Hubungan Kadar Kadmium (Cd) Pada Air Sumur Dengan Tekanan Darah Masyarakat di Desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016 Chapter III VI
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong
lintang
(cross-sectional).
Desain
cross-sectional
adalah
desain
penelitian
epidemiologi yang tidak memiliki dimensi waktu. Pengukuran terhadap seluruh
variabel yang diteliti hanya dilakukan satu kali, pada waktu yang sama (Sastroasmoro
dan Ismael, 2008). Dalam penelitian ini, peneliti ingin menganalisis asosiasi kadar
kadmium dalam air sumur dengan tekanan darah masyarakat Desa Namo Bintang.
Penelitian cross-sectional dilakukan untuk melihat asosiasi pajanan (exposure)
dengan penyakit (disease of interest) yang diukur dalam periode waktu yang singkat
dan dapat digunakan untuk melihat besaran masalah dan tingkat risiko pada suatu
kelompok.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi ini dipilih karena dianggap sebagai
kawasan dengan kualitas air tanah/sumur yang memiliki potensi besar tercemar
kadmium dari air lindi yang berasal dari TPA. Studi yang dilakukan sebelumnya oleh
Ashar dan Santi (2011) membuktikan bahwa air sumur dari jarak 94 m – 971 m dari
TPA yang berjumlah 60 sumur, seluruhnya memiliki kandungan kadmium melebihi
0,005 mg/l dengan kadar terendah adalah 0,0187 mg/l dan tertinggi 0,1957 mg/l serta
53
Universitas Sumatera Utara
54
rerata 0,02 mg/l, dalam hal ini telah melebihi nilai ambang batas yang dipersyaratkan
dalam Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air
bersih. Waktu penelitian dari penyusunan proposal, pengumpulan data di lapangan,
analisis data hingga penyusunan laporan hasil penelitian dilaksanakan sejak bulan
Mei hingga Juli 2016.
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Namo Bintang
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Kota Medan Tahun 2016 dengan
jumlah 6708 orang.
3.3.2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi masyarakat yang
terpilih melalui kriteria yang telah ditentukan.
1. Besar Sampel Penelitian
Besaran sampel minimal yang harus diambil dalam penelitian ini dihitung
berdasarkan ukuran sampel untuk uji hipotesis beda 2 rata-rata (Lemeshow, 1997).
Untuk menentukan besar sampel uji hipotesis beda 2 rata-rata menggunakan formula
besar sampel sebagai berikut:
n
=
dimana,
Universitas Sumatera Utara
55
N
: besar sampel yang dibutuhkan
Z1-α/2
: Nilai z pada derajat kepercayaan 1-α/2 yang digunakan adalah 5% = 1,96
Z1-β
: Nilai z pada kekuatan uji (power) 1-β yang digunakan adalah 90%
μ1
: Kelompok masyarakat yang konsumsi air sumur yang mengandung Cd
rendah dan rata-rata kadmium dalam urin
μ2
: Kelompok masyarakat yang konsumsi air sumur yang mengandung Cd
tinggi dan rata-rata kadmium dalam urin
Pada umumnya nilai σ2 tidak diketahui, sehingga σ2 umumnya diperkirakan dari
varians gabungan:
Sp2 =
Dimana,
S12
: Standar deviasi pada kelompok 1, dan
S22
: Standar deviasi pada kelompok 2
Tabel 3.1 Perhitungan Besar Sampel dari Beberapa Variabel
No.
Variabel
1.
Jenis kelamin
2.
3.
Kadmium
sumur
Merokok
4.
Umur
di
μ1
μ2
0,0325
Jumlah
40
0,052
88
0,111
0,138
86
0.217
0.313
42
0,24
air 0,0268
Sumber μ
Chaumnot,
2013
Shuaibu,
2014
Chaumont,
2013
Chaumont,
2013
Universitas Sumatera Utara
56
Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel dari persamaan (3.1) maka
didapatkan jumlah sampel sebesar 88 responden. Untuk menanggulangi kemungkinan
adanya sampel yang tidak memenuhi kriteria inklusi, maka jumlah sampel ditambah
10% dari total sampel. Jadi, total sampel minimal adalah 96 responden.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel dipilih secara stratified random sampling dengan menentukan kriteria
sebagai berikut:
1.
Kriteria inklusi
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan air sumur di lokasi penelitian sebagai sumber utama untuk
keperluan air minum dan memasak. Air sumur yang dimaksud adalah air
sumur yang terus menerus dan aktif digunakan untuk keperluan air minum
dan memasak. Air sumur dalam penelitian ini juga tidak diolah dengan
perlakuan kimia.
b. Telah bermukim di lokasi penelitian minimal 7 tahun. Penentuan lama
bermukim ini sesuai dengan waktu paruh eliminasi kadmium dari dalam tubuh
yaitu selama 7 – 16 tahun (Nordberg et al., 2007).
c. Bersedia menjadi responden dalam penelitian.
d. Laki-laki dan perempuan yang berusia 18 tahun atau lebih.
2.
Kriteria eksklusi
Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Tidak menggunakan air sumur sebagai sumber air minum.
Universitas Sumatera Utara
57
b. Wanita pada masa menstruasi, menyusui atau hamil.
3.4.
Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah seluruh variabel penelitian yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap responden
yang terpilih untuk mendapatkan informasi secara lengkap dan terperinci serta
melakukan pemeriksaan tekanan darah dan uji laboratorium terhadap air sumur yang
digunakan oleh responden untuk mengetahui kadar kadmiumnya.
Pengambilan sampel air sumur diambil pada kedalaman 20 cm di bawah
permukaan air sumur lalu sampel tersebut dimasukkan ke dalam wadah plastik yang
tidak berwarna. Setelah itu ditambahkan asam nitrat sampai pH ≤ 2 untuk
mengawetkan sampel, selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium untuk dianalisa
(Standar Nasional Indonesia, 2009).
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari profil Puskesmas Kecamatan Pancur Batu.
Cara memperoleh data dan instrumen yang digunakan dalam pengumpulan
data selengkapnya tercantum dalam Tabel 3.2.
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 3.2 Metode Pengumpulan Data
Variabel
Usia
Jenis kelamin
Pekerjaan
Status gizi
Cara memperoleh data
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Mengukur tinggi badan
dan berat badan
Kebiasaan merokok
Wawancara
Kadar kadmium
Mengukur kadar kadmium
pada air sumur
dari sampel air sumur milik
responden
Jumlah asupan air Wawancara
Durasi Pajanan
Wawancara
Tekanan darah
Mengukur tekanan darah
responden saat
tenang/istirahat dalam posisi
tidur sebanyak 2 (dua) kali
dengan interval 5 menit.
Diambil nilai rata-rata hasil
pengukuran
Instrumen
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Timbangan berat badan
(bathroom scale) dengan
tigkat ketelitian 1 kg dan
pengukur tinggi badan
(microtoise) dengan tingkat
ketelitian 1 cm
Kuesioner
Atomic Absorbance
Spectrophotometer (AAS)
Kuesioner
Kuesioner
Tensimeter merek Omron
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
a.
