PERDA kebersihan keindahan kesehatan umum
PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH
NOMOR 3 TAHUN 2003
TENTANG
PENYELENGGARAAN KEBERSIHAN, KEINDAHAN,
KESEHATAN UMUM DAN KETERTIBAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PRABUMULIH,
Menimbang
: a. bahwa masalah kebersihan, keindahan, kesehatan umum dan kertertiban kota
adalah merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah kota dan
masyarakat;
a. bahwa dalam rangka untuk lebih meningkatkan kebersihan, keindahan, keamanan,
ketertiban dan kekeluargaan didalam kota Prabumulih, dipandang perlu
memberikan bimbingan petunjuk dan pengarahan kepada masyarakat dalam kota
atau tempat-tempat lainnya di kota Prabumulih sehingga kebersihan, keindahan,
keapikan, keamanan dan kekeluargaan tersebut dapat dirasakan oleh seluruh
lapisan masyarakat;
b. bahwa sehubungan hal tersebut dipandang perlu mengatur tentang kebersihan,
keindahan, keapikan, keamanan, ketertiban dan kekeluargaan tersebut kedalam
Peraturan Daerah Kota Prabumulih;
Mengingat
: 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana;
(Lembaran Negara Nomor 76 Tahun 1981, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3259);
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
3699);
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Nomor 60 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3839);
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang pembayaran keuangan antara
Pemerintah pusat dan daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72,
Tambahan lembaran Negara 3848);
5. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Kota Prabumulih
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4113);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PRABUMULIH
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN
DAERAH
KOTA
PRABUMULIH
PENYELENGGARA
KEBERSIHAN,
KEINDAHAN,
UMUM, DAN KETERTIBAN KOTA PRABUMULIH
TENTANG
KESEHATAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal l
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.
2.
3.
4.
Daerah adalah Daerah Kota Prabumulih
Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Prabumulih
Walikota adalah Walikota Prabumulih
Kantor Kebersihan dan Pertamanan adalah Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kota
Prabumulih.
5. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kota Prabumulih.
6. Pemilik adalah setiap orang atau badan hukum yang berdasarkan hukum memiliki harta
kekayaan ;
7. Penghuni adalah setiap orang yang memakai dan atau menguasai sesuatu bangunan atau
perkarangan atas nama pribadi ataupun atas nama badan hukum ;
8. Persil adalah sebidang tanah di atasnya tidak terdapat bangunan atau terdapat bangunan
sebagai tempat tinggal atau tempat kegiatan lainnya, milik pribadi atau badan hukum
termasuk parit, selokan, pagar, dan riool didalam/ diluar persil itu ;
9. Bangunan adalah setiap bangunan yang berada di atas persil yang dipergunakann untuk
tempat tinggal atau tempat kegiatan lainnya, milik pribadi atau badan hukum termasuk
kantor, gardu listrik, tempat-tempat pemberhentian bus dan bangunan lainnya ;
10. Tempat sampah adalah daerah atau tempat yang telah ditentukan oleh Pemerintah Kota
untuk pembuangan sampah ;
11. Trotoar adalah lajur di pinggir jalan yang disediakan khusus untuk pejalan kaki ;
12. Sungai dan anak sungai adalah saluran air yang besar yang pada umumnya menampung
kegiatan lalu lintas menampung air kotor dan air hujan ;
13. Saluran adalah setiap jalur galian tanah meliputi selokan, riool, saluran terbuka dan
saluran tertutup ;
14. Taman adalah sebidang tanah yang dipergunakan bagi penghijauan dan keindahan kota
yang meliputi, taman bunga, taman bibit, jalur hijau dan taman-taman lainnya yang
dibangun dan dipelihara oleh Pemerintah Kota Prabumulih.
15. Pohon pelindung adalah pohon-pohon yang pada umumnya ditanam dikiri kanan jalan
yang ditanam dan dipelihara oleh Pemerintah Kota Prabumulih
16. Sampah adalah benda-benda buangan atau kotoran/benda-benda yang tidak berguna lagi;
17. Pekarangan adalah bagian dari persil yang tidak tertutup bangunan.
18. Pedagang minuman atau makanan keliling adalah pedagang minuman atau makanan yang
tidak mempergunakan suatu tempat yang tetap.
19. Membuang sampah sembarangan /tidak pada tempatnya adalah tindakan dan atau
perbuatan setiap orang yang menempatkan, meletakkan, melempar dan atau
memposisikan sampah pada tempat yang bukan merupakan tempat pembuangan
sementara atau tempat-tempat lain yang dapat dipersamakan dengan tempat pembuangan
sementara;
BAB ll.
KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN SERTA
TAMAN KOTA
Pasal 2
Pemilik atau Penghuni suatu bangunan/Persil diwajibkan :
a. Memelihara dengan baik dan bersih persilnya dan segala sesuatu yang ada pada persil
tersebut, termasuk tanamannya, jalan masuk pekarangan, pagar dan batas pekarangan,
jamban dan saluran-saluran pembuangan atau riool yang ada diluar dan didalam persilnya.
b. Memagar persilnya dengan baik dan dikapur atau dicat dengan rapi.
c. Tiap-tiap awal bulan juni atau selambat-lambatnya dua minggu sebelum sebelum tanggal
1 Agustus mengatur/mengecat kembali dinding/tembok bangunan sebelah luar dengan
baik dan rapi.
Pasal 3
(1). Pemilik atau Penghuni suatu persil yang terletak disepanjang jalan dimana sampahnya
diangkut oleh Pemerintah Kota, diwajibkan menyimpan/membuang sampahnya dalam
kotak sampah, kantong plastik, kardus, dekat pintu halaman atau bangunannya dan
menyimpannya kembali pada tempat yang tidak terlihat dari jalan, segera setelah kotak
sampah tersebut dikosongkan.
(2). Bentuk, jenis dan ukuran kotak tersebut pada ayat (1) diatas ditetapkan lebih lanjut oleh
Walikota atau Pejabat lain yang ditunjuknya.
(3). Pemilik atau Penghuni suatu persil diwajibkan mengizinkan petugas Pemerintah Kota
untuk memasuki pekarangan rumah atau persilnya, bila oleh Pemerintah Kota dilakukan
suatu pekerjaan untuk kepentingan umum.
(4). Kewajiban-kewajiban tersebut dalam ayat (1) dan ayat (2) Pasal 3 Peraturan Daerah ini,
sepanjang untuk kebersihan dan kesehatan umum, maka kepada Pemilik atau penghuni
suatu persil yang terletak di tempat – tempat yang sampahnya tidak diangkut oleh
Pemerintah Kota diperkenankan untuk menimbun sampahnya itu dengan tanah yang
telah tidak kurang dari 10 cm didalam suatu lobang yang jaraknya tidak kurang dari 4
meter dari Jalan Raya atau membungnya ketempat lain yang ditentukan oleh Pemerintah
Kota antara jam 7.00 dan jam 16.00 Waktu Indonesia Bagian Barat
Pasal 4
Menyimpang dari ketentuan yang tersebut dalam
diperkenankan :
Pasal 3
Peraturan Daerah ini
a. Menempatkan sampah dari kebun dalam ikatan-ikatan yang panjangnya tidak lebih dari
satu meter dengan garis tengahnya tidak lebih dari 0,4 meter didekat pintu halaman.
b. Memasukkan kotoran binatang, sisa bahan kerajinan ataupun borongan dari bangunanbangunan kedalam tempat sampah, berupa peti, berupa keranjang atau tempat lainnya
yang bertutup dengan masing-masing banyak-banyaknya 0,2 meter kubik. Serta
dilaksanakan dimuka pintu setiap bangunan atau halaman untuk diangkat oleh Petugas
Pemerintah Kota atau oleh penduduk setempat.
Pasal 5
Pedagang dan Pengusaha diwajibkan membersihkan dan membuang sampah akibat dari
pekerjaannya itu ketempat sampah yang ditetapkan sebelum meninggalkan Tempat
Usahanya.
Pasal 6
(1). Walikota atau Pejabat lain yang ditunjuknya dapat menentukan hari dan jam untuk
membersihkan secara berkala bagi semua persil, bangunan jalan saluran dan sumur kota
atau di bagian-bagian tertentu.
(2). Pada waktu membersihkan berkala dimaksudkan dalam ayat (1) diatas berlangsung dan
jika dipandang perlu, semua barang pecah belah rumah tangga
perlengkapan tempat
tidur dapat dibersihkan dari rumah untuk dijemur.
Pasal 7
(1). Walikota bila dipandang perlu sewaktu-waktu dapat memerintahkan Pemilik atau
menghuni bangunan atau dikuasakan untuk memperbaiki, memplester, mengapur
mengalir atau mencat bangunan dan pagarnya serta memotong tanaman pagarnya hingga
paling tinggi 1,50 meter.
(2). Walikota berhak memerintahkan untuk menyingkirkan, membongkar barang sesuatu
yang sudah sudah dibangun dan mencegah didirikan atau diperbaiki kembali segala
sesuatu yang berlawanan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.
Pasal 8
(1). Untuk menciptakan keindahan kota, maka ditempat-tempat tertentu Pemerintah Kota
membangun dan memelihara taman kota yang ditanam tanaman hias, jalur hijau dengan
pohon pelindung.
(2). Pada taman dimaksud ayat (1) Pasal ini sesuai dengan situasi dimana tanaman itu
berada dan kemampuan Keuangan Pemerintah Kota dapat dibuat kolam hias dan air
mancur serta dipasang lampu-lampu hias lainnya.
(3). Kepada anggota masyarakat agar dapat berpatisipasi memelihara kebersihan dan
keindahan taman tersebut pada ayat (1) Pasal ini dengan tidak membuang sampah dan
kotoran didalam dan disekitar dan atau mengambil tanaman hias atau memetik bunga dan
merusak pagar atau perlengkapan tanaman lainnya
Pasal 9
Dilarang :
a. Menyebarkan atau menempelkan selebaran, poster, disepanjang jalan, dipohon-pohon
ataupun dibangunan-bangunan tanpa izin Walikota .
b. Menguras septicktank, sebelum kotoran dibuat tidak berbau terlebih dahulu dan
kotoran dari hasil pengurusan tidak boleh dibuangkan selain di tempat yang sudah
ditentukan oleh Walikota
c. Membakar tumpukan sampah kecuali pada tempat pembakaran sampah.
d. Membuang sampah atau barang-barang bekas dan bangkai binatang dijalan, sungaisungai, got, ricol dan ditaman-taman.
e. Membuang sampah dari atas kendaraan dijalan-jalan.
f. Memanjat/merusakkan pohon-pohon pelindung atau merusak pagar dan
tanaman serta bangunan-bangunan pada taman.
g. Berjalan dan bermain-main diatas lapangan rumput dalam taman.
h. Mandi dan Mencuci dikolam-kolam/air mancur yang dikelolah Pemerintah
Kota.
i. Menghentikan atau menjalankan kendaraan di atas lapangan rumput atau di
pinggir jalan yang ditanami rumput.
j. Meletakkkan rangka-rangka/rongsokan kendaraan ditunjuk oleh Walikota.
k. Melepaskan ternak berkaki empat berkeliaran dijalan-jalan/ditaman-taman.
l. Merintangi Aliran sungai atau saluran lainnya dengan mendirikan bangunan
apapun atau dengan cara-cara lainnya.
m. Menjemur pakaian/barang-barang cucian lainnya atau barang-barang tempat
tidur yang kelihatan dari jalan sehingga menggangu keindahan dan keapikan
kota.
B A B III
KESEHATAN UMUM
Pasal 10
Pemilik atau penghuni suatu persil diwajibkan :
(1) Memberitahukan kepada lurah atau Kepala Desa atau Kepala Lingkungan atau Pejabat
setempat bilamana terdapat bangkai binatang besar pada persilnya secepat mungkin
selambat-lambatnya 18 jam setelah kematian binatang itu.
(2) Menyerahkan bangkai tersebut kepada sda Petugas yang ditunjuk untuk itu.
Pasal 11
Pemilik atau penghuni suatu persil diwajibkan :
a. Menutup segala persediaan air yang ada pada persilnya
b. Menjaga agar kaleng-kaleng, botol-botol, barang-barang yang terbuat dari pada tanah
liat, tempurung atau lain-lain barang sejenis itu sehingga tidak berisi air.
c. Menjaga agar Galian, galian, Saluran-saluran Lobang-lobang atau sejenisnya itu tidak
tergenang air.
d. Menjaga agar kolam-kolam hias didalam atau diluar bangunan dan aquariumaquarium tidak menjadi sarang nyamuk dengan jalan membersihkannya seminggu
sekali, membubuhkan obat pembasmi jentik-jentik, memasukan ikan pemakan jentikjentik atau lainnya.
e. Melaporkan kepada lurah/kepala Desa atau Pimpinan Pusat Kesehatan masyarakat
(Puskesmas) terdekat jika ditempat tinggalnya terdapat penderita atau orang meninggal
dunia suatu penyakit yang diduga termasuk kedalam golongan penyakit menular
selambat-lambatnya dalam waktu 1 kali 24 jam.
f. Mentaati setiap petunjuk petugas yang ditunjuk oleh Walikota dalam hal-hal
yang berhubungan dengan usaha-usaha pencegahan penyakit yang membahayakan
orang banyak.
Pasal 12
Pedagang minuman atau makanan diwajibkan menutup makanannya dengan sempurna agar
debu tidak dapat masuk dan mempergunakan air bersih untuk mencuci piring, gelas dan
barang lainnya yang dipergunakan untuk pedagang.
Pasal 13
Dilarang :
a. Mempergunakan sampah untuk menutup atau meninggikan persil tanpa izin
b. Mengubur bangkai-bangkai binatang yang besar pekarangan atau membuangnya di sungai
c. Mengotori atau merusak sumber-sumber air dan kolam air minum dan air bersih
lainnya yang dipergunakan untuk umum.
d. Memasukan dan membuang racun-racun atau zat-zat kimia yang mengalir atau tidak.
Membuat pagar atau pembatas persil dari bahan-bahan berongga seperti pipa-pipa
logam atau batangan-batangan bambu dan lain sejenisnya itu, kecuali apabila bagian
rongga yang menghadap/atas ditutup sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
pencemaran air di sengaja atau tidak sengaja.
BAB IV
KETERTIBAN KOTA
Pasal 14
Pemilik atau Penghuni suatu persil diwajibkan :
a. Menebang pohon-pohon yang ada pada persilnya yang dikhawatirkan akan tumbang dan
menganggu ketertiban.
b. Memangkas pohon-pohon dan pagar-pagar hidup pada persilnya selambat-lambatnya satu
minggu setelah menerima surat perintah dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuknya
sesuai dengan ketentuan yang tersebut pada Peraturan Daerah ini.
Pasal 15
(1). Tanpa izin Walikota dilarang menjadi Penjaga Kendaraan parkir dan Usaha Penjagaan
Kendaraan ditempat-tempat umum.
(2). Penjaga Kendaraan yang telah mendapat izin seperti tersebut ayat (1) diatas diwajibkan
memakai tanda-tanda yang jelas menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Walikota
(3). Surat Izin dapat dicabut apabila pemegangnya melakukan pelanggaran terhadap yang
tersebut ayat (2) diatas atau Peraturan-Peraturan yang berkenaan dengan itu.
Pasal 16
Dilarang :
1. Berada dijalan atau tempat-tempat umum membawa/memakai senjata api, senapan angin
berisi atau senjata tajam dan sejenisnya, kecuali bagi mereka yang oleh pihak berwenang
diperintahkan atau diizinkan untuk itu.
2. Mendirikan pompa bensin atau menjual bensin dan bahan bakar lainnya atau bengkel dan
usaha tampal ban dipinggir jalan, tepi sungai yang dapat mengganggu ketertiban lalu lintas
dan bahaya kebakaran.
3. Membiarkan pohon-pohon, semak-semak dan pagar-pagar hidup yang tingginya lebih, dari
1,50 meter diatas permukaan persil yang dapat menghalangi pandangan umum di
sepanjang jalan.
4. Mempergunakan jalan dan trotoar untuk tempat bekerja
5. Memperbaiki, menyimpan kendaraan dijalan dan trotoar.
6. Memarkir kendaraan diatas trotoar dan kaki lima.
7. Mendirikan tenda atau alat-alat lain sebagai tempat berjual beli dijalan termasuk trotoar,
kecuali pada tempat-tempat tertentu yang ditetapkan oleh Walikota.
8. Menempatkan peti-peti keranjang atau benda-benda paking lainnya dijalan-jalan, tempattempat umum atau tempat lainnya yang dapat mengganggu ketertiban.
9. Berolahraga atau bermain ditempat umum selain pada tempat-tempat yang telah ditentukan
untuk itu, kecuali atas izin Walikota.
10. Membuang atau menempatkan benda-benda diatas jalan yang dapat membahayakan lalulintas dan mengganggu ketertiban serta keindahan kota.
11. Menggantung/memasang papan nama, kecuali seizin Walikota dengan dipasang serendahrendahnya :
- 3 meter diatas jalan yang dipergunakan untuk pejalan kaki.
- 5 meter diatas jalan yang dipergunakan untuk kendaraan
12. Membuka, mengambil, memindahkan, membuang dan merusak tutup-tutup riool, tandatanda batas peringatan rambu-rambu jalan, pot bunga, tanda-tanda batas persil pipa-pipa
air pipa-pipa gas dan nama jalan, lampu penerangan jalan, pagar jalan dan taman, dan
semua alat-alat jenis itu tanpa izin Walikota.
BAB V
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pasal 17
(1). Walikota bersama-sama dengan instansi terkait melakukan pengawasan, pembinaan
secara periodik;
(2). Pelaksanaan sebagaimana yang dimaksud ayat (1) pasal ini, dikoordinir oleh
Dinas/Instansi teknis yang ditetapkan oleh Walikota;
BAB VI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 18
(1). Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam dengan Pidana
Kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau Denda Paling banyak 5.000.000,-(Lima juta
Rupiah,-);
(2). Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah Pelanggaran;
(3) Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) disetor ke Kas Daerah.
BAB VII
PENYIDIKAN
Pasal 19
(1). Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat dilakukan oleh
Penyidik Pegawai Negeri Sipil ( PPNS ) dilingkungan Pemerintah Kota yang
pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2). Dalam melaksanakan tugas Penyidikan para Pejabat Penyidik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) pasal ini berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana
b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan
c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka
d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat
e. Mengambil sidik jari dan atau surat
f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi
g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara.
h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk bahwa tidak terdapat
cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya
memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka dan keluarganya.
i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan
diatur lebih lanjut oleh Walikota.
Pasal 21
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan perundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Prabumulih.
Ditetapkan di Prabumulih
pada tanggal 10 September 2003
WALIKOTA PRABUMULIH
RACHMAN DJALILI
Diundangkan di Prabumulih
pada tanggal 25 September 2003
SEKRETARIS DAERAH KOTA
PRABUMULIH
HASBULLAH KEMIS
LEMBARAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2003 NOMOR 15 SERI E
NOMOR 3 TAHUN 2003
TENTANG
PENYELENGGARAAN KEBERSIHAN, KEINDAHAN,
KESEHATAN UMUM DAN KETERTIBAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PRABUMULIH,
Menimbang
: a. bahwa masalah kebersihan, keindahan, kesehatan umum dan kertertiban kota
adalah merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah kota dan
masyarakat;
a. bahwa dalam rangka untuk lebih meningkatkan kebersihan, keindahan, keamanan,
ketertiban dan kekeluargaan didalam kota Prabumulih, dipandang perlu
memberikan bimbingan petunjuk dan pengarahan kepada masyarakat dalam kota
atau tempat-tempat lainnya di kota Prabumulih sehingga kebersihan, keindahan,
keapikan, keamanan dan kekeluargaan tersebut dapat dirasakan oleh seluruh
lapisan masyarakat;
b. bahwa sehubungan hal tersebut dipandang perlu mengatur tentang kebersihan,
keindahan, keapikan, keamanan, ketertiban dan kekeluargaan tersebut kedalam
Peraturan Daerah Kota Prabumulih;
Mengingat
: 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana;
(Lembaran Negara Nomor 76 Tahun 1981, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3259);
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
3699);
3. Undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Nomor 60 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3839);
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 Tentang pembayaran keuangan antara
Pemerintah pusat dan daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72,
Tambahan lembaran Negara 3848);
5. Undang-undang Nomor 6 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Kota Prabumulih
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4113);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun
2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PRABUMULIH
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN
DAERAH
KOTA
PRABUMULIH
PENYELENGGARA
KEBERSIHAN,
KEINDAHAN,
UMUM, DAN KETERTIBAN KOTA PRABUMULIH
TENTANG
KESEHATAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal l
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1.
2.
3.
4.
Daerah adalah Daerah Kota Prabumulih
Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Prabumulih
Walikota adalah Walikota Prabumulih
Kantor Kebersihan dan Pertamanan adalah Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kota
Prabumulih.
5. Kepala Kantor adalah Kepala Kantor Kebersihan dan Pertamanan Kota Prabumulih.
6. Pemilik adalah setiap orang atau badan hukum yang berdasarkan hukum memiliki harta
kekayaan ;
7. Penghuni adalah setiap orang yang memakai dan atau menguasai sesuatu bangunan atau
perkarangan atas nama pribadi ataupun atas nama badan hukum ;
8. Persil adalah sebidang tanah di atasnya tidak terdapat bangunan atau terdapat bangunan
sebagai tempat tinggal atau tempat kegiatan lainnya, milik pribadi atau badan hukum
termasuk parit, selokan, pagar, dan riool didalam/ diluar persil itu ;
9. Bangunan adalah setiap bangunan yang berada di atas persil yang dipergunakann untuk
tempat tinggal atau tempat kegiatan lainnya, milik pribadi atau badan hukum termasuk
kantor, gardu listrik, tempat-tempat pemberhentian bus dan bangunan lainnya ;
10. Tempat sampah adalah daerah atau tempat yang telah ditentukan oleh Pemerintah Kota
untuk pembuangan sampah ;
11. Trotoar adalah lajur di pinggir jalan yang disediakan khusus untuk pejalan kaki ;
12. Sungai dan anak sungai adalah saluran air yang besar yang pada umumnya menampung
kegiatan lalu lintas menampung air kotor dan air hujan ;
13. Saluran adalah setiap jalur galian tanah meliputi selokan, riool, saluran terbuka dan
saluran tertutup ;
14. Taman adalah sebidang tanah yang dipergunakan bagi penghijauan dan keindahan kota
yang meliputi, taman bunga, taman bibit, jalur hijau dan taman-taman lainnya yang
dibangun dan dipelihara oleh Pemerintah Kota Prabumulih.
15. Pohon pelindung adalah pohon-pohon yang pada umumnya ditanam dikiri kanan jalan
yang ditanam dan dipelihara oleh Pemerintah Kota Prabumulih
16. Sampah adalah benda-benda buangan atau kotoran/benda-benda yang tidak berguna lagi;
17. Pekarangan adalah bagian dari persil yang tidak tertutup bangunan.
18. Pedagang minuman atau makanan keliling adalah pedagang minuman atau makanan yang
tidak mempergunakan suatu tempat yang tetap.
19. Membuang sampah sembarangan /tidak pada tempatnya adalah tindakan dan atau
perbuatan setiap orang yang menempatkan, meletakkan, melempar dan atau
memposisikan sampah pada tempat yang bukan merupakan tempat pembuangan
sementara atau tempat-tempat lain yang dapat dipersamakan dengan tempat pembuangan
sementara;
BAB ll.
KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN SERTA
TAMAN KOTA
Pasal 2
Pemilik atau Penghuni suatu bangunan/Persil diwajibkan :
a. Memelihara dengan baik dan bersih persilnya dan segala sesuatu yang ada pada persil
tersebut, termasuk tanamannya, jalan masuk pekarangan, pagar dan batas pekarangan,
jamban dan saluran-saluran pembuangan atau riool yang ada diluar dan didalam persilnya.
b. Memagar persilnya dengan baik dan dikapur atau dicat dengan rapi.
c. Tiap-tiap awal bulan juni atau selambat-lambatnya dua minggu sebelum sebelum tanggal
1 Agustus mengatur/mengecat kembali dinding/tembok bangunan sebelah luar dengan
baik dan rapi.
Pasal 3
(1). Pemilik atau Penghuni suatu persil yang terletak disepanjang jalan dimana sampahnya
diangkut oleh Pemerintah Kota, diwajibkan menyimpan/membuang sampahnya dalam
kotak sampah, kantong plastik, kardus, dekat pintu halaman atau bangunannya dan
menyimpannya kembali pada tempat yang tidak terlihat dari jalan, segera setelah kotak
sampah tersebut dikosongkan.
(2). Bentuk, jenis dan ukuran kotak tersebut pada ayat (1) diatas ditetapkan lebih lanjut oleh
Walikota atau Pejabat lain yang ditunjuknya.
(3). Pemilik atau Penghuni suatu persil diwajibkan mengizinkan petugas Pemerintah Kota
untuk memasuki pekarangan rumah atau persilnya, bila oleh Pemerintah Kota dilakukan
suatu pekerjaan untuk kepentingan umum.
(4). Kewajiban-kewajiban tersebut dalam ayat (1) dan ayat (2) Pasal 3 Peraturan Daerah ini,
sepanjang untuk kebersihan dan kesehatan umum, maka kepada Pemilik atau penghuni
suatu persil yang terletak di tempat – tempat yang sampahnya tidak diangkut oleh
Pemerintah Kota diperkenankan untuk menimbun sampahnya itu dengan tanah yang
telah tidak kurang dari 10 cm didalam suatu lobang yang jaraknya tidak kurang dari 4
meter dari Jalan Raya atau membungnya ketempat lain yang ditentukan oleh Pemerintah
Kota antara jam 7.00 dan jam 16.00 Waktu Indonesia Bagian Barat
Pasal 4
Menyimpang dari ketentuan yang tersebut dalam
diperkenankan :
Pasal 3
Peraturan Daerah ini
a. Menempatkan sampah dari kebun dalam ikatan-ikatan yang panjangnya tidak lebih dari
satu meter dengan garis tengahnya tidak lebih dari 0,4 meter didekat pintu halaman.
b. Memasukkan kotoran binatang, sisa bahan kerajinan ataupun borongan dari bangunanbangunan kedalam tempat sampah, berupa peti, berupa keranjang atau tempat lainnya
yang bertutup dengan masing-masing banyak-banyaknya 0,2 meter kubik. Serta
dilaksanakan dimuka pintu setiap bangunan atau halaman untuk diangkat oleh Petugas
Pemerintah Kota atau oleh penduduk setempat.
Pasal 5
Pedagang dan Pengusaha diwajibkan membersihkan dan membuang sampah akibat dari
pekerjaannya itu ketempat sampah yang ditetapkan sebelum meninggalkan Tempat
Usahanya.
Pasal 6
(1). Walikota atau Pejabat lain yang ditunjuknya dapat menentukan hari dan jam untuk
membersihkan secara berkala bagi semua persil, bangunan jalan saluran dan sumur kota
atau di bagian-bagian tertentu.
(2). Pada waktu membersihkan berkala dimaksudkan dalam ayat (1) diatas berlangsung dan
jika dipandang perlu, semua barang pecah belah rumah tangga
perlengkapan tempat
tidur dapat dibersihkan dari rumah untuk dijemur.
Pasal 7
(1). Walikota bila dipandang perlu sewaktu-waktu dapat memerintahkan Pemilik atau
menghuni bangunan atau dikuasakan untuk memperbaiki, memplester, mengapur
mengalir atau mencat bangunan dan pagarnya serta memotong tanaman pagarnya hingga
paling tinggi 1,50 meter.
(2). Walikota berhak memerintahkan untuk menyingkirkan, membongkar barang sesuatu
yang sudah sudah dibangun dan mencegah didirikan atau diperbaiki kembali segala
sesuatu yang berlawanan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.
Pasal 8
(1). Untuk menciptakan keindahan kota, maka ditempat-tempat tertentu Pemerintah Kota
membangun dan memelihara taman kota yang ditanam tanaman hias, jalur hijau dengan
pohon pelindung.
(2). Pada taman dimaksud ayat (1) Pasal ini sesuai dengan situasi dimana tanaman itu
berada dan kemampuan Keuangan Pemerintah Kota dapat dibuat kolam hias dan air
mancur serta dipasang lampu-lampu hias lainnya.
(3). Kepada anggota masyarakat agar dapat berpatisipasi memelihara kebersihan dan
keindahan taman tersebut pada ayat (1) Pasal ini dengan tidak membuang sampah dan
kotoran didalam dan disekitar dan atau mengambil tanaman hias atau memetik bunga dan
merusak pagar atau perlengkapan tanaman lainnya
Pasal 9
Dilarang :
a. Menyebarkan atau menempelkan selebaran, poster, disepanjang jalan, dipohon-pohon
ataupun dibangunan-bangunan tanpa izin Walikota .
b. Menguras septicktank, sebelum kotoran dibuat tidak berbau terlebih dahulu dan
kotoran dari hasil pengurusan tidak boleh dibuangkan selain di tempat yang sudah
ditentukan oleh Walikota
c. Membakar tumpukan sampah kecuali pada tempat pembakaran sampah.
d. Membuang sampah atau barang-barang bekas dan bangkai binatang dijalan, sungaisungai, got, ricol dan ditaman-taman.
e. Membuang sampah dari atas kendaraan dijalan-jalan.
f. Memanjat/merusakkan pohon-pohon pelindung atau merusak pagar dan
tanaman serta bangunan-bangunan pada taman.
g. Berjalan dan bermain-main diatas lapangan rumput dalam taman.
h. Mandi dan Mencuci dikolam-kolam/air mancur yang dikelolah Pemerintah
Kota.
i. Menghentikan atau menjalankan kendaraan di atas lapangan rumput atau di
pinggir jalan yang ditanami rumput.
j. Meletakkkan rangka-rangka/rongsokan kendaraan ditunjuk oleh Walikota.
k. Melepaskan ternak berkaki empat berkeliaran dijalan-jalan/ditaman-taman.
l. Merintangi Aliran sungai atau saluran lainnya dengan mendirikan bangunan
apapun atau dengan cara-cara lainnya.
m. Menjemur pakaian/barang-barang cucian lainnya atau barang-barang tempat
tidur yang kelihatan dari jalan sehingga menggangu keindahan dan keapikan
kota.
B A B III
KESEHATAN UMUM
Pasal 10
Pemilik atau penghuni suatu persil diwajibkan :
(1) Memberitahukan kepada lurah atau Kepala Desa atau Kepala Lingkungan atau Pejabat
setempat bilamana terdapat bangkai binatang besar pada persilnya secepat mungkin
selambat-lambatnya 18 jam setelah kematian binatang itu.
(2) Menyerahkan bangkai tersebut kepada sda Petugas yang ditunjuk untuk itu.
Pasal 11
Pemilik atau penghuni suatu persil diwajibkan :
a. Menutup segala persediaan air yang ada pada persilnya
b. Menjaga agar kaleng-kaleng, botol-botol, barang-barang yang terbuat dari pada tanah
liat, tempurung atau lain-lain barang sejenis itu sehingga tidak berisi air.
c. Menjaga agar Galian, galian, Saluran-saluran Lobang-lobang atau sejenisnya itu tidak
tergenang air.
d. Menjaga agar kolam-kolam hias didalam atau diluar bangunan dan aquariumaquarium tidak menjadi sarang nyamuk dengan jalan membersihkannya seminggu
sekali, membubuhkan obat pembasmi jentik-jentik, memasukan ikan pemakan jentikjentik atau lainnya.
e. Melaporkan kepada lurah/kepala Desa atau Pimpinan Pusat Kesehatan masyarakat
(Puskesmas) terdekat jika ditempat tinggalnya terdapat penderita atau orang meninggal
dunia suatu penyakit yang diduga termasuk kedalam golongan penyakit menular
selambat-lambatnya dalam waktu 1 kali 24 jam.
f. Mentaati setiap petunjuk petugas yang ditunjuk oleh Walikota dalam hal-hal
yang berhubungan dengan usaha-usaha pencegahan penyakit yang membahayakan
orang banyak.
Pasal 12
Pedagang minuman atau makanan diwajibkan menutup makanannya dengan sempurna agar
debu tidak dapat masuk dan mempergunakan air bersih untuk mencuci piring, gelas dan
barang lainnya yang dipergunakan untuk pedagang.
Pasal 13
Dilarang :
a. Mempergunakan sampah untuk menutup atau meninggikan persil tanpa izin
b. Mengubur bangkai-bangkai binatang yang besar pekarangan atau membuangnya di sungai
c. Mengotori atau merusak sumber-sumber air dan kolam air minum dan air bersih
lainnya yang dipergunakan untuk umum.
d. Memasukan dan membuang racun-racun atau zat-zat kimia yang mengalir atau tidak.
Membuat pagar atau pembatas persil dari bahan-bahan berongga seperti pipa-pipa
logam atau batangan-batangan bambu dan lain sejenisnya itu, kecuali apabila bagian
rongga yang menghadap/atas ditutup sedemikian rupa sehingga dapat mencegah
pencemaran air di sengaja atau tidak sengaja.
BAB IV
KETERTIBAN KOTA
Pasal 14
Pemilik atau Penghuni suatu persil diwajibkan :
a. Menebang pohon-pohon yang ada pada persilnya yang dikhawatirkan akan tumbang dan
menganggu ketertiban.
b. Memangkas pohon-pohon dan pagar-pagar hidup pada persilnya selambat-lambatnya satu
minggu setelah menerima surat perintah dari Walikota atau Pejabat yang ditunjuknya
sesuai dengan ketentuan yang tersebut pada Peraturan Daerah ini.
Pasal 15
(1). Tanpa izin Walikota dilarang menjadi Penjaga Kendaraan parkir dan Usaha Penjagaan
Kendaraan ditempat-tempat umum.
(2). Penjaga Kendaraan yang telah mendapat izin seperti tersebut ayat (1) diatas diwajibkan
memakai tanda-tanda yang jelas menurut ketentuan yang ditetapkan oleh Walikota
(3). Surat Izin dapat dicabut apabila pemegangnya melakukan pelanggaran terhadap yang
tersebut ayat (2) diatas atau Peraturan-Peraturan yang berkenaan dengan itu.
Pasal 16
Dilarang :
1. Berada dijalan atau tempat-tempat umum membawa/memakai senjata api, senapan angin
berisi atau senjata tajam dan sejenisnya, kecuali bagi mereka yang oleh pihak berwenang
diperintahkan atau diizinkan untuk itu.
2. Mendirikan pompa bensin atau menjual bensin dan bahan bakar lainnya atau bengkel dan
usaha tampal ban dipinggir jalan, tepi sungai yang dapat mengganggu ketertiban lalu lintas
dan bahaya kebakaran.
3. Membiarkan pohon-pohon, semak-semak dan pagar-pagar hidup yang tingginya lebih, dari
1,50 meter diatas permukaan persil yang dapat menghalangi pandangan umum di
sepanjang jalan.
4. Mempergunakan jalan dan trotoar untuk tempat bekerja
5. Memperbaiki, menyimpan kendaraan dijalan dan trotoar.
6. Memarkir kendaraan diatas trotoar dan kaki lima.
7. Mendirikan tenda atau alat-alat lain sebagai tempat berjual beli dijalan termasuk trotoar,
kecuali pada tempat-tempat tertentu yang ditetapkan oleh Walikota.
8. Menempatkan peti-peti keranjang atau benda-benda paking lainnya dijalan-jalan, tempattempat umum atau tempat lainnya yang dapat mengganggu ketertiban.
9. Berolahraga atau bermain ditempat umum selain pada tempat-tempat yang telah ditentukan
untuk itu, kecuali atas izin Walikota.
10. Membuang atau menempatkan benda-benda diatas jalan yang dapat membahayakan lalulintas dan mengganggu ketertiban serta keindahan kota.
11. Menggantung/memasang papan nama, kecuali seizin Walikota dengan dipasang serendahrendahnya :
- 3 meter diatas jalan yang dipergunakan untuk pejalan kaki.
- 5 meter diatas jalan yang dipergunakan untuk kendaraan
12. Membuka, mengambil, memindahkan, membuang dan merusak tutup-tutup riool, tandatanda batas peringatan rambu-rambu jalan, pot bunga, tanda-tanda batas persil pipa-pipa
air pipa-pipa gas dan nama jalan, lampu penerangan jalan, pagar jalan dan taman, dan
semua alat-alat jenis itu tanpa izin Walikota.
BAB V
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pasal 17
(1). Walikota bersama-sama dengan instansi terkait melakukan pengawasan, pembinaan
secara periodik;
(2). Pelaksanaan sebagaimana yang dimaksud ayat (1) pasal ini, dikoordinir oleh
Dinas/Instansi teknis yang ditetapkan oleh Walikota;
BAB VI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 18
(1). Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan Daerah ini diancam dengan Pidana
Kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau Denda Paling banyak 5.000.000,-(Lima juta
Rupiah,-);
(2). Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah Pelanggaran;
(3) Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) disetor ke Kas Daerah.
BAB VII
PENYIDIKAN
Pasal 19
(1). Selain Pejabat Penyidik Umum yang bertugas menyidik tindak pidana, penyidikan
tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat dilakukan oleh
Penyidik Pegawai Negeri Sipil ( PPNS ) dilingkungan Pemerintah Kota yang
pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2). Dalam melaksanakan tugas Penyidikan para Pejabat Penyidik sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) pasal ini berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana
b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan
c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka
d. Melakukan penyitaan benda dan atau surat
e. Mengambil sidik jari dan atau surat
f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi
g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara.
h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk bahwa tidak terdapat
cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya
memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka dan keluarganya.
i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan
diatur lebih lanjut oleh Walikota.
Pasal 21
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan perundangan Peraturan Daerah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Prabumulih.
Ditetapkan di Prabumulih
pada tanggal 10 September 2003
WALIKOTA PRABUMULIH
RACHMAN DJALILI
Diundangkan di Prabumulih
pada tanggal 25 September 2003
SEKRETARIS DAERAH KOTA
PRABUMULIH
HASBULLAH KEMIS
LEMBARAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TAHUN 2003 NOMOR 15 SERI E