111. SAK ETAP Dwi Martani

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK
(SAK – ETAP)
Riau, 15 Maret 2011
Dipresentasikan oleh:

Dwi Martani
Ketua Departemen
p
Akuntansi FEUI
Anggota Tim Implementasi IFRS

Akuntansi
ƒ Akunt ansi mengident if ikasi, mengukur, dan
mengkomunikasikan inf ormasi keuangan.

ƒ Akunt ansi suat u sist em dengan input
dat a/ inf ormasi dengan out put inf ormasi
dan laporan keuangan.

ƒ Inf ormasi keuangan t erkait suat u ent it as

ƒ Inf ormasi dikomunikasikan unt uk pemakai
unt uk pengambilan keput usan

Informasi Keuangan dan non Keuangan
ƒ Akunt ansi menghasilkan inf ormasi keuangan t ent ang
sebuah ent it as.
as

ƒ Inf ormasi yang dihasilkan disusun berdasarkan prinsip
akunt ansi yang berlaku umum (GAAP):
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ

Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan Arus Kas
Laporan Perubahan Ekuit as

Cat at an at as laporan keuangan

ƒ Selain laporan t ersebut t erdapat laporan yang bukan
merupakan GAAP yang dihasilkan perusahaan: Laporan
Tahunan, Sust ainabilit y Report ing, Prospekt us, Laporan
unt uk Bapepam,
p p , Int egrat
g ing
g Report
p ing.
g

Tujuan Laporan Keuangan
ƒ Memberikan infomasi yyang
g menyangkut
y g
posisi keuangan,
p
g
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi
ƒ Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), dan pertanggung jawaban
sumber daya yang dipercayakan kepadanya
ƒ Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.
ƒ Menyediakan
M
di k pengaruh
h keuangan
k
d i kejadian
dari
k j di di masa
lalu dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non
keuangan.
Ref: PSAK Conceptual Framework

Akuntansi dan Alokasi Sumber Daya
ƒ Prinsip ekonomi: bagaimana mengalolasikan sumber daya yang 

t b t
terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas.
t k
hi k b t h
tid k t b t
ƒ Laporan keuangan memberikan informasi agar pengguna dapat 
mengalokasikan sumber daya secara efisien dan efektif
Laporan
Keuangan
Informasi yang
membantu
pengguna untuk
melakukan
keputusan alokasi
sumber daya

Ref: Kieso Weygant ed 13

Pengguna
Investor, kreditor,

manajemen,
pemasok ,dll

Alokasi sumber
daya
Proses untuk
menentukan
bagaimana sumber
daya dialokasikan
untuk
memaksimalkan
hasil.

Laporan Keuangan Relevan dan Reliable

Kerangka 
Konseptual

Standar 
Akuntansi

Akuntansi 
Berkualitas

Manajemen
Corporate 
Governance

Laporan 
Keuangan yang 
Relevan dan 
Reliable

Independen
Standar Audit
K
Kompeten

Kualitas 
Audit


• Pasar Modal yang 
efisien
• Keputusan yang 
tepat

Informasi  yang 
berkualitas

Dampak informasi 
assimetri
i ti
1. Adverse selection
2. Moral hazard

Standar Akuntansi ??
ƒ Unt uk keseragaman laporan keuangan
ƒ Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada
pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun

ƒ Memudahkan audit or

ƒ Memudahkan pembaca laporan keuangan unt uk
mengint erpret asikan dan membandingkan laporan
keuangan ent it as yang berbeda.
berbeda

ƒ Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga
penyusun t idak dapat menj elaskan kepada masing-masing
pengguna

ƒ Regulasi mengharuskan perusahaan dengan krit eria
t ert ent u menyusun laporan keuangan berdasarkan
st andar: UU PT, UU Pasar Modal.\

Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ

Standar Akuntansi Keuangan

SAK-ETAP
y
Standar Akuntansi Syari’ah
Standar Akuntansi Pemerintahan

ƒ IFRS hanya diadopsi untuk Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
ƒ SAK ETAP diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 July 2009
2009,
efektif 2011
ƒ Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan PP 24 tahun 2005 Æ PP 71 tahun 2010 berbasis
Pemerintahan,
akrual
8

STANDAR AKUNTANSI
ƒ PSAK - IFRS, SAK ETAP : diterbitkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
ƒ 17 orang mewakili: Akuntan Publik, Akademisi, Akuntan Sektor
Publik dan Akuntan Manajemen

Publik,
ƒ Ouput adalah PSAK dan ISAK

ƒ PSAK Syarian : Dewan Standar Akuntansi Syariah
ƒ SAP: Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
ƒ Penerbitan standar akutansi melalui suatu proses yang
panjang (due process) yang melibatkan berbagai
stakeholder.

PSAK SYARIAH
ƒ Basis transaksi
ƒ Digunakan oleh entitas yang melakukan
transaksi syariah baik entitas lembaga syariah
maupun lembaga
l b
non syariah
i h
ƒ Pengembangan dengan model PSAK umum
namun berbasis
b b i syariah

i h dengan
d
acuan fatwa
f t
MUI
ƒ PSAK 100 – PSAK 106
ƒ Kerangka konseptual, Penyajian Laporan Keuangan
Syariah,
y
, Akuntansi Murabahah,, Musyarakah,
y
,
Mudharabah , Salam, Istishna
10

SAP
ƒ Komite Standar Akuntansi Pemerintahan
ƒ Ditetapkan dengan PP
ƒ Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam
menyusun LKPP dan LKPD:
ƒ instansi pemerintah pusat
ƒ Instansi pemerintah daerah
ƒ BLU (digabung), BUMN (sbg investasi) Æ PSAK

ƒ E
Entitas
tit sektor
kt publik
blik selain
l i pemerintah
i t h
menggunakan PSAK 45 Æpelaporan keuangan
entitas nirlaba.
nirlaba
11

PSAK – IFRS BASED
ƒ Wajib
j diterapkan
p
untuk entitas dengan
g akuntabilitas
publik seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan,
asuransi, dan BUMN.
ƒ Dapat diterapkan oleh ETAP atau entitas lainya.
lainya
ƒ Basis transaksi, bukan basis industri.
ƒ Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user
laporan keuangan
ƒ Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012

12

IFRS ‐ PSAK
ƒ Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS t erbaru)
ƒ Perbedaan IFRS dengan PSAK dij elaskan dalam St andar
bagian depan.
ƒ Subst ansi / konsept ual
ƒ Redaksional
ƒ Tanggal ef ekt if

ƒ Secara gradual, IFRS sudah dit erapkan mengikut i
pemberlakuan PSAK yang bersangkut an.
an

ƒ Set elah konvergensi IFRS Æ PSAK akan berkembang
dinamis mengikut
g
i IFRS
13

Mengapa IFRS

ƒ Indonesia bagian dari IFAC,
IFAC yang harus tunduk pada SMO (Statement
Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai
accounting standard.
ƒ Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia
sebagai anggota G20 forum.
ƒ Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 
November 2008 :
November 2008 :
ƒ “Strengthening Transparency and Accountability”
ƒ Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk 
Strengthening Financial Supervision and Regulation Æ “to
Strengthening Financial Supervision and Regulation
to call on the 
call on the
accounting standard setters to work urgently with supervisors and 
regulators to improve standards on valuation and provisioning and 
achieve a single set of high‐quality
achieve a single set of high
quality global accounting standards.
global accounting standards.” 
14

Manfaat IFRS

ƒ Meningkatkan daya banding laporan keuangan.
keuangan
ƒ Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
internasional
ƒ Menghilangkan hambatan arus modal internasional
dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan
pelaporan keuangan.
ƒ Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan
multinasional dan biaya
y untuk analisis keuangan
g bagi
g
para analis.
ƒ Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best
practise .
practise”
15

Karakteristik IFRS
ƒ IFRS menggunakan “Principles Base “ :
ƒ Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga
harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
ƒ Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
ƒ Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

ƒ Menggunakan fair value dalam penilaian
penilaian, jika tidak ada nilai pasar
aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau
menggunakan jasa penilai
ƒ M
Mengharuskan
h
k pengungkapan
k
(di
(disclosure)
l
) yang lebih
l bih b
banyak
kb
baik
ik
kuantitaif maupun kualitatif

16

PSAK Disahkan 2007 - 2008
1.
2.
3.
4.