Variabel dependen adalah tekanan darah.
b.
Variabel independen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, status gizi, kebiasaan
merokok, hipertensi, kadar kadmium pada air sumur, jumlah asupan air, dan
durasi pajanan.
Universitas Sumatera Utara
59
3.5.2 Definisi Operasional
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Dependen
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status gizi
Kebiasaan
merokok
Tekanan darah
Definisi
Operasional
Lama
hidup
responden
yang
dihitung
berdasarkan ulang
tahun terakhir
Jenis seks genital
responden
Jenis aktivitas rutin
yang
dilakukan
responden
untuk
memenuhi
kebutuhan seharihari
Status
gizi
responden
ditentukan dengan
cara
menimbang
berat badan dan
mengukur
tinggi
badan
dan
dimasukkan dalam
formula berat badan
(kg) dibagi tinggi
badan (cm2)
Kebiasaan seharihari
responden
dalam
bentuk
menghisap rokok
Tekanan
darah
adalah
tekanan
darah sistole dan
tekanan
darah
diastole yang diukur
dengan
menggunakan alat
ukur : Tensoval
dengan Satuan :
mmHg
Skala Ukur
Hasil ukur
Ordinal
0. < 43 tahun
1. > 43 tahun
Nominal
0. Laki-laki
1. Perempuan
0. Tidak Beresiko
1. Berisiko
Ordinal
Ordinal
0. Tidak Obesitas
1. Obesitas
Ordinal
0. Tidak
1. Ya
Ordinal
0. Normal
1. Hipertensi
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 3.3 (Lanjutan)
Variabel
Definisi
Skala Ukur
Dependen
Operasional
Kadar kadmium Kadar
kadmium Ordinal
dalam air sumur
yang terukur dari
hasil pemeriksaan
sampel air sumur
menggunakan AAS
Jumlah asupan air Jumlah air yang Ordinal
dikonsumsi
responden
yang
berasal dari air
sumur dari rumah
yang
ditinggali
responden
yang
dihitung
dalam
liter/hari
Durasi Pajanan
Banyaknya waktu Ordinal
dalam
tahun
responden
mengkonsumsi air
yang berasal dari air
sumur
Hasil ukur
0. < 0,005μg/l
1. > 0,005μg/l
0. < 2 Liter/hari
1. > 2 Liter/hari
0. < 19 Tahun
1. > 19 Tahun
3.6. Metode Pengukuran
3.6.1 Pengukuran Kadmium Air Sumur
Pemeriksaan laboratorium kadar kadmium pada air sumur menggunakan
prosedur pengukuran kadmium sesuai dengan metode Standar Nasional Indonesia
tahun 2009 yang telah mengacu pada metode standar internasional yaitu Standard
Methods for the Examination of Water and Wastewater 21 th Edition (2005), sebagai
berikut :
3.6.1.1 Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk penentuan logam kadmium total dan terlarut
dalam air dan air limbah secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala pada
Universitas Sumatera Utara
61
kisaran kadar Cd 0,05 mg/l sampai dengan 2 mgl/l dengan panjang gelombang 228,8
nm.
3.6.1.2 Prinsip
Analit logam kadmium dalam nyala udara-asetilen diubah menjadi bentuk
atomnya, menyerap energi radiasi elektromagnetik yang berasal dari lampu katoda
dan besarnya serapan berbanding lurus dengan kadar analit.
3.6.1.3 Bahan
a. Air bebas mineral.
b. Asam nitrat (HNOЈ) pekat p.a.
c. Logam kadmium (Cd) dengan kemurnian minimum 99,5%.
d. Gas asetilen (CЇHЇ) HP dengan tekanan minimum 100 psi.
e. Larutan pengencer HNOЈ 0,05M.
f. Larutkan 3,5 mL HNOЈ pekat ke dalam 1000 mL air bebas mineral dalam
gelas piala.
g. Larutan pencuci HNOЈ 5% (v/v).
h. Tambahkan 50 mL asam nitrat pekat ke dalam 800 mL air bebas mineral ke
dalam gelas.
i. Udara tekan HP atau udara tekan dari kompresor.
3.6.1.4 Peralatan
a. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) nyala.
b. Lampu katoda berongga (Hollow Cathode Lamp / HCL) cadmium.
Universitas Sumatera Utara
62
c. Gelas piala 100 mL dan 250 mL.
d. Pipet volumetrik 10,0 mL dan 50,0 mL.
e. Labu ukur 50,0 mL; 100,0 mL; dan 1000,0 mL.
f. Erlenmeyer 100 mL.
g. Corong Gelas.
h. Kaca arloji.
i. Pemanas listrik.
j. Seperangkat alat saring vakum.
k. Saringan membran dengan ukuran pori 0,45 µm.
l. Timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001g.
m. Labu semprot.
3.6.1.5 Pengawetan Contoh Uji
Bila contoh uji tidak dapat segera diuji, maka contoh uji diawetkan sesuai petunjuk di
bawah ini.
Wadah
: Botol plastik (polyethylene) atau botol gelas.
Pengawet
: Untuk logam total, asamkan dengan HNOЈ hingga pH 43 Tahun sebanyak 52,1 persen. Untuk jenis kelamin
mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 69,8 persen. Untuk
pekerjaan responden mayoritas bekerja tidak berisiko terpapar kadmium sebanyak
90,6 persen, untuk status gizi responden mayoritas memiliki gizi tidak obesitas
sebanyak 92,7 persen dan untuk kebiasaan merokok mayoritas responden tidak
merokok sebanyak 59,4 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut :
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
No
1.
2.
3.
Variabel
Usia Responden
< 43 Tahun
> 43 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pekerjaan
Tidak Berisiko Terpapar Kadmium
Berisiko Terpapar Kadmium
n
%
56
40
58,3
41,7
29
67
30,2
69,8
87
9
90,6
9,4
Universitas Sumatera Utara
74
Tabel 4.2 (Lanjutan)
No
4.
5.
Variabel
Status Gizi
Tidak obesitas
Obesitas
Kebiasaan Merokok
Tidak
Ya
Total
n
%
89
7
92,7
7,3
57
39
96
59,4
40,6
100,0
4.2.2. Paparan Kadmium dari Penggunaan Air Sumur
Informasi mengenai gambaran paparan kadmium dari penggunaan air sumur
yang terdiri dari jumlah asupan air sumur, durasi pajanan dan kandungan cadmium air
sumur. Dalam penelitian ini diperoleh data berdisitribusi normal sehingga data
numerik diubah menjadi kategorik untuk analisis selanjutnya melalui cut off point
menggunakan rerata.
