhluk
yang fitri (masih belum sempurna), sebagaimana bentuk hewan
yang mampu menghasilkan daya instingnya melalui berbagai
indera yang tidak terhitung.18
Periode Kehidupan Terakhir
Fase terakhir proses penciptaan manusia telah mencatat
sebuah sejarah dan berbagai prediksi. Pada masa tersebut,
telah
terlihat
dinamakan
hidupnya
dengan
fase
tumbuh-tumbuhan.
homo
sapiens
atau
Fase
tersebut
manusia
yang
berakal.
Sesuai dengan berbagai data yang telah kita dapatkan
tentang
perjalanan
umat
manusia
selama
puluhan
milyar
tahun. Periode klasik telah dimulai semenjak Precambrian.
Tepatnya, semenjak tujuh puluh satu milyar dua puluh lima
juta tahun yang lalu. Dalam pandangan para saintis, masa
tersebut merupakan periode sejarah yang paling lama.
Zaman
pertengahan
dimulai
dari
periode
Triassic
semenjak seratus tujuh puluh juta tahun yang lalu.
Zaman modern dimulai pada permulaan periode Paleocene
semenjak
setelahnya
delapan
datang
puluh
juta
kehidupan
tahu
yang
periode
lalu.
Kemudian
Pleistocene
dan
diperkirakan permulaannya semenjak lima ratus ribu tahun.
18
Al-Lughah – Fandrece / 12
Semuanya sesuai dengan apa yang tertulis dalam ensiklopedia
ilmu pengetahuan.
Apabila kita merujuk pada buku “Gambaran kehidupan pra
sejarah.” Milik dua penulis: Ustadz DR Zaghlul an Najjar
dan ustadz Ahmad Dawud yang kita dapatkan pada halaman:
147,
maka
buku
tersebut
mengatakan
bahwa
zaman
es
pada
periode Pleistocene menghabiskan waktu selama enam ratus
ribu tahun dan kemudian terbagi dalam tiga fase. Adapun
rinciannya
sebagai
berikut:
fase
pertama:
seratus
ribu
tahun, fase kedua: tiga ratus ribu tahun, dan fase ketiga:
dua ratus ribu tahun. Antara satu fase dengan yang lainnya
terpisah oleh zaman yang disebut dengan zaman mencairnya
es.
Dan ketika gumpalan-gumpalan es mencair di bagian atas
bumi,
maka
wilayah
bumi
telah
tertutupi
oleh
tumbuh-
tumbuhan yang berbentuk seperti tutup besar berwarna hijau.
Dan
begitulah...fase
tersebut
telah
menyaksikan
hidupnya
tumbuh-tumbuhan dan hutan-hutan, sebagaimana alam pada masa
itu
telah
memperlihatkan
munculnya
kehidupan
hewan-hewan
laut yang tidak mempunyai tulang belakang dan tersebarnya
siput darat.
Selain
hewan
itu,
yang
serigala
wilayah
pada
bertulang
kutub
dan
perairan,
waktu
yang
belakang
tersebarnya
berbagai
sama,
ikut
seperti
sapi
binatang
bermunculan
hewan
laut
buas
mamalia,
di
beberapa
yang
tersebar
dihutan-hutan, beruang di gua-gua, dan berbagai macam hewan
yang telah punah. Bahkan, pada masa ini juga muncul gajah
yang mempunyai badan yang sangat besar dan disebut dengan
Mammoth
dan
hewan-hewan
purba
seperti
Megatherium,
Glyptodon dan Dinosaurus.
Pada masa tersebut juga muncul gajah, kuda dan sapi
betina dalam jumlah yang sangat besar. Dan masih banyak
hewan
lain
yang
muncul
pada
periode
Pliocene
tepatnya,
semenjak sembilan puluh juta tahun yang lalu. Dan pada fase
selanjutnya yaitu periode Miocene semenjak dua puluh lima
juta tahun yang lalu. Pada masa tersebut kita dapat melihat
berbagai jenis burung seperti burung Undan, Penguin, burung
air, badak, kijang, sebagian jenis anjing, beruang, kera,
simpanse dan beberapa binatang buas, seperti: macan tutul
yang mempunyai taring.
Bahkan, sebagian para peneliti yang berasal dari uni
sovyet
menemukan
ikan
yang
terkurung
mati
didalam
perut
bumi. Ikan tersebut ditemukan di kota Khorkuf. Para ilmuan
tersebut
memprediksikan
umurnya
sekitar
tiga
puluh
juta
tahun. Dan yang lebih menakjubkan lagi, ternyata kulit ikan
tersebut
masih
terlihat
terawat
bercahaya.
terowongan
kereta
dengan
baik
Mereka
api.
dan
sisiknya
menemukannya
Sebelum
akhirnya
di
masih
tengah
dipindahkan
ke
museum ilmiah milik universitas Kharkuf.
Berbagai
peristiwa
itu
telah
mengawali
munculnya
manusia di bumi. Sisa-sisa peninggalan zaman tersebut masih
dapat kita temukan pada bebatuan dimasa lalu, dasar laut
dan bukit-bukit pasir. Kemudian, pada halaman: 148
penulis
buku “Gambaran kehidupan pra sejarah” mengatakan:
“Kira-kira
belum
genap
satu
juta
tahun
yang
lalu,
telah ditemukan beberapa sisa makhluk hidup yang mempunyai
bentuk
serupa
dengan
Australopethecus
dan
bentuk
potongan
manusia.
bagian
Seperti
manusia
tubuh
lainnya
ditemukan di wilayah Afrika. Sepertinya, penemuan-penemuan
serupa
masih
banyak
tersebar
pada
periode
Pleistocene
pertengahan disepanjang lorong masa lalu.
Setelah itu, barulah ditemukan bentuk manusia lain,
seperti: manusia peking, jawa, Heidelberg, Neanderthals dan
Swanscombe.
Kemudian
para
peneliti
menganggap
manusia
Heidelberg sebagai bentuk manusia zaman pertengahan antara
manusia
yang
berteriak.
sebagai
dapat
Adapun
ciptaan
berbicara
manusia
Tuhan
dan
binatang
Neanderthals
yang
pertama
yang
dapat
kali
bisa
dikatakan
mempunyai
ide
tentang bahasa yang dapat diucapkan.19
Berbagai
bentuk
manusia
tersebut
pada
kenyataannya
merupakan satu bentuk manusia yang berpindah dari satu fase
ke fase yang lain. Semuanya terjadi sebagai bentuk proses
penyempurnaan
satu
masa
Kemudian
makhluk
hidup.
penyempurnaan,
para
ilmuan
Sehingga
maka
dibidang
setiap
berubahlah
geologi
berlalunya
ciri-cirinya.
dan
antropologi
mencoba untuk memberikan nama bagi makhluk-makhluk yang ada
pada tiap fase tersebut. Dan kita yang berada pada era
modern
hanya
mampu
menemukan
sedikit
sisa-sisa
fosil
tersebut, itupun sangat jarang. Sehingga berbagai data yang
kita
kumpulkan
untuk
memberikan
gambaran
yang
mendekati
bentuk manusia pertama sangat jauh dari kesempurnaan.
Manusia
pertama
yang
diasumsikan
mempunyai
keistimewaan anatomik seperti manusia modern, baik dilihat
dari
sisi
sifat,
kecerdasan
dan
kemampuan
dalam
mengekspresikan keinginannya adalah manusia yang sisa-sisa
fosilnya
ditemukan
untuk
pertama
kalinya
di
selatan
perancis, lengkap dengan gambar-gambar binatang yang mereka
buru. Gambar tersebut menempel diatas dinding beberapa gua.
Hal tersebut secara tidak langsung dapat menjelaskan kepada
kita
bahwa
mereka
memiliki
kecerdasan
seperti
halnya
manusia modern.
Kembali
membicarakan
bentuk
manusia
Cro-Magnon
berarti kita harus kembali untuk melihat ke tiga puluh atau
tiga
19
puluh
lima
juta
Al-Lughah – Fendrece
tahun
yang
lalu.
Padahal,
masa
tersebut
termasuk
kedalam
bagian
tertua
dalam
catatan
sejarah manusia.
Sisa-sisa
kurun
waktu
tersebut
fosil
yang
tersebut
telah
hidup
kita
temukan
membuktikan
semenjak
bahwa
sebelum
dalam
beberapa
manusia-manusia
sejuta
tahun
yang
lalu. Mereka mampu bertahan hidup sampai tiga puluh lima
ribu tahun.
Kemudian,
surat
kabar
“al
Wafd”
yang
terbit
pada
6/10/1996 menyebutkan bahwa manusia pertama hidup di guagua yang berada di sebuah gunung yang bernama jabal Thâriq.
Peristiwa tersebut terjadi kira-kira tiga puluh ribu tahun
yang lalu.
