Efektifitas penerimaan retribusi persampahan pada dinas kebersihan dan keindahan kota bandar lampung

http://epserv.fe.unila.ac.id

ABSTRAK

EFEKTIFITAS PENERIMAAN RETRIBUSI PERSAMPAHAN PADA
DINAS KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

ABDI WI JAYA

Salah satu prinsip pemberian otonomi adalah penyelenggaraan daerah
dilaksanakan dengan memperhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan serta
potensi dan keanekaragaman daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi,
berupa peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik,
pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan serta
pemeliharaan hubungan yang serasi antar Pusat dan Daerah serta antar-Daerah
dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kota
Bandar Lampung merupakan salah satu tumpuan otonomi daerah Provinsi
Lampung harus mampu menyelenggarakan pemerintahan dalam rangka
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan melaksanakan pembangunan

secara efektif. Retribusi kebersihan / pelayanan sampah merupakan salah satu
sumber dana bagi penerimaan kas daerah dengan pemberian jasa kebersihan
retrtbusi memberikan keuntungan dan atau jasa kedudukan sosial ekonomi yang
lebih tinggi, orang atau badan yang mempunyai atau memperoleh manfaat
darinya.
Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi permasalahan dalam penulisan ini
adalah “Sejauh mana efektifitas penerimaan retribusi persampahan kota Bandar
Lampung pada Dinas Kebersihan dan Keindahan kota Bandar Lampung” dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektifitas penerimaan retribusi
persampahan di Kota Bandar Lampung pada Dinas Kebersihan dan Keindahan
Kota Bandar Lampung dan untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada
pemerintah daerah khususnya Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Bandar
Lampung didalam menentukan kebijaksanaan yang berhubungan dengan
penerimaan retribusi kebersihan di Kota Bandar Lampung.
Penelitian ini menggunakan alat analisis deskriptif kualitatif. Dengan pengukuran
efektifitas penerimaan retribusi dihitung menggunakan alat analisis dari Jones dan
pendlebury. Sedangkan untuk menentukan batasan dalam mengukur tingkat

Abdi Wijaya


efektifitas penerimaan retribusi penulis menggunakan batasan sesuai Keputusan
Mentri Dalam Negeri Nomor 690. 900. 327 Tahun 1996.
Dari hasil uraian dan pembahasan mengenai penerimaan retribusi kebersihan Kota
Bandar Lampung, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
Penerimaan retribusi kebersihan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan
Keindahan Kota Bandar Lampung selama tahun 2001 – 2005 berdasarkan target
yang ditetapkan dengan rata- rata persentase penerimaan retribusi pertahunnya
sebesar 91,23 persen dari target yang telah ditetapkan. Yaitu efektifitas tertinggi
pada tahun 2002 sebesar 100,14 persen dan terendah pada tahun 2001 yaitu
penerimaan retribusi kebersihan hanya terealisasi sebesar 83,37 persen dari target
yang telah ditetapkan. Dengan demikian berdasarkan batasan yang sesuai dengan
Keputusan Mentri Dalam Negeri Nomor 690. 900. 327 Tahun 1996, maka
efektifitas penerimaan retribusi persampahan pada Dinas Kebersihan dan
Keindahan Kota Bandar Lampung dapat dikatakan efektif.
Berdasarkan potensi penerimaan retribusi kebersihan yang mestinya dicapai oleh
Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Bandar Lampung pada tahun 2001-2005
bahwa penerimaan retribusi masih terdapat kesenjangan antara potensi yang
semestinya diterima terhadap realisasi yang diperoleh Dinas kebersihan tiap
tahunnya. Pada tahun 2001 potensi yang semestinya diterima yaitu sebesar
Rp.1.186.680,00 terealisasi sebesar Rp.917.122.500. pada tahun 2002 potensi

sebesar Rp1.225.050,00 terealisasi sebesar Rp.1.021.452.500,00. pada tahun 2003
potensi yang semestinya diterima yaitu sebesar Rp.1.283.850.000,00 terealisasi
sebanyak Rp.1.105.750.500,00, pada tahun 2004 potensi yang semestinya
diterima sebesar Rp.1.283.850.000,00 terealisasi sebesar Rp.1.086.857.000,00 dan
pada tahun 2005 potensi yang seharusnya diterima sebesar Rp.1.385.010,00
terealisasi hanya sebesar Rp.1.118.819.500,00 Dengan demikian efektifitas
penerimaan retribusi persampahan pada Dinas kebersihan belum efektif. Hal
tersebut disebabkan karena tidak adanya pendataan dan penetapan wajib retribusi
pada Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Bandar Lampung, dinas kebersihan
hanya menyebarkan surat tagihan yang dapat juga disebut karcis dalam
melakukan pengutan retribusi yang berakibat tidak terdapatnya penunggakan
pembayaran oleh wajib retribusi. Selain itu kurangnya koordinasi yang baik antara
dinas kebersihan dengan pihak terkait lainnya dalan hal ini SOKLI kelurahan
menyebabkan pungutan yang semestinya dilakukan oleh dinas kebersihan biasa
nya lebih dahulu dilakukan oleh sokli kelurahan.