Strategi Penguatankelembagaan Usaha Minuman Olahan Berbahan Baku Sirsakdi Kabupaten Kediri | Haryati | Agro Ekonomi 23537 68931 1 PB

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

79

DEVELOPMENT STRATEGY OF SOURSOP-BASED BAVERAGE
BUSINESS IN KEDIRI REGENCY
Strategi Penguatan Kelembagaan Usaha Minuman Olahan Berbahan Baku
Sirsak di Kabupaten Kediri
Novi Haryati, Arif Wahyu Setiawan dan Excel Virgi Swastika
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Kota Malang (65145)
noviharyati@ub.ac.id
Diterima tanggal : 13 Maret 2016 ; Disetujui tanggal : 18 April 2017
ABSTRACT
Processing is one solution in handling perishable and durable agricultural products. This
study aims to determine: (1) production-based region of soursop commodities in Kediri,
(2) analysis of strengths, weaknesses, opportunities and threats in soursop-based small
entreprise, and (3) strategy of institutional strengthening implemented within the business.
Primary data was taken through interview and secondary data was derived from the Central
Statistics Agency of Kediri from 2010 to 2015. Research location was determined by judgment
sampling which is located in the small business of Wonojoyo Trisulo in Plosoklaten. Research

shows that Beside Plosoklaten, LQ analysis described other 12 production-based area of
soursop in Kediri, such as Gurah, Kandat, Tarokan, Wates, Kepung, Ngancar, Mojo, Ngasem,
Pagu, Gampengrejo, Semen, and Ngadiluwih. Those area will contribute as opponent for
Plosoklaten to produce good quality product of soursop. SWOT analysis shows that the
business’s position is in quadrant IV (negative, negative) that indicates the condition of weak,
because it has some weaknesses and threats from the outside environment more than the
strength and opportunity. Damage Control considers as an appropriate strategy that can be
done by conducting more market-oriented management. Human resources and technology
are also needed to be improved in the future.
Keywords: LQ, region base, sirsak, SWOT
INTISARI
Pengolahan merupakan salah satu solusi dalam menangani produk pertanian yang mudah
rusak dan tahan lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) daerah produksi
komoditas sirsak di Kediri, (2) analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada
usaha kecil berbasis sirsak, dan (3) strategi penguatan kelembagaan yang dilaksanakan
dalam usaha. Data primer diambil melalui wawancara dan data sekunder berasal dari
Badan Pusat Statistik Kediri dari tahun 2010 sampai 2015. Lokasi penelitian ditentukan
oleh sampling penilaian yang berada pada usaha kecil Wonojoyo Trisulo di Plosoklaten.
Penelitian menunjukkan bahwa selain Plosoklaten, analisis LQ menggambarkan 12 daerah
produksi sirsak lainnya di Kediri, seperti Gurah, Kandat, Tarokan, Wates, Kepung, Ngancar,

Mojo, Ngasem, Pagu, Gampengrejo, Semen, dan Ngadiluwih. Daerah tersebut akan berperan
sebagai sentra lain seain Plosoklaten untuk menghasilkan produk sirsak berkualitas. Analisis
SWOT menunjukkan bahwa posisi bisnis berada pada kuadran IV (negatif, negatif) yang

80

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

mengindikasikan kondisi lemah, karena memiliki beberapa kelemahan dan ancaman dari
lingkungan luar lebih dari pada kekuatan dan kesempatan. Pengendalian kerusakan dianggap
sebagai strategi tepat yang bisa dilakukan dengan melakukan manajemen yang berorientasi
pasar. Sumber daya manusia dan teknologi juga perlu ditingkatkan di masa depan.
Kata Kunci : LQ, basis wilayah, sirsak, SWOT

PENDAHULUAN

buahan Indonesia tidak kalah dengan

Indonesia merupakan negara


buah-buah dari negara lainnya. Peran

agraris yang dapat mencukupi kebutuhan

sektor tanaman hortikultura tersebut begitu

pangan masyarakatnya dari sektor

penting bagi kontribusi perekonomian

pertanian yang juga merupakan salah

di Indonesia. Akan tetapi sektor tersebut

satu sumber pendapatan bagi sebagaian

masih belum bisa dijadikan andalan utama

besar masyarakat khususnya di pedesaan.