Jumlah asupan air sumur yang di konsumsi responden per hari dengan rentang
antara 1 sampai 3,5 liter per hari dengan rata-rata 1,99 atau 2 liter per hari setelah
dikategorikan diketahui bahwa jumlah asupan air sumur yang dikonsumsi responden
mayoritas kurang atau sama dengan 2 Liter/hari sebanyak 67,7 persen. Untuk durasi
pajanan responden dengan air sumur dengan rentang antara 7 sampai 64 tahun dengan
nilai rata-rata responden mengalami pajanan dengan air sumur selama 18,92 atau 19
tahun setelah dikategorikan diketahui bahwa durasi pajanan mayoritas kurang atau
sama dengan 19 tahun sebanyak 65,6 persen. Untuk kadar kadmium dalam air sumur
dengan rentang 0,0017 sampai 0,0196 μg/l, dengan rata-rata kadar kadmium dalam
Universitas Sumatera Utara
75
air sumur sebesar 0,0079 μg/l. Berpatokan pada nilai Permenkes no.416 tahun 1990
untuk Cd dalam air sumur tidak boleh melebihi 0,005 mg/l, maka distribusi
kandungan Cd dalam air sumur masyarakat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kandungan Cd kurang atau sama dengan 0,005 mg/l dan kandungan Cd dalam air
sumur lebih dari 0,005 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan proporsi kandungan
kadmium dalam air sumur responden mayoritas dengan kandungan Cd lebih dari
0,005 mg/l adalah sebesar 65,5 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Paparan Kadmium dari Penggunaan Air Sumur
No
Variabel
1. Jumlah Asupan Air Sumur
< 2 Liter/hari
> 2 Liter/hari
2. Durasi Pajanan
< 19 Tahun
> 19 Tahun
3. Kadmium air sumur
< 0,005μg/l
> 0,005μg/l
Mean
1,99
SD
0,56
Min
1
Max
3,5
n (%)
65 (87,7)
31 (32,3)
19,08
12,60
7
64
63 (65,6)
33 (34,4)
0,0079 0,0047 0,0017 0,0196
33 (34,4)
63 (65,6)
4.2.3. Tekanan Darah
Untuk tekanan darah responden mayoritas belum pernah melakukan
pemeriksaan tekanan darah sebelumnya. Adapun hasil pengukuan tekanan darah
sistolik responden dengan rentang antara 96 sampa 240 mmHg dengan rata-rata 134
sedangkan tekanan darah diastolik dengan rentang antara 58 sampai 130 mmHg.
Universitas Sumatera Utara
76
Berdasarkan kategori tekanan darah diketahui bahwa mayoritas dengan tekanan darah
normal yaitu sebanyak 62,5 persen. dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Responden
No
Variabel
1. Tekanan Darah Sistolik
2. Tekanan Darah Diastolik
Normal
Hipertensi
Mean
134,00
83,63
SD
22,44
12,81
Min
96
58
Max
240
130
n (%)
60 (62,5)
36 (37,5)
4.3. Analisis Bivariat
4.3.1. Uji Chi Square
4.3.1.1.Hubungan Karakteristik Individu dengan Tekanan Darah Masyarakat di
Desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan analisis bivariat karakteristik individu dengan tekanan darah
yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pekerjaan, status gizi dan kebiasaan merokok
hanya variabel usia yang memiliki hubungan yang bermakna dengan tekanan darah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia kurang dari 43 tahun terdapat 71,4
persen dengan tekanan darah normal dan 28,6 persen dengan hipertensi. Sedangkan
usia diatas 43 tahun terdapat 50,0 persen dengan tekanan darah normal dan 50,0
persen dengan hipertensi. Hasil analisis statistik dengan uji Fisher’s Exact dibuktikan
ada hubungan yang bermakna antara usia dengan tekanan darah (p=0,05; PR= 0,571)
dengan CI [(0,341-0,959)] ini menunjukkan bahwa responden dengan usia > 43 tahun
memiliki peluang terkena hipertensi (0,571 kali lebih besar) dibandingkan responden
dengan usia < 43 tahun. Untuk selang kepercayaan didapat [(0,341-0,959)] nilai
Universitas Sumatera Utara
77
prevalen rate 43 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pekerjaan
Tidak berisiko
Berisiko
Status Gizi
Tidak obesitas
Obesitas
Kebiasaan
Merokok
Tidak
Ya
Tekanan Darah
Hipertensi
Jumlah
N
%
n
%
Nilai
p
0,05
0,36
0,29
0,42
1,00
Universitas Sumatera Utara
80
4.3.1.2.Hubungan Paparan Kadmium Pada Air Sumur dengan Tekanan Darah
Masyarakat di Desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan analisis bivariat paparan kadmium air sumur dengan tekanan
darah yang terdiri dari jumlah asupan air minum, durasi pajanan, dan kadmium dalam
air sumur hanya variabel jumlah asupan air minum yang memiliki hubungan yang
bermakna dengan tekanan darah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan jumlah asupan air
minum < 2 Liter/hari terdapat 70,8 persen dengan tekanan darah normal dan 29,2
persen dengan hipertensi. Sedangkan responden dengan jumlah asupan air minum > 2
Liter/hari terdapat 45,2 persen dengan tekanan darah normal dan 54,8 persen dengan
hipertensi. Hasil analisis statistik dengan uji Fisher’s Exact dibuktikan ada hubungan
yang bermakna antara jumlah asupan air minum dengan tekanan darah (p=0,02; PR=
0,533) dengan CI [(0,325-0,875)] ini menunjukkan bahwa responden dengan dengan
jumlah asupan air minum > 2 Liter/hari memiliki peluang terkena hipertensi (0,533
kali lebih besar) dibandingkan responden dengan jumlah asupan air minum < 2
Liter/hari. Untuk selang kepercayaan didapat [(0,325-0,875)] nilai prevalen rate 19 Tahun terdapat 60,6 persen dengan tekanan darah normal dan
Universitas Sumatera Utara
81
39,4 persen dengan hipertensi. Hasil analisis statistik dengan uji Fisher’s Exact
dibuktikan tidak ada hubungan yang bermakna antara durasi pajanan dengan tekanan
darah (p=0,83; PR= 0,927) dengan CI [(0,543-1,581)] ini menunjukkan bahwa
responden dengan durasi pajanan > 19 Tahun memiliki peluang terkena hipertensi
(0,927 kali lebih besar) dibandingkan responden dengan durasi pajanan < 19 Tahun.
Untuk selang kepercayaan didapat [(0,543-1,581)] nilai prevalen rate 0,25)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadmium air sumur < 0,005 mg/l
terdapat 60,6 persen dengan tekanan darah normal dan 39,4 persen dengan hipertensi.