PSAK 16 (revisi 2007): 
PSAK 13 (revisi 2007): 
PSAK 30 (revisi 2007): 
PSAK 14 (revisi 2008): 

Aset Tetap
Properti Investasi
Sewa
Persediaan

17

PSAK Disahkan 23 Desember 2009
1. PSAK 1 (revisi 2009)
2 PSAK 2 (revisi
2.
PSAK 2 (revisi 2009)
3. PSAK 4 (revisi 2009)
4.
4
5.
6.
7.

PSAK 5 (revisi
PSAK
5 ( i i 2009)
PSAK 12 (revisi 2009)
PSAK 15 (revisi 2009)
PSAK 25 (revisi 2009)

8. PSAK 48 (revisi
(
2009))
9. PSAK 57 (revisi 2009)
10.PSAK 58 (revisi 2009)
10.PSAK 58 (revisi

:  Penyajian Laporan Keuangan
: : Laporan Arus Kas
:  Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri
:  Segmen
S
O
Operasi
i
: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
:  Investasi Pada Entitas Asosiasi
: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan
:  Penurunan Nilai Aset
:  Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset
Kontinjensi
: : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
yang Dimiliki untuk Dijual
dan Operasi yang Dihentikan
18

Interpretasi Disahkan 23 Desember 2009
1. ISAK 7 (revisi 2009): Konsolidasi Entitas Bertujuan
Khusus
2. ISAK 9 :  Perubahan atas Liabilitas Purna
Operasi Liabilitas Restorasi, dan
Operasi, Liabilitas
Restorasi dan Liabilitas
Serupa
3 ISAK 10
3.
ISAK 10 : : Program Loyalitas
Program Loyalitas Pelanggan
4. ISAK 11 :  Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
5 ISAK 12
5.
ISAK 12 : : Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi
Entitas: Kontribusi
Nonmoneter oleh Venturer

19

PPSAK Disahkan Sepanjang 2009
(Berlaku efektif 2010)
1. PPSAK 1  :  Pencabutan PSAK 32 Akuntansi Kehutanan,  PSAK 35 
Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan
Telekomunikasi dan PSAK 
PSAK
37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol
2. PPSAK 2 :  Pencabutan PSAK 41: Akuntansi Waran dan PSAK 43: 
Akuntansi Anjak Piutang
3. PPSAK 3 : Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang
Piutang
g bermasalah
4. PPSAK 4 :  Pencabutan PSAK 31 (revisi 2000): Akuntansi
Perbankan, PSAK 42: Akuntansi Perusahaan Efek, dan
PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana
PSAK 49: Akuntansi Reksa
5. PPSAK 5 :  Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas Paragraf 12 dan
16 PSAK No. 55 (1999) tentang Instrumen Derivatif
M l k t pada
Melekat
d Kontrak
K t k dalam
d l
M t U
Mata Uang
Ai
Asing
20

PSAK Disahkan 2010
PSAK Disahkan 19 Februari 2010
ƒ PSAK 19 (2010) :  Aset tidak berwujud
ƒ ISAK 14 (2010) :  Biaya Situs Web
ƒ PSAK 23 (2010)
PSAK 23 (2010) : : Pendapatan
ƒ PSAK 7 (2010) :  Pengungkapan Pihak‐Pihak yang Berelasi
ƒ PSAK 22 (2010) :  Kombinasi Bisnis (disahkan 3 Maret 2010)
ƒ PSAK 10 (2010) :  Transaksi Mata Uang Asing
(disahkan 23 Maret 2010)
ƒ ISAK 13 (2010) 
ISAK 13 (2010) :  Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan
Usaha Luar Negeri

21

PSAK DISAHKAN NOP 2010

ƒ PSAK 24 (2010)

: Imbalan Kerja

ƒ ISAK 16 

:  Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)

ƒ PSAK 60 

:  Instrumen Keuangan: Pengungkapan

ƒ PSAK 50 (R 2010) :  Instrumen Keuangan: Penyajian
ƒ PSAK 8 (R 2010)

:  Peristiwa Setelah Tanggal Neraca

ƒ PSAK 53 (R 2010) :  Pembayaran Berbasis Saham

22

Exposure Draft
Public Hearing 27 April 2010

ƒ ED PSAK 24 (2010) : Imbalan Kerja
ƒ ED PSAK 18 (2010) :  Program Manfaat Purnakarya
ƒ ED ISAK 16  :  Perjanjian Konsesi Jasa (IFRIC 12)
ƒ ED ISAK 15 :  Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan
P d
Pendanaan
Mi i
Minimum dan
d Interaksinya.
I
ki
ƒ ED PSAK 3  :  Laporan Keuangan Interim
ƒ ED ISAK 17  :  Laporan Keuangan Interim dan
Penurunan Nilai

23

ED PSAK Public Hearing 14 Juli 2010

1 ED PSAK 60
1. ED PSAK 60 

:  Instrumen
I t
K
Keuangan: Pengungkapan
P
k

2. ED PSAK 50 (R 2010) :  Instrumen Keuangan: Penyajian
3. ED PSAK 8 (R 2010) :  Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
4. ED PSAK 53 (R 2010) :  Pembayaran Berbasis Saham

24

ED PSAK Public Hearing Agustus 2010

1 ED ISAK 20
1. ED ISAK 20

: : Pajak
Pajak Penghasilan: Perubahan dalam 
Penghasilan: Perubahan dalam
Status Pajak Entitas atau Para 
Pemegang Saham

2. ED PSAK 46

:  Pajak Penghasilan

3. ED ISAK 18 

:  Bantuan Pemerintah – Tidak ada 
Relasi Spesifik dengan Aktivitas
Relasi Spesifik dengan Aktivitas 
Operasi

4. ED PSAK 63 

:  Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi 
p
g
Hiperinflasi

5. PSAK 61

:  Akuntansi Hibah Pemerintah dan 
Pengungkapan Bantuan Pemerintah
Pengungkapan Bantuan Pemerintah
25

ED PSAK Public Hearing 18 November 2010
1. ED PSAK 34

:  Kontrak konstruksi

2. ED PSAK 45

:  Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba

3. ED ISAK 19

:  Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63 
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi

4. ED ISAK 21

:  Perjanjian Konstruksi Real Estate

5. ED PPSAK 6
5. ED PPSAK 6

: : Pencabutan
Pencabutan PSAK 21 Akuntansi Ekuitas, ISAK 1 
PSAK 21 Akuntansi Ekuitas, ISAK 1
Penentuan Harga Pasar Dividen, ISAK 2 Penyajian 
Modal dalam Neraca dan Piutang kepada Pemesan 
Saham, ISAK 3 Akuntansi atas Sumbangan dan Bantuan

6. ED PPSAK 7

:  Pencabutan PSAK 44 Konstruksi Rel Estate

7. ED PPSAK 8

:  Pencabutan PSAK 27 Akuntansi Koperasi

26

ED PSAK Public Hearing 25 Januari 2011
1. ED PSAK 62

:  Kontrak Asuransi

2. ED PSAK 28

:  Revisi 2011  Akuntansi Asuransi Kerugian

3. ED PSAK 36

:  Revisi 2011 Akuntansi Asuransi Jiwa

4. ED PSAK 56

:  Laba Per Lembar Saham

5. ED PPSAK 10

:  Pencabutan PSAK 51 Akuntansi Kuasi Reorganisasi

27

ED PSAK Public Hearing 14 Maret 2011
1. PSAK 33 (revisi 2011): Akuntansi Pertambangan Umum
2. PSAK 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
3. ISAK 22: Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan
4. ISAK 23: Sewa Operasi‐Insentif
5. ISAK 24: Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang 
p
y g
Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa
6. PSAK 11: Pencabutan PSAk 39: Akuntansi Kerja Sama 
Operasi.

28

SAK ETAP
ƒ SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk Entitas
T
Tanpa
Ak t bilit Publik
Akuntabilitas
P blik
ƒ ETAP adalah entitas yang:
ƒ Tidak
da memiliki
e
akuntabilitas
a
u tab tas pub
publik s
signifikan;
g
a ; da
dan
ƒ Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general
purpose financial statement) bagi pengguna eksternal.

ƒ Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium
Enterprises.
ƒ Lebih sederhana antara lain:
ƒ Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan
ƒ Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan
metode ekuitas.
ƒ Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan
29

OVERVIEW
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK
(SAK – ETAP)
Riau, 15 Maret 2011

SAK ETAP

ƒ SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk
entitas tanpa akuntabilitas publik
ƒ Digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik.
blik
ƒ ETAP adalah entitas yang:

ƒ Tidak memiliki akuntabilitas p
publik signifikan;
g
dan
ƒ Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal.
ƒ Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak
terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur,
dan lembaga
g p
pemeringkat
g
kredit.

AKUNTABILITAS PUBLIK SIGNIFIKAN
ƒ Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan
jika:
ƒ Entitas telah mengajukan pernyataan
pendaftaran, atau dalam p
p
proses p
pengajuan
g j
pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar
modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan
efek di pasar modal; atau
ƒ Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai
fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
sepertiti bank,
b k entitas
tit asuransi,i pialang
i l
adan
d atau
t
pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan
bank investasi.

AKUNTABILITAS PUBLIK SIGNIFIKAN

ƒH
Harus menggunakan
k PSAK – IFRS based
b
d
ƒ Namun, dapat menggunakan SAK ETAP
jika ada regulasi yang mengijinkan
penggunaan SAK ETAP.

SAK – ETAP: Why?
ƒ PSAK – IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan
menengah kecil mengingat penentuan fair value
memerlukan biaya yang tidak murah.
ƒ PSAK – IFRS rumit dalam implementasinya seperti kasus
PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun sudah disahkan tahun
2006 namun implementasinya tertunda bahkan 2010
sudah
d h keluar
k l
PSAK 50 ((revisi).
i i)
ƒ PSAK – IFRS menggunakan principle based sehingga
membutuhkan banyak
y p
professional jjudgement.
g
ƒ PSAK – IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat

ƒ SAK ETAP sebagai
g solusi utk SME ((ETAP))

SAK – ETAP:
Ketentuan Transisi
ƒ SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1
Januari 2011 dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1
Januari 2010.
ƒ Diterapkan secara retrospektif, jika tidak praktis
diperkenankan prospektif.
prospektif
ƒ Prospektif:
ƒ Mengakui
g
semua aset dan kewajiban
j
sesuai SAK ETAP
ƒ Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh
SAK ETAP
ƒ Mereklasifikasi pos-pos
pos pos yang sebelumnya menggunakan
PSAK lama menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP
ƒ Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui
sesuai SAK ETAP
ETAP.

SAK ETAP:
Ketentuan Transisi
ƒ ETAP dapat memilih tetap menggunakan PSAK – IFRS atau
menggunakan SAK ETAP
ETAP.
ƒ Seluruh entitas sampai dengan 31 Desember 2009
menggunakan satu PSAK yaitu PSAK yang berlaku per 31
Desember 2009.
2009
ƒ ETAP yang tetap memilih menggunakan PSAK – IFRS tidak
boleh dikemudian hari berubah menggunakan SAK ETAP.
ƒ Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian telah
memenuhi persyaratan sebagai ETAP dapat menggunakan
SAK ETAP.
S
ƒ ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP maka
harus menggunakan PSAK – IFRS dan tidak boleh lagi
menggunakan SAK ETAP

Manfaat SAK ETAP
ƒ Diharapkan
p
dengan
g adanya
y SAK ETAP, p
perusahaan
kecil, menengah, mampu untuk
ƒ menyusun laporan keuangannya sendiri,
ƒ dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,
sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya
untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk
pengembangan usaha.
ƒ Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK – IFRS
sehingga lebih mudah dalam implementasinya
ƒ Tetap memberikan informasi yang handal dalam
penyajian laporan keuangan.

SAK ETAP

ƒ Di
Disusun dengan
d
mengadopsi
d
i IFRS for
f SME dengan
d
modifikasi sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat
lebih ringkas.
ƒ SAK ETAP masih memerlukan professional
judgement namun tidak sebanyak untuk PSAK –
IFRS.
ƒ Dalam beberapa hal tidak ada perubahan signifikan
dib di k dengan
dibandingkan
d
PSAK llama: contoh
t h PSAK 16
(1994). Namun ada beberapa hal yang dimodifikasi
dari IFRS/IAS.

SAK ETAP
ƒ PSAK yyang
g disederhanakan:
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ

Pilihan pada alternatif standar yang lebih sederhana
Penyederhaaan pengakuan dan pengukuran
Mengurangi pengungkapan
Penyederhanaan

• Merupakan standar yang berdiri sendiri secara
k
keseluruhan
l h ((stand
t d alone)
l
)

Isi SAK ETAP
ƒ Terdiri dari 30 Bab & Daftar Istilah
ƒ Bab 1 – Ruang lingkup

ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ

Bab 2 – Konsep dan prinsip pervasif
Bab 3 – Pernyajian laporan keuangan
Bab 4 – Neraca
Bab 5 – Laporan laba rugi
Bab 6 – Laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi dan ...
B b 7 – Laporan
Bab
L
arus kkas

ƒ Bab 29 – Ketentuan Transisi
ƒ Bab 30 – Tanggal Efektif
ƒ Daftar Istilah
40

IFRS for SMEs
ƒ IFRS for SMEs, merupakan “mini” Full IFRS
ƒ Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan
ƒ Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang
berbeda dengan Full IFRS, kecuali
ƒ “borrowing cost” dibebankan langsung dan tidak
dikapitalisasi, dan
ƒ terdapat
t d
t pengaturan
t
mengenaii “ekuitas”
“ k it ”

• Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan
menengah ke bawah
bawah.

