Kisah Penciptaan Adam Antara Mitos Dan Realita

Nama buku

: Abi Âdam Qishatu al Khalîqah baina al
Ustûrah wa al Haqîqah

Judul terjemah

: Kisah Penciptaan Adam Antara Mitos Dan
Realita

Penulis

: Dr Abdul Shabur Syahin

Penerjemah

: Yessi HM Basyaruddin, Lc (KUWAIS)

Penerbit

: Maktabah as Syabâb


Jumlah Halaman

: 263

Pembukaan
Dulu, di masa lalu sebelum terciptanya waktu, hanya
ada

Allah

Kemudian

dan

pada

belum
waktu


ada
itu

satupun
Allah

mahluk

ingin

di

sampingNya.

menciptakan

mahluk

hidup dan alam semesta. Allah-pun berkata: Jadilah, maka
segala


sesuatu

yang

Allah

kehendaki

baik

waktu,

tempat,

langit, bumi, bintang, planet, binatang dan segala sesuatu
yang belum kita ketahui, tercipta atas kehendak-Nya.
Pada
untuk


sebuah

menciptaan

kesempatan,
mahluk

Allah

hidup

mempunyai

yang

berakal

keinginan
dan


dapat

mengetahui segala sesuatu (termasuk dirinya). Maka akhirnya
Ia menciptakan manusia.
Sepertinya,

hal

tersebut

merupakan

sebuah

gambaran

yang dimaksud dalam hadis al Qudsi yang telah kita hapal
semenjak kecil. Ketika itu Allah berbicara tentang diriNya: (Aku adalah harta terpendam. Ketika aku ingin dikenal,
akhirnya akupun menciptakan mahluk hidup. Maka merekapun
mengenalku).

Waktu

dan

tempat

telah

diciptakan

untuk

membatasi

esensi segala sesuatu. Dan keduanya telah Allah posisikan
pada dua tempat; alam materi dan immateri. Apabila dunia
immateri telah bersembunyi dibelakang perputaran zaman dan
tempat sehingga tidak ada satupun yang dapat mengetahuinya
kecuali penciptanya, maka sebaliknya, dalam dunia materi
kita dapat menyingkapkan rahasia dan keistimewaan dimasa

lalu

dimana

semuanya

berasal

dari

sebuah

bentuk

relatifitas.
Selain itu, dunia materi juga dapat menuntun manusia
untuk menunjukkan keberadaan sang pencipta. Dzat yang tidak
dapat

diketahui


secara

mutlak,

dzat

immateri

yang

tidak

akan pernah diketahui keberadaannya. Sehingga pada akhirnya

kita

dalam

melihat


memperlihatkan

kekuasaan-Nya.

“Maka

perhatikanlah

Allah

menghidupkan

(Tuhan

hakikat

yang

Dalam


bekas-bekas
bumi

berkuasa

(berkuasa).

keberadaan

yang

al

Quran

rahmat
sudah

seperti)


Allah

dalam

disebutkan:

Allah,

bagaimana

mati.

Sesungguhnya

demikian

benar-benar

Menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan

Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”1
Dari pemaparan diatas kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa ketika Allah telah menutupi diri-Nya dari mata kasat
manusia,

maka

kita

dapat

mengetahuinya

melalui

berbagai

bentuk ciptaannya. Sehingga secara tidak langsung ciptaanNya tersebut telah membawa kita untuk lebih mengenalnya.
Adapun rahmat Allah, sebagai manusia kita tidak dapat
menelusurinya.
sifat

Allah

Karena

yang

sepertinya,

hal

maha

memang

tersebut

pengasih

itulah

yang

berada

dan

maha

dimaksud

dalam

wilayah

penyayang.
dalam

Dan

Hadits:

“Allah memiliki rahmat sebanyak seratus bagian. Kemudian
Allah

memegang

dimilikinya.
keatas

sembilan

Dan

bumi.

Ia

Dari

puluh

hanya

satu

sembilan

menurunkan

bagian

bagian

satu

tersebut

yang

bagian

manusia

saja

saling

meberikan kasih sayang. Sehingga, seekor kuda-pun enggan
untuk mengangkat kakinya, karena takut menginjak anaknya.”
Segala sesuatu yang melintas dalam kehidupan manusia,
termasuk berbagai peristiwa, waktu yang terus berlalu dan
tempat dimana manusia tinggal merupakan bagian dari rahmat
Allah. Dengan itu, diharapkan manusia dapat melihat ciptaan
Tuhan yang maha agung dalam jasadnya sehingga hal tersebut
dapat

menumbuhkan

keberadaan
keinginan

Tuhan.
untuk

dan

memperdalam

Disamping,
menelusuri

agar
proses

keyakinan
mereka
awal

tentang
mempunyai

penciptaan,

penyempurnaan, dan kemudian pemberian ruh yang maha tinggi.
1

QS. Ar Ruum: 50

Sehingga

dengan

membedakan

keistimewaan

dirinya

dari

tersebut

seluruh

manusia

mahluk

yang

dapat

ada

dalam

kehidupan di bumi ini.
Terkadang, kita salah dalam melihat kehidupan ini.
sehingga,

kita

beranggapan

bahwa

kita-lah

satu-satunya

ciptaan Tuhan, tanpa melihat keberadaan makhluk Tuhan yang
lain seperti: burung, binatang, serangga dan berbagai macam
ciptaan Tuhan yang hidup dilaut. Kita menganggap semuanya
itu

hanya

hewan

yang

bergerak

dan

terus

akan

bergerak

sampai manusia memburunya untuk di manfaatkan, atau mungkin
ciptaan-ciptaan Tuhan tersebut akan mati dengan sendirinya
dan kemudian binasa.
Disini

kita

dapat

melihat

arogansi

manusia

diatas

bumi yang selalu ingin menjadikan dirinya sebagai pemimpin
dari

seluruh

ciptaan

Allah

dibumi.

Padahal,

Allah

berfirman: “Dan aku tundukkan semua yang ada dilangit dan
di bumi untukmu. Sesungguhnya dalam hal tersebut merupakan
tanda-tanda bagi orang yang berfikir.”
Sebenarnya, al Quran tidak mendorong manusia untuk
masuk kedalam wilayah superioritas yang telah memenjarakan
pemahaman mereka dalam egonya sendiri. Karena pada dasarnya
al Quran telah membukakan sarana yang sangat luas didepan
penglihatan

manusia.

Sehingga

dengan

saranan

tersebut,

manusia dapat melihat ciptaan Tuhan yang lain sebagaimana
mereka dapat melihat dirinya sendiri. Allah berfirman: “Dan
tiadalah

binatang-binatang

yang

ada

di

bumi

dan

burung-

burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umatumat

(juga)

seperti

kamu.

Tiadalah

Kami

apakan

sesuatu

apapun di dalam Al-Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka
dihimpunkan.”2

2

QS. Al An’am: 38

Oleh
maupun

karena

yang

itu,

besar

semua

merupakan

binatang

mahluk

baik

yang

yang

juga

kecil

diciptakan

Allah. Dan semuanya harus mengikuti sunnah Allah. Bahkan,
untuk

itu

Allah

telah

mengajarkan

kepada

mereka

segala

sesuatu yang mereka butuhkan untuk hidup, bertahan dimuka
bumi

dan

berkooperasi

dengan

hewan-hewan

lainnya.

