Strategi Penguatankelembagaan Usaha Minuman Olahan Berbahan Baku Sirsakdi Kabupaten Kediri | Haryati | Agro Ekonomi 23537 68931 1 PB
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
79
DEVELOPMENT STRATEGY OF SOURSOP-BASED BAVERAGE
BUSINESS IN KEDIRI REGENCY
Strategi Penguatan Kelembagaan Usaha Minuman Olahan Berbahan Baku
Sirsak di Kabupaten Kediri
Novi Haryati, Arif Wahyu Setiawan dan Excel Virgi Swastika
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Kota Malang (65145)
noviharyati@ub.ac.id
Diterima tanggal : 13 Maret 2016 ; Disetujui tanggal : 18 April 2017
ABSTRACT
Processing is one solution in handling perishable and durable agricultural products. This
study aims to determine: (1) production-based region of soursop commodities in Kediri,
(2) analysis of strengths, weaknesses, opportunities and threats in soursop-based small
entreprise, and (3) strategy of institutional strengthening implemented within the business.
Primary data was taken through interview and secondary data was derived from the Central
Statistics Agency of Kediri from 2010 to 2015. Research location was determined by judgment
sampling which is located in the small business of Wonojoyo Trisulo in Plosoklaten. Research
shows that Beside Plosoklaten, LQ analysis described other 12 production-based area of
soursop in Kediri, such as Gurah, Kandat, Tarokan, Wates, Kepung, Ngancar, Mojo, Ngasem,
Pagu, Gampengrejo, Semen, and Ngadiluwih. Those area will contribute as opponent for
Plosoklaten to produce good quality product of soursop. SWOT analysis shows that the
business’s position is in quadrant IV (negative, negative) that indicates the condition of weak,
because it has some weaknesses and threats from the outside environment more than the
strength and opportunity. Damage Control considers as an appropriate strategy that can be
done by conducting more market-oriented management. Human resources and technology
are also needed to be improved in the future.
Keywords: LQ, region base, sirsak, SWOT
INTISARI
Pengolahan merupakan salah satu solusi dalam menangani produk pertanian yang mudah
rusak dan tahan lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) daerah produksi
komoditas sirsak di Kediri, (2) analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada
usaha kecil berbasis sirsak, dan (3) strategi penguatan kelembagaan yang dilaksanakan
dalam usaha. Data primer diambil melalui wawancara dan data sekunder berasal dari
Badan Pusat Statistik Kediri dari tahun 2010 sampai 2015. Lokasi penelitian ditentukan
oleh sampling penilaian yang berada pada usaha kecil Wonojoyo Trisulo di Plosoklaten.
Penelitian menunjukkan bahwa selain Plosoklaten, analisis LQ menggambarkan 12 daerah
produksi sirsak lainnya di Kediri, seperti Gurah, Kandat, Tarokan, Wates, Kepung, Ngancar,
Mojo, Ngasem, Pagu, Gampengrejo, Semen, dan Ngadiluwih. Daerah tersebut akan berperan
sebagai sentra lain seain Plosoklaten untuk menghasilkan produk sirsak berkualitas. Analisis
SWOT menunjukkan bahwa posisi bisnis berada pada kuadran IV (negatif, negatif) yang
80
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
mengindikasikan kondisi lemah, karena memiliki beberapa kelemahan dan ancaman dari
lingkungan luar lebih dari pada kekuatan dan kesempatan. Pengendalian kerusakan dianggap
sebagai strategi tepat yang bisa dilakukan dengan melakukan manajemen yang berorientasi
pasar. Sumber daya manusia dan teknologi juga perlu ditingkatkan di masa depan.
Kata Kunci : LQ, basis wilayah, sirsak, SWOT
PENDAHULUAN
buahan Indonesia tidak kalah dengan
Indonesia merupakan negara
buah-buah dari negara lainnya. Peran
agraris yang dapat mencukupi kebutuhan
sektor tanaman hortikultura tersebut begitu
pangan masyarakatnya dari sektor
penting bagi kontribusi perekonomian
pertanian yang juga merupakan salah
di Indonesia. Akan tetapi sektor tersebut
satu sumber pendapatan bagi sebagaian
masih belum bisa dijadikan andalan utama
besar masyarakat khususnya di pedesaan.
