Konferensi Pers - Pusbindiklat BPPT

PRES MEDIA DI INDONESIA

Badan Pengkajian dan Penerapan
Tekinologi

Himpunan Perekayasa
Indonesia

Kementerian Koordinator
Maritim dan Sumberdaya

Kementerian Kelautan dan
Perikanan

Kementerian Riset Teknologi
dan Pendidikan Tinggi

Environmental Management
of Enclosed Coastal Seas
Japan


Kementerian Pariwisata

JSPS-Ccore
RENSEA

North Pacific Marine Science Ministry of Agriculture, Forestry
and Fisheries-Japan
Organization

Ikatan Sarjana
Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam Oseanologi Indonesia

Himpunan Peneliti
Indonesia-BPPT

NATIONAL SEMINAR ON SCIENCE TECHNOLOGY FOR
SABANG MARINE TOURISM DEVELOPMENT AND THE 4TH
INTERNATIONAL WORKSHOP ON SATO UMI
IPTEK Pengembangan Wisata Bahari Sabang, Budidaya Perikanan, Pengelolaan

Sumberdaya Perikanan dan Kawasan Pesisir Berkelanjutan Berbasis Sato Umi

Lembaga Pelaksana
Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT)
dan
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
didukung
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
Kementerian Pariwisata
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Pemerintah Provinsi Aceh
Badan Pengelola Kawasan Sabang (BPKS)
Environmental Management of Enclosed Coastal Seas (EMECS), Japan
North Pacific Marine Science Organization (PICES)
Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF), Japan
Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI)
Himpunan Perekayasa Indonesia (HIMPERINDO)

Himpunan Peneliti Indonesia (HIMPENINDO) - BPPT

BPPT Akan Terapkan Konsep Sato Umi di Sabang Aceh
Kamis, 05 Oktober 2017 , 18:15 WIB

CN, Jakarta - Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) akan menerapkan konsep
Sato Umi di Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagai upaya memberdayakan
masyarakat di daerah pesisir. "Kita akan memanfaatkan perikanan terpadu di daerah-daerah
pesisir Indonesia khususnya, dalam hal ini kita akan terapkan di Sabang lebih dahulu,” kata
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT Wimpie A.
Noegroho dalam acara workshop Sato Umi di BPPT, Jakarta, Kamis (5/10/2017).
Sato Umi adalah konsep pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan di mana
intervensi manusia dalam pengelolaan sumber daya perikanan di wilayah pesisir dan laut
dapat meningkatkan produktivitas dan keragaman jenis sumber daya perikanan secara
berkelanjutan. Konsep Sato Umi ini telah diterapkan di berbagai negara.
Menurutnya kegiatan workshop ini sudah yang ke empat kalinya, sehingga pihaknya sudah
siap, dan didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan juga Pemerintah
Aceh, dalam hal ini Badan Pengelola Kawasan Sabang (BPKS). “Targetnya kita bisa
mengembangkan daerah pesisir, pengembangan berbasis pada perikanan,” ujarnya
Konsep Sato Umi diterapkan di Indonesia bukan merupakan yang pertama kalinya, bahkan

pihaknya juga telah menerapkan di daerah Cikampek, Jawa Barat. “Hasilnya, besok samasama kita lihat, karena kita besok akan melakukan kunjungan ke sana,” paparnya.
Ia berharap, dengan adanya seminar ini, BPPT bisa menyumbangkan apa yang sudah
dilakukan bersama untuk kemajuan dan pengembangan di Sabang, untuk pariwisatanya
juga akan lebh berkembang lagi, dengan memanfaat teknologi yang ada di BPPT.
Hubungan Sato Umi dan Pariwisata adalah Sato adalah desa, Umi adalah lautan. Jadi
memberdayakan desa-desa di pesisir untuk lebih berkembang lagi. “Jadi itu saling mengkait
antara Sato Umi dan pariwisata, dan itu akan bisa membuat tempat pariwisata yang lebih
banyak lagi, untuk bisa kita kembangkan,” ungkapnya.
Referensi :
http://www.cakrawalanews.co.id/artikel/1479/BPPT-Akan-Terapkan-Konsep-Sato-Umi-diSabang-Aceh/
Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 1

BPPT Akan Kembangkan Konsep Perikanan Sato Umi di Sabang
Kamis, 05 Oktober 2017 , 17:55 WIB

Jakarta - Konsep Sato Umi akan dikembangkan di Sabang, Aceh untuk mengoptimalkan
potensi perikanan berkelanjutan. Sejalan dengan itu, konsep Sato Umi diharapkan menjadi
daya tarik baru di sektor wisata bahari.