karena banyaknya kelemahan, misalnya

Bidang pertanian juga berkontribusi

adalah mudah rusak dan masa simpannya

sebagai pemasok pangan pasar domestik

yang singkat, sementara ketika sedang

guna untuk mengurangi ketergantungan

musim, produksinya dapat meningkat

terhadap impor pangan. Akan tetapi, peran

tajam. Hal tersebut menyebabkan komoditi

sektor pertanian yang begitu penting bagi


hortikultura mudah busuk dan terbuang.

kontribusi perekonomian di Indonesia

Pengolahan buah-buahan menjadi produk

masih belum bisa dijadikan andalan karena

yang memiliki masa simpan lebih lama

masih banyak kelemahan, diantaranya

dapat dijadikan solusi untuk mengatasi

adalah kurangnya pemenuhan produk

permasalahan tersebut. Dengan demikian,

olahan pertanian tanaman hortikultura.


maka pengembangan pengolahan komoditi

Jika ditinjau dari keunggulan

buah-buahan menjadi cukup prospektif

komparatif dan kompetitif yang dimilikinya,

untuk dilakukan. Keuntungan lainnya adalah

Hortikultura merupakan komoditas yang

meningkatnya nilai tambah pada produk

akan memiliki masa depan yang sangat cerah

olahan tersebut jika dibandingkan dengan

dalam rangka pemulihan perekonomian


menjual dalam kondisi buah yang tidak

Indonesia waktu mendatang. Oleh karena

diolah (Hermawan dan Laksono, 2013).

itu, perlu dilakukan pengembangan produk
hortikultura lebih lanjut.

Produk buah-buahan memiliki masa
simpan yang singkat, sementara ketika

Buah-buahan adalah salah satu

sedang musimnya produksinya dapat

jenis komoditi hortikultura yang tersedia

meningkat tajam, di beberapa daerah


dengan jumlah yang besar dan beragam.

bahkan terjadi over supply atau kelebihan

Keunggulan cita rasa yang dimiliki buah-

persediaan dan hal tersebut menyebabkan

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

81

buah-buahan mudah busuk dan terbuang

Kediri, 2015). Namun demikian, produksi

percuma. Pengolahan buah-buahan menjadi

tinggi tersebut tidak diimbangi dengan


produk yang memiliki masa simpan lebih

adanya pengolahan yang memadai. Hal

lama bisa dijadikan solusi untuk mengatasi

tersebut dapat dilihat dari minimnya

permasalahan tersebut. Adapun keuntungan

sarana pengolahan. Desa Wonojoyo

lainnya dari pengolahan buah-buahan

Trisulo merupakan satu-satunya desa

adalah meningkatnya nilai tambah pada

yang kelompok taninya memproduksi


produk olahan tersebut dibanding menjual

olahan sari sirsak dengan merek dagang

dalam kondisi buah yang tidak diolah.

AXI. Unit pengolahan dalam bentuk

Salah satu komoditi buah yang cukup

mesin masih sangat terbatas, dan hal ini

potensial untuk dikembangkan di Indonesia

diperburuk dengan pengelolaan yang

adalah buah sirsak. Menurut Hermawan dan

belum terintegrasi dengan baik.


Laksono (2013), buah sirsak memiliki tekstur

Berdasarkan permasalahan tersebut

lunak dengan rasa asam dan manis. Produk

penelitian ini dilakukan untuk menjawab

olahan buah ini belum banyak dikenal,

pertanyaan berikut:

sehingga sirsak biasanya dikonsumsi dalam

1. Bagaimanakah produksi sirsat di

bentuk segar atau jus. Kulit buah sirsak

Kecamatan Plosoklaten Kabupaten

berwarna hijau dan daging buahnya berwarna

Kediri jika ditinjau dari kecamatan-

putih dengan aroma yang khas. Sirsak

kecamatan penghasil sirsak lainnya?

memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh

2. Bagaimanakah kondisi UMKM

karena sirsak mengandung vitamin C yang

pengolahan berbahan baku sirsak milik

tinggi dan zat antioksidan yang baik untuk

Kelompok Tani Wonojoyo Trisulo

tubuh utamanya bagi sistem pencernaan.

Plosoklaten jika ditinjau dari kelebihan,

Selain mengandung karbohidrat, sirsak juga

kelemahan, tantangan dan peluang

adalah sumber vitamin B1 dan juga fruktosa.

yang dihadapi?