karena banyaknya kelemahan, misalnya
Bidang pertanian juga berkontribusi
adalah mudah rusak dan masa simpannya
sebagai pemasok pangan pasar domestik
yang singkat, sementara ketika sedang
guna untuk mengurangi ketergantungan
musim, produksinya dapat meningkat
terhadap impor pangan. Akan tetapi, peran
tajam. Hal tersebut menyebabkan komoditi
sektor pertanian yang begitu penting bagi
hortikultura mudah busuk dan terbuang.
kontribusi perekonomian di Indonesia
Pengolahan buah-buahan menjadi produk
masih belum bisa dijadikan andalan karena
yang memiliki masa simpan lebih lama
masih banyak kelemahan, diantaranya
dapat dijadikan solusi untuk mengatasi
adalah kurangnya pemenuhan produk
permasalahan tersebut. Dengan demikian,
olahan pertanian tanaman hortikultura.
maka pengembangan pengolahan komoditi
Jika ditinjau dari keunggulan
buah-buahan menjadi cukup prospektif
komparatif dan kompetitif yang dimilikinya,
untuk dilakukan. Keuntungan lainnya adalah
Hortikultura merupakan komoditas yang
meningkatnya nilai tambah pada produk
akan memiliki masa depan yang sangat cerah
olahan tersebut jika dibandingkan dengan
dalam rangka pemulihan perekonomian
menjual dalam kondisi buah yang tidak
Indonesia waktu mendatang. Oleh karena
diolah (Hermawan dan Laksono, 2013).
itu, perlu dilakukan pengembangan produk
hortikultura lebih lanjut.
Produk buah-buahan memiliki masa
simpan yang singkat, sementara ketika
Buah-buahan adalah salah satu
sedang musimnya produksinya dapat
jenis komoditi hortikultura yang tersedia
meningkat tajam, di beberapa daerah
dengan jumlah yang besar dan beragam.
bahkan terjadi over supply atau kelebihan
Keunggulan cita rasa yang dimiliki buah-
persediaan dan hal tersebut menyebabkan
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
81
buah-buahan mudah busuk dan terbuang
Kediri, 2015). Namun demikian, produksi
percuma. Pengolahan buah-buahan menjadi
tinggi tersebut tidak diimbangi dengan
produk yang memiliki masa simpan lebih
adanya pengolahan yang memadai. Hal
lama bisa dijadikan solusi untuk mengatasi
tersebut dapat dilihat dari minimnya
permasalahan tersebut. Adapun keuntungan
sarana pengolahan. Desa Wonojoyo
lainnya dari pengolahan buah-buahan
Trisulo merupakan satu-satunya desa
adalah meningkatnya nilai tambah pada
yang kelompok taninya memproduksi
produk olahan tersebut dibanding menjual
olahan sari sirsak dengan merek dagang
dalam kondisi buah yang tidak diolah.
AXI. Unit pengolahan dalam bentuk
Salah satu komoditi buah yang cukup
mesin masih sangat terbatas, dan hal ini
potensial untuk dikembangkan di Indonesia
diperburuk dengan pengelolaan yang
adalah buah sirsak. Menurut Hermawan dan
belum terintegrasi dengan baik.
Laksono (2013), buah sirsak memiliki tekstur
Berdasarkan permasalahan tersebut
lunak dengan rasa asam dan manis. Produk
penelitian ini dilakukan untuk menjawab
olahan buah ini belum banyak dikenal,
pertanyaan berikut:
sehingga sirsak biasanya dikonsumsi dalam
1. Bagaimanakah produksi sirsat di
bentuk segar atau jus. Kulit buah sirsak
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten
berwarna hijau dan daging buahnya berwarna
Kediri jika ditinjau dari kecamatan-
putih dengan aroma yang khas. Sirsak
kecamatan penghasil sirsak lainnya?
memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh
2. Bagaimanakah kondisi UMKM
karena sirsak mengandung vitamin C yang
pengolahan berbahan baku sirsak milik
tinggi dan zat antioksidan yang baik untuk
Kelompok Tani Wonojoyo Trisulo
tubuh utamanya bagi sistem pencernaan.
Plosoklaten jika ditinjau dari kelebihan,
Selain mengandung karbohidrat, sirsak juga
kelemahan, tantangan dan peluang
adalah sumber vitamin B1 dan juga fruktosa.
yang dihadapi?