Akan
tetapi,
setelah
ditemukannya
beberapa
fosil
manusia, para ilmuan berpendapat bahwa manusia telah ada
sebelum makhluk-makhluk tersebut. Sampai saat ini, buktibukti
sejarah
mansia
dan
dapatkan
sampai
yang
menelusuri
bagaimana
dipermukaan
pada
nilai
proses
bumi
tentang
terciptanya
penciptaannya
ini.
kebenaran
awal
Dan
kita
tidak
akan
manusia
masih
kecuali
dengan
melakukan
berbagai analisa secara kontinyu. Karena didalamnya kita
dapat melakukan berbagai penelitian dan pencarian buktibukti sejarah. Dan hal tersebut telah diperintahkan dalam
dua
ayat
al
Quran
yang
pertama
berbunyi:
“Kataka
: Abi Âdam Qishatu al Khalîqah baina al
Ustûrah wa al Haqîqah
Judul terjemah
: Kisah Penciptaan Adam Antara Mitos Dan
Realita
Penulis
: Dr Abdul Shabur Syahin
Penerjemah
: Yessi HM Basyaruddin, Lc (KUWAIS)
Penerbit
: Maktabah as Syabâb
Jumlah Halaman
: 263
Pembukaan
Dulu, di masa lalu sebelum terciptanya waktu, hanya
ada
Allah
Kemudian
dan
pada
belum
waktu
ada
itu
satupun
Allah
mahluk
ingin
di
sampingNya.
menciptakan
mahluk
hidup dan alam semesta. Allah-pun berkata: Jadilah, maka
segala
sesuatu
yang
Allah
kehendaki
baik
waktu,
tempat,
langit, bumi, bintang, planet, binatang dan segala sesuatu
yang belum kita ketahui, tercipta atas kehendak-Nya.
Pada
untuk
sebuah
menciptaan
kesempatan,
mahluk
Allah
hidup
mempunyai
yang
berakal
keinginan
dan
dapat
mengetahui segala sesuatu (termasuk dirinya). Maka akhirnya
Ia menciptakan manusia.
Sepertinya,
hal
tersebut
merupakan
sebuah
gambaran
yang dimaksud dalam hadis al Qudsi yang telah kita hapal
semenjak kecil. Ketika itu Allah berbicara tentang diriNya: (Aku adalah harta terpendam. Ketika aku ingin dikenal,
akhirnya akupun menciptakan mahluk hidup. Maka merekapun
mengenalku).
Waktu
dan
tempat
telah
diciptakan
untuk
membatasi
esensi segala sesuatu. Dan keduanya telah Allah posisikan
pada dua tempat; alam materi dan immateri. Apabila dunia
immateri telah bersembunyi dibelakang perputaran zaman dan
tempat sehingga tidak ada satupun yang dapat mengetahuinya
kecuali penciptanya, maka sebaliknya, dalam dunia materi
kita dapat menyingkapkan rahasia dan keistimewaan dimasa
lalu
dimana
semuanya
berasal
dari
sebuah
bentuk
relatifitas.
Selain itu, dunia materi juga dapat menuntun manusia
untuk menunjukkan keberadaan sang pencipta. Dzat yang tidak
dapat
diketahui
secara
mutlak,
dzat
immateri
yang
tidak
akan pernah diketahui keberadaannya. Sehingga pada akhirnya
kita
dalam
melihat
memperlihatkan
kekuasaan-Nya.
“Maka
perhatikanlah
Allah
menghidupkan
(Tuhan
hakikat
yang
Dalam
bekas-bekas
bumi
berkuasa
(berkuasa).
keberadaan
yang
al
Quran
rahmat
sudah
seperti)
Allah
dalam
disebutkan:
Allah,
bagaimana
mati.
Sesungguhnya
demikian
benar-benar
Menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan
Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”1
Dari pemaparan diatas kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa ketika Allah telah menutupi diri-Nya dari mata kasat
manusia,
maka
kita
dapat
mengetahuinya
melalui
berbagai
bentuk ciptaannya. Sehingga secara tidak langsung ciptaanNya tersebut telah membawa kita untuk lebih mengenalnya.
Adapun rahmat Allah, sebagai manusia kita tidak dapat
menelusurinya.
sifat
Allah
Karena
yang
sepertinya,
hal
maha
memang
tersebut
pengasih
itulah
yang
berada
dan
maha
dimaksud
dalam
wilayah
penyayang.
dalam
Dan
Hadits:
“Allah memiliki rahmat sebanyak seratus bagian. Kemudian
Allah
memegang
dimilikinya.
keatas
sembilan
Dan
bumi.
Ia
Dari
puluh
hanya
satu
sembilan
menurunkan
bagian
bagian
satu
tersebut
yang
bagian
manusia
saja
saling
meberikan kasih sayang. Sehingga, seekor kuda-pun enggan
untuk mengangkat kakinya, karena takut menginjak anaknya.”
Segala sesuatu yang melintas dalam kehidupan manusia,
termasuk berbagai peristiwa, waktu yang terus berlalu dan
tempat dimana manusia tinggal merupakan bagian dari rahmat
Allah. Dengan itu, diharapkan manusia dapat melihat ciptaan
Tuhan yang maha agung dalam jasadnya sehingga hal tersebut
dapat
menumbuhkan
keberadaan
keinginan
Tuhan.
untuk
dan
memperdalam
Disamping,
menelusuri
agar
proses
keyakinan
mereka
awal
tentang
mempunyai
penciptaan,
penyempurnaan, dan kemudian pemberian ruh yang maha tinggi.
1
QS. Ar Ruum: 50
Sehingga
dengan
membedakan
keistimewaan
dirinya
dari
tersebut
seluruh
manusia
mahluk
yang
dapat
ada
dalam
kehidupan di bumi ini.
Terkadang, kita salah dalam melihat kehidupan ini.
sehingga,
kita
beranggapan
bahwa
kita-lah
satu-satunya
ciptaan Tuhan, tanpa melihat keberadaan makhluk Tuhan yang
lain seperti: burung, binatang, serangga dan berbagai macam
ciptaan Tuhan yang hidup dilaut. Kita menganggap semuanya
itu
hanya
hewan
yang
bergerak
dan
terus
akan
bergerak
sampai manusia memburunya untuk di manfaatkan, atau mungkin
ciptaan-ciptaan Tuhan tersebut akan mati dengan sendirinya
dan kemudian binasa.
Disini
kita
dapat
melihat
arogansi
manusia
diatas
bumi yang selalu ingin menjadikan dirinya sebagai pemimpin
dari
seluruh
ciptaan
Allah
dibumi.
Padahal,
Allah
berfirman: “Dan aku tundukkan semua yang ada dilangit dan
di bumi untukmu. Sesungguhnya dalam hal tersebut merupakan
tanda-tanda bagi orang yang berfikir.”
Sebenarnya, al Quran tidak mendorong manusia untuk
masuk kedalam wilayah superioritas yang telah memenjarakan
pemahaman mereka dalam egonya sendiri. Karena pada dasarnya
al Quran telah membukakan sarana yang sangat luas didepan
penglihatan
manusia.
Sehingga
dengan
saranan
tersebut,
manusia dapat melihat ciptaan Tuhan yang lain sebagaimana
mereka dapat melihat dirinya sendiri. Allah berfirman: “Dan
tiadalah
binatang-binatang
yang
ada
di
bumi
dan
burung-
burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umatumat
(juga)
seperti
kamu.
Tiadalah
Kami
apakan
sesuatu
apapun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka
dihimpunkan.”2
2
QS. Al An’am: 38
Oleh
maupun
karena
yang
itu,
besar
semua
merupakan
binatang
mahluk
baik
yang
yang
juga
kecil
diciptakan
Allah. Dan semuanya harus mengikuti sunnah Allah. Bahkan,
untuk
itu
Allah
telah
mengajarkan
kepada
mereka
segala
sesuatu yang mereka butuhkan untuk hidup, bertahan dimuka
bumi
dan
berkooperasi
dengan
hewan-hewan
lainnya.
Dalam
menyoroti hal ini al Quran mengatakan: “Tidakkah kamu tahu
bahwasannya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit
dan
di
bumi
dan
(juga)
burung
dengan
mengembangkan
sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan
tasbihnya,
dan
Allah
Maha
Mengetahui
apa
yang
mereka
kerjakan.”3
Ayat
serangga
tersebut
dan
merupakan
ditujukan
hewan-hewan
ciptaan
Allah
lain
dan
untuk
yang
telah
kehidupan
secara
burung,
keseluruhan
diberikan
kehidupan
masing-masing. Mereka juga mempunyai ilmu, cara shalat dan
bertasbih. Sebenarnya, hal tersebut telah ditegaskan dalam
firman Allah yang berbunyi: “Langit yang tujuh, bumi dan
semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak
ada suatu-pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi
kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”4
Secara umum, kita telah mengetahui bahwa keberadaan
hewan dan burung telah didahului oleh keberadaan manusia
diatas bumi. Dan untuk itu, cukuplah isyarat al Quran yang
menceritakan tentang burung gagak yang mengajarkan kepada
anak adam yang membunuh, metode untuk menyembunyikan proses
pembusukan
mahkluk
jasad
tersebut
3
QS. An Nuur: 41
4
QS.