Sedangkan kadar cadmium air sumur > 0,005 mg/l terdapat 63,5 persen dengan
tekanan darah normal dan 36,5 persen dengan hipertensi. Hasil analisis statistik
dengan uji Fisher’s Exact dibuktikan tidak ada hubungan yang bermakna antara
cadmium dalam air sumur dengan tekanan darah (p=0,83; PR= 1,079) dengan CI
[(0,633-1,841)] ini menunjukkan bahwa responden dengan cadmium dalam air sumur
> 0,005 mg/l memiliki peluang terkena hipertensi (1,079 kali lebih besar)
dibandingkan responden dengan cadmium dalam air sumur < 0,005 mg/l. Untuk
selang kepercayaan didapat [(0,633-1,841)] nilai prevalen rate 0,25). Dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut :
Universitas Sumatera Utara
82
Tabel 4.6. Analisis Hubungan Kadar Kadmium (Jumlah Asupan Air Minum,
Durasi Pajanan dan Kadmium Air Sumur) dengan Tekanan Darah Pada
Masyarakat di Desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016
Variable
Normal
n
%
Jumlah Asupan
Air Minum
< 2 Liter/hari
> 2 Liter/hari
Durasi Pajanan
< 19 Tahun
> 19 Tahun
Kadmium Air
Sumur
< 0,005 mg/
> 0,005 mg/l
Tekanan darah
Hipertensi
Jumlah
N
%
n
%
PR
(95%
CI)
46
14
70,8
45,2
19
31
29,2
54,8
65
31
100,0
100,0
40
20
63,5
60,6
23
13
36,5
34,4
63
33
100,0
100,0
0,533
(0,3250,875)
0,927
(0,5431,581)
20
40
60,6
63,5
13
23
39,4
36,5
33
63
100,0
100,0
1,079
(0,6331,841)
Nilai
p
0,02
0,83
0,83
4.3.2. Uji Korelasi
Untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu antara variabel independen
dengan satu variabel dependen maka digunakanlah analisis statistik bivariat. Pada
penelitian ini analisis bivariat yang digunakan adalah uji korelasi, sebelum masuk ke
analisis bivariat apabila data berjenis metrik/ numerik maka terlebih dahulu di
lakukan uji asumsi normalitas data masing-masing variabel independen dan
dependen. Asumsi normalitas dikatakan jika nilai p > 0,05.
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data
No
1.
2
3.
4.
5.
Variabel
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status Gizi
Kebiasaan Merokok
Df
96
96
96
96
96
P
0,161
0,001
0,001
0,026
0,001
Keterangan
Data Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Universitas Sumatera Utara
83
Tabel 4.7 (Lanjutan)
No
6.
7.
8.
9.
10.
Variabel
Jumlah Asupan Air Sumur
Durasi Pajanan
Kadmium air sumur
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Df
96
96
96
96
96
P
0,001
0,001
0,001
0,004
0,001
Keterangan
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa variabel hanya variabel usia
ang berdistribusi normal karena memiliki nilai p 0,161 (p> 0,05) maka analisis
univariat menggunakan uji linier dikatakan berhubungan jika memiliki nilai p > 0,05.
Sedangkan variabel jenis kelamin, pekerjaan status gizi, kebiasaan merokok, jumlah
asupan air sumur, durasi pajanan, kadmium dalam air dan tekanan darah sistolik
maupun diastolik tidak berdistribusi normal karena memiliki nilai p < 0,05, sehingga
untuk analisis bivariat menggunakan korelasi Spearman dengan tingkat kepercayaan
95%. Dikatakan ada hubungan antara variabel dependen dengan independen apabila
nilai p < 0,005. Adapun hasil uji korelasi seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8. Hasil Uji Linier dan Uji Korelasi dengan Tekanan Darah Sistolik
No
1
Variabel
Usia
No
2
3
4
5
1.
2.
3.
Variabel
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status Gizi
Kebiasaan Merokok
Jumlah Asupan Air Sumur
Durasi Pajanan
Kadmium air sumur
N
Linier
P
96
n
96
96
96
96
96
96
96
1,420
Spearman
0,037
0,097
0,138
0,070
0,229
0,130
0,013
0,118
P
0,718
0,348
0,181
0,495
0,025
0,206
0,902
Universitas Sumatera Utara
84
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa variabel usia memiliki nilai
p (0,118) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara usia dengan
tekanan darah sistolik, jenis kelamin memiliki nilai p (0,718) > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan tekanan darah sistolik,
pekerjaan memiliki nilai p (0,348) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada
hubungan pekerjaan dengan tekanan darah sistolik, status gizi memiliki nilai p
(0,181) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan status gizi dengan
tekanan darah sistolik, kebiasaan merokok memiliki nilai p (0,495) > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan tidak ada hubungan kebiasaan merokok dengan tekanan darah
sistolik, jumlah asupan air sumur memiliki nilai p(0,025) < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara jumlah asupan air sumur dengan tekanan
darah sistolik. Untuk variabel durasi pajanan memiliki nilai p(0,206) > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara durasi pajanan terhadap tekanan
darah sistolik. Untuk variabel kadmium air sumur memiliki nilai p(0,902) > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara Kadmium air sumur
terhadap tekanan darah sistolik.
Tabel 4.9. Hasil Uji Linier dan Uji Korelasi dengan Tekanan Darah Diastolik
Variabel
n
Linier
P
Variabel
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status Gizi
Kebiasaan Merokok
96
n
96
96
96
96
1,283
Spearman
0,083
0,109
0,061
0,052
0,195
P
0,420
0,290
0,553
0,614
No
1
Usia
No
2
3
4
5
Universitas Sumatera Utara
85
Tabel 4.9 (Lanjutan)
No
6.
7.
8.
Variabel
Jumlah Asupan Air Sumur
Durasi Pajanan
Kadmium air sumur
n
96
96
96
Pearson
Correlation
0,271
0,058
0,088
P
0,008
0,574
0,392
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa variabel usia memiliki nilai
p (0,195) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara usia dengan
tekanan darah diastolik, jenis kelamin memiliki nilai p (0,420) > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan tekanan darah diastolik,
pekerjaan memiliki nilai p (0,290) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada
hubungan pekerjaan dengan tekanan darah diastolik, status gizi memiliki nilai p
(0,553) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan status gizi dengan
tekanan darah diastolik, kebiasaan merokok memiliki nilai p (0,614) > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan tidak ada hubungan kebiasaan merokok dengan tekanan darah
diastolik, jumlah asupan air sumur memiliki nilai p(0,008) < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara jumlah asupan air sumur dengan tekanan
darah diastolik. Untuk variabel durasi pajanan memiliki nilai p(0,574) > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara durasi pajanan
terhadap tekanan darah diastolik. Untuk variabel kadmium air sumur memiliki nilai
p(0,392) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
Kadmium air sumur terhadap tekanan darah diastolik.
Universitas Sumatera Utara
86
Tahap selanjutnya sebelum dilakukan analisis multivariat adalah seleksi
bivariat dengan syarat apabila nilai p
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong
lintang
(cross-sectional).