Serat sirsak berkisar antara 3,3 gram per 100
gram.
3. Bagaimanakah strategi yang tepat untuk
mengembangkan UMKM tersebut
Salah satu daerah penghasil
sebagai salah satu unit pengolahan
sirsak di Jawa Timur adalah Kabupaten
andalan komoditas sirsak di Kecamatan
Kediri. Total produksi sirsak pada tahun
Plosoklaten?
2014 aadalah sebesar 26.546 Kwintal.
Kecamatan Plosoklaten merupakan
Tinjauan Pustaka
salah satu kecamatan yang mengalami
Penentuan komoditas unggulan
perkembangan cukup pesat setiap tahunnya
merupakan langkah awal menuju
dalam hal produksi sirsak (BPS Kabupaten
pembangunan pertanian yang berpihak pada
82
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
konsep eisiensi untuk meraih keunggulan
proses pengolahan sirsak menjadi produk
komparatif dan kompetitif dalam menghadapi
minuman sari buah sirsak di Kecamatan
globalisasi. Salah satu pendekatan yang dapat
Plosoklaten Kabupaten Kediri. Data yang
digunakan untuk menginisiasi komoditas
digunakan adalah data primer yang berasal
unggulan adalah metode Location Quotient
dari wawancara responden, yaitu pengurus
(LQ) (Hendayana, 2003). Jenis data kuantitatif
UMKM Wonojoyo Trisulo dan juga anggota
yang digunakan berupa jumlah produksi dan
kelompok tani yang terlibat dalam produksi
produksi tanaman pangan sebagai input
minuman sari
buahBadan
tersebut.
Data sekunder
didapatkan
dari
Pusat
Statistik
berupa data produksi sirsak didapatkan dari
analisis LQ (Rahayu, 2014).
Analisis SWOT dapat digunakan
untuk strategi pengembangan yang ditinjau
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri dari
2015
tahun 2010 hingga 2015.
dari faktor eksternal peluang (oppurtunities)
dan ancaman (threats) dengan faktor
Metode Analisis
inter nal kekua ta n (strenghts ) d an
kelemahan (weakness) (Rangkuti, 2006),
1. Analisis LQ
Location
Quotient
(LQ)
Analisis Location Quotient (LQ)
sedangkan strategi yang dapat dilaksanakan
menunjukkan daerah basis komoditas
pemerintah untuk pengembangan
hortikultura adalah: Meningkatkan
dalam suatu daerah tertentu. Hasil dari
analisis
pemetaan produksi
produksi
analisisLQ
LQ adalah
adalah pemetaan
produktivitas lahan pertanian (perubahan
sirsak, yang menunjukkan adanya pesaing
teknologi dan inovasi, kebijakan ekonomi
dalam hal produksi dan pengolahan
dan perbaikan sistem kelembagaan) dan
kelembagaan pada UMKM Wonojoyo
investasi dalam sumberdaya manusia
Trisulo. Formulasi LQ
LQ menurut
menurut Wibowo
(Hermawan dan Laksono, 2013).
dan Januar1998)
(1998) adalah:
vi
METODE PENELITIAN
LQi =
Metode penelitian yang digunakan
vt
Vi
dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitik yang mempunyai ciriciri memusatkan diri pada pemecahan
Vt
Keterangan:
LQi Location Quotient
LQi = Location Quotient komoditas sirsak
masalah yang aktual. Data yang disusun
di suatu wilayah
kemudian dapat dijelaskan (Mubyarto dan
vi
= Produksi sirsak di kecamatan-i
Soeratno, 1981 dalam Prihtanto, 2015).
vt
= Produksi sirsak Kabupaten Kediri
Penentuan lokasi penelitian dilakukan
Vi
= Total produksi sirsak di kecamatan-i
secara purposive atau sengaja, yaitu di
Vt = Total produksi sirsak di Kabupaten
UMKM Wonojoyo Trisulo, yang melakukan
Kediri
LQ
>1;
Wilaya
LQ < 1; Wilayah
LQs
LQs
Location
Quotient
(LQ)
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
83
analisis LQ adalah pemetaan produksi
internal diperlukan untuk memahami kondisi
Kriteria pengambilan keputusan:
LQ >1; Wilayah-i merupakan basis
produksi sirsak di Kabupaten
secara menyeluruh pada UMKM Wonojoyo
Trisulo.