Al Israa: 44
saudaranya.
tidak
Akan
mendapatkan
tetapi,
perhatian
keberadaan
manusia.
Karena dalam pandangan manusia mereka tidak berarti apaapa.
Sehingga, lahirnya ciptaan tuhan yang bernama manusia
akan
menimbulkan
kesulitan
yang
sangat
besar
dalam
kehidupan. Karena keberadaannya akan menimbulkan berbagai
pendapat
dan
ijtihad.
Dimulai
dari
lahirnya
kisah
israiliyyat5 yang telah menyebar secara luas dan terlempar
kedataran pemikiran. Sehingga tidak jarang kita mendapatkan
sebagian
besar
mufasir
tersebut
secara
yang
harfiah
mempergunakan
tanpa
berusaha
kisah-kisah
mempergunakan
nalarnya untuk mencari apa kandungan yang ada dibalik kisah
tersebut. Atau berusaha mengcounter beberapa legenda dan
dongeng yang dibuat-buat.
Oleh
mengambil
karena
itu
esensi
yang
untuk
pembaca,
terdapat
dalam
sebaiknya
kisah
Anda
tersebut
sebagaimana yang kita dapat dari para pendahulu kita dan
dan
beberapa
kisah
yang
diriwayatkan
oleh
pemilik
kitab
Qishas al Anbiya yang diberi judul “al-Ara’is”6.
Para mufassir yang mempergunakan berbagai lafadz yang
beragam akan tetapi menuju pada makna yang sama mengatakan
bahwa
ketika
memberikan
Allah
wahyu
ke
hendak
menciptakan
Adam
bumi:
“Sesungguhnya
aku
AS,
Allah
menciptakan
makhluk yang berasal dari unsurmu. Sebagian mereka ada yang
taat kepadaku dan sebagian lain berbuat maksiat kepadaku.
Maka, barang siapa yang taat kepadaku aku akan memasukkan
mereka kedalam surga dan barang siapa yang berbuat maksiat
kepadaku
maka
ia
akan
masuk
neraka.”
Kemudian
Allah
mengutus jibril AS untuk datang ke bumi dan mengambil debu
5
Kisah Israiliyyat adalah: Legenda tentang sejarah yang
berkaitan dengan keagamaan, berisi kebenaran dan kebohongan
yang dikisahkan oleh kaum Yahudi.
6
Lihat: Al-‘Arais:16-17
yang
ada
disana.
Ketika
malaikat
jibril
mencoba
untuk
melakukan kewajibannya, bumi berkata: ‘Aku berlindung atas
nama
Allah
mengambil
yang
telah
sesuatu
mengutusmu.
dariku,
karena
Janganlah
dengan
engkau
mengambil
debu
dariku engkau akan menjadikan bumi sebagai bagian dari api
neraka.
tidak
Akhirnya,
jibrilpun
mengambil
apapun
kembali
dari
kepada
bumi.
Ia
Tuhannya
mengadu
dan
kepada
Tuhannya: ‘Wahai Tuhanku, ia meminta perlindungan kepadamu,
maka aku tidak mau datang lagi kepadanya.’
Kemudian Allah memerintahkan malaikat Mikail AS. Ia
pun
datang
ke
bumi.
Untuk
kedua
kalinya
bumi
meminta
perlindungan dari Allah agar Mikail tidak mengambil sesuatu
apapun darinya. Sehingga pada akhirnya Mikail-pun kembali
kepada Tuhannya dan tidak mengambil apapun dari bumi.
Akhirnya,
mendatangi
Allah
bumi.
memerintahkan
Pada
saat
itu,
malaikat
kembali
perlindungan dari Allah agar malaikat maut
sesuatu
‘Aku
apapun
juga
berlindung
meninggalkan
berhasil
darinya.
Kemudian
kepada
perintah-Nya.
mengambil
Dan
yang
berlainan.
Dari
tinggi,
tanah
berlumpur,
tanah
maut
agar
meminta
berkata:
aku
tidak
malaikat
tersebut
dari
permukaannnya
biasa,
untuk
tidak mengambil
akhirnya
unsur-unsur
sisinya
bumi
malaikat
Allah
maut
keempat
yang
bagian
maut
paling
tanah
yang
merah, hitam, dan putih.
Ke-empat
unsur
tersebut
merupakan
gambaran
karakteristik anak cucu Adam. Karena mereka ada yang baik
dan
ada
yang
buruk,
yang
shalih
dan
yang
thâlih,
yang
cantik dan yang jelek. Selain itu, mereka juga mempunyai
bentuk
dan
warna
yang
berbeda.
Allah
berfirman:
“Dan
termasuk kedalam tanda-tandanya penciptaan langit, bumi dan
perbedaan bahasa juga warna kulit”
Kemudian malaikat maut naik kembali menghadap Allah.
Ketika itu, Allah memerintahkannya untuk mengolah unsurunsur bumi yang telah diambilnya tersebut untuk dijadikan
tanah
sampai
meragi.
dengan
air
yang
sebuah
adonan
Kemudian
pahit,
tanah
manis
liat
malaikat
dan
dan
asin
kembali
mencampurkannya
sehingga
menjadi
meragikannya.
Hal
tersebut mempunyai imbas pada sisi moralitas manusia yang
sangat berbeda antara satu dengan yang lain.
Kemudian para malaikat meninggalkan adonan tersebut
selama empat puluh tahun sampai menjadi tanah yang sangat
lengket dan lentur. Setelah empat puluh tahun berlalu, para
malaikat kembali meninggalkan adonan tersebut selama empat
puluh tahun lagi, sampai menjadi tembikar.7 Setelah itu,
barulah para malaikat meracik adonan tadi menjadi
jasad.
Kemudian
para
malaikat
tersebut
sebentuk
meninggalkannya
kembali selama empat puluh tahun. Allah berfirman: (Hal Atâ
‘Ala
al
Madzkûrâ
Insâni
=
Hînun
Min
ad
Dahri
Lam
Yakun
شيئا
شدهر لم يكن شش
شان حين من الش
اناسش
Syai’an
لى
تى
هش
)مذكورا
Artinya:
“Bukankah
telah
datang
atas
manusia
satu
waktu
dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu
yang dapat disebut.”8
Ibnu Abbas berkata: “Manusia adalah Adam, dan telah
dibentuk selama empat puluh tahun. Tadinya, Adam hanyalah
sebuah
jasad
yang
terpampang
didepan
pintu
surga.
Dalam
kitab shahih Tirmidzi dari perkataan Rasulullah SAW dalam
menafsirkan awal surat al Baqarah bahwasanya Allah telah
menciptakan Adam dengan kekuasaannya dengan mempergunakan
segenggam
7
tanah
Tanah tembikar
yang
diambil
adalah tanah
dari
bumi.
yang kering
Kemudian
dimana ketika
tanganmu memukulnya tanganmu akan sakit karena kerasnya.
8
QS. Al Insaan:1
Ia
melemparkannya
malaikat
yang
kedepan
melewati
Mereka
terkejut
tinggi
perawakan
dan
pintu
pintu
merasa
makhluk
surga,
sehingga
tersebut
terkesan
tersebut.
akan
melihatnya.
dengan
Karena
setiap
bentuk
pada
dan
dasarnya
mereka tidak pernah melihat bentuk seperti itu sebelumnya.
Kemudian
“Karena
satu
iblis
hal
lewat
kamu
dan
melihatnya.
diciptakan.
Ia
Kemudian
berkata:
ia
memukul
makhluk tersebut dengan tangannya. Ternyata ia mendapatkan
makhluk tersebut kosong. akhirnya iblis masuk kedalam tubuh
makhluk tersebut dan keluar lewat duburnya. Iblis berkata
kepada para malaikat: “ini adalah makhluk yang masih kosong
dan belum sempurna sehingga kita tidak dapat menyentuhnya.”
Berdasarkan semuanya itu, kita dapat melihat hampir
setiap kitab-kitab tafsir merujuk pada satu sumber rujukan.
Oleh karena itu, tidak jarang kita mendapatkan riwayat yang
dengan
mudahnya
mengatakan
bahwa
penciptaan
Adam
diselesaikan dengan sempurna di langit, malaikat maut-lah
yang berhasil mengambil debu dari bumi, mencampurkan unsurunsurnya dan akhirnya mempersiapkannya untuk melalui proses
peragian.
Ketika
Allah
menciptakan
dan
kemudian
menempatkannya dipintu surga. Dan akhirnya kisah seputar
skenario yang menceritakan tentang proses penciptaan Adam
dahulu tersebut terus berlangsung.
Kisah
dari
tersebut
berbagai
unsur
menceritakan
warna
bumi.
bagaimana
Bumi
debu
mempunyai
diambil
lapisan-
lapisan tanah yang beragam. Yang lebih menakjubkan, kisah
tersebut mengatakan bahwa pencampuran unsur-unsur tersebut
sedikit banyak telah berimbas pada keragaman moralitas umat
manusia dan begitulah seterusnya...