Desain
cross-sectional
adalah
desain
penelitian
epidemiologi yang tidak memiliki dimensi waktu. Pengukuran terhadap seluruh
variabel yang diteliti hanya dilakukan satu kali, pada waktu yang sama (Sastroasmoro
dan Ismael, 2008). Dalam penelitian ini, peneliti ingin menganalisis asosiasi kadar
kadmium dalam air sumur dengan tekanan darah masyarakat Desa Namo Bintang.
Penelitian cross-sectional dilakukan untuk melihat asosiasi pajanan (exposure)
dengan penyakit (disease of interest) yang diukur dalam periode waktu yang singkat
dan dapat digunakan untuk melihat besaran masalah dan tingkat risiko pada suatu
kelompok.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi ini dipilih karena dianggap sebagai
kawasan dengan kualitas air tanah/sumur yang memiliki potensi besar tercemar
kadmium dari air lindi yang berasal dari TPA. Studi yang dilakukan sebelumnya oleh
Ashar dan Santi (2011) membuktikan bahwa air sumur dari jarak 94 m – 971 m dari
TPA yang berjumlah 60 sumur, seluruhnya memiliki kandungan kadmium melebihi
0,005 mg/l dengan kadar terendah adalah 0,0187 mg/l dan tertinggi 0,1957 mg/l serta
53
Universitas Sumatera Utara
54
rerata 0,02 mg/l, dalam hal ini telah melebihi nilai ambang batas yang dipersyaratkan
dalam Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang persyaratan kualitas air
bersih. Waktu penelitian dari penyusunan proposal, pengumpulan data di lapangan,
analisis data hingga penyusunan laporan hasil penelitian dilaksanakan sejak bulan
Mei hingga Juli 2016.
3.3.
Populasi dan Sampel
3.3.1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Namo Bintang
Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Kota Medan Tahun 2016 dengan
jumlah 6708 orang.
3.3.2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi masyarakat yang
terpilih melalui kriteria yang telah ditentukan.
1. Besar Sampel Penelitian
Besaran sampel minimal yang harus diambil dalam penelitian ini dihitung
berdasarkan ukuran sampel untuk uji hipotesis beda 2 rata-rata (Lemeshow, 1997).
Untuk menentukan besar sampel uji hipotesis beda 2 rata-rata menggunakan formula
besar sampel sebagai berikut:
n
=
dimana,
Universitas Sumatera Utara
55
N
: besar sampel yang dibutuhkan
Z1-α/2
: Nilai z pada derajat kepercayaan 1-α/2 yang digunakan adalah 5% = 1,96
Z1-β
: Nilai z pada kekuatan uji (power) 1-β yang digunakan adalah 90%
μ1
: Kelompok masyarakat yang konsumsi air sumur yang mengandung Cd
rendah dan rata-rata kadmium dalam urin
μ2
: Kelompok masyarakat yang konsumsi air sumur yang mengandung Cd
tinggi dan rata-rata kadmium dalam urin
Pada umumnya nilai σ2 tidak diketahui, sehingga σ2 umumnya diperkirakan dari
varians gabungan:
Sp2 =
Dimana,
S12
: Standar deviasi pada kelompok 1, dan
S22
: Standar deviasi pada kelompok 2
Tabel 3.1 Perhitungan Besar Sampel dari Beberapa Variabel
No.
Variabel
1.
Jenis kelamin
2.
3.
Kadmium
sumur
Merokok
4.
Umur
di
μ1
μ2
0,0325
Jumlah
40
0,052
88
0,111
0,138
86
0.217
0.313
42
0,24
air 0,0268
Sumber μ
Chaumnot,
2013
Shuaibu,
2014
Chaumont,
2013
Chaumont,
2013
Universitas Sumatera Utara
56
Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel dari persamaan (3.1) maka
didapatkan jumlah sampel sebesar 88 responden. Untuk menanggulangi kemungkinan
adanya sampel yang tidak memenuhi kriteria inklusi, maka jumlah sampel ditambah
10% dari total sampel. Jadi, total sampel minimal adalah 96 responden.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel dipilih secara stratified random sampling dengan menentukan kriteria
sebagai berikut:
1.
Kriteria inklusi
Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Menggunakan air sumur di lokasi penelitian sebagai sumber utama untuk
keperluan air minum dan memasak. Air sumur yang dimaksud adalah air
sumur yang terus menerus dan aktif digunakan untuk keperluan air minum
dan memasak. Air sumur dalam penelitian ini juga tidak diolah dengan
perlakuan kimia.
b. Telah bermukim di lokasi penelitian minimal 7 tahun. Penentuan lama
bermukim ini sesuai dengan waktu paruh eliminasi kadmium dari dalam tubuh
yaitu selama 7 – 16 tahun (Nordberg et al., 2007).
c. Bersedia menjadi responden dalam penelitian.
d. Laki-laki dan perempuan yang berusia 18 tahun atau lebih.
2.
Kriteria eksklusi
Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Tidak menggunakan air sumur sebagai sumber air minum.
Universitas Sumatera Utara
57
b. Wanita pada masa menstruasi, menyusui atau hamil.
3.4.
Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer dalam penelitian ini adalah seluruh variabel penelitian yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap responden
yang terpilih untuk mendapatkan informasi secara lengkap dan terperinci serta
melakukan pemeriksaan tekanan darah dan uji laboratorium terhadap air sumur yang
digunakan oleh responden untuk mengetahui kadar kadmiumnya.
Pengambilan sampel air sumur diambil pada kedalaman 20 cm di bawah
permukaan air sumur lalu sampel tersebut dimasukkan ke dalam wadah plastik yang
tidak berwarna. Setelah itu ditambahkan asam nitrat sampai pH ≤ 2 untuk
mengawetkan sampel, selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium untuk dianalisa
(Standar Nasional Indonesia, 2009).
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari profil Puskesmas Kecamatan Pancur Batu.
Cara memperoleh data dan instrumen yang digunakan dalam pengumpulan
data selengkapnya tercantum dalam Tabel 3.2.
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 3.2 Metode Pengumpulan Data
Variabel
Usia
Jenis kelamin
Pekerjaan
Status gizi
Cara memperoleh data
Wawancara
Wawancara
Wawancara
Mengukur tinggi badan
dan berat badan
Kebiasaan merokok
Wawancara
Kadar kadmium
Mengukur kadar kadmium
pada air sumur
dari sampel air sumur milik
responden
Jumlah asupan air Wawancara
Durasi Pajanan
Wawancara
Tekanan darah
Mengukur tekanan darah
responden saat
tenang/istirahat dalam posisi
tidur sebanyak 2 (dua) kali
dengan interval 5 menit.
Diambil nilai rata-rata hasil
pengukuran
Instrumen
Kuesioner
Kuesioner
Kuesioner
Timbangan berat badan
(bathroom scale) dengan
tigkat ketelitian 1 kg dan
pengukur tinggi badan
(microtoise) dengan tingkat
ketelitian 1 cm
Kuesioner
Atomic Absorbance
Spectrophotometer (AAS)
Kuesioner
Kuesioner
Tensimeter merek Omron
3.5. Variabel dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu:
a.