Kediri.
LQ menurut
LQ
79
DEVELOPMENT STRATEGY OF SOURSOP-BASED BAVERAGE
BUSINESS IN KEDIRI REGENCY
Strategi Penguatan Kelembagaan Usaha Minuman Olahan Berbahan Baku
Sirsak di Kabupaten Kediri
Novi Haryati, Arif Wahyu Setiawan dan Excel Virgi Swastika
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Kota Malang (65145)
noviharyati@ub.ac.id
Diterima tanggal : 13 Maret 2016 ; Disetujui tanggal : 18 April 2017
ABSTRACT
Processing is one solution in handling perishable and durable agricultural products. This
study aims to determine: (1) production-based region of soursop commodities in Kediri,
(2) analysis of strengths, weaknesses, opportunities and threats in soursop-based small
entreprise, and (3) strategy of institutional strengthening implemented within the business.
Primary data was taken through interview and secondary data was derived from the Central
Statistics Agency of Kediri from 2010 to 2015. Research location was determined by judgment
sampling which is located in the small business of Wonojoyo Trisulo in Plosoklaten. Research
shows that Beside Plosoklaten, LQ analysis described other 12 production-based area of
soursop in Kediri, such as Gurah, Kandat, Tarokan, Wates, Kepung, Ngancar, Mojo, Ngasem,
Pagu, Gampengrejo, Semen, and Ngadiluwih. Those area will contribute as opponent for
Plosoklaten to produce good quality product of soursop. SWOT analysis shows that the
business’s position is in quadrant IV (negative, negative) that indicates the condition of weak,
because it has some weaknesses and threats from the outside environment more than the
strength and opportunity. Damage Control considers as an appropriate strategy that can be
done by conducting more market-oriented management. Human resources and technology
are also needed to be improved in the future.
Keywords: LQ, region base, sirsak, SWOT
INTISARI
Pengolahan merupakan salah satu solusi dalam menangani produk pertanian yang mudah
rusak dan tahan lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) daerah produksi
komoditas sirsak di Kediri, (2) analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada
usaha kecil berbasis sirsak, dan (3) strategi penguatan kelembagaan yang dilaksanakan
dalam usaha. Data primer diambil melalui wawancara dan data sekunder berasal dari
Badan Pusat Statistik Kediri dari tahun 2010 sampai 2015. Lokasi penelitian ditentukan
oleh sampling penilaian yang berada pada usaha kecil Wonojoyo Trisulo di Plosoklaten.
Penelitian menunjukkan bahwa selain Plosoklaten, analisis LQ menggambarkan 12 daerah
produksi sirsak lainnya di Kediri, seperti Gurah, Kandat, Tarokan, Wates, Kepung, Ngancar,
Mojo, Ngasem, Pagu, Gampengrejo, Semen, dan Ngadiluwih. Daerah tersebut akan berperan
sebagai sentra lain seain Plosoklaten untuk menghasilkan produk sirsak berkualitas. Analisis
SWOT menunjukkan bahwa posisi bisnis berada pada kuadran IV (negatif, negatif) yang
80
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
mengindikasikan kondisi lemah, karena memiliki beberapa kelemahan dan ancaman dari
lingkungan luar lebih dari pada kekuatan dan kesempatan. Pengendalian kerusakan dianggap
sebagai strategi tepat yang bisa dilakukan dengan melakukan manajemen yang berorientasi
pasar. Sumber daya manusia dan teknologi juga perlu ditingkatkan di masa depan.
Kata Kunci : LQ, basis wilayah, sirsak, SWOT
PENDAHULUAN
buahan Indonesia tidak kalah dengan
Indonesia merupakan negara
buah-buah dari negara lainnya. Peran
agraris yang dapat mencukupi kebutuhan
sektor tanaman hortikultura tersebut begitu
pangan masyarakatnya dari sektor
penting bagi kontribusi perekonomian
pertanian yang juga merupakan salah
di Indonesia. Akan tetapi sektor tersebut
satu sumber pendapatan bagi sebagaian
masih belum bisa dijadikan andalan utama
besar masyarakat khususnya di pedesaan.