Bab 1 Ruang lingkup
ƒ SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan
oleh
l h Entitas
E tit Tanpa
T
Ak t bilit Publik
Akuntabilitas
P blik
(ETAP), yaitu entitas yang:
• Tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan; dan
• Menerbitkan laporan keuangan untuk
j
umum bagi
g p
pengguna
gg
eksternal
tujuan

Bab 1 Ruang lingkup
Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan
ƒ Telah mengajukan pernyataan pendaftaran
pendaftaran, atau sedang dalam
proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar
modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar
modal; atau
ƒ Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok
besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi,pialang dan atau
pedagang efek,
efek dana pensiun,
pensiun reksa dana dan bank investasi
investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapatmenggunakan
SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan
penggunaan SAK ETAP.
ETAP
− Contoh: Bank Perkreditan Rakya

43

Apakah memiliki akuntabilitas publik?

ƒ
ƒ
ƒ
ƒ

Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar modal
modal.
Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten).
Bank
a u
umum
u besa
besar (bu
(bukan
a e
emiten).
e )
Entitas yang bisnis satu-satunya adalah pendapatan
bunga atas uang yang dipinjamkan kepada nasabah.
E tit ini
Entitas
i i memperoleh
l h semua d
dana d
darii seorang
pemilik yang milyuner.

44

Laporan keuangan untuk tujuan umum
ƒ Laporan keuangan yang ditujukan untuk
memenuhi
hi kkebutuhan
b t h b
bersama sebagian
b i
besar pengguna laporan keuangan,
misalnya:
i l
− pemegang saham,
− kreditor,
pekerja dan
− pekerja,
− masyarakat dalam arti luas
45

Apakah ETAP menyediakan
laporan keuangan untuk tujuan umum?
Laporan keuangan yang dipersiapkan sesuai
dengan SAK ETAP untuk menyediakan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas
entitas yang berguna untuk pengguna luas yang
tidak dalam posisi
meminta laporan untuk
memenuhi kebutuhan informasi tertentu, misalnya
diberikan kepada:
− Bank
− Pemilik
− Penyandang dana

Bab 2 Konsep dan prinsip pervasif
ƒ KDPPLK-nya
y untuk SAK ETAP
ƒ Tujuan laporan keuangan
ƒ Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan
keuangan
ƒ Posisi keuangan: aset, kewajiban, dan ekuitas
ƒ Kinerja keuangan: penghasilan dan beban
ƒ Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan
ƒ Pengukuran unsur
unsur-unsur
unsur laporan keuangan
ƒ Pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas
(pervasif).

Bab 2 Konsep dan prinsip pervasif
ƒ Tujuan Laporan Keuangan
ƒ Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan
- Dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan,
g gg bentuk, p
pertimbangan
g
sehat,
substansi mengungguli
kelengkapan, dapat dibandingkan, tepat waktu,
keseimbangan antara biaya dan manfaat
ƒ Posisi keuangan: aset,
aset kewajiban,
kewajiban ekuitas,
ekuitas
ƒ Kinerja keuangan: pendapatan dan beban
ƒ Pengakuan dan pengukuran unsur
unsur-unsur
unsur laporan
keuangan
ƒ Dasar akrual
ƒ Saling hapus tidak diperkenankan

Prinsip Pervasif
ƒ Dalam hal tidak ada pengaturan tertentu dalam SAK
ETAP untuk transaksi atau peristiwa maka entitas
harus menetapkan suatu kebijakan akuntansi yang
menghasilkan informasi yang relevan dan andal bagi
pemakai.
ƒ Dalam menetapkan kebijakan akuntansi entitas
dapat menggunakan rujukan persyaratan dan
panduan dalam SAK ETAP yang terkait dengan isu
serupa dan harus sesuai dengan definisi, kriteria
pengakuan dan pengukuran pervasif dalam Konsep
dan Prinsip Pervasif.

Prinsip Pengakuan
ƒ Aset diakui jika manfaat ekonomi dikemudian hari
besar kemungkinan akan mengalir kepada entitas
dan nilainya dapat diukur secara andal.
ƒ Kewajiban diakui jika besar kemungkinan entitas
harus mentransfer sumber daya dikemudian hari
akibat peristiwa masa lalu dan nilainya dapat diukur
dengan andal.
ƒ Pengakuan penghasilan dan beban sebagai akibat
langsung pengakuan aset dan kewajban

Bab 3 Penyajian laporan keuangan
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ

Penyajian wajar
K
Kepatuhan
t h terhadap
t h d SAK ETAP
Kelangsungan usaha
Frekuensi pelaporan
Penyajian yang konsisten
Informasi komparatif
Materialitas dan agregasi
Identifikasi laporan keuangan

Penyajian Laporan Keuangan
ƒ Penyajian wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan
arus kas.
ƒ Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus secara
eksplisit menyatakan secara penuh atas kepatuhan
terhadap SAK ETAP dalam catatan laporan keuangan.
ƒ Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada saat
menyusun laporan keuangan
ƒ Entitas menyajikan laporan keuangan minimal satu kali
dalam setahun.
setahun
ƒ Informasi komparatif dengan periode sebelumnya
dengan keunggulan yang sama
ƒ Pos-pos yang material disajikan terpisah.

Penyajian Konsisten
ƒ Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus
k
konsisten,
i t
k
kecuali:
li
ƒ Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau
perubahan tersebut menghasilkan penyajian yang
lebih andal dan relevan.
ƒ SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian

ƒ Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali
tidak praktis dapat secara prospektif.
ƒ Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi
dan jumlah pos yang direklasifikasi serta
alasannya.
l

Penyajian Laporan Keuangan
ƒ Perubahan periode laporan keuangan
sehingga
hi
periode
i d laporan
l
b b d maka
berbeda,
k
ETAP mengungkapkan:
ƒ Fakta tersebut
ƒ Alasan penggunaan periode yang lebih
pendek atau lebih panjang
ƒ Fakta bahwa jumlah informasi komparatif
d l
dalam
l
laporan
k
keuangan
yang terkait
t k it tidak
tid k
dapat diperbandingkan.

