Penerapan Pembukaan Rahasia Nasabah Bank Oleh OJK Dalam Hal Pemeriksaan Perpajakan Melalui Aplikasi Elektronik Berdasarkan POJK No.25 POJK.03 2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga keuangan pada dasarnya mempunyai peran yang sangat startegis
dalam mengembangkan perekonomian suatu bangsa. Oleh karena itu, jika dilihat
dalam praktik perekonomian suatu negara, lembaga keuangan senantiasa ikut
berperan aktif. Tumbuhnya perkembangan lembaga keuangan secara baik dan
sehat akan mampu mendorong terhadap perkembangan ekonomi bangsa.
Sebaliknya, kalau lembaga keuangan suatu bangsa mengalami krisis, dapat
diartikan bahwa perekonomian suatu bangsa tersebut sedang mengalami
keterpurukan (collapse). Dikenal dua kategori lembaga keuangan, yakni lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan non bank.1
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 2
Lembaga perbankan adalah lembaga yang mengandalkan kepercayaan
masyarakat, dengan demikian guna tetap mengekalkan kepercayaan maysarakat
terhadap bank, pemerintah wajib melindungi masyarakat dari tindakan lembaga,
ataupun oknumnya yang tidak bertanggung jawab, dan merusak sendi
kepercayaan masyarakat tersebut. Bila suatau saat kepercayaan masyarakat


1

Budi Agus Riswandi, Aspek Hukum Internet Banking (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2005), hlm 5.
2
Pasal 1, Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan Jo UU No. 10 Tahun 1998.

1

Universitas Sumatera Utara

menjadi luntur terhadap bank, maka hal itu merupakan suatu bencana
perekonomian negara yang sempat sulit untuk dipulihkan kembali.3
Masyarakat berhubungan dengan lembaga perbankan karena adanya
kepercayaan, yaitu bahwa perbankan akan memberikan keuntungan terhadap
nasabahnya, baik itu berupa keuntungan materi misalnya berupa bunga atas
simpanannya, maupun keuntungan bukan materi seperti keamanan atas barang
berharga (dana) yang dititipkan/disimpan di bank tersebut. Kemudian timbulah
adanya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan yang saling
berkaitan, yaitu saling mempercayai. Salah satu bentuk dari saling mempercayai

adalah bahwa apa-apa yang diketahui oleh bank dari diri nasabahnya akan
dirahasiakan dan tidak akan dibuka kepada siapapun kecuali atas dasar peraturan
hukum yang berlaku. Kondisi demikian inilah maka perbankan mendapat julukan
sebagai lembaga kepercayaan (agen of trust), dilain pihak perbankan juga merasa
yakin dan percaya, bahwa nasabahnya datang dari kalangan masyarakat yang
mempunyai reputasi dan kredibilitas baik.4
Kerahasian bank tersebut dapat berpengaruh kontradiktif terhadap
pemeriksaan data dari nasabah untuk kepentingan tertentu misalnya untuk
pemeriksaan pajak yang dilakukan demi kepentingan negara, bangsa dan
masyarakat umum. Perspektif kerahasiaan bank yang berlawanan tersebutlah yang
terkadang menghambat Direktorat Jenderal Pajak dalam pemeriksaan pajak.
Berdasarkan SP22/DKNS/OJK/III/2017 / No.10/2017, Nota Kesepahaman
yang ditandatangani antara Otoritas Jasa Keuangan dan Direktorat Jenderal Pajak
3

Muhamad Djumhana, Rahasia Bank ( Ketentuan Dan Penerapannya Di Indonesia),
(Bandung:PT. Citra Aditya Bakti,1996), hlm.29.
4
Ibid, hlm 114


2

Universitas Sumatera Utara

tentang kerjasama didalam bidang pengaturan, pengawasan dan penegakan hukum
serta perlindungan konsumen di dektor Jasa Keuangan. Ruang lingkup Nota
Kesepahaman ini dilakukan sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang
mana salah satunya meliputi tentang penerapan pembukaan rahasia nasabah bank
dalam rangka pemeriksaan, pemeriksaan bukti permulaan, penyidikan dan
penagihan di bidang perpajakan melalui aplikasi elektronik.
Berdasarkan nota kesepahaman ini, Ditjen pajak berharap koordinasi dan
kerja sama kedua instansi akan semangkin optimal untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pelaksanaan tugas masing-masing pihak. Bagi ditjen pajak sendiri,
kerjasama yang semangkin erat dengan OJK akan memungkinkan pemeriksaan,
pemeriksaan bukti permulaan, penyidikan dan penagihan pajak yang lebih efektif
khususnya dengan pembukaan akses data dan informasi nasabah yang lebih
mudah.
Mengenai pembukaan informasi nasabah untuk kepentingan perpajakan,
sebelumnya OJK sudah mengeluarkan Peraturan OJK nomor 25/POJK.03/2015
tentang Penyampaian Informasi Nasabah Asing Terkait Perpajakan Kepada

Negara Mitra Atau Yuridiksi Mitra. Terdapat satu contoh yang menarik pada
kasus pembukaan kerahasiaan bank di luar negeri, yaitu pembukaan kerahasiaan
bank di luar negeri adalah penyerahan data 4.450 nasabah bank UBS Swiss
kepada pihak otoritas pajak Amerika Serikat (Internal Revenue Service).5 Contoh
kasus ini menarik karena melibatkan institusi perbankan dan otoritas pajak dari
negara yang berbeda, dimana ketika otoritas pajak Indonesia saja masih kesulitan
5

Agung Wibisono, Bank Swiss Tak Suci Lagi, Majalah Tempo Edisi 28 juni-4 juli 2010,

hlm.135.

3

Universitas Sumatera Utara

untuk mengakses institusi perbankan dalam negeri, sementara itu otoritas pajak
amerika serikat telah dapat menembus institusi perbankan Swiss yang terkenal
sebagai “dewa”nya kerahasiaan bank. Bulan juni 2007 Bank USB Swiss
memberikan data 250 penabung rahasia mereka kepada IRS. Selain itu mereka

membayar denda US$ 780 juta kepada pemerinta Amerika untuk menghindari
tuntutan pengadilan. Pihak bank telah mengakui membantu nasabah mereka di
Amerika tidak membayar pajak selama tahun 2000 sampai dengan 2007. Tanggal
19 agustus 2009 Bank UBS sepakat membuka lagi data data nasabah mereka
sebanyak 4.450 nasabah yang memiliki aset senilai US$ 18 miliar. Akan syarat
disetujui oleh parlemen Swiss. Pada bulan juni 2010 parlemen Swiss menyetujui
hal tersebut.6
Sehingga, Amatlah menarik untuk membahas penerapan pembukaan rahasia
nasabah bank oleh OJK dalam hal pemeriksaan perpajakan melalui aplikasi
elektronik berdasarkan POJK No.25/pojk.03/2015.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dalam suatu
penelitian, diperlukan untuk memberikan kemudahan bagi penulis dalam
membatasi permasalahan yang akan ditelitinya, sehingga dapat mencapai tujuan
dan sasaran yang jelas serta memperoleh jawaban sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah
yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pengaturan Mengenai Rahasia Bank Menurut UU Perbankan?

6


Ibid.

4

Universitas Sumatera Utara

2. Bagaimana Koordinasi Antara Ditjen Pajak dan OJK Dalam Hal
Pembukaan Rahasia Bank? ?
3. Bagaimana Penerapan Pembukaan Rahasia Nasabah Bank Oleh OJK
Dalam Hal Pemeriksaan Perpajakan Melalui Aplikasi Elektronik
Berdasarkan POJK No.25/pojk.03/2015
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
a. Tujuan obyektif
Tujuan obyektif dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui bagaimana pengaturan mengenai rahasia bank
Menurut UU Perbankan;
2) Untuk mengetahui bagaimana koordinasi antara Ditjen Pajak dan OJK
dalam hal pembukaan rahasia bank;

3) Untuk mengetahui bagaimana penerapan pembukaan rahasia nasabah
bank oleh OJK dalam hal pemeriksaan perpajakan melalui aplikasi
elektronik berdasarkan POJK No.25/pojk.03/2015.
b. Tujuan Subjektif
Tujuan subjektif dari penelitian ini adalah :
1) Untuk mengetahui pengetahuan penulis dalam penulisan Hukum
Ekonomi yang berhubungan dengan penerapan pembukaan rahasia
nasabah bank oleh OJK dalam hal pemeriksaan perpajakan melalui
aplikasi elektronik;

5

Universitas Sumatera Utara

2) Untuk memperluas pemahaman serta pengengetahuan dalam aspek
pembukaan rahasia nasabah bank;
3) Untuk memperoleh data-data sebagai bahan untuk penulisan hukum
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan dalam
ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Medan;

4) Untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu hukum yang diperoleh
dalam perkuliahan di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
melalui sebuah penelitian hukum;
5) Untuk memberikan tambahan pemikiran atas permasalahan yang telah
dibahas, yaitu dari hasil penelitian hukum yang dilakukan penulis,
yang diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya,
bagi kalangan akademis di Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara, serta pihak lain yang berminat atau berkepentingan serta
berhubungan dengan permasalahan yang dibahas pada khususnya.
2. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah:
1) Memberikan sumbanan pemikiran dibidang hukum ekonomi yang
berhubungan dengan pembukaan rahasia nasabah bank oleh OJK

6

Universitas Sumatera Utara


dalam hal pemeriksaan perpajakan melalui aplikasi elektronik
berdasarkan POJK No.25/pojk.03/2015.
2) Memberikan gambaran yang lebih nyata dari mengenai proses
pembukaan rahasia nasabah bank oleh OJK dalam hal pemeriksaan
perpajakan

melalui

aplikasi

elektronik

berdasarkan

POJK

No.25/pojk.03/2015.
b. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah:

1) Memberikan jawaban atas permasalahan yang dieliti
2) Untuk lebih mengembsngkan penalaran, membentuk pola pikir
dinamis, sekaligus untuk mengetahui sejauh mana kemampuan penulis
dalam menerapkan ilmu yang diperoleh
Dari hasil penelitian ini, akan menambah pengetahuan kita sejauh mana
pelaksanaan pemerintahan itu dijalankan dan dilaksanakan.
D. Keaslian Penulis
Skripsi ini membahas tentang “Penerapan Pembukaan Rahasia Nasabah
Bank Oleh OJK Dalam Hal Pemeriksaan Perpajakan Melalui Aplikasi Elektronik
Berdasarkan POJK No.25/pojk.03/2015”, dimana judul tersebut belum pernah
dibahas sebelumnya, sesuai dengan yang diterangkan dalam lembaran surat
keterangan yang menyatakan telah diperiksa, tidak ada judul yang sama pada arsip
perpustakaan Universitas cabang Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara,
yang dibuat pada tanggal 12 maret 2017 di Medan. Sehingga penulis menyusun
skripsi ini dengan berbagai refrensi yang penulis dapatkan baik dari buku-buku,

7

Universitas Sumatera Utara


Media Cetak dan Elektronik, maupun bantuan dari berbagai pihak. Dengan
demikan keaslian penulisan skripsi ini dapat di pertanggungjawabkan.
E. Tinjauan Pustaka
Yang dimaksud dengan rahasia bank yaitu :
a. Menurut Munir Fuady.
Hubungan antara bank dengan nasabah ternyata tidaklah seperti hubungan
kontraktual biasa. Akan tetapi dalam hubungan tersebut terdapat pula kewajiban
bagi bank untuk tidak membuka rahasia nasabahnya kepada pihak lain manapun
kecuali jika ditentukan lain oleh perundang-undangan yang berlaku. Hal ini
dinamakan rahasia bank. Demikian, istilah rahasia bank mengacu pada rahasia
dalam hubungna antara bank dengan nasabahnya.7
b. Menurut kasmir
Dikarenakan kegiatan dunia perbankan mengelola uang masyarakat, maka
bank wajib menjaga keamanan uang tersebut agar benar-benar aman. agar
keamanan uang nasabahnya terjamin, pihak perbankan dilarang untuk
memberikan keterangan yang tercatat pada bank tentang keadaan keuangan dan
hal-hal lain dari nasabahnya. Dengan kata lain bank harus menjaga rahasia tentang
keadaan keuangan nasabah dan apabila melanggar kerahasiaan ini perbankan akan
dikenai sanksi.8
c.Untuk dapat memelihara dan meningkatkan kadar kepercayaan masyarakat
terhadap suatu bank pada khususnya dan perbankan pada umumnya adalah “dapat
tidaknya bank dipercaya oleh nasabah yang menyimpan dananya dan atau
7

Munir Fuady, Hukum Perbankan Modren (Buku Keasatu), (Bandung: PT Citra Aditya
Bakti, 2003), hlm 87
8
Khamsir ,Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta : PT Rajawali Grafindo Persada,2002), hlm 57

8

Universitas Sumatera Utara

menggunakan jasa-jasa lainnya dari bank tersebut untuk tidak mengungkapkan
keadaan keuangan dan transaksi nasabah serta keadaan lain dari nasabah yang
bersangkutan kepada piak lain.”9 Dalam hal ini prinsip kerahasiaan bank sangat
penting dalam menjaga kepercayaan masyarakat.
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998(“UU Perbankan”) Pasal 1
angka 28 memberikan pengertian tentang, Rahasia Bank adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan keterangaan mengenai nasabah penyimpanan dan
simpanannya.
Pembukaan rahasia bank untuk kepentingan perpajakan diatur dalam
ketentuan pasal 41 ayat 1 UU perbankan yang menentukan bahwa:
“Untuk kepentingan perpajakan, Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan
Menteri Keuangan berwenang untuk mengeluarkan keterangan dan
memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai keadaan
keuangan nasabah penyimpanan tertentu kepada pejabat pajak.”
Pembukaan rahasia bank menurut UU Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan (KUP), dimana pengaturan kewenangan yang terkait dengan data
wajib pajak di bank diatur pada pasal 35 UU KUP. Pada dasarnya memberikan
kesempatan kepada Direktorat Jendral Pajak untuk melakukan pemeriksaan data
wajib pajak yang terdapat pada bank terkaitt untuk pemeriksaan pajak. Akan
tetapi pada kenyataannya, Direktorat Jenderal Pajak tekadang mengalami
hambatan dalam melakukan pemeriksaan data wajib pajak yang terdapat pada
bank.

9

Sultan Remy Syahdeni, Rahasia Bank dan Berbagai Masalah Disekitarnya, (Jurnal
Hukum Bisnis, volume 8, Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis, Jakarta, 1999), hlm 5.

9

Universitas Sumatera Utara

Penerobosan Rahasia Bank Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.
2/19/PBI/2000

ketentuan

tentang

pengecualian

terhadap

rahasia

terkait

pemerikasaan pajak tersebut dijabarkan dalam peraturan pelaksanaannya yang
dikeluarkan oleh bank Indonesia, yaitu PBI Nomor 2/19/PBI/2000. PBI Nomor
2/19/2000 mengatur bahwa penerobosan rahasia bank demi kepentingan
perpajakan terlebih dahulu harus diperoleh izin atau perintah tertulis untuk
membuka rahasia bank dari Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan tertulis dari
Menteri Keuangan. Permintaan penerobosan rahasia bank tersebut harus disertai
tanda tangan dengan membubuhkan tanda tangan basah dari Menteri keuangan.
Pimpinan Bank Indonesia mengeluarkan perintah tersebut kepada bank agar
memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat
mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu kepada pejabat pajak.
Menyangkut kesempatan pembukaan rahasia bank bila berkaitan dengan
pemeriksaan wajib pajak, yang dalam hal ini bank berkedudukan sebagai pihak
ketiga yang diminta keterangannya ketentuan asalnya diatur dalam Undangundang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Dan Tata menjalankan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan diperlukan keterangan atau
bukti dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan wajib pajak yang
diperiksa , atas permintaan Direktur bukti yang diminta. Bila pihak ketiga tersebut
terikat oleh kewajiban untuk merahasiakannya, maka kewajiban itu ditiadakan
untuk kepentingan pemeriksaan pajak sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku.

10

Universitas Sumatera Utara

Baru-baru ini diterbitkannya Perpu Nomor 1 Tahun 2017 tentang Akses
Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan, salah satu pertimbangan
diterbitkannya adalah untuk penguatan basis perpajakan dalam rangka memenuhi
target penerimaan pajak dalam negeri, dan juga menjaga keberlanjutan efektifitas
kebijakan pengampunan pajak.
Berdasarkan POJK No.25/POJK.03/2015, nasabah asing yang tidak bersedia
menyampaikan persetujuan, instruksi, pemberian kuasa kepada lembaga jasa
keuangan untuk menyampaikan data dan informasi dalam rangka pertukaran
informasi secara otomatis akan berujung pada penghentian pelayanan transaksi
baru pada nasabah asing tersebut dan penolakan hubungan usaha jika masih dalam
status calon nasabah. Hal yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan di
Indonesia tentunya bersifat timbal balik dengan kepentingan Indonesia di negara
lainnya.
F. Metode Penulisan
Metode penulisan ilmiah merupakan realisasi dari rasa ingin tahu manusia
dalam taraf keilmuan. Seorang akan yakin bahwa ada sebab bagi setiap akibat dari
gajala yang tampak dan dapat dicari penjalsannya secara ilmiah. Maka perlu
bersikap objektif, karena kesimpulan yang diperoleh hanya akan dapat ditemukan
bila dilandasi dengan bukti-bukti yang meyakinkan dan data dikumpulkan melalui
prosedur yang jelas, sistematis dan terkontrol.10 Untuk mendapat dan

10

H. Zainuddin Ali. Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Sinar Grafika, 2009).hlm.7.

11

Universitas Sumatera Utara

mengumpulkan data terrsebut maka penulis menggunakan metode penelitian yang
mencakup hal berikut.11
1. Tipe Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, tipe penelitian yang digunakan adalah
penelitian yuridis normatif, yakni penelitian yang mengacu kepada norma-norma
hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan sehingga penelitian
hanya difokuskan untuk mengkaji dan mengetahui penerapan kaidah-kaidah atau
norma-norma hukum positif tentang pembukaan rahasia nasabah bank oleh OJK
dalam hal pemeriksaan perpajakan melalui aplikasi elektronik berdasarkan POJK
No.25/POJK.03/2015. Melalui peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan hal tersebut.
2. Sifat Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis, penelitian yang
bersifat deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan,
menelaah, menjelaskan dan menganalisis suatu peraturan hukum.12 Jadi penelitian
ini bersifat menggambarkan, menjelaskan dan menganalisa segala mekanisme
penerapan pembukaan rahasia nasabah bank oleh OJK dalam hal pemeriksaan
perpajakan melalui aplikasi elektronik berdasarkan POJK No.25/pojk.03/2015.
3. Sumber Bahan Hukum
Data pokok yang digunakan sebagai bahan analisa di dalam penelitian ini
adalah bahan skuunder. Data skunder tersebut meliputi:
a. Bahan Hukum Primer
11
12

Ibid., hlm. 105.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI press, 1986), hlm.6.

12

Universitas Sumatera Utara

Yaitu bahan-bahan hukum yang bersifat mengikat terdiri dari peraturan
perundang-undangan yang terkait dengan objek penelitian
b. Bahan Hukum Skunder
Yaitu bahan-bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum
primer, seperti berbagai tulisan ilmiah hukum, jurnal, makalah dari pakar hukum
dan buku-buku yang dianggap berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan
diangkat dalam skripsi ini.
c. Bahan Hukum Tertier
Merupakan bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk dan penjelasan
mengenai bahan hukum premier dan bahan hukum sekunder, seperti kamus,
ensiklopedia, majalah, surat kabar dan sumber-sumber lain dari internet sepanjang
memuat informasi yang relevan dengan materi penelitian ini.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui penelitian kepustakaan (library research) yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data yang bersumber dari peratuan perundang-undangan,
buku-buku, dokumen resmi, surat kabar dan hasil penelitian serta sumber-sumber
lain yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini.
5. Metode Analisis Data
Berdasarkan sifat penelitian skripsi ini yang menggunakan metode
penelitian bersifat deskriptif analistis, maka analisis data yang di pergunakan
adalah

pendekatan

kualitatif

terhadaap

data

skunder.

Kualitatif

yakni

mengumpulkan peraturan perundang-undangan dan bahan kepusakaan lainnya

13

Universitas Sumatera Utara

yang relevan, dengan penelitian, mengelompokkan peraturan perundangundangan bahan hukum yang ada, melakukan interpretasi terhadap peraturan
perundang-undangan terkait, menguraikan bahan-bahan hukum sesuai dengan
masalah yang dirumuskan, dan kemudian menarik kesimpulan.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari V Bab yang masing-masing
Bab memiliki sub bab dan keseluruhan sistematika penulisan skripsi ini
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan satu sama lain, yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
BAB I

Bab ini akan menguraikan secara umum mengenai keadaankeadaan yang berhubungan dengan objek penelitian yang terdiri
dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II

Di dalam bab ini dikemukakan tentang penerapan pembukaan
rahasia nasabah bank yang membahas mangenai pengertian dan
ruang lingkup pembukaan rahasia bank, penerapan pembukaan
rahasia bank, pengaturan mengenai pembukaan rahasia bakn
menurut UU perbankan, dan perlindungan data pribadi nasabah.

BAB III

Di dalam bab ini di kemukakan tentang koordinasi antara ditjen
pajak dan OJK dalam hal pembukaan rahasia bank membahas
mengenai tinjauan umum tentang ditjen pajak, peran OJK sebagai

14

Universitas Sumatera Utara

salah satu lembaga keuangan, dan koordinasi antara ditjen pajak
dan OJK.
BAB IV

Di dalam bab ini di kemukakan tentang penerapan pembukaan
rahasia nasabah bank oleh OJK dalam hal pemeriksaan perpajakan
melalui

aplikasi

elektronik

berdasarkan

POJK

No.25/POJK.03/2015 membahas mengenai ketentuan rahasia bank
dan penerapannya di Indonesia, dan pembukaan rahasia bank untuk
kepentingan perpajakan.
BAB V

Bab terakhir ini berisi kesimpulan yang diambil oleh penulis
terhadap bab-bab sebelumnya yang telah penulis uraikan dan yang
ditutup dengan mencoba memberikan saran-saran yang penulis
anggap perlu dari kesimpulan yang diuraikan tersebut.

15

Universitas Sumatera Utara