Dalam

menyoroti hal ini al Quran mengatakan: “Tidakkah kamu tahu
bahwasannya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit
dan

di

bumi

dan

(juga)

burung

dengan

mengembangkan

sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan
tasbihnya,

dan

Allah

Maha

Mengetahui

apa

yang

mereka

kerjakan.”3
Ayat
serangga

tersebut
dan

merupakan

ditujukan

hewan-hewan

ciptaan

Allah

lain
dan

untuk
yang
telah

kehidupan
secara

burung,

keseluruhan

diberikan

kehidupan

masing-masing. Mereka juga mempunyai ilmu, cara shalat dan
bertasbih. Sebenarnya, hal tersebut telah ditegaskan dalam
firman Allah yang berbunyi: “Langit yang tujuh, bumi dan
semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak
ada suatu-pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi
kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”4
Secara umum, kita telah mengetahui bahwa keberadaan
hewan dan burung telah didahului oleh keberadaan manusia
diatas bumi. Dan untuk itu, cukuplah isyarat al Quran yang
menceritakan tentang burung gagak yang mengajarkan kepada
anak adam yang membunuh, metode untuk menyembunyikan proses
pembusukan
mahkluk

jasad

tersebut

3

QS. An Nuur: 41

4

QS.

Al Israa: 44

saudaranya.
tidak

Akan

mendapatkan

tetapi,
perhatian

keberadaan
manusia.

Karena dalam pandangan manusia mereka tidak berarti apaapa.
Sehingga, lahirnya ciptaan tuhan yang bernama manusia
akan

menimbulkan

kesulitan

yang

sangat

besar

dalam

kehidupan. Karena keberadaannya akan menimbulkan berbagai
pendapat

dan

ijtihad.

Dimulai

dari

lahirnya

kisah

israiliyyat5 yang telah menyebar secara luas dan terlempar
kedataran pemikiran. Sehingga tidak jarang kita mendapatkan
sebagian

besar

mufasir

tersebut

secara

yang

harfiah

mempergunakan

tanpa

berusaha

kisah-kisah
mempergunakan

nalarnya untuk mencari apa kandungan yang ada dibalik kisah
tersebut. Atau berusaha mengcounter beberapa legenda dan
dongeng yang dibuat-buat.
Oleh
mengambil

karena

itu

esensi

yang

untuk

pembaca,

terdapat

dalam

sebaiknya
kisah

Anda

tersebut

sebagaimana yang kita dapat dari para pendahulu kita dan
dan

beberapa

kisah

yang

diriwayatkan

oleh

pemilik

kitab

Qishas al Anbiya yang diberi judul “al-Ara’is”6.
Para mufassir yang mempergunakan berbagai lafadz yang
beragam akan tetapi menuju pada makna yang sama mengatakan
bahwa

ketika

memberikan

Allah

wahyu

ke

hendak

menciptakan

Adam

bumi:

“Sesungguhnya

aku

AS,

Allah

menciptakan

makhluk yang berasal dari unsurmu. Sebagian mereka ada yang
taat kepadaku dan sebagian lain berbuat maksiat kepadaku.
Maka, barang siapa yang taat kepadaku aku akan memasukkan
mereka kedalam surga dan barang siapa yang berbuat maksiat
kepadaku

maka

ia

akan

masuk

neraka.”

Kemudian

Allah

mengutus jibril AS untuk datang ke bumi dan mengambil debu
5

Kisah Israiliyyat adalah: Legenda tentang sejarah yang

berkaitan dengan keagamaan, berisi kebenaran dan kebohongan
yang dikisahkan oleh kaum Yahudi.
6

Lihat: Al-‘Arais:16-17

yang

ada

disana.

Ketika

malaikat

jibril

mencoba

untuk

melakukan kewajibannya, bumi berkata: ‘Aku berlindung atas
nama

Allah

mengambil

yang

telah

sesuatu

mengutusmu.

dariku,

karena

Janganlah

dengan

engkau

mengambil

debu

dariku engkau akan menjadikan bumi sebagai bagian dari api
neraka.
tidak

Akhirnya,

jibrilpun

mengambil

apapun

kembali

dari

kepada

bumi.

Ia

Tuhannya

mengadu

dan

kepada

Tuhannya: ‘Wahai Tuhanku, ia meminta perlindungan kepadamu,
maka aku tidak mau datang lagi kepadanya.’
Kemudian Allah memerintahkan malaikat Mikail AS. Ia
pun

datang

ke

bumi.

Untuk

kedua

kalinya

bumi

meminta

perlindungan dari Allah agar Mikail tidak mengambil sesuatu
apapun darinya. Sehingga pada akhirnya Mikail-pun kembali
kepada Tuhannya dan tidak mengambil apapun dari bumi.
Akhirnya,
mendatangi

Allah

bumi.

memerintahkan

Pada

saat

itu,

malaikat
kembali

perlindungan dari Allah agar malaikat maut
sesuatu
‘Aku

apapun

juga

berlindung

meninggalkan
berhasil

darinya.

Kemudian
kepada

perintah-Nya.

mengambil

Dan

yang

berlainan.

Dari

tinggi,

tanah

berlumpur,

tanah

maut

agar

meminta
berkata:

aku

tidak

malaikat

tersebut

dari

permukaannnya
biasa,

untuk

tidak mengambil

akhirnya

unsur-unsur

sisinya

bumi

malaikat
Allah

maut

keempat

yang

bagian

maut
paling

tanah

yang

merah, hitam, dan putih.
Ke-empat

unsur

tersebut

merupakan

gambaran

karakteristik anak cucu Adam. Karena mereka ada yang baik
dan

ada

yang

buruk,

yang

shalih

dan

yang

thâlih,

yang

cantik dan yang jelek. Selain itu, mereka juga mempunyai
bentuk

dan

warna

yang

berbeda.

Allah

berfirman:

“Dan

termasuk kedalam tanda-tandanya penciptaan langit, bumi dan
perbedaan bahasa juga warna kulit”

Kemudian malaikat maut naik kembali menghadap Allah.
Ketika itu, Allah memerintahkannya untuk mengolah unsurunsur bumi yang telah diambilnya tersebut untuk dijadikan
tanah

sampai

meragi.

dengan

air

yang

sebuah

adonan

Kemudian

pahit,

tanah

manis

liat

malaikat
dan

dan

asin

kembali

mencampurkannya
sehingga

menjadi

meragikannya.

Hal

tersebut mempunyai imbas pada sisi moralitas manusia yang
sangat berbeda antara satu dengan yang lain.
Kemudian para malaikat meninggalkan adonan tersebut
selama empat puluh tahun sampai menjadi tanah yang sangat
lengket dan lentur. Setelah empat puluh tahun berlalu, para
malaikat kembali meninggalkan adonan tersebut selama empat
puluh tahun lagi, sampai menjadi tembikar.7 Setelah itu,
barulah para malaikat meracik adonan tadi menjadi
jasad.

Kemudian

para

malaikat

tersebut

sebentuk

meninggalkannya

kembali selama empat puluh tahun. Allah berfirman: (Hal Atâ
‘Ala

al

Madzkûrâ

Insâni
=

Hînun

Min

ad

Dahri

Lam

Yakun

‫شيئا‬
‫شدهر لم يكن شش‬
‫شان حين من الش‬
‫اناسش‬

Syai’an

‫لى‬

‫تى‬

‫هش‬

‫)مذكورا‬
Artinya:

“Bukankah

telah

datang

atas

manusia

satu

waktu

dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu
yang dapat disebut.”8
Ibnu Abbas berkata: “Manusia adalah Adam, dan telah
dibentuk selama empat puluh tahun. Tadinya, Adam hanyalah
sebuah

jasad

yang

terpampang

didepan

pintu

surga.

Dalam

kitab shahih Tirmidzi dari perkataan Rasulullah SAW dalam
menafsirkan awal surat al Baqarah bahwasanya Allah telah
menciptakan Adam dengan kekuasaannya dengan mempergunakan
segenggam
7

tanah

Tanah tembikar

yang

diambil

adalah tanah

dari

bumi.

yang kering

Kemudian

dimana ketika

tanganmu memukulnya tanganmu akan sakit karena kerasnya.
8

QS. Al Insaan:1

Ia

melemparkannya
malaikat

yang

kedepan
melewati

Mereka

terkejut

tinggi

perawakan

dan

pintu
pintu

merasa

makhluk

surga,

sehingga

tersebut

terkesan

tersebut.

akan

melihatnya.

dengan

Karena

setiap

bentuk

pada

dan

dasarnya

mereka tidak pernah melihat bentuk seperti itu sebelumnya.
Kemudian
“Karena

satu

iblis
hal

lewat

kamu

dan

melihatnya.

diciptakan.