Laporan Keuangan
SAK ETAP

PSAK 1 R 2009

ƒ Neraca
ƒ Kewajiban
ƒ Laporan laba rugi
ƒ Laporan perubahan
ekuitas
ƒ Laporan
p
arus kas
ƒ Catatan atas laporan
keuangan

ƒ Laporan posisi keuangan
(neraca)
ƒ Liabilitas
ƒ Laporan laba rugi
komprehensif
ƒ Laporan perubahan ekuitas
ƒ Laporan arus kas
ƒ Catatan atas laporan
keuangan
ƒ Laporan posisi keuangan pada
awal periode komparatif untuk
penyajian kembali

Penyajian
ƒ Laporan laba rugi dan saldo laba
(di b
(digabung)
) dapat
d
t disajikan
di jik sebagai
b
i
pengganti laporan laba rugi dan laporan
perubahan
b h ekuitas,
k it
jik perubahan
jika
b h ekuitas
k it
hanya muncul karena:
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ

Laba atau rugi
Pembayaran dividen
Koreksi kesalahan periode lalu
Perubahan kebijakan akuntansi

Penyajian Laporan Keuangan
ƒ Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan keuangan.
ƒ Informasi berikut,
berikut jika perlu,
perlu pada setiap halaman:
ƒ Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama tersebut
sejak laporan periode terakhir
ƒ tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana
yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
ƒ mata uang
gp
pelaporan,
p
, seperti
p didefinisikan dalam Bab 25 Mata Uang
g
Pelaporan;
ƒ pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan.
keuangan
ƒ Catatan laporan keuangan:
ƒ domisili , bentuk hukum dan alamat kantor yang terdaftar
ƒ Penjelasan sifat operasi dan aktivitas utama

Bab 3 Penyajian laporan keuangan
ƒ Laporan keuangan lengkap
− Neraca (Bab 4)
p
laba rugi
g ((Bab 5))
− Laporan
− Laporan perubahan ekuitas (Bab 6)
− Laporan arus kas (Bab 7)
− Catatan atas laporan keuangan (Bab 8)

Neraca
ƒ Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.
ƒ Minimal mencakup pos
pos-pos:
pos:
ƒ kas dan setara kas,
ƒ piutang usaha dan piutang lain-lain,
ƒ persediaan,
ƒ properti investasi,
ƒ aset tetap,
tetap
ƒ aset tidak berwujud,
ƒ utang usaha dan utang lainnya,
ƒ aset dan kewajiban pajak,
ƒ kewajiban diestimasi
ƒ ekuitas.
k it
ƒ Urutan dan format pos tidak ditentukan oleh SAK ETAP

Neraca
ƒ Penyajian
ƒ Klasifikasi aset lancar, aset tidak lancar
ƒ Klasifikasi kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang

ƒ Kecuali jika memberikan informasi yang
andal dan relevan dapat berdasarkan
likuiditas

Aset Lancar
ƒ
ƒ

ƒ
ƒ
ƒ

ƒ

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar jika:
diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau
digunakan, dalam jangka waktu siklus operasi normal
entitas;
di iliki untuk
dimiliki
t k diperdagangkan;
di d
k
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan
setelah akhir periode pelaporan; atau
berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi
penggunaannya dari pertukaran atau digunakan untuk
menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah
akhir periode pelaporan.
A t lainnya
Aset
l i
dikl ifi k ik tidak
diklasifiaksikan
tid k lancar
l

Aset Lancar
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ

ƒ

Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban
jjangka
g p
pendek jjika:
diperkirakan akan diselesaikan dalamjangka waktu siklus
normal operasi entitas;
di iliki untuk
dimiliki
t k diperdagangkan;
di d
k
kewajiban akan diselesaikan dalamjangka waktu 12
bulan setelah akhir periode pelaporan; atau
entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda
penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah
akhir periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan semua
sebagai kewajiban jangka panjang.

kewajiban

lainnya

Informasi disajikan di Neraca atau CALK
ƒ
ƒ

ƒ
ƒ
ƒ

ƒ
ƒ

kelompok aset tetap;
jumlah piutang usaha,
usaha piutang dari pihak
pihak-pihak
pihak yang
memiliki hubungan istimewa, pelunasan dipercepat dan
jumlah lainnya;
Ri i persediaan
Rincian
di
Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya
Rincian kelompok
p
ekuitas seperti
p
modal dasar,, modal
disetor, tambahan modal disetor, agio saldo laba dan
pendapatan – beban yang diakui langsung ke ekuitas
PT: rincian setiap kelompok modal saham dan penjelasan
cadangan ekuitas.
Bukan PT: diungkapkan rincian informasi modal yang setara
d
dengan
PT

Laporan Laba Rugi
ƒ Menyajikan laporan laba rugi suatu periode
tertentu yang menunjukan kinerja keuangan
selama periode tersebut.
ƒ Pos minimal:
ƒ pendapatan,
ƒ beban keuangan,
ƒ bagian laba atau rugi investasi dengan metode
ekuitas, dan
ƒ laba
aba rugi
ug neto.
eo

ƒ Analisis beban dapat disajikan berdasarkan
fungsi
g atau berdasarkan sifat beban.
ƒ Pos luar biasa tidak diperkenankan

Laporan Perubahan Ekuitas
ƒ Menyajikan:
ƒ L
Laba
b rugii tahun
t h berjalan
b j l
ƒ Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam
ekuitas
ƒ Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi
kesalahan.
ƒ Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode
dari komponen ekuitas.

ƒ Laporan laba rugi dan saldo laba (gabungan)
dapat disajikan sebagai pengganti laporan
perubahan ekuitas jika memenuhi syarat SAK
ETAP (lihat Bab 3.13 dan 6.4)

Laporan Arus Kas
ƒ Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi,
aktivitas
kti it investasi
i
t i dan
d aktivitas
kti it pendanaan.
d
ƒ Aktivitas operasi hanya dapat disajikan secara tidak
langsung.
ƒ Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah
secara konsisten sebagai aktivitas operasi, investasi
atau pendanaan.
ƒ Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai
aktivitas operasi kecuali dapat secara spesifik
diidentifikasi sebagai aktivitas investasi atau
pendanaan.
ƒ Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan
arus kas.

Catatan Atas Laporan Keuangan
ƒ Mengungkapkan informasi tambahan yang
disajikan
j
dalam laporan
p
keuangan,
g , yang
y g berisi
informasi narasi atau rincian jumlah atau informasi
yang tidak memenuhi kriteria pengakuan.
ƒ Mengungkapkan dasar penyajian laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi yang
digunakan termasuk dasar pengukuran.
ƒ Mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh
SAK ETAP
ƒ Memberikan informasi tambahan yang relevan,
namun tidak
tid k disyaratkan
di
tk SAK ETAP.
ETAP
ƒ Informasi tentang sumber utama ketidakpastian
es as
estimasi.

Catatan Atas Laporan Keuangan

ƒ Urutan penyajian catatan atas laporan
keuangan:
ƒ pernyataan bahwa laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan
g SAK ETAP ((lihat p
paragraf
g
3.3)
ƒ ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang
diterapkan (lihat paragraf 8.5)
8 5)
ƒ informasi yang mendukung pos-pos laporan
keuangan, sesuai dengan urutan penyajian setiap
komponen laporan keuangan dan urutan
penyajian pos-pos tersebut.
ƒ pengungkapan lain.
lain

Catatan Atas Laporan Keuangan

ƒ dasar pengukuran yang digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan
ƒ kebijakan akuntansi lain yang digunakan
yang relevan untuk memahami laporan
keuangan.

Bab 9 : Kebijakan Akuntansi
ƒ Pemilihan dan penerapan kebijakan
akuntansi
k t
i
ƒ Perubahan estimasi
ƒ Koreksi kesalahan periode lalu

Kebijakan Akuntansi
ƒ Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar,
k
konvensi,
i aturan dan
d praktik
k ik tertentu yang
diterapkan oleh suatu entitas dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangannya.
ƒ Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur
transaksi kejadian atau keadaan lainnya
transaksi,
lainnya, maka
entitas harus menerapkan SAK ETAP.
ƒ Namun, jika dampak tidak material maka entitas
tidak perlu mengikuti persyaratan dalamSAK
ETAP.