Padahal,
peristiwa
seandainya
tersebut
terjadi
kita
di
mau
berfikir,
semua
dunia
immateri.
Maka,
darimana
datangnya
ide
pemikiran
yang
mendorong
para
pembuat cerita itu untuk mengambil legenda bani Israil?!!
Dan bagaimana mungkin nalar manusia dapat menerima
semuanya
itu
dengan
terbangun
antara
datangnya
Adam
semudah
Allah
hanya
dengan
itu?
Sehingga
malaikat
dibedakan
oleh
jarak
yang
dan
iblis
sampai
jarak
yang
sangat
tipis?
Dalam
pandangan
permasalahan
ilmu
tersebut
pengetahuan
merupakan
kontemporer,
kasus
yang
banyak
mengandung resiko. Hal tersebut diakibatkan oleh bentrokan
antara
data
dan
informasi
yang
datang
dari
kisah-kisah
dimasa lalu dengan data atau hasil analisa yang didapatkan
pada
masa
tersebut
sekarang.
telah
sepanjang
Sehingga,
menyibukkan
empat
abad
atau
diakui
logika
bahkan
ataupun
tidak,
hal
nalar
manusia
hampir
lebih,
sebagai
bentuk
usaha dalam memahami teks keagamaan yang terdapat dalam al
Quran. Karena, sebagaimana kita ketahui bersama al Quran
merupakan
teks
yang
Didalamnya,
kita
menceritakan
proses
mengandung
akan
bukti-bukti
mendapatkan
penciptaan
kisah
makhluk
absolut.
sejati
hidup,
yang
khususnya
manusia.
Tidak hanya itu, usaha tersebut juga dilakukan untuk
menyatukan antara data yang telah digambarkan oleh al Quran
dengan
orientasi
ilmiah
dalam
menggambarkan
kehidupan
manusia yang hidup diatas permukaan bumi ini.
Sebenarnya,
semuanya
itu
bukan
masalah
besar
bagi
kita, selama kita masih mampu menjaga dan memegang kesucian
teks
al
Quran
yang
telah
Allah
turunkan.
Atau,
tidak
menyalahi apa yang dibebankan oleh agama. Hal tersebut juga
tidak akan mempengaruhi kehidupan kita, selama kita masih
menghormati logika nalar yang benar, mempunyai kesadaran
dalam mempergunakan ilmu bahasa, dan mengajak masyarakat
Islam
untuk
mempercayai
semua
rahasia
Tuhan
yang
ada
dibalik keajaiban al Quran, yang terkadang tersembunyi dan
tidak
terlihat
Allah
oleh
mengizinkan
mata
kasat
mereka
manusia.
untuk
Sampai
menyingkap
kemudian
sebagian
rahasianya tersebut. Sehingga lahirlah berrbagai ide dan
pemikiran
seputar
permasalahan
tersebut.
Dan
sebenarnya
itulah harapan yang tersirat dibalik penulisan buku ini.
Sebenarnya,
usaha
ini
bukanlah
satu-satunya
cara
menuju arah tersebut. Kisah ini telah menyita waktu para
filosof dan ulama dari berbagai generasi dan miliu yang
berbeda. Dan sudah cukup rasanya apabila kita melepaskan
pandangan pada pemikiran Ibnu Thufail dalam kisahnya yang
terkenal “Hay bin Yaqdhan”. Sebagaimana kita dapat melihat
ide
pemikiran
ilmuwan
kontemporer
Charles
Darwin
yang
menyoroti timbulnya berbagai makhluk hidup.
Permasalahan
pertama
yang
diketengahkan
oleh
Ibnu
Thufail adalah proses penciptaan makhluk hidup. Tepatnya,
bagaimana awal munculnya manusia pertama diatas bumi ini.
Ahmad Amin berkomentar tentang Ibnu Thufail: “Sebenarnya,
Ibnu Thufail tidak mengetahui secara pasti ide pemikiran
Charles Darwin yang berpendapat bahwa setiap makhluk hidup
pasti
mempunyai
lainnya,
dan
hubungan
antara
sebenarnya
yang
manusia
satu
adalah
dengan
bagian
yang
dari
rangkaian tersebut yang telah didahului oleh makhluk hidup
yang
diciptakan
sebelumnya.
Dan
akhirnya
sampailah
pada
lahirnya manusia itu sendiri.
Dalam hal ini, Ibnu Thufail mengetengahkan dua point
pembahasan
yang
keduanya
dapat
dipertimbangkan.
Pertama:
manusia pertama lahir di salah satu tempat di kepulauan
India,
yang
berada
dibawah
garis
khatulistiwa.
Disana,
hiduplah manusia pertama yang tidak mempunyai ayah dan ibu.
Tempat
tersebut
merupakan
daerah
yang
mempunyai
udara
paling stabil. Karena, disamping wilayah tersebut merupakan
tempat awal terpancarnya matahari sehingga seluruh bagian
kepulauan ini akan tersinari oleh hangatnya sinar mentari,
selama
bertahun-tahun
tanahnya
yang
beranggapan
wilayah
subur.
bahwa
ini
Sehingga
daerah
juga
dikenal
sebagian
seperti
ini
dengan
para
dapat
filosof
melahirkan
segala sesuatu secara alami.
Akan
tetapi,
beranggapan
bahwa
Ibnu
Hay
Thufail
Bin
berpendapat
Yaqdhan
tidak
lain.
lahir
Ia
dengan
sendirinya, tapi ia memiliki ayah dan ibu. Dalam versinya,
ibu Hay Bin Yaqdhan adalah saudara perempuan raja. Karena
merasa
takut
dengan
sang
raja
(saudaranya)
maka
ia-pun
melemparkan anaknya tersebut ketengah lautan. Akhirnya Hay
Bin Yaqdhan terseret arus dan akhirnya terdampar disebuah
pulau
dan
anaknya.
ditemukan
Maka,
oleh
kijang
kijang
tersebut
betina
merasa
yang
kehilangan
kasihan
terhadap
nasib bayi tersebut. Akhirnya ia mengambilnya, memberinya
makan dengan sabar, dan menyusuinya sampai akhirnya Hay Bin
Yaqdhan menjadi dewasa.
Maka kedua point yang disodorkan oleh Ibnu Thufail
tersebut tidak jauh berbeda dengan para pemikir sebelumnya.
Sebagian mereka mengatakan bahwa proses melahirkan secara
alami
dapat
terjadi
apabila
kondisi
lingkungannya
memungkinkan hal tersebut, dengan adanya tempat yang subur
dan
lain
sebagainya.
Akan
tetapi
sebagian
pendapat
mengatakan bahwa manusia tidak mungkin akan lahir kecuali
dari jenisnya lagi yaitu, manusia.”
Ustadz
Ahmad
Amin
meneruskan
kisahnya
tentang
perjalanan Hay Bin Yaqdhan, ia berkata: “Hay Bin Yaqdhan
sangat
menyayangi
tersebutlah
yang
kijang
telah
tersebut,
menyusuinya.
Ia
karena
sangat
kijang
dekat
dan
penurut kepada kijang tersebut seperti halnya kepada ibu
kandungnya sendiri. Dalam hal ini ia masih terus bersama
dengan kijang tadi. Terkadang, ia memperdengarkan suaranya
dan ia juga menceritakan apa yang didengarnya seperti suara
burung
dan
hewan-hewan
lain.
Ia
menceritakan
semuanya
dengan bersemangat, penuh harap untuk dapat mempelajarinya
dan terkadang ia-pun merasa tidak puas dan mengkritiknya.
Ketika Hay Bin Yaqdhan mulai belajar untuk mengikuti
suara-suara yang sangat beragam tersebut, maka secara tidak
langsung
keduanya
telah
saling
membantu
dan
membentuk
sesuatu yang baru. Dan dari situlah manusia belajar untuk
mengikuti suara dan gerak gerik hewan-hewan dan burung. Dan
begitulah seterusnya....
Dari ringkasan kisah diatas kita dapat menyimpulkan
ide pemikiran Ibnu Thufail sebagai berikut:
Ibnu Thufail mengakui kemungkinan penciptaan manusia
dari tanah yang keras (dibakar). Hal tersebut sesuai
dengan firman Allah tentang proses penciptaan manusia.
Allah
berfirman:
menciptakan
manusia
“Dan
sesungguhnya
(Adam)
dari
tanah
Kami
telah
liat
kering
(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”9
Pengakuannya bahwa Hay Bin Yaqdhan lahir dari kedua
orang tua sempurna merupakan penolakan terhadap proses
penciptaan
sama,
ia
manusia
juga
pertama.
menegaskan
Masih
bahwa
dalam
bahasa
point
yang
berasal
dari
hasil interaksi manusia dengan suara alam, hewan atau
burung.
Hal
tersebut
tidak
berbeda
jauh
dengan
pendapat kebanyakan ahli etimologi.