Ia

Kemudian

berkata:

ia

memukul

makhluk tersebut dengan tangannya. Ternyata ia mendapatkan
makhluk tersebut kosong. akhirnya iblis masuk kedalam tubuh
makhluk tersebut dan keluar lewat duburnya. Iblis berkata
kepada para malaikat: “ini adalah makhluk yang masih kosong
dan belum sempurna sehingga kita tidak dapat menyentuhnya.”
Berdasarkan semuanya itu, kita dapat melihat hampir
setiap kitab-kitab tafsir merujuk pada satu sumber rujukan.
Oleh karena itu, tidak jarang kita mendapatkan riwayat yang
dengan

mudahnya

mengatakan

bahwa

penciptaan

Adam

diselesaikan dengan sempurna di langit, malaikat maut-lah
yang berhasil mengambil debu dari bumi, mencampurkan unsurunsurnya dan akhirnya mempersiapkannya untuk melalui proses
peragian.

Ketika

Allah

menciptakan

dan

kemudian

menempatkannya dipintu surga. Dan akhirnya kisah seputar
skenario yang menceritakan tentang proses penciptaan Adam
dahulu tersebut terus berlangsung.
Kisah
dari

tersebut

berbagai

unsur

menceritakan
warna

bumi.

bagaimana
Bumi

debu

mempunyai

diambil
lapisan-

lapisan tanah yang beragam. Yang lebih menakjubkan, kisah
tersebut mengatakan bahwa pencampuran unsur-unsur tersebut
sedikit banyak telah berimbas pada keragaman moralitas umat
manusia dan begitulah seterusnya...
Padahal,
peristiwa

seandainya

tersebut

terjadi

kita
di

mau

berfikir,

semua

dunia

immateri.

Maka,

darimana

datangnya

ide

pemikiran

yang

mendorong

para

pembuat cerita itu untuk mengambil legenda bani Israil?!!
Dan bagaimana mungkin nalar manusia dapat menerima
semuanya

itu

dengan

terbangun

antara

datangnya

Adam

semudah

Allah
hanya

dengan

itu?

Sehingga

malaikat

dibedakan

oleh

jarak

yang

dan

iblis

sampai

jarak

yang

sangat

tipis?
Dalam

pandangan

permasalahan

ilmu

tersebut

pengetahuan

merupakan

kontemporer,

kasus

yang

banyak

mengandung resiko. Hal tersebut diakibatkan oleh bentrokan
antara

data

dan

informasi

yang

datang

dari

kisah-kisah

dimasa lalu dengan data atau hasil analisa yang didapatkan
pada

masa

tersebut

sekarang.
telah

sepanjang

Sehingga,

menyibukkan

empat

abad

atau

diakui

logika
bahkan

ataupun

tidak,

hal

nalar

manusia

hampir

lebih,

sebagai

bentuk

usaha dalam memahami teks keagamaan yang terdapat dalam al
Quran. Karena, sebagaimana kita ketahui bersama al Quran
merupakan

teks

yang

Didalamnya,

kita

menceritakan

proses

mengandung

akan

bukti-bukti

mendapatkan

penciptaan

kisah

makhluk

absolut.

sejati

hidup,

yang

khususnya

manusia.
Tidak hanya itu, usaha tersebut juga dilakukan untuk
menyatukan antara data yang telah digambarkan oleh al Quran
dengan

orientasi

ilmiah

dalam

menggambarkan

kehidupan

manusia yang hidup diatas permukaan bumi ini.
Sebenarnya,

semuanya

itu

bukan

masalah

besar

bagi

kita, selama kita masih mampu menjaga dan memegang kesucian
teks

al

Quran

yang

telah

Allah

turunkan.

Atau,

tidak

menyalahi apa yang dibebankan oleh agama. Hal tersebut juga
tidak akan mempengaruhi kehidupan kita, selama kita masih
menghormati logika nalar yang benar, mempunyai kesadaran
dalam mempergunakan ilmu bahasa, dan mengajak masyarakat

Islam

untuk

mempercayai

semua

rahasia

Tuhan

yang

ada

dibalik keajaiban al Quran, yang terkadang tersembunyi dan
tidak

terlihat

Allah

oleh

mengizinkan

mata

kasat

mereka

manusia.

untuk

Sampai

menyingkap

kemudian
sebagian

rahasianya tersebut. Sehingga lahirlah berrbagai ide dan
pemikiran

seputar

permasalahan

tersebut.

Dan

sebenarnya

itulah harapan yang tersirat dibalik penulisan buku ini.
Sebenarnya,

usaha

ini

bukanlah

satu-satunya

cara

menuju arah tersebut. Kisah ini telah menyita waktu para
filosof dan ulama dari berbagai generasi dan miliu yang
berbeda. Dan sudah cukup rasanya apabila kita melepaskan
pandangan pada pemikiran Ibnu Thufail dalam kisahnya yang
terkenal “Hay bin Yaqdhan”. Sebagaimana kita dapat melihat
ide

pemikiran

ilmuwan

kontemporer

Charles

Darwin

yang

menyoroti timbulnya berbagai makhluk hidup.
Permasalahan

pertama

yang

diketengahkan

oleh

Ibnu

Thufail adalah proses penciptaan makhluk hidup. Tepatnya,
bagaimana awal munculnya manusia pertama diatas bumi ini.
Ahmad Amin berkomentar tentang Ibnu Thufail: “Sebenarnya,
Ibnu Thufail tidak mengetahui secara pasti ide pemikiran
Charles Darwin yang berpendapat bahwa setiap makhluk hidup
pasti

mempunyai

lainnya,

dan

hubungan

antara

sebenarnya

yang

manusia

satu

adalah

dengan
bagian

yang
dari

rangkaian tersebut yang telah didahului oleh makhluk hidup
yang

diciptakan

sebelumnya.

Dan

akhirnya

sampailah

pada

lahirnya manusia itu sendiri.
Dalam hal ini, Ibnu Thufail mengetengahkan dua point
pembahasan

yang

keduanya

dapat

dipertimbangkan.

Pertama:

manusia pertama lahir di salah satu tempat di kepulauan
India,

yang

berada

dibawah

garis

khatulistiwa.

Disana,

hiduplah manusia pertama yang tidak mempunyai ayah dan ibu.
Tempat

tersebut

merupakan

daerah

yang

mempunyai

udara

paling stabil. Karena, disamping wilayah tersebut merupakan
tempat awal terpancarnya matahari sehingga seluruh bagian
kepulauan ini akan tersinari oleh hangatnya sinar mentari,
selama

bertahun-tahun

tanahnya

yang

beranggapan

wilayah

subur.

bahwa

ini

Sehingga

daerah

juga

dikenal

sebagian

seperti

ini

dengan

para

dapat

filosof

melahirkan

segala sesuatu secara alami.
Akan

tetapi,

beranggapan

bahwa

Ibnu
Hay

Thufail

Bin

berpendapat

Yaqdhan

tidak

lain.

lahir

Ia

dengan

sendirinya, tapi ia memiliki ayah dan ibu. Dalam versinya,
ibu Hay Bin Yaqdhan adalah saudara perempuan raja. Karena
merasa

takut

dengan

sang

raja

(saudaranya)

maka

ia-pun

melemparkan anaknya tersebut ketengah lautan. Akhirnya Hay
Bin Yaqdhan terseret arus dan akhirnya terdampar disebuah
pulau

dan

anaknya.

ditemukan
Maka,

oleh

kijang

kijang

tersebut

betina
merasa

yang

kehilangan

kasihan

terhadap

nasib bayi tersebut. Akhirnya ia mengambilnya, memberinya
makan dengan sabar, dan menyusuinya sampai akhirnya Hay Bin
Yaqdhan menjadi dewasa.
Maka kedua point yang disodorkan oleh Ibnu Thufail
tersebut tidak jauh berbeda dengan para pemikir sebelumnya.
Sebagian mereka mengatakan bahwa proses melahirkan secara
alami

dapat

terjadi

apabila

kondisi

lingkungannya

memungkinkan hal tersebut, dengan adanya tempat yang subur
dan

lain

sebagainya.