Tidak Ada Pengaturan Spesifik
ƒ Jika transaksi, peristiwa tidak diatur spesifik dalam SAK ETAP, maka
manajemen dengan menggunakan judgementnya mengembangkan
dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan
informasi:
ƒ relevan bagi pemakai untuk kebutuhan pengambilan keputusan
ekonomi; dan
ƒ andal yaitu dalam laporan keuangan yang
• menyajikan dengan jujur posisi keuangan,
keuangan kinerja keuangan,
keuangan
dan arus kas dari suatu entitas
• mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, peristiwa dan
kondisi lainnya,
lainnya serta tidak hanya mencerminkan bentuk
hukumnya
• netral yaitu bebas dari bias
• mencerminkan
i k kehati-hatian
k h ti h ti
• bersifat lengkap dalam semua hal yang material

Tidak Ada Pengaturan Spesifik
ƒ Acuan dalam membuat p
pertimbangan
g ((Bab 9.5):
)
ƒ persyaratan dan panduan dalamSAK ETAP yang
berhubungan dengan isu yang serupa dan terkait; dan
ƒ definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran
untuk aset, kewajiban, pendapatan dan beban dan
prinsip-prinsip
prinsip
prinsip pervasif di Bab 2 Konsep dan Prinsip
Pervasif.

ƒ PSAK non ETAP dan panduan tambahan dapat
dijadikan rujukan, namun tidak boleh
bertentangan dengan Bab 9.5

Kebijakan Akuntansi dan Estimasi dan
Kesalahan
ƒ Entitas harus menetapkan kebijakan akuntansi sesuai SAK
ETAP.
ETAP
ƒ Kebijakan akuntansi harus konsisten diterapkan.
ƒ Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan jika diminta oleh
SAK ETAP dan atau menghasilkan informasi yang andal dan
lebih relevan.
ƒ Perubahan dari suatu alternatif yang diijinkan SAK ke alternatif
lain merupakan
p
perubahan kebijakan
p
j
akuntansi
ƒ Perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai persyaratan
SAK ETAP dan atau secara retrospektif.
ƒ Perubahan estimasi akuntansi diakui secara prospektif.
ƒ Kesalahan periode lalu dilakukan secara retrospektif, jika tidak
praktis maka diakui sebagai koreksi saldo awal aset,
kewajiban dan ekuitas paling mungkin dilakukan koreksi.

Investasi Efek Tertentu
ƒ Efek adalah surat berharga utang atau ekuitas
ƒ Bab 10 tidak diterapkan untuk investasi pada entitas asosiasi,
asosiasi
joint venture dan entitas anak
ƒ Klasifikasi pada saat perolehan berdasarkan tujuan manajamen:
ƒ Held to maturity
ƒ Trading
ƒ Available for sale
ƒ HTM disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi amortisasi
premi atau diskonto, perubahan nilai wajar unrealised tidak
di k i
diakui.
ƒ Trading disajikan sebesar nilai wajar pada tanggal neraca dan
laba rugi
g diakui atas unrealised maupun
p realised
ƒ AFS dinilai pada nilai wajar pada tanggal neraca dan laba rugi
unrealised dicatat sebagai kelompok ekuitas.

Investasi pada Efek Tertentu
ƒ Perubahan kelompok:
ƒ Dinilai pada nilai wajar pada saat perubahan
ƒ Dari trading ke kelompok lain, maka unrealised
gain loss dicatat sebagai
g
g p
penghaslan
g
dan tidak
boleh dihapus.
ƒ Ke kelompok trading, maka unrealised gain loss
diakui pada tanggal perubahan
ƒ Dari HTM ke AFS, maka unrealised gain loss
diakui dalam kelompok
p ekuitas
ƒ Dari AFS ke HTM, maka unrealised gain loss
tetap diakui di ekuitas dan diamortisasi sesuai
amortisasi premi dan diskonto

Investasi pada Efek Tertentu

ƒ Penurunan nilai untuk AFS dan HTM:
ƒA
Apakah
k h penurunan nilai
il i wajar
j dibawah
dib
h biaya
bi
perolehan terjadi secara permanen atau tidak.
ƒ Jika merupakan penurunan permanen maka
biaya perolehan diturunkan ke nilai wajarnya
dan diakui sebagai biaya perolehan yang baru
dan tidak boleh diubah lagi, rugi penurunan
nilai diakui dalam laba rugi yang telah
direalisasi.
direalisasi
ƒ Perlakuan selanjutnya mengikuti SAK yang
berlaku.

Investasi pada Efek Tertentu
ƒ Penyajian di neraca (classified balance
sheet):
h t)
ƒ Trading sebagai aset lancar
ƒ HTM dan AFS sebagai aset lancar atau tidak
lancar berdasarkan keputusan manajemen,
k
kecuali
li akan
k jatuh
j t h tempo
t
pada
d tahun
t h
berikutnya harus sebagai aset lancar.

ƒ Laporan
L
arus kas:
k
ƒ Trading: arus kas operasi
ƒ AFS dan HTM: arus kas investasi

Persediaan
ƒ Bab 10 tidak diterapkan untuk WIP kontrak konstruksi
dan efek tertentu
ƒ Mencakup: aset utk dijual dalam kegiatan usaha
normal, termasuk aset dalam proses produksi, atau
bahan atau perlengkapan untuk proses produksi atau
pemberian jasa.
ƒ Cost mencakup seluruh biaya pembelian, biaya
konversi dan biaya lain yang terjadi untuk membawa
persediaan ke lokasi dan kondisi sekarang.
ƒ Diukur pada nilai yang lebih rendah cost atau NRV.

Persediaan
ƒ Biaya pembelian:
ƒ harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat
ditagih kembali kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya
penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat
diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon
d
dagang,
potongan,
t
ddan llainnya
i
yang serupa dik
dikurangkan
k ddalam
l
menentukan biaya pembelian.

ƒ Biaya konversi: overhead produksi tetap dan variabel
ƒ Alokasi biaya overhead produksi tetap berdasarkan kapasitas
normal.
ƒ Joint product dan by product: biaya overhead dialokasikan
secara rasional dan konsisten,.
ƒ Jika by product tidak material dinilai pada harga jual dikurangi
bia a penyelesaian
biaya
pen elesaian dan dikurangkan
dik rangkan ke biaya
bia a produk
prod k utama.
tama

Persediaan
ƒ Tidak dapat diakui sebagai biaya persediaan,
sehingga harus menjadi beban tahun berjalan:
ƒ biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja dan biaya
produksi lainnya yang tidak normal;
ƒ biaya penyimpanan, kecuali biaya yang diperlukan
dalam pproses pproduksi sebelum tahapp pproduksi
selanjutnya;
ƒ biaya overhead administratif yang tidak berkontribusi
untuk
nt k membuat
memb at persediaan ke kondisi dan lokasi
sekarang; dan
penjualan
ƒ biaya penjualan.

Persediaan
ƒ Teknik pengukuran biaya dapat menggunakan
biaya
y standar atau metode eceran.
ƒ Rumus biaya : FIFO atau average, LIFO tidak
diperkenankan
ƒ Penurunan nilai p
persediaan diakui sebagai
g beban
pada saat terjadinya dan setiap tanggal neraca
dilakukan pengujian
ƒ Persediaan diakui sebagai beban pada saat
pendapatan terkait diakui.