Selain mampu meningkatkan potensi perikanan, konsep Sato Uni ini mampu mengubah
kawasan tidak produktif menjadi produktif.
Sato Umi adalah konsep terbaru pengelolaan, budidaya perikanan, pesisir, kelautan
berkelanjutan melalui teknologi produksi perikanan budidaya ramah lingkungan atau
Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA).
Konsep Sato Umi ini merupakan hasil kerja sama Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) dengan North Pacific Marine Science Organization, Ministry of Agriculture,
Forestry and Fisheries of Japan dan Fisheries Research Agency of Japan.
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan, sumber daya perikanan, pesisir dan laut
merupakan sumber daya yang sangat potensial, menjanjikan dan dapat dijadikan andalan
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat terutama para pembudidaya, nelayan dan
masyarakat pesisir.
Di sisi lain, sumber daya perikanan, pesisir dan laut sebagai sumber daya milik bersama dan
terbuka untuk umum seringkali mengalami tekanan pemanfaatan. Hal ini terjadi di wilayah
Indonesia bagian barat dan juga mulai terasa di wilayah Indonesia bagian timur.
"Adanya berbagai ancaman dan tekanan terhadap eksistensi sumber daya perikanan,
pesisir dan lautan menunjukkan bahwa pengelolaan dan pemanfaatannya belum seimbang
dengan laju pemulihannya," katanya di sela-sela National Seminar on Science Technology
for Sabang Marine Tourism Development and The 4th Internasional Workshop on Sato Umi
di Jakarta, Kamis (5/10).

Dalam skala yang lebih luas lanjutnya, konsep dasar Sato Umi dapat diterapkan untuk
menjaga keseimbangan ketersediaan sumber daya alam sebagai sumber pangan dengan
menjaga stabilitas ekosistemnya.
"Penerapan konsep Sato Umi diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan
tambak marjinal," ucapnya.

Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 2

Sejalan dengan itu, BPPT juga mendorong adanya pengembangan wisata bahari baik di
Sabang maupun kawasan wisata bahari lainnya di Indonesia. Seluruh potensi wisata bahari
dan sumber daya perikanan, pesisir dan kelautan.
Unggul menambahkan, saat ini Indonesia sedang mengembangkan techno park dengan
beberapa kegiatan pembangunan di beberapa wilayah pesisir, pengembangan budidaya
perikanan, ekowisata termasuk wisata bahari dan kegiatan perikanan lainnya.
Pengembangan techno park diarahkan untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di
Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara. Diharapkan,
konsep Sato Umi di techno park di Indonesia yang juga dapat dimanfaatkan sebagai area
wisata bahari.

Dalam waktu dekat, akan digelar Saul Sabang 28 November-5 Desember 2017. Wilayah
Sabang merupakan kawasan wisata bahari yang potensial. Selain dilalui jalur pelayaran
internasional, jumlah wisatawan yang mengunjungi pengungsi Sabang juga semakin
meningkat.

Referensi :
http://www.beritasatu.com/iptek/456431-bppt-akan-kembangkan-konsep-perikanan-satoumi-di-sabang.html

Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 3

Wagub Aceh Hadiri Seminar BPPT Bahas Wisata Sabang
Kamis, 05 Oktober 2017 , 19:00 WIB

Jakarta, Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah menghadiri acara Seminar tentang
pengembangan wisata Sabang yang digelar oleh Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) di Jakarta, 5-6 Oktober 2017 di Gedung BPPT Jakarta.
Acara yang diberi tema, National Seminar On Science Technology For Sabang Marine
Tourism Development And The 4th International Workshop On Sato UMI tersebut

dilaksanakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia.
Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Mulyadi Nurdin menjelaskan bahwa
dalam acara tersebut Wakil Gubernur Aceh diberikan kesempatan untuk berbicara atas
nama Pemerintah Aceh.
"Wagub Nova Iriansyah mengucapkan terima kasih kepada BPPT dan Kemenko
Kemaritiman RI yang telah menggagas seminar tersebut," ujar Mulyadi Nurdin.
Dalam pidatonya Wagub Juga memaparkan bahwa Potensi wisata bahari di Sabang boleh
dikatakan sangat lengkap.
"Wisatawan yang berkunjung ke Sabang tidak hanya bisa menikmati pemandangan bawah
laut yang memikat, tapi juga ada susunan terumbu karang yang indah, pantai yang putih,
hutannya yang masih rimbun, yang membuat Sabang dijuluki Surga Terpendam di Ujung
Sumatera. ujar Nova Iriansyah sebagaimana dikutip oleh Kepala Biro Humas dan Protokol
Mulyadi Nurdin.
Selain pariwisata, potensi lain yang dimiliki Sabang, yaitu sebagai kawasan investasi
berkelas dunia. Hal ini didukung oleh posisi geografisnya yang sangat dekat dengan jalur
internasional.
Posisi ini menempatkan Sabang sebagai salah satu kawasan maritim yang layak
dikembangkan sebagai poros maritim nasional.
Di masa depan kita berharap Sabang bisa menjadi gerbang investasi di wilayah barat