karena banyaknya kelemahan, misalnya
Bidang pertanian juga berkontribusi
adalah mudah rusak dan masa simpannya
sebagai pemasok pangan pasar domestik
yang singkat, sementara ketika sedang
guna untuk mengurangi ketergantungan
musim, produksinya dapat meningkat
terhadap impor pangan. Akan tetapi, peran
tajam. Hal tersebut menyebabkan komoditi
sektor pertanian yang begitu penting bagi
hortikultura mudah busuk dan terbuang.
kontribusi perekonomian di Indonesia
Pengolahan buah-buahan menjadi produk
masih belum bisa dijadikan andalan karena
yang memiliki masa simpan lebih lama
masih banyak kelemahan, diantaranya
dapat dijadikan solusi untuk mengatasi
adalah kurangnya pemenuhan produk
permasalahan tersebut. Dengan demikian,
olahan pertanian tanaman hortikultura.
maka pengembangan pengolahan komoditi
Jika ditinjau dari keunggulan
buah-buahan menjadi cukup prospektif
komparatif dan kompetitif yang dimilikinya,
untuk dilakukan. Keuntungan lainnya adalah
Hortikultura merupakan komoditas yang
meningkatnya nilai tambah pada produk
akan memiliki masa depan yang sangat cerah
olahan tersebut jika dibandingkan dengan
dalam rangka pemulihan perekonomian
menjual dalam kondisi buah yang tidak
Indonesia waktu mendatang. Oleh karena
diolah (Hermawan dan Laksono, 2013).
itu, perlu dilakukan pengembangan produk
hortikultura lebih lanjut.
Produk buah-buahan memiliki masa
simpan yang singkat, sementara ketika
Buah-buahan adalah salah satu
sedang musimnya produksinya dapat
jenis komoditi hortikultura yang tersedia
meningkat tajam, di beberapa daerah
dengan jumlah yang besar dan beragam.
bahkan terjadi over supply atau kelebihan
Keunggulan cita rasa yang dimiliki buah-
persediaan dan hal tersebut menyebabkan
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
81
buah-buahan mudah busuk dan terbuang
Kediri, 2015). Namun demikian, produksi
percuma. Pengolahan buah-buahan menjadi
tinggi tersebut tidak diimbangi dengan
produk yang memiliki masa simpan lebih
adanya pengolahan yang memadai. Hal
lama bisa dijadikan solusi untuk mengatasi
tersebut dapat dilihat dari minimnya
permasalahan tersebut. Adapun keuntungan
sarana pengolahan. Desa Wonojoyo
lainnya dari pengolahan buah-buahan
Trisulo merupakan satu-satunya desa
adalah meningkatnya nilai tambah pada
yang kelompok taninya memproduksi
produk olahan tersebut dibanding menjual
olahan sari sirsak dengan merek dagang
dalam kondisi buah yang tidak diolah.
AXI. Unit pengolahan dalam bentuk
Salah satu komoditi buah yang cukup
mesin masih sangat terbatas, dan hal ini
potensial untuk dikembangkan di Indonesia
diperburuk dengan pengelolaan yang
adalah buah sirsak. Menurut Hermawan dan
belum terintegrasi dengan baik.
Laksono (2013), buah sirsak memiliki tekstur
Berdasarkan permasalahan tersebut
lunak dengan rasa asam dan manis. Produk
penelitian ini dilakukan untuk menjawab
olahan buah ini belum banyak dikenal,
pertanyaan berikut:
sehingga sirsak biasanya dikonsumsi dalam
1. Bagaimanakah produksi sirsat di
bentuk segar atau jus. Kulit buah sirsak
Kecamatan Plosoklaten Kabupaten
berwarna hijau dan daging buahnya berwarna
Kediri jika ditinjau dari kecamatan-
putih dengan aroma yang khas. Sirsak
kecamatan penghasil sirsak lainnya?
memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh
2. Bagaimanakah kondisi UMKM
karena sirsak mengandung vitamin C yang
pengolahan berbahan baku sirsak milik
tinggi dan zat antioksidan yang baik untuk
Kelompok Tani Wonojoyo Trisulo
tubuh utamanya bagi sistem pencernaan.
Plosoklaten jika ditinjau dari kelebihan,
Selain mengandung karbohidrat, sirsak juga
kelemahan, tantangan dan peluang
adalah sumber vitamin B1 dan juga fruktosa.
yang dihadapi?
Serat sirsak berkisar antara 3,3 gram per 100
gram.