Investasi pada Asosiasi dan Anak

ƒ Entitas asosiasi: investor mempunyai
pengaruh
h signifikan,
i ifik
bi
biasanya
20 % hak
h k
suara atau lebih.
ƒ Entitas anak: entitas yang dikendalikan
oleh induk.
ƒ Investasi pada entitas asosiasi dicatat
g metode cost.
dengan
ƒ Investasi pada anak dengan metode
ekuitas dan tidak dibuat laporan
ekuitas,
konsolidasian.

Investasi Pada Joint Venture
ƒ Joint venture: perjanjian kontraktual antara
beberapa pihak untuk menjalankan aktivitas
ekonomi
ƒ Tipe:
ƒ PBO
ƒ PBA
ƒ PBE

ƒ Pengendalian
g
bersama: kesepakatan
p
kontraktual
untuk bersama-sama mengendalikan suatu
aktivitas ekonomi sehingga keputusan strategis
diambil bersama-sama.

Investasi Pada Joint Venture
ƒ PBO:
ƒ Masing-masing
M i
i venturer
t
menggunakan
k aktiva
kti
tetapnya, dan mengelola sendiri
persediaannya Masing-masing
persediaannya.
Masing masing venturer juga
memikul pengeluarannya, menyelesaikan
kewajibannya
j
y serta mencari sumber
pendanaan untuk aktivitasnya sendiri.
j
dan beban sendiri dicatat
ƒ Aset, kewajiban
masing-masing
ƒ Perjanjian mengatur pembagian pendapatan
dan beban bersama.

Investasi Pada Joint Venture

ƒ PBA:
ƒ para venturer melakukan pengendalian
bersama dan kepemilikan bersama atas satu
atau
t lebih
l bih asett yang diserahkan
di
hk oleh
l h venturer,
t
atau dibeli untuk digunakan dalam
melaksanakan kegiatan joint venture
venture.
ƒ pengendalian bersama dan kepemilikan
bersama atas satu atau lebih aset
ƒ setiap venturer membukukan bagian aset,
kewajiban,
e aj ba , bag
bagian
a pe
pendapatan
dapata da
dan beba
beban

Investasi Pada Joint Venture
ƒ PBE:
ƒ Joint venture yang melibatkan pendirian suatu
perusahaan, persekutuan atau entitas lain
dimana setiap venturer memiliki bagian.
bagian
ƒ Entitas beroperasi dengan cara yang sama
dengan entitas lain,
lain kecuali adanya perjanjian
kontraktual antar venturer untuk membuat
pengendalian bersama atas aktivitas ekonomi
t
tersebut.
b t
ƒ Investor mencatat investasi pada PBE at cost
dikurangi rugi penurunan nilai.
nilai

Investasi Pada Joint Venture
ƒ Transaksi penjualan dari venturer ke joint venture:
ƒ p
pengakuan
g
porsi keuntungan
p
g atau kerugian
g
harus mencerminkan
substansinya.
ƒ venturer harus mengakui hanya porsi keuntungan atau kerugian
yang
y
g diatribusikan ke venturer lainnya.
y
ƒ Venturer harus mengakui seluruh jumlah kerugian ketika
kontribusi atau penjualan memberikan bukti penurunan nilai.
ƒ Transaksi penjualan dari joint venturer ke venturer:
ƒ venturer tidak boleh mengakui bagiannya atas laba rugi joint
venture dari transaksi tersebut sampai dengan venturer menjual
kembali aset tersebut kepada pihak independen.
independen
ƒ kecuali kerugian harus segera diakui jika mencerminkan rugi
penurunan nilai.

Properti Investasi
ƒ Properti Investasi adalah tanah dan atau bangunan yang
dik
dikuasai
i pemilik
ilik atau
t lessee
l
sewa pembiayaan
bi
yang
disewakan atau untuk kenaikan nilai dan bukan untuk
digunakan untuk proses produksi atau penyediaan jasa
atau tujuan administasi atau dijual dalam kegiatan seharihari.
ƒ PI dicatat pada nilai perolehan yaitu harga pembelian
dan setiap pengeluaran yang dapat diatribusikan secara
langsung.
ƒ Setelah perolehan awal maka PI dicatat pada nilai
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan kerugian
penurunan nilai (cost model)
model).

Aset Tetap
ƒ Aset tetap:
ƒ aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
disewakan ke pihak lain atau untuk tujuan administratif
dan
ƒ diharapkan digunakan lebih dari satu periode.
ƒ Diakui sebagai
g aset jjika memenuhi p
prinsip
pp
pengakuan.
g
ƒ Pada saat perolehan, aset tetap dicatat sebesar biaya
perolehan:
ƒ harga beli,
beli
ƒ biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung atas
perolehan aset tetap dan
ƒ estimasi awal biaya pembongkaran aset, biaya
pemindahan dan biaya restorasi lokasi.

Aset Tetap
ƒ Jika pembayaran atas perolehan aset
ditangguhkan maka diakui setara nilai
tunainya dan diakui beban keuangan.
ƒ Aset tetap setelah perolehan awal dicatat
pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan kerugian penurunan nilai.
ƒ Revaluasi aset tetap sesuai dengan
ketentuan pemerintah diperkenankan

Aset Tetap
ƒ Beban penyusutan diakui dalam laporan
l b rugii kecuali
laba
k
li sebagai
b
i bagian
b i perolehan
l h
aset.
ƒ Beban penyusutan dihitung berdasarkan
alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan selama umur manfaat.
ƒ Nilai residu tidak diatur
ƒ Metode penyusutan harus mencerminkan
ekspektasi pola penggunaan manfaat
ekonomi masa depan aset.

ASET TETAP
ƒ Metode penyusutan: garis lurus, saldo menurun
atau jumlah unit produksi.
ƒ Penurunan nilai diakui pada saat terjadinya.
ƒ Pengeluaran setelah perolehan awal diakui bila
memperpanjang umur manfaat, meningkatkan
kapasitas mutu,
kapasitas,
mutu standar kinerja atau manfaat
ekonomi lainnya.
ƒ Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat
dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomi di
masa depan yang diekspektasi dari penggunaan
atau pelepasannya.

Aset Tidak Berwujud
ƒ Yaitu aset non moneter yang dapat diidentifikasi
dan tidak mempunyai wujd fisik.
fisik
ƒ Syarat identifikasi:
ƒ Dapat
D
t dipisahkan
di i hk dari
d i asett lainnya
l i
atau
t
terbagi terpisah atau dapat dijual, dialihkan,
dilisensikan disewakan atau ditukarkan baik
dilisensikan,
invidual atau bersama.
ƒ Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum
lainnya.

Aset Tidak Berwujud
ƒ Dapat
p diakui jjika memenuhi p
prinsip
pp
pengakuan.
g
ƒ Aset tidak berwujud pada saat perolehan diukur pada
biaya perolehannya.
ƒ Aset tidak berwujud dihasilkan secara internal tidak
diakui dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai beban.
ƒ Pengeluaran yang awalnya diakui sebagai beban tidak
boleh diakui sebagai bagian perolehan aset tidak
berwujud dikemudian hari.
ƒ Aset tidak berwujud setelah perolehan diukur pada nilai
perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi
penurunan nilai.