Indonesia. Sabang dapat pula memposisikan dirinya sebagai buffer zone bagi kapal-kapal
container atau kapal-kapal kargo lainnya yang melalui Selat Malaka dan Samudera Hindia.
Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 4

Menurut Nova Iriansyah, Sabang memiliki persyaratan lebih dari cukup untuk memenuhi
kriteria pembangunan empat proyek utama sektor prioritas nasional, yaitu pariwisata,
perikanan, industri dan perdagangan serta jasa pelabuhan. Boleh jadi sektor pariwisata
adalah langkah awalnya.
Acara seminar tersebut turut didukung Oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi, Kementerian Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Pemerintah Provinsi Aceh, Badan Pengelola Kawasan Sabang (BPKS), Environmental
Management of Enclosed Coastal Seas (EMECS), Japan North Pacific Marine Science
Organization (PICES), Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF), Japan, Ikatan
Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI), Himpunan Perekayasa Indonesia (HIMPERINDO),
Himpunan Peneliti Indonesia (HIMPENINDO)-BPPT.
Tujuan seminar tersebut untuk mensosialisasikan Program Sail Sabang dan Pengembangan
Wisata Bahari Indonesia, serta mendiseminasikan konsep Sato Umi untuk mendukung

Program Pengembangan Budidaya Perikanan dan pengelolaan sumberdaya perikanan dan
kelautan di kawasan pesisir secara berkelanjutan di Indonesia.
Acara tersebut menghadirkan Keynote Speech of Sato Umi Development for Sustainable
Aquaculture, Ecotourism and Coastal Management Prof. Dr. Tetsuo Yanagi International
EMECS Center, Japan, Professor Emeritus of Kyushu University, Japan
Juga dihadiri para ahli, pembicara dan pejabat dari Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kementerian Kelautan
dan Perikanan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas,
Kementerian Pariwisata, Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT), Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI), Pemerintah Provinsi Aceh, Badan Pengelola Kawasan Sabang (BPKS), Perguruan
Tinggi, mahasiswa, swasta, industri perikanan dan masyarakat, para ahli Sato Umi dari
Kyushu University dan International EMECS Center of Japan, PICES (The North Pacific
Marine Science Organization), MAFF (Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries) of
Japan, FRA (Fisheries Research Agency) Jepang, Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia
(ISOI), Himpunan Perekayasa Indonesia (HIMPERINDO), Himpunan Peneliti Indonesia
(HIMPENINDO).
Referensi :
http://mediaaceh.co/2017/10/05/30237/wagub-aceh-hadiri-seminar-bppt-bahas-wisatasabang


Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 5

BPPT Gelar Workshop Pengelolaan Kawasan Pesisir Berbasis Sato Umi
Kamis, 05 Oktober 2017 17:02 WIB