Variabel dependen adalah tekanan darah.
b.
Variabel independen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, status gizi, kebiasaan
merokok, hipertensi, kadar kadmium pada air sumur, jumlah asupan air, dan
durasi pajanan.
Universitas Sumatera Utara
59
3.5.2 Definisi Operasional
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel
Dependen
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status gizi
Kebiasaan
merokok
Tekanan darah
Definisi
Operasional
Lama
hidup
responden
yang
dihitung
berdasarkan ulang
tahun terakhir
Jenis seks genital
responden
Jenis aktivitas rutin
yang
dilakukan
responden
untuk
memenuhi
kebutuhan seharihari
Status
gizi
responden
ditentukan dengan
cara
menimbang
berat badan dan
mengukur
tinggi
badan
dan
dimasukkan dalam
formula berat badan
(kg) dibagi tinggi
badan (cm2)
Kebiasaan seharihari
responden
dalam
bentuk
menghisap rokok
Tekanan
darah
adalah
tekanan
darah sistole dan
tekanan
darah
diastole yang diukur
dengan
menggunakan alat
ukur : Tensoval
dengan Satuan :
mmHg
Skala Ukur
Hasil ukur
Ordinal
0. < 43 tahun
1. > 43 tahun
Nominal
0. Laki-laki
1. Perempuan
0. Tidak Beresiko
1. Berisiko
Ordinal
Ordinal
0. Tidak Obesitas
1. Obesitas
Ordinal
0. Tidak
1. Ya
Ordinal
0. Normal
1. Hipertensi
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 3.3 (Lanjutan)
Variabel
Definisi
Skala Ukur
Dependen
Operasional
Kadar kadmium Kadar
kadmium Ordinal
dalam air sumur
yang terukur dari
hasil pemeriksaan
sampel air sumur
menggunakan AAS
Jumlah asupan air Jumlah air yang Ordinal
dikonsumsi
responden
yang
berasal dari air
sumur dari rumah
yang
ditinggali
responden
yang
dihitung
dalam
liter/hari
Durasi Pajanan
Banyaknya waktu Ordinal
dalam
tahun
responden
mengkonsumsi air
yang berasal dari air
sumur
Hasil ukur
0. < 0,005μg/l
1. > 0,005μg/l
0. < 2 Liter/hari
1. > 2 Liter/hari
0. < 19 Tahun
1. > 19 Tahun
3.6. Metode Pengukuran
3.6.1 Pengukuran Kadmium Air Sumur
Pemeriksaan laboratorium kadar kadmium pada air sumur menggunakan
prosedur pengukuran kadmium sesuai dengan metode Standar Nasional Indonesia
tahun 2009 yang telah mengacu pada metode standar internasional yaitu Standard
Methods for the Examination of Water and Wastewater 21 th Edition (2005), sebagai
berikut :
3.6.1.1 Ruang Lingkup
Metode ini digunakan untuk penentuan logam kadmium total dan terlarut
dalam air dan air limbah secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala pada
Universitas Sumatera Utara
61
kisaran kadar Cd 0,05 mg/l sampai dengan 2 mgl/l dengan panjang gelombang 228,8
nm.
3.6.1.2 Prinsip
Analit logam kadmium dalam nyala udara-asetilen diubah menjadi bentuk
atomnya, menyerap energi radiasi elektromagnetik yang berasal dari lampu katoda
dan besarnya serapan berbanding lurus dengan kadar analit.
3.6.1.3 Bahan
a. Air bebas mineral.
b. Asam nitrat (HNOЈ) pekat p.a.
c. Logam kadmium (Cd) dengan kemurnian minimum 99,5%.
d. Gas asetilen (CЇHЇ) HP dengan tekanan minimum 100 psi.
e. Larutan pengencer HNOЈ 0,05M.
f. Larutkan 3,5 mL HNOЈ pekat ke dalam 1000 mL air bebas mineral dalam
gelas piala.
g. Larutan pencuci HNOЈ 5% (v/v).
h. Tambahkan 50 mL asam nitrat pekat ke dalam 800 mL air bebas mineral ke
dalam gelas.
i. Udara tekan HP atau udara tekan dari kompresor.
3.6.1.4 Peralatan
a. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) nyala.
b. Lampu katoda berongga (Hollow Cathode Lamp / HCL) cadmium.
Universitas Sumatera Utara
62
c. Gelas piala 100 mL dan 250 mL.
d. Pipet volumetrik 10,0 mL dan 50,0 mL.
e. Labu ukur 50,0 mL; 100,0 mL; dan 1000,0 mL.
f. Erlenmeyer 100 mL.
g. Corong Gelas.
h. Kaca arloji.
i. Pemanas listrik.
j. Seperangkat alat saring vakum.
k. Saringan membran dengan ukuran pori 0,45 µm.
l. Timbangan analitik dengan ketelitian 0,0001g.
m. Labu semprot.
3.6.1.5 Pengawetan Contoh Uji
Bila contoh uji tidak dapat segera diuji, maka contoh uji diawetkan sesuai petunjuk di
bawah ini.
Wadah
: Botol plastik (polyethylene) atau botol gelas.
Pengawet
: Untuk logam total, asamkan dengan HNOЈ hingga pH 43 Tahun sebanyak 52,1 persen. Untuk jenis kelamin
mayoritas responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 69,8 persen. Untuk
pekerjaan responden mayoritas bekerja tidak berisiko terpapar kadmium sebanyak
90,6 persen, untuk status gizi responden mayoritas memiliki gizi tidak obesitas
sebanyak 92,7 persen dan untuk kebiasaan merokok mayoritas responden tidak
merokok sebanyak 59,4 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut :
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
No
1.
2.
3.
Variabel
Usia Responden
< 43 Tahun
> 43 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pekerjaan
Tidak Berisiko Terpapar Kadmium
Berisiko Terpapar Kadmium
n
%
56
40
58,3
41,7
29
67
30,2
69,8
87
9
90,6
9,4
Universitas Sumatera Utara
74
Tabel 4.2 (Lanjutan)
No
4.
5.
Variabel
Status Gizi
Tidak obesitas
Obesitas
Kebiasaan Merokok
Tidak
Ya
Total
n
%
89
7
92,7
7,3
57
39
96
59,4
40,6
100,0
4.2.2. Paparan Kadmium dari Penggunaan Air Sumur
Informasi mengenai gambaran paparan kadmium dari penggunaan air sumur
yang terdiri dari jumlah asupan air sumur, durasi pajanan dan kandungan cadmium air
sumur. Dalam penelitian ini diperoleh data berdisitribusi normal sehingga data
numerik diubah menjadi kategorik untuk analisis selanjutnya melalui cut off point
menggunakan rerata.
