Kajian Morfologis dan Kelimpahan Ikan Sili (Famili : Mastacembelidae) di Sungai Seruai Desa NamuSuro Provinsi Sumatera Utara

58

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi dan Tata Nama
Klasifikasi ikan sili dari spesies Mastacembelus armatus yang biasa
dimanfaaatkan sebagai ikan konsumsi.Bentuk Morfologi Ikan Sili biasa untuk
dikonsumsi dapat dilihat pada Gambar 2.
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo


: Synbranchiformes

Famili

: Mastacembelidae

Genus

: Mastacembelus

Spesies

: Mastacembelus armatus(www.iucnredlist.org)

Gambar 2. Ikan Sili (Mastacembelus armatus)
Klasifikasi ikan sili dari spesies Macrognathus tapirus yang berpotensi
sebagai ikan hias (www.iucnredlist.org).Bentuk Morfologi Ikan Sili biasa
sebagai ikan hias dapat dilihat pada Gambar 3.


Universitas Sumatera Utara

59

Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Kelas

: Actinopterygii

Ordo

: Synbranchiformes


Famili

: Mastacembelidae

Genus

: Macrognatus

Spesies

: Macrognathus tapirus (www.iucnredlist.org)

Gambar 3. Ikan Sili (Macrognathus tapirus)

Karakter Morfologis
Karakter morfologis (morfometrik dan meristik) telah lama digunakan
dalam biologi perikanan untuk mengukur jarak dan hubungan kekerabatan dalam
pengkategorian variasi dalam taksonomi.Hal ini juga banyak membantu dalam
pendugaan stok ikan.Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi
dalam tingkat intra spesies (ras) adalah variasi fenotip yang tidak selalu tepat

dibawah

kontrol

genetik

tapi

dipengaruhi

oleh

perubahan

lingkungan.Pembentukan fenotip dari ikan memungkinkan ikan dalam merespon
secara adaptif perubahan dari lingkungan melalui modifikasi fisiologi dan
kebiasaan.Lingkungan mempengaruhi variasi fenotip, walau bagaimanapun

Universitas Sumatera Utara


60

karakter morfologi telah dapat memberikan manfaat dalam identifikasi stok dalam
suatu populasi yang besar (Turan, 1998 diacu oleh Akbar, 2008).
Morfometrik merupakan salah satu cara untuk mendeskripsikan jenis ikan
dan menentukan unit stok pada suatu perairan dengan berdasarkan atas perbedaan
morfologi spesies yang diamati. Pengukuran morfometrik dapat dilakukan antara
lain panjang standart, panjang moncong atau bibir, sirip punggung dan sebagainya
(Rahmat, 2011).
Famili Mastacembelidae yang dikenal sebagai spiny eel atau belut
berduri, bentuk tubuhnya panjang berduri menyerupai belut. Masyarakat lokal
sering menyebut

spiny eel dengan sebutan ikan Sili. Ikan Sili memiliki

morfologi yang unik

yaitu tubuh sangat pipih dan panjang, terdapat duri di

sepanjang punggung (dorsal), 2-3 duri di depan sirip anal, dan tidak memiliki sirip

ventral. Ciri lainnya yang dominan adalah adanya belalai yang memanjang ke
bawah pada bagian moncongnya. Pinggiran lubang hidung depan, memiliki 6
tonjolan halus seperti jari kecil. Sirip anal dan dorsal memanjang mulai sekitar
1/3 bagian posterior tubuh ke belakang menuju pangkal ekor dan terpisah
dengan sirip ekor (Handayani dkk., 2015).
Ikan Sili (Macrognathus tapirus) yang ditemukan di Sungai Ngrowo,
Kabupaten Tulungagung memiliki karakter morfologi yaitu duri didepan sirip
dorsal berjumlah 21, duri di depan sirip anal berjumlah 2, tidak memiliki sirip
ventral, jari-jari sirip dorsal berjumlah 43-52 (D.43-52), jari-jari sirip anal
berjumlah 46-54 (A. 46-54), jari-jari sirip pectoral berjumlah 16-21 (P.16-21)
jari-jari sirip caudal berjumlah 12-15 (C.15-15). Bentuk tubuh taeniform,
posisi mulut ke bawah (inferior), pada bagian moncongnya memiliki bentukan

Universitas Sumatera Utara

61

memanjang seperti belalai dengan lubang hidung tubuler pada ujungnya 4,
bentuk sirip caudal membulat (rounded) tipe sisik sikloid Sirip anal dan dorsal
memanjang mulai sekitar 1/3 bagian posterior tubuh ke belakang menuju

pangkal ekor dan terpisah dengan sirip ekor, pola warna tubuh coklat tua dengan
daerah di bagian abdomen memiliki warna yang lebih terang, selain itu ada pola
warna lebih terang pada bagian belakang mata sampai ke pangkal ekor.
Bentuk linea lateralis lurus. Pada dasar sirip dorsal dan sirip caudal terdapat ocelli
(bercak bulat memiliki dua lingkaran, lingkaran dalam berwarna lebih gelap,
sedangkan lingkaran luar berwarna lebih terang dengan bentuk tidak beraturan
(Handayani dkk., 2015).
Kepala merupakan bagian dari moncong mulut terdepan hingga ujung
operculum paling belakang (PK).Pada bagian ini terdapat mulut, rahang atas dan
bawah, gigi, hidung, mata, insang dan alat tambahan lainnya. Beberapa tipe utama
posisi mulut ikan antara lain: terminal, sub terminal, inferior,superior, retracted
protractile dan protracled protratile .

Gambar 4.Tipe utama letak mulut (Kottelat dkk., 1993).

Universitas Sumatera Utara

62

Adaptasi merupakan suatu proses evolusi yang menyebabkan organisme

mampu hidup lebih baik dibawah kondisi lingkungan tertentu dan sifat genetik
yang membuat organisme menjadi lebih mampu untuk bertahan hidup. Ikan di
sungai juga mengalami proses adaptasi yang berpengaruh pada perubahan sifat
genetik yang membuat ikan mengalami perubahan morfologi sesuai dengan
kondisi lingkungan sekitarnya (Nurudin, 2013).
Bentuk posisi mulut merupakan pola adaptasi ikan dalam bersaing untuk
mendapatkan makanan.Pada ikan inferior memungkinkan mencari makan di dasar
sungai, misal ikan famili Claridae yang mampu mencari organisme kecil yang
bersembunyi di dasar sungai.Ikan tipe mulut protractile memungkinkan
mendapatkan makanan di tepi sungai atau batuan dasar sungai.Ciri ikan yang
memiliki tipe mulut ini adalah famili Cyprinidae.Tipe mulut superior pada
umumnya dimiliki oleh ikan kecil pemakan plankton (Eka, 2009).

Habitat
Ikan sili memiliki sebaran yang cukup luas, ditemukan di wilayah tropis
dan subtropis Afrika, Asia Tenggara, dan Cina Utara (Frose and Pauly, 2008).
Di

Indonesia penyebarannya meliputi: Pulau Jawa (Lebak, Bogor, Cipanas,


Jasinga, Pelabuhan Ratu), Sumatera (Deli, Langkat, Solok, Payakumbuh, Way
Lima, Palembang), Belitung, dan Kalimantan (Ario, 2010).
Menurut Sentosa dan Adisukma (2009), Ikan

berod

(Mastacembelus sp)

merupakan salah satu ikan asli yang hidup dihabitat Sungai Cimanuk. Ikan
tersebut termasuk dalam famili Mastacembelidae yangmemiliki karakteristik
seperti sidat (bentuk tubuler memanjang) atau sering juga disebut sidat berduri

Universitas Sumatera Utara

63

(spiny eels). hanya yangmembedakan adalah adanya duri-duri pada tubuhnya.
Ikan berod banyak ditemukan di perairan sungai dengan dasarberpasir

dan


berlumpur yang ditepiannya banyak ditemukan tumbuhan air. Informasi dari
penangkap ikan dan masyarakatsetempat Sungai Cimanuk menyebutkan bahwa
ikan berod saat ini semakin sulit ditemukan jikadibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya. Adanya kegiatan penambangan pasir dibeberapa segmen
aliran Sungai Cimanuk juga turut mengancam keberadaan ikan tersebut.
Ikan sili atau tilan sebutan masyarakat sumatera selatan juga terdapat di sungai
Musi yaitu di sungai utama, anak sungai dan rawa lebak.Berdasarkan keterangan
nelayan ikan tilan sudah mengalami penurunan penangkapan, ukuran ikan tilan
yang tertangkap sudah semakin kecil.Perlu adanya upaya domestifikasi untuk
menjaga kelestarian ikan tilan (Nurdawati dan Yuliani, 2009).
Di Indonesia Mastacembelus sp. banyak dimanfaatkan sebagai ikan hias
dan ikankonsumsi.Khusus

di aliran Sungai

Cimanuk bagian

tengah

KabupatenSumedang, pemanfaatanikan berod cenderung lebih banyak untuk ikan

konsumsi. Ikanberod menjadi salah satu tangkapan utama para nelayan karena
disukai oleh masyarakat sekitar dan mempunyaiharga jual yang relatif tinggi
yaitu sekitar Rp. 25.000/kg. Penangkapan ikan berod olehmasyarakat sekitar
Sungai Cimanuk banyak dilakukan menggunakan jala tebar, pancing dan
bubu.Alat ini sangat efisien dalam menangkap ikan sili di perairan sungai yang
berarus deras (Sentosa dan Adisukma, 2009).
Ikan sili banyak

diperdagangkan sebagai ikan hias di Jambi yang

dipasarkan antar pulau dan ke luar negeri seperti

ke Singapura dan

Malaysia . Hal ini karena ikan sili memiliki morfologi yang unik yaitu tubuh yang

Universitas Sumatera Utara

64

pipih dan panjang, serta adanya belalai yang memanjang kebawah pada bagian
moncongnya (Handayani dkk., 2015).

Kelimpahan Spesies
Kelimpahan identik dengan suatu populasi. Populasi didefinisikan sebagai
kelompok organisme atau individu yangsama (kelompok-kelompok dari individu
yang dapat bertukar informasi genetik),yang menempati ruang dan waktu tertentu,
memiliki sifat yang unik yangmerupakan sumbangan dari masing-masing individu
anggota kelompok tersebut (Dharmawandkk., 2005).
Keanekaragaman
karakteristik

habitat

dan
perairan.

kelimpahan

ikan

Karakteristik

juga

habitat

ditentukan
di

sungai

oleh
sangat

dipengaruhi kecepatan aliran sungai. Kecepatan tersebut dipengaruhi oleh
perbedaan kemiringan sungai, keberadaan hutan atau tumbuhan di sepanjang
daerah

aliran

sungai

yang

berasosiasi

dengan

keberadaanhewan-hewan

penghuninya ( Ross 1997 diacu oleh Yustina, 2009).
Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979) Diacu oleh Indriyanto (2006) kepadatan
populasi merupakan besarnya populasi dalam suatu unit ruang,yang pada
umumnya dinyatakan sebagai jumlah individu-individu dalam setiapunit luas atau
volume. Kepadatan (densitas) populasi dapat dibedakan atas densitas kasar
dandensitas spesifikyaitu :
1. Kepadatan

kasar

diukur

pada

suatu

tempat

dan

waktu

tertentu

sehinggadinyatakan sebagai jumlah individu organisme perseluruh luas
daerahyang dikaji.

Universitas Sumatera Utara

65

2. Kepadatan spesifik, yaitu jumlah individu organisme per luas habitat
ataujumlah individu organisme per satuan ruang atau tempat yang tersedia
dabenar-benar diduduki oleh individu-individu anggota populasi tersebut.Jadi,
individu-individu organisme anggota populasi biasa saja menempatihanya pada
bagian tertentu yang baik dari total daerah. Kepadatan spesifikjuga disebut
kepadatan ekologi.

Konservasi Tingkat Spesies
Spesies didefinisikan secara biologis dan morfologis. Secara biologis,
spesies adalah sekelompok individu yang berpotensi untuk bereproduksi diantara
mereka, dan tidak mampu bereproduksi dengan kelompok lain. Sedangkan secara
morfologis, spesies adalah sekelompok individu yang mempunyai karakter
morfologi, fisiologi atau biokimia berbeda dengan kelompok lain.Fokus
konservasi tingkat spesies dilakukan pada tingkat populasi. Populasi suatu spesies
dapat lestari sehingga dapat dimanfaatkan oleh generasi sekarang dan generasi
yang akan datang. Kunci menyelamatkan spesies adalah dengan melindungi
populasi yang ada (Indrawan dkk., 2004).
Secara konseptual, biologis, dan hukum, spesies merupakan fokus utama
dalam konservasi.Sebagian besar masyarakat telah memahami konsepsi spesies
dan mengetahui bahwa dunia memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi tetapi
sebagian di antaranya sedang menuju kepunahan.Ahli biologi telah memfokuskan
pada spesies selama berabad abad dan telah mengembangkan sistem penamaan,
pengkatalogan, dan perbandingan antar spesies.Berbagai upaya konservasi telah

Universitas Sumatera Utara

66

dilakukan, mulai dari pendanaan sampai program recovery difokuskan pada
spesies (Supriatna, 2008).
Dalam menilai potensi keanekaragaman hayati, seringkali yang lebih
banyak menjadi pusat perhatian adalah keanekaragaman jenis, karena paling
mudah teramati.Sementara keragaman genetik yang merupakan penyusunan jenisjenis tersebut secara umum lebih sulit dikenali.Ekosistem yang baik mempunyai
ciri-ciri keanekaragaman jenis yang tinggi dan penyebaran jenis individu yang
hampir merata di setiap perairan (Krebs, 1972).

Parameter Fisika
1.

Suhu
Suhu air menjadi faktor pembatas utama yang menentukan pertumbuhan

dan kehidupan ikan. Suhu yang tinggi akan menurunkan jumlah konsentrasi
oksigen sehingga dapat menyebabkan kematain. Suhu untuk ikan air tawar adalah
kisaran optimal 28-32 oC.Pada daerah beriklim tropis misalnya Indonesia, suhu
perairan pada umumnya relatif tinggi dengan perubahan-perubahan yang sangat
kecil.Salah satu hal yang menjadi masalah adanya stratifikasi suhu akibat tidak
adanya angin yang menggerakkan arus air. Adapun Alat yang digunakan untuk
mengukur suhu perairan adalah termometer (Barus, 2004).

2.

Kecerahan
Kecerahan air sungai dipengaruhi oleh banyaknya material tersuspensi yang

ada di dalam air sungai. Material ini akan mengurangi masuknya sinar matahari
ke air sungai. Semakin kehilir semakin banyak material yang ada di dalam sungai

Universitas Sumatera Utara

67

yang semakin menurunkan kecerahan air sungai berakibat pada penurunan
kecerahan air sungai. Kecerahan perairan biasa diukur dengan menggunakan
seccidisk(Siahaan dkk., 2011).
3.

Kedalaman
Kedalaman merupakan salah satu parameter fisika, dimana semakin

dalam

perairan

maka

intensitas

cahaya

yang

masuk

semakin

berkurangKedalaman sungai berpengaruh besar terhadap kelimpahan ikan,
semakin dalam sungai maka semakin banyak pula ikan yang menempati areal
tersebut. Adapun salah satu cara pengukuran kedalaman suatu perairan adalah
dengan menggunakan tali panjang yang diikatkan pemberat pada bawahnya,
kemudian masukkan tali yang sudah diberi pemberat tersebut kedalam sungai
sampai kedasar dan usahakan tali tegak lurus terhadap permukaan sungai, tandai
batas kedalaman dan ukur dengan menggunakan meteran (Hidayati, 2014).
4.

Arus
Arus sungai adalah gerakan massa air yang arahnya searah dengan aliran

sungai menuju hilir atau muara. Faktor yang mempengaruhi arus yaitu tahanan
dasar dan perbedaan densitas (Agustini dkk., 2013).
Kecepatan arus penting untuk diamati sebab merupakan faktor pembatas
kehadiran organisme di dalam sungai. Kecepatan arus sungai berfluktuasi (0,091,40 m/dtk) yang semakin melambat kehilir. Faktor gravitasi, lebar sungai dan
material yang dibawa oleh air sungai membuat kecepatan arus sungai di hulu
paling besar (Siahaan dkk., 2011).

Universitas Sumatera Utara

68

Parameter Kimia
1.

Derajat Keasaman (pH)
Nilai pH merupakan hasil pengukuran aktivitas ion hidrogen dalam

perairandan menunjukkan keseimbangan antara asam dan basa air. Karbonat,
hidroksidadan bikarbonat akan meningkatkan kebasaan air, sementara adanya
asam-asammineral bebas dan asam bikarbonat

meningkatkan keasaman

(Saeni,1989).
pH air dapat diukur dengan menggunakan pH meter atau menggunakan
kertas lakmus. pH air biasanya digunakan sebagai penentu pencemaran atau
indeks pencemaran dengan melihat tingkat keasaman. Nilai pH yang ideal bagi
kehidupan organisme akuatik atau ikan berkisar 7-8,5. Apabila kondisi perairan
bersifat sangat asam atau sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup
organisme karena menyebabkan terjadinya gangguan metabolism dan respirasi
(Effendi, 2003).
2.

Oksigen Terlarut (DO)
Menurut Zonneveld dkk (1991) kebutuhan oksigen pada ikan mempunyai

kepentingan pada dua aspek, yaitu kebutuhan lingkungan bagi spesies tertentu dan
kebutuhan konsumtif yang tergantung pada metabolism ikan.
Barus (1996), menyatakan bahwa larutan oksigen maksimum perairan
mencapai pada temperature 0o C yaitu sebesar 14,16 mg/l oksigen. Konsentrasi ini
akan menurun sejalan dengan meningkatnya temperatur air. Optimal oksigen
terlarut pada perairan tawar seperti sungai adalah tidak boleh kurang dari 1,7 ppm.

Universitas Sumatera Utara