Serat sirsak berkisar antara 3,3 gram per 100
gram.

3. Bagaimanakah strategi yang tepat untuk
mengembangkan UMKM tersebut

Salah satu daerah penghasil

sebagai salah satu unit pengolahan

sirsak di Jawa Timur adalah Kabupaten

andalan komoditas sirsak di Kecamatan

Kediri. Total produksi sirsak pada tahun

Plosoklaten?

2014 aadalah sebesar 26.546 Kwintal.
Kecamatan Plosoklaten merupakan

Tinjauan Pustaka

salah satu kecamatan yang mengalami

Penentuan komoditas unggulan

perkembangan cukup pesat setiap tahunnya

merupakan langkah awal menuju

dalam hal produksi sirsak (BPS Kabupaten

pembangunan pertanian yang berpihak pada

82

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016

konsep eisiensi untuk meraih keunggulan

proses pengolahan sirsak menjadi produk

komparatif dan kompetitif dalam menghadapi

minuman sari buah sirsak di Kecamatan

globalisasi. Salah satu pendekatan yang dapat

Plosoklaten Kabupaten Kediri. Data yang

digunakan untuk menginisiasi komoditas

digunakan adalah data primer yang berasal

unggulan adalah metode Location Quotient

dari wawancara responden, yaitu pengurus

(LQ) (Hendayana, 2003). Jenis data kuantitatif

UMKM Wonojoyo Trisulo dan juga anggota

yang digunakan berupa jumlah produksi dan

kelompok tani yang terlibat dalam produksi

produksi tanaman pangan sebagai input

minuman sari
buahBadan
tersebut.
Data sekunder
didapatkan
dari
Pusat
Statistik
berupa data produksi sirsak didapatkan dari

analisis LQ (Rahayu, 2014).
Analisis SWOT dapat digunakan
untuk strategi pengembangan yang ditinjau

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri dari
2015
tahun 2010 hingga 2015.

dari faktor eksternal peluang (oppurtunities)
dan ancaman (threats) dengan faktor

Metode Analisis

inter nal kekua ta n (strenghts ) d an
kelemahan (weakness) (Rangkuti, 2006),

1. Analisis LQ
Location
Quotient
(LQ)
Analisis Location Quotient (LQ)

sedangkan strategi yang dapat dilaksanakan

menunjukkan daerah basis komoditas

pemerintah untuk pengembangan
hortikultura adalah: Meningkatkan

dalam suatu daerah tertentu. Hasil dari
analisis
pemetaan produksi
produksi
analisisLQ
LQ adalah
adalah pemetaan

produktivitas lahan pertanian (perubahan

sirsak, yang menunjukkan adanya pesaing

teknologi dan inovasi, kebijakan ekonomi

dalam hal produksi dan pengolahan

dan perbaikan sistem kelembagaan) dan

kelembagaan pada UMKM Wonojoyo

investasi dalam sumberdaya manusia

Trisulo. Formulasi LQ
LQ menurut
menurut Wibowo

(Hermawan dan Laksono, 2013).

dan Januar1998)
(1998) adalah:

vi

METODE PENELITIAN

LQi =

Metode penelitian yang digunakan

vt
Vi

dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitik yang mempunyai ciriciri memusatkan diri pada pemecahan

Vt

Keterangan:
LQi Location Quotient
LQi = Location Quotient komoditas sirsak

masalah yang aktual. Data yang disusun

di suatu wilayah

kemudian dapat dijelaskan (Mubyarto dan

vi

= Produksi sirsak di kecamatan-i

Soeratno, 1981 dalam Prihtanto, 2015).

vt

= Produksi sirsak Kabupaten Kediri

Penentuan lokasi penelitian dilakukan

Vi

= Total produksi sirsak di kecamatan-i

secara purposive atau sengaja, yaitu di

Vt = Total produksi sirsak di Kabupaten

UMKM Wonojoyo Trisulo, yang melakukan

Kediri

LQ

>1;

Wilaya

LQ < 1; Wilayah

LQs

LQs

Location

Quotient

(LQ)

Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
83
analisis LQ adalah pemetaan produksi
internal diperlukan untuk memahami kondisi
Kriteria pengambilan keputusan:
LQ >1; Wilayah-i merupakan basis
produksi sirsak di Kabupaten

secara menyeluruh pada UMKM Wonojoyo
Trisulo.

Kediri.
LQ menurut
LQ