Nilai Ekonomi Cadangan Karbon Pada Habitat Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Hutan Primer Resort Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser Chapter III V

15

METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di hutan primer resort Sei Betung Taman Nasional Gunung
Leuser. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan survei di lapangan berupa
pengukuran dan pengumpulan data serta tahapan pengolahan data. Pengukuran
dan pengumpulan data lapangan dilakukan pada bulan Mei-Juli 2017.
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS, Meteran, tali raffia, tongkat
kayu, pita ukur, parang, spidol, Hagameter, Tally sheet pengamatan, plastik
sampel dan kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tegakan pohon di hutan primer Resort Sei Betung Taman Nasional Gunung
Leuser.
Metode Pengumpulan Data penelitian
Kegiatan yang dilakukan secara umum adalah pengumpulan data, analisis data,
dan perhitungan nilai ekonomi cadangan karbon.
Penentuan lokasi pengambilan contoh
Lokasi pengambilan contoh tanah ditentukan berdasarkan informasi awal tipe
hutan/vegetasi di lokasi penelitian. Teknik pengambilan contoh didasarkan
kebutuhan penelitian (Purposive Sampling). Petak-petak contoh ditempatkan pada

lokasi hutanmewakili kondisi di kawasan tersebut dan dapat dijangkau,
pengukuran biomassa dilakukan pada 31 plot (Arifanti et al.2013).
Pembuatan Plot Pengukuran
Pada kegiatan ini dibuat plot pengukuran untuk pendugaan biomassa pada tipe
hutan alam di kawasan konservasi yang mengacu pada metode SNI 7724:2011.

Universitas Sumatera Utara

16

Pembuatan plot ditentukan berdasarkan sebaran kerapatan tegakan.Perhitungan
stok karbon dilakukan dengan menggunakan metode Purpose Sampling. Metode
ini merupakan metode penentuan lokasipenelitian secara sengaja yang dianggap
representatif.
30m

30m

Gambar 3. Plot Penelitian


Gambar 3. Plot Penelitian

Pengukuran Biomassa Hutan
Pengukuran Biomassa Tegakan (Pohon)
Pengukuran pohon dilakukan pada plot 30 m x 30 m dengan mengukur tinggi dan
DBH (diameter at breast beihgt) pohon untuk DBH > 20 cm. Hasil pengamatan di
lapangan dimasukkan dalam tally sheet untuk memudahkan pengolahan data.
Tally sheet yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tally Sheet Pengukuran Biomassa Pohon
No.Plot Koordinat Nama
Nama
Lokal Latin
1
2
3
.....
Dst

Diameter Tinggi Keterangan


Universitas Sumatera Utara

17

A

B

C

D
Gambar 4. Kegiatan Pengambilan Data di Lapangan

Keterangan:
(a)Pengambilan titik koordinat lokasi penelitian dengan menggunakan GPS (Global
Positioning System) dan tinggi pohon; (b)Pembuatan plot contoh; (c)Pengukuran diameter
pohon; (d)Pencatatan data lapangan.

Analisis data
Pendugaan Biomassa Pohon

Pendugaan biomassa dilokasi penelitian di hutan primerresort Sei Betung Taman
Nasional Gunung Leuser didasarkan pada hubungan antara diameter setinggi
dada, tinggi pohon. Persamaan allometrik biomassa pada tingkat pohon yang
digunakan adalah pendugaan biomassa dengan persamaan Thojib (2002) dengan
rumus sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

18

Y= 0,0639D2,3903
Keterangan:
Y

= biomassa total (kg)

D

= diameter (cm)


Perhitungan Cadangan Karbon
Perhitungan cadangan karbon dari biomassamenggunakan rumus sebagai berikut:
Cb = B x % C organik
Keterangan:
Cb

: kandungan karbon dari biomassa, dinyatakan dalam Kilogram (kg).

B

: total biomassa, dinyatakan dalam Kilogram (kg).