3. Bagaimanakah strategi yang tepat untuk
mengembangkan UMKM tersebut
Salah satu daerah penghasil
sebagai salah satu unit pengolahan
sirsak di Jawa Timur adalah Kabupaten
andalan komoditas sirsak di Kecamatan
Kediri. Total produksi sirsak pada tahun
Plosoklaten?
2014 aadalah sebesar 26.546 Kwintal.
Kecamatan Plosoklaten merupakan
Tinjauan Pustaka
salah satu kecamatan yang mengalami
Penentuan komoditas unggulan
perkembangan cukup pesat setiap tahunnya
merupakan langkah awal menuju
dalam hal produksi sirsak (BPS Kabupaten
pembangunan pertanian yang berpihak pada
82
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
konsep eisiensi untuk meraih keunggulan
proses pengolahan sirsak menjadi produk
komparatif dan kompetitif dalam menghadapi
minuman sari buah sirsak di Kecamatan
globalisasi. Salah satu pendekatan yang dapat
Plosoklaten Kabupaten Kediri. Data yang
digunakan untuk menginisiasi komoditas
digunakan adalah data primer yang berasal
unggulan adalah metode Location Quotient
dari wawancara responden, yaitu pengurus
(LQ) (Hendayana, 2003). Jenis data kuantitatif
UMKM Wonojoyo Trisulo dan juga anggota
yang digunakan berupa jumlah produksi dan
kelompok tani yang terlibat dalam produksi
produksi tanaman pangan sebagai input
minuman sari
buahBadan
tersebut.
Data sekunder
didapatkan
dari
Pusat
Statistik
berupa data produksi sirsak didapatkan dari
analisis LQ (Rahayu, 2014).
Analisis SWOT dapat digunakan
untuk strategi pengembangan yang ditinjau
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kediri dari
2015
tahun 2010 hingga 2015.
dari faktor eksternal peluang (oppurtunities)
dan ancaman (threats) dengan faktor
Metode Analisis
inter nal kekua ta n (strenghts ) d an
kelemahan (weakness) (Rangkuti, 2006),
1. Analisis LQ
Location
Quotient
(LQ)
Analisis Location Quotient (LQ)
sedangkan strategi yang dapat dilaksanakan
menunjukkan daerah basis komoditas
pemerintah untuk pengembangan
hortikultura adalah: Meningkatkan
dalam suatu daerah tertentu. Hasil dari
analisis
pemetaan produksi
produksi
analisisLQ
LQ adalah
adalah pemetaan
produktivitas lahan pertanian (perubahan
sirsak, yang menunjukkan adanya pesaing
teknologi dan inovasi, kebijakan ekonomi
dalam hal produksi dan pengolahan
dan perbaikan sistem kelembagaan) dan
kelembagaan pada UMKM Wonojoyo
investasi dalam sumberdaya manusia
Trisulo. Formulasi LQ
LQ menurut
menurut Wibowo
(Hermawan dan Laksono, 2013).
dan Januar1998)
(1998) adalah:
vi
METODE PENELITIAN
LQi =
Metode penelitian yang digunakan
vt
Vi
dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analitik yang mempunyai ciriciri memusatkan diri pada pemecahan
Vt
Keterangan:
LQi Location Quotient
LQi = Location Quotient komoditas sirsak
masalah yang aktual. Data yang disusun
di suatu wilayah
kemudian dapat dijelaskan (Mubyarto dan
vi
= Produksi sirsak di kecamatan-i
Soeratno, 1981 dalam Prihtanto, 2015).
vt
= Produksi sirsak Kabupaten Kediri
Penentuan lokasi penelitian dilakukan
Vi
= Total produksi sirsak di kecamatan-i
secara purposive atau sengaja, yaitu di
Vt = Total produksi sirsak di Kabupaten
UMKM Wonojoyo Trisulo, yang melakukan
Kediri
LQ
>1;
Wilaya
LQ < 1; Wilayah
LQs
LQs
Location
Quotient
(LQ)
Agro Ekonomi Vol. 27/No. 1, Juni 2016
83
analisis LQ adalah pemetaan produksi
internal diperlukan untuk memahami kondisi
Kriteria pengambilan keputusan:
LQ >1; Wilayah-i merupakan basis
produksi sirsak di Kabupaten
secara menyeluruh pada UMKM Wonojoyo
Trisulo.
Kediri.
LQ menurut
LQ