Jumlah asupan air sumur yang di konsumsi responden per hari dengan rentang
antara 1 sampai 3,5 liter per hari dengan rata-rata 1,99 atau 2 liter per hari setelah
dikategorikan diketahui bahwa jumlah asupan air sumur yang dikonsumsi responden
mayoritas kurang atau sama dengan 2 Liter/hari sebanyak 67,7 persen. Untuk durasi
pajanan responden dengan air sumur dengan rentang antara 7 sampai 64 tahun dengan
nilai rata-rata responden mengalami pajanan dengan air sumur selama 18,92 atau 19
tahun setelah dikategorikan diketahui bahwa durasi pajanan mayoritas kurang atau
sama dengan 19 tahun sebanyak 65,6 persen. Untuk kadar kadmium dalam air sumur
dengan rentang 0,0017 sampai 0,0196 μg/l, dengan rata-rata kadar kadmium dalam
Universitas Sumatera Utara
75
air sumur sebesar 0,0079 μg/l. Berpatokan pada nilai Permenkes no.416 tahun 1990
untuk Cd dalam air sumur tidak boleh melebihi 0,005 mg/l, maka distribusi
kandungan Cd dalam air sumur masyarakat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kandungan Cd kurang atau sama dengan 0,005 mg/l dan kandungan Cd dalam air
sumur lebih dari 0,005 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan proporsi kandungan
kadmium dalam air sumur responden mayoritas dengan kandungan Cd lebih dari
0,005 mg/l adalah sebesar 65,5 persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4.3.
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Paparan Kadmium dari Penggunaan Air Sumur
No
Variabel
1. Jumlah Asupan Air Sumur
< 2 Liter/hari
> 2 Liter/hari
2. Durasi Pajanan
< 19 Tahun
> 19 Tahun
3. Kadmium air sumur
< 0,005μg/l
> 0,005μg/l
Mean
1,99
SD
0,56
Min
1
Max
3,5
n (%)
65 (87,7)
31 (32,3)
19,08
12,60
7
64
63 (65,6)
33 (34,4)
0,0079 0,0047 0,0017 0,0196
33 (34,4)
63 (65,6)
4.2.3. Tekanan Darah
Untuk tekanan darah responden mayoritas belum pernah melakukan
pemeriksaan tekanan darah sebelumnya. Adapun hasil pengukuan tekanan darah
sistolik responden dengan rentang antara 96 sampa 240 mmHg dengan rata-rata 134
sedangkan tekanan darah diastolik dengan rentang antara 58 sampai 130 mmHg.
Universitas Sumatera Utara
76
Berdasarkan kategori tekanan darah diketahui bahwa mayoritas dengan tekanan darah
normal yaitu sebanyak 62,5 persen. dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Responden
No
Variabel
1. Tekanan Darah Sistolik
2. Tekanan Darah Diastolik
Normal
Hipertensi
Mean
134,00
83,63
SD
22,44
12,81
Min
96
58
Max
240
130
n (%)
60 (62,5)
36 (37,5)
4.3. Analisis Bivariat
4.3.1. Uji Chi Square
4.3.1.1.Hubungan Karakteristik Individu dengan Tekanan Darah Masyarakat di
Desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan analisis bivariat karakteristik individu dengan tekanan darah
yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pekerjaan, status gizi dan kebiasaan merokok
hanya variabel usia yang memiliki hubungan yang bermakna dengan tekanan darah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia kurang dari 43 tahun terdapat 71,4
persen dengan tekanan darah normal dan 28,6 persen dengan hipertensi. Sedangkan
usia diatas 43 tahun terdapat 50,0 persen dengan tekanan darah normal dan 50,0
persen dengan hipertensi. Hasil analisis statistik dengan uji Fisher’s Exact dibuktikan
ada hubungan yang bermakna antara usia dengan tekanan darah (p=0,05; PR= 0,571)
dengan CI [(0,341-0,959)] ini menunjukkan bahwa responden dengan usia > 43 tahun
memiliki peluang terkena hipertensi (0,571 kali lebih besar) dibandingkan responden
dengan usia < 43 tahun. Untuk selang kepercayaan didapat [(0,341-0,959)] nilai
Universitas Sumatera Utara
77
prevalen rate 43 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pekerjaan
Tidak berisiko
Berisiko
Status Gizi
Tidak obesitas
Obesitas
Kebiasaan
Merokok
Tidak
Ya
Tekanan Darah
Hipertensi
Jumlah
N
%
n
%
Nilai
p
0,05
0,36
0,29
0,42
1,00
Universitas Sumatera Utara
80
4.3.1.2.Hubungan Paparan Kadmium Pada Air Sumur dengan Tekanan Darah
Masyarakat di Desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang
Berdasarkan analisis bivariat paparan kadmium air sumur dengan tekanan
darah yang terdiri dari jumlah asupan air minum, durasi pajanan, dan kadmium dalam
air sumur hanya variabel jumlah asupan air minum yang memiliki hubungan yang
bermakna dengan tekanan darah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan jumlah asupan air
minum < 2 Liter/hari terdapat 70,8 persen dengan tekanan darah normal dan 29,2
persen dengan hipertensi. Sedangkan responden dengan jumlah asupan air minum > 2
Liter/hari terdapat 45,2 persen dengan tekanan darah normal dan 54,8 persen dengan
hipertensi. Hasil analisis statistik dengan uji Fisher’s Exact dibuktikan ada hubungan
yang bermakna antara jumlah asupan air minum dengan tekanan darah (p=0,02; PR=
0,533) dengan CI [(0,325-0,875)] ini menunjukkan bahwa responden dengan dengan
jumlah asupan air minum > 2 Liter/hari memiliki peluang terkena hipertensi (0,533
kali lebih besar) dibandingkan responden dengan jumlah asupan air minum < 2
Liter/hari. Untuk selang kepercayaan didapat [(0,325-0,875)] nilai prevalen rate 19 Tahun terdapat 60,6 persen dengan tekanan darah normal dan
Universitas Sumatera Utara
81
39,4 persen dengan hipertensi. Hasil analisis statistik dengan uji Fisher’s Exact
dibuktikan tidak ada hubungan yang bermakna antara durasi pajanan dengan tekanan
darah (p=0,83; PR= 0,927) dengan CI [(0,543-1,581)] ini menunjukkan bahwa
responden dengan durasi pajanan > 19 Tahun memiliki peluang terkena hipertensi
(0,927 kali lebih besar) dibandingkan responden dengan durasi pajanan < 19 Tahun.
Untuk selang kepercayaan didapat [(0,543-1,581)] nilai prevalen rate 0,25)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadmium air sumur < 0,005 mg/l
terdapat 60,6 persen dengan tekanan darah normal dan 39,4 persen dengan hipertensi.