Jakarta, technology-indonesia.com - Indonesia memiliki sumberdaya kelautan yang besar
untuk pengembangan pariwisata bahari dan sumberdaya perikanan. Potensi tersebut perlu
dikembangkan pemanfaatannya secara optimal dan berkelanjutan melalui konsep Sato Umi
yang telah diterapkan di berbagai negara.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto mengatakan
Sato Umi merupakan konsep pengelolaan sumberdaya perikanan secara berkelanjutan
dimana intervensi manusia dalam pengelolaan sumberdaya perikanan di wilayah pesisir dan
laut dapat meningkatkan produktivitas dan keragaman jenis sumberdaya perikanan.
“Sato Umi adalah konsep bagaimana membuat satu sustainable development di daerahdaerah pesisir terutama untuk para nelayan sehingga terjadi harmonisasi antara laut dengan
manusia,” kata Unggul saat membuka National Seminar On Science Technology For
Sabang Marine Tourism Development And The 4th International Workshop On Sato Umi, di
Jakarta, Kamis (5/10/2017).
Seminar dan workshop ini diselenggarakan oleh BPPT bekerjasama dengan Kementerian
Koordinator Bidang Kemaritiman, Environmental Management of Enclosed Coastal Seas
(EMECS), dan The North Pacific Marine Science Organization (PICES), Ministry of
Agriculture, Forestry dan Fisheries of Japan (MAFF), dan Fisheries Research of Agriculture
(FRA).
Dalam skala yang lebih luas, lanjutnya, konsep dasar Sato Umi dapat diterapkan untuk
menjaga keseimbangan ketersediaan sumber daya alam sebagai sumber pangan dengan
menjaga stabilitas ekosistemnya.
Pada tahun 2007 pemerintah Jepang telah mengimplementasikan konsep pengelolaan
sumberdaya alam secara bijaksana antara masyarakat di sekitar hutan yang dikenal dengan
Sato Yama yang selanjutnya diadopsi menjadi Sato Umi. Hal ini untuk menunjukkan
keterkaitan hubungan antara masyarakat pesisir dengan sumberdaya perikanan yang ada di
wilayah pesisir dan laut.
Pengembangan model budidaya perikanan terintegrasi berbasis Sato Umi seperti Integrated
Multi Tropic Aquaculture (IMTA) dengan menggunakan multi spesies komoditas perikanan
dan sistem bio-resirkulasi pada model sistem tertutup dan sistem terbuka sedang dikaji dan

Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 6

dikembangkan BPPT. Melalui sistem ini diharapkan pengembangan kegiatan budidaya
perikanan di wilayah pesisir lebih produktif dan berkelanjutan.
Dengan sistem biore sirkulasi, limbah anorganik dan organik dari sisa pakan, kotoran ikan,
dan sumber polutan lainnya dapat dikurangi dan diminimalkan, sehingga kondisi ekosistem
perairannya lebih stabil, bebas polusi, dan lebih produktif.
Dengan menerapkan konsep Sato Umi diharapkan sumberdaya perikanan dan
lingkungannya khusus di wilayah pesisir yang telah rusak dapat pulih kembali, lebih produktif
dan kaya akan keanekaragaman sumberdaya hayati secara seimbang dan harmonis serta
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
Penerapan konsep Sato Umi diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan tambak
marjinal dan idle serta sumberdaya perikanan dan kelautan di wilayah pesisir Indonesia
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan ekonomi lokal, regional dan
nasional.
Selain potensi sumberdaya perikanan, Indonesia memiliki potensi wisata bahari yang sangat
besar. Namun kontribusi wisata bahari hanya sekitar 10 persen dari total penerimaan devisa
di sektor pariwisata yang jumlahnya US$ 12,6 miliar atau sekitar Rp 167 triliun pada 2016.
Tahun 2017, Kementerian Pariwisata memproyeksikan penerimaan dari wisata bahari
sebesar US$ 4 miliar atau sekitar Rp 53 triliun.
“Indonesia memiliki potensi wisata bahari yang tak tertandingi, kelemahan kita di prasarana
dan sikap masyarakat sekitar yang masih belum ke arah pariwisata. Kalau itu betul-betul
ditingkatkan, baik dari prasarana, transportasi, pelabuhan dan lain-lain, saya yakin bisa
meningkat drastis,” ujarnya.
Malaysia yang panjang pantainya lebih kecil dari Indonesia mampu meraup hingga 40
persen devisa pariwisatanya dari wisata bahari dengan kontribusi yang mencapai US$ 8
miliar atau 8 kali lipat Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya percepatannya
guna menjadikan sektor wisata bahari sebagai sektor unggulan dalam meraup devisa
negara.
Salah satu kegiatan untuk mendukung promosi wisata bahari Indonesia adalah melalui
kegiatan Sail Sabang pada 28 November – 5 Desember 2017. “Sail Sabang yang
dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan sektor wisata bahari di Sabang dan seluruh
kawasan wisata bahari di Indonesia, menjadi momentum yang tepat untuk menggalang
kekuatan dan seluruh potensi wisata bahari Indonesia dalam anjang perhelatan kegiatan
promosi wisata bahari nasional dan internasional,” lanjutnya.
Unggul berharap seminar dan workshop ini dapat memberikan masukkan kepada
pemerintah dan menginspirasi serta memberikan semangat baru kepada para stakeholders
dalam mengembangkan program wisata bahari baik di Sabang maupun kawasan wisata
bahari lainnya di Indonesia.
Ke depan, pemerintah bersama-sama dengan masyarakat harus dapat mengelola dan
memanfaatkan seluruh potensi wisata bahari dan sumberdaya perikanan, pesisir dan
Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 7

kelautan secara optimal, harmonis, produktif dan berkelanjutan untuk menjamin
kesinambungan wisata bahari, pengembangan minawisata dan ekowisata, penyediaan
pangan berbasis perikanan untuk kejayaan bangsa dan negara.
Referensi :
http://www.technology-indonesia.com/index.php/pertanian-dan-pangan/perikanan/1487bppt-gelar-workshop-pengelolaan-kawasan-pesisir-berbasis-sato-umi

Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 8

Sabang akan Jadi Proyek Percontohan Sato Umi di Indonesia
Kamis, 05 Oktober 2017 18:00 WIB

KBRN, Jakarta : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berencana
menerapkan konsep Sato Umi di Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, untuk
memberdayakan masyarakat di daerah pesisir, terutama dalam hal meningkatkan potensi
perikanan berkelanjutan.
Sato Umi merupakan konsep terbaru pengelolaan, budidaya perikanan, pesisir, kelautan
berkelanjutan melalui teknologi produksi perikanan budidaya ramah lingkungan atau
Integrated Multi-Trophic Aquaculture (IMTA).
Konsep Sato Umi ini merupakan hasil kerja sama Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi (BPPT) dengan North Pacific Marine Science Organization, Kementerian
Agrikultur, Kehutanan dan Perikanan Jepang serta Badan Riset perikanan Jepang.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (TPSA BPPT), Wimpie A. Noegroho kepada wartawan usai
pembukaan Workshop Internasional Sato Umi di Jakarta mengatakan, pihaknya berencana
memanfaatkan konsep Sato Umi ini di daerah-daerah pesisir Indonesia, dalam hal ini
Sabang akan menjadi konsep tersebut.
"Targetnya kita bisa mengembangkan daerah pesisir, pengembangan berbasis pada
perikanan," ujar Wimpie.
Menurut dia, workshop tentang Sato Umi ini sudah diadakan untuk keempat kalinya,
sehingga pihaknya sudah siap mendukung program-program Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP), dan juga Pemerintah Aceh, dalam hal ini Badan Pengelola Kawasan
Sabang (BPKS).
Ia berharap, dengan adanya workshop ini, BPPT bisa menyumbangkan apa yang sudah
dilakukan bersama untuk kemajuan dan pengembangan kawasan Sabang, sehingga selain
perikanan, sektor pariwisatanya juga akan lebh berkembang lagi, dengan memanfaatkan
teknologi yang dimiliki oleh BPPT.
Sementara, Kepala BPPT Unggul Priyanto saat membuka Workshop Internasional Sato Umi
mengemukakan, sumber daya perikanan, pesisir dan laut merupakan sumber daya yang
Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 9

sangat potensial, menjanjikan dan dapat dijadikan andalan untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat, terutama para pembudidaya, nelayan dan masyarakat pesisir.
"Adanya berbagai ancaman dan tekanan terhadap eksistensi sumber daya perikanan,
pesisir dan lautan, menunjukkan bahwa pengelolaan dan pemanfaatannya belum seimbang
dengan laju pemulihannya," jelasnya. (Red/HF)
Referensi :
http://www.rri.co.id/post/berita/441980/teknologi/sabang_akan_jadi_proyek_percontohan_sat
o_umi_di_indonesia.html

Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 10

BPPT Akan Terapkan Konsep Sato Umi di Sabang
Kamis, 05 Oktober 2017 05:24 pm

Jakarta, InfoPubik – Dalam upaya memberdayakan masyarakat di daerah pesisir, Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menerapkan konsep Sato Umi di
Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Sato Umi adalah konsep pengelolaan sumber daya perikanan secara berkelanjutan di mana
intervensi manusia dalam pengelolaan sumber daya perikanan di wilayah pesisir dan laut
dapat meningkatkan produktivitas dan keragaman jenis sumber daya perikanan secara
berkelanjutan. Konsep Sato Umi ini telah diterapkan di berbagai negara.
“Kita akan memanfaatkan perikanan terpadu di daerah-daerah pesisir Indonesia khususnya,
dalam hal ini kita akan terapkan di Sabang lebih dahulu,” kata Deputi Bidang Teknologi
Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT Wimpie A. Noegroho dalam acara
workshop Sato Umi di BPPT, Jakarta Pusat, Kamis (5/10).
Disebutkan, kegiatan workshop ini sudah yang ke empat kalinya, sehingga pihaknya sudah
siap, dan didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan juga Pemerintah
Aceh, dalam hal ini Badan Pengelola Kawasan Sabang (BPKS).
“Targetnya kita bisa mengembangkan daerah pesisir, pengembangan berbasis pada
perikanan,” ujarnya
Menurutnya, konsep Sato Umi diterapkan di Indonesia bukan merupakan yang pertama
kalinya, bahkan pihaknya juga telah menerapkan di daerah Cikampek, Jawa Barat.
“Hasilnya, besok sama-sama kita lihat, karena kita besok akan melakukan kunjungan ke
sana,” paparnya.
Ia berharap, dengan adanya seminar ini, BPPT bisa menyumbangkan apa yang sudah
dilakukan bersama untuk kemajuan dan pengembangan di Sabang, untuk pariwisatanya
juga akan lebh berkembang lagi, dengan memanfaat teknologi yang ada di BPPT.
Hubungan Sato Umi dan Pariwisata adalah Sato adalah desa, Umi adalah lautan. Jadi
memberdayakan desa-desa di pesisir untuk lebih berkembang lagi.

Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 11

“Jadi itu saling mengkait antara Sato Umi dan pariwisata, dan itu akan bisa membuat tempat
pariwisata yang lebih banyak lagi, untuk bisa kita kembangkan,” pungkasnya.
Referensi :
http://infopublik.id/read/226167/bppt-akan-terapkan-konsep-sato-umi-di-sabang.html

Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 12

Konsep Sato Umi Akan Diterapkan di Sabang
Jumat, 06 Oktober 2017 10:44 WIB

Jakarta, Technology-Indonesia.com - Indonesia akan menerapkan konsep Sato Umi dari
Jepang untuk mengelola sumber daya perikanan, pesisir, dan kelautan berkelanjutan.
Konsep ini rencananya akan diterapkan di Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam yang akan
menggelar Sail Sabang pada 28 November – 5 Desember 2017.
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Bidang
Kemaritiman, Safri Burhanuddin mengatakan konsep Sato Umi untuk perikanan
berkelanjutan didefinisikan sebagai produktivitas dan keanekaragaman hayati yang tinggi di
pesisir laut dengan interaksi manusia. Menurutnya, konsep ini sangat tepat untuk diadopsi
oleh Indonesia.
“Penerapan konsep Sato Umi diharapkan dapat mengoptimalkan pemanfaatan lahan
tambak marjinal dan idle serta sumber daya kelautan di wilayah pesisir Indonesia guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan ekonomi lokal, regional dan
nasional,” kata Safri dalam National Seminar On Science Technology For Sabang Marine
Tourism Development And The 4th International Workshop On Sato Umi, di Jakarta, Kamis
(5/10/2017).
Safri memaparkan, pembangunan sektor maritim sangat penting untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Sayangnya berdasarkan laporan Bank Indonesia, kontribusi sektor
maritim hanya menyumbang sekitar empat persen. Padahal potensi sektor kemaritiman
Indonesia sangat besar termasuk pariwisata bahari.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan pertumbuhan
ekonomi nasional dari sektor kelautan dan kemaritiman akan bertambah menjadi 15% dari
PDB (Produk Domestik Bruto) pada 2025, 20% pada 2035, hingga 30% pada 2045. “Semua
itu tidak bisa terealisasi tanpa dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi, riset kelautan,
serta usaha untuk fokus dan tekun,” ungkapnya.
Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati
memaparkan konsep Sato Umi sebagai perkampungan wisata nelayan yang diinisiasi Prof
Tetsuo Yanagi dari Jepang memiliki kemungkinan baik untuk diterapkan di Indonesia dalam
mendorong pembangunan wisata bahari.
“Konsep ini perlu kita letakkan menjadi bagian dari sebuah sistem pembangunan wilayah.
Pengembangan konsep Sato Umi ini harus dikaitkan dengan pengembangan wilayah
Sabang, Aceh dan Sumatera secara lebih luas lagi,” kata Dimyati.
Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 13

Pengembangan wilayah ini, lanjutnya, harus didukung dengan berbagai regulasi di Sabang
dan Aceh yang harus dilaksanakan dan didukung oleh seluruh sektor. Selain itu, dukungan
iptek yang dihasilkan melalui berbagai riset dan pengembangan juga sangat dibutuhkan.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT, Wimpie Agoeng
Noegroho mengatakan Sato Umi merupakan konsep untuk memberdayakan daerah pesisir
dengan manfaatkan perikanan terpadu. Wimpie berharap melalui seminar dan workshop ini
konsep Sato Umi bisa dimanfaatkan, diadopsi, dan dikembangkan di Sabang.
“Pemerintah Provinsi Aceh, dalam hal ini Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS)
sudah mensupport kami. Targetnya kita bisa mengembangkan daerah wisata pesisir
berbasis pada perikanan,” terang Wimpie.
Seminar Pengembangan Wisata Bahasi Sabang dan Workshop ke-empat mengenai Sato
Umi ini diselenggarakan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan (BPPT) bekerjasama
dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Environmental Management of
Enclosed Coastal Seas (EMECS), dan The North Pacific Marine Science Organization
(PICES), Ministry of Agriculture, Forestry dan Fisheries of Japan (MAFF), dan Fisheries
Research of Agriculture (FRA).
Dalam kesempatan tersebut Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menyatakan Pulau Weh
atau yang lebih dikenal sebagai Pulau Sabang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN). Potensi pariwisata di kawasan Sabang sangat besar dan
didukung posisi geografis yang sangat strategis karena berada di jalur internasional.
“Potensi pariwisata bahari Sabang boleh dikatakan sangat lengkap hingga dijuluki Surga
Terpendam di Ujung Sumatera. Bahkan Great Britain Publishing memberi julukan Sabang
sebagai The Gold Island atau Pulau Emas dan memasukkannya ke dalam 501 pulau yang
harus di kunjungi di dunia,” ungkap Nova.
Kunjungan wisatawan ke Sabang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2013
kunjungan wisatawan hanya 450 orang dan pada 2014 menjadi 500 ribu orang. Seiring
hadirnya penerbangan langsung dari Medan ke Sabang pada 2015, jumlah wisatan
melonjak menjadi 700 ribu orang. Pada 2016 meningkat hingga hinggga 1 juta wisatawan.
“Potensi selain pariwisata adalah sebagai kawasan investasi yang berkelas dunia karena
posisinya yang dekat dengan jalur internasional. Posisi ini menempatkan Sabang sebagai
salah satu kawasan maritim yang layak dikembangkan,” lanjutnya.
Nova berharap akan ada tindak lanjut dari seminar ini untuk memoles dan mengupgrade
wajah Sabang bagi kesejahteraan rakyat Aceh dan Indonesia. “Kami berharap daya tarik
Sabang bagi wisatawan manca negara semakin hari semakin meningkat,” pungkasnya.

Referensi :
http://www.technology-indonesia.com/index.php/pertanian-dan-pangan/perikanan/1488konsep-sato-umi-akan-diterapkan-di-sabang
Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 14

BPPT Terapkan Konsep Sato Umi di Sabang NAD
Jumat, 06 Oktober 2017

Jakarta, Itech- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama dengan
Kemenko Maritim, menggelar National Seminar on Science Technology for Sabang Marine
Tourism Development and The 4th International Workshop on Sato Umi.
Kegiatan yang didukung oleh Environmental Management of Enclosed Coastal Seas
(Emecs), Nort Pacific Marine Science Organization (PICES), Ministry of Agriculture, Foresty
and Fisheries of Japan, dan Fisheries Research Agency of Japan tersebut, bertujuan untuk
mensosialisasikan program Sail Sabang dan Pengembangan Wisata Bahari di Indonesia,
terutama di Sabang
Selain itu, juga
mensosialisasikan konsep Sato Umi untuk mendukung program
pengembangan budidaya perikanan dan pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan
di kawasan pesisir dan Techno Park secara berkelanjutan di Indonesia.
Kepala BPPT Unggul Priyanto menjelaskan “Sato Umi merupakan konsep pengelolaan
sumber daya perikanan secara berkelanjutan dimana intervensi manusia dalam pengelolaan
sumber daya perikanan di wilayah pesisir dan laut dapat meningkatkan produktivitas dan
keragaman jenis sumber daya perikanan secara berkelanjutan,” kata Unggul di BPPT,
Jakarta Pusat, Kamis (5/10).
Sementara itu, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT
Wimpie A. Noegroho mengatakan, pihaknya akan memanfaatkan perikanan terpadu di
daerah-daerah pesisir Indonesia khususnya, dalam hal ini kita akan terapkan di Sabang
lebih dahulu. Targetnya kita bisa mengembangkan daerah pesisir, pengembangan berbasis
pada perikanan,” ujarnya.
Disebutkan, kegiatan workshop ini sudah yang ke empat kalinya, sehingga pihaknya sudah
siap, dan didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan juga Pemerintah
Aceh, dalam hal ini Badan Pengelola Kawasan Sabang (BPKS). Konsep Sato Umi
diterapkan di Indonesia bukan merupakan yang pertama kalinya, bahkan pihaknya juga
telah menerapkan di daerah Cikampek, Jawa Barat.

Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 15

Diharapkan, dengan adanya seminar ini, BPPT bisa menyumbangkan apa yang sudah
dilakukan bersama untuk kemajuan dan pengembangan di Sabang, untuk pariwisatanya
juga akan lebh berkembang lagi, dengan memanfaat teknologi yang ada di BPPT. Seminar
dan workshop ini dihadiri para ahli, pembicara dan pejabat dari Kementerian dan lembaga
dengan total peserta kurang labih 300 orang. (red/ju)
Referensi :
https://itechmagz.com/2017/10/06/bppt-terapkan-konsep-sato-umi-di-sabang-nad/

Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 16

BPPT TERAPKAN KONSEP SATO UMI DUKUNG PROGRAM PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA PERIKANAN KAWASAN PESISIR
Kamis, 05 Oktober 2017

HARIANTERBIT.CO – Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul
Priyanto resmi membuka National Seminar on Science Technology for Sabang Marine Tourism
Development and The 4th Internasional Workshop on Sato Umi, di Auditorium BPPT, Gedung II
BPPT, Jl MH Thamrin, Jakarta, Kamis (5/10).

Seminar tersebut merupakan kerja sama antara BPPT dengan Kementerian Koordinator Bidang
Kemaritiman, Internastional EMECS (Environmental Management of Enclosed Coastal Seas)
Center dan PICES (North Pasific Marine Science Organization), MAFF (Ministry of Agriculture,
Forestry and Fisheries of Japan) dan FRA (Fisheries Research Agency of Japan).
Acara tersebut bertujuan menyosialisasikan program Sail Sabang dan pengembangan wisata
bahari di Indonesia dan Sabang. Serta mendesiminasikan dan menyosialisasikan konsep Sato
Umi untuk mendukung program pengembangan budi daya perikanan dan pengelolaan sumber
daya perikanan dan kelautan di kawasan pesisir, dan techno park secara berkelanjutan di
Indonesia.
Dalam sambutannya, Unggul mengatakan, penerapan konsep Sato Umi diharapkan dapat
mengoptimalkan pemanfaatan lahan tambak marjinal dan idle serta sumber daya perikanan dan
kelautan di wilayah pesisir Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
pendapatan ekonomi lokal, regional dan nasional.
Kepala BPPT Dr Ir Unggul Priyanto MSc (tiga kiri), memukul beduk saat meresmikan membuka acara
The 4th Internasional Workshop on Sato Umi di Auditorium Gedung BPPT, Jl MH Thamrin, Jakarta,
Kamis (5/10).
“Ke depan, pemerintah bersama-sama dengan masyarakat harus dapat mengelola dan
memanfaatkan seluruh potensi wisata bahari dan sumber daya perikanan, pesisir dan kelautan
yang kita miliki secara optimal, harmonis, produktif dan berkelanjutan untuk menjamin
kesinambungan wisata bahari, pengembangan miniwisata dan ekowisata, penyedia pangan
berbasis perikanan untuk kejayaan bangsa dan negara,” tutur Unggul.
Sementara itu, Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengapresiasi langkah BPPT dan
Kementerian Koordinator Kemaritiman (Kemenko Maritim) yang menyelenggarakan acara ini.
“Semoga ada tindak lanjut untuk memoles wajah sabang untuk meng-upgrade Sabang agar
dapat mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat Aceh dan rakyat Indonesia,” kata Nova.
Menurut Nova, potensi lain yang dimiliki Sabang yaitu, sebagai kawasan investasi berkelas dunia
hal ini didukung letak geografis yang sangat dekat dengan jalur internasioal, posisi ini
menempatkan Sabang sebagai salah satu kawasan maritim yang layak dikembangkan sebagai
poros maritim nasional.

Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 17

“Kami berharap Sabang bisa menjadi gerbang investasi di wilayah barat Indonesia, dan dapat
merekomendasikan langkah-langkah strategis untuk memoles Sabang agar menjadi kawasan
wisata berkelas dunia,” harap Nova. (*/dade/rel)

Referensi :
http://harianterbit.co/2017/10/05/bppt-terapkan-konsep-sato-umi-dukung-programpengembangan-sumber-daya-perikanan-kawasan-pesisir/

Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 18

Referensi :
https://twitter.com/MarbunSaortua/status/915801360766865409

Satoumi-Sail Sabang 2017

Page 19