Sebenarnya, tidak ada yang baru dalam ide pemikiran
Ibnu Thufail. Kelebihannya hanyalah dalam menyajikan kisah
seekor
kijang
dan
hubungannya
yang
begitu
seorang anak kecil bernama Hay Bin Yaqdhan!!
9
QS. Al hijr: 26
dekat
dengan
Padahal, kisah tersebut juga bisa kita dapatkan pada
dunia
pemikiran
Barat
dalam
kisah
‘Robinson
Cruz’
yang
telah terseret ombak dan akhirnya terdampar disebuah pulau
terpencil. Disana, ia berusaha untuk berinteraksi dengan
lingkungan
barunya
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
keperluannya. Dan sebenarnya Hay Bin Yaqdhan dan Robinson
adalah dua makhluk Tuhan yang mempunyai nasib yang sama.
*****
Sumber utama yang akan selalu kita pergunakan dalam
mempelajari proses penciptaan makhluk hidup adalah ayatayat
al
dalam
Quran.
agama,
Karena,
al
disamping
Quran
juga
sebagai
sumber
merupakan
pertama
sumber
yang
terpercaya kebenarannya. Dan memang dalam wilayah ini kita
harus bersandar pada teks tersebut. Setelah itu, barulah
kita
sedikit
meminta
bantuan
hadits
Rasulullah
SAW
yang
berfungsi untuk memperjelas makna yang terdapat dalam al
Quran.
Disamping al Quran, dalam mempelajari dan menganalisa
kisah ini kita juga harus mengikut sertakan beberapa unsur
dasar
yang
sangat
penting
dalam
mendukung
kesempurnaan
kisah tersebut. Diantaranya:
Bumi:
Karena
peristiwa
diatas
nyata
Adam,
kematian
dan
terjadi
dalam
hidupnya
dilaluinya
yang
permukaan
dari
berbagai
Allah
kehidupan
apa
ayat
bumi.
yang
al
Quran
menumbuhkan
kamu
Hal
tersebut
telah
Allah
seperti
dari
sebagai
bukti
jelaskan
dalam
firman
tanah
semua
Allah:
dengan
“Dan
sebaik-
baiknya.”10 Dalam ayat lain Allah berfirman: “Dari bumi
(tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami
10
QS. Nuh: 17
akan
mengembalikan
kamu
dan
daripadanya
Kami
akan
mengeluarkan kamu pada kali yang lain.”11
Unsur tanah: Karena Allah telah menciptakan manusia
dari tanah yang berasal dari bumi dan semua unsur yang
ada
didalamnya.
antara
yang
perempuan.
Dalam
kafir
Hal
hal
atau
tersebut
ini,
tidak
mukmin,
banyak
ada
perbedaan
laki-laki
disinggung
atau
dalam
berbagai ayat seperti firman Allah: “Sesungguhnya kami
menciptakan kalian dari tanah.” Atau dalam ayat lain:
“Apakah kamu akan berbuat kufur dengan dzat yang telah
menciptakan
kamu
dari
tanah?”
Dalam
firmannya
yang
lain Allah berfirman: “Sesungguhnya misal (penciptaan)
'Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam.
Allah
menciptakan
Adam
dari
tanah,
kemudian
Allah
berfirman kepadanya: “Jadilah" (seorang manusia), maka
jadilah dia.”
Unsur kemanusiaan: Adanya sebuah realitas sebagai awal
penciptaan manusia. Sebagaimana yang ditegaskan oleh
Allah
dalam
al
Quran
ketika
berbicara
kepada
para
malaikat, Ia berkata: (Innî Khâliqun Basyaran Min Thîn
= خالق بشرا من طين
)اا
Artinya: “Sesungguhnya Aku menciptakan al Basyar
di
bumi.” Dalam hal ini, kita menganggap bahwa al Basyar
adalah
wujud
awal
sebelum
terciptanya
al-insân,
sebagai hasil sebuah proses penciptaan dari tanah.
Unsur
ketuhanan:
Karena
manusia
telah
diberikan
keistimewaan dengan mendapatkan tiupan ruh dari Allah
untuk
manusia.
Allah
berfirman:
“Dan
aku
telah
meniupkan ruh-Ku kedalamnya.” Sebagai gantinya, Allah
meminta manusia untuk berbuat ihlas dalam melaksanakan
segala
11
macam
QS. Thaha: 55
bentuk
ritualitas
peribadatan.
Allah
berfirman:
“tidaklah
aku
ciptakan
jin
dan
manusia
kecuali agar mereka menyembahku.” Atau dalam ayatnya
yang lain: “Dan jadilah kalian generasi rabbani.” Dan
perlu diketahui bahwa berbagai bentuk peribadatan dan
peng-esaan Tuhan tersebut tidak akan pernah mempunyai
akhir.
Inilah
yang
dapat
kita
ringkas
mengenai
hakikat
keberadaan manusia sekaligus, pendevinisiannya dilihat dari
sisi keberadaan dan ketinggian kedudukannya disisi Allah.
Oleh
karena
makhluk
proses
itu,
bumi
yang
menjadi
al
kita
dapat
berasal
menyebut
dari
Basyar
dan
tanah
manusia
dan
kemudian
telah
menjadi
sebagai:
melalui
generasi
rabbani.
Adapun sebagian kalangan yang mendevinisikan manusia
sebagai bagian dari hewan yang dapat berbicara, maka hal
tersebut
dikarenakan
manusia
juga
makhluk
ciptaan
Tuhan
yang hidup berdampingan di bumi seperti layaknya ciptaan
Tuhan
yang
lain.
Akan
tetapi
ia
mempunyai
berbagai
kelebihan dan keistimewaan.
Apabila
ini
para
bersepakat
pemikir
untuk
yang
menganalisa
mempergunakan
permasalahan
sumber-sumber
diatas,
saya yakin, sekalipun perbedaan pendapat tetap ada, akan
tetapi perbedaan tersebut bukan pada wilayah yang terlalu
krusial.
Dan
permasalahan
terdahulu,
apabila
lain
yang
hendaknya
masih
terdapat
belum
disoroti
kita
mulai
permasalahan-
oleh
para
menyorotinya
ulama
dan
mengeluarkan hasil penelitiannya secara pasti. Saya harap,
para pembaca dapat menerima semua ide pemikiran yang ada
dalam buku ini.
*****
kisah ini harus dapat dinikmati oleh para pembaca.
Ustadz Dr Muhammad Haitsam al Khayyath —anggota perkumpulan
bahasa Arab di dunia Arab— telah menghadiahkan sebuah buku
kepada
saya
yang
berjudul
“Adam
AS”.
Buku
tersebut
merupakan salah satu karya Ustadz Basyir al Turki salah
seorang pemikir yang berasal dari Tunisia.
Pada waktu itu, Dr Haitsam telah menghadiri sebuah
seminar
yang
diselenggarakan
oleh
Raja
Hasan
dengan
pembicara saya sendiri. Seminar yang diselenggarakan pada
Ramadhan 1417 H tersebut mengambil tema: “Menganalisa kisah
kekhalifahan.”
Dr Haitsam mengatakan bahwa dirinya pernah melihat
sebuah buku milik salah seorang pemikir Tunis yang membahas
tema yang sama. Ia telah mendapatkan lembaran buku tersebut
dari
salah
Akhirnya,
seorang
copy-an
kawannya
tersebut
dan
ia
kemudian
kirimkan
meng-copynya.
kepada
saya.
Dan
ketika saya menerima kiriman tersebut terbersit dalam benak
saya bahwa ilmu pengetahuan tidak ubahnya seperti seutas
tali
yang
mengikat
sebuah
keluarga.
Dr
Haitsam
telah
mendapatkan tali tersebut dan menghadiahkannya kepada saya.
Dan pada waktu itu, memang saya sedang membutuhkan materi
tersebut untuk dipelajari kembali.
Akan tetapi, saya belum mendapatkan kesempatan untuk
ikut
masuk
dalam
pemikiran
ustadz
al
Turki
untuk
membantunya mendapatkan pemecahan ilmiah untuk permasalahan
ini. Sebenarnya, pada waktu itu saya telah menyelesaikan
buku ini. Dan saya berniat untuk memberikan ulasan ringkas
tentang buku ustadz al Turkiy dalam pengantar buku saya ini
sebagai
tanggung
jawab
ilmiah
dan
mengingat
jasa
Dr
Muhammad Haitsam al Khayyath. Oleh karena itu, untuk para
pembaca, inilah ringkasan buku tersebut:
Dalam
penulisan
bukunya,
ustadz
al
Turkiy
telah
menganalogikan proses terciptanya Adam dengan pendapatnya
mengenai
wilayah
al
Mahdiyyah,
sebuah
kota
di
wilayah
pantai timur tunis. Tempat tersebut merupakan pusat daratan
yang sangat luas. Kedalaman laut di bagian timur wilayah
tersebut
tidak
mencapai
seratus
meter
dengan
panjang
seratus lima puluh kilo meter. Dan pada wilayah baratnya
ketinggian tanahnya tidak mencapai dua ratus meter dengan
jarak seratus kilo meter. Penulis telah menyebutkan ciriciri daerah tersebut secara terperinci. Ia mengklaim tempat
tersebut
sebagai
tempat
awal
kehidupan
manusia
semenjak
berjuta-juta tahun yang lalu.12
Setelah makhluk Allah yang bernama al Basyar punah
dari kehidupan dibumi, maka Allah mulai menciptakan Adam di
surga. Dan kemudian ia turun kebumi dengan membawa tujuh
ayat
yang
maksud
dibaca
dari
berulang-ulang.
firman
Allah:
“Dan
Hal
tersebut
sesungguhnya
merupakan
Kami
telah
berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan
al-Qur'an yang agung.”13
Yang
akan
kita
perhatikan
disini
adalah,
penulis
telah memberikan titik pemisah antara arti al Basyar dengan
al-insân.