Sedangkan kadar cadmium air sumur > 0,005 mg/l terdapat 63,5 persen dengan
tekanan darah normal dan 36,5 persen dengan hipertensi. Hasil analisis statistik
dengan uji Fisher’s Exact dibuktikan tidak ada hubungan yang bermakna antara
cadmium dalam air sumur dengan tekanan darah (p=0,83; PR= 1,079) dengan CI
[(0,633-1,841)] ini menunjukkan bahwa responden dengan cadmium dalam air sumur
> 0,005 mg/l memiliki peluang terkena hipertensi (1,079 kali lebih besar)
dibandingkan responden dengan cadmium dalam air sumur < 0,005 mg/l. Untuk
selang kepercayaan didapat [(0,633-1,841)] nilai prevalen rate 0,25). Dapat dilihat pada tabel 4.6. berikut :
Universitas Sumatera Utara
82
Tabel 4.6. Analisis Hubungan Kadar Kadmium (Jumlah Asupan Air Minum,
Durasi Pajanan dan Kadmium Air Sumur) dengan Tekanan Darah Pada
Masyarakat di Desa Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2016
Variable
Normal
n
%
Jumlah Asupan
Air Minum
< 2 Liter/hari
> 2 Liter/hari
Durasi Pajanan
< 19 Tahun
> 19 Tahun
Kadmium Air
Sumur
< 0,005 mg/
> 0,005 mg/l
Tekanan darah
Hipertensi
Jumlah
N
%
n
%
PR
(95%
CI)
46
14
70,8
45,2
19
31
29,2
54,8
65
31
100,0
100,0
40
20
63,5
60,6
23
13
36,5
34,4
63
33
100,0
100,0
0,533
(0,3250,875)
0,927
(0,5431,581)
20
40
60,6
63,5
13
23
39,4
36,5
33
63
100,0
100,0
1,079
(0,6331,841)
Nilai
p
0,02
0,83
0,83
4.3.2. Uji Korelasi
Untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu antara variabel independen
dengan satu variabel dependen maka digunakanlah analisis statistik bivariat. Pada
penelitian ini analisis bivariat yang digunakan adalah uji korelasi, sebelum masuk ke
analisis bivariat apabila data berjenis metrik/ numerik maka terlebih dahulu di
lakukan uji asumsi normalitas data masing-masing variabel independen dan
dependen. Asumsi normalitas dikatakan jika nilai p > 0,05.
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Data
No
1.
2
3.
4.
5.
Variabel
Usia
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status Gizi
Kebiasaan Merokok
Df
96
96
96
96
96
P
0,161
0,001
0,001
0,026
0,001
Keterangan
Data Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Universitas Sumatera Utara
83
Tabel 4.7 (Lanjutan)
No
6.
7.
8.
9.
10.
Variabel
Jumlah Asupan Air Sumur
Durasi Pajanan
Kadmium air sumur
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Df
96
96
96
96
96
P
0,001
0,001
0,001
0,004
0,001
Keterangan
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Data Tidak Berdistribusi Normal
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa variabel hanya variabel usia
ang berdistribusi normal karena memiliki nilai p 0,161 (p> 0,05) maka analisis
univariat menggunakan uji linier dikatakan berhubungan jika memiliki nilai p > 0,05.
Sedangkan variabel jenis kelamin, pekerjaan status gizi, kebiasaan merokok, jumlah
asupan air sumur, durasi pajanan, kadmium dalam air dan tekanan darah sistolik
maupun diastolik tidak berdistribusi normal karena memiliki nilai p < 0,05, sehingga
untuk analisis bivariat menggunakan korelasi Spearman dengan tingkat kepercayaan
95%. Dikatakan ada hubungan antara variabel dependen dengan independen apabila
nilai p < 0,005. Adapun hasil uji korelasi seperti yang terlihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8. Hasil Uji Linier dan Uji Korelasi dengan Tekanan Darah Sistolik
No
1
Variabel
Usia
No
2
3
4
5
1.
2.
3.
Variabel
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status Gizi
Kebiasaan Merokok
Jumlah Asupan Air Sumur
Durasi Pajanan
Kadmium air sumur
N
Linier
P
96
n
96
96
96
96
96
96
96
1,420
Spearman
0,037
0,097
0,138
0,070
0,229
0,130
0,013
0,118
P
0,718
0,348
0,181
0,495
0,025
0,206
0,902
Universitas Sumatera Utara
84
Berdasarkan tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa variabel usia memiliki nilai
p (0,118) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara usia dengan
tekanan darah sistolik, jenis kelamin memiliki nilai p (0,718) > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan tekanan darah sistolik,
pekerjaan memiliki nilai p (0,348) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada
hubungan pekerjaan dengan tekanan darah sistolik, status gizi memiliki nilai p
(0,181) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan status gizi dengan
tekanan darah sistolik, kebiasaan merokok memiliki nilai p (0,495) > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan tidak ada hubungan kebiasaan merokok dengan tekanan darah
sistolik, jumlah asupan air sumur memiliki nilai p(0,025) < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara jumlah asupan air sumur dengan tekanan
darah sistolik. Untuk variabel durasi pajanan memiliki nilai p(0,206) > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara durasi pajanan terhadap tekanan
darah sistolik. Untuk variabel kadmium air sumur memiliki nilai p(0,902) > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara Kadmium air sumur
terhadap tekanan darah sistolik.
Tabel 4.9. Hasil Uji Linier dan Uji Korelasi dengan Tekanan Darah Diastolik
Variabel
n
Linier
P
Variabel
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Status Gizi
Kebiasaan Merokok
96
n
96
96
96
96
1,283
Spearman
0,083
0,109
0,061
0,052
0,195
P
0,420
0,290
0,553
0,614
No
1
Usia
No
2
3
4
5
Universitas Sumatera Utara
85
Tabel 4.9 (Lanjutan)
No
6.
7.
8.
Variabel
Jumlah Asupan Air Sumur
Durasi Pajanan
Kadmium air sumur
n
96
96
96
Pearson
Correlation
0,271
0,058
0,088
P
0,008
0,574
0,392
Berdasarkan tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa variabel usia memiliki nilai
p (0,195) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara usia dengan
tekanan darah diastolik, jenis kelamin memiliki nilai p (0,420) > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan tidak ada hubungan jenis kelamin dengan tekanan darah diastolik,
pekerjaan memiliki nilai p (0,290) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada
hubungan pekerjaan dengan tekanan darah diastolik, status gizi memiliki nilai p
(0,553) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan status gizi dengan
tekanan darah diastolik, kebiasaan merokok memiliki nilai p (0,614) > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan tidak ada hubungan kebiasaan merokok dengan tekanan darah
diastolik, jumlah asupan air sumur memiliki nilai p(0,008) < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara jumlah asupan air sumur dengan tekanan
darah diastolik. Untuk variabel durasi pajanan memiliki nilai p(0,574) > 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara durasi pajanan
terhadap tekanan darah diastolik. Untuk variabel kadmium air sumur memiliki nilai
p(0,392) > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
Kadmium air sumur terhadap tekanan darah diastolik.
Universitas Sumatera Utara
86
Tahap selanjutnya sebelum dilakukan analisis multivariat adalah seleksi
bivariat dengan syarat apabila nilai p