Akan

tetapi

sebagian

pendapat

mengatakan bahwa manusia tidak mungkin akan lahir kecuali
dari jenisnya lagi yaitu, manusia.”
Ustadz

Ahmad

Amin

meneruskan

kisahnya

tentang

perjalanan Hay Bin Yaqdhan, ia berkata: “Hay Bin Yaqdhan
sangat

menyayangi

tersebutlah

yang

kijang

telah

tersebut,

menyusuinya.

Ia

karena
sangat

kijang

dekat

dan

penurut kepada kijang tersebut seperti halnya kepada ibu

kandungnya sendiri. Dalam hal ini ia masih terus bersama
dengan kijang tadi. Terkadang, ia memperdengarkan suaranya
dan ia juga menceritakan apa yang didengarnya seperti suara
burung

dan

hewan-hewan

lain.

Ia

menceritakan

semuanya

dengan bersemangat, penuh harap untuk dapat mempelajarinya
dan terkadang ia-pun merasa tidak puas dan mengkritiknya.
Ketika Hay Bin Yaqdhan mulai belajar untuk mengikuti
suara-suara yang sangat beragam tersebut, maka secara tidak
langsung

keduanya

telah

saling

membantu

dan

membentuk

sesuatu yang baru. Dan dari situlah manusia belajar untuk
mengikuti suara dan gerak gerik hewan-hewan dan burung. Dan
begitulah seterusnya....
Dari ringkasan kisah diatas kita dapat menyimpulkan
ide pemikiran Ibnu Thufail sebagai berikut:
 Ibnu Thufail mengakui kemungkinan penciptaan manusia
dari tanah yang keras (dibakar). Hal tersebut sesuai
dengan firman Allah tentang proses penciptaan manusia.
Allah

berfirman:

menciptakan

manusia

“Dan

sesungguhnya

(Adam)

dari

tanah

Kami

telah

liat

kering

(yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.”9
 Pengakuannya bahwa Hay Bin Yaqdhan lahir dari kedua
orang tua sempurna merupakan penolakan terhadap proses
penciptaan
sama,

ia

manusia
juga

pertama.

menegaskan

Masih

bahwa

dalam

bahasa

point

yang

berasal

dari

hasil interaksi manusia dengan suara alam, hewan atau
burung.

Hal

tersebut

tidak

berbeda

jauh

dengan

pendapat kebanyakan ahli etimologi.
Sebenarnya, tidak ada yang baru dalam ide pemikiran
Ibnu Thufail. Kelebihannya hanyalah dalam menyajikan kisah
seekor

kijang

dan

hubungannya

yang

begitu

seorang anak kecil bernama Hay Bin Yaqdhan!!
9

QS. Al hijr: 26

dekat

dengan

Padahal, kisah tersebut juga bisa kita dapatkan pada
dunia

pemikiran

Barat

dalam

kisah

‘Robinson

Cruz’

yang

telah terseret ombak dan akhirnya terdampar disebuah pulau
terpencil. Disana, ia berusaha untuk berinteraksi dengan
lingkungan

barunya

sesuai

dengan

kebutuhan

dan

keperluannya. Dan sebenarnya Hay Bin Yaqdhan dan Robinson
adalah dua makhluk Tuhan yang mempunyai nasib yang sama.
*****
Sumber utama yang akan selalu kita pergunakan dalam
mempelajari proses penciptaan makhluk hidup adalah ayatayat

al

dalam

Quran.
agama,

Karena,
al

disamping

Quran

juga

sebagai

sumber

merupakan

pertama

sumber

yang

terpercaya kebenarannya. Dan memang dalam wilayah ini kita
harus bersandar pada teks tersebut. Setelah itu, barulah
kita

sedikit

meminta

bantuan

hadits

Rasulullah

SAW

yang

berfungsi untuk memperjelas makna yang terdapat dalam al
Quran.
Disamping al Quran, dalam mempelajari dan menganalisa
kisah ini kita juga harus mengikut sertakan beberapa unsur
dasar

yang

sangat

penting

dalam

mendukung

kesempurnaan

kisah tersebut. Diantaranya:
 Bumi:

Karena

peristiwa
diatas
nyata

Adam,

kematian

dan

terjadi

dalam

hidupnya

dilaluinya

yang

permukaan
dari

berbagai
Allah

kehidupan

apa

ayat

bumi.
yang

al

Quran

menumbuhkan

kamu

Hal

tersebut

telah

Allah

seperti
dari

sebagai

bukti

jelaskan

dalam

firman

tanah

semua

Allah:

dengan

“Dan

sebaik-

baiknya.”10 Dalam ayat lain Allah berfirman: “Dari bumi
(tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami
10

QS. Nuh: 17

akan

mengembalikan

kamu

dan

daripadanya

Kami

akan

mengeluarkan kamu pada kali yang lain.”11
 Unsur tanah: Karena Allah telah menciptakan manusia
dari tanah yang berasal dari bumi dan semua unsur yang
ada

didalamnya.

antara

yang

perempuan.

Dalam

kafir

Hal

hal
atau

tersebut

ini,

tidak

mukmin,
banyak

ada

perbedaan

laki-laki
disinggung

atau
dalam

berbagai ayat seperti firman Allah: “Sesungguhnya kami
menciptakan kalian dari tanah.” Atau dalam ayat lain:
“Apakah kamu akan berbuat kufur dengan dzat yang telah
menciptakan

kamu

dari

tanah?”

Dalam

firmannya

yang

lain Allah berfirman: “Sesungguhnya misal (penciptaan)
'Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam.
Allah

menciptakan

Adam

dari

tanah,

kemudian

Allah

berfirman kepadanya: “Jadilah" (seorang manusia), maka
jadilah dia.”
 Unsur kemanusiaan: Adanya sebuah realitas sebagai awal
penciptaan manusia. Sebagaimana yang ditegaskan oleh
Allah

dalam

al

Quran

ketika

berbicara

kepada

para

malaikat, Ia berkata: (Innî Khâliqun Basyaran Min Thîn
= ‫خالق بشرا من طين‬

‫)اا‬

Artinya: “Sesungguhnya Aku menciptakan al Basyar

di

bumi.” Dalam hal ini, kita menganggap bahwa al Basyar
adalah

wujud

awal

sebelum

terciptanya

al-insân,

sebagai hasil sebuah proses penciptaan dari tanah.
 Unsur

ketuhanan:

Karena

manusia

telah

diberikan

keistimewaan dengan mendapatkan tiupan ruh dari Allah
untuk

manusia.

Allah

berfirman:

“Dan

aku

telah

meniupkan ruh-Ku kedalamnya.” Sebagai gantinya, Allah
meminta manusia untuk berbuat ihlas dalam melaksanakan
segala
11

macam

QS. Thaha: 55

bentuk

ritualitas

peribadatan.