Sehingga
menurutnya,
adam
tercipta
setelah
punahnya bangsa al Basyar. Maka didalam bukunya tersebut
penulis mencoba memberikan berbagai argumen yang menguatkan
pendapatnya sehingga dapat dipercaya.
Pada
gerakan
halaman
terpenting
enam
puluh
dalam
tiga
ia
kehidupan
menerangkan
manusia.
empat
Ke-empat
gerakan tersebut adalah:
1. Semenjak empat milyar atau bermilyar-milyar tahun yang
lalu, yaitu pada masa hidupnya al Basyar pertama yang
12
Lihat: “Adam AS” H: 13
13
QS. Al Hijr: 87
dinamakan
dengan
manusia
Australopethecus.
Makhluk
keistimewaan
mereka
karena
dari
selatan
tersebut
memiliki
merupakan
makhluk
yang
menemukan alat-alat dari batu untuk pertama kalinya.
Tepatnya, ketika mereka dapat menggerakkan ibu jarinya
untuk dihadapkan pada ke-empat jarinya yang lain. Dan
hal tersebut berbeda sekali dengan hewan-hewan yang
ada pada waktu itu. Sehingga dengan alat-alat tersebut
mereka
dapat
berburu
untuk
memenuhi
semua
kebutuhannya.
2. Semenjak satu milyar sampai seratus lima puluh ribu
tahun yang lalu, telah hidup generasi pithecanthropus
atau manusia kera. Ia disebut sebagai manusia yang
berdiri tegak. Dan diasumsikan bahwa manusia inilah
yang telah menemukan api untuk pertama kalinya.
3. Semenjak seratus lima puluh sampai empat puluh ribu
tahun
yang
lalu,
telah
hidup
semacam
manusia
Neanderthals. Yaitu semacam manusia yang berbulu. Dan
pada akhirnya jadilah adam yang telah diajarkan oleh
Allah
dengan
mengetahui
berbagai
segala
nama-nama,
sesuatu
dan
sehingga
dapat
ia
dapat
berbicara.
Hal
tersebut merupakan awal terciptanya sebuah kebudayaan,
yang
telah
sebagai
Allah
suatu
berikan
fitrah.
kepada
Dan
setiap
makhluknya
menjadikannya
sebagai
warisan yang akan ada selamanya.
4. Semenjak empat ribu tahun yang lalu sampai sekarang
telah
hidup
manusia
yang
dinamakan
sebagai
Homo
sapiens, atau manusia yang telah menunjukkan manusia
cara-cara menulis.
Dari empat poin di atas kita dapat mengetahui bahwa
penulis
berusaha
untuk
menerangkan
kepada
kita
tentang
proses perubahan pada diri manusia. Dan hal tersebut akan
bertentangan dengan buku yang ada ditangan anda ini. Karena
saya berpendapat bahwa manusia berasal dari satu sumber.
Tepatnya, semenjak Allah berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya
Aku
akan
menciptakan
makhluk
dari
tanah.”
Sampai zaman kita sekarang ini.
Dengan berlalunya waktu, al Basyar telah mendapatkan
penyempurnaan dan mendapatkan tiupan ruh dari Allah SWT.
Hal tersebut terjadi secara berfase. Dan hal tersebutlah
yang justru menjadi perbincangan dan perdebatan berbagai
generasi.
Tepatnya,
dari
fase
hidupnya
al
Basyar
sampai
lahirnya al Adam sebagai insan pertama di bumi, yang telah
Allah pilih menjadi Nabi. Oleh karena itu, Adam merupakan
ayah al-insân dan bukan al Basyar, sebagaimana akan kita
terangkan didepan nanti.
Adapun pembagian fase dan penciptaannya telah menjadi
perdebatan
setiap
kaum
akademisi,
pendapat
tersebut
golongan-golongan
mempunyai
bukti
mereka
dan
dan
tujuan
tertentu.
Tulisan
tadi
adalah
coretan
ringkas
dari
tulisan
ustadz Basyir al Turki yang secara khusus mengupas kisah
Adam.
Adapun
pembahasan-pembahasan
lain
dalam
bukunya
tersebut menerangkan tentang kota Mahdiyyah sebagai kota
yang pernah menjadi tempat awal hidupnya makhluk Tuhan.
*****
Permasalahan
sangat
berbahaya.
yang
Dan
tengah
kita
kita
akan
hadapi
membutuhkan
sekarang
waktu
ini
lebih
banyak untuk merenungkan kembali setiap rentetan kisah yang
ada, tanpa harus terpengaruh oleh ide-ide pemikiran para
ulama terdahulu, atau kisah-kisah klasik (yang berasal dari
kisah-kisah
Israiliyyat.
Dan
hal
tersebut
akan
semakin
berbahaya ketika seseorang berusaha untuk membaca satu teks
tertentu dan tidak memahaminya secara benar dan mendalam.
Maka,
yang
harus
selalu
kita
ingat
adalah:
sebuah
tujuan bagaimana supaya kita selalu sampai pada titik yang
benar dan rasional, insya Allah.
Apabila
pembahasan
buku
ini
telah
memakan
waktu
selama dua puluh lima tahun bahkan lebih. Maka, membaca
buku ini dalam kurun waktu beberapa jam saja tidak akan
cukup
untuk
mencoba
berdialog
dengan
sejarah
tersebut.
Semuanya ini kita lakukan dengan tujuan agar kita dapat
keluar
dari
krisis
nalar
dan
kebudayaan
yang
telah
dilingkarkan oleh legenda-legenda Israiliyyat.
Analisa ini didasarkan pada ayat-ayat al Quran yang
telah diturunkan.
Analisa ini tidak keluar sedikitpun dari kandungan
makna al Quran.
Analisa ini pada dasarnya tidak bertentangan dengan
sunnah
yang
dibawa
oleh
Nabi
SAW,
baik
secara
tekstual
maupun pentakwilannya.
Tujuan
untuk
dari
menyadarkan
analisa
dan
dan
membawa
penulisan
kembali
buku
nalar
ini
adalah
muslim
dari
pengaruh legenda-legenda Israiliyyat yang sangat menyimpang
dan
menafikan
adanya
akal,
ilmu
pengetahuan
dan
cahaya
agama.
Maka: “Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu kebenaran (al-Qur'an) dari Tuhanmu, sebab
itu barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya
(petunjuk
itu)
untuk
kebaikan
dirinya
sendiri.
Dan
barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu
mencelakakan dirinya sendiri.”14
14
QS. Yunus: 108
Dan: “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari
Allah,
dan
kitab
yang
menerangkan.
Dengan
kitab
itulah
Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke
jalan
keselamatan,
mengeluarkan
cahaya
yang
dan
(dengan
orang-orang
terang
itu
kitab
dari
benderang
itu
gelap
dengan
pula)
gulita
Allah
kepada
seizin-Nya,
dan
menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”15 Maha benar Allah
dengan segala firman-Nya.
4 Ramadhan 1418 H
2 Januari
1998 M
I. Kisah Adam; Antara Nalar Manusia dan Teks al Quran
Bagian Pertama
Proses Penciptaan dan Kisah-kisah Israiliyyat
Kisah
telah
dibalik
diceritakan
rahasia
proses
dalam
misterius,
dan
penciptaan
al
Quran
berbagai
makhluk
penuh
hidup
dengan
pengertian
yang
berbagai
yang
terus
muncul ke permukaan. Untuk itu, para mufassir dan penulis
telah
menyorotinya
dari
berbagai
sudut
yang
berlainan.
Usaha mereka sama dengan apa yang dilakukan oleh para ulama
terdahulu.
Para
ulama
dimasa
lalu
tersebut
secara
bahu
membahu bekerjasama untuk saling mengisi antara satu sama
lainnya.
Dan
ketika
kita
sampai
pada
zaman
modern
dengan
berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya
seperti terciptanya ilmu Geologi, Antropologi, Biologi dan
sebagainya,
yang
secara
tidak
langsung
telah
merubah
berbagai pemahaman yang pernah ada sekaligus mengharuskan
15
QS. Al Maidah: 15-16
para ilmuan yang akan menulis permasalahan dan kisah-kisah
tersebut untuk mengambil hasil analisa dan berbagai teori
kontemporer.
Sehingga
hasil
penelitian
mereka
tidak
bertentangan dengan ilmu pengetahuan kontemporer. Faktorfaktor
tersebut
harus
tetap
dilakukan
sekalipun
para
penulis tersebut termasuk kedalam kalangan orang baru dalam
dunia ini.
Kisah tersebut —sebagaimana disebutkan dalam al Quran—
memungkinkan tumbuhnya berbagai pentakwilan. Bahkan, kita
akan menemukan banyak isyarat dan pemahaman yang menunjuk
pada
sejarah
terma
dan
“sejarah”
waktu.
yang
Disini
kita
dipergunakan
akan
secara
mempergunakan
umum,
sehingga
mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu,
terbatas
ataupun
tidak
terbatas.
Tegasnya,
dalam
ruang
lingkup sejarah atau pra sejarah, dimana ketika itu Allah
memerintahkan
untuk
menjadikan
semua
ciptaannya
dengan
perkataan “Jadilah!” maka semuanya tercipta.
Pendapat para pendahulu kita terhadap kisah-kisah ini
banyak dipengaruhi oleh legenda Israiliyyat yang termaktub
seiring dengan perjalanan proses pembentukan makhluk hidup.
Proses tersebut membutuhkan waktu selama tiga ribu tahun
yang
telah
Ibrahim.
melalui
Dan
dua
rangkaian
puluh
generasi
generasi
dimasa
antara
lalu
Adam
ini
dan
terbagi
kedalam dua golongan, yaitu:
Antara Adam dan Nuh, melalui sepuluh generasi
Antara Nuh dan Ibrahim terdapat sepuluh generasi juga.
Dari
teks
wahyu
yang
didapatkan,
kita
dapat
menyimpulkan bahwa sepuluh generasi pertama telah binasa
akibat adanya angin Topan. Kemudian dimulailah kehidupan
generasi
kedua
yang
berasal
dari
keturunan
Nuh
yang
merupakan ayah kedua bagi keturunannya tersebut, dilihat
dari putranya yang tiga: Sâm, Hâm dan Yâputs.16
Dan apabila kita melihat sisi lain, seperti umur Adam
misalnya, sebagian pendapata ada yang mengatakan bahwa umur
Adam dimasa lalu mencapai sembilan generasi. Tepatnya, satu
generasi sebelum keberadaan Nuh.
Kita tidak ingin untuk memperdebatkan dan mengkritik
apa yang telah dihasilkan oleh para peneliti di masa lalu.
Karena
hal
tersebut
juga
merupakan
legenda
berharga
dan
kita tidak berhak untuk membenarkan atau menyalahkannya,
baik dalam penyebutan nama ataupun jumlah tahun. Sekalipun,
kita lebih condong untuk menganggap hal tersebut sebagai
perkara yang non sense dan tidak dapat dipercaya.
Akan
tetapi,
aliran
pemikiran
tersebut
telah
menganggap bahwa ide pemikirannya dapat diterima kalangan
umum. Sehingga mereka terus mengulang hal tersebut tanpa
melalui proses dialog dan perbaikan. Atau berhenti sejenak
untuk merenungkannya.
Hal tersebut sama persis seperti yang kita baca dalam
siroh Ibnu Hisyam yang menyebutkan silsilah keturunan nabi
Muhammad SAW yang sampai kepada nabi Adam AS. Buku tersebut
menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan generasi ke-50
pasca
nabi
Adam.
Tegasnya,
Muhammad
dan
perjalanan
zaman
yang
waktu
kita
dari
lalui
Adam
sekarang
kepada
tidak
lebih dari tujuh ribu tahun. Secara tidak langsung pendapat
tersebut telah mengatakan bahwa
itulah waktu yang telah
dilalui oleh bangsa manusia. Padahal, semuanya tidak sesuai
dengan analisa ilmiah yang mengasumsikan bahwa waktu yang
dilalui
tidak
sejauh
pendapat
tersebut.
Bahkan,
para
pemikir sekarang tidak memastikan hitungan waktu tersebut.
16
Lihat: “Safar at Takwîn al ‘Ahdu al Qadîm”
Sebagai balance, kita akan mengutip pendapat Syaikh
Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid tentang pendapat Ibnu Hisyam
dalam
pendapatnya
tentang
nasab
Rasulullah
SAW.
Diriwayatkan dari ‘Urwah bin Zubair ia berkata: “Kita tidak
dapat memastikan fase antara Adnan dan Ismail.”
Dan
hanya
diriwayatkan
dapat
membaca
dari
nasab
Umar
RA,
manusia
ia
berkata:
“Kita
Adnan.
Adapun
sampai
setelah itu, kita tidak dapat mengetahuinya.” Hal tersebut
telah mendapatkan pembenaran dari Rasulullah SAW. Ketika
mereka mengutip hadits tentang penasaban,
berkata:
“Orang-orang
orang-orang
yang
yang
Rasulullah-pun
menasab-nasabkankan
berbohong.”
Ia
mengucapkan
adalah
kalimat
tersebut kurang lebih sebanyak dua atau tiga kali.
Imam
menyukai
Adam.
Malik
dan
beberapa
orang-orang
Karena
yang
semuanya
ulama
lain
sangat
menasab-nasabkan
merupakan
dirinya
persangkaan
yang
tidak
pada
tidak
mungkin dapat dipercaya.17
Dan
riwayat
tiga
sejenak
kita
akan
memalingkan
pandangan
pada
Ibnu Abbas: “Di antara Adnan dan Ismail terdapat
puluh
Tegasnya
keturunan
tiga
yang
puluh
tidak
generasi
dapat
yang
kita
ketahui.”
menghabiskan
waktu
sekurangnya tiga ribu tahun.
Apabila
menghitung
kita
waktu
Ibrahim
sampai
hampir
empat
disebutkan
sejarah.
terlalu
yang
saat
ribu
jauh
Hal
kembali
telah
ini,
berbeda
dari
waktu
atau
sumber-sumber mereka dalam penulisan.
17
Lihat: “Sirah Ibnu Hisyam”
yang
para
mengapa
banyak
dari
memakan
jumlah
hitungan
alasan
sejarah
manusia
semuanya
Padahal
menjadi
mempermasalahkan
hitungan
dilalui
maka
tahun.
tersebut
pada
untuk
masa
waktu
telah
spekulator
kita
merujuk
tidak
pada
Bagian kedua
Perspektif Ilmiah
Dalam permasalahan yang sedang kita hadapi sekarang
ini, perspektif ilmiah akan menempatkan kita pada sebuah
pendapat
yang
Perspektif
bersebrangan
ilmiah
dengan
mengasumsikan
pandangan
bahwa
keagamaan.
kehidupan
manusia
telah dimulai semenjak ratusan ribu bahkan, ratusan juta
tahun
yang
lalu.
Dalam
Ensiklopedia
Ilmu
Pengetahuan
halaman 417-418, terdapat nama-nama fase kehidupan geologi
dan penggambaran yang sangat jauh mengenai masa tersebut.
Yaitu perjalanan waktu yang telah dilalui oleh planet bumi
dan dibagi kedalam beberapa periode, sesuai dengan unsur
yang
menopangnya
sebagaimana
yang
disebutkan
oleh
akademisi:
Periode Paleozoic (Klasik)
Periode Precambrian 71.125.000.000 tahun lalu
Periode Cambrian 500.000.000 tahun lalu
Periode Ordovician 375.000.000 tahun lalu
Periode Silurian 335.000.000 tahun lalu
Periode Devonian 300.000.000 tahun lalu
Periode Carboniverous 250.000.000 tahun lalu
Periode Permian 205.000.000 tahun lalu
Periode Mesozoic (Pertengahan)
Periode Triassic 170.000.000 tahun lalu
Periode Jurrasic 135.000.000 tahun lalu
Periode Cretaceous 95.000.000 tahun lalu
Periode Cenozoic (Modern)
Periode Paleocene 80.000.000 tahun lalu
kaum
Periode Eocene 50.000.000 tahun lalu
Periode Oligocene 42.000.000 tahun lalu
Periode Miocene 25.000.000 tahun lalu
Periode Pliocene 8.000.000 tahun lalu
Periode Pleistocene 500.000 tahun lalu
Di
setiap
periode
tersebut
keberadaan
manusia
diasumsikan masih belum diketahui secara pasti. Dan mungkin
keberadaannya
dapat
kita
gambarkan
dalam
bentuk
makhluk
yang fitri (masih belum sempurna), sebagaimana bentuk hewan
yang mampu menghasilkan daya instingnya melalui berbagai
indera yang tidak terhitung.18
Periode Kehidupan Terakhir
Fase terakhir proses penciptaan manusia telah mencatat
sebuah sejarah dan berbagai prediksi. Pada masa tersebut,
telah
terlihat
dinamakan
hidupnya
dengan
fase
tumbuh-tumbuhan.
homo
sapiens
atau
Fase
tersebut
manusia
yang
berakal.
Sesuai dengan berbagai data yang telah kita dapatkan
tentang
perjalanan
umat
manusia
selama
puluhan
milyar
tahun. Periode klasik telah dimulai semenjak Precambrian.
Tepatnya, semenjak tujuh puluh satu milyar dua puluh lima
juta tahun yang lalu. Dalam pandangan para saintis, masa
tersebut merupakan periode sejarah yang paling lama.
Zaman
pertengahan
dimulai
dari
periode
Triassic
semenjak seratus tujuh puluh juta tahun yang lalu.
Zaman modern dimulai pada permulaan periode Paleocene
semenjak
setelahnya
delapan
datang
puluh
juta
kehidupan
tahu
yang
periode
lalu.
Kemudian
Pleistocene
dan
diperkirakan permulaannya semenjak lima ratus ribu tahun.
18
Al-Lughah – Fandrece / 12
Semuanya sesuai dengan apa yang tertulis dalam ensiklopedia
ilmu pengetahuan.
Apabila kita merujuk pada buku “Gambaran kehidupan pra
sejarah.” Milik dua penulis: Ustadz DR Zaghlul an Najjar
dan ustadz Ahmad Dawud yang kita dapatkan pada halaman:
147,
maka
buku
tersebut
mengatakan
bahwa
zaman
es
pada
periode Pleistocene menghabiskan waktu selama enam ratus
ribu tahun dan kemudian terbagi dalam tiga fase. Adapun
rinciannya
sebagai
berikut:
fase
pertama:
seratus
ribu
tahun, fase kedua: tiga ratus ribu tahun, dan fase ketiga:
dua ratus ribu tahun. Antara satu fase dengan yang lainnya
terpisah oleh zaman yang disebut dengan zaman mencairnya
es.
Dan ketika gumpalan-gumpalan es mencair di bagian atas
bumi,
maka
wilayah
bumi
telah
tertutupi
oleh
tumbuh-
tumbuhan yang berbentuk seperti tutup besar berwarna hijau.
Dan
begitulah...fase
tersebut
telah
menyaksikan
hidupnya
tumbuh-tumbuhan dan hutan-hutan, sebagaimana alam pada masa
itu
telah
memperlihatkan
munculnya
kehidupan
hewan-hewan
laut yang tidak mempunyai tulang belakang dan tersebarnya
siput darat.
Selain
hewan
itu,
yang
serigala
wilayah
pada
bertulang
kutub
dan
perairan,
waktu
yang
belakang
tersebarnya
berbagai
sama,
ikut
seperti
sapi
binatang
bermunculan
hewan
laut
buas
mamalia,
di
beberapa
yang
tersebar
dihutan-hutan, beruang di gua-gua, dan berbagai macam hewan
yang telah punah. Bahkan, pada masa ini juga muncul gajah
yang mempunyai badan yang sangat besar dan disebut dengan
Mammoth
dan
hewan-hewan
purba
seperti
Megatherium,
Glyptodon dan Dinosaurus.
Pada masa tersebut juga muncul gajah, kuda dan sapi
betina dalam jumlah yang sangat besar. Dan masih banyak
hewan
lain
yang
muncul
pada
periode
Pliocene
tepatnya,
semenjak sembilan puluh juta tahun yang lalu. Dan pada fase
selanjutnya yaitu periode Miocene semenjak dua puluh lima
juta tahun yang lalu. Pada masa tersebut kita dapat melihat
berbagai jenis burung seperti burung Undan, Penguin, burung
air, badak, kijang, sebagian jenis anjing, beruang, kera,
simpanse dan beberapa binatang buas, seperti: macan tutul
yang mempunyai taring.
Bahkan, sebagian para peneliti yang berasal dari uni
sovyet
menemukan
ikan
yang
terkurung
mati
didalam
perut
bumi. Ikan tersebut ditemukan di kota Khorkuf. Para ilmuan
tersebut
memprediksikan
umurnya
sekitar
tiga
puluh
juta
tahun. Dan yang lebih menakjubkan lagi, ternyata kulit ikan
tersebut
masih
terlihat
terawat
bercahaya.
terowongan
kereta
dengan
baik
Mereka
api.
dan
sisiknya
menemukannya
Sebelum
akhirnya
di
masih
tengah
dipindahkan
ke
museum ilmiah milik universitas Kharkuf.
Berbagai
peristiwa
itu
telah
mengawali
munculnya
manusia di bumi. Sisa-sisa peninggalan zaman tersebut masih
dapat kita temukan pada bebatuan dimasa lalu, dasar laut
dan bukit-bukit pasir. Kemudian, pada halaman: 148
penulis
buku “Gambaran kehidupan pra sejarah” mengatakan:
“Kira-kira
belum
genap
satu
juta
tahun
yang
lalu,
telah ditemukan beberapa sisa makhluk hidup yang mempunyai
bentuk
serupa
dengan
Australopethecus
dan
bentuk
potongan
manusia.
bagian
Seperti
manusia
tubuh
lainnya
ditemukan di wilayah Afrika. Sepertinya, penemuan-penemuan
serupa
masih
banyak
tersebar
pada
periode
Pleistocene
pertengahan disepanjang lorong masa lalu.
Setelah itu, barulah ditemukan bentuk manusia lain,
seperti: manusia peking, jawa, Heidelberg, Neanderthals dan
Swanscombe.
Kemudian
para
peneliti
menganggap
manusia
Heidelberg sebagai bentuk manusia zaman pertengahan antara
manusia
yang
berteriak.
sebagai
dapat
Adapun
ciptaan
berbicara
manusia
Tuhan
dan
binatang
Neanderthals
yang
pertama
yang
dapat
kali
bisa
dikatakan
mempunyai
ide
tentang bahasa yang dapat diucapkan.19
Berbagai
bentuk
manusia
tersebut
pada
kenyataannya
merupakan satu bentuk manusia yang berpindah dari satu fase
ke fase yang lain. Semuanya terjadi sebagai bentuk proses
penyempurnaan
satu
masa
Kemudian
makhluk
hidup.
penyempurnaan,
para
ilmuan
Sehingga
maka
dibidang
setiap
berubahlah
geologi
berlalunya
ciri-cirinya.
dan
antropologi
mencoba untuk memberikan nama bagi makhluk-makhluk yang ada
pada tiap fase tersebut. Dan kita yang berada pada era
modern
hanya
mampu
menemukan
sedikit
sisa-sisa
fosil
tersebut, itupun sangat jarang. Sehingga berbagai data yang
kita
kumpulkan
untuk
memberikan
gambaran
yang
mendekati
bentuk manusia pertama sangat jauh dari kesempurnaan.
Manusia
pertama
yang
diasumsikan
mempunyai
keistimewaan anatomik seperti manusia modern, baik dilihat
dari
sisi
sifat,
kecerdasan
dan
kemampuan
dalam
mengekspresikan keinginannya adalah manusia yang sisa-sisa
fosilnya
ditemukan
untuk
pertama
kalinya
di
selatan
perancis, lengkap dengan gambar-gambar binatang yang mereka
buru. Gambar tersebut menempel diatas dinding beberapa gua.
Hal tersebut secara tidak langsung dapat menjelaskan kepada
kita
bahwa
mereka
memiliki
kecerdasan
seperti
halnya
manusia modern.
Kembali
membicarakan
bentuk
manusia
Cro-Magnon
berarti kita harus kembali untuk melihat ke tiga puluh atau
tiga
19
puluh
lima
juta
Al-Lughah – Fendrece
tahun
yang
lalu.
Padahal,
masa
tersebut
termasuk
kedalam
bagian
tertua
dalam
catatan
sejarah manusia.
Sisa-sisa
kurun
waktu
tersebut
fosil
yang
tersebut
telah
hidup
kita
temukan
membuktikan
semenjak
bahwa
sebelum
dalam
beberapa
manusia-manusia
sejuta
tahun
yang
lalu. Mereka mampu bertahan hidup sampai tiga puluh lima
ribu tahun.
Kemudian,
surat
kabar
“al
Wafd”
yang
terbit
pada
6/10/1996 menyebutkan bahwa manusia pertama hidup di guagua yang berada di sebuah gunung yang bernama jabal Thâriq.
Peristiwa tersebut terjadi kira-kira tiga puluh ribu tahun
yang lalu.
Akan
tetapi,
setelah
ditemukannya
beberapa
fosil
manusia, para ilmuan berpendapat bahwa manusia telah ada
sebelum makhluk-makhluk tersebut. Sampai saat ini, buktibukti
sejarah
mansia
dan
dapatkan
sampai
yang
menelusuri
bagaimana
dipermukaan
pada
nilai
proses
bumi
tentang
terciptanya
penciptaannya
ini.
kebenaran
awal
Dan
kita
tidak
akan
manusia
masih
kecuali
dengan
melakukan
berbagai analisa secara kontinyu. Karena didalamnya kita
dapat melakukan berbagai penelitian dan pencarian buktibukti sejarah. Dan hal tersebut telah diperintahkan dalam
dua
ayat
al
Quran
yang
pertama
berbunyi:
“Kataka