Aset Tidak Berwujud
ƒ Semua aset tidak berwujud
j diakui sebagai
g aset
dengan umur manfaat terbatas, jika tidak mampu
maka dianggap 10 tahun.
ƒ Nilai residu dianggap nol, kecuali memenuhi
persyaratan dalam SAK ETAP.
ƒ Metode amortisasi dipilih, jika tidak dapat
dilakukan secara andal maka menggunakan
metode
t d garis
i lurus.
l

Aset Tidak Berwujud
ƒ Telaah ulang atas umur dan metode
amortisasi dilakukan pada saat terdapat
indikasi perubahan terkait dengan aset, jika
berubah maka mengikuti
g
perubahan sebagai
p
g
estimasi akuntansi.
ƒ Rugi penurunan nilai diakui pada saat
terjadinya.
ƒ Aset tidak berwujud dihentikan pada saat
dil
dilepaskan
k atau
t tidak
tid k ada
d lagi
l i manfaat
f t
ekonomi masa depan atas penggunaan atau
pelepasan.
pelepasan

Sewa
ƒ Klasifikasi sewa tergantung pada substansi
transaksi dan bukan bentuk hukumnya.
ƒ Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan
secara substansi seluruh manfaat dan risiko
kepemilikan aset kepada lessee, jika tidak maka
sebagai sewa operasi.
ƒ Klasifikasi sewa dilakukan p
pada awal sewa dan
tidak berubah selama masa sewa kecuali lessee
dan lessor sepakat mengubah persyaratan sewa
sehingga
hi
kl ifik i sewa harus
klasifikasi
h
di
dievaluasi
l
i ulang.
l

Sewa
ƒ Sewa Pembiayaan jika salah satu:
ƒ Pengalihan kepemilikan aset sewaan pada
akhir masa sewa
ƒ Opsi untuk membeli aset dengan harga yang
cukup rendah
ƒ Masa
M
sewa mencakupmin.
k
i 75% umur
ekonomis aset
ƒ Nilai Pembayaran Sewa Minimum mencakup
minimal 90% semua Nilai Wajar Aset
ƒ Aset bersifat khusus

Sewa Pembiayaan– Laporan Keuangan
Lessee
ƒ Mencatat aset dan kewajiban sebesar nilai tunai
pembayaran
b
sewa ditambah
dit b h nilai
il i residu
id
ƒ Mencatat depresiasi selama umur manfaat aset atau
masa sewa.
sewa Bila tidak ada pengalihan: yang lebih rendah
antara masa sewa dan umur manfaatnya
ƒ Pembelian aset sewaan sebelum berakhirnyamasa sewa
menyebabkan keuntungan atau kerugian
ƒ Tingkat diskonto: tingkat bunga yang dibebankan lessor
atau tingkat bunga yang berlaku pada awal sewa
ƒ Mencatat pembayaran minimum
ƒ Pelunasan kewajiban
j
ƒ Beban keuangan

Sewa Pembiayaan– Laporan Keuangan Lessor

ƒ Mencatat perolehan aset
ƒ Menyewakan aset dan mencatat investasi
neto
ƒ Penanaman neto sewa = jumlah piutang
pendapatan
p
sewa
sewa + nilai residu – p
belum diakui
ƒ Mencatat pendapatan sebagai tingkat
pengembalian berkala atas Investasi Neto
Sewa

Sewa Operasi

ƒ Lessee:
ƒ Tidak mencatat aset sewaan
ƒ Mencatat beban sewa secara straight line

ƒ Lessor:
ƒ Mencatat aset sewaan ((termasuk depresiasi)
p
)
ƒ Mencatat penerimaan secara straight line

Sale and Leaseback
ƒ 2 transaksi terpisah
ƒ Menimbulkan keuntungan atau kerugian
ditangguhkan
ƒ Amortisasi keuntungan/kerugian:
ƒ Proporsional dengan beban depresiasi aset
sewaan (Sewa Pembiayaan)
p
dengan
g beban sewa ((Sewa
ƒ Proporsional
Operasi)

Kewajiban Diestimasi dan Kontinjensi
ƒ Kewajiban diestimasi diakui jika entitas mempunyai
kewajiban kini akibat peristiwa masa lalu dan
entitas besar kemungkinan harus mentrasnfer
manfaat ekonomi pada saat penyelesaian dan
nilainya dapat diukur dengan andal.
andal
ƒ Dicatat sebagai hasil estimasi terbaik atas
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan
kewajiban kini pada tanggal neraca.
ƒ Diukur pada nilai kini jika dampaknya material.
ƒ Kewajiban dan aset kontinjensi tidak diakui karena
tidak memenuhi prinsip pengakuan.

Ekuitas
ƒ Menggunakan PSAK 21 – 1994 dengan beberapa
penyesuaian.
ƒ Bentuk hukum entitas:
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ

Entitas perorangan
Persekutuan perdata
Firma
CV
PT
Koperasi

ƒ Klasifikasi instrumen keuangan: ekuitas atau kewajiban
ƒ Akuntansi ekuitas untuk bukan PT adalah sesuai
ketentuan hukum yang berlaku dan SAK yang relevan.
ƒ Akuntansi ekuitas utk PT dicatat sesuai SAK ETAP.

Pendapatan
ƒ Macam :
ƒ
ƒ
ƒ
ƒ

Penjualan
j
barang:
g
Penyediaan jasa
Kontrak kontruksi
Penggunaan
gg
aset oleh p
pihak lain yyang
g menghasilkan
g
dividen, bunga atau royalti

ƒ Pendapatan diukur pada nilai wajar atas pembayaran
diterima atau masih harus diterima setelah diskon dan
potongan volume.
ƒ Perbedaan nilai kini dengan nilai nominal pembayaran
diakui sebagai
g p
pendapatan
p
bunga
g
ƒ Pertukaran barang atau jasa yang sejenis dan bernilai
sama tidak diakui sebagai pendapatan.
ƒ Kontrak konstruksi: metode persentase penyelesaian

Pendapatan – Penjualan Barang
ƒ Risiko dan manfaat signifikan telah dialihkan ke pembeli
ƒ Entitas tidak mempertahankan atau meneruskan baik
keterlibatan manajerial sampai berupa kepemilikan atau
pengendalian efektif atas barang
ƒ Jumlah pendapatan terukur andal
ƒ Manfaat ekonomi besar kemungkinan mengalir kepada
entitas
ƒ Biaya telah atau akan terjadi sehubungan dengan
t
transaksi
k i dapat
d
t diukur
di k dengan
d
andal
d l

Pendapatan Jasa
ƒ Diakui jika hasil transaksi penyediaan jasa dapat diestimasi secara
andal, dengan metode persentase penyelesaian pada akhir periode
pelaporan.
ƒ Estimasi secara andal jika memenuhi semua kondisi berikut:
ƒ Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
ƒ Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis yang
berhubungan dengan transaksi akan mengalir kepada entitas;
ƒ Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode pelaporan dapat
diukur secara andal; dan
ƒ Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya penyelesaian
transaksi dapat
p diukur secara andal.

Bunga, Royalti, Dividen
ƒ Diakui pada