Allah

berfirman:

“tidaklah

aku

ciptakan

jin

dan

manusia

kecuali agar mereka menyembahku.” Atau dalam ayatnya
yang lain: “Dan jadilah kalian generasi rabbani.” Dan
perlu diketahui bahwa berbagai bentuk peribadatan dan
peng-esaan Tuhan tersebut tidak akan pernah mempunyai
akhir.
Inilah

yang

dapat

kita

ringkas

mengenai

hakikat

keberadaan manusia sekaligus, pendevinisiannya dilihat dari
sisi keberadaan dan ketinggian kedudukannya disisi Allah.
Oleh

karena

makhluk
proses

itu,

bumi

yang

menjadi

al

kita

dapat

berasal

menyebut

dari

Basyar

dan

tanah

manusia
dan

kemudian

telah

menjadi

sebagai:
melalui
generasi

rabbani.
Adapun sebagian kalangan yang mendevinisikan manusia
sebagai bagian dari hewan yang dapat berbicara, maka hal
tersebut

dikarenakan

manusia

juga

makhluk

ciptaan

Tuhan

yang hidup berdampingan di bumi seperti layaknya ciptaan
Tuhan

yang

lain.

Akan

tetapi

ia

mempunyai

berbagai

kelebihan dan keistimewaan.
Apabila
ini

para

bersepakat

pemikir

untuk

yang

menganalisa

mempergunakan

permasalahan

sumber-sumber

diatas,

saya yakin, sekalipun perbedaan pendapat tetap ada, akan
tetapi perbedaan tersebut bukan pada wilayah yang terlalu
krusial.

Dan

permasalahan
terdahulu,

apabila

lain

yang

hendaknya

masih

terdapat

belum

disoroti

kita

mulai

permasalahan-

oleh

para

menyorotinya

ulama
dan

mengeluarkan hasil penelitiannya secara pasti. Saya harap,
para pembaca dapat menerima semua ide pemikiran yang ada
dalam buku ini.
*****

kisah ini harus dapat dinikmati oleh para pembaca.
Ustadz Dr Muhammad Haitsam al Khayyath —anggota perkumpulan
bahasa Arab di dunia Arab— telah menghadiahkan sebuah buku
kepada

saya

yang

berjudul

“Adam

AS”.

Buku

tersebut

merupakan salah satu karya Ustadz Basyir al Turki salah
seorang pemikir yang berasal dari Tunisia.
Pada waktu itu, Dr Haitsam telah menghadiri sebuah
seminar

yang

diselenggarakan

oleh

Raja

Hasan

dengan

pembicara saya sendiri. Seminar yang diselenggarakan pada
Ramadhan 1417 H tersebut mengambil tema: “Menganalisa kisah
kekhalifahan.”
Dr Haitsam mengatakan bahwa dirinya pernah melihat
sebuah buku milik salah seorang pemikir Tunis yang membahas
tema yang sama. Ia telah mendapatkan lembaran buku tersebut
dari

salah

Akhirnya,

seorang

copy-an

kawannya

tersebut

dan

ia

kemudian

kirimkan

meng-copynya.

kepada

saya.

Dan

ketika saya menerima kiriman tersebut terbersit dalam benak
saya bahwa ilmu pengetahuan tidak ubahnya seperti seutas
tali

yang

mengikat

sebuah

keluarga.

Dr

Haitsam

telah

mendapatkan tali tersebut dan menghadiahkannya kepada saya.
Dan pada waktu itu, memang saya sedang membutuhkan materi
tersebut untuk dipelajari kembali.
Akan tetapi, saya belum mendapatkan kesempatan untuk
ikut

masuk

dalam

pemikiran

ustadz

al

Turki

untuk

membantunya mendapatkan pemecahan ilmiah untuk permasalahan
ini. Sebenarnya, pada waktu itu saya telah menyelesaikan
buku ini. Dan saya berniat untuk memberikan ulasan ringkas
tentang buku ustadz al Turkiy dalam pengantar buku saya ini
sebagai

tanggung

jawab

ilmiah

dan

mengingat

jasa

Dr

Muhammad Haitsam al Khayyath. Oleh karena itu, untuk para
pembaca, inilah ringkasan buku tersebut:

Dalam

penulisan

bukunya,

ustadz

al

Turkiy

telah

menganalogikan proses terciptanya Adam dengan pendapatnya
mengenai

wilayah

al

Mahdiyyah,

sebuah

kota

di

wilayah

pantai timur tunis. Tempat tersebut merupakan pusat daratan
yang sangat luas. Kedalaman laut di bagian timur wilayah
tersebut

tidak

mencapai

seratus

meter

dengan

panjang

seratus lima puluh kilo meter. Dan pada wilayah baratnya
ketinggian tanahnya tidak mencapai dua ratus meter dengan
jarak seratus kilo meter. Penulis telah menyebutkan ciriciri daerah tersebut secara terperinci. Ia mengklaim tempat
tersebut

sebagai

tempat

awal

kehidupan

manusia

semenjak

berjuta-juta tahun yang lalu.12
Setelah makhluk Allah yang bernama al Basyar punah
dari kehidupan dibumi, maka Allah mulai menciptakan Adam di
surga. Dan kemudian ia turun kebumi dengan membawa tujuh
ayat

yang

maksud

dibaca

dari

berulang-ulang.

firman

Allah:

“Dan

Hal

tersebut

sesungguhnya

merupakan

Kami

telah

berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan
al-Qur'an yang agung.”13
Yang

akan

kita

perhatikan

disini

adalah,

penulis

telah memberikan titik pemisah antara arti al Basyar dengan
al-insân.

Sehingga

menurutnya,

adam

tercipta

setelah

punahnya bangsa al Basyar. Maka didalam bukunya tersebut
penulis mencoba memberikan berbagai argumen yang menguatkan
pendapatnya sehingga dapat dipercaya.
Pada
gerakan

halaman

terpenting

enam

puluh

dalam

tiga

ia

kehidupan

menerangkan
manusia.

empat

Ke-empat

gerakan tersebut adalah:
1. Semenjak empat milyar atau bermilyar-milyar tahun yang
lalu, yaitu pada masa hidupnya al Basyar pertama yang
12

Lihat: “Adam AS” H: 13

13

QS. Al Hijr: 87

dinamakan

dengan

manusia

Australopethecus.

Makhluk

keistimewaan

mereka

karena

dari

selatan

tersebut

memiliki

merupakan

makhluk

yang

menemukan alat-alat dari batu untuk pertama kalinya.
Tepatnya, ketika mereka dapat menggerakkan ibu jarinya
untuk dihadapkan pada ke-empat jarinya yang lain. Dan
hal tersebut berbeda sekali dengan hewan-hewan yang
ada pada waktu itu. Sehingga dengan alat-alat tersebut
mereka

dapat

berburu

untuk

memenuhi

semua

kebutuhannya.
2. Semenjak satu milyar sampai seratus lima puluh ribu
tahun yang lalu, telah hidup generasi pithecanthropus
atau manusia kera. Ia disebut sebagai manusia yang
berdiri tegak. Dan diasumsikan bahwa manusia inilah
yang telah menemukan api untuk pertama kalinya.
3. Semenjak seratus lima puluh sampai empat puluh ribu
tahun

yang

lalu,

telah

hidup

semacam

manusia

Neanderthals. Yaitu semacam manusia yang berbulu. Dan
pada akhirnya jadilah adam yang telah diajarkan oleh
Allah

dengan

mengetahui

berbagai

segala

nama-nama,

sesuatu

dan

sehingga

dapat

ia

dapat

berbicara.

Hal

tersebut merupakan awal terciptanya sebuah kebudayaan,
yang

telah

sebagai

Allah

suatu

berikan

fitrah.

kepada

Dan

setiap

makhluknya

menjadikannya

sebagai

warisan yang akan ada selamanya.
4. Semenjak empat ribu tahun yang lalu sampai sekarang
telah

hidup

manusia

yang

dinamakan

sebagai

Homo

sapiens, atau manusia yang telah menunjukkan manusia
cara-cara menulis.
Dari empat poin di atas kita dapat mengetahui bahwa
penulis

berusaha

untuk

menerangkan

kepada

kita

tentang

proses perubahan pada diri manusia. Dan hal tersebut akan

bertentangan dengan buku yang ada ditangan anda ini. Karena
saya berpendapat bahwa manusia berasal dari satu sumber.
Tepatnya, semenjak Allah berfirman kepada para malaikat:
“Sesungguhnya

Aku

akan

menciptakan

makhluk

dari

tanah.”

Sampai zaman kita sekarang ini.
Dengan berlalunya waktu, al Basyar telah mendapatkan
penyempurnaan dan mendapatkan tiupan ruh dari Allah SWT.
Hal tersebut terjadi secara berfase. Dan hal tersebutlah
yang justru menjadi perbincangan dan perdebatan berbagai
generasi.

Tepatnya,

dari

fase

hidupnya

al

Basyar

sampai

lahirnya al Adam sebagai insan pertama di bumi, yang telah
Allah pilih menjadi Nabi. Oleh karena itu, Adam merupakan
ayah al-insân dan bukan al Basyar, sebagaimana akan kita
terangkan didepan nanti.
Adapun pembagian fase dan penciptaannya telah menjadi
perdebatan
setiap

kaum

akademisi,

pendapat

tersebut

golongan-golongan
mempunyai

bukti

mereka
dan

dan

tujuan

tertentu.
Tulisan

tadi

adalah

coretan

ringkas

dari

tulisan

ustadz Basyir al Turki yang secara khusus mengupas kisah
Adam.

Adapun

pembahasan-pembahasan

lain

dalam

bukunya

tersebut menerangkan tentang kota Mahdiyyah sebagai kota
yang pernah menjadi tempat awal hidupnya makhluk Tuhan.
*****
Permasalahan
sangat

berbahaya.

yang
Dan

tengah
kita

kita

akan

hadapi

membutuhkan

sekarang
waktu

ini

lebih

banyak untuk merenungkan kembali setiap rentetan kisah yang
ada, tanpa harus terpengaruh oleh ide-ide pemikiran para
ulama terdahulu, atau kisah-kisah klasik (yang berasal dari
kisah-kisah

Israiliyyat.

Dan

hal

tersebut

akan

semakin

berbahaya ketika seseorang berusaha untuk membaca satu teks
tertentu dan tidak memahaminya secara benar dan mendalam.
Maka,

yang

harus

selalu

kita

ingat

adalah:

sebuah

tujuan bagaimana supaya kita selalu sampai pada titik yang
benar dan rasional, insya Allah.
Apabila

pembahasan

buku

ini

telah

memakan

waktu

selama dua puluh lima tahun bahkan lebih. Maka, membaca
buku ini dalam kurun waktu beberapa jam saja tidak akan
cukup

untuk

mencoba

berdialog

dengan

sejarah

tersebut.

Semuanya ini kita lakukan dengan tujuan agar kita dapat
keluar

dari

krisis

nalar

dan

kebudayaan

yang

telah

dilingkarkan oleh legenda-legenda Israiliyyat.
Analisa ini didasarkan pada ayat-ayat al Quran yang
telah diturunkan.
Analisa ini tidak keluar sedikitpun dari kandungan
makna al Quran.
Analisa ini pada dasarnya tidak bertentangan dengan
sunnah

yang

dibawa

oleh

Nabi

SAW,

baik

secara

tekstual

maupun pentakwilannya.
Tujuan
untuk

dari

menyadarkan

analisa
dan

dan

membawa

penulisan
kembali

buku

nalar

ini

adalah

muslim

dari

pengaruh legenda-legenda Israiliyyat yang sangat menyimpang
dan

menafikan

adanya

akal,

ilmu

pengetahuan

dan

cahaya

agama.
Maka: “Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya telah
datang kepadamu kebenaran (al-Qur'an) dari Tuhanmu, sebab
itu barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya
(petunjuk

itu)

untuk

kebaikan

dirinya

sendiri.

Dan

barangsiapa yang sesat, maka sesungguhnya kesesatannya itu
mencelakakan dirinya sendiri.”14

14

QS. Yunus: 108

Dan: “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari
Allah,

dan

kitab

yang

menerangkan.

Dengan

kitab

itulah

Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke
jalan

keselamatan,

mengeluarkan
cahaya

yang

dan

(dengan

orang-orang
terang

itu

kitab

dari

benderang

itu

gelap

dengan

pula)
gulita

Allah
kepada

seizin-Nya,

dan

menunjuki mereka ke jalan yang lurus.”15 Maha benar Allah
dengan segala firman-Nya.
4 Ramadhan 1418 H
2 Januari

1998 M

I. Kisah Adam; Antara Nalar Manusia dan Teks al Quran
Bagian Pertama
Proses Penciptaan dan Kisah-kisah Israiliyyat
Kisah
telah

dibalik

diceritakan

rahasia

proses
dalam

misterius,

dan

penciptaan

al

Quran

berbagai

makhluk

penuh

hidup

dengan

pengertian

yang

berbagai

yang

terus

muncul ke permukaan. Untuk itu, para mufassir dan penulis
telah

menyorotinya

dari

berbagai

sudut

yang

berlainan.

Usaha mereka sama dengan apa yang dilakukan oleh para ulama
terdahulu.

Para

ulama

dimasa

lalu

tersebut

secara

bahu

membahu bekerjasama untuk saling mengisi antara satu sama
lainnya.
Dan

ketika

kita

sampai

pada

zaman

modern

dengan

berbagai informasi dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya
seperti terciptanya ilmu Geologi, Antropologi, Biologi dan
sebagainya,

yang

secara

tidak

langsung

telah

merubah

berbagai pemahaman yang pernah ada sekaligus mengharuskan
15

QS. Al Maidah: 15-16

para ilmuan yang akan menulis permasalahan dan kisah-kisah
tersebut untuk mengambil hasil analisa dan berbagai teori
kontemporer.

Sehingga

hasil

penelitian

mereka

tidak

bertentangan dengan ilmu pengetahuan kontemporer. Faktorfaktor

tersebut

harus

tetap

dilakukan

sekalipun

para

penulis tersebut termasuk kedalam kalangan orang baru dalam
dunia ini.
Kisah tersebut —sebagaimana disebutkan dalam al Quran—
memungkinkan tumbuhnya berbagai pentakwilan. Bahkan, kita
akan menemukan banyak isyarat dan pemahaman yang menunjuk
pada

sejarah

terma

dan

“sejarah”

waktu.

yang

Disini

kita

dipergunakan

akan

secara

mempergunakan
umum,

sehingga

mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan masa lalu,
terbatas

ataupun

tidak

terbatas.

Tegasnya,

dalam

ruang

lingkup sejarah atau pra sejarah, dimana ketika itu Allah
memerintahkan

untuk

menjadikan

semua

ciptaannya

dengan

perkataan “Jadilah!” maka semuanya tercipta.
Pendapat para pendahulu kita terhadap kisah-kisah ini
banyak dipengaruhi oleh legenda Israiliyyat yang termaktub
seiring dengan perjalanan proses pembentukan makhluk hidup.
Proses tersebut membutuhkan waktu selama tiga ribu tahun
yang

telah

Ibrahim.

melalui

Dan

dua

rangkaian

puluh

generasi

generasi

dimasa

antara
lalu

Adam

ini

dan

terbagi

kedalam dua golongan, yaitu:
 Antara Adam dan Nuh, melalui sepuluh generasi
 Antara Nuh dan Ibrahim terdapat sepuluh generasi juga.
Dari

teks

wahyu

yang

didapatkan,

kita

dapat

menyimpulkan bahwa sepuluh generasi pertama telah binasa
akibat adanya angin Topan. Kemudian dimulailah kehidupan
generasi

kedua

yang

berasal

dari

keturunan

Nuh

yang

merupakan ayah kedua bagi keturunannya tersebut, dilihat
dari putranya yang tiga: Sâm, Hâm dan Yâputs.16
Dan apabila kita melihat sisi lain, seperti umur Adam
misalnya, sebagian pendapata ada yang mengatakan bahwa umur
Adam dimasa lalu mencapai sembilan generasi. Tepatnya, satu
generasi sebelum keberadaan Nuh.
Kita tidak ingin untuk memperdebatkan dan mengkritik
apa yang telah dihasilkan oleh para peneliti di masa lalu.
Karena

hal

tersebut

juga

merupakan

legenda

berharga

dan

kita tidak berhak untuk membenarkan atau menyalahkannya,
baik dalam penyebutan nama ataupun jumlah tahun. Sekalipun,
kita lebih condong untuk menganggap hal tersebut sebagai
perkara yang non sense dan tidak dapat dipercaya.
Akan

tetapi,

aliran

pemikiran

tersebut

telah

menganggap bahwa ide pemikirannya dapat diterima kalangan
umum. Sehingga mereka terus mengulang hal tersebut tanpa
melalui proses dialog dan perbaikan. Atau berhenti sejenak
untuk merenungkannya.
Hal tersebut sama persis seperti yang kita baca dalam
siroh Ibnu Hisyam yang menyebutkan silsilah keturunan nabi
Muhammad SAW yang sampai kepada nabi Adam AS. Buku tersebut
menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan generasi ke-50
pasca
nabi

Adam.

Tegasnya,

Muhammad

dan

perjalanan

zaman

yang

waktu

kita

dari

lalui

Adam

sekarang

kepada
tidak

lebih dari tujuh ribu tahun. Secara tidak langsung pendapat
tersebut telah mengatakan bahwa

itulah waktu yang telah

dilalui oleh bangsa manusia. Padahal, semuanya tidak sesuai
dengan analisa ilmiah yang mengasumsikan bahwa waktu yang
dilalui

tidak

sejauh

pendapat

tersebut.

Bahkan,

para

pemikir sekarang tidak memastikan hitungan waktu tersebut.

16

Lihat: “Safar at Takwîn al ‘Ahdu al Qadîm”

Sebagai balance, kita akan mengutip pendapat Syaikh
Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid tentang pendapat Ibnu Hisyam
dalam

pendapatnya

tentang

nasab

Rasulullah

SAW.

Diriwayatkan dari ‘Urwah bin Zubair ia berkata: “Kita tidak
dapat memastikan fase antara Adnan dan Ismail.”
Dan
hanya

diriwayatkan

dapat

membaca

dari

nasab

Umar

RA,

manusia

ia

berkata:

“Kita

Adnan.

Adapun

sampai

setelah itu, kita tidak dapat mengetahuinya.” Hal tersebut
telah mendapatkan pembenaran dari Rasulullah SAW. Ketika
mereka mengutip hadits tentang penasaban,
berkata:

“Orang-orang

orang-orang

yang

yang

Rasulullah-pun

menasab-nasabkankan

berbohong.”

Ia

mengucapkan

adalah
kalimat

tersebut kurang lebih sebanyak dua atau tiga kali.
Imam
menyukai
Adam.

Malik

dan

beberapa

orang-orang

Karena

yang

semuanya

ulama

lain

sangat

menasab-nasabkan

merupakan

dirinya

persangkaan

yang

tidak
pada
tidak

mungkin dapat dipercaya.17
Dan
riwayat
tiga

sejenak

kita

akan

memalingkan

pandangan

pada

Ibnu Abbas: “Di antara Adnan dan Ismail terdapat

puluh

Tegasnya

keturunan

tiga

yang

puluh

tidak

generasi

dapat

yang

kita

ketahui.”

menghabiskan

waktu

sekurangnya tiga ribu tahun.
Apabila
menghitung

kita

waktu

Ibrahim

sampai

hampir

empat

disebutkan
sejarah.
terlalu

yang

saat
ribu

jauh

Hal

kembali

telah

ini,

berbeda

dari
waktu

atau

sumber-sumber mereka dalam penulisan.

17

Lihat: “Sirah Ibnu Hisyam”

yang

para

mengapa
banyak

dari

memakan

jumlah

hitungan
alasan

sejarah

manusia

semuanya

Padahal

menjadi

mempermasalahkan

hitungan

dilalui

maka

tahun.

tersebut

pada

untuk
masa
waktu
telah

spekulator
kita

merujuk

tidak
pada

Bagian kedua
Perspektif Ilmiah
Dalam permasalahan yang sedang kita hadapi sekarang
ini, perspektif ilmiah akan menempatkan kita pada sebuah
pendapat

yang

Perspektif

bersebrangan

ilmiah

dengan

mengasumsikan

pandangan

bahwa

keagamaan.

kehidupan

manusia

telah dimulai semenjak ratusan ribu bahkan, ratusan juta
tahun

yang

lalu.

Dalam

Ensiklopedia

Ilmu

Pengetahuan

halaman 417-418, terdapat nama-nama fase kehidupan geologi
dan penggambaran yang sangat jauh mengenai masa tersebut.
Yaitu perjalanan waktu yang telah dilalui oleh planet bumi
dan dibagi kedalam beberapa periode, sesuai dengan unsur
yang

menopangnya

sebagaimana

yang

disebutkan

oleh

akademisi:
Periode Paleozoic (Klasik)
 Periode Precambrian 71.125.000.000 tahun lalu
 Periode Cambrian 500.000.000 tahun lalu
 Periode Ordovician 375.000.000 tahun lalu
 Periode Silurian 335.000.000 tahun lalu
 Periode Devonian 300.000.000 tahun lalu
 Periode Carboniverous 250.000.000 tahun lalu
 Periode Permian 205.000.000 tahun lalu
Periode Mesozoic (Pertengahan)
 Periode Triassic 170.000.000 tahun lalu
 Periode Jurrasic 135.000.000 tahun lalu
 Periode Cretaceous 95.000.000 tahun lalu
Periode Cenozoic (Modern)
 Periode Paleocene 80.000.000 tahun lalu

kaum

 Periode Eocene 50.000.000 tahun lalu
 Periode Oligocene 42.000.000 tahun lalu
 Periode Miocene 25.000.000 tahun lalu
 Periode Pliocene 8.000.000 tahun lalu
 Periode Pleistocene 500.000 tahun lalu
Di

setiap

periode

tersebut

keberadaan

manusia

diasumsikan masih belum diketahui secara pasti. Dan mungkin
keberadaannya

dapat

kita

gambarkan

dalam

bentuk

makhluk

yang fitri (masih belum sempurna), sebagaimana bentuk hewan
yang mampu menghasilkan daya instingnya melalui berbagai
indera yang tidak terhitung.18
Periode Kehidupan Terakhir
Fase terakhir proses penciptaan manusia telah mencatat
sebuah sejarah dan berbagai prediksi. Pada masa tersebut,
telah

terlihat

dinamakan

hidupnya

dengan

fase

tumbuh-tumbuhan.
homo

sapiens

atau

Fase

tersebut

manusia

yang

berakal.
Sesuai dengan berbagai data yang telah kita dapatkan
tentang

perjalanan

umat

manusia

selama

puluhan

milyar

tahun. Periode klasik telah dimulai semenjak Precambrian.
Tepatnya, semenjak tujuh puluh satu milyar dua puluh lima
juta tahun yang lalu. Dalam pandangan para saintis, masa
tersebut merupakan periode sejarah yang paling lama.
Zaman

pertengahan

dimulai

dari

periode

Triassic

semenjak seratus tujuh puluh juta tahun yang lalu.
Zaman modern dimulai pada permulaan periode Paleocene
semenjak
setelahnya

delapan
datang

puluh

juta

kehidupan

tahu

yang

periode

lalu.

Kemudian

Pleistocene

dan

diperkirakan permulaannya semenjak lima ratus ribu tahun.
18

Al-Lughah – Fandrece / 12

Semuanya sesuai dengan apa yang tertulis dalam ensiklopedia
ilmu pengetahuan.
Apabila kita merujuk pada buku “Gambaran kehidupan pra
sejarah.” Milik dua penulis: Ustadz DR Zaghlul an Najjar
dan ustadz Ahmad Dawud yang kita dapatkan pada halaman:
147,

maka

buku

tersebut

mengatakan

bahwa

zaman

es

pada

periode Pleistocene menghabiskan waktu selama enam ratus
ribu tahun dan kemudian terbagi dalam tiga fase. Adapun
rinciannya

sebagai

berikut:

fase

pertama:

seratus

ribu

tahun, fase kedua: tiga ratus ribu tahun, dan fase ketiga:
dua ratus ribu tahun. Antara satu fase dengan yang lainnya
terpisah oleh zaman yang disebut dengan zaman mencairnya
es.
Dan ketika gumpalan-gumpalan es mencair di bagian atas
bumi,

maka

wilayah

bumi

telah

tertutupi

oleh

tumbuh-

tumbuhan yang berbentuk seperti tutup besar berwarna hijau.
Dan

begitulah...fase

tersebut

telah

menyaksikan

hidupnya

tumbuh-tumbuhan dan hutan-hutan, sebagaimana alam pada masa
itu

telah

memperlihatkan

munculnya

kehidupan

hewan-hewan

laut yang tidak mempunyai tulang belakang dan tersebarnya
siput darat.
Selain
hewan

itu,

yang

serigala
wilayah

pada

bertulang

kutub

dan

perairan,

waktu

yang

belakang

tersebarnya

berbagai

sama,

ikut

seperti
sapi

binatang

bermunculan

hewan

laut
buas

mamalia,

di

beberapa

yang

tersebar

dihutan-hutan, beruang di gua-gua, dan berbagai macam hewan
yang telah punah. Bahkan, pada masa ini juga muncul gajah
yang mempunyai badan yang sangat besar dan disebut dengan
Mammoth

dan

hewan-hewan

purba

seperti

Megatherium,

Glyptodon dan Dinosaurus.
Pada masa tersebut juga muncul gajah, kuda dan sapi
betina dalam jumlah yang sangat besar. Dan masih banyak

hewan

lain

yang

muncul

pada

periode

Pliocene

tepatnya,

semenjak sembilan puluh juta tahun yang lalu. Dan pada fase
selanjutnya yaitu periode Miocene semenjak dua puluh lima
juta tahun yang lalu. Pada masa tersebut kita dapat melihat
berbagai jenis burung seperti burung Undan, Penguin, burung
air, badak, kijang, sebagian jenis anjing, beruang, kera,
simpanse dan beberapa binatang buas, seperti: macan tutul
yang mempunyai taring.
Bahkan, sebagian para peneliti yang berasal dari uni
sovyet

menemukan

ikan

yang

terkurung

mati

didalam

perut

bumi. Ikan tersebut ditemukan di kota Khorkuf. Para ilmuan
tersebut

memprediksikan

umurnya

sekitar

tiga

puluh

juta

tahun. Dan yang lebih menakjubkan lagi, ternyata kulit ikan
tersebut

masih

terlihat

terawat

bercahaya.

terowongan

kereta

dengan

baik

Mereka

api.

dan

sisiknya

menemukannya

Sebelum

akhirnya

di

masih
tengah

dipindahkan

ke

museum ilmiah milik universitas Kharkuf.
Berbagai

peristiwa

itu

telah

mengawali

munculnya

manusia di bumi. Sisa-sisa peninggalan zaman tersebut masih
dapat kita temukan pada bebatuan dimasa lalu, dasar laut
dan bukit-bukit pasir. Kemudian, pada halaman: 148

penulis

buku “Gambaran kehidupan pra sejarah” mengatakan:
“Kira-kira

belum

genap

satu

juta

tahun

yang

lalu,

telah ditemukan beberapa sisa makhluk hidup yang mempunyai
bentuk

serupa

dengan

Australopethecus

dan

bentuk
potongan

manusia.
bagian

Seperti

manusia

tubuh

lainnya

ditemukan di wilayah Afrika. Sepertinya, penemuan-penemuan
serupa

masih

banyak

tersebar

pada

periode

Pleistocene

pertengahan disepanjang lorong masa lalu.
Setelah itu, barulah ditemukan bentuk manusia lain,
seperti: manusia peking, jawa, Heidelberg, Neanderthals dan
Swanscombe.

Kemudian

para

peneliti

menganggap

manusia

Heidelberg sebagai bentuk manusia zaman pertengahan antara
manusia

yang

berteriak.
sebagai

dapat

Adapun

ciptaan

berbicara

manusia

Tuhan

dan

binatang

Neanderthals

yang

pertama

yang

dapat

kali

bisa

dikatakan

mempunyai

ide

tentang bahasa yang dapat diucapkan.19
Berbagai

bentuk

manusia

tersebut

pada

kenyataannya

merupakan satu bentuk manusia yang berpindah dari satu fase
ke fase yang lain. Semuanya terjadi sebagai bentuk proses
penyempurnaan
satu

masa

Kemudian

makhluk

hidup.

penyempurnaan,

para

ilmuan

Sehingga

maka

dibidang

setiap

berubahlah
geologi

berlalunya

ciri-cirinya.

dan

antropologi

mencoba untuk memberikan nama bagi makhluk-makhluk yang ada
pada tiap fase tersebut. Dan kita yang berada pada era
modern

hanya

mampu

menemukan

sedikit

sisa-sisa

fosil

tersebut, itupun sangat jarang. Sehingga berbagai data yang
kita

kumpulkan

untuk

memberikan

gambaran

yang

mendekati

bentuk manusia pertama sangat jauh dari kesempurnaan.
Manusia

pertama

yang

diasumsikan

mempunyai

keistimewaan anatomik seperti manusia modern, baik dilihat
dari

sisi

sifat,

kecerdasan

dan

kemampuan

dalam

mengekspresikan keinginannya adalah manusia yang sisa-sisa
fosilnya

ditemukan

untuk

pertama

kalinya

di

selatan

perancis, lengkap dengan gambar-gambar binatang yang mereka
buru. Gambar tersebut menempel diatas dinding beberapa gua.
Hal tersebut secara tidak langsung dapat menjelaskan kepada
kita

bahwa

mereka

memiliki

kecerdasan

seperti

halnya

manusia modern.
Kembali

membicarakan

bentuk

manusia

Cro-Magnon

berarti kita harus kembali untuk melihat ke tiga puluh atau
tiga

19

puluh

lima

juta

Al-Lughah – Fendrece

tahun

yang

lalu.

Padahal,

masa

tersebut

termasuk

kedalam

bagian

tertua

dalam

catatan

sejarah manusia.
Sisa-sisa
kurun

waktu

tersebut

fosil

yang

tersebut

telah

hidup

kita

temukan

membuktikan
semenjak

bahwa

sebelum

dalam

beberapa

manusia-manusia

sejuta

tahun

yang

lalu. Mereka mampu bertahan hidup sampai tiga puluh lima
ribu tahun.
Kemudian,

surat

kabar

“al

Wafd”

yang

terbit

pada

6/10/1996 menyebutkan bahwa manusia pertama hidup di guagua yang berada di sebuah gunung yang bernama jabal Thâriq.
Peristiwa tersebut terjadi kira-kira tiga puluh ribu tahun
yang lalu.
Akan

tetapi,

setelah

ditemukannya

beberapa

fosil

manusia, para ilmuan berpendapat bahwa manusia telah ada
sebelum makhluk-makhluk tersebut. Sampai saat ini, buktibukti

sejarah

mansia

dan

dapatkan
sampai

yang

menelusuri

bagaimana

dipermukaan
pada

nilai

proses
bumi

tentang

terciptanya

penciptaannya

ini.

kebenaran

awal

Dan

kita

tidak

akan

manusia

masih

kecuali

dengan

melakukan

berbagai analisa secara kontinyu. Karena didalamnya kita
dapat melakukan berbagai penelitian dan pencarian buktibukti sejarah. Dan hal tersebut telah diperintahkan dalam
dua

ayat

al

Quran

yang

pertama

berbunyi:

“Kataka