Hairiah and rahayu (2007) %C organik: nilai persentase kandungan karbonsebesar
46 %.
Nilai Ekonomi Cadangan Karbon
Cadangan karbon hutan primer resort Sei Betung ditaksir

nilai ekonominya

dengan menggunakan metode harga bayangan (shadow pricing).Harga karbon

yang digunakan diperoleh dengan benefit transfer. Harga karbon yang digunakan
sebagai acuan adalah harga perdagangan karbonMasen (2011)adalah US$ 4 per
ton emisi CO2 yang dapat dicegah, menurut Van Beukering et al. (2003) nilai
karbon dalam perdagangan karbon adalah US$5 per ton yang terserap dan
menurut Saloh and Clough (2002) nilai karbon dalam perdagangan karbon adalah
US$15-US$20 per ton karbon yang diserap. Nilai ekonomi diperoleh dengan
mengalikan besarnya angka cadangan karbon dengan harga karbon dalam
perdagangan karbon pada luasan dan periode waktu tertentu Sehingga nilai
ekonomi cadangan karbon tegakan pohon di hutan primer resort Sei Betung
Taman Nasional Gunung Leuser dapat di hitung dengan rumus:
Nilai ekonomi karbon = ∑ C (ton) X US$4......................(Masen, 2011)

Universitas Sumatera Utara

19

Nilai ekonomi karbon = ∑C (ton) X US$5………...…(Van Beukeringetal. 2003)
Nilai ekonomi karbon = ∑C (ton) X US$15-20….........(Saloh and Clough, 2002)
Produksi Oksigen (O2)
Apabila setiap 1 m3 hutan primer resort Sei Betung Taman Nasional Gunung

Leuser mampu menghasilkan 50,625 gram O2/m3/hari maka untuk mengestimasi
produksi oksigen digunakan persamaan menurut Wisesa (1988) dalam Clara
(2014) yaitu :
Lt =(AT)
(54) (0,9375) (At)

Dimana, At = Lt x (54 x 0,9375)
Keterangan :
At
54

Lt

: Luas hutan pada tahun ke-t (m2)

: Jumlah kebutuhan oksigen
: Konstanta yang menyatakan bahwa pada 1 m2 luas lahan yang bervegetasi

menghasilkan 54 gr berat kering (BK) tanaman/hari
0,9375 : Konstanta yang menunjukkan bahwa 1 gr berat kering (BK) tanaman

adalah setara dengan produksi oksigen 0,9375 gram

Universitas Sumatera Utara

20

HASIL DAN PEMBAHASAAN
Jenis Pepohonan di Hutan Primer Resort Sei Betung
Hasil penelitian di hutan primer resort Sei Betung Taman Nasional Gunung
Leuser diperoleh 33 jenis pohon dan 21 Famili. Jenis pohon dan famili dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Jenis Pohon dan Famili yang Terdapat di Hutan Primer Resort Sei
Betung Taman Nasional Gunung Leuser
No
Nama latin
Nama lokal
Famili
1 Litsea sp
Medang

Lauraceae
2 Endospermum deadenum Marak Bangkog
Fabaceae
3 Zyzgium sp
Jambu-jambu
Myrataceae
4 Knema laterica
Darah-darah
Euhorbiaceae
5
Dipterocarpus kunstleri
Keruing
Dipterocarpaceae
6 Pometia spp
Matoa
Sapindaceae
7 Dilenia indica
Simpur
Dileniaceae
8 Polyalthia sumatrana

Banitan
Annonaceae
9 Milecope glabra
Sampang
Rutaceae
10 Shorea spp.
Meranti
Erocarpaceae
11 Ficus benjanica
Beringan
Moraceae
12 Phyllanthus acidus
Cermai Euphorbiaceae
13 Aglaia argentea
Kayu putih
Mytaceae
14 Bridelia tomentosa Kincit manuk
Phyllanthaceae
15 Styrax benzoid
Kemenyan

Styracaceae
16 Homalanthus sp.
Daun hati
Euphorbiaceae
17 Garsinia sp.
Mangis-mangis
Clusiaceae
18 Ptorean dua
Tiga urat
Meliaceae
19
Agathis dammara
Damar Araucariaceae
20
Hibiscus macrophylus
Sempuyung
Malvaceae
21
Kompassia mainccensis
Kempas
Fabaceae
22
Pterospermum javanicum Bayur
Sterculiaceae
23
Durio zibethihenus Durian
Malvaceae
24
Qercus sp.
Japanese oak
Fagaceae
25 Parkia javanica
Kedaung
Fagaceae
26 Arthocarpus integra
Cempedak Moraceae
27
Pomethia pinnata
Pakam
Sapindaceae
28
Anthocephalus chinensis
Jabon Rubiaceae
29
Callerya atropurpurea
Mata u Papilionaceae
30
Macaranga hypoleuca
Marak tiga jari Fabaceae

31
32

Dipterocarpus boonensis Keruing daun halus Dipterocarpaceae
Actinodapne sp.
Kulit manis
Lauraceae
33 Macaranga indica
Marak biasa
Fabaceae

Dapat dilihat pada Tabel 2 famili dengan spesies yang paling dominan adalah
Fabaceae terdapat 4 spesies yaitu terdiriEndospermium diadenum, Koompassia

Universitas Sumatera Utara

21

macrophylus, Parkia javanica, Macaranga hypoleuca.Pada famili Euphorbiaceae
terdapat 3 spesies diantaranyaKnema laterica, Homalanthus sp.,Phyllanthus
acidus, dan famili Myrtaceae, Dipterocarpaceae, Sapindaceae, Laurataceae,
Morataceae, Malvaceae, masing-masing terdiri dari 2 spesies yaitu Myrtaceae
meliputiZyzgium sp., Aglaia argentea, Dipterocarpaceae meliputi Dipterocarpus
kunstleri,Dipterocarpus boornensis, Sapindaceae meliputi Pometia spp.,Pomethia
pinnata, Laurataceae meliputi Litsea sp., Actinodephne sp., Morataceae meliputi
Ficus benjanica, Arthocarpus integra, Malvaceaemeliputi Hibiscus macrophylus,
Durio zibethinus.
Jenis pohon di hutan primer resort Sei Betung, Taman Nasional gunung Leuser
terdapat

beberapa

spesies

dan

famili

yang

berbeda-beda

dari

setiap

keanekaragaman jenisnya masing-masing. Kondisi ini menunjukkan bahwa
masing-masing spesies memiliki rentangan habitat tertentu. Pada setiap kisaran
lingkungan tertentu memiliki parameter lingkungan tertentu pula, baik faktor
edafik maupun faktor klimatiknya. Setiap terjadi perubahan kisaran lingkungan,
maka terjadi pula perubahan faktor edafik dan klimatiknya. Masing-masing
spesies memiliki kisaran lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan hidupnya
(Polunin,

1990).

Oleh

karenanya,

besarnya

jumlah

spesies

tumbuhan

yang ada di masing-masing habitat tertentu sangat berkorelasi dengan
kondisi lingkungannya. Didukung dengan pernyataan Wijana (2014), yang
menyatakan faktor yang mempengaruhi keanekaragaman spesies tumbuhan yaitu
bahan organik tanah, kelengasan tanah, pH tanah, suhu, intensitas cahaya pada
area hutan.

Universitas Sumatera Utara

22

Cadangan karbon di Hutan Primer Resort Sei Betung Taman Nasional
Gunung Leuser
Hasil penelitian kandungan biomassa pada masing-masing jenis pohonpada plot
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kandungan Biomassa pada Masing-masing Jenis Spesies Pohon pada Plot
Penelitian
No
Nama Latin
Jumlah Induvidu
Biomassa (ton/ha)
1
Litsea sp
12
30,9398
2
Endospermum deadenum
92
366,2351
3
Zyzgium sp.
18
118,2812
4
Knema laterica
10
48,5708
5
Dipterocarpus kunstleri
21
115,3269
6
Pometia spp
1
0,9928
7
Dilenia indica
5
19,2404
8
Polyalthia sumatrana
36
73,0023
9
Milecope glabra
26
109,9759
10
Shorea spp.
36
389,1528
11
Ficus benjanica
1
0,8529
12
Phyllanthus acidus
16
17,6354
13
Aglaia argentea
15
75,9112
14
Bridelia tomentosa
14
38,9453
15
Styrax benzoid
42
212,3807
16
Homalanthus sp.
13
30,3747
17
Garsinia sp.
18
134,2989
18
Ptorean dua
1
3,8827
19
Agathis dammara
20
78,6653
20
Hibiscus macrophylus
8
9,7081
21
Kompassia mainccensis
3
89,8805
22
Pterospermum javanicum
2
6,9580
23
Durio zibethihenus
7
45,4511
24
Qercus sp.
1
14,5747
25
Parkia javanica
4
48,2468
26
Arthocarpus integra
1
1,6308
27
Pomethia pinnata
4
12,7407
28
Anthocephalus chinensis
2
1,9494
29
Callerya atropurpurea
10
10,9903
30
Macaranga hypoleuca
4
5,8047
31
Dipterocarpus boonensis
4
8,7972
32
Actinodapne sp.
1
1,6308
33
Macaranga indica
4
3,7913

Universitas Sumatera Utara

23

Pada Tabel 3pengukuran biomassasetiap jenis spesies menunjukan bahwa jumlah
biomassa

tertinggi

terdapat

pada

spesies

Shorea

spp.dengan

jumlah

biomassa389,1528ton/ha dengan 36 individu. Spesies yang menunjukkan
jumlahbiomassa terkecil dengan jumlah 1 individu terdapat pada spesies Pometia
spp.dengan jumlah biomassa 0,9928ton/ha.
Kandungan biomassa pada setiap jenis spesies berbeda-beda dikarenakan adanya
perbedaan diameter pohon dan jumlah individu pohon yang menentukan jumlah
biomassanya, semakin besar diameter pada pohon maka kandungan biomassanya
semakin besar. Hal ini didukung dengan pernyataan Chanan (2011), yang
menyatakan bahwasimpanan karbon sangat dipengaruhi oleh biomassa, diameter,
jumlah individu pohon oleh karena itu apa pun yang menyebabkan bertambah
atau berkurangnya potensi biomassa akan berpengaruh pula terhadap sarapan
karbon.Daftar diameter dan tinggi untuk masing-masing jenis pohon dapat dilihat
pada Tabel Lampiran 5.
Hasil penelitian kandungan biomassa dan karbon pada masing-masing plot
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kandungan Biomassa dan Karbon Pada Masing-Masing Plot
C.Plot
Jumlah Individu
Biomassa (ton/ha)
Karbon (ton/ha)
1
16
47,2765
21,7472
2
12
82,4592
37,9312
3
16
38,1011
17,5265
4
12
33,7570
15,5282
5
21
64,7727
29,7954
6
21
124,8161
57,4154
7
25
76,8416
35,3471
8
22
114,3275
51,2107
9
15
79,5783
36,6060
10

11

20,3242

9,3491

Universitas Sumatera Utara

24

C.Plot
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
Rata-Rata

Jumlah Individu
9
9
9
24
7
10
14
25
8
14
12
12
22
14
27
26
11
9
7
7
11

Biomassa (ton/ha)
25,9504
58,5709
10,6365
166,8022
41,4512
27,6241
33,6883
143,9636
24,3305
39,8640
115,8938
36,4010
222,9522
69,7581
184,5037
212,6607
58,8961
9,0645
8,4885
6,5568
11,2037
2191,5150
785,4892

Karbon (ton/ha)
11,9372
26,9426
4,8928
76,7290
19,0670
12,7071
14,5766
66,2233
11,1920
18,3375
53,3111
16,7444
103,0180
32,0887
83,4486
97,8239
23,5044
4,1697
8,1207
3,0161
5,1537
1005,4612
360,3804

Hasil penelitian pada Tabel 4 menunjukkan jumlah kandungan biomassa tertinggi
pada plot 23 sebesar 222,9522ton/ha. Jumlah kandungan biomassa terendah pada
plot 30 sebesar 6,5568ton/ha. Biomassa berkaitan erat dengan hasil proses
fotosintesis yang digunakan oleh tumbuhan untuk melakukan pertumbuhan, baik
kearah vertikal maupun horizontal. Hal ini didukung denganpernyataan Junaedi
(2008) yang menyatakan biomassa berkaitan erat dengan hasil proses fotosintesis
yang mana digunakan oleh tumbuhan untuk melakukan pertumbuhan ke arah
horizontal dan vertikal.
Jumlah total kandunganbiomassa pada tingkat pohon di hutan primer resort Sei
Betung, Taman Nasional Gunung Leusersebesar1005,4612ton/ha dan jumlah rata-

Universitas Sumatera Utara

25

rata kandungan karbon pada tingkat pohon adalah sebesar785,4892ton/ha.
Besarnya kandungan biomassa pada tingkat pohon dipengaruhi oleh jumlah,
diameter ukuran pohon, tipe tanah, topografi.Hal ini didukung dengan pernyataan
Badan Litbang Kehutanan (2010), yang menyatakan bahwa besarnya kandungan
biomassa tergantung pada jumlah, diameter ukuran pohon, umur pohon, tipe tanah
dan topografi.
Jumlah cadangan kandungan karbon pada tingkat pohon di hutan primer resort Sei
Betung, Taman Nasional Gunung Leuser sebesar2191,5150ton/ha dengan jumlah
rata-rata kandungan karbon pada tingkat pohon sebesar360,3804ton/ha dan total
dari cadangan karbon pada tingkat pohon dapat dihitung dengan rata-rata karbon
dikali dengan luas hutan primer reseort sei betung, sehingga diperoleh total
karbon sebesar 2.918.514,722 ton.
Peningkatan potensi karbon pada tingkat pohon dihutan resort primer sei betung
dipengaruhi oleh adanya faktorpenjarangan karna dengan adanya penjarangan
akan menyebabkan persaingan antara pohon berkurang sehingga akan
memperbesar kualitas pertumbuhan pohon dan dimensi tegakan, umur pohon akan
meningkatkan jumlah sarapan karbon karena semakin bertambah umur maka
dimensi tegakan bertambah sehingga potensi karbon meningkat (chanan 2011).
Nilai Ekonomi Cadangan Karbon di Hutan Primer Resort Sei Betung Taman
Nasional Gunung Leuser
Nilai ekonomi adalah nilai barang dan jasa yang dapat diperjualbelikan, sehingga
memberikan pendapatan. Barang dan jasa yang dapat diperjualbelikan
menyangkut sifat barang dan jasa tersebut, yaitu memiliki kegunaan, bersifat
langkah dan kepemilikan yang jelas. Nilai yang dimiliki oleh sumberdaya hutan

Universitas Sumatera Utara

26

tidak saja nilai ekonomi, tetapi juga nilai ekologis dan nilai sosial(Lidiawati,
2003).
Nilai ekonomi cadangan karbon hutan primerresort Sei Betung, Taman Nasional
Gunung Leuser dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Nilai Ekonomi Cadangan Karbon di Hutan Primer Resort Sei Betung
No Harga
Total
Nilai Ekonomi
Karbon Sumber
Karbon
US$
IDR
(per ton)
(ton)
1 US$4 Ulu Masen2.918.514,722 11.674.058,88 158.767.200.876,80
(2011)
2 US$5
Van
2.918.514,72214.592.573,61 198.459.001.096,00
Beukering
et al. (2003)
3US$15-20 Saloh
2.918.514,72243.777.720,80 595.377.003.288,00
and Clough
58.370.294,44 793.836.004.384,00
(2002)
*Asumsi nilai tukar 1 US$ adalah Rp. 13.600 pada tanggal 3 Juli 2017.

Hasil penelitian pada Tabel 5 menunjukan nilai ekonomi cadangan karbon pada
tingkat pohon di hutan primer resort Sei Betung, Taman Nasional Gunung Leuser,
menurut perhitungan Ulu Masen (2011) sebesar US$11.674.058,88 atau Rp
158.767.200.876,80 sedangkan menurut cara perhitunganVan Beukering et al.

(2003) sebesar US$14.592.573,61 atau Rp198.459.001.096,00 dan menurut Saloh
and

Clough

sebesar

US$43.777.720,80-58.370.294,44

atau

Rp

595.377.003.288,00-793.836.004.384,00.
Nilai ekonomi akan dibutuhkan untuk membantu dalam perdagangan karbon,
dengan adanya perdagangan karbon maka penebangan pohon akan berkurang
sehingga pohon dan komponen pendukunglainya terjaga. Pohon yang hidup akan
menyerap karbon dari udara yang cukup besar sehingga semakin banyak pohon
yang terjaga maka semakin besar pula penurunan emisi karbon.
Kajian utama dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapkan berbagai jasa
ekosistem yang tersedia dari habitat Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dari

Universitas Sumatera Utara

27

hutan primer resort Sei Betung, Taman Nasional Gunung Leuser. Upaya tersebut
menunjukkan hubungan yang ada antara pembangunan ekonomi, kesejahteraan
manusia dan pemeliharaan jasa-jasa ekosistem.
Keterjagaan Habitat dapat menghubungkan kehadiran spesies, populasi, atau
individu (satwa atau tumbuhan) dengan sebuah kawasan fisik dan karakteristik
biologi (Morrison, 2002). Beberapa literatur menyebutkan bahwa adanya hutan di
suatu wilayah dapat memberikan keuntungan ekonomi maupun ekologi seperti
tersedianya

lapangan

pekerjaan,

menyimpan

keanekaragaman

jenis,

mempertahankan kesuburan tanah, menjaga kestabilan suhu tanah dan organisme
penghuninya, membentuk iklim mikro, pemenuhan pakan ternak, pengaturan tata
air dan mencegah erosi, serta sebagai habitat satwa (Humaedi 2014).
Kehawatiran hilangnya keanekaragaman hayati yang terjadi dapat dianggap
sebagai ancaman besar terhadap kapasitas ekosistem dalam penyediaan jasa
penting. Penurunan dalam keragaman cenderung mengurangi produksi dan
stabilitas ekosistem secara keseluruhan, dan ada bukti yang kian meningkat bahwa
pemeliharaan proses beberapa ekosistem membutuhkan spesies dengan jumlah
sangat besar (Naeem etal. 2009). Oleh karena itu, penting untuk melindungi flora
dan fauna tidak hanya untuk nilai hakiki, tetapi juga sebagai jasa pendukung.
Produksi Oksigen (O2)
Luas hutan primer resort Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser yang
diperoleh dari pengambilan titik GlobalPositioning System (GPS) yakni seluas
29700 m2 dimana menghasilkan oksigen (O2) yang didapat dari pendugaan luas
hutan dibagi dengan massa jenis oksigen (O2) (massa jenis O2 =0,318 gr/m3)
sehingga diperoleh produksi O2 yakni 4.684.584,905 liter/hari.

Universitas Sumatera Utara

28

Harga pasar oksigen dalam satuan liter sebesar Rp.7500 (Tarigan, 2017), untuk
penilaian harga pasar O2 dari hutan primer Resort Sei Betung Taman Nasional
Gunung Leuser dengan mengalikan total oksigen yang di produksi dengan harga
pasar,

maka

diperoleh

nilaiharga

pasar

terhadap

total

O2

sebesar

Rp35.134.386.787,5.

Universitas Sumatera Utara

29

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Kandungan biomassa pohon di hutan primer resort Sei Betung Taman Nasional
Gunung Leuser adalah sebesar 785,4892ton/ha dan total cadangan karbontegakan
pohon di hutan primer resort Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser adalah
sebesar 2.918.514,722 ton/ha.
2.

Nilai ekonomi cadangan karbon per hektar tegakan pohon di hutan primer

resort Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser menurut cara perhitungan Ulu
Masen (2011)sebesar US$11.674.058,88 setara dengan Rp158.767.200.876,80, Van
Beukering

et

al.

198.459.001.096,00
US$58.370.294,44

(2003)sebesar
dan
setara

US$14.592.573,61

Saloh

and

dengan

Rp.

setara

dengan

Rp

Clough(2002)US$43.777.720,80595.377.003.288,000

-

Rp.

793.836.004.384,00. Produksi oksigen sebesar 4.684.584,90 liter/harijika diubah

dalam harga pasar sebesar Rp.35.134.386.787,5.
Saran
Adapun saran dalam penelitian ini adalah :
Perlu adanya penelitian pendugaan cadangan karbon pada tumbuhan bawah,
serasah dan karbon di dalam tanah agar diperoleh nilai cadangan karbon total
padahutan primer resort Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser.

Universitas